You are on page 1of 9

Program Studi Keteknikan Pertanian

Departemen Teknologi Pertanian


Fakultas Pertanian
Universitas Hasanuddin Laporan Praktikum Sistem Kontrol

PENGUKURAN EROSI PERMUKAAN

Nurul Aulyah1) Kusdilawana2) dan Asreni2)


1)
Praktikan, Praktikum Teknik Konservasi Tanah dan Air ,Program Studi Teknik Pertanian, Universitas
Hasanuddin
2)
Asisten, Praktikum Teknik Konservasi Tanah dan Air , Program Studi Teknik Pertanian, Universitas
Hasanuddin

ABSTRAK
Erosi dikenal sebagai peristiwa hilangnya lapisan permukaan tanah atas akibat
pergerakan air hujan. Proses ini dapat menyebabkan merosotnya produktivitas tanah,
daya dukung tanah untuk produksi pertanian dan kualitas lingkungan hidup. Praktikum
ini dilakukan agar mahasiswa dapat mengetahui cara pengukuran erosi permukaan dan
mengetahui faktor yang mempengaruhi laju erosi sehingga dapat dilakukan
penanggulangan erosi permukaan dan pengendalian sedimentasi serta diterapkan dalam
bidang pertanian. Pengukuran limpasan permukaan pada setiap plot dilakukan dengan
pengambilan sampel air yang tertampung dalam bak yang telah diaduk merata hingga
homogen. Jumlah sampel yang diambil sebanyak 30 ml dalam setiap kejadian hujan.
Sampel air yang diambil dimasukkan ke dalam botol plastik yang telah disiapkan
kemudian dibawa ke laboratorium untuk diketahui berat keringnya dengan meletakkan
sampel ke cawan petri dan memasukkan ke dalam oven hingga kering. Adapun hasil
yang didapatkan pada praktikum ini yaitu grafik hubungan antara laju erosi dengan CH

Kata Kunci: Air, Erosi, Tanah, Plot.

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tanah menjadi media utama manusia untuk mendapatkan pangan, sandang, papan,
tambang dan tempat melakukan berbagai aktivitas manusia terutama dalam bidang
pertanian. Aktivitas manusia sering kali mengakibatkan kerusakan alam, meskipun tidak
semua kerusakan alam akibat dari ulah manusia maupun terjadi secara alami. Erosi
sebagai salah satu bentuk kerusakan alam akibat ulah manusia. Erosi dikenal sebagai
peristiwa hilangnya lapisan permukaan tanah atas akibat pergerakan air hujan. Proses ini
dapat menyebabkan merosotnya produktivitas tanah, daya dukung tanah untuk produksi
pertanian dan kualitas lingkungan hidup.
Erosi menyebabkan hilangnya tanah lapisan atas yang mempunyai sifat fisik dan
kimia yang baik. Hal ini mengakibatkan terjadinya degradasi lahan, yang merupakan
hilangnya fungsi tanah sebagai sumber air dan hara bagi tanaman, sebagai tempat akar
tanaman berjangkar, serta sebagai tempat air dan unsur hara ditambahkan. Degradasi
lahan dapat disebabkan oleh hilangnya unsur hara dan bahan organik dari daerah
perakaran, terkumpul nya garam atau senyawa racun bagi tanaman di daerah perakaran,
penjenuhan tanah oleh air (water logging) dan erosi. Tindakan manusia yang hanya
semata-mata untuk mendapatkan keuntungan tanpa menjaga keseimbangan alam dan
lingkungannya akan menjadi penyebab meningkatnya erosi. Manusia juga dapat
mencegah atau menekan erosi dengan tindakan pengelolaan lahan yang
mempertimbangkan keseimbangan antara kerusakan tanah dengan proses pembentukan

