You are on page 1of 30

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NN.

V (45 TAHUN) DENGAN FRAKTUR


ANKLE DI RUANG PERAWATAN UMUM LANTAI 3
RUMAH SAKIT PROVITA
JAYAPURA

Oleh:
NAMA : RITA SARANGA
NIP : 01.2019.01.11
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis sampaikan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat kasih karunia dan kemurahanNya laporan kasus ini dapat terselesaikan
dengan baik.
Laporan kasus berjudul ‘Äsuhan Keperawatan pada nn. V dengan Fraktur
ankle di ruang perawatan umum lantai 3 rumah sakit provita jayapura” disusun
sebagai salah satu syarat untuk penIlaian perawat on job training di rumah sakit
provita Jayapura.
Ucapan terima kasih saya ucapkan kepada semua pihak yang telah
membantus baik dalam membimbing maupun menyediakan fasilitas yang diperlukan
dalam penyelesaian laporan kasus ini,. Demikianlah laporan ini penulis buat dengan
sebaik-baiknya semoga dapat memberikan manfaat.

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .......................................................................................i
DAFTAR ISI .....................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................1
A. Latar Belakang ..........................................................................................1
B. Tujuan .........................................................................................................1
C. Manfaat .......................................................................................................1

BAB II KONSEP DASAR...............................................................................2


A. Medis .......................................................................................................... 2
B. Keperawatan ...............................................................................................6

BAB III TINJAUAN KASUS.........................................................................10


A. Pengkajian ...............................................................................................10
B. Klasifikasi Data.........................................................................................15
C. Analis Data...............................................................................................16
D. Diagnose Keperawatan.............................................................................17
E. Intervensi Keperawatan............................................................................17
F. Implementasi Keperawatan ......................................................................18
G. Evaluasi Keperawatan ..............................................................................19

BAB IV PEMBAHASAN..............................................................................21
BAB V PENUTUP........................................................................................22
A. Kesimpulan ...............................................................................................22
B. Saran ........................................................................................................ 22
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................23

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masyarakat indonesia sekarang ini menjadikan alat transportasi sebagai
kebutuhan primer faktor mobilitas yang tinggi menjadi salah satu faktor
penyebab kecelakaan lalu lintas, akibatnya kecelakaan yang terjadi
menyebabkan kematian dan cidera, salah satu cidera yang sering terjadi adalah
fraktur.
Fraktur atau patah tulang merupakan gangguan yang sering terjadi pada
sistem muskuloskeletal (Kasim, 2017). Fraktur adalah hilangnya kontinuitas
tulang, baik yang bersifat total maupun sebagian, yang biasanya. disebabkan
oleh trauma. Terjadinya fraktur ditentukan oleh kekuatan, sudut dan tenaga,
keadaan tulang, serta jaringan lunak di sekitar tulang (Mahartha et al., 2015).
Kejadian fraktur di indonesia secara keseluruhan. adalah 11,3 dalam 1.000 per
tahun. Kejadian fraktur pada laki-laki adalah 11.67 dalam 1.000 per tahun,
sedangkan pada perempuan 10,65 dalam 1.000 per tahun.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan penulisan ini adalah mampu memberikan asuhan keperawatan pada
pasien sesuai dengan diagnosis keperawatan yang muncul
2. Tujuan Khusus
a. Melaksanakan pengkajian menyeluruh pada pasien dengan fraktur ankle.
b. Menegakkan diagnosa keperawatan berdasarkan kondisi klinis pasien,
c. Menegakkan intervensi keperawatan sesuai diagnosa keperawatan yang
telah ditentukan pada pasien fraktur ankle.
d. Melakukan implementasi keperawatan pada pasien dengan fraktur ankle.
e. Melakukan evaluasi keperawatan setelah dilakukan implementasi pada
pasien fraktur ankle.

C. Manfaat
Untuk memperoleh pengalaman dalam hal penanganan pasien dengan
fraktur ankle dan dapat memberikan asuhan keperawatan pada pasien fraktur
ankle dengan tepat bagi penulis.

1
BAB II
KONSEP DASAR
A. Medis
1. Defenisi
Fraktur ankle atau fraktur pergelangan kaki merupakan terputusnya
tulang maleous (mata kaki), baik dari sisi lateral, ataupun medial yang disertai
dengan kerusakan jaringan lunak yang meliputi otot, kulit, jaringan saraf, dan
pembuluh darah. Pada fraktur ankle memungkinkan terjadinya hubungan
antara fragmen tulang yang patah dengan udara luar yang disebabkan oleh
trauma langsung (Muttaqin, 2012). Pergelangan kaki merupakan sendi yang
kompleks dan penopang badan dimana talus dilindungi. oleh maleolus lateralis
dan medialis yang diikat dengan ligamen. Bidang gerak sendi pergelangan
kaki hanya terbatas pada 1 bidang yaitu untuk pergerakan dorsofleksi dan
plantar fleksi. Maka bila terjadi gerakan-gerakan di luar bidang tersebut, dapat
menyebabkan fraktur dislokasi. pada daerah pergelangan kaki. (Lesic et al.,
2015).
Dalam kasus tersebut, penanganan yang dilakukan Rumah Sakit
dengan metode operatif adalah pemasangan Open Reduction Internal Fixatie
(ORIF). ORIF diterapkan dalam kasus fraktur pergelangan. kaki karena bagian
tulang tersebut dapat direposisi tetapi sulit untuk dipertahankan (Barita et al.,
2012). ORIF biasanya melibatkan penggunaan plat, skrup, pen, paku maupun
intramedulary (IM) pemasangan tersebut dilakukan untuk mempertahankan
atau memfiksasi posisi tulang yang sudah dikembalikan ke letak asalnya agar
tidak kembali bergeser sampai penyembuhan tulang yang solid terjadi. (Abdul
Wahid, 2013).
2. Etiologi
Faktor penyebab terjadinya fraktur adalah Sjamsuhidajat dalam NInik H,
2012:
a. Fraktur malleolus medialis disebabkan oleh dua macam cedera yaitu :
cedera abduksi dan cedera adduksi
b. Fraktur malleolus lateralis terjadi akibat cedera dengan tekanan kearah
abduksi dan rotasi ekstern
c. Fraktur bimaleolaris desebabkan karena cedera abduksi dan esorotasi
yang berat.

