You are on page 1of 9

TUGAS SISTEM INFORMASI KESEHATAN (SIK)

LAPORAN KASUS PADA PENYAKIT HIPERTENSI

DI SUSUN OLEH :

EKA YULIANINGSIH
P07120421082N

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MATARAM
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS
TAHUN AJARAN 2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan kesempatan pada
saya untuk menyelesaikan laporan kasus tentang Penyakit Hipertensi Atas rahmat dan
hidayah-Nya lah saya dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu. Makalah ini disusun
guna memenuhi tugas mata kuliah Sistem Informasi Kesehatan. Selain itu, saya juga berharap
agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca tentang Hipertensi.

Kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada bapak/Iibu dosen mata kuliah
Sistem Informasi Kesehatan karena sudah memberikan tugas ini yang dimana tugas ini dapat
menambah pengetahuan dan wawasan kepada saya serta kepada pembaca makalah saya. saya
juga mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu proses penyusunan
makalah ini.

Kota Bima, 15 September 2021

Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................ii
KATA PENGANTAR..............................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................................................1
B. Tujuan..............................................................................................................3
BAB II KONSEP PENYAKIT
A. Pengertian.......................................................................................................6
B. Penyebab.........................................................................................................6
C. Pengobatan......................................................................................................6
D. Pencegahan......................................................................................................7
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.....................................................................................................8
B. Saran...............................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................9
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pola penyakit di Indonesia mengalami transisi epidemiologi selama dua dekade
terakhir, yakni dari penyakit menular yang semula menjadi beban utama kemudian
mulai beralih menjadi penyakit tidak menular. Kecenderungan ini meningkat dan
mulai mengancam sejak usia muda. Penyakit tidak menular yang utama di antaranya
hipertensi, diabetes melitus, kanker, dan penyakit paru obstruktif kronik (Kemenkes
RI, 2015) (Sudarsono et al., 2017).
Hipertensi adalah penyakit yang didefinisikan sebagai peningkatan tekanan darah
secara menetap (Dipiro, dkk., 2011). Umumnya, seseorang dikatakan mengalami
hipertensi jika tekanan darah berada di atas 140/90 mmHg (Sudarsono et al., 2017).
Hipertensi atau tekanan darah tinggi diperkirakan telah menyebabkan 4,5% dari
beban penyakit di dunia, dan prevalensinya hampir sama besar di negara berkembang maupun
di negara maju (WHO, 2003). Penyakit hipertensi telah menjadi masalah utama dalam
kesehatan masyarakat yang ada di Indonesia maupun di beberapa negara yang ada di dunia.
Kenaikan kasus hipertensi diperkirakan sekitar 80%, terutama di Negara berkembang terjadi
di
tahun 2025. Dari 639 juta kasus di tahun 2000, diperkirakan menjadi 1.15 milyar kasus di
tahun 2025. Prediksi ini didasarkan angka penderita hipertensi dan pertambahan penduduk
saat ini (Herawati & Wahyuni, 2016).
Hipertensi adalah faktor risiko ketiga terbesar yang menyebabkan kematian dini,
terjadinya gagal jantung sertapenyakit gangguan otak (Lisiswanti & Dananda, 2016).
Penyakit hipertensi dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit kardiovaskular.
Setiap peningkatan 20 mmHg tekanan darah sistolik atau 10 mmHg tekanan darah
diastolik dapat meningkatkan risiko kematian akibat penyakit jantung iskemik dan
strok (Chobanian, dkk., 2003) (Sudarsono et al., 2017). Hipertensi perlu mendapat
perhatian khusus dari masyarakat mengingat dampak yang ditimbulkan baik dalam
jangka pendek maupun jangka panjang (Sonya.A.P, Bagus, 2019).
Munculnya masalah kesehatan tidak hanya disebabkan oleh kelalaian individu,
namun dapat pula disebabkan oleh ketidaktahuan masyarakat sebagai akibat dari
kurangnya informasi yang benar mengenai suatu penyakit (Rahmadiana, 2012).
Rendahnya pengetahuan tenaga kesehatan, pasien, dan masyarakat tentang hipertensi
merupakan penyebab utama tidak terkontrolnya tekanan darah, terutama pada pasien
hipertensi di Asia ( Park, J.B., Kario, K., dan Wang, J.G., 2015) (Sudarsono et al.,
2017). Hal-hal yang dapat dilakukan sebagai upaya perbaikan kesehatan
bukan sekadar memperbaiki kerusakan atau kelainan fisik, tetapi melibatkan
kompleksitas kebutuhan, motivasi, dan prioritas individu yang dapat dilakukan
melalui komunikasi intrapersonal yang melibatkan jiwa, kemauan, kesadaran, dan
pikiran (Arianto, 2013) (Sudarsono et al., 2017).
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan penyakit Hipertensi
2. Untuk mengetahui penyebab atau faktor resiko dari penyakit Hipertensi
3. Untuk mengetahui pengobatan penyakit Hipertensi
4. Untuk mengetahui cara pencegahan penyakit Hipertensi
BAB II
KONSEP PENYAKIT

