You are on page 1of 29

KONSEP DAN ASUHAN KEPERAWATAN

PADA KLIEN DENGAN INFEKSI TRAKTUS GENITALIS

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Maternitas

Dengan Dosen Pengampu: Ibu Dilgu Meri

Oleh :

M. Sukri Hidayat : Nim : 210102383

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AL INSYIRAH

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

PEKANBARU

2021

1
KATA PENGANTAR

Assalamu alaikum wr.wb


Alhamdulillah Puji syukur atas Kehadirat Allah SWT atas limpahan
RahmatNya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.
Makalah ini kami susun berdasarkan tugas yang diberikan oleh Dosen mata kuliah
Keperawatan Maternitas dan sekaligus untuk memberikan pemahaman kepada rekan-
rekan mahasiswa khusunya dalam kasus dismenorea.
Makalah ini kami beri judul “Konsep dan Asuhan Keperawatan pada Klien
dengan Infeksi traktus genitalis” karena makalah ini berisi tentang konsep dasar dan
tinjauan teori dismenorea sampai dengan asuhan keperawatan yang dapat diberikan
pada klien dengan dismenorea.
Kami menyadari bahwa di dalam penyusunan makalah ini tidaklah sempurna,
oleh karena itu apabila terdapat kesalahan-kesalahan di dalamnya dengan senang hati
kami menerima koreksi dan kritik yang membangun, serta akan kami perbaiki demi
kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua khususnya
dalam bidang kesehatan terutama keperawatan.
Wassalamu’alaikum wr.wb

Pekanbaru, Maret 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

BAB I............................................................................................................................4

PENDAHULUAN........................................................................................................4

A. LATAR BELAKANG......................................................................................4

B. TUJUAN............................................................................................................5

BAB II...........................................................................................................................6

TINJAUAN TEORI.....................................................................................................6

A. DEFINISI..........................................................................................................6

B. FAKTOR RISIKO............................................................................................6

C. PENYEBAB......................................................................................................6

D. KLASIFIKASI..................................................................................................6

E. TANDA DAN GEJALA...................................................................................7

F. PATOFISIOLOGI............................................................................................8

G. PENATALAKSANAAN..................................................................................8

H. PENCEGAHAN................................................................................................9

BAB III.......................................................................................................................10

ASUHAN KEPERAWATAN...................................................................................10

A. PENGKAJIAN................................................................................................10

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN....................................................................12

C. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN...................................................13

BAB V.........................................................................................................................20

PENUTUP..................................................................................................................20

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................21

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Tractus genetalia merupakan salah satu bagian organ genetalia wanita yang
rentan terkena penyakit infeksi. Pada wanita infeksi traktus genitalia salah
satunya adalah infeksi vagina. Tiga infeksi vagina yang paling sering ditemukan
adalah bakterial vaginosis, kandidiasis dan trikomoniasis. Menurut Makalew dan
Maskur (2005) bacterial vaginosis merupakan sindrom klinik sebagai efek dari
pertukaran lactobacillus Spp penghasil H 2 O 2 (Hidrogen Peroksida) yang
merupakan flora normal vagina dengan bakteri anaerob dalam konsentrasi tinggi,
sebagai contoh bacteroides Spp, gardnerella vaginalis, mycoplasma hominis dan
mobiluncus Spp.
Prevalensi bacterial vaginosis (BV) bervariasi pada wanita, misalnya pada
wanita hamil, remaja, wanita pekerja seks dan pada HIV positif. Menurut
National Health And Nutrition Examination Survey (NHANES) pada tahun
2001-2004 di Amerika Serikat didapatkan prevalensi BV sebesar 29,2% yang
setara dengan 21 juta wanita, pada remaja 20%, ibu hamil 28,1%, perempuan
HIV-positif 36%, sedangkan pada WPS lebih tinggi yaitu 62,9% ( koumans et
al.,2007;Baisley et al.,2009;Masharenhas et al.,2012;Bamniya et al.,2013;Krauss-
silva