Professional Documents
Culture Documents
Materi UUD 1
Materi UUD 1
Hakikatnya konstitusi : keseluruhan sistem ketatanegaraan suatu negara, baik tertulis maupun
tidak tertulis.
Konstitusi dalam arti luas, dapat diartikan sistem ketatanegaraan, yaitu keseluruhan peraturan baik
yang tertulis, maupun tidak tertulis yamg mengatur secara mengikat cara-cara penyelenggaraan
pemerintahan dalam suatu masyarakat.
Konstitusi dalam arti sempit disamakan dengan undang-undang dasar (UUD)
Syarat konstitusi
Syarat material : harus memuat hal-hal yang bersifat fundamental/mendasar yang menjadi
pedoman penyelenggaraan negara.
Syarat formal : harus dibuat atau dikeluarkan oleh badan yang berwenang yaitu lembaga yang
paling berkuasa dalam negara itu atau lembaga yang memang dibentuk untuk tugas tersebut.
Dalam hal ini PPKI dan MPR
c. Pada bagian akhir konstitusi biasanya memuat tentang tata cara perubahan konstitusi.
Menurut Sri Sumantri (Taufiqurrohman Syahuri, 2004: 15–16), konstitusi berisi 3 hal pokok :
a. adanya jaminan terhadap HAM dan warga negara;
b. ditetapkan susunan ketatanegaraan suatu negara yang bersifat fundamental
c. adanya pembagian dan pembatasan tugas ketatanegaraan yang bersifat fundamental.
Pembagian dan pembatasan tugas ini oleh Montesquieu (Taufiqurrohman Syahuri, 2004: 16),
dibagi menjadi tiga kekuasaan (trias politica), yaitu:
a. legislatif, pemegang kekuasaan membentuk undang-undang;
b. yudikatif, pemegang kekuasaan di bidang kehakiman;
c. eksekutif, pemegang kekuasaan di bidang pemerintahan.
Jenis Konstitusi
Jenis-jenis konstitusi menururt C.F. Strong terdiri dari dua jenis, yaitu:
1. Konstitusi tertulis
Aturan-aturan pokok dasar negara, bangunan negara, dan tata negara, beserta aturan dasar
lain yang mengatur kehidupan suatu bangsa di dalam hukum negara tersebut.
Contoh :
Pidato presiden tiap tanggal 16 Agustus juga bisa menjadi konstitusi konvensi.
Praktik pengambilan keputusan di MPR dengan musyawarah & mufakat padahal pasal 2 ayat
(3) UUD 1945 menyebutkan, "segala putusan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR)
ditetapkan dengan suara terbanyak".
Presiden menyampaikan penjelasan terhadap RAPBN (nota keuangan di depan DPR setiap
minggu pertama bulan Januari
Pemilihan menteri oleh presiden Presiden, dalam Undang-Undang tidak aturan tertulis
mengenai tata cara pemilihan calon menteri.
Salah satu hukum dasar (konstitusi) selain konvensi yang berlaku di Indonesia
Disahkan : 18/08/1945 pada sidang I PPKI
Konstitusionalisme
Indonesia mendasarkan dirinya atas demokrasi konstitusional, Undang-undang dasar memiliki
fungsi yang khas, yaitu membatasi kekuasaan pemerintah sedemikian rupa, sehingga
penyelenggaraan kekuasaan tidak bersifat sewenang-wenang. Dengan demikian diharapkan hak-
hak warga Negara terlindungi..
Negara hukum
Indonesia ialah Negara yang berdasar atas hukum (rechstaat) dan bukan berdasar atas kekuasaan
belaka (machtstaat)
Unsur-unsur Negara hukum, yaitu :
Pertama, adanya pengakuan terhadap jaminan hak-hak asasi manusia dan warga Negara
Kedua, adanya pembagian kekuasaan
Ketiga, dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya, pemerintah harus selalu berdasar atas
hukum yang berlaku, baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis
Keempat, adanya kekuasaan kehakiman yang dalam menjalankan kekuasaannya bersifat
merdeka, artinya terlepas dari pengaruh kekuasaan pemerintah maupun kekuasaan lainnya.
Pembukaan
"Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka
penjajahan diatas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan
perikeadilan."
"Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada saat yang
berbahagia dengan selamat sentosa mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang
kemerdekaan negara Indonesia, yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur."
"Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur,
supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini
kemerdekaannya."
"Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu pemerintah negara Indonesia yang
melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia
yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah
kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar negara Indonesia,
yang terbentuk dalam suatu susunan negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan
berdasar kepada : Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan
Indonesia, dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia."
Pada 18/08/1945 Piagam Jakarta disahkan menjadi Pembukaan UUD 1945 oleh PPKI.
Aline pertama, kedua dan ketiga memuat pernyataan yang tidak memiliki hubungan kausal organis
dengan pasal-pasal di dalam UUD 1945. Bagian-bagian tersebut memuat serangkaian pernyataan
yang menjelaskan peristiwa yang mendahului terbentuknya Negara Indonesia.