2
3. Klasifikasi
Trauma ankle dapat dibagi dalam 5 dasar mekanismenya, (Febrita
2018)
a. Trauma Supinasi/Eversi Dalam jenis ini termasuk lebih dari 60% dari
fraktur sekitar sendi talocrural
b. Trauma Pronasi/Eversi kasus yang tidak begitu sering, hanya kurang
lebih 7-8% fraktur disekitar sendi talocrural
c. Trauma supinasi/Adduksi antara 9-15% dari fraktur sendi talocrural
d. Trauma Pronasi/Abduksi antara 6-17% dari fraktur sendi talocrural
e. Trauma Pronasi/Dorsifleksi sangat jarang terjadi
Lauge-Hansen (Fbriata, 2018) mengklasifikasikan menurut patogenesis
terjadinya pergeseran dari fraktur, yang sering dipakai adalah klasifikasi dari Danis
Weber yang berdasarkan pada level fraktur fibula
Klasifikasi Danis Weber adalah sebagai berikut :
a. Weber type A Fraktur fibula dibawah tibiofibular syndesmosis yang
disebabkan adduksi atau abduksi. Medial maleolus dapat fraktur atau
deltoid ligamen robek.
b. Weber type B Fraktur oblique dari fibula yang menuju ke garis
syndesmosis. Disebabkan cedera dengan pedis external rotasi
syndesmosis tapi biasanya struktur dibagikan medial ruptur juga.
c. Weber type C Fibulanya patah diatas syndesmosis disebut C1 bila 1/3
distal dan C2 bila lebih tinggi lagi. Disebabkan abduksi saja atau kombinasi
abduksi dan external rotasi. Syndsmosis & membrana interosseus juga
robek.
4. Manifestasi Klinis
Peninjauan fokus yang dilakukan pada pasien fraktur ankle atau
pergelangan kaki yaitu; (Barita et al., 2012).
a. Nyeri pada fraktur ankle penderita akan mengeluh sakit yang sangat dan
tidak dapat berjalan, yang penting diketahuai adalah lokalisasi dari nyeri
tekan apakah pada daerah tulang atau pada ligamen
b. Edema, ditemukan pembengkakan pada pergelangan kaki, kebiruan atau
deformitas
c. Ketidakmampuan menahan berat tubuh
d. Pergerakan abnormal atau kekakuan yang hebat pada sendi
5. Patofisiologi
Tulang bersifat rapuh namun cukup mempunyai kekuatan dan gaya
pegas untuk menahan tekanan Tapi apabila tekanan eksternal yang datang

3
lebih besar dari yang diserap tulang, maka akan terjadilah trauma pada tulang
yang mengakibatkan rusaknya atau terputusnya kontinuitas tulang gaya Tarik
lemah akibat Gerakan seperti memutar atau tergelincir menjadi penyebab
utama fraktur pergelangan kaki.
Pola cedera pergelangan kaki tergantung pada posisi kaki saat kejadian
cedera, bisa spinasi maupun pronasi. Kombinasi antara posisi kaki dan gaya
perusak memberikan pola tertentu fraktur pergelangan kaki. Pergerakan
tubuh dengan kaki menapak akan memperberat cedera puntiran akan
menghadirkan rotasi eksterna, jatuh pada satu sisi akan menghasilkan cedera
adduksi dan abduksi (Stanley, Ninik 2012)
Kondisi klinis fraktur malleolus, baik lateralis maupun medialis, pada
fase awal menimbulkan berbagai masalah keperawatan pada klien, meliputi
rerspon nyeri hebat akibat rusaknya jaringan lunak dan kompresi saraf, resiko
tinggi cedera jaringa akibat kerusakan vaskuler dengan pembengkakan local
yang menyebabkan sindrom kompartemen yang sering terjadi, hambatan
mobilitas fisik sekunder akibat kerusakan fragmen tulang, resiko tinggi infeksi
sekunder akibat luka terbuka. Intervensi medis dengan pemasangan fiksasi
interna menimbulkan masalah resiko tinggi infeksi pasca bedah, nyeri akibat
trauma jaringan lunak, resiko foot drop akibat cara mobilisasi yang salah,
dampak psikologis ansietas sekunder akibat rencana bedah, prognosis
penyakit dan pemenuhan informasi (Ninik,2012)

