Professional Documents
Culture Documents
Document Dikonversi
Document Dikonversi
B. Pengertian Sel
Sel adalah unit terkecil dalam organisme hidup baik dalam dunia
tumbuhan maupun hewan yang menunjukan bermacam-macam fenomena
yang berhubungan dengan hidup. Sebagian besar reaksi kimia untuk
mempertahankan kehidupan berlangsung dalam sel. Jumlah sel yang ada
di pada tubuh manusia belum ada konsensus secara pasti, namun estimasi
jumlah sel yang ada di dalam tubuh manusia sekitar 10 miliar hingga
trilliunan sel. Jauh Lebih banyak jika di bandingkan jumlah manusia di bumi.
Jumlah sel tersebut bergantung pada ukuran masing-masing orang, semakin
besar orang tersebut maka semakin besar pula jumlah selnya.
C. Ukuran Sel
Sel Tubuh manusia adalah sel mikroskopik yang berdiameter sekitar
10 sampai dengan 30 µm. Ukuran sel dibatasi agar tidak tumbuh terlalu
besar karena sel harus mempertahankan suatu area permukaan yang
memadai untuk menampung pergantian antara nutrisi dan sampah. Sel-sel
besar memperluas batasan ukuran mereka dengan cara memodifikasi
membran palsmanya. Contoh bidang permukaan yang ada mungkin
bertambah melalui invaginasi atau proyeksi penggandaan yang disebut
microvillus
D. Fungsi Sel
Ada berbagai macam dan bentuk fungsi sel antara lain adalah :
1. Pertahanan diri dan per-kembangbiakan.
2. Membawa instruksi dalam bentuk kode untuk proses sintesis sebagian
besar komponen selluler. Materi selluler ini sebelumnya digandakan
melalui reproduksi sel, sehingga setiap sel baru membawa satu set
penuh intruksi
3. Sebagai aktivitas metabolik yang dikatalisir reaksi kimia sehingga terjadi
proses sintesis dan penguraian molekul organik.
4. Menyerap dan mengasimilasikan zat makanan, yaitu memisahkan zat-zat
kimia dari cairan interstitial yang mengelilinginya, misalnya asam amino
diubah merladi bahan yang lebih kompleks yaitu protein
5. Pertumbuhan dan perbaikan (anabolisme), Zat-zat makanan dapat
digunakan untuk membentuk protoplasma baru, sehingga sel
bertambah besar dan bertumbuh. Zat-zat tadi juga dapat digunakan
untuk mengganti bagian-bagian sel yang usang/rusak. Fungsi ini disebut
dengan fungsi anabolik dari sel
6. Respirasi/pernapasan, oksigen yang dibawa darah dari paru diserap oleh
sel untuk kelangsungan hidup sel tubuh dan CO2 dikeluarkan untuk
dibawa darah ke paru.
7. Ekskresi, zat-zat sisa dari hasil katabolisme sel dikeluarkan ke cairan
interstiteil dan kemudian dibawa darah untuk dibuang/dikeluarkan dari
tubuh. Karbon dioksida (CO2) dikeluarkan melalui paru, sedang zat sisa
lain dikeluarkan melalui ginjal (urine) dan usus (faeces).
E. Komponen lingkungan seluler
Sel sendiri merupakan kumpulan senyawa kimia yang membentuk
satu kesatuan fungsi tertentu. Ada 5 senyawa kimia dasar yang membentuk
sel antara lain :
1. Air, sekitar 60-90 % bagian sel mengandung zat ini yang menjadi pelarut
bagi senyawa kimia lainnya;
2. Ion, yaitu senyawa kimia anorganik yang diperlukan reaksi-reaksi kimia
sel dalam bentuk atom atau molekul dengan jumlah yang tidak sama,
terdiri dari elektron dan proton. Contoh ion penting antara lain natrium,
kalium, kalsium, dan klorida
3. Protein, sekitar 50-60 % terdiri atas protein struktural dan fungsional.
Subunit protein adalah asam amino asam amino yang dihubungkan oleh
ikatan peptida
4. Lemak (lipid), sekitar 40 % bagian sel yang bersifat tidak larut air
sehingga berfungsi memisah-misahkan sel dari sel lainnya dan organel
sel dari organel lainnya. Contoh lipid antara lain trigliserida, fosfolipid
dan steroid.
5. Karbohidrat, umumnya sekitar 3%, Sumber energi penting untuk sel
yang terdiri dari Atom Karbon, Hidrogen, oksigen (Misalnya, Glukosa
adalah C6 H12O2). Jenis KH meliputi monosakarida, diskarida dan
polisakarida.
Gambar 2.1 Sebuah sel yang dikelilingi berbagai komponen sel Harun
Yahya: keajaiban di dalam tubuh kita
F. Bentuk Sel
Bentuk dasar dari sel yang diisolasi adalah bulat, seperti sel darah, sel
lemak dan sel telur. Bentuk dasar ini, biasanya berubah karena spesialisasi
sel berdasarkan fungsinya, seperti sel syaraf berbentuk seperti bintang
dengan prosesus yang panjang. Penggepengan sel terjadi karena kontak
dengan permukaan, ini terjadi akibat penekanan dari banyak permukaan.
ada 3 macam secara global sel antara lain adalah sel pada jaringan epitel,
sel saraf (neuron), sel otot, sel tulang dan sel darah.
