Professional Documents
Culture Documents
Adriana - Nim. 01163001
Adriana - Nim. 01163001
SKRIPSI
DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI SALAH SATU SYARAT MEMPEROLEH
GELAR SARJANA EKONOMI DALAM BIDANG EKONOMI SYARIAH
PADA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
IAIN BONE
Oleh:
ADRIANA
NIM. 01163001
SKRIPSI
DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI SALAH SATU SYARAT MEMPEROLEH
GELAR SARJANA EKONOMI DALAM BIDANG EKONOMI SYARIAH
PADA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
IAIN BONE
Oleh:
ADRIANA
NIM. 01163001
i
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Nama : Adriana
Nim : 01163001
menyatakan bahwa skripsi benar adalah hasil karya penyusun sendiri. Jika di
kemudian hari terbukti bahwa ia merupakan duplikat, tiruan, plagiat, dibuat atau
dibantu orang lain, sebagian atau seluruhnya maka saya siap ditindak sesuai
ketentuan hukum yang berlaku demikian pula skripsi dan gelar yang diperoleh
Penyusun
ADRIANA
NIM: 01163001
ii
PENGESAHAN SKRIPSI
DEWAN MUNAQISY
Diketahui oleh:
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
IAIN Bone
iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Nama : Adriana
NIM : 01163001
Kab.Bone)”,
Pembimbing I Pembimbing II
iv
ABSTRAK
ADRIANA
01163001
Skripsi ini membahas tentang Analisis Penyaluran Bantuan Pangan Non Tunai
(BPNT) dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui Implementasi Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) di Desa Jaling
Kecamatan Awangpone Kabupaten Bone dan kesejahteraan masyarakat dengan
adanya Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) di Desa Jaling Kec. Awangpone Kab.
Bone. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan (field research)
dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Tehnik pengumpulan data yang
digunakan adalah wawancara, observasi dan dokumentasi. Tehnik analisis yang
digunakan pada penelitian ini adalah reduksi data, penyajian data dan penarikan
kesimpulan. Hasil penelitian ini tentang Implementasi penyaluran Bantuan Pangan
Non Tunai (BPNT) di Desa Jaling Kec. Awangpone Kab. Bone terdapat
permasalahan pada prosedur penyaluran Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) belum
terpenuhi secara keseluruhan dikarenakan persyaratan administrasi masih terbatas.
Dengan adanya Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) telah memberikan dampak yang
nyata dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa Jaling Kec. Awangpone
Kab. Bone dapat dilihat dari terpenuhinya kebutuhan primer pada kebutuhan pangan
yang berupa beras dan telur sehingga biaya pengeluaran untuk kebutuhan tersebut
dapat dialihkan pada kebutuhan yang lain misalnya kebutuhan sandang, papan,
bahkan sampai pada kebutuhan sekunder.
v
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan segala puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT.
Sebagai pencipta alam semesta yang memberikan rahmat dan anugerah keindahan
junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW., seluruh keluarga, sahabat dan para
pengikutnya.
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. atas anugerah yang
tiada terkira berupa kesempatan yang diberikan kepada penulis untuk menuangkan
sebuah karya ilmiah (Skripsi) yang berjudul “Analisis Penyaluran Bantuan Pangan
skripsi ini, namun berkat bantuan serta dorongan dari berbagai pihak akhirnya
kesulitan-kesulitan yang timbul dapat teratasi. Untuk itu suatu kewajiban bagi penulis
untuk menyampaikan rasa terima kasih tulus dan ikhlas, serta penghargaan yang
setinggi-tingginya kepada :
1. Kedua orang tua saya tercinta, Ayahanda Bakri dan Ibunda Suarni yang
vi
2. Bapak Prof. Dr. A. Nuzul, SH., M.Hum. selaku Rektor IAIN Bone yang
3. Bapak Dr. Syaparuddin, S.Ag., MS.I., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
4. Bapak Dr. Abdul Rahim, S.Ag., M.Ag., M.S.I selaku Ketua Program Studi
Ekonomi Syariah pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama Islam
Negeri (IAIN) Bone beserta stafnya yang telah membantu kelancaran proses
5. Bapak Dr. Andi Ruslan, SE., M.Si selaku pembimbing I dan Ibu Rina Novianty,
skripsi ini dengan penuh kesabaran dan ketulusan. Sungguh berharga ilmu dan
skripsi ini. Sungguh rasa terimah kasih yang sebesar besarnya saya berikan kepada
kedua pembimbing saya, semoga ilmu yang saya dapatkan bisa bermanfaat bagi
orang lain.
6. Bapak Ardi, S.Sos. selaku kepala Desa Jaling beserta Jajarannya atas izin yang telah
diberikan kepada saya untuk melakukan penelitian di Desa Jaling Kec. Awangpone
Kab. Bone.
8. Para dosen dan staf FEBI yang telah membantu dalam proses administrasi.
vii
9. Terima kasih kepada sahabat saya C.C yang selalu memberikan dorongan, saling
memotivasi antara satu sama lain, dan selalu sama-sama berjuang untuk untuk
semangat satu sama lain mulai dari awal masuk kuliah hingga menyelesaikan
11. Terima kasih juga kepada senior saya Muh.Assidiq, S.H. yang telah mendorong
dari awal untuk cepat dalam menyelesaikan studi dan memberikan bimbingan
12. Semua pihak yang tidak sempat penulis sebutkan satu-persatu, yang telah
skripsi ini.