4
6. Pathway

Berbagai kondisi trauma yang menyebabkan


ketidakmampuan ankle untuk menahan cedera

Fraktur ankle terbuka Terputusnya hubungan tulang Fraktur tertutup

Kerusakan vaskuler, otot dan Kerusakan jaringan sekitar


kulit Ketidakmampuan melakukan
pergerakan kaki

Melepas bradykinin
Bengkak lokal Gangguan mobilitas Fisik

Menekan medulla oblongata


Resiko Sindrom Kompartemen

Nyeri
Tindakan Operatif

Intra operasi : pembedahan dengan Post operatif : post op luka insisi


spinal anastesi

Ansietas Terpasang gips Nyeri Akut

Resiko tinggi cedera Gangguan mobilitas Fisik

Sumber : Ninik H, 2012

5
7. Komplikasi
Menurut muttaqin komplikasi fraktur ankle meliputi :
a. Sindrom kompartemen beberapa kasus mengalami komplikasi ini
akibatnya yang membuat prognosis penyakit menjadi lebih berat dan
asuhan keperawatan yang diberikan menjadi lebih lama
b. Vaskuler dapat segera menyebabkan gangguan pembuluh darah
sehingga harus dilakukan reposisi secepatnya
c. Osteoarthitis
d. Algodistrofi komplikasi dengan ciri-ciri penderita mengeluh nyeri terdapat
pembengkakan disekitar pergelangan kaki. Selain itu juga terjadi
perubahan osteoporosis yang hebat.
8. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan pada pasien ankle sprai
n adalah pemeriksaan radiografi. Pemeriksaan X-ray dilakukan apabila terdap
at kecurigaan terhadap fraktur kaki atau ankle. Computed Tomography (CT) d
an MRI dilakukan apabila dicurigai cedera pada soft tissue dan lesi osteokond
ral. (febrina, 2018)
9. Penatalaksanaan
Menurut Smeltzer, 2012 penatalaksanaan fraktur ankle terdiri dari :
a. Terapi konservatif
Imobilisasi seperti pemasangan bidai, dan reposisi dengan
pemasangan gips
b. Terapi operatif
1) orif dilakukan untuk menempatkan plate pada pecahan tulang
2) Oref Tindakan dengan indikasi fraktur akibat infeksi dimana
fiksasi internal tidak memungkinkan
B. Keperawatan
1. Pengkajian
Menurut nikmatur dan Saiful 2016 pengkajian meliputi tanggal, bulan,
dan tahun serta jam masuk rumah sakit, Nomor registrasi, diagnose medis,
dan tanggal pengkajian.
a. Identitas pasien.
Terdiri dari nama, umur, jenis kelamin, agama, suku/bangsa,
pekerjaan Pendidikan statuspernikahan, alamat dan nomor register.
Penanggung jawab terdiri dari nama, umur, pekerjaan, alamat,
hubungan dengan pasien.

6
b. Riwayat keperawatan
1) Riwayat Kesehatan saat ini
Pasien mengatakan merasakan nyeri pada pergelangan kaki
karena tergelincir ke dalam selokan saat hendak masuk
kedalam mobil, karena nyeri tak kunjung mereda pasien
memutuskan untuk segera ke rumah sakit, nyeri dirasakan
terus menerus dengan skala nyeri 7 keluhan lain yang
menyertai biasanya klien merasa pusing
2) Riwayat Kesehatan masa lalu
Penyakit yang berhubungan dengan penyakit sekarang,
Riwayat kecelakaan, Riwayat dirawat dirumah sakit dan
Riwayat pemakaian obat
3) Riwayat Kesehatan keluarga
Meliputi anggota keluarga yang mempunyai Riwayat penyakit
keturunan seperti diabetes melitus, asma, jantung dan ginjal
4) Riwayat psikososial
Meliputi mekanisme koping yang digunakan klien untuk
mengatasi masalah dan bagaimana besarnya motivasi
kesembuhan dan cara klien menerima keadaannya
5) Kebiasaan sehari-hari
Kebiasaan sehari-hari meliputi pola nutrisi, eliminasi, personal
hygiene, istirahat tidur, aktivitas dan Latihan serta kebiasaan
yang mempengaruhi Kesehatan
c. Pemeriksaan Fisik
1) System kardiovaskuler untuk mengetahui tanda-tanda vital,
ada tidaknya distensi vena jungularis, edema, dan kelainan
bunyi jantung
2) System hematologi:untuk mengetahui ada tidaknya
peningkatan leukosit yang merupakan tanda adanya infeksi
dan perdarahan
3) System urogenital untuk mengetahui ada tidaknya
ketegangan kandung kemih dan keluhan sakit pinggang
4) System musculoskeletal untuk mengetahui ada tidaknya
kesulita dalam pergerakan, sakit pada tulang, sendi dan
terdapat fratur atau tidak
5) System kekebalan tubuh untuk mengetahui ada tidaknya
pembesaran kelenjar getah bening

7
d. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Radiologi x-ray ankle
2. Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan Nanda NIC NOC, diagnosis keperawatan dan rencana
keperawatan pada pasien fraktur ankle adalah sebagai berikut (NANDA
International (NANDA NIC-NOC), 2016).
a. Nyeri akut berhubungan dengan luka insisi
b. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan integritas
struktur tulang dan program pembatasan gerak
3. Rencana Tindakan Keperawatan
a. Nyeri akut
NOC :
setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3x2 jam diharapkan
nyeri akut dapat teratasi dengan kriteria hasil :
1) mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab, skala, frekuensi
dan intensitas nyeri)
2) mampu melaporkan nyeri berkurang,
3) menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang
NIC :
1) Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk
lokasi, durasi dan kualitas nyeri)
2) Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
3) Gunakan Teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui
pengalaman nyeri pasien
4) Control lingkungan yang memperngaruhi nyeri seperti suhu
ruangan, pencahayaan dan kebisingan
5) Pilih dan lakukan penanganan nyeri secara nonfarmakologis
6) Kolaborasikan dengan dokter jika keluhan nyeri dan Tindakan
penanganan tidak berhasil
b. Gangguan mobilitas Fisik
NOC :
setelah dilakuka Tindakan keperawatan selama 3x2 jam diharapkan
level mobilitas meningkat dengan kriteria hasil :
1) Klien meningkat dalam aktivitas fisik,
2) Memverbalisasikan perasaan dalam meningkatkan kekuatan
dan kemampuan berpindah.