1. Jaringan Epitel
Jaringan epitel adalah jaringan pembatas dan pelapis yang
menyelubungi atau melapisi permukaan organ, rongga dan saluran baik
di luar maupun di dalam tubuh yang terbagi menjadi 2 bagian, yaitu:
o Epitelium penutup dan pelapis, yaitu lapisan sel yang menutupi
bagian internal dan eksternal dari permukaan tubuh dan organ
serta melapisi rongga tubuh dan organ berongga. Lapisan sel ini
dapat dibagi lagi menjadi 2, yaitu:
- Endotelium adalah epitelium yang melapisi pembuluh darah.
- Mesotelium adalah epitelium yang melapisi beberapa rongga
tubuh.
o Epitelium glandular atau epitel kelenjar berasal dari epitelium yang
melapisi atau menutupi sel-sel yang tumbuh sampai kedalam
jaringan penunjang. Epitel kelenjar tersusun atas beberapa jaringan
epitel yang memiliki peran dalam penyerapan (absorpsi) dan
menyekresikan senyawa kimia. Epitel kelenjar dapat dibagi lagi
menjadi 2, yaitu:
- Kelenjar eksokrin mempertahankan duktus atau suatu hubungan
ke permukaan tubuh. Hasil sekresi kelenjar eksokrin langsung
menuju permukaan epitel tanpa melalui pembuluh.
- Kelenjar endokrin adalah kelenjar yang berhubungan dengan
kelenjar darah sehingga hasil sekresi kelenjar ini masuk ke
pembuluh darah dan mengalir bersama darah.
2. Sel Saraf (Neuron)
Neuron adalah unit fungsional sistem saraf yang terdiri dari badan sel
dan perpanjangan sitoplasma. Sel-sel neuron terbagi atas 3 bagian, yaitu
badan sel, dendrit, dan neurit (akson) yang masing-masing mempunyai
fungsi berbeda. Ketiga bagian sel saraf tersebut membentuk satu
kesatuan yang menyusun sel saraf dan membuatnya bekerja dengan
baik. Berdasarkan struktur dan fungsinya, sel saraf dapat dibagi menjadi
3 bagian, yaitu:
o Sel saraf sensorik berfungsi untuk menghantar impuls dari reseptor
ke sistem saraf pusat, yaitu otak (ensefalon) dan sumsum belakang
(medula spinalis).
o Sel saraf motorik berfungsi untuk mengirim impuls dari sistem saraf
pusat ke otot atau kelenjar yang hasilnya berupa tanggapan tubuh
terhadap rangsangan.
o Sel saraf intermediate berfungsi untuk menghubungkan sel saraf
motor dengan sel saraf sensorik atau berhubungan dengan sel saraf
lainnya yang ada di dalam sistem saraf pusat.
3. Sel Otot
Sel otot tersusun atas sel-sel otot yang fungsinya untuk menggerakkan
organ-organ tubuh. Kemampuan tersebut disebabkan karena jaringan
otot mampu berkontraksi. Kontraksi otot dapat berlangsung karena
molekul-molekul protein yang membangun sel otot dapat memanjang
dan memendek. Sel otot dapat dibedakan menjadi 3 bagian, yaitu:
o Jaringan otot polos
o Jaringan otot lurik
o Jaringan otot jantung/miokardium
4. Sel Tulang
Pembentukan tulang dimulai dari sel tulang (osteoblas) yang merupakan
sel-sel mesenkim khusus. Sel tulang mensekresi substansi intersel,
osteoit yang pada mulanya terdiri atas substansi dasar yang lembut,
serta serabut-serabut kolagen. Sel tulang berkembang menjadi osteosit-
osteosit dan sel-sel tulang defenitif.
5. Sel Darah
Tubuh manusia tersusun dari milyaran sel darah yang memiliki fungsi
yang vital. Darah adalah jaringan cair, dimana volume darah pada
manusia secara keseluruhan sekitar 1/12 berat badan atau sekitar 5
liter. Sel darah adalah semua sel dalam segala bentuk yang secara
normal ditemukan dalam darah yang terdiri dari:
o Sel darah merah (eritrosit) adalah jenis sel darah yang paling banyak
dan berfungsi membawa oksigen ke jaringan-jaringan tubuh.
o Sel darah putih (leukosit) adalah sel yang membentuk komponen
darah dan berfungsi untuk membantu tubuh melawan berbagai
penyakit infeksi sebagai bagian dari sistem kekebalan tubuh.
o Keping darah (trombosit)
G. Regenerasi Sel
Setiap hari sel manusia mati 3 triliun sampai dengan 4 triliun dan
idealnya setiap hari lahir 3 triliun sampai dengan triliun. DNA
(deoxyribonucleic acid) merupakan salah satu molekul yang terdapat di inti
sel, berperan untuk mengontrol struktur dan fungsi sel serta
menggandakan dirinya sendiri.