1
Program Studi Keteknikan Pertanian
Departemen Teknologi Pertanian
Fakultas Pertanian
Universitas Hasanuddin Laporan Praktikum Sistem Kontrol

tanah. Dalam hal ini manusia mengelola lahan sesuai dengan kemampuan tanah dan
mencegah terjadinya kerusakan tanah tersebut (Rayyandini et al., 2017).
Erosi oleh air dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu curah hujan, topografi,
kepekaan tanah terhadap erosi, vegetasi dan sistem pengelolaan tanah yang diterapkan.
Curah hujan dengan intensitas yang tinggi dan durasi hujan yang lama, maka energi
kinetiknya akan semakin besar dan tingkat erosivitas nya juga semakin tinggi sehingga
dapat dikatakan potensi untuk terjadinya erosi akan semakin besar. Air hujan yang jatuh
pada daerah yang tidak memiliki vegetasi maka air hujan akan langsung mengenai
permukaan tanah. Hal ini akan menyebabkan rusaknya struktur tanah sehingga dapat
mempercepat terjadinya erosi tanah dan memperkecil air yang meresap ke dalam tanah.
Air hujan yang jatuh pada daerah yang memiliki tutupan lahan maka air hujan
tersebut sampai ke permukaan tanah melalui aliran batang (stemflow) dan air hujan yang
lolos tajuk (throughfall) (Sari et al., 2021).
Pengukuran dan pendugaan erosi dilakukan untuk mengetahui seberapa besar erosi
yang terjadi pada lahan pertanian, sehingga dapat dilakukan pencegahan dan konservasi
tanah untuk meminimalisir terjadinya erosi. Upaya pencegahan erosi dapat dilakukan
dengan pembangunan bendungan, waduk, danau buatan, dam penahan, saluran buntu,
pembuatan sumur resapan dan terasering. Cara untuk menentukan pengikisan dan
penghanyutan tanah yaitu dengan menggunakan metode pengukuran besarnya tanah
yang terkikis dan aliran permukaan (run-off) untuk satu kali kejadian hujan metode ini
disebut pengukuran erosi petak kecil. Petak kecil yang biasanya berbentuk persegi
panjang dipergunakan untuk mendapatkan besarnya pengikisan dan penghanyutan yang
disebabkan oleh pengaruh faktor-faktor tertentu untuk suatu tipe tanah dan derajat
lereng tertentu. Petak yang dipakai biasanya kecil sehingga semua aliran air permukaan
yang terjadi pada saat hujan turun dapat ditampung dalam suatu bak penampungan air
yang dipasang di ujung bagian bawah petak tersebut (Perangin-Angin, 2017).
Pengukuran air limpasan dan tanah tererosi dilakukan setelah hujan berhenti.
Pengukuran limpasan permukaan dan massa tanah tererosi pada setiap plot dilakukan
dengan pengambilan sampel air yang tertampung dalam bak yang telah diukur
volumenya. Diaduk merata seluruh air larian dan sedimen yang tertampung dalam bak
hingga larutan dianggap homogen yang diambil dalam setiap kejadian hujan yang
terjadi. Pengukuran erosi dilakukan menggunakan metode petak kecil. Langkah
kegiatan dalam pengukuran erosi yang pertama penentuan lokasi petak kecil di lapangan
dilakukan menggunakan metode purposive sampling pada berbagai kelas kemiringan
lahan yaitu 9% (landai), 19% (agak curam) dan 31% (curam), dan diulang sebanyak 3
kali pada setiap kelas kemiringan (Sarminah et al., 2019).
Berdasarkan uraian diatas maka praktikum Pengukuran Erosi Permukaan perlu
dilakukan agar dapat mengetahui. cara pengukuran erosi permukaan dan faktor yang
mempengaruhi laju eros agar dapat dilakukan penanggulangan erosi permukaan dan
pengendalian sedimentasi yang dapat diterapkan dalam bidang pertanian.
Tujuan dan Kegunaan Praktikum
Adapun tujuan praktikum Pengukuran Erosi Permukaan yaitu agar mahasiswa
dapat mengetahui cara pengukuran erosi permukaan dan mengetahui faktor yang
mempengaruhi laju erosi
Adapun kegunaan praktikum Pengukuran Erosi Permukaan yaitu memahami dan
mengetahui cara pengukuran erosi permukaan dan faktor yang mempengaruhi laju eros

2
Program Studi Keteknikan Pertanian
Departemen Teknologi Pertanian
Fakultas Pertanian
Universitas Hasanuddin Laporan Praktikum Sistem Kontrol

sehingga dapat dilakukan penanggulangan erosi permukaan dan pengendalian


sedimentasi serta diterapkan dalam bidang pertanian.