8
3) Memperagakan penggunaan alat bantu
NIC :
1) Monitoring vital sign
2) Konsultasikan tentang rencana ambulasi sesuai kebutuhan
3) Bantu klien untuk menggunakan tongkat saat berjalan
4) Ajarkan pasien tentang Teknik ambulasi
5) Kaji kemampuan pasien dalam mobilisasi
6) Ajarkan pasien bagaimana merubah posisi dan berikan
bantuan jika diperlukan

9
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
Assasment keperawatan
Assasment dimulai tanggal 04 April 2022, pukul 07.00 WIT
Diperoleh dari pasien dan keluarga
Cara masuk : dengan brankar
Sebagai pasien IGD
I. Status social, Ekonomi, Agama, Suku/Budaya, Nilai Kepercayaan
dan kebutuhan privasi
1) Pekerjaan pasien : Swasta
2) Pendidikan pasien : tamat sarjana
3) Pendidikan penanggung jawab : tamat sarjana
4) Spiritual (agama) : Kristen
5) Mengungkapkan keprihatinan yang berhubungan dengan rawat
inap : tidak
6) Suku/budaya : jawa
7) Nilai-nilai kepercayaan pasien keluarga : tidak ada
8) Kebutuhan privasi pasien : ya (keinginan waktu tempat khusus
saat wawancara dan Tindakan keperawatan)
II. Anamnesis
1) Diagnose medis saat masuk : fraktur ankle
2) Keluhan utama : nyeri
3) Riwayat penyakit sekarang : pasien mengatakan nyeri pada
pergelangan kaki kiri dengan skala nyeri 5,pasien mengatakan
terjatuh kedalam got dengan kedalaman +3 meter
4) Riwayat penyakit dahulu termasuk pembedahan :
a) Pernah dirawat : tidak
b) Pernah operasi/Tindakan : tidak
c) Masalah operasi/pembiusan : tidak
5) Riwayat penyakit keluarga : tidak ada
6) Obat dari rumah : tidak ada
7) Apakah pernah mendapat obat pengencer darah (aspirasi,
warfarin, Plavix dll) : tidak
8) Riwayat alergi : udara dingin dan debu

10
9) Nyeri : Ada, factor provokatif adalah proses penyakit, terasa
berdenyut di bagian pergelangan kaki kanan, tidak menyebar,
skla 6 dengan durasi nyeri 5-10 menit, hilang timbul
10) Riwayat transfusi darah : tidak pernah
11) Golongan darah : lupa
12) Khusus pasien dengan Riwayat kemoterapi dan radioterapo :
tidak pernah : tidak
13) Riwayat merokok : tidak
14) Riwayat minum minuman keras : tidak
15) Riwayat penggunaan obat penenang : tidak
16) Riwayat menikah : belum menikah
III. Pemeriksaan fisik
1) Keadaan umum : sakit sedang
2) Kesadaran compos mentis
3) GCS: E4, M5, V5
4) Tanda-tanda vital : tekanan darah : 120/80 mmHg, suhu 36,90 C,
nadi, 96x/ meni, pernapasan 20x/menit
5) Antropometri :BB: 70kgn, TB tidak diukur, LK tidak diukur, KD
tidfak diukur,

Pengkajian persistem dan pengkajian fungsi


Sistem susunan saraf pusat: Kepala tidak ada kelainan, Ubun-ubun datar,
wajah tidak ada kelainan, leher tidak ada kelainan, kejang tidak, sensorik:
tidak ada kelainan, motorik tidak ada kelainan.
Sistem penglihatan/Mata: Gangguan penglihatan tidak ada kelainan, posisi
mata simetris, pupil isokor, kelopak mata tidak ada kelainan, konjungtiva tidak
ada kelainan, sklera tidak ada kelainan, alat bantu penglihatan: Tidak.
Sistem pendengaran: Tidak ada kelainan, dan tidak menggunakan alat
bantu dengar.
Sistem Penciuman: Tidak ada kelainan.
Sistem pernapasan: Pola napas normal, retraksi tidak ada, NCH tidak ada,
jenis pernapasan dada, irama napas teratur, tidak terpasang WSD, tidak ada
kesulitan bernapas, tidak ada batuk dan sekresi atau sputum, suara napas
vesikuler, perkusi sonor.
Sistem kardiovaskuler jantung: warna kulit normal, clubbing finger tidak,
nyeri dada tidak, denyut nadi teratur, sirkulasi akral hangat, pulsasi nadi kuat,
CRT < 2 detik, bunyi jantung normal.