Ada 3 kemungkinan kejadian regenerasi sel antara lain adalah :
1. Jumlah sel yang mati = jumlah sel yang hidup, supaya yang bersangkutan
tetap sehat.
2. Jumlah sel yang mati lebih banyak dari pada yang lahir, untuk kondisi ini
lambat laun muncul sejumlah penyakit pada umumnya, tergantung pada
bagian tubuh mana kejadian tersebut.
3. Sel yang mati lebih sedikit dari pada sel yang lahir, untuk kondisi ini
lambat laun muncul penyakit tumor, kangker.
H. Pergerakan Sel
1. Gerakan amuboid.
Gerakan amuboid berarti gerakan seluruh sel dalam hubungannya
dengan sekitarnya, seperti pergerakan sel darah putih melalui jaringan
khas. Gerak amuboid dimulai dengan penonjolan pseudopodium dari
salah satu ujung sel. Sel yang paling sering menunjukkan gerak amuboid
pada tubuh manusia adalah sel darah putih yang bergerak keluar dari
darah masuk ke jaringan dalam bentuk makrofag atau mikrofag
jaringan. Jenis sel lain dalam keadaan tertentu dapat bergerak dengan
gerak amuboid. Misalnya fibroblast akan bergerak ke dalam setiap
daerah yang rusak untuk membantu memperbaiki kerusakan dan
malahan beberapa sel germinativum kulit, melalui sel-sel yang biasanya
melekat pada membrana basalis, akan bergerak dengan gerak amuboid
ke arah daerah luka untuk memperbaiki koyakan. Faktor yang paling
penting yang biasanya mengawali gerak amuboid adalah timbulnya zat
kimia tertentu. Fenomena ini dinamakan kemotaksis dan zat kimia yang
menyebabkan terjadinya pergerakan dinamakan zat kemotaksik
2. Gerakan silia
Mekanisme gerakan silia ada dua yang perlu diketahui yaitu :
a. Sembilan tubulus ganda dan dua tubulus tunggal satu sama lain
saling dihubungkan oleh kompleks protein yang mengadakan
ikatan silang.
b. Diduga bahwa energi yang dilepaskan dari ATP yang berhubungan
dengan lengan ATPase, menyebabkan lengan bergerak sepanjang
permukaan tubulus yang berdekatan. Bila tubulus depan dapat
bergerak keluar seakan tubulus belakang tetap diam, jelas ini akan
menyebabkan pembengkokan. banyak silia pada permukaan sel
yang berkontraksi serentak seperti gelombang, diduga bahwa
beberapa isyarat yang di sinkronisasi mungkin suatu isyarat
elektrokimia di atas permukaan sel yang dipindahkan dari silia ke
silia.
3. Gerakan pada Membran Sel
Salah satu fungsi dari membran sel adalah sebagai lalu lintas molekul
dan ion secara dua arah. Molekul yang dapat melewati membran sel
adalah molekul hidrofobik (karbon dioksida dan oksigen) dan molekul
polar yang sangat kecil (air, etanol). Sedangkan, molekul polar yang
berukuran besar (glukosa), ion, dan substansi hidrofilik membutuhkan
mekanisme khusus untuk masuk ke dalam sel. Banyaknya lalu lintas
membran digolongkan menjadi tiga cara, yaitu transport pasif, transpor
aktif, dan transpor massa.
a. Proses pasif, transpors pasif tidak memerlukan pengeluaran energi
oleh sel, bersifat spontan. Contoh transpor pasif adalah difusi, difusi
terfasilitasi, dan osmosis.
(1) Difusi adalah peristiwa berpindahnya suatu zat dalam pelarut
dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah. Zat berukuran
kecil melalui membran plasma dan berpindah dari konsentrasi
tinggi ke konsentrasi rendah dengan melarutkan diri ke dalam
bagian membran yang mengandung lipid (contoh zat yanglarut
di dalam lemak seperti oksigen, karbon dioksida, asam lemak,
dan lain-lain); selain itu melalui saluran yang mengandung aiq
atau pori-pori membran. Contoh zat yang larut dalam air adalah
natrium, kalium, dan kalsium.
Laju difusi dipengaruhi oleh:
- Konsentrasi gradien
- Luas penampang di mana difusi terjadi
- Suhu
- Berat molekul suatu zat
- Jarak yang terjadi melalui difusi
Gambar 2.2 Gerakan difusi pada sel
b. Proses aktif
Transpor aktif merupakan kebalikan dari transpor pasif dan bersifat
tidak spontan. Arah perpindahan transpor ini melawan gradien
konsentrasi. Transpor aktif membutuhkan bantuan dari beberapa
protein, misalnya protein karier dan ionosfor. Transpor aktif
melibatkan energi dalam bentuk ATP. Transpor aktif terbagi dua,
yaitu transpor aktif primer dan transport aktif sekunder. Transport
aktif primer menggunakan energi langsung dari ATP, misalnya
pompa natrium-kalium, sedangkan transpor aktif sekunder, glukosa
atau asam amino diangkut masuk ke dalam sel mengikuti natrium.