Hanya kepada Allah jualah penulis memohon balasan. Semoga semua pihak
yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini mendapatkan pahala yang setimpal.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak luput dari kesalahan dan
kekurangan, selaku manusia biasa yang kapasitas ilmunya masih minim. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan masukan dan kritikan yang bersifat membangun untuk perbaikan
selanjutnya. Akirnya, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi yang
Penulis,
ADRIANA
01163001
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL, i
ABSTRAK, v
KATA PENGANTAR, vi
DAFTAR ISI, ix
DAFTAR TABEL, xi
BAB I PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah, 5
E. Sistematika Pembahasan, 6
B. Kajian Teori, 12
C. Kerangka Pikir, 33
ix
B. Lokasi dan Waktu Penelitian, 35
A. Hasil Penelitian, 42
B. Pembahasan, 54
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan, 57
B. Saran , 57
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
x
DAFTAR TABEL
xi
DAFTAR GAMBAR
xii
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
DAFTAR TRASLITERASI
A. Transliterasi Arab-Latin
Pendidikan dan Kebudayaan R.I., masing-masing Nomor: 158 Tahun 1987 dan
Nomor:0543b/U/1987sebagai berikut:
1. Konsonan
Huruf
Nama Huruf Latin Nama
Arab
ب B B Be
ت Ta T Te
ج Jim J Je
د Dal D De
ر Ra R Er
س Sin S Es
xiv
ص ṣad ṣ es (dengan titik di bawah)
غ Gain G Ge
ف Fa F Ef
ق Qaf Q Qi
ك Kaf K Ka
ل Lam L El
م Mim M Em
ن Nun N En
و Wau W We
ھ Hah H Ha
ي Ya Y Ye
tanda. Jika terletak di tengah atau di akhir, maka ditulis dengan tanda (’).
2. Vokal
Vokal bahasa Arab, seperti vokal bahasa Indonesia, terdiri atas vokal
tunggal atau monoftong dan vokal rangkap atau diftong.Vokal tunggal bahasa
xv
Arab yang lambangnya berupa tanda atau harakat, transliterasinya sebagai
berikut:
Tanda Nama Huruf Latin Nama
َا fatḥah a a
kasrah
َا i i
َا ḍammah u u
Contoh:
ََْـف
ََ كَـي: kaifa
ََل
َ ه َْـو: haula
3. Maddah
Maddah atau vokal panjang yang lambangnya berupa harakat dan huruf,
َْـل
َ قِـي : qīla
xvi
4. Tā’ marbūṭah
Transliterasi untuk tā’ marbūṭah ada dua, yaitu: tā’ marbūṭah yang
adalah [t]. Sedangkan tā’ marbūṭah yang mati atau mendapat harakat sukun,
Kalau pada kata yang berakhir dengan tā’ marbūṭah diikuti oleh kata
yang menggunakan kata sandang al- serta bacaan kedua kata itu terpisah, maka
tā’ marbūṭah itu ditransliterasikan dengan ha (h). Contoh:
ْ َ ضـةََُاأل
َطفَا ِل َ َر ْو : rauḍah al-aṭfāl
5. Syaddah (Tasydīd)
dengan sebuah tanda tasydīd (َ) َـّـ, dalam transliterasi ini dilambangkan dengan
Jika huruf ىber-tasydid di akhir sebuah kata dan didahului oleh huruf
kasrah (َ)ــــِـ ّى, maka ia ditransliterasi seperti huruf maddah menjadi ī. Contoh:
َـربـِـى
َ َع : ‘Arabī (bukan ‘Arabiyy atau ‘Araby).
xvii
6. KataSandang
ditransliterasi seperti biasa, al-, baik ketika ia diikuti oleh huruf syamsiyah
maupun huruf qamariyah. Kata sandang tidak mengikuti bunyi huruf langsung
yang mengikutinya. Kata sandang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya
7. Hamzah
bagi hamzah yang terletak di tengah dan akhir kata. Namun, bila hamzah
ُ تـَأ ْ ُم
ََـر ْون : ta’murūna
ْ أ ُ ِم
َُـرت : umirtu
Kata, istilah atau kalimat Arab yang ditransliterasi adalah kata, istilah
atau kalimat yang belum dibakukan dalam bahasa Indonesia. Kata, istilah atau
kalimat yang sudah lazim dan menjadi bagian dari perbendaharaan bahasa
xviii
Indonesia, atau sering ditulis dalam tulisan bahasa Indonesia, atau lazim
digunakan dalam dunia akademik tertentu, tidak lagi ditulis menurut cara
dan munaqasyah. Namun, bila kata-kata tersebut menjadi bagian dari satu
Fī Ẓilāl al-Qur’ān
Kata “Allah”yang didahului partikel seperti huruf jarr dan huruf lainnya
awal nama diri (orang, tempat, bulan) dan huruf pertama pada permulaan
kalimat. Bila nama diri didahului oleh kata sandang (al-), maka yang ditulis
dengan huruf kapital tetap huruf awal nama diri tersebut, bukan huruf awal kata
sandangnya. Jika terletak pada awal kalimat, maka huruf A dari kata sandang
xix
tersebut menggunakan huruf kapital (Al-). Ketentuan yang sama juga berlaku
untuk huruf awal dari judul referensi yang didahului oleh kata sandang al-, baik
ketika ia ditulis dalam teks maupun dalam catatan rujukan (CK, DK, CDK, dan
DR). Contoh:
Al-Gazālī
Jika nama resmi seseorang menggunakan kata Ibnu (anak dari) dan Abū
(bapak dari) sebagai nama kedua terakhirnya, maka kedua nama terakhir itu
harus disebutkan sebagai nama akhir dalam daftar rujukan atau daftar referensi.
Contoh:
Naṣr Ḥāmid AbūZaīd, ditulis menjadi: AbūZaīd, Naṣr Ḥāmid (bukan: Zaīd,
Naṣr Ḥamīd Abū)
B. Daftar Singkatan
xx
H = Hijrah
M = Masehi
SM = Sebelum Masehi
w. = Wafat tahun
HR = Hadis Riwayat
xxi
1
BAB I
PENDAHULUAN
Pangan Non Tunai (BPNT). Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) ini bertujuan
lebih banyak pilihan dan kendali kepada Keluarga Penerima Manfaat (KPM)
Program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) ini pertama kali diterapkan
pada awal tahun 2017 dan telah dilaksanakan secara serentak di 44 kota yang
terdiri dari 7 kota di Sumatera, 34 kota di Jawa, dan 3 kota di wilayah Timur.
Pangan Non Tunai (BPNT) di Indonesia yaitu berjumlah 1,286.194 jiwa, dengan
1
Ayuni Zalita Pepi, “Implementasi Program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) melalui
Elektronik Warung” (Skripsi, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Lampung 2019), h. 2.