11
Sistem pencernaan: Mulut tidak ada kelainan, gigi tidak ada kelainan, lidah
bersih, tenggorokan tidak ada kelainan, abdomen tidak ada kelainan,
peristaltik usus tidak ada kelainan, anus tidak ada kelainan, BAB tidak ada
kelainan.
Sistem genital urinaria: Bersih, tidak ada kelainan, BAK tidak ada kelainan,
palpasi tidak ada kelainan, perkusi tidak ada kelainan.
Sistem reproduksi: Menarche: pada umur 14 tahun, sirkulasi haid 28 hari,
lama haid ± 5 hari, HPHT: tidak ada, tidak ada gangguan haid, tidak
menggunakan alat kontrasepsi, payudara tidak ada keluhan, puting susu
menonjol, tidak ada tanda-tanda mastitis, Uterus: TFU tidak dikaji.
Sistem integumen: turgor kulit baik dan elastis, warna tidak ada kelainan,
integritas utuh dan tidak beresiko dekubitus.
Sistem muskuloskeletal: pergerakan sendi pergelangan kaki kanan tidak
bebas kekuatan otot kaki kanan kurang, nyeri pergelangan kaki(ankle) ada,
oedema tungkai kanan bawah ada, fraktur ankle ada, parese tidak ada, postur
tubuh normal.
Sistem endokrin metabolik: Mata tidak ada kelainan, leher tidak ada
kelainan, mengeluh esktremitas bawah nyeri,
IV. Pengkajian Fungsi Kognitif dan Motorik
1. Kognitif: orientasi penuh.
2. Motorik
a. Aktivitas sehari-hari: Dibantu sebagian
b. Berjalan: hambatan mobilitas
c. Riwayat patah tulang: tidak ada
d. Alat ambulan: menggunakan brankar
e. Ekstremitas atas: tidak ada kesulitas
f. Ekstremitas bawah: fraktur ankle dextra
g. Kemampuan menggenggam: tidak ada kesulitan
h. Kemampuan kordinasi: tidak ada kelainan
i. kesimpulan gangguan fungsi: ya (konsul DPJP)
3. Pengkajian Risiko pasien jatuh
Risiko jatuh morse (pasien dewasa dan pasien yang dirawat di ruang non
intensif) risiko tinggi >44
4. Proteksi
a. Status mental: kooperatif
b. Penggunaan restrain: tidak.

12
5. Psikologis: status psikologis tenang.
6. Kebutuhan pendidikan/ komunikasi dan pengajaran
a. Bicara: normal
b. Bahasa sehari-hari: Indonesia
c. Penerjemah: tidak
d. Hambatan belajar: tidak
e. Cara belajar yang tidak disukai: menulis
f. Pasien atau keluarga menginginkan informasi/ bersedia: bersedia
g. Pasien menginkan informasi tentang: proses penyakit, terapi atau
obat, tindakan, manajemen nyeri, pencegahan risiko jatuh.

SKRINING GIZI OLEH PERAWAT


Dewasa (berdasarkan Nutritional Risk Screening / NRS-2002)
- Penurunan BB sebesar >5%: tidak (skor :0)
- Atau ada penurunan asupan makan dan kebutuhan dalam
seminggu terakhir: tidak (skor: 0)
- Ada penyakit penyerta / kebutuhan khusus: tidak (skor: 0)
- Usia pasien <70 tahun (skor: 0)
- Resiko Nutrisi: Tidak (total skor 1-2)

Masalah Keperawatan: Nyeri Akut


Rencana Keperawatan:
- Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi,
durasi dan kualitas nyeri)
- Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
- Gunakan Teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui
pengalaman nyeri pasien
- Control lingkungan yang memperngaruhi nyeri seperti suhu
ruangan, pencahayaan dan kebisingan
- Pilih dan lakukan penanganan nyeri secara nonfarmakologis
- Kolaborasikan dengan dokter jika keluhan nyeri dan Tindakan
penanganan tidak berhasil
Perencanaan Perawatan Interdisiplin/Referal
1. Diet dan nutrisi: Tidak
2. Rehabilitasi medik: tidak
3. Farmasi: Ya (DPO)

13
4. Perawatan Luka: Ya
5. Manajemen Nyeri: Ya
6. Lain-lain: Tidak
Perencanaan Pulang/Discharge Planning
Pasien dan keluarga dijelaskan tentang perencanaan pulang: Ya
Lama perawatan rata-rata: ±5 hari, tanggal rencana pulang: 07 April2022.
Asesmen transportasi
1. Transportasi pulang: Mandiri
2. Transportasi yang digunakan: Kendaraan pribadi (mobil).
Pemeriksaan Diagnostik
Laboratorium tanggal 04/04/2022 Jam 07.25 WIT
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal Satuan
Hematologi
Hemoglobin 13,3 11,7-15,6 g/dL
Hematokrit 1,3 35,0-47,0 %
Lekosit 12.400 3.600-11.000 /uL
Trombosit 391.000 150.000-440.000 /uL
Hemostatis
Masa perdarahan 2’ 30o <3 menit
Masa pembekuan 12 5-19 Menit
Kimia Klinik
Ureum Darah 16,3 10,0-50,0 mg/dl
Kreatinin Darah 0,97 0,50-1,10 mg/dl
Imunologi
Rapid Antigen Covid-19 NEGATIF NEGATIF -
Diabetes
Glukosa Sewaktu 155 70-140 mg/dl

Pemeriksaan Radiologi
Tanggal 04/04/2022
Dilakukan CT Scan Ankle dextra. Dibuat potongan axial, sagittal dan coronal serta
3D. scan tanpa memakai kontras media
Kesimpulan :
Fraktur ankle dextra (Weber Classification type C). Hematom ankle dextra
Terapi:
04/04/2022 05/04/2022 06/04/2022

14
- IVFD 1500 cc/24 Jam - IVFD 1500 cc/24 Jam - IVFD 1500 cc/24 Jam
- Ceftriaxone 2x1 mg - Ceftriaxone 2x1 mg - Ceftriaxone 2x1 mg
- Hypobac 2x2 amp - Hypobac 2x2 amp - Hypobac 2x2 amp
- Ketorolac 3x1 mg - Ketorolac 3x1mg - Ketorolac 3x1 mg
- Ranitidine 3x1amp - Ranitidine 3x1amp - Ranitidine 3x1 amp