Pompa natrium-kalium merupakan mekanisme transpor aktif yang
mempertahankan homeostasis natrium (Na) dan kaliurn (K)
elektrolit. Berdasarkan prinsip kation, kalium berada di dalam sel
dan natrium berada di luar sel. Ion ini cenderung berdifusi dengan
memompa K+ keluar sel dan Na+ ke dalam sel. Untuk
mempertahankan gradien konsenrrasi, Na+ yang berlebihan secara
konstan dipompa keluar membran sel dan bertukaran dengan K+.
Gambar 2.4 Sebuah sel yang dikelilingi berbagai komponen sel, Harun Yahya:
keajaiban di dalam tubuh kita
J. Organel Sel
1. Retikulum Endoplasma (RE)
o Retikulum Endoplasma yaitu struktur berbentuk benang-benang yang
bermuara di inti sel yang saling berhubngan membentuk suatu
anyaman. Luas bisa 30 – 40 kali luas membran sel. Retikulum
endoplasma (RE) dapat diibaratkan seperti hati ( liver) yang memiliki
fungsi metabolisme untuk membuat (sintesis) molekul protein dan
lipid baru untuk sel.
o Beberapa fungsi Retikulum Endoplasma antara lain :
- sebagai alat transportasi zat-zat di dalam sel itu sendiri.
- Ia mengandung enzim-enzim yang mengatur pemecahan glikogen
bila glikogen digunakan untuk energi.
- Ia mengandung banyak enzim yang mampu mendetoksikasi zat-
zat yang merusak sel seperti obat-obatan. Ia melakukan ini
dengan koagulasi, oksidasi, hidrolisis, dan konjugasi dengan asam
glukonat, serta cara-cara lain.
- Ia dapat mensintesis beberapa karbohidrat yang biasanya
terkonjugasi dengan molekul protein untuk membentuk
glikoprotein.
o Retikulum endoplasma berbentuk tubular (melipat-lipat dengan
rongga di dalamnya) dan vesikular (gelembung-gelembung). Ada 2
jenis Retikulum endoplasma, yaitu tipe granular (kasar) dan agranular
(halus). Tipe granular ditempeli oleh ribosom pada permukaan luar
sehingga tampak (bertotol-totol yang disebut granula) dan Retikulum
endoplasma agranular tidak ditempeli ribosom dan fungsinya untuk
sintesis lipid. Ribosom terdiri atas ribonucleic acid (RNA) dan
protein lain untuk sintesis molekul protein baru
2. Ribosom (Ergastoplasma),
o Ribosom merupakan organel sel terkecil yang tersuspensi di dalam
sel.
o Fungsi utama dari ribosom adalah tempat sintesis protein.
o Struktur ini berbentuk bulat terdiri dari dua partikel besar dan kecil,
ada yang melekat sepanjang Retikulum endoplasma dan ada pula
yang soliter.
o Terdiri dari RNA (Ribosomal RNA) dan protein. Biasanya tersebar
secara acak di seluruh sitoplasma atau melekat pada permukaan
retikulum endoplasma kasar
o Sering dihubungkan bersama dalam rantai disebut polyribosomes
atau polysomes.
3. Miitokondria (the power house),
o Struktur berbentuk seperti cerutu dengan ukuran 0,2 m – 5 m.
o Mitokondria mempunyai dua lapis membrane luar dan dalam yang
masing-masing merupakan lipid bilayer dan protein. Membran
dalam melipat-lipat/berlekuk-lekuk yang dinamakan Krista dan
beberapa enzim oksidase melekat padanya. Di dalam rongga yang
dikelilingi membran dalam, terdapat matriks yang berisi enzim
terlarut yang akan bekerja sama dengan enzim oksidase. Mitokondria
memiliki deoxyribonucleic acid (DNA) sendiri sehingga dapat
bereplikasi sendiri sesuai kebutuhan produksi energi yang diperlukan
sel.
o Fungsi mitokondria adalah sebagai pusat respirasi seluler yang
menghasilkan banyak ATP (energi) ; karena itu mitokondria diberi
julukan “The Power House”. Mitokondria diibaratkan sebagai ‘paru’
adalah karena mitokondria mengonsumsi O 2 untuk proses oksidasi zat
makanan menjadi energi, karbondioksida, dan air, dimana energi
bebas tersebut digunakan untuk sintesis zat ‘berenergi tinggi’, yaitu
adenosine triphospat (ATP). ATP ini kemudian menyebar sebagai
sumber energi organel lainnya. Mitokondria juga diibaratkan seperti
jantung karena menghasilkan energi ibarat generator listrik, yang
‘menyalakan’ seluruh sel, yang menyuplai zat makanan untuk
‘menyalakan’ sel. ATP adalah suatu nukleotida yang terdiri dari basa
nitrogen adenin, gula pentosa ribosa dan tiga rantai fosfat. Dua rantai
fosfat terakhir dihubungkan dengan bagian sisa molekul oleh apa
yang dinamakan ikatan fosfat berenergi tinggi. ATP digunakan untuk
menggiatkan 3 fungsi sel utama yaitu:
- transpor membran.
- sintesis senyawa-senyawa kimia di seluruh sel.