1
2
yang disalurkan dalam bentuk non tunai dari pemerintah kepada Keluarga
yang digunakan hanya untuk membeli bahan pangan di pedagang bahan pangan
Tujuan program Bantuan pangan Non Tunai (BPNT) salah satunya adalah
tepat sasaran dan tepat waktu. Hal ini telah diatur pada PERMENSOS No.10
Tahun 2017 tentang Program Keluarga Harapan (PKH) dan PERPRES RI No.63
Tahun 2017 tentang Penyaluran Bantuan Sosial secara Non Tunai, serta
Tahun 2017, tentang Penyaluran Bantuan Sosial Secara Non Tunai (BPNT).
2
Ahda Sulukin Nisa, “Analisis Program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) guna
meningkatkan Kesejahteraan Masyrakat dalam Perspektif Islam” (Skripsi, Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam, Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung 2019), h.48.
3
Anisa Rahma Dini, “Efektivitas Pelaksanaan Program Bntuan Pangan Non Tunai (BPNT) Di
Kelurahan Gulak Galik Kecamatan Teluk Betung Kota Bandar Lampung” (Skrip, Fakultas Keguruan
dan Ilmu pendidikan UniversitaS Lampung , Bandar lampung, 2019), h. 3.
3
Pangan Non Tunai (BPNT) sejak tahun 2018 yang diselenggarakan oleh Dinas
Sosial Kabupaten Bone. Untuk saat ini yang menerima Program Bantuan Pangan
Non Tunai (BPNT) pada Desa Jaling Kecamatan Awangpone Kabupaten Bone
mengganti data KPM yang ada, karena sudah merupakan ketentuan dari
pemerintahan pusat. Berdasarkan hal tersebut seharusnya Dinas Sosial
pemanfaatan Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) yang sesuai, di bantu oleh RT,
Lurah/Kepala Desa ataupun aparat Desa agar realisasi Bantuan Pangan Non
Tunai (BPNT) kedepannya benar-benar tepat sasaran. Maka dari itu perlu
4
Anisa Rahma Dini, “Efektivitas Pelaksanaan Program Bntuan Pangan Non Tunai (BPNT) Di
Kelurahan Gulak Galik Kecamatan Teluk Betung Kota Bandar Lampung” (Skrip, Fakultas Keguruan
dan Ilmu pendidikan UniversitaS Lampung , Bandar lampung, 2019), h. 3.
5
Sahlia, petugas BPNT, Desa Jaling, Kec. Awangpone , Kab. Bone, Hasil wawancara oleh
Penulis di Dusun Abbekkae, 20 Mei 2020.
4
KeluargaPenerima Manfaat (KPM) yang tepat sasaran bukan yang didasari oleh
(KPM) menerima bantuan berupa Beras, telur, maupun uang maka masyarakat
efektivitas dan efesiensi agar dapat memenuhi kebutuhan hidupnya baik dalam
keadaan fisik maupun ekonomi dan tepat dalam sasaran penyaluran bantuan
tersebut.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ahda Sulukin Nisa pada
Desa Merak Batin belum terlaksana dengan baik karena belum mencapai
indikator 6T yaitu tepat sasaran, tepat jumlah, tepat harga, tepat kualitas, dan
yang kurang mampu6, sedangkan realita yang dilihat oleh penulis dilapangan
bahwayang terjadi pada Desa Jaling Kec. Awangpone Kab. Bone masih terdapat
terdapat Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT)
Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT). Hal ini terjadi karena data Keluarga
6
Ahda Sulukin Nisa, “Analisis Program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) guna
meningkatkan Kesejahteraan Masyrakat dalam Perspektif Islam” (Skripsi, Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam, Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung 2019), h. ii.
5
pada rujukan pusat melalui Badan Pusat Statistik (BPS) yang berasal dari
Terpadu yang baru mengenai Keluarga Penerima Manfaat (KPM) agar Bantuan
Pangan Non Tunai (BPNT) yang di salurkan kepada masyarakat yang benar-
Kec.Awangpone Kab.Bone)”.
B. Rumusan Masalah
rumusan masalah yang akan menjadi bahan penelitian antara lain sebagai berikut:
1. Tujuan Penelitian
2. Manfaat Penelitian
Tunai (BPNT).
Yang menjadi Ruang Lingkup Pada penelitian ini yaitu Bantuan Pangan
E. Sistematika Pembahasan
sistematika pembahasan.
BAB II : Kajian pustaka berisi tetang kajian penelitian terdahulu, kajian teori,
BAB III : Metode penelitian berisi Jenis dan pendekatan penelitian, lokasi dan
waktu penelitian, data dan sumber data, subjek dan objek penelitian,
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
dan plagiarisme.
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
Tahun 2018
8
9
Pokok
Masalah Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) melalui E-warong.
Jenis
Penelitian Deskriptif kuantitatif
Ekonomi Islam.
Tahun 2019
Lokasi Desa Merak Batin Kecamatan Natar Kab. Lampung Selatan
7
Anisa Rahma Dini, “Efektivitas Pelaksanaan Program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT)
Di Kelurahan Gulak Galik Kecamatan Teluk Betung Kota Bandar Lampung” (Skrip, Fakultas
Keguruan dan Ilmu pendidikan UniversitaS Lampung , Bandar lampung, 2019), h. 71.
10
Pokok
Masalah Program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT)
Jenis
Penelitian Deskriptif kuantitatif
dalam membeli beras dan telur, sehingga uang yang mereka miliki
Lokasi Kelurahan Rajabasa Jaya dan Dinas Sosial Kota Bandar Lampung
8
Ahda Sulukin Nisa, “Analisis Program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) guna
meningkatkan Kesejahteraan Masyrakat dalam Perspektif Islam” (Skripsi, Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam, Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung 2019), h. 92.
11
berbeda.
9
Ayuni Zalita Pepi, “Implementasi Program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) melalui
Elektronik Warung” (Skripsi, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Lampung 2019), h. 1.
