Professional Documents
Culture Documents
Makalah Kanker Hati Kel.5
Makalah Kanker Hati Kel.5
Dosen Pengampu :
Titis wirdayani,SKM.,M.kes
TAHUN 2022
1
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur bagi Allah SWT atas limpahan nikmat sehatnya baik berupa
sehat fisik maupun pikiran,sehingga kami mampu menyelesaikan pembuatan makalah
sebagai tugas Mata Kuliah PM & PTM dengan Judul Makalah “KANKER HATI”
Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak kesalahan serta kekurangan didalamnya.untuk itu,kami mengharapkan kritik
serta saran supaya makalah ini nantinya dapat menjadi lebih baik lagi.Kemudian
apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang
sebesar-besarnya.
Kami juga mengucapkan terimakasih kepada Ibu Titis Widayarni SKM, M.Kes.,
selaku dosen pengampu mata kuliah PM & PTM yang telah membimbing dalam
penulisan makalah ini
Kelompok 5
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................
DAFTAR ISI..............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................
A. LATAR BELAKANG.............................................................................................
B. RUMUSAN MASALAH........................................................................................
C. TUJUAN.................................................................................................................
D. MANFAAT.............................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................
A. PENGERTIIAN.............................................................................................
B. PENYEBAB...................................................................................................
C. EPIDEMIOLOGI...........................................................................................
D. FAKTOR RESIKO........................................................................................
E. TANDA DAN GEJALA................................................................................
F. RIWAYAT ALAMIAH PENYAKIT............................................................
G. DIAGNOSIS..................................................................................................
H. TATA LAKSANA.........................................................................................
BAB II PENUTUP.....................................................................................................
A. KESIMPULAN .............................................................................................
B. SARAN .........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kanker hati atau Karsinoma Hepatoseluler merupakan tumor ganas hati
primer yang paling sering ditemukan dibandingkan dengan tumor ganas primer hati
lainnya seperti limfoma maligna, fibrosarkoma dan hemangioendotelioma
(Sjaifoellah Noer.dkk., 1996). Karsinoma Hepatoseluler yang kadang masih disebut
hepatoma, atau Liver Cell Carcinoma, merupakan 90% dari karsinoma primer hati,
sedangkan 10% sisanya adalah Cholangiocarcinoma dan mixed type (Andries.F.T.,
2000). Karsinoma Hepatoseluler merupakan tumor ganas dengan prognosis yang
amat buruk, dimana umumnya penderita meninggal dalam jangka waktu 2-3 bulan
sesudah diagnosisnya ditegakkan. Hal ini diakibatkan karena umumnya penderita
datang terlambat. Angka resektabilitas tumor ini amat rendah. Hal ini sebagian besar
disebabkan oleh kenyataan bahwa hampir 90% kasus atau lebih tumor disertai dengan
sirosis hati. Lebih dari itu juga karena sifat “multisite” atau fokus yang multipel dari
tumor (Ali Sulaiman, 1990).
Penegakan diagnosa yang dini pada penderita tumor sangat penting karena
akan mempengaruhi prognosa dan pengobatan serta hasilnya Pada hepatoblastoma
yang belum bermetastase, operasi eksisi total dapat dilakukan terhadap 50% kasus di
samping pemberian kemoterapi. Sedangkan pada Karsinoma Hepatoseluler dapat
dilakukan terhadap 33% di samping pemberian kemoterapi (Ismart Edy Hasibuan,
2003).
Cara pengobatan atau terapi lain seperti radioterapi , kemoterapi atau
embolisasi hasilnya masih mengecewakan. Mengingat hal-hal tersebut diatas, maka
usaha-usaha sekarang sebaiknya diarahkan kepada diagnosis dini dari tumor dan
pencegahan hepatokarsinogenesis (Ali Sulaiman, 1990).
4
Umumnya diagnosis Karsinoma Hepatoseluler terlambat ditegakkan. Untuk
mendiagnosis Karsinoma Hepatoseluler dapat dipakai berbagai macam sarana
diagnostik baik yang sifatnya invasif maupun yang tidak invasif. Sarana diagnostik
invasif antara lain angiografi, biopsi hati, laparaskopi, dan laparatomi. Sedangkan
yang tidak invasif antara lain pemeriksaan fisik, ultrasonografi, CT-scan dan
laboratorium (Sjaifoellah Noer.dkk., 1996).
