You are on page 1of 15

MAKALAH KANKER HATI

Tugas Mata Kuliah Kebijakan Pemerintah dalam PM dan PTM

Dosen Pengampu :

Titis wirdayani,SKM.,M.kes

Disusun oleh kelompok 5 :

Jihan M.Mansyur ( PO7247320021 )


Magfira Ramadhani ( PO7247320023 )
M.Rifqi Aldiansyah( PO7247320022 )
Ilham ( PO7247320019 )

POLTEKKES KEMENKES PALU

PRODI DIII KEPERAWATAN TOLITOLI

TAHUN 2022

1
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur bagi Allah SWT atas limpahan nikmat sehatnya baik berupa
sehat fisik maupun pikiran,sehingga kami mampu menyelesaikan pembuatan makalah
sebagai tugas Mata Kuliah PM & PTM dengan Judul Makalah “KANKER HATI”

Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak kesalahan serta kekurangan didalamnya.untuk itu,kami mengharapkan kritik
serta saran supaya makalah ini nantinya dapat menjadi lebih baik lagi.Kemudian
apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang
sebesar-besarnya.

Kami juga mengucapkan terimakasih kepada Ibu Titis Widayarni SKM, M.Kes.,
selaku dosen pengampu mata kuliah PM & PTM yang telah membimbing dalam
penulisan makalah ini

Demikian,semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terimakasih.

Tolitoli, 11 Maret 2022

Kelompok 5

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................
DAFTAR ISI..............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................
A. LATAR BELAKANG.............................................................................................
B. RUMUSAN MASALAH........................................................................................
C. TUJUAN.................................................................................................................
D. MANFAAT.............................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................
A. PENGERTIIAN.............................................................................................
B. PENYEBAB...................................................................................................
C. EPIDEMIOLOGI...........................................................................................
D. FAKTOR RESIKO........................................................................................
E. TANDA DAN GEJALA................................................................................
F. RIWAYAT ALAMIAH PENYAKIT............................................................
G. DIAGNOSIS..................................................................................................
H. TATA LAKSANA.........................................................................................
BAB II PENUTUP.....................................................................................................
A. KESIMPULAN .............................................................................................
B. SARAN .........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kanker hati atau Karsinoma Hepatoseluler merupakan tumor ganas hati
primer yang paling sering ditemukan dibandingkan dengan tumor ganas primer hati
lainnya seperti limfoma maligna, fibrosarkoma dan hemangioendotelioma
(Sjaifoellah Noer.dkk., 1996). Karsinoma Hepatoseluler yang kadang masih disebut
hepatoma, atau Liver Cell Carcinoma, merupakan 90% dari karsinoma primer hati,
sedangkan 10% sisanya adalah Cholangiocarcinoma dan mixed type (Andries.F.T.,
2000). Karsinoma Hepatoseluler merupakan tumor ganas dengan prognosis yang
amat buruk, dimana umumnya penderita meninggal dalam jangka waktu 2-3 bulan
sesudah diagnosisnya ditegakkan. Hal ini diakibatkan karena umumnya penderita
datang terlambat. Angka resektabilitas tumor ini amat rendah. Hal ini sebagian besar
disebabkan oleh kenyataan bahwa hampir 90% kasus atau lebih tumor disertai dengan
sirosis hati. Lebih dari itu juga karena sifat “multisite” atau fokus yang multipel dari
tumor (Ali Sulaiman, 1990).
Penegakan diagnosa yang dini pada penderita tumor sangat penting karena
akan mempengaruhi prognosa dan pengobatan serta hasilnya Pada hepatoblastoma
yang belum bermetastase, operasi eksisi total dapat dilakukan terhadap 50% kasus di
samping pemberian kemoterapi. Sedangkan pada Karsinoma Hepatoseluler dapat
dilakukan terhadap 33% di samping pemberian kemoterapi (Ismart Edy Hasibuan,
2003).
Cara pengobatan atau terapi lain seperti radioterapi , kemoterapi atau
embolisasi hasilnya masih mengecewakan. Mengingat hal-hal tersebut diatas, maka
usaha-usaha sekarang sebaiknya diarahkan kepada diagnosis dini dari tumor dan
pencegahan hepatokarsinogenesis (Ali Sulaiman, 1990).