12
kebutuhan pangan masyarakat secara tepat sasaran dan tepat waktu agar dapat
B. Kajian Teori
dalam bentuk non tunai dari pemerintah yang diberikan kepada KPM
10
Benny Rachman, dkk. “Efektifitas dan Perspektif Pelaksanaan Program Beras Sejahtera
(RASTRA) dan Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT)” Analisis Kebijakan Pertanian, Vol 16. No. 1,
Juni 2018, h. 2.
11
Silvia Maulidina, “Analisis Korelasi Program Bantuan Pangan Non Tunai terhadap
pengeluaran konsumsi rumah tangga miskin” (Skripsi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas
Pasudan Bandung, 2018), h.26.
13
Manfaat (KPM).
c) Meningkatkan ketepatan sarana dan waktu penerimaan bantuan
12
Rohana dan Mardiyanto, “Efektivitas Program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) di Kota
Palembang” Demography Journal Of Sriwijaya, Vol.6. 2, Januari 2019, h. 2.
14
denga SNKI.
d) Meningkatnya efisiensi penyaluran bantuan sosial.
Dalam Negeri, TNP2K, dan Kantor Staf Presiden. Prinsip umum program
Bantuan Pangan Non Tunai adalah sebagai berikut:
(KPM).
13
Tondhi Ramadhan, “Efektifitas Program BPNT Terhadap Peningkatan Kesejahteraan
Masyarakat Kecamatan Tampan Pekabaru”, Jom fisip, vol. 5, Edisi II Juli-Desember 2018, h. 10.
15
Manfaat (KPM).
(KPM).14
(BPNT)
kriteria:
14
Anisa Rahma Dini, “Efektivitas Pelaksanaan Program Bntuan Pangan Non Tunai (BPNT)
Di Kelurahan Gulak Galik Kecamatan Teluk Betung Kota Bandar Lampung” (Skripsi, Fakultas
Keguruan dan Ilmu pendidikan UniversitaS Lampung , Bandar lampung, 2019), h. 48.
16
antara lain:
tangga lain.
5) Sumber penerangan rumah tangga tidak menggunakan listrik.
6) Sumber air minum berasal dari sumur/ mata air tidak terlindung/
minyak tanah.
10) Hanya sanggup makan sebanyak satu/ dua kali dalam sehari.
13) Pendidikan tertinggi kepala rumah tangga: tidak sekolah/ tidak tamat
SD/tamat SD.
14) Tidak memiliki tabungan/ barang yang mudah dijual dengan minimal
dalam mencapai maksud dan tujuan. Sarana berupa fasilitas atau alat yang
Keluarga Sejahtera (KKS) atau yang disebut juga dengan kartu kombo.
15
Nur Halimah, “Pendistribuasian Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) dalam perspektif
Hukum Positif dan Hukum Islam” (Skripsi, Jurusan Hukum Ekonomi Syariah, Fakultas Syariah IAIN
Surakarta, 2019), h. 27.
16
Rohana dan Mardiyanto, “Efektivitas Program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) di Kota
Palembang” Demography Journal Of Sriwijaya, vol.6. 2, Januari 2019, h. 9.
18
mampu. Program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) ini hanya diberikan
ini adalah:
kebutuhan sehari-hari.
17
Rohana dan Mardiyanto, “Efektivitas Program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) di Kota
Palembang” Demography Journal Of Sriwijaya, vol.6. 2, Januari 2019, h. 6.
19
pangan non tunai (BPNT). Selain itu juga untuk meningkatkan akses
Akan tetapi dengan adanya Bantuan Pangan Non tunai (BPNT) ini
banyak masyarakat yang merasa iri atau timbul rasa kecemburuan karena
(payung) adalah orang yang sejahtera yaitu orang yang dalam hidupnya
Indonesia, merujuk pada situasi yang aman, sentosa, dan makmur. Aman
dan bencana. Sehingga, hidup yang sentosa adalah hidup dalam suasana
18
Silvia Maulidina, “Analisis korelasi program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT terhadap
pengeluaran konsumsi rumah tangga miskin”, (Skripsi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis , Universitas
Pasundan Bandung, 2018), h. 6.
20
dapat dilihat dari rumah layak huni, tercapainya kebutuhan dasar baik
yang dilihat dari kebutuhan sandan maupun pangan, biaya pendidikan dan
sumber daya keluarga untuk memenuhi kebutuhan barang dan jasa yang
kondisi dimana seluruh kebutuhan jasmani dan rohani dari rumah tangga
tersebut dapat dipenuhisesuai dengan tingkat hidup.
dalam kehidupan sosial baik dilihat dari material maupun spiritual dalam
hal keamanan, keselamatan, dan keterntraman hidup baik dalam hal tata
19
Riski Ulfa Nazilla, “Efektifitas Pengalokasian Dana Desa dalam Kesejahteraan Masyarakat
Menurut Perspektif Ekonomi Islam Studi Desa Genceu Komplek Kecamatan Banda Raya, (Skripsi,
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Ar-Raniry, Banda Aceh, 2018), h. 20
20
Rosni, “Analisis Tingkat Kesejahteraan Masyarakat Nelayan di Desa Dahari Selebar
Kecamatan Talawi Kabupaten Batu Bara”Jurnal Geografi, Vol 9 No.1, 2017, h. 57.
21
اَّلل ِر ْزُق َها َو َي ْع َل ُم ُم ْس َت َق َّر َها َو ُم ْس َت ْو َد َع َها ۚ ُك ٌّل ِفي َ َّ َو َما م ْن َد َّابة في ْ َاْل ْر
ِ َّ ض ِإْل َعلى
ِ ِ ٍ ِ
اب ُم ِبي ٍن َ
ٍ ِك ت
Terjemahannya: Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi
menerangkan itu.
21
Ayu Triana, “Analisis pendapatan dan tingkat kesejahteraan rumah tangga petani padi
organik dan anorgani” (Skripsi, fakultas pertanian, Universitas lampung, Bandar Lampung, 2019), h.
32.
22
Ahda Sulukin Nisa, “Analisis Program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) guna
meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat dalam Perspektif Islam” (Skripsi, Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam, Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung 2019), h.18.