Pada kesempatan kali ini akan dibahas tentang Karsinoma Hepatoseluler yaitu
dari segi pencegahan dan diagnosis dini menemukan tumor pada stadium masih kecil
serta terapi atau pengobatannya. Sebab dari kedua segi tersebut maka akan
didapatkan pertanda dari tumor secara dini, sehingga pertumbuhan dan
perkembangan dari Karsinoma Hepatoseluler dapat ditekan sekecil mungkin. Juga
sedikit akan dibahas tentang etiologi, patogenesa, gejala klinik, metastase, dan
prognosis dari Karsinoma Hepatoseluler.
B. Identifikasi masalah
1. Apa etiologi dari Karsinoma Hepatoseluler?
2. Bagaimana diagnosis, terapi dan prognosa dan Karsinoma Hepatoseluler?
C. Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan dan pembahasan ini adalah mengenal tumor ganas
Karsinoma Hepatoseluler sehingga dapat diagnosa secara dini yang gunanya untuk
dapat mencegah perkembangan Karsinoma Hepatoseluler secara operasi atau
pengobatan.
5
A.Pengertian
Kanker hati adalah penyakit gangguan pada hati yang disebabkan karena
hepatitiskronik dalam jangka panjang yang menyebabkan gangguan pada
fungsi hati (Ghofar Abdul, 2009).
Kanker hati (hepatoceller carsinoma adalah suatu kanker yang timbul dari
hati,ia juga dikenal sebagai kanker hati primer atau hepatoma.Hati terbentuk
dari tipe-tipe sel yang berbeda (contohnya pembuluh-pembuluh
empedu,pembuluh darah dan sel-sel penyimpan lemak).Bagaimanapun sel-sel
hati (hepatocytes) membentuk sampai 80% dari jaringan hati.Jadi, mayoritas
dari kanker hati primer (lebih dari90 sampai 95 %) timbul dari sel-sel hati dan
disebut kanker hepatoselular (hepatocellular cancer) atau karsinoma
(carsinoma).Ca Hepar atau yang biasa disebut kanker hati adalah Tumor ganas
primer pada hati yang berasal dari sel parenkim atau epitel saluran empedu atau
metastase dari tumor jaringan lainnya dan kanker hati terjadi apabila sel kanker
berkembang pada jaringan hati.
Kanker dapat bermula dari organ bagian hepar (hepatocellular cancer) atau
dapat juga berasal dari organ lain, misalnya dari kolon, yang menyebar ke hati
(metastatic liver cancer). Kanker yang berasal dari organ hepar sering disebut
sebagai kanker hepar dan merupakan jenis kanker kelima yang memiliki
insidensi terbesar di dunia. Penyakit yang sering berhubungan dengan kanker
hepar antara lain virus hepatitis dan sirosis hati (Bruix dan Sherman, 2005).
B.Penyebab
6
laki-laki dengan umur lebih dari 50 tahun yang menderita penyakit
hepatitis B dan C mempunyai kemungkinan besar terkena kanker
hepar.
C. Epidemologi
7
merupakan jenis kanker yang menduduki peringkat kelima di seluruh
dunia dan peringkat ketiga jenis kanker yang menyebabkan kematian.
Meskipun demikian telah tercatat beberapa variasi geografis seperti di Asia
dan Afrika memiliki 40 kali lipat lebih banyak kasus berdasarkan tingkat
kejadian sesuai umur dibandinkan dengan negara lain. Negara China
memiliki angka insidensi tertinggi di dunia ( 100/100.000 populasi).