4
Umumnya diagnosis Karsinoma Hepatoseluler terlambat ditegakkan. Untuk
mendiagnosis Karsinoma Hepatoseluler dapat dipakai berbagai macam sarana
diagnostik baik yang sifatnya invasif maupun yang tidak invasif. Sarana diagnostik
invasif antara lain angiografi, biopsi hati, laparaskopi, dan laparatomi. Sedangkan
yang tidak invasif antara lain pemeriksaan fisik, ultrasonografi, CT-scan dan
laboratorium (Sjaifoellah Noer.dkk., 1996).
Pada kesempatan kali ini akan dibahas tentang Karsinoma Hepatoseluler yaitu
dari segi pencegahan dan diagnosis dini menemukan tumor pada stadium masih kecil
serta terapi atau pengobatannya. Sebab dari kedua segi tersebut maka akan
didapatkan pertanda dari tumor secara dini, sehingga pertumbuhan dan
perkembangan dari Karsinoma Hepatoseluler dapat ditekan sekecil mungkin. Juga
sedikit akan dibahas tentang etiologi, patogenesa, gejala klinik, metastase, dan
prognosis dari Karsinoma Hepatoseluler.
B. Identifikasi masalah
1. Apa etiologi dari Karsinoma Hepatoseluler?
2. Bagaimana diagnosis, terapi dan prognosa dan Karsinoma Hepatoseluler?
C. Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan dan pembahasan ini adalah mengenal tumor ganas
Karsinoma Hepatoseluler sehingga dapat diagnosa secara dini yang gunanya untuk
dapat mencegah perkembangan Karsinoma Hepatoseluler secara operasi atau
pengobatan.

5
A.Pengertian

Kanker hati adalah penyakit gangguan pada hati yang disebabkan karena
hepatitiskronik dalam jangka panjang yang menyebabkan gangguan pada
fungsi hati (Ghofar Abdul, 2009).

Kanker hati (hepatoceller carsinoma adalah suatu kanker yang timbul dari
hati,ia juga dikenal sebagai kanker hati primer atau hepatoma.Hati terbentuk
dari tipe-tipe sel yang berbeda (contohnya pembuluh-pembuluh
empedu,pembuluh darah dan sel-sel penyimpan lemak).Bagaimanapun sel-sel
hati (hepatocytes) membentuk sampai 80% dari jaringan hati.Jadi, mayoritas
dari kanker hati primer (lebih dari90 sampai 95 %) timbul dari sel-sel hati dan
disebut kanker hepatoselular (hepatocellular cancer) atau karsinoma
(carsinoma).Ca Hepar atau yang biasa disebut kanker hati adalah Tumor ganas
primer pada hati yang berasal dari sel parenkim atau epitel saluran empedu atau
metastase dari tumor jaringan lainnya dan kanker hati terjadi apabila sel kanker
berkembang pada jaringan hati.

Kanker dapat bermula dari organ bagian hepar (hepatocellular cancer) atau
dapat juga berasal dari organ lain, misalnya dari kolon, yang menyebar ke hati
(metastatic liver cancer). Kanker yang berasal dari organ hepar sering disebut
sebagai kanker hepar dan merupakan jenis kanker kelima yang memiliki
insidensi terbesar di dunia. Penyakit yang sering berhubungan dengan kanker
hepar antara lain virus hepatitis dan sirosis hati (Bruix dan Sherman, 2005).

B.Penyebab

Kanker hati (karsinoma hepatoselular) disebabkan adanya


infeksi hepatis B kronis yang terjadi dalam jangka waktu lama.
(ghofar, Abdul : 2009)Infeksi virus Hepatitis B dan C merupakan
penyebab kanker hepar yang utama didunia, terutama pasien dengan
antigenemia dan juga mempunyai penyakit kronik hepatitis, pasien

6
laki-laki dengan umur lebih dari 50 tahun yang menderita penyakit
hepatitis B dan C mempunyai kemungkinan besar terkena kanker
hepar.