22
Yang sejahtera, baik secara fisik, mental maupun sosial dan tidak hanya
23
Hardiawansyah, “Dampak Bantuan Langsung Tunai terhadap kesejahteraan masyarakat
Desa Maccini Baji Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa” (Skripsi, Fakultas Dakwah dan Komunikasi,
UIN Alauddin Makasaar, 2011), h. 4.
23
1. Fungsi Pencegahan
baru.
2. Fungsi Penyembuhan
3. Fungsi Pengembangan
masyarakat.
24
Ahda Sulukin Nisa, “Analisis Program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) guna
meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat dalam Perspektif Islam” (Skripsi, Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam, Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung 2019), h. 19.
24
4. Fungsi Penunjang
berupa sandang, pangan maupun papan serta sosial dan agama yang
dilandasi atas perkawinan yang sah. Adapun indikator-indikator tentang
berikut:
25
Astrid Thalia Miranda Mashanafi, “Peran pemerintah Kabupaten Bolaang Mangondow
terhadap kesejahteraan masyarakat” (Skripsi, Fakultas Hukum, Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta, 2018), h. 44-46.
25
(1) Pada umumnya anggota keluarga makan dua kali sehari atau lebih.
(5) Bila pasangan usia subur ingin ber KB pergi kesarana kontrasepsi.
sejahtera II, tetapi tidak memenuhi salah satu dari 5 (lima) indikator
(6) Ada seorang atau lebih anggota keluarga yang bekerja untuk
memperoleh penghasilan.
(7) Bisa baca tulis latin bagi anggota keluarga dewasa yang berumur
10-16 tahun.
(8) Anak hidup dua atau lebih dan saat ini masih memakai alat
kontrasepsi.
agama.
barang.
tinggal.
bulan.
(6) Keluarga dapat memperoleh berita dari surat kabar, radio, televisi
dan majalah.
27
III Plus.
1) Kebutuahan primer
2) Kebutuhan sekunder
Kebutuhan sekunder, setelah manusia dapat memenuhi
meningkatkan kenyamanannya.
3) Kebutuhan tersier
26
Deni handani, dkk, “Implementasi Program Keluarga Harapan (PKH) dalam rangka
pemerataan Kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Bungo”, Jurnal Dialektika Publik, Vol. 4, No. 1,
2019, h. 60.
28
mampu. Program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) ini hanya diberikan
ini adalah:
kebutuhan sehari-hari.
27
Alam, s, Ekonomi (Jakarta: Esis 2006).
29
persen penduduk Indonesia tidak tercakup oleh satu pun skema jaminan
sebagian besar orang miskin berada diantara mereka yang hidup tanpa
perlindungan sosial.
Perlindungan sosial merupakan elemen penting bagi strategi
28
Rohana dan Mardiyanto, “Efektivitas Program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) di Kota
Palembang” Demography Journal Of Sriwijaya, vol.6. 2, Januari 2019, h. 6.
30
kehidupan mereka.29
Suharto, yakni pasar tenaga kerja, asuransi sosial, bantuan sosial, skem
b) Asuransi Sosial
Asuransi sosial adalah skema perlindungan sosial yang diterima
29
Hardiawansyah, “Dampak Bantuan Langsung Tunai terhadap kesejahteraan masyarakat
Desa Maccini Baji Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa” (Skripsi, Fakultas Dakwah dan Komunikasi,
UIN Alauddin Makasaar, 2011), h. 24.
30
Hardiawansyah, “Dampak Bantuan Langsung Tunai terhadap kesejahteraan masyarakat
Desa Maccini Baji Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa” (Skripsi, Fakultas Dakwah dan Komunikasi,
UIN Alauddin Makasaar, 2011), h. 25.
31
ini mencakup:
situasional.
kecelakaan kerja.
(3) Asuransi kecacatan atau ketidakmampuan kerja yang biasanya
c) Bantuan Sosial.
(1) Transfer uang atau barang seperti bantuan langsung tunai, kupon,
(PKH).
32
e) Perlindungan Anak
Perlindungan anak yang dimaksud disini adalah anak-anak
Kemampuan Khusus.
33
C. Kerangka Pikir
guna memecahkan masalah penelitian secara ilmiah. Adapun kerangka pikir yang
Gambar 2.1
Kerangka Pikir
31
Hardiawansyah, “Dampak Bantuan Langsung Tunai terhadap kesejahteraan masyarakat
Desa Maccini Baji Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa”, (Skripsi, Fakultas Dakwah dan Komunikasi,
UIN Alauddin Makasaar, 2011), h. 26-28.
34
maupun uang setiap bulan dengan menggunakan kartu seperti Kartu Keluarga
efektivitas dan efesiensi baik dalam keadaan fisik maupun ekonomi dan tepat,
namun penyaluran Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) pada Desa Jaling Kec.
Awangpone Kab. Bone belum tepat sasaran karena masih banyak masyarakat
yang berhak menerima tetapi tidak menerima bantuan begitupun demikian tidak
setiap bulan kadang juga dilaksanakan dua bulan sekali akan tetapi pada dua
bulan sekali itu menerima bantuan secara sekaligus sama halnya menerima
BAB III
METODE PENELITIAN
1. Jenis penelitian
2. Pendekatan Penelitian
1. Lokasi Penelitian
2. Waktu Penelitian
sampai pengumpulan data. Penulisan ini dimulai dari bulan Juli 2019 sampai
Data adalah segala keterangan atau informasi mengenai segala hal yang
berkaitan dengan tujuan penelitian. Dengan demikian, tidak semua informasi atau
35
36
keterangan merupakan data. Data hanyalah sebagian saja dari informasi atau
hanya pada hal yang berkaitan dengan penelitian. Dalam penelitian ini peneliti
1. Data primer
Data primer pada penelitian ini yaitu data yang diperoleh dari sumber
sumber data yang didapat langsung oleh peneliti di lapangan. Sumber data
Non Tunai (BPNT) yang ada di Desa Jaling Kec. Awangpone Kab. Bone
sebanyak 7 orang.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari pihak lain, yakni tidak
langsung diperoleh oleh peneliti dari subjek penelitiannya. Dalam arti lain
data sekunder adalah jenis data yang diperoleh melalui hasil pengolahan pihak
digali melalui sumber data seperti jurnal maupun buku-buku yang relevan
dengan penelitian dan sumber lainnya yang terkait dengan penelitian tersebut.