- kerja mekanik, yang penggunaannnya antara lain:
o Mensuplai energi untuk transpor natrium melalui membran
sel,
o Menggiatkan sintesis protein oleh ribosom.
o Mensuplai energi yang dibutuhkan selama kontraksi otot.
4. Lisosom,
o Lisosom merupakan vesikel dengan membran seperti apparatus Golgi
(secretory vesicle) yang berisi enzim hidrolase yang memecah protein
menjadi asam amino, glikogen menjadi glukosa, dan lipid menjadi
asam lemak dan gliserol, dengan mereaksikannya dengan air (H2O).
Garis tengahnya 250 – 750 milimikron dan dikelilingi oleh membran
lipid dua lapis yang khas.
o Fungsi dari organel ini adalah sebagai penghasil dan penyimpan
enzim pencernaan seluler. Salah satu enzimnya itu bernama Lisozym.
lisosom yang berfungsi mencerna partikel makanan, organel sel yang
rusak, dan menghancurkan bakteri.
o Peranan sangat khusus lainnya adalah pembuangan sel-sel yang rusak
dari jaringan – sel rusak karena panas, dingin, trauma, zat kimia, atau
faktor-faktor lainnya.
o Lisosom juga mengandung agen bakterisidal yang dapat membunuh
bakteri yang difagositosis sebelum mereka dapat menyebabkan
kerusakan sel
o Hasil-hasil pencernaan adalah molekul-molekul kecil asam amino,
glukosa, asam lemak, fosfat, dan sebagainya yang kemudian dapat
berdifusi melalui membran vesikel ke dalam sitoplasma
5. Badan Golgi (Apparatus Golgi = Diktiosom)
o Organel ini berbentuk kantong pipih dengan fungsi sebagai proses
pengeluaran atau ekskresi sel, dan struktur ini dapat dilihat dengan
menggunakan mikroskop cahaya biasa. Organel ini banyak dijumpai
pada organ tubuh yang melaksanakan fungsi ekskresi, misalnya ginjal.
o Ibarat pankreas, apparatus Golgi berfungsi menghasilkan enzim
pencernaan dan zat lainnya.
o Fungsi apparatus Golgi berkaitan dengan Retikulum endoplasma
dimana vesikel Retikulum endoplasma /secretory vesicle
(gelembung berisi zat hasil sintesis) menyatu dengan apparatus Golgi
yang berikutnya akan diproses menjadi lisosom dan zat lainnya di
dalam sitoplasma. Membran apparatus Golgi mirip dengan Retikulum
endoplasma agranular.
6. Sentrosom (Sentriol)
o Struktur berbentuk bintang yang berfungsi dalam pembelahan sel
(Mitosis maupun Meiosis). Sentrosom bertindak sebagai benda kutub
dalam mitosis dan meiosis. Struktur ini hanya dapat dilihat dengan
menggunakan mikroskop elektron.
o Ukuran beberapa nanometer – 3 mikron bentuk koloid dengan
prosentase 75 % air dan 25 % protein
7. Plastida
o Dapat dilihat dengan mikroskop cahaya biasa.
o Dikenal tiga jenis plastida yaitu :
- Lekoplas (plastida berwarna putih berfungsi sebagai penyimpan
makanan), terdiri dari:
Amiloplas, untak menyimpan amilum
Elaioplas (Lipidoplas), untukmenyimpan lemak/minyak).•
Proteoplas, untuk menyimpan protein
- Kloroplas yaitu plastida berwarna hijau. Plastida ini berfungsi
menghasilkan klorofil dan sebagai tempat berlangsungnya
fotosintesis.
- Kromoplas yaitu plastida yang mengandung pigmen, misalnya
Karotin (kuning), Fikodanin (biru), Fikosantin (kuning), Fikoeritrin
(merah)
8. Vakuola (RonggaSel)
o Beberapa ahli tidak memasukkan vakuola sebagai organel sel. Benda
ini dapat dilihat dengan mikroskop cahaya biasa.
o Selaput pembatas antara vakuola dengan sitoplasma disebut
Tonoplas Vakuola yang berisi garam-garam organic, glikosida, tanin
(zat penyamak), minyak eteris (misalnya Jasmine pada melati,
Roseine pada mawar Zingiberine pada jahe), alkaloid (misalnya
Kafein, Kinin, Nikotin, Likopersin dan lain-lain), enzim, butir-butir pati
Pada beberapa spesies dikenal adanya vakuola kontraktil dan vaknola
non kontraktil.
9. Mikrotubulus
o Berbentuk benang silindris, kaku, berfungsi untuk mempertahankan
bentuk sel dan sebagai “rangka sel”.
o Contoh organel ini antara lain benang-benang gelembung
pembelahan Selain itu mikrotubulus berguna dalam pembentakan
Sentriol, Flagela dan Silia.
10.Mikrofilamen
o Seperti Mikrotubulus, tetapi lebih lembut yang terbentuk dari
komponen utamanya yaitu protein aktin dan miosin (seperti pada
otot).
o Mikrofilamen berperan dalam pergerakan sel Peroksisom (Badan
Mikro) Ukurannya sama seperti Lisosom.
o Organel ini senantiasa berasosiasi dengan organel lain, dan banyak
mengandung enzim oksidase dan katalase (banyak disimpan dalam
sel-sel hati).