1. Infeksi virus Hepatitis B dan C, 70 % kanker hati disebabkan


oleh infeksi virus Hepatitis B
2. Konsumsi alkohol yang berlebihan
3. Penggunaan jarum suntik bergantian pada pengguna narkoba
dapat meningkatkan risiko paparan infeksi virus Hepatitis B
dan C
4. Paparan racun jamur (aflatoksin) yaitu jamur yang ditemukan dalam
kacang tanah
5. Penyakit perlemakan hati non alkoholik
6. Kontak dengan racun kimia(misal : vinil, arsen, klorida)
7. Penggunaan steroid anabolic dalam jangka waktu yang lama
8. Hemokromatosis atau penyakit turunan dengan akumulasi zat besi dalam
organ
9. Pria mempunyai risiko yang lebih tinggi untuk terkena kanker
hati. Perbandingan pria : wanita = 3:1
10. Keturunan

C. Epidemologi

Dalam 10 tahun terakhir ini laporan-laporan ilmiah dari berbagai


pusat penelitian penyakit hati di seluruh dunia menunjukkan bahwa
prevalensi keganasan hati meningkat.Epidemiologi dari karsinoma
hepatoseluler dapat dilihat dari berbagai sudut pandang penting : pertama,
aspek konvensional dari dampak kesehatan masyarakat secara
keseluruhan; kedua, berhubungan dengan penyakit yang mendasari seperti
infeksi hepatitis virus atau non-alcoholic fatty liver disease (NAFLD); dan
ketiga, variasi epidemiologi berdasarkan biologis tumor.Berdasarkan sudut
pandang dari kesehatan masyarakat, prevalensi karsinoma hepatoseluler

7
merupakan jenis kanker yang menduduki peringkat kelima di seluruh
dunia dan peringkat ketiga jenis kanker yang menyebabkan kematian.
Meskipun demikian telah tercatat beberapa variasi geografis seperti di Asia
dan Afrika memiliki 40 kali lipat lebih banyak kasus berdasarkan tingkat
kejadian sesuai umur dibandinkan dengan negara lain. Negara China
memiliki angka insidensi tertinggi di dunia ( 100/100.000 populasi).
Amerika Utara dan Eropa Barat merupakan wilayah dengan angka
insidensi yang cenderung rendah (2,6-9,8/100.000 populasi) namun angka
insidensi ini mulai meningkat pada negara-negara ini. Suatu studi dari
penderita kanker menunjukkan bahwa adanya peningkatan insidensi dari
kejadian karsinoma hepatoseluler serta angka kematian di Amerika
Serikat, Prancis, Jepang, Inggris, dan Italy. Di negara Amerika Serikat,
antara tahun 1976-1995 kejadian karsinoma hepatoseluler telah meningkat
dari 1,4/100.000 populasi/tahun menjadi 2,4/100.000 populasi/tahun. Pada
negara-negara dengan angka insidensi yang tinggi, kisaran umur pada
penderita karsinoma hepatoseluler berpuncak pada dekade 3 dan dekade 4.
Berbeda dengan negara-negara di Eropa,Amerika Utara dan Asia adalah
pada dekade 5 dan 6. Di Mozambik insidensi pada laki-laki yang berumur
kurang dari 40 tahun berkisar 500 kali lebih tinggi daripada populasi kulit
putih di Amerika Serikat, tetapi pada kelompok dengan umur 65 tahun
memiliki prevalensi hanya dua kalinya.Pada berbagai macam literatur
menyebutkan bahwa angka kejadian pada laki-laki lebih banyak
dibandingkan dengan perempuan. Rasio angka kejadian ini bervariasi di
berbagai negara yaitu berkisar antara 2:1 sampai 5:1 atau bahkan lebih. 3,7
Belum ada penjelasan yang memuaskan akan fenomena tersebut. Peran
dari lingkungan dan toksin eksogen juga memengaruhi kejadian karsinoma
hepatoseluler. Aflatoksin, sebuah mikotoksin poten yang bersifat
karsinogenik pada hati, berperan penting pada kasus karsinoma
hepatoseluler.