B. Klasifikasi Data
Nama Pasien/Umur : Nn. V/45 Tahun
Ruangan/Nomor kamar : Perawatan Umum/ 325
Nomor Rekam Medis : 0.02.46.75
Tangga Masalah
Data subyektif Data Obyektif
l Keperawatan
04 April - Pasien mengatakan nyeri - Pasien nampak protektiv Nyeri akut
2022 pada pada pergelangan terhadap sumber nyeri
kaki - Pasien Nampak mengubah
- P : Post Op ORIF posisi kaki untuk mencari
Q: Nyeri terasa seperti posisi yang nyaman.
berdenyut - Wajah pasien tampak meringis
R: pergelangan kaki D. menahan nyeri
S: dengan VAS 5 - Tanda-tanda vital:
T: 2-3 menit hilang timbul Tekanan darah: 120/70
mmHg, Suhu: 36,40 C, nadi:
95x/menit, pernapasan:
20x/menit.
04 April Pasien mengeluh sulit - Tampak luka post op Gannguan
2022 menggerakkan ekstremitas ektremitas kanan bawah dan mobilitas fisik
terpasang elastis perban
- Tampak Gerakan kaki terbatas
- Tanda-tanda vital:
Tekanan darah: 120/70
mmHg, Suhu: 36,40 C, nadi: 95
x/menit, pernapasan:
20x/menit.

C. Analisa Data

15
No Data Etiologi
1. Data Subyektif Ketidakmampuan ankle tidak mampu
- Pa Pasien mengatakan nyeri pada menahan beban
pada pergelangan kaki
- P : Post Op ORIF fraktur ankle
Q: Nyeri terasa seperti berdenyut
R: pergelangan kaki D. Tindakan Operatif
S: dengan VAS 5
T: 2-3 menit hilang timbul Luka insisi dan hematoma
Data Obyektif
Wajah pasien tampak meringis menahan
nyeri, Tanda-tanda vital: Nyeri Akut
Tekanan darah: 120/70 mmHg, Suhu:
36,40 C, nadi: 95x/menit, pernapasan:
20x/menit.
2. Data Subyektif: ketidakmampuan ankle menahan
Pasien mengeluh sulit menggerakkan beban
ekstremitas
Data Obyektif:
Tampak luka post op ektremitas fraktur ankle
kanan bawah dan terpasang elastis
perban
Tanda-tanda vital: Tekanan darah: Pembedahan operasi
120/70 mmHg, Suhu: 36,40 C, nadi:
95 x/menit, pernapasan: 20x/menit. Luka insisi ekstremitas bawah kanan

Gangguan mobilitas Fisik

D. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik (post Tindakan)
2. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan integritas
struktur tulang dan program pembatasan gerak

E. Intervensi Keperawatan

16
Rencana Asuhan Keperawatan
Nama pasien/umur : Nn. V
Nomor kamar : 325
Tanggal masuk RM : 04 April 2022
No.
Diagnosa Rencana Asuhan Keperawatan
Priorita Tujuan Kriteria Hasil
Keperawatan
s DX Intervensi Rasional
1 Nyeri akut Setelah Dengan - Lakukan 1. Mengetahui
berhubungan dilakukan kriteria hasil: pengkajian tingkat nyeri
dengan agen tindakan - Skala nyeri nyeri secara sehingga
cidera fisiologis keperawatan aktivitas/ komprehensif dapat
(inflamasi). 3x24 jam istirahat 0/0 termasuk menetukan
Ditandai masalah - Wajah lokasi, durasi intervensi
dengan keperawatan pasien tidak dan kualitas yang tepat
Data Subyektif: nyeri akut meringis nyeri) 2. Mengurangi
- Mengeluh dapat - Tanda-tanda - Observasi faktor
adanya nyeri teratasi. vital dalam reaksi penyebab
- Merintih batas normal nonverbal dari pasien nyeri

ketidaknyama 3. Teknik
Data Obyektif: nan relaksasi
- Tanda-tanda - Pilih dan dapat
vital: membuat
lakukan
Tekanan pasien merasa
penanganan
darah:110/70 nyaman
nyeri secara
mmHg, nadi: 4. Untuk
nonfarmakolo
66x/menit, membantu
gis
pernapasan: pasien
- Control
20x/menit mengurangi
lingkungan
- Aktivitas rasa nyeri
yang
terbatas 5. Terapi untuk
memperngaru
- Skala nyeri: memblok
hi nyeri
3 reseptor nyeri
- Pilih dan
sehingga nyeri
lakukan
tidak dapat
penanganan
dipersepsikan.
nyeri secara
nonfarmakolo

17
gis
- Kolaborasikan
dengan dokter
jika keluhan
nyeri dan
Tindakan
penanganan
tidak berhasil

2 Gannguan setelah Dengan - Monitoring 1. Mengetahui


mobilitas fisik dilakuka kriteria hasil: vital sign tanda dan
Ditandai Tindakan - Klien - Konsultasikan gejala infeksi
dengan keperawata meningkat tentang sehingga
Data Subyektif: n selama dalam rencana dapat
Pasien 3x2 jam aktivitas fisik, ambulasi menentukkan
mengeluh sulit diharapkan - Memverbalis sesuai intervensi
menggerakkan level asikan kebutuhan yang tepat.
ekstremitas mobilitas perasaan - Bantu klien 2. Mencegah
Data Obyektif: meningkat dalam untuk terjadinya
Tampak luka meningkatka menggunakan infeksi.
post op n kekuatan tongkat saat
ektremitas dan berjalan 3. Mencegah
kanan bawah kemampuan - Ajarkan terjadinya
dan terpasang berpindah. pasien tentang infeksi.
elastis perban - Memperagak Teknik
Tanda-tanda an ambulasi
vital: Tekanan penggunaan - Kaji
4. Terapi
darah: 120/70 alat bantu kemampuan
membantu
mmHg, Suhu: pasien dalam
dalam proses
36,40 C, nadi: mobilisasi
penyembuhan
95x/menit, - Ajarkan
dan
pernapasan: pasien
pencegahan
20x/menit. bagaimana
infeksi
merubah
posisi dan
berikan