11. Silia dan Flagela Silia, relatif pendek dan banyak (misalnya pada lapisan
permukaan trakea). Flagellum relatif panjang dan biasanya hanya satu
(misalnya pada sel sperma)
K. Proses Pembelaan sel
Sel-sel akan membelah saat (1) pertumbuhanmanusia; (2) Proses
Gambar 2.5 Struktur sel (copyright 2003, pearson education. Inc., publishing as Benjamin
penyembuhan luka; (3) Proses produksi sperma dan sel telur. Ada dua tipe
Cummings)
pembelahan sel, yaitu mitosis dan meiosis. Mitosis adalah pembelahan sel
yang terjadi pada pertumbuhan manusia dan pada proses penyembuhan
atau penggantian jaringan. Pembelahan ini akan menghasilkan dua sel baru
yang mengandung kromosom yang sama pada masing-masing sel (daughter
cells) maupun dengan sel induk (parent cel). Semua sel dalam tubuh
manusia mengandung DNA yang sama (identical DNA).
Stress (+)
Normal cell Adapted cell
Stress (-)
injury
Stress (+)
apoptosis
Adapted cell Normal cell
necrosis
(1) Hipertrofi
Hipertrofi adalah peningkatan ukuran sel dan perubahan ini
meningkatkan ukuran alat tubuh menjadi lebih besar dari pada
ukuran normal. Hipertrofi merupakan suatu respon adaptif yang
terjadi apabila terdapat peningkatan beban kerja suatu sel.
Hipertrofi adalah suatu respons adaptif yang terjadi apabila terdapat
peningkatan beban kerja suatu sel. Kebutuhan sel akan oksigen dan
zat gizi meningkat, menyebabkan pertumbuhan sebagian besar
struktur dalam sel. Contoh hipertrofi yang menguntungkan adalah
yang terjadi pada jaringan yang terdiri atas sel permanen misalnya
otot skelet pada binaragawan. Hipertrofi yang bersifat patologis
contohnya adalah jantung yang dipotong melintang, kapasitas jadi
lebih kecil dan kerja jantung jadi lebih berat.
Ada 3 jenis utama hipertrofi yaitu :
- Hipertrofi fisiologis terjadi sebagai akibat dari peningkatan
beban kerja suatu sel secara sehat.
- Hipertrofi patologis terjadi sebagai respons terhadap suatu
keadaan sakit
- Hipertrofi kompensasi terjadi sewaktu sel tumbuh untuk
mengambil alih peran sel lain yang telah mati.
(2) Hiperplasia,
Hiperplasia adalah peningkatan jumlah sel yang terjadi pada suatu
organ akibat peningkatan mitosis. Hiperplasia dapat terbagi 3 jenis
utama yaitu :
- Hiperplasia fisiologis terjadi setiap bulan pada sel endometrium
uterus selama stadium folikuler pada siklus mentruasi.
- Hiperplasia patologis dapat terjadi akibat kerangsangan hormon
yang berlebihan.
- hiperplasia kompensasi terjadi ketika sel jaringan bereproduksi
untuk mengganti jumlah sel yang sebelumnya mengalami
penurunan.
c. Metaplasia,
Metaplasia adalah perubahan sel dari satu subtype ke subtype
lainnya. Metaplasia biasanya terjadi sebagai respons terhadap cedera
atau iritasi kontinu yang menghasilkan peradangan kronis pada
jaringan. Dengan mengalami metaplasia, sel-sel yang lebih mampu
bertahan terhadap iritasi dan peradangan kronik akan menggantikan
jaringan semula.
Contoh metaplasia yang paling umum adalah perubahan sel saluran
pernapasan dari sel epitel kolumnar bersilia menjadi sel epitel
skuamosa bertingkat sebagai respons terhadap merokok jangka
panjang.
2. Jejas Sel
Sel dapat cedera akibat berbagai stresor dan cedera yang melebihi
kapasitas adaptif sel. Kerusakan pada sel dapat berlanjut menjadi kerusakan
jaringan, kerusakan jaringan dapat berlanjut kepada kerusakan organ dan
kerusakan organ dapat berakhir pada kegagalan sistem tubuh dalam
menjalankan fungsinya yang akan berakibat pada kematian. Kerusakan sel
dapat terjadi pada berbagai organel sel, tetapi yang paling sering
mengalami kerusakan adalah membran sel, mitokondria, nucleus.