Berdasarkan penyakit yang mendasari, hepatitis virus memainkan peran


hingga 80 % pada seluruh kejadian karsinoma hepatoseluler.10 Populasi

8
pembawa hepatitis virus B memiliki angka kejadian kanker primer pada
hati lebih mecolok dibandingkan dengan populasi orang normal.
Hubungan antara virus hepatitis C (HCV) dan kejadian karsinoma
hepatoseluler belakangan ini mendapat perhatian luas. Dewasa ini
dianggap HCV adalah salah satu etiologi utama karsinoma hepatoseluler di
negara maju. Angka anti-HCV positif dalam serum pasien di negara maju
mencapai 50%, sedangkan di kalangan pasien karsinoma hepatoseluler
negara berkembang berkisar 8,0-38,5%, sementara di negara China sekitar
10%.6 Di Jepang, kebanyakan pasien dengan karsinoma hepatoseluler
memiliki angka anti-HCV positif dalam serum dan sebagian besar dari
mereka memiliki riwayat transfusi darah. Adanya hubungan yang erat
antara HCV dan karsinoma hepatoseluler juga ditemukan di Italia,
Spanyol, Afrika Selatan, dan Amerika Serikat. Hepatitis C kemungkinan
memiliki peran yang lebih penting dibandingkan dengan hepatitis B dalam
kejadian karsinoma hepatoseluler. Angka kejadian kanker hati pada
kelompok dengan anti-HCV positif berkisar 4 kali lebih besar
dibandingkan dengan kelompok pembawa HBsAg.4Sirosis terdapat pada
sekitar 80%-90% pasien karsinoma hepatoseluler dan merupakan faktor
risiko yang terberat. Risiko dari perkembangan karsinoma hepatoseluler
pada pasien-pasien dengan sirosis bervariasi tergantung dengan penyakit
yang mendasari dan tergantung secara regional penyakit tersebut.

D.Faktor Resiko

Berikut ini adalah kondisi-kondisi yang dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker hati:

 Infeksi kronis hepatitis B atau hepatitis C


 Sirosis atau jaringan parut yang terbentuk di hati
 Penyakit perlemakan hati
 Kebiasaan merokok
 Konsumsi minuman beralkohol secara berlebihan
 Penyakit hati yang diturunkan dari orang tua, seperti hemokromatosis dan penyakit
Wilson

9
 Daya tahan tubuh lemah, misalnya akibat menderita HIV/AIDS atau baru saja
menjalani transplantasi organ tubuh
 Riwayat batu empedu atau pernah menjalani operasi pengangkatan kandung empedu
(kolesistektomi)
 Kondisi tertentu, seperti diabetes, lupus, berat badan berlebih atau obesitas
 Paparan aflaktosin, yaitu racun dari jamur yang tumbuh pada bahan pangan
tumbuhan yang tidak disimpan dengan baik
 Paparan zat kimia, seperti arsenik, vinil klorida, dan trichloroethylene.

E.Tanda Dan Gejala

Manifestasi dini penyakit keganasan pada hati mencakup tanda-


tanda dan gejala seperti :