1. Pengertian
Hipertensi merupakan keadaan dimana tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg dan
tekanan darah diastolik ≥90 mmHg yang dapat mengakibatkan suplai oksigen dan
nutrisi yang dibawa oleh darah terhambat sampai ke jaringan tubuh yang
membutuhkan, sehingga memberi gejala berlanjut pada suatu target organ tubuh yang
menimbulkan kerusakan lebih berat pada target organ bahkan kematian (Lisiswanti &
Dananda, 2016).
2. Penyebab
Faktor risiko penyebab Hipertensi adalah jenis kelamin, usia, genetik dan faktor
risiko yang dapat diubah seperti kegemukan, psikososial dan stress, merokok,
olahraga, konsumsi alkohol berlebih, konsumsi garam berlebih, dan hiperlipidemia
(Lisiswanti & Dananda, 2016).
Hipertensi Esensial atau hipertensi primer yang tidak diketahui penyebabnya, disebut
juga hipertensi idiopatik. Terdapat sekitar 95 % kasus. Banyak faktor yang mempengaruhinya
seperti genetik, lingkungan, hiperaktivitas susunan saraf simpatis, sistem renin-angiotensin,
defek dalam eksresi Na dan peningkatan Na dan Ca intraseluler dan faktor-faktor yang
meningkatkan resiko seperti obesitas, alkohol, merokok serta polisitemia (Yogiantoro, 2009)
(Tinggi IlmuKesehatan Kendal et al., 2013). Sedangkan Hipertensi Sekunder atau Hipertensi
Non Esensial penyebab boleh dikatakan telah pasti yaitu hipertensi yang diakibatkan oleh
kerusakan suatu organ. Yang termasuk hipertensi sekunder seperti : hipertensi jantung,
hipertensi penyakit ginjal, hipertensi penyakit (Herawati & Wahyuni, 2016).
3. Pengobatan
Pengobatan hipertensi primer sering dilakukan adalah membatasi konsumsi kalori bagi
mereka yang kegemukan (obes), membatasi konsumsi garam, dan olahraga. Obat
antihipertensi mungkin pula digunakan tetapi kadang-kadang menimbulkan efek samping
seperti meningkatnya kadar kolesterol, menurunnya kadar natrium (Na) dan kalium (K)
didalam tubuh dan dehidrasi (Herawati & Wahyuni, 2016).
Terapi farmakologis hipertensi diawali dengan pemakaian obat tunggal karena
monoterapi mampu menurunkan TD sistolik sekitar 7-13 mmHg dan diastolik sekitar
4-8 mmHg. Jika target TD tidak tercapai dalamwaktu satu bulan pengobatan, maka
dapat dilakukan peningkatan dosis obat awal atau penambahan golongan obat lain
yang
berasal dari terapi lini pertama dan kedua dengan meminimalkan efek samping
interaksi obat Golongan obat antihipertensi yang paling banyak digunakan adalah
golongan ACE-I, diikuti oleh golongan CCB dan ARB. ACE-I bekerja menghambat
enzim yang menghidrolisis angiotensin I menjadi angiotensin II dan menurunkan TD
melalui penurunan resistensi vaskular perifer. Golongan ARB menghambat secara
langsung reseptor angiotensin yang lebih selektif yaitu AT1. Pada pasien yang
mengalami efek samping dari ACE-I maka terapi yang disarankan adalah ARB.5