Penyebab terjadinya jejas sel (cedera sel) antara lain :
a. Hipoksia (pengurangan oksigen)
Hipoksia terjadi sebagai akibat dari beberapa kondisi sebagai berikut:
o Iskemia (kehilangan pasokan darah), yang terjadi bila aliran arteri
atau aliran vena dihalangi oleh penyakit vaskuler atau bekuan
didalam lumen.
o Oksigenisasi tidak mencukupi karena kegagalan kardiorespirasi,
misalnya adanya pneumonia.
o Hilangnya kapasitas pembawa oksigen darah misalnya anemia,
keracunan karbon monooksida.
b. Faktor fisik
o Trauma
Trauma mekanik dapat menyebabkan sedikit pergeseran tetapi pada
keadaan lain yang ekstrem, dapat merusak sel secara keseluruhan.
o Suhu rendah
Suhu rendah mengakibatkan vasokontriksi dan mengacaukan
perbekalan darah untuk sel. Jejas pada pengaturan vasomotor dapat
disertai vasodilatasi, bendungan aliran darah dan kadang-kadang
pembekuan intravaskular. Bila suhu menjadi cukup rendah aliran
intrasel akan mengalami kristalisasi.
o Suhu Tinggi
Suhu tinggi dapat membakar jaringan, tetapi jauh sebelum titik bakar
ini dicapai, suhu yang meningkat berakibat jejas dengan akibat
hipermetabolisme. Hipermetabolisme menyebabkan penimbunan
asam metabolit yang merendahkan pH sel sehingga mencapai tingkat
bahaya.
o Radiasi
Kontak dengan radiasi secara fantastis dapat menyebabkan jejas, baik
akibat ionisasi langsung senyawa kimia yang dikandung dalam sel
maupun karena ionisasi air sel yang menghasilkan radikal
“panas” bebas yang secara sekunder bereaksi dengan komponen
intrasel. Tenaga radiasi juga menyebabkan berbagai mutasi yang
dapat menjejas atau membunuh sel.
o Tenaga Listrik
Tenaga listrik memancarkan panas bila melewati tubuh dan oleh
karena itu dapat menyebabkan luka bakar dan dapat mengganggu
jalur konduksi saraf dan berakibat kematian karena aritmi jantung.
c. Bahan kimia dan obat-obatan
Banyak bahan kimia dan obat-obatan yang berdampak terjadinya
perubahan pada beberapa fungsi vital sel, seperti permeabilitas selaput,
homeostasis osmosa atau keutuhan enzim dan kofaktor. Misalnya
barbiturat menyebabkan perubahan pada sel hati, karena obat ini
menyebabkan sel-sel hati degradasi. Bahan kimia dan obat-obatan lain
yang dapat menyebabkan jejas sel antara lain obat terapeotik misalnya,
asetaminofen (Tylenol); bahan bukan obat misalnya, timbale dan
alkohol.
d. Bahan penginfeksi atau mikroorganisme
Mikroorganisme yang menginfeksi manusia mencakup berbagai virus,
ricketsia, bakteri, jamur dan parasit. Sebagian dari organisme ini
menginfeksi manusia melalui akses langsung misalnya inhalasi, transmisi
oleh vektor perantara, misalnya melalui sengatan atau gigitan serangga.
Sel tubuh dapat mengalami kerusakan secara langsung oleh
mikroorganisme, melalui toksis yang dikeluarkannya, atau secara tidak
langsung akibat reaksi imun dan peradangan yang muncul sebagai
respon terhadap mikroorganisme.
e. Reaksi imunologik, antigen penyulut dapat eksogen maupun endogen.
Antigen endogen (misal antigen sel) menyebabkan penyakit autoimun.
Reaksi imun sering di kenal sebagai penyebeb kerusakan dan penyakit
pada sel.
f. Kekacauan genetik misalnya mutasi dapat menyebabkan mengurangi
suatu enzim kelangsungan.
g. Ketidakseimbangan nutrisi, antara lain :
o Defisiensi protein-kalori.
o Avitaminosis.
o Aterosklerosis, dan obesitas.
o Penuaan
2. Nekrosis
Nekrosis adalah kematian sekelompok sel atau jaringan pada lokasi
tertentu dalam tubuh. Nekrosis biasanya disebabkan karena stimulus
yang bersifat patologis. Faktor yang sering menyebabkan kematian sel
nekrotik adalah hipoksia berkepanjangan, infeksi yang menghasilkan
toksin dan radikal bebas, dan kerusakan integritas membran sampai
pada pecahnya sel. Respon imun dan peradangan terutama sering
dirangsang oleh nekrosis yang menyebabkan cedera lebih lanjut dan
kematian sel sekitar. Nekrosis sel dapat menyebar di seluruh tubuh
tanpa menimbulkan kematian pada individu. Istilah nekrobiosis
digunakan untuk kematian yang sifatnya fisiologik dan terjadi terus-
menerus. Nekrobiosis misalnya terjadi pada sel-sel darah dan epidermis.
Indikator Nekrosis diantaranya hilangnya fungsi organ, peradangan
disekitar nekrosis, demam, malaise, lekositosis, peningkatan enzim
serum.
Dua proses penting yang menunjukkan perubahan nekrosis yaitu :
o Disgestif enzimatik sel baik autolisis (dimana enzim berasal dari sel
mati) atau heterolysis(enzim berasal dari leukosit). Sel mati dicerna
dan sering meninggalkan cacat jaringan yang diisi oleh leukosit
imigran dan menimbulkan abses.
o Denaturasi protein, jejas atau asidosis intrasel menyebabkan
denaturasi protein struktur dan protein enzim sehingga menghambat
proteolisis sel sehingga untuk sementara morfologi sel
dipertahankan.