 Gangguan nutrisi : berat badan turun drastis, kehilangan nafsu


makan, nausea/mual, anoreksia

 Nyeri di bagian dada dan perut

 Oedema dan ascites

 Ikterus/pewarnaan kuning yang tampak pada sklera dan kulit


yang disebabkan oleh penumpukan bilirubin

 Urin berwarna lebih gelap

 Suhu badan meningkat

 Merasa lelah luar biasa

 Anemia

 Perdarahan di dalam tubuh

10
F.Riwayat alamiah penyakit

Hepatokarsinogenesis dikenal sebagai proses tahapan yang sangat


rumit dan hampir setiap jalur yang terlibat dalam proses karsinogenesis
akan mempengaruhi derajat pada karsinoma hepatoseluler. Oleh karena
itu, tidak ada mekanisme molekuler tunggal yang dominan atau
patognomonik pada karsinoma hepatoseluler.16 Hepatokarsinogenesis
dianggap suatu proses yang berasal dari sel-sel induk hati (namun, peran
sel induk hati sebagai sel yang berkembang menjadi karsinoma
hepatoseluler masih dalam perdebatan) atau berasal dari sel hepatosit
yang matang dan merupakan perkembangan dari penyakit hati kronis
yang didorong oleh stres 18 oksidatif, inflamasi kronis dan kematian sel
yang kemudian diikuti oleh proliferasi terbatas / dibatasi oleh regenerasi,
dan kemudian remodeling hati permanen. 17 Mekanisme
hepatokarsinogenesis tidak sepenuhnya dipahami . Namun , seperti
kebanyakan tumor solid lainnya, pengembangan dan perkembangan
kanker hati yang diyakini disebabkan oleh akumulasi perubahan genetik
yang mengakibatkan perubahan ekspresi pada gen yang terkait kanker ,
seperti onkogen atau gen supresor tumor , serta gen lainnya yang terlibat
dalam jalur regulasi. 18 Karsinoma hepatoseluler merupakan salah satu
tumor dengan faktor etiologi yang paling dikenal. Karsinoma
hepatoseluler umumnya merupakan perkembangan dari hepatitis kronis
atau sirosis di mana ada mekanisme peradangan terus menerus dan
regenerasi dari sel hepatosit.18 Cedera hati kronis yang disebabkan oleh
HBV, HCV, konsumsi alkohol yang kronis, steatohepatitis alkohol,
hemokromatosis genetik, sirosis bilaris primer dan adanya defisiensi α-1
antitrypsin menyebabkan kerusakan hepatosit permanen yang diikuti
dengan kompensasi besar-besaran oleh sel proliferasi dan regenerasi
dalam menanggapi stimulasi sitokin. Akhirnya, fibrosis dan sirosis
berkembang dalam pengaturan remodelling hati secara permanen,
terutama didorong oleh sintesis komponen matriks ekstraseluler dari sel-

11
sel stellata hati.17 Dalam lingkungan yang bersifat karsinogenik,
perkembangan nodul hiperplastik dan displastik akan segera menjadi
kondisi pre-neoplastik. Namun, diduga akumulasi dari berbagai peristiwa
molekuler yang berurutan pada berbagai tahap penyakit hati ( jaringan
normal hati , hepatitis kronis , sirosis , nodul hiperplastik dan displastik
dan kanker ) hanya dipahami secara parsial saja. 19 Patogenesis secara
molekul dari karsinoma hepatoseluler melibatkan genetik atau terjadi
penyimpangan epigenetik yang berbeda dan terdapat perubahan dalam
beberapa jalur sinyal yang mengarah pada heterogenitas penyakit dalam
hal biologis dan perilaku klinis. Bukti saat ini menunjukkan bahwa dalam
hepatokarsinogenesis, terdapat dua mekanisme utama yang terlibat, yaitu
sirosis dan yang berhubungan dengan regenerasi hati setelah adanya
kerusakan hati kronis yang disebabkan oleh beberapa faktor (infeksi
hepatitis, toksin atau gangguan metabolisme), serta adanya sejumlah
mutasi DNA yang menyebabkan gangguan dari keseimbangan
onkogenesis-onkosupresor dari sel yang mengarah ke perkembangan sel-
sel neoplastik. Beberapa jalur penting dari sinyal seluler telah diamati
menjadi bagian dari keterlibatan onkogenetic pada karsinoma
hepatoseluler. Jalur sinyal utama pada karsinoma hepatoseluler adalah
RAF / MEK / ERK , PI3K/AKT/mTOR , NTB / β - catenin , IGF , HGF /
c-MET dan faktor pertumbuhan yang mengatur sinyal angiogenik. 17
Hepatokarsinogenesis dimulai pada lesi pre-neoplastik seperti nodul
makroregeneratif, nodul diplastik low-grade dan high grade. Percepatan
proliferasi hepatosit dan pengembangan populasi hepatosit monoklonal
terjadi pada semua kondisi pre-neoplastik. Akumulasi perubahan genetik
dalam lesi preneoplastik diyakini mengarah terjadinya karsinoma
hepatoseluler. Perubahan genom yang terjadi secara acak akan
terakumulasi dalam hepatosit yang displastik dan hepatosit pada
karsinoma hepatoseluler. Meskipun perubahan genetik dapat terjadi
secara bebas dari kondisi etiologi, beberapa mekanisme molekuler lebih
sering berkaitan dengan etiologi spesifik