32
Burhan Bungin, Metode Penelitian Kualitatif(Cet. VIII; Jakarta: Raja Grafindo, 2011), h.
155.
37
1. Subjek penelitian
Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) yang ada di Desa Jaling Kec.
2. Objek penelitian
Pada penelitian ini, peneliti mengambil objek tentang penyaluran
Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) di Desa Jailing Kec. Awangpone Kab.
Bone.
Salah satu alat atau sarana yang dapat digunakan untuk memperoleh
berikut:
1. Observasi
Observasi yaitu pengamatan secara langsung terhadap objek yang
keadaanya.
33
Nasution, Metode Research (Cet. III; Jakarta: Bumi aksara, 2000), h. 106.
38
2. Wawancara
mana arah pembicaraan mengacu kepada tujuan yang telah ditetapkan dengan
wawancara.
Tabel 3.1
Pedoman Wawancara
NO. Fokus
Dimensi
Penelitian
34
Haris Herdiansyah, Wawancara, Observasi, dan Focus Groups: Sebagai Instrumen
Penggalian Data Kualitatif,h. 30-31.
39
(BPNT)
a. Kebutuhan
1) Primer
Kesejahteraan 2) Sekunder
2.
Masyarakat 3) Tersier
masyarakat.
3. Dokumentasi
untuk mencatat dokumen atau fakta-fakta yang ada di Kantor Desa yang
hasil observasi dan wawancara akan lebih akurat dan mendukung dengan
35
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D, Ed. 20 (Bandung:
Alfabeta, 2014), h. 241.
40
metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set
kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa
berbagai kondisi, berbagai situasi atau fenomena yang timbul di masyarakat yang
menjadi objek penelitian, dan berupaya menarik realitas itu kepermukaan sebagai
data yang mengantarkan peneliti untuk berpikir tentang data yang ada dan
1. Reduksi data
penelitian ini peneliti menganalisis data dan meringkas data yang didapatkan
dilapangan sehingga dengan cara ini peneliti dapat menarik kesimpulan dan
dapat diverifikasi.
2. Penyajian data
36
Moh. Nazir, Metodologi Penelitian (Bogor: Ghalia Indonesia, 2011), h. 54.
37
Burhan Bungin, Metode Penelitian Kualitatif(Cet. VIII; Jakarta: Raja Grafindo, 2011), h.
153.
41
bentuk naratif, gratif maupun dalam bentuk bagan sehingga dengan cara ini
Dimulai dari reduksi data sampai penyajian data sehingga dapat menarik
38
Mile, M.B. Dan Huberman, A.M, Analisis Data Kualitatif,Penerjemah Tjetjep Rohend (
Cet. 3; Jakarta: UI Press, 1992), hal. 32.
42
BAB IV
A. Hasil penelitian
Pada dahulu kala ada ”tikar jali emas” menancap disalah satu
tempat di Dusun Watang Jaling, pada waktu itu kelihatan dari mata umum
mencabut Jali Emas yang tercancap itu, namun yang terjadi Jali tersebut
semakin ditarik keatas oleh orang banyak semakin turun kebawah sampai
tenggelam atau habis, pada saat ditarik keatas (Jali Emas) orang-orang
tenggelam muncul mata air akhirnya menjadi sumur kemudian diberi nama
sumur Lamanya, dan itulah sebabnya diberi nama Desa Jaling karena
adanya Jali Emas yang muncul di Dusun Watang Jaling. Kata Jali sama
dengan Jaling, walaupun sekarang posisi sumur itu (LAMANYA) terdapat
desa’ sebelum dimekarkan desa Jaling tempat sumur itu adalah Dusun
Watang Jaling.39
Pada tahun 1966 itu pula digantikan oleh H. Made Aming yang merupakan
39
Dokumentasi kantor Desa, RPJM Desa Jaling tahun 2016-2020, h. 9.
42
43
penunjukan secara aklamsi sebagai kepala Desa di Jaling. Dan pada tahun
itu juga diberhentikan sebagai kepala Desa dan digantikan oleh Peko Idris
Desa Jaling oleh Sakaria yang terpilih secara aklamasi kembali dan baru
dilaksanakan pilkades langsun pada tahun 1969 ketika itu terpilih sebagai
kepala Desa Jaling adalah Drs. Abd Majid dan masa pemerintahannya
sampai tahun 1988 dan pada waktu masa pemerintahannya terjadi banjir
bandang sebanyak dua kali yaitu tahun 1973 dan tahun 1987 di dusun
Pada tahun 1988 masa jabatan Sakaria habis dan digantikan oleh A.
Pada tahun 1989 diakan pilkades lagi dan kepala Desa Jaling yang terpilih
Muh. Rusli ditunjuk sebagai pemerintah sementara sampai ada kepala desa
40
Dokumentasi kantor Desa, RPJM Desa Jaling tahun 2016-2020, h. 10.
44
Pada Tahun 2014- 2015 Kepala Desa Jaling dijabat oleh Muhammad
4) 1966-1969 : Sakaria
6) 1988 : A. Tawanti
dengan luas wilayah ± 6,44 km². dengan batas-batas wilayah desa sebagai berikut:
41
Dokumentasi kantor Desa, RPJM Desa Jaling tahun 2016-2020, h. 10.
45
Jika dilihat dari letak geografisnya Desa Jaling terletak antara 431LS
ﹿ-
menggunakan kendaraan roda dua atau roda empat dengan waktu 15 menit, Desa
tempuh 5 menit, Desa Jaling memiliki jarak dari ibukota Propinsi Sulawesi
wilayah Desa Jaling 24 m dari permukaan laut, dengan suhu rata – rata antara
30⁰C sampai dengan 32⁰C dengan cura hujan rata – rata 1,00 mm/tahun.42
Terdiri dari laki-laki 1199 jiwa sedangkan perempuan 1291 Jiwa. Seluruh
Untuk lebih jelasnya penduduk Desa Jaling dapat dilihat pada tabel berikut
ini :
42
Dokumentasi kantor Desa, RPJM Desa Jaling tahun 2016-2020, h. 11.