Kematian sel menyebabkan kekacauan struktur yang parah dan akhirnya
organa sitoplasma hilang karena dicerna oleh enzym litik intraseluler
(autolysis). Kematian sel dapat mengakibatkan gangren. Gangren dapat
diartikan sebagai kematian sel dalam jumlah besar. Gangren dapat
diklasifikasikan sebagai kering dan basah. Gangren kering sering
dijumpai diektremitas, umumnya terjadi akibat hipoksia
berkepanjangan. Gangren basah adalah suatu area kematian jaringan
yang cepat perluasan, sering ditemukan di organ dalam dan berkaitan
dengan infasi bakteri kedalam jaringan yang mati tersebut. Gangren ini
menimbulkan bau yang kuat dan biasanya disertai oleh manivestasi
sistemik. Gangren basah dapat timbul dari gangren kering. Gangren ren
gas adalah jenis gangren khusus yang terjadi sebagai respon terhadap
infeksi jaringan oleh suatu jenis bakteri anaerob yang disebut
clostridium. Gangren gas cepat meluas kejaringan disekitarnya sebagai
akibat dikeluarkannya toksin yang mematikan oleh bakteri yang
membunuh sel-sel disekitarnya. Sel-sel otot sangat rentan terhadap
toksin ini dan apabila terkena akan mengeluarkan gas hidrogen sulfida
yang khas. Gangren jenis ini dapat mematikan.
6
7
8
9
12
11 10
29. pembelahan sel yang terjadi pada pertumbuhan manusia dan pada proses
penyembuhan atau penggantian jaringan. Pembelahan ini akan menghasilkan
dua sel baru yang mengandung kromosom yang sama pada masing-masing sel
(daughter cells) maupun dengan sel induk (parent cel) disebut :
a) osmosis.
b) genetik
c) mitosis
d) meiosis
e) amuboid
30. berkurangnya ukuran suatu sel atau jaringan yang terjadi akibat sel atau
jaringan tidak digunakan, ini adalah adaptasi sel dengan jenis :
a) Retrogresif
b) Atrofi
c) Hipertropi
d) Metaplasia
e) hiperplasia
31. seorang yang lumpuh terkadang lengan atau kakinya mengecil, hal ini disebut :
a) Retrogresif
b) Atrofi
c) Hipertropi
d) Metaplasia
e) hiperplasia
32. suatu respon adaptif yang terjadi apabila terdapat peningkatan beban kerja
suatu sel :
a) Retrogresif
b) Atrofi
c) Hipertropi
d) Metaplasia
e) Hiperplasia
33. peningkatan jumlah sel yang terjadi pada suatu organ akibat peningkatan
mitosis :
a) Retrogresif
b) Atrofi
c) Hipertropi
d) Metaplasia
e) Hiperplasia
34. perubahan sel dari satu subtype ke subtype lainnya disebut:
a) Retrogresif
b) Atrofi
c) Hipertropi
d) Metaplasia
e) Hiperplasia
35. kerusakan pertumbuhan sel yang menyebabkan lahirnya sel yang berbeda
ukuran, bentuk dan penampakannya dibandingkan sel asalnya disebut :
a. displasia
b. Atrofi
c. Hipertropi
d. Metaplasia
e. Hiperplasia
36. kematian sel terprogram (programmed cell death), yang normal terjadi dalam
perkembangan sel untuk menjaga keseimbangan pada organisme multiseluler,
disebut :
a. displasia
b. Atrofi
c. Hipertropi
d. apoptosis
e. Hiperplasia
37. kematian sekelompok sel atau jaringan pada lokasi tertentu dalam tubuh yang
disebabkan biasanya disebabkan karena stimulus yang bersifat patologis
disebut:
a. displasia
b. nekrosis
c. Hipertropi
d. apoptosis
e. Hiperplasia
38. Jelaskan bagan ini dengan menggunakan kalimat anda sendiri,
39. Jelaskan bagan ini dengan kalimat anda sendiri :
Stress (+)
Normal cell Adapted cell
Stress (-)
injury
Stress (+)
apoptosis
Adapted cell Normal cell
necrosis
N. Ringkasan
Pada hakekatnya patofisiologi penyakit, mekanisme adaptasi,
regenerasi dan nekrosis sel saling berkaitan. Patofisiologi adalah reaksi
fungsi tubuh terhadap suatu penyakit yang masuk ke dalam tubuh.
Mekanisme adaptasi sel terdiri dari organisasi sel yaitu unit kehidupan,
kesatuan lahiriah yang terkecil menunjukkan bermacam-macam fenomena
yang berhubungan dengan hidup.dan selalu berhubungan dengan
karakterristik makhluk hidup yaitu : bereproduksi, tumbuh, melakukan
metabolisme dan beradaptasi terhadap perubahan internal dan eksternal.
Regenerasi adalah proses pertumbuhan dan perkembangan sel yang
bertujuan untuk mengisi ruang tertentu pada jaringan atau memperbaiki
bagian yang rusak dan Nekrosis adalah kematian yang utama. Sel yang
mengalami kematian secara nekrosis umumnya disebabkan oleh faktor dari
luar secara langsung.
DAFTAR PUSTAKA