Namun dari segi biaya ARB sekitar 45 kali lebih mahal dari golongan ACE-I
sehingga
kurang rasional untuk diberikan pada pasien. CCB biasanya digunakan untuk
terapi hipertensi dengan jantung koroner dan diabetes melitus (Sonya.A.P, Bagus,
2019).
4. Pencegahan
Untuk pencegahan dan manajemen hipertensi dengan prinsip banyak
mengkonsumsi buah dan sayuran, susu rendah lemak dan hasil olahnya serta kacang-
kacangan, Diet ini mengandung tinggi kalium, fosfor dan protein sehingga perlu
dipertimbangkan untuk pasien dengan gangguan penurunan fungsi ginjal, membatasi
konsumsi garam, mengurangi konsumsi minuman berkafein, mengurangi minuman
berakohol, olahraga serta istirahat yang cukup (Lisiswanti & Dananda, 2016).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hipertensi adalah penyakit yang didefinisikan sebagai peningkatan tekanan darah
secara menetap (Dipiro, dkk., 2011). Umumnya, seseorang dikatakan mengalami
hipertensi jika tekanan darah berada di atas 140/90 mmHg (Sudarsono et al., 2017).
B. Saran
Setelah membaca makalah ini di harpakan kita sebagai tenaga kesehatan mampu
untuk memberikan pendidikan kesehatan tentang penyakit Hipertensi, dan
memberikan infromasi mengenai pengobatan yang dapat dilakukan untuk mengobati
Hipertensi dan agar masyarakat awam tahu mengenai pencegahan yang dapat
dilakukan untuk mencegah terjadinya Hipertensi sehingga masyarakat bisa memiliki
pengetahuan akan Penyakit Hipertensi.
DAFTAR PUSTAKA
Herawati, I., & Wahyuni. (2016). Manfaat Latihan Pengaturan Pernafasan Untuk
Menurunkan Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi Primer. The 3Rd University
Research Coloquium, 79–87.
Lisiswanti, R., & Dananda, D. N. A. (2016). Upaya Pencegahan Hipertensi. Jurnal Majority,
5(No 3, September), 50–54. http://jukeunila.com/wp-content/uploads/2016/12/Dea-Nur-
Aulia-Dananda.pdf
Sonya.A.P, Bagus, J. (2019). Gambaran Pola Penggunaan Obat Antihipertensi Pada Pasien
Hipertensi Di Instalasi Rawat Inap Rsup Sanglah Denpasar Tahun 2016. Jurnal Medika
Udayana, 8(6), ISSN 2597-8012. https://ojs.unud.ac.id/index.php/eum
Sudarsono, E. K. R., Sasmita, J. F. A., Handyasto, A. B., Kuswantiningsih, N., & Arissaputra,
S. S. (2017). Peningkatan Pengetahuan Terkait Hipertensi Guna Perbaikan Tekanan
Darah pada Pemuda di Dusun Japanan, Margodadi, Seyegan, Sleman, Yogyakarta.
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat (Indonesian Journal of Community
Engagement), 3(1), 26. https://doi.org/10.22146/jpkm.25944
Tinggi IlmuKesehatan Kendal, S., Kartika Sari, R., Kedokteran, F., Sultan Agung Semarang,
U., Studi Ilmu Keperawatan, P., & Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal, S. (2013). Faktor-
Faktor Yang Mempengaruhi Hipertensi. Jurnal Ilmiah STIKES Kendal, 3(2), 36–44.

You might also like