Alinea keempat memuat pernyataan mengenai keadaan setelah Negara Indonesia terbentuk dan
alinea ini memiliki hubungan yang bersifat kausal organis dengan pasal-pasal UUD 1945.
Bimbel Ikatan Dinas & CPNS HEXAGON 085204719899 – 087702971369
Makna Alinea dalam Pembukaan UUD 1945
Pada dasarnya, hakikat pokok pikiran pembukaan UUD 1945 dibagi menjadi 4 yaitu,
Pertama :sila 3, persatuan
Kedua :sila 5, keadilan sosial
Ketiga :sila 4, kedaulatan rakyat,
Keempat :sila 1 dan 2, Ketuhanan dan kemanusiaan
Pembukaan UUD 1945 berisi hal-hal yang bersifat fundamental dan asasi bagi bangsa Indonesia,
kedudukannya tetap dan tidak diubah seperti telah ditetapkan oleh MPR/MPRS yang antara lain
mengeluarkan :
TAP MPR No. 20/MPR/1966,
TAP MPR No. 9/MPR/1978
TAP MPR No. III/MPR/1983
Hasil sidang tahunan MPR tahun 2002, yaitu Pasal II Aturan Tambahan menegaskan bahwa UUD
1945 terdiri dari pembukaan dan pasal-pasal
Alinea 1, 2 dan 3 merupakan uraian terperinci kalimat pertama proklamasi, sedangkan alinea 4
merupakan uraian terperinci kalimat kedua.
Alinea 1, : alasan dasar perjuangan bangsa Indonesia, yaitu merdeka bebas dari penjajahan
Alinea 2 : perjuangan untuk meraih kemerdekaan
Alinea 3 : alasan dan motivasi spiritual untuk menyatakan kemerdekaan
Alinea 4, : arah pertanggungjawaban terhadap pelaksanaan proklamasi kemerdekaan.
Proklamasi bukan tujuan akhir perjuangan bangsa Indonesia, akan tetapi sebagai alat untuk
mencapai cita – cita dan tujuan negara.
Secara umum, Batang Tubuh UUD 1945 memuat pasal-pasal yang berisi materi tentang : Negara;
memuat ketentuan-ketentuan lain sebagai pelengkap, seperti bendera, bahasa dan perubahan UUD
1945.
Tujuan Amandemen
Untuk menyempurnakan aturan dasar seperti tatanan negara, kedaulatan rakyat, HAM, pembagian
kekuasaan, eksistensi negara demokrasi dan hukum.
Secara umum beberapa alasan mendasar dilakukan amandemen atas UUD 1945 adalah :
1. Lemahnya checks and balances pada institusi-institusi ketatanegaraan
2. Executive heavy, kekuasaan terlalu dominan berada di tangan Presiden (hak prerogatif dan
kekuasaan legislatif)
3. Pengaturan terlalu fleksibel (pasal 7 UUD 1945 sebelum amandemen) : Presiden dan Wakil
Presiden memegang jabatan selama lima tahun, dan sesudahnya dapat dipilih kembali.
4. Terbatasnya pengaturan jaminan akan HAM.
Sejarah amandemen UUD 1945 terhitung sudah empat kali UUD 1945 mengalamai amandemen
1. Amandemen I
Disahkan 19 oktober 1999 atas dasar SU MPR 14-21 Oktober 1999.
Pasal yang diamandemen : 9 pasal, yakni : 5, 7, 9, 13, 14, 15, 17, 20, 21.
Inti dari amandemen pertama ini adalah pergeseran kekuasaan Presiden yang dipandang terlalu
kuat (executive heavy)
3. Amandemen III
Disahkan 10 November 2001 dan melalui ST MPR 1-9 November 2001.
ang diamandemen : 3 Bab dan 22 Pasal : 1, 3, 6, 6A, 7A, 7B, 7C, 8, 11, 17, 22C, 22D,22E, 23,
23A, 23C, 23E, 23F, 23G, pasla 24, 24A, 24C. Bab VIIA, VIIB, VIIIA.
Inti amandemen ketiga ini adalah bentuk dan kedaulatan Negara, Kewenangan MPR,
Kepresidenan, Impeachment, Keuangan Negara, Kekuasaan Kehakiman.
4. Amandemen IV
Disahkan 10 Agustus 2002 melalui ST MPR 1-11 Agustus 2002.
Yang diamandemen 2 Bab dan 13 pasal : Pasal 2, 6A, 8, 11, 16, 23B, 23D, 24, 31, pasla 32, 33,
34, 37. Bab XIII, Bab XIV.
Inti perubahan amandemen: DPD sebagai bagian MPR, Penggantian Presiden, pernyataan
perang, perdamaian dan perjanjian, mata uang, bank sentral, pendidikan keudayaan,
perekonomian nasional dan kesejateraan sosal, perubahan UUD.