18
bantuan jika
diperlukan

F. Implementasi Keperawatan
No. Tanggal/
Implementasi Respon Nama dan TTD
Diagnosa Jam
1 04/04/2022 1. Mengobservasi 1. DS: pasien mengatakan Rita
08.00 tanda-tanda vital P: Nyeri luka post op
dan keluhan nyeri Q:Nyeri terasa seperti
menggunakan berdenyut
PQRST R: Di area pergelangan
kaki kanan
S: dengan VAS 5
T:2-3menit hilang timbul
DO: Tanda-tanda vital
TD: 130/80 mmHg
Nadi: 66x/m, SB:36,4 0C
RR: 20x/m, SpO2: 99%
09.00 2. Mengedukasi cara 2. DS: pasien mengatakan
menurunkan nyeri mengerti dan mengikuti
non farmakologis anjuran
dengan teknik DO: pasien kooperatif
relaksasi dan melakukan Teknik
relaksasi dengan baik
13.00 3. Memberikan posisi 3. DS: Pasien mengatakan
yang nyaman nyaman
DO:pasien tampak
nyaman dengan posisi
semifolwer
14.00 4. Menciptakan 4. DS: pasien mengatakan
lingkungan yang nyaman
amandan nyaman DO: pengunjung
dibatasi dan pasien
tampak nyaman
beristirahat

2 04/04/2022 1.Kaji kemampuan 1. DS: pasien mengatakan Rita

19
08.00 pasien dalam tidak dapat
mobilisasi menggerakkan kaki
sendiri
DO: tanda-tanda vital
TD:120/70 mmHg
Nadi: 78x/menit
SB: 36,50C RR: 20x/m
SpO2: 98%

09.00 2.Konsultasikan 2. DS: -


tentang rencana DO : Pasien disarankan
ambulasi sesuai menggunakan tongkat
kebutuhan

10.00 3.Bantu klien untuk 3. DS: -


menggunakan DO: pasien tampak takut
tongkat saat berjalan untuk mobilisasi

13.00 4.Ajarkan pasien 4. DS: pasien mengatakan


bagaimana merubah sudah nyaman.
posisi DO: pasien tampak
nyaman dengan posisi
semifowler

5.Tidak melakukan 5. DS: -


14.00
kolaborasi. DO:

20
04/04/2022
1 08.00 1. Mengobservasi 1. DS: pasien mengatakan
tanda-tanda vital P: Nyeri luka post op
dan keluhan nyeri Q:Nyeri terasa seperti
menggunakan berdenyut
PQRST R: Di area pergelangan
kaki kanan
S: dengan VAS 4
T:2 menit hilang timbul
DO: Tanda-tanda vital
TD: 120/80 mmHg
Nadi: 86x/m, SB:36,6 0C
RR: 20x/m, SpO2: 99%

09.00 2. Mengedukasi cara 2. DS: pasien mengatakan


menurunkan nyeri mengerti dan mengikuti
non farmakologis anjuran
dengan teknik DO: pasien kooperatif
relaksasi dan melakukan Teknik
relaksasi dengan baik

13.00 3. Memberikan posisi 3. DS: Pasien mengatakan


yang nyaman nyaman
DO:pasien tampak
nyaman dengan posisi
semifolwer

14.00 4. Menciptakan 4. DS: pasien mengatakan


lingkungan yang nyaman
aman dan nyaman DO: suasana tenang
dan pasien tampak
nyaman beristirahat

2 08.00 1. Kaji kemampuan 1. DS: pasien mengatakan


pasien dalam kaki terasa berat saat
mobilisasi menggerakkan kaki

21
sendiri
DO: tanda-tanda vital
TD:120/80 mmHg
Nadi: 86x/menit
SB: 36,60C RR: 20x/m
SpO2: 98%

2. Konsultasikan 2. DS: -
09.00 tentang rencana DO : pasien belum
ambulasi sesuai belajar menggunakan
kebutuhan tongkat

3. Bantu klien untuk


10.00 menggunakan 3. DS: -
tongkat saat DO: pasien tampak
berjalan masih takut untuk
mobilisasi
4. Ajarkan pasien
13.00 bagaimana
merubah posisi 4. DS: pasien mengatakan
sudah nyaman.
DO: pasien tampak
nyaman dengan posisi
semifowler

5. Tidak melakukan 5. DS: -


14.00 kolaborasi. DO:
05/04/2022
1 08.00 1. Mengobservasi 1. DS: pasien mengatakan
tanda-tanda vital P: Nyeri luka post op
dan keluhan nyeri Q:Nyeri terasa seperti
menggunakan berdenyut
PQRST R: Di area pergelangan
kaki kanan
S: dengan VAS 2
T:1 menit hilang timbul
DO: Tanda-tanda vital

22
TD: 120/80 mmHg
Nadi: 95x/m, SB:36,7 0C
RR: 20x/m, SpO2: 99%

09.00 2. Mengedukasi cara 2. DS: pasien mengatakan


menurunkan nyeri mengerti dan mengikuti
non farmakologis anjuran
dengan teknik DO: pasien kooperatif
relaksasi dan melakukan Teknik
relaksasi dengan baik