3
Program Studi Keteknikan Pertanian
Departemen Teknologi Pertanian
Fakultas Pertanian
Universitas Hasanuddin Laporan Praktikum Sistem Kontrol

METODOLOGI PRAKTIKUM
Waktu dan Tempat
Praktikum Pengukuran Erosi Permukaan dilakukan pada hari Rabu 16 Maret 2022,
pukul 08.00 WITA sampai selesai di Laboratorium Teknik Tanah dan Air, Prodi Teknik
Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin, Makassar.
Alat
Alat yang digunakan pada praktikum Pengukuran Erosi Permukaan yaitu, plot
pengukuran erosi yang terbuat dari papan dan pipa paralon, bak penampung sedimen,
ombrometer untuk mengukur curah hujan, meteran, penggaris, oven, timbangan, cawan
petri, alat tulis.
Bahan
Bahan yang digunakan pada praktikum Pengenalan Pengukuran Erosi yaitu sampel
air dan sedimen hasil limpasan permukaan.
Prosedur Praktikum
Adapun prosedur yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Mengukur kemiringan lereng
a. Mengukur beda tinggi dua titik pada lokasi pengukuran dengan menggunakan
selang.
b. Menghitung persentase kemiringan dengan rumus :
Jarak ketinggian lereng
Persentase Kemiringan= x 100%
jarak mendatar lereng
3. Menghitung aliran permukaan dan erosi dengan menggunakan Metode Plot (Petak)
dengan cara.
a. Menentukan lokasi penempatan plot.
b. Mengukur curah hujan per kejadian hujan.
c. Melakukan pengukuran setiap kejadian hujan.
4. Pengukuran air limpasan dan sedimen
a. Mengaduk seluruh air limpaan dan sedimen yang tertampung dalam drum
penampung.
b. Menghitung volume air limpasan dan sedimen yang telah diaduk rata, dengan
mengambil sampel larutan di bak penampung sedimentasi sebanyak 30 ml dan
memasukkannya kedalam botol (air limpasan dan sedimen yang telah diaduk).
5. Mengukur besar tanah yang tererosi
a. Menimbang 4 cawan petri yang telah diberi label dan mencatat hasil timbangan
tersebut, kemudian memasukkan sedimen tersebut ke dalam masing-masing
cawan petri sebanyak 30 ml.
b. Mengatur oven dengan suhu 105 0c, selanjutnya memasukkan cawan petri dan
menunggu sampai sedimen kering.
c. Menimbang sedimen yang kering tersebut kemudian mencatat berat sedimen
pada masing-masing cawan.
d. Memasukkan data curah hujan efektifitas, volume limpasan permukaan,
konsentrasi muatan sedimen, massa tanah tererosi dan koefisien aliran
permukaan ke dalam excel.

4
Program Studi Keteknikan Pertanian
Departemen Teknologi Pertanian
Fakultas Pertanian
Universitas Hasanuddin Laporan Praktikum Sistem Kontrol

Rumus yang digunakan


−3
Cs x Vap x 10
E=
A
Keterangan:
E = Tanah tererosi (ton/ha)
Cs = Konsentrasi muatan sedimen (kg/m3)
Vap = Volume aliran permukaan (m3)
A = Luas Areal yang mengalami erosi (ha)
10-3 = Angka konversi satuan kg menjadi ton
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil

Hubungan antara Laju Erosi dengan CH


25
Tanah tererosi (ton/ha)

20
Plot 1
15
Plot 2
10 Plot 3
5 Plot 4
0
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50
CH (mm)

Grafik 1. Hubungan Antara Laju Erosi Dengan CH

Pembahasan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan maka dapat diketahui bahwa
pembuatan plot dilakukan agar dapat menentukan pengikisan dan penghanyutan tanah
atau dapat mengukur besarnya tanah yang terkikis dan aliran permukaan (run-off) untuk
satu kali kejadian hujan dengan pengukuran tersebut dapat diketahui seberapa besar
erosi yang terjadi pada lahan pertanian, sehingga dapat dilakukan pencegahan dan
konservasi tanah untuk meminimalisir terjadinya erosi dengan menggunakan metode
pengukuran erosi petak kecil atau plot. Plot ini berbentuk persegi panjang yang
digunakan untuk mendapatkan besarnya pengikisan disebabkan oleh pengaruh
faktor-faktor tertentu untuk suatu jenis tanah dan kemiringan lereng tertentu dan di
bawahnya terdapat bak penampung sebagai tempat sedimen. Hal ini sesuai dengan
pernyataan Asdar et al. (2021), yang menyatakan bahwa petak kecil yang biasanya
berbentuk persegi panjang dipergunakan untuk mendapatkan besarnya pengikisan dan
penghanyutan yang disebabkan oleh pengaruh faktor-faktor tertentu untuk suatu tipe
tanah dan derajat lereng tertentu.
Pada grafik hubungan antara laju erosi degan curah hujan dimana pada setiap plot
memiliki tanah yang tererosi berbeda-beda terutama pada plot ke-4 yang mempunyai

5
Program Studi Keteknikan Pertanian
Departemen Teknologi Pertanian
Fakultas Pertanian
Universitas Hasanuddin Laporan Praktikum Sistem Kontrol

hasil sedimen yang sedikit karena adanya vegetasi yang menghambat proses erosi dan
curah hujan yang terjadi juga dapat mempengaruhi laju erosi yang terjadi, dari hasil
tersebut menunjukkan semakin tinggi curah hujan yang terjadi pada hari itu maka
semakin besar juga erosi yang terjadi. Hal ini sesuai dengan pernyataan Sari et al.
(2021) yang menyatakan bahwa semakin besar curah hujan, maka laju aliran permukaan
dan erosi yang ditimbulkan juga semakin besar.
KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum Pengukuran Erosi Permukaan yang telah dilakukan maka
dapat disimpulkan bahwa Plot berbentuk persegi panjang yang digunakan untuk
mendapatkan besarnya pengikisan disebabkan oleh pengaruh faktor-faktor tertentu
untuk suatu jenis tanah dan kemiringan lereng tertentu dan di bawahnya terdapat bak
penampung sebagai tempat sedimen.Terdapat hubungan yang signifikan antara curah
hujan terhadap laju aliran permukaan dan erosi, dimana bahwa semakin besar curah
hujan, maka laju aliran permukaan dan erosi yang ditimbulkan juga semakin besar.

DAFTAR PUSTAKA

asdar, A., Sangadji, M. F., & Abdullah. (2021). Laju Aliran Permukaan Dan Erosi
Terhadap Penggunaan Lahan Di Desa Batuboy Kabupaten Buru. Agritrop: Jurnal
Ilmu-Ilmu Pertanian, 19(1), 59–66.
M Anugrah Bolangta Perangin- Angin. (2017). Penentuan Laju Erosi Pada Tanah
Andepts Menggunakan Tanaman Kedelai Dan Teras Bangku Tipe Inward Dengan
Metode Usle Dan Petak Kecil Di Lahan Kwala Bekala Universitas Sumatera Utara.
Skripsi, Universitas Sumatera Utara. Medan.
Rayyandini, K., Banuwa, I. S., & Afandi, A. (2017). Pengaruh Sistem Olah Tanah Dan
Pemberian Herbisida Terhadap Aliran Permukaan Dan Erosi Pada Fase Generatif
Pertanaman Singkong (Manihot Utilissima) Musim Tanam Ke-2. Jurnal Agrotek
Tropika, 5(1), 57–62.
Sari, V. P., Yulnafatmawita, Y., & Gusmini, G. (2021). Pengukuran Erosi Tanah Di
Bawah Tanaman Aren (Arenga Pinnata Merr) Pada Tiga Tingkatan Umur
Tanaman Di Kecamatan Lintau Buo Utara, Sumatra Barat. Agrikultura, 32(1), 63.
Sarminah, S., Karyati, K., & Sudarmadji, T. (2019). Panduan Praktikum Konservasi
Tanah Dan Air.