46
Tabel 4. 1
Jumlah Jiwa
L P
Nama dusun Jumlah Total Jiwa
KK
Dusun IV
Awangpasareng 132 249 268 467
tingkat perkawinan usia dini yang masih tinggi dimana rata-rata usia
angka kepadatan penduduk Desa Jaling. masih dapat ditekan, dan hal ini
sudah terbukti dengan kurangnya jumlah anak dalam setiap rumah tangga
dari tiap pasangan usia subur.Dimana setiap rumah tangga rata-rata punya
anak 1- 3 saja, sehingga istilah banyak anak banyak rezki sudah tidak
berlaku lagi, dengan adanya alat Kontrasepsi yaitu KB dan Kondom yang
43
Dokumentasi kantor Desa, RPJM Desa Jaling tahun 2016-2020, h. 12.
47
44
Dokumentasi kantor Desa, RPJM Desa Jaling tahun 2016-2020, h. 29.
48
1) Visi
desa. Visi merupakan harapan atau cita-cita yang kita ingin diwujudkan
kedepan. Visi juga berangkat dari potensi atau masalah yang ada dan
itulah yang menjadi dasar dalam menyusun perencanaan untuk enam
tahun kedepan.
dengan masyarakatnya. 45
keamanan”
45
Dokumentasi kantor Desa, RPJM Desa Jaling tahun 2016-2020, h. 43.
49
2) Misi
Jaling yang akan menjadi pedoman untuk 6 tahun kedepan. Misi yang
46
Dokumentasi kantor Desa, RPJM Desa Jaling tahun 2016-2020, h. 43.
50
Desa Jaling Kec. Awangpone Kab. Bone berlangsung sejak tahun 2018
sudah berjalan sesuai dengan pelaksanaan pada umumnya yaitu penyaluran
berupa beras dan telur yang pelaksanaannya dilakukan sebulan sekali atau
tiga bulan sekali dengan jumlah yang diterima dari hasil akumulasi
Tabel 4. 2
(jumlah KK)
1. Lapuse 32
2. Abbekkae 61
3. Lempu 47
4. Awangpasareng 18
Jumlah 158 KK
Sumber Data : Data SDD dan Profil Desa Tahun 2016
47
Dokumentasi kantor Desa, RPJM Desa Jaling tahun 2016-2020, h. 43.
51
non tunai (BPNT). Dengan adanya bantuan ini maka dapat mengurangi
beban masyarakat.48
beliau menerima Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) atas utusan dari
48
Dokumentasi kantor Desa, RPJM Desa Jaling tahun 2016-2020, h.16.
52
terjadi dimasyarakat.
(BPNT)
pangan dan papan agar dapat hidup layak. Adapun jenis-jenis kebutuhan
yang harus terpenuhi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat
pemerintah.
Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) telah memberikan dampak yang nyata
kepada masyarakat Desa Jaling Kec. Awangpone Kab. Bone dapat dilihat
beras dan telur sehingga biaya pengeluaran untuk kebutuhan tersebut dapat
Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) pada bagian ini akan diuraikan interpretasi
Pangan Non Tunai (BPNT) bahwa prosedur penerimaan Bantuan Pangan Non
55
penyaluran Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) sebaiknya dimulai dari tahap
mendapatkan Kartu Keluarga Sejahtera (KKS) tidak hanya terbatas pada Kartu
kesehatan, dan sumber penghasilan kepala rumah tangga adalah petani dengan
luas lahan 500 m2, buruh tani, nelayan, butuh bangunan dan atau pekerjaan
dilakukan oleh Ahda Sulukin Nisa tahun 2019 yang hasil penelitiannya
tepat jumlah, tepat waktu dan tepat administrasi) secara keseluruhan namun
pada Program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) ini hanya dapat memenuhi 3
indikator yaitu tepat jumlah, tepat kualitas, dan tepat harga. Sehingga tepat
masyarakat Desa Jaling Kec. Awangpone Kab. Bone dapat dilihat dari
terpenuhinya kebutuhan primer pada kebutuhan pangan yang berupa beras dan
karena manusia harus memenuhi kebutuhan pangannya setiap hari. Pada tingkat
kebutuhan pangan dapat dikatakan bahwa rumah tangga atau keluarga sangat
masyarakat dengan adanya Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) sudah berjalan
49
Ahda Sulukin Nisa, “Analisis Program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) guna
meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat dalam Perspektif Islam” (Skripsi, Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam, Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung 2019), 81.
57
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
bahwa:
Jaling Kec. Awangpone Kab. Bone dapat dilihat dari terpenuhinya kebutuhan
primer pada kebutuhan pangan yang berupa beras dan telur sehingga biaya
B. Implikasi
berikut:
Pangan Non Tunai (BPNT) ini disalurkan kepada masyrakat yang benar-benar
57
58
lapangan dari pihak Desa agar penyaluran bantuan ini diberikan kepada
masyarakat mampu yang masih menerima Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT)
untuk tidak menerima bantuan lagi agar dialihkan kepada masyarakat yang
membutuhkan.
58
DAFTAR RUJUKAN
Bungin, Burhan. Metode Penelitian Kualitatif . Cet. VIII; Jakarta: Raja Grafindo, 2011.
Dini, Anisa Rahma. “Efektivitas Pelaksanaan Program Bntuan Pangan Non Tunai (BPNT) Di
Kelurahan Gulak Galik Kecamatan Teluk Betung Kota Bandar Lampung”. Skripsi,
Fakultas Keguruan dan Ilmu pendidikan UniversitaS Lampung , Bandar lampung,
2019.
Dokumentasi kantor Desa, RPJM Desa Jaling tahun 2016-2020.
Halimah, Nur “ pendistribusian Bantuan Pangan Non Tunai dalam perspektif hukum positif
dan hukum Islam”, Skripsi, fakultas Syariah, Institut Agama Islam Negeri
Surakarta, 2019.