Amerika Utara dan Eropa Barat merupakan wilayah dengan angka
insidensi yang cenderung rendah (2,6-9,8/100.000 populasi) namun angka
insidensi ini mulai meningkat pada negara-negara ini. Suatu studi dari
penderita kanker menunjukkan bahwa adanya peningkatan insidensi dari
kejadian karsinoma hepatoseluler serta angka kematian di Amerika
Serikat, Prancis, Jepang, Inggris, dan Italy. Di negara Amerika Serikat,
antara tahun 1976-1995 kejadian karsinoma hepatoseluler telah meningkat
dari 1,4/100.000 populasi/tahun menjadi 2,4/100.000 populasi/tahun. Pada
negara-negara dengan angka insidensi yang tinggi, kisaran umur pada
penderita karsinoma hepatoseluler berpuncak pada dekade 3 dan dekade 4.
Berbeda dengan negara-negara di Eropa,Amerika Utara dan Asia adalah
pada dekade 5 dan 6. Di Mozambik insidensi pada laki-laki yang berumur
kurang dari 40 tahun berkisar 500 kali lebih tinggi daripada populasi kulit
putih di Amerika Serikat, tetapi pada kelompok dengan umur 65 tahun
memiliki prevalensi hanya dua kalinya.Pada berbagai macam literatur
menyebutkan bahwa angka kejadian pada laki-laki lebih banyak
dibandingkan dengan perempuan. Rasio angka kejadian ini bervariasi di
berbagai negara yaitu berkisar antara 2:1 sampai 5:1 atau bahkan lebih. 3,7
Belum ada penjelasan yang memuaskan akan fenomena tersebut. Peran
dari lingkungan dan toksin eksogen juga memengaruhi kejadian karsinoma
hepatoseluler. Aflatoksin, sebuah mikotoksin poten yang bersifat
karsinogenik pada hati, berperan penting pada kasus karsinoma
hepatoseluler.
8
pembawa hepatitis virus B memiliki angka kejadian kanker primer pada
hati lebih mecolok dibandingkan dengan populasi orang normal.
Hubungan antara virus hepatitis C (HCV) dan kejadian karsinoma
hepatoseluler belakangan ini mendapat perhatian luas. Dewasa ini
dianggap HCV adalah salah satu etiologi utama karsinoma hepatoseluler di
negara maju. Angka anti-HCV positif dalam serum pasien di negara maju
mencapai 50%, sedangkan di kalangan pasien karsinoma hepatoseluler
negara berkembang berkisar 8,0-38,5%, sementara di negara China sekitar
10%.6 Di Jepang, kebanyakan pasien dengan karsinoma hepatoseluler
memiliki angka anti-HCV positif dalam serum dan sebagian besar dari
mereka memiliki riwayat transfusi darah. Adanya hubungan yang erat
antara HCV dan karsinoma hepatoseluler juga ditemukan di Italia,
Spanyol, Afrika Selatan, dan Amerika Serikat. Hepatitis C kemungkinan
memiliki peran yang lebih penting dibandingkan dengan hepatitis B dalam
kejadian karsinoma hepatoseluler. Angka kejadian kanker hati pada
kelompok dengan anti-HCV positif berkisar 4 kali lebih besar
dibandingkan dengan kelompok pembawa HBsAg.4Sirosis terdapat pada
sekitar 80%-90% pasien karsinoma hepatoseluler dan merupakan faktor
risiko yang terberat. Risiko dari perkembangan karsinoma hepatoseluler
pada pasien-pasien dengan sirosis bervariasi tergantung dengan penyakit
yang mendasari dan tergantung secara regional penyakit tersebut.
D.Faktor Resiko
Berikut ini adalah kondisi-kondisi yang dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker hati:
9
Daya tahan tubuh lemah, misalnya akibat menderita HIV/AIDS atau baru saja
menjalani transplantasi organ tubuh
Riwayat batu empedu atau pernah menjalani operasi pengangkatan kandung empedu
(kolesistektomi)
Kondisi tertentu, seperti diabetes, lupus, berat badan berlebih atau obesitas
Paparan aflaktosin, yaitu racun dari jamur yang tumbuh pada bahan pangan
tumbuhan yang tidak disimpan dengan baik
Paparan zat kimia, seperti arsenik, vinil klorida, dan trichloroethylene.