6
Program Studi Keteknikan Pertanian
Departemen Teknologi Pertanian
Fakultas Pertanian
Universitas Hasanuddin Laporan Praktikum Sistem Kontrol

LAMPIRAN
Lampiran 1. Tabel perhitungan tanah tererosi.
Tanah Tererosi (ton/ha)
CH (mm)
P1 P2 P3 P4
0.031847 0.000692 0.002032 0.016937 0.00021
12.3 7.512271 22.20267 0.900545 0.257029
0.9 0.00017 0.000131 0.019501 0
44 0 0.029764 0.117308 0.000346

Lampiran 2. Tabel hasil perngukuran


H1 H2 H3 H4
P1 P2 P3 P4 P1 P2 P3 P4 P1 P2 P3 P4 P1 P2 P3 P4
CH (mm) 0.032 0.032 0.032 0.032 12.3 12.3 12.3 12.3 0.9 0.9 0.9 0.9 44 44 44 44
Vap (m^-3)0.00001 5E-06 0.00001 5E-06 0.0075 0.0004 0.01 1.7E-05 1.5E-05 9E-06 1.4E-05 0 0 0.00613 0.02027 0.00042
Ws (kg) 0.00013 0.00036 0.00322 0.000040 0.3635 0.05215 0.057 4.9E-05 3.5E-05 2.3E-05 0.0037 0 0 1.07132 15.0505 0.00092
Cs (kg/L) 13.4 71.6 321.6 8 48.4667 130.367 5.7 2.88235 2.4 2.6 264.5 0 0 174.8 742.5 2.2
Lampiran 3. Perhitungan Manual
Cs × V ap ×
E=
A
1. Hari Pertama
a) Plot 1
13. 4 × 0.00001×
E=
0.00019 36
= 0.000692 ton/ha
b) Plot 2
71.6 × 0.000005×
E=
0.0001762
= 0.002032 ton/ha
c) Plot 3
321.6 × 0.0 000 1×
E=
0.0001899
= 0.01694 ton/ha
d) Plot 4
8.0 × 0.000005×
E=
0.00019 06
= 0.00021 ton/ha
2. Hari Kedua
a) Plot 1

7
Program Studi Keteknikan Pertanian
Departemen Teknologi Pertanian
Fakultas Pertanian
Universitas Hasanuddin Laporan Praktikum Sistem Kontrol

48.5 × 0.00751×
E=
0.00019 36
= 1.87807 ton/ha
b) Plot 2
130.4 × 0.0004×
E=
0.0001762
= 0.29604 ton/ha
c) Plot 3
5.7 × 0.01×
E=
0.0001899
= 0.30018 ton/ha
d) Plot 4
2.9 × 0.000017×
E=
0.00019 06
= 0.000257 ton/ha

3. Hari Ketiga
a) Plot 1
2.36 × 0.000015×
E=
0.00019 36
= 0.000183 ton/ha
b) Plot 2
2.56 × 0.000009×
E=
0.0001762
= 0.000131 ton/ha
c) Plot 3
264.5 × 0.0000014×
E=
0.0001899
= 0.0195 ton/ha

4. Hari Keempat
a) Plot 1
E= 0
b) Plot 2
174.8 × 0.00613×
E=
0.00019 36
= 6.0819 ton/ha
c) Plot 3
923.4 × 0.02027×
E=
0.0001899
= 79.261 ton/ha
d) Plot 4

8
Program Studi Keteknikan Pertanian
Departemen Teknologi Pertanian
Fakultas Pertanian
Universitas Hasanuddin Laporan Praktikum Sistem Kontrol

2.2 × 0.00042×
E=
0.00019 06
= 0.004847 ton/ha

Lampiran 4. Dokumentasi praktikum Pengukuran Erosi Permukaan

Gambar 2. Dokumentasi praktikum Pengukuran Erosi Permukaan.

You might also like