Halimah, Nur. “Pendistribuasian Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) dalam perspektif
Hukum Positif dan Hukum Islam”. Skripsi, Jurusan Hukum Ekonomi Syariah,
Fakultas Syariah IAIN Surakarta, 2019.
Handani, Deni. Dkk. “Implementasi Program Keluarga Harapan (PKH) dalam rangka
pemerataan Kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Bungo”. Jurnal Dialektika
Publik, Vol. 4, No. 1, 2019.
Hardiawansyah. “Dampak Bantuan Langsung Tunai terhadap kesejahteraan masyarakat Desa
Maccini Baji Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa”. Skripsi, Fakultas Dakwah dan
Komunikasi, UIN Alauddin Makasaar, 2011.
Herdiansyah, Haris. Wawancara, Observasi, dan Focus Groups: Sebagai Instrumen
Penggalian Data Kualitatif.
Huberman, A.M, dan Mile, M.B. Analisis Data Kualitatif. Penerjemah Tjetjep Rohend. Cet.
3; Jakarta: UI Press, 1992.
Mardiyanto, dan Rohana. “Efektivitas Program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) di Kota
Palembang”. Demography Journal Of Sriwijaya, vol.6. 2, Januari 2019.
Maulidina, Silvia. “Analisis Korelasi Program Bantuan Pangan Non Tunai terhadap
pengeluaran konsumsi rumah tangga miskin”. Skripsi, Fakultas Ekonomi dan
Bisnis, Universitas Pasudan Bandung, 2018.
Miranda Mashanafi, Astrid Thalia. “Peran pemerintah Kabupaten Bolaang Mangondow
terhadap kesejahteraan masyarakat”. Skripsi, Fakultas Hukum, Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta, 2018.
Mukminatul, Hasimi. Diah. “Analisis Program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) guna
meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam perspektif Ekonomi Islam.” Jurnal
Manajemen Bisnis Islam, Vol. 1, No. 1, 2020.
Nasution. Metode Research. Cet. III; Jakarta: Bumi aksara, 2000.
Nazilla, Riski Ulfa. “Efektifitas Pengalokasian Dana Desa dalam Kesejahteraan Masyarakat
Menurut Perspektif Ekonomi Islam Studi Desa Genceu Komplek Kecamatan
Banda Raya. Skripsi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri
Ar-Raniry, Banda Aceh, 2018.
Nazir, Moh. Metodologi Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia, 2011.
59
60
Nisa, Ahda Sulukin. “Analisis Program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) guna
meningkatkan Kesejahteraan Masyrakat dalam Perspektif Islam”. Skripsi, Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam, Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung 2019.
Pepi, Ayuni Zalita. “Implementasi Program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) melalui
Elektronik Warung”. Skripsi, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas
Lampung 2019.
Rachman, Benny. dkk. “Efektifitas dan Perspektif Pelaksanaan Program Beras Sejahtera
(RASTRA) dan Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT)”. Analisis Kebijakan
Pertanian, Vol 16. No. 1, Juni 2018.
Ramadhan, Tondhi. “Efektifitas Program BPNT Terhadap Peningkatan Kesejahteraan
Masyarakat Kecamatan Tampan Pekabaru”. Jom fisip, vol.5, Edisi II Juli-
Desember 2018.
Rosni. “Analisis Tingkat Kesejahteraan Masyarakat Nelayan di Desa Dahari Selebar
Kecamatan Talawi Kabupaten Batu Bara”. Jurnal Geografi, Vol 9 No.1, 2017.
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Ed. 20 Bandung: Alfabeta,
2014.
Triana, Ayu. “Analisis pendapatan dan tingkat kesejahteraan rumah tangga petani padi
organik dan anorgani”. Skripsi, fakultas pertanian, Universitas lampung, Bandar
Lampung, 2019.
60
LAMPIRAN
LAMPIRAN 1
61
62
No Daftar pertanyaan
Sejak kapan adanya Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) pada desa
1.
ini?
2. Apa tujuan Program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT)?
Jenis-jenis apa saja program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT)
3.
yang disalurkan pada desa ini?
4. Siapa saja yang berhak menerima Bantuan Pangan Non Tunai?
Apakah dengan adanya Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) mampu
5. memenuhi kebutuhan pangan dalam meningkatkan kesejahteraan
masyarakat di Desa Jaling Kec. Awangpone Kab. Bone?
Bagaimana proses pelaksanaan pengambilan Bantuan Pangan Non
6.
Tunai (BPNT)?
Apakah penyaluran program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT)
7.
pada desa ini sudah tepat sasaran?
Berapa jumlah Kartu Keluarga (KK) yang menerima Bantuan
8.
Pangan Non Tunai pada Desa Jaling?
Apa dampak yang ditimbulkan dengan adanya Bantuan Pangan Non Tunai
9.
(BPNT)?
Apakah dengan adanya Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) ini mampu
10. memenuhi kebutuhan perumahan dalam meningkatkan kesejahteraan
masyarakat di Desa Jaling Kec. Awangpone Kab. Bone?
Bagaimana peran pemerintah dalam menyalurkan Bantuan Pangan Non
11.
Tunai (BPNT) untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat?
64
Dampak yang ditimbulkan dengan adanya Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT)
yaitu dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat, mengurangi beban
masyarakat dalam hal pemenuhan kebutuhan pokok dan dapat mengurangi
kemiskinan yang merupakan agenda utama yang dilakukan oleh pemerintah.
Bagaimana peran pemerintah dalam menyalurkan Bantuan Pangan Non
Tunai (BPNT) untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat?
1o. Peran pemerintah desa dalam menyalurkan Bantuan Pangan Non Tunai
(BPNT) dalam meningkatkan kesejateraan masyarakat belum berjalan dengan
baik karena penyaluran bantuan tersebut belum tepat sasaran dan tepat waktu.
66
Lampiran 5: Dokumentasi
67
68
RIWAYAT HIDUP
A. Identitas Diri
Ayah : Bakri
Ibu : Suarni
Ayah : Petani
Ibu : IRT
8. No. Hp : 0822929799930
9. E-mail :-
B. Pendidikan