Anemia
10
F.Riwayat alamiah penyakit
11
sel stellata hati.17 Dalam lingkungan yang bersifat karsinogenik,
perkembangan nodul hiperplastik dan displastik akan segera menjadi
kondisi pre-neoplastik. Namun, diduga akumulasi dari berbagai peristiwa
molekuler yang berurutan pada berbagai tahap penyakit hati ( jaringan
normal hati , hepatitis kronis , sirosis , nodul hiperplastik dan displastik
dan kanker ) hanya dipahami secara parsial saja. 19 Patogenesis secara
molekul dari karsinoma hepatoseluler melibatkan genetik atau terjadi
penyimpangan epigenetik yang berbeda dan terdapat perubahan dalam
beberapa jalur sinyal yang mengarah pada heterogenitas penyakit dalam
hal biologis dan perilaku klinis. Bukti saat ini menunjukkan bahwa dalam
hepatokarsinogenesis, terdapat dua mekanisme utama yang terlibat, yaitu
sirosis dan yang berhubungan dengan regenerasi hati setelah adanya
kerusakan hati kronis yang disebabkan oleh beberapa faktor (infeksi
hepatitis, toksin atau gangguan metabolisme), serta adanya sejumlah
mutasi DNA yang menyebabkan gangguan dari keseimbangan
onkogenesis-onkosupresor dari sel yang mengarah ke perkembangan sel-
sel neoplastik. Beberapa jalur penting dari sinyal seluler telah diamati
menjadi bagian dari keterlibatan onkogenetic pada karsinoma
hepatoseluler. Jalur sinyal utama pada karsinoma hepatoseluler adalah
RAF / MEK / ERK , PI3K/AKT/mTOR , NTB / β - catenin , IGF , HGF /
c-MET dan faktor pertumbuhan yang mengatur sinyal angiogenik. 17
Hepatokarsinogenesis dimulai pada lesi pre-neoplastik seperti nodul
makroregeneratif, nodul diplastik low-grade dan high grade. Percepatan
proliferasi hepatosit dan pengembangan populasi hepatosit monoklonal
terjadi pada semua kondisi pre-neoplastik. Akumulasi perubahan genetik
dalam lesi preneoplastik diyakini mengarah terjadinya karsinoma
hepatoseluler. Perubahan genom yang terjadi secara acak akan
terakumulasi dalam hepatosit yang displastik dan hepatosit pada
karsinoma hepatoseluler. Meskipun perubahan genetik dapat terjadi
secara bebas dari kondisi etiologi, beberapa mekanisme molekuler lebih
sering berkaitan dengan etiologi spesifik
12
G.Diagnosis (Pemeriksaan penunjang dan pencegahan)
Pemeriksaan penunjang yang dilakukan pada pasien dengan
karsioma hepatoseluler menurut Isselbacher (2000) adalah:
a. Pemerikasaan Laboratorium.
c. Biopsi hati: terdapat resiko sel-sel tumor akan bermigrasi di sepanjang bekas
biopsi.
Pencegahan :
1. NON BEDAH
A.TERAPI RADIASI
Tujuannya adalah memberikan radiasi langsung kepada sel-sel tumor agar tidak menyebar
bertambah besar, nyeri dan gangguan rasa nyaman dapat dikurangi secara efektif dengan
terapi radiasi pada 70% hingga 90% penderita. Gejala anoreksia, kelemahan dan panas juga
berkurang dengan terapi ini.
Penyuntikan antibodi berlabel isotop radioaktif secara intravena yang secara spesifik
yang menyerang antigen yang berkaitan dengan tumor
13
Penempatan sumber radiasi perkutan intensitas tinggi untuk therapi radiasi intertitial.
B.KEMOTERAPI
Kemoterapi sistemik dan kemoterapi infus regional merupakan metode yang digunakan untuk
memberikan preparat antincoplastik kepada pasien tumor primer dan metastasis hati untuk
memberikan kemotrapi dengan konsentrasi tinggi kedalam hati melalui arteri hepatika
dipasang pompa yang dapat ditanam.
2.TEKNIK BEDAH
14
DAFTAR PUSTAKA
https://id.scribd.com/document/440953205/LP-CA-HEPAR
15