12
G.Diagnosis (Pemeriksaan penunjang dan pencegahan)
Pemeriksaan penunjang yang dilakukan pada pasien dengan
karsioma hepatoseluler menurut Isselbacher (2000) adalah:

a. Pemerikasaan Laboratorium.

1) Terjadi peningkatan kadar bilirubin alkali fosfatase, asparat


aminotransferase (AST), glutamic oxaloacetik transaminase
(SGOT) dan lactic dehidogenase (LDH) dapat terjadi.

2) Leukositosis (peningkatan jumlah sel darah putih),


eritrositosis (peningkatan jumlah sel darah merah)
3) Hiperkalsemia hipoglikemia dan hiperkolesterolemia juga
terlihat dalam pemeriksaan laboratorium.
b. USG Abdomen: mendeteksi adanya tumor hati.

c. Biopsi hati: terdapat resiko sel-sel tumor akan bermigrasi di sepanjang bekas
biopsi.

d. Laparoskopi:untuk melakukan biopsi sel hati dibawah pandangan langsung.

Pencegahan :

1. NON BEDAH

A.TERAPI RADIASI

Tujuannya adalah memberikan radiasi langsung kepada sel-sel tumor agar tidak menyebar
bertambah besar, nyeri dan gangguan rasa nyaman dapat dikurangi secara efektif dengan
terapi radiasi pada 70% hingga 90% penderita. Gejala anoreksia, kelemahan dan panas juga
berkurang dengan terapi ini.

Metode Pelaksanaan Radiasi Mencakup:

 Penyuntikan antibodi berlabel isotop radioaktif secara intravena yang secara spesifik
yang menyerang antigen yang berkaitan dengan tumor

13
 Penempatan sumber radiasi perkutan intensitas tinggi untuk therapi radiasi intertitial.

B.KEMOTERAPI

Kemoterapi sistemik dan kemoterapi infus regional merupakan metode yang digunakan untuk
memberikan preparat antincoplastik kepada pasien tumor primer dan metastasis hati untuk
memberikan kemotrapi dengan konsentrasi tinggi kedalam hati melalui arteri hepatika
dipasang pompa yang dapat ditanam.

2.TEKNIK BEDAH

A. HEPATEKTOMI PARSIAL: pembedahan yang hanya mengangkat tumornya saja


(sebagian dari hati)
B. HEPATEKTOMI TOTAL: operasi yang kompleks di mana seluruh hati/liver akan
diangkat. Prosedur ini diikuti dengan transplantasi hati karena tubuh tidak dapat
hidup tanpa hati.
C. TRANSPLANTASI HATI: Prosedur operasi ini melibatkan dua langkah. Organ
hati/liver sehat akan diambil dari donor (orang yang mati otak) dan kemudian
ditanamkan ke dalam tubuh untuk menggantikan organ hati/liver pasien yang rusak.
Transplantasi hati tergolong tindakan yang cukup mahal biayanya. Efek samping
utama transplantasi hati termasuk :
 Resiko tinggi infeksi
 Pembekuan dalam pembuluh darah utama yang mensupply darah ke hati
 Penolakan hati hasil transplantasi (tidak diterima oleh tubuh)

14
DAFTAR PUSTAKA
https://id.scribd.com/document/440953205/LP-CA-HEPAR

15

You might also like