13.00 3. Memberikan posisi 3. DS: Pasien mengatakan


yang nyaman nyaman
DO: Pasien tampak
nyaman dengan posisi
semifolwer

14.00 4. Menciptakan 4. DS: pasien mengatakan


lingkungan yang nyaman
aman dan nyaman DO: suasana tenang
dan pasien tampak
nyaman beristirahat

2 08.00 1. Kaji kemampuan 1. DS: pasien mengatakan


pasien dalam masih dibantu dalam
mobilisasi memindahkan dan
menggerakkan kaki
DO: tanda-tanda vital
TD:120/70 mmHg
Nadi: 78x/menit
SB: 36,50C RR: 20x/m
SpO2: 98%

09.00 2. Konsultasikan 2. DS: -


tentang rencana DO : Pasien Nampak
ambulasi sesuai belajar menggunakan
kebutuhan

23
tongkat

3. Bantu klien untuk


10.00 menggunakan 3. DS: -
tongkat saat DO: pasien Nampak
berjalan ragu untuk mobilisasi

4. Ajarkan pasien
13.00 bagaimana 4. DS: pasien mengatakan
merubah posisi sudah nyaman.
DO: pasien tampak
nyaman dengan posisi
semifowler
5. Tidak melakukan
14.00 kolaborasi. 5. DS: -
DO:

24
BAB IV
PEMBAHASAN KASUS
Pada BAB ini merupakan pembahasan dari asuhan keperawatan pada pasien
dengan fraktur ankle di ruang perawatan umum lantai 3 Rumah Sakit Provita. Dalam
bab ini penulisan membahas lima proses keperawatan yang dilakukan kepada
pasien dari pengajian, diagnosis, intervensi, implementasi dan evaluasi mengenai
kasus yang penulis angkat.
Pengkajian merupakan tahap awal dalam proses keperawatan. Penulis
melakukan pengkajian mengikuti lembar asesmen penerimaan pasien baru milik
rumah sakit, pengumpulan informasi dari pasien melalui wawancara dan observasi.
Pada pasien dengan fraktur ankle menurut teori manifestasi klinis yang akan sering
muncul adalah pasien mengalami nyeri pada area fraktur dan Nampak membengkak
disertai kekakuan sendi. Pada kasus Nn. V berdasarkan pengkajian, didapatkan hasil
yang sama dengan teori yaitu merasakan nyeri dan Nampak bengkak disertai rasa
kaku pada area fraktur
Diagnosis keperawatan merupakan tahap kedua dalam proses keperawatan.
Penulis melakukan penegakkan diagnosis keperawatan dengan cara menyususn
analisa data terlebih dahulu. Diagnosis keperawatan yang penulis angkat yaitu nyeri
akut berhubungan dengan agen cidera fisiologis (fraktur) dan hambatan mobilitas
fisik berhubungan dengan kerusakan integritas struktur tulang dan program
pembatasan gerak
Intervensi keperawatan merupakan tahap ketiga dalam proses keperawatan.
Penulis menentukan intervensi yang akan diberikan kepada pasien berdasarkan
diagnosis keperawatan. Proses keperawatan keepat yaitu Implementasi
keperawatan, penulis melakukan asuhan keperawatan kepada pasien sesuai
intervensi yang sudah disusun sebelumnya. Setelah melakukan tindakan, penulis
melakukan evaluasi yang merupakan tahapan terakhir, evaluasi merupakan
Tindakan untuk mengukur keberhasilan intervensi yang diberikan kepada pasien
dengan fraktur ankle

25
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Fraktur ankle atau fraktur pergelangan kaki merupakan terputusnya
tulang maleous (mata kaki), baik dari sisi lateral, ataupun medial yang disertai
dengan kerusakan jaringan lunak yang meliputi otot, kulit, jaringan saraf, dan
pembuluh darah. Beberapa kasus mengalami komplikasi yang buruk
akibatnnya membuat prognosis penyakit menjadi lebih berat dan asuhan
keperawatan yang diberikan menjadi lebih lama Dalam kasus tersebut,
penanganan yang dilakukan Rumah Sakit dengan metode operatif adalah
pemasangan Open Reduction Internal Fixatie (ORIF).

B. Saran
Mengkaji pasien secara menyeluruh untuk mendapatkan data terakurat
sehingga sebagai perawat dapat mencegah atau mendeteksi sedini mungkin
keparahan komplikasi yang dapat terjadi.

26
DAFTAR PUSTAKA

Septiyani Dina, (2017). Upaya Penurunan Nyeri Pasien Post Oen Reduction Internal
Fixation Fraktur Ankle Dextra Surakarta : Jurnal Kesehatan

Wulandari Ni Putu, Niryana I Wayan, dkk., (2016) Perbedaan Skor Keberhasilan


Terapi Pada Pasien Patah Tulang Pergelangan Kaki, Denpasar, Jurnal
Kesehatan

Indriyaswari, D. S., Purwanti, O. S., Ns, M.K., & Kep, N.S. (2017). Upaya Penurunan
Nyeri Pasien Post Open Reduction Internal Fixation Fraktur Ankle
Dextra (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Surakarta).

Pandora, R.A. (2021) Perbedaan Terjadinya Kekakuan Sendi Pada Fraktur Ankle
Yang Mendapat Terapi Operasi Dann Non Operasi Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta).

Nurarif .A.H. dan Kusuma. H. (2015). APLIKASI Asuhan Keperawatan Berdasarkan


Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC. Jogjakarta:  MediAction.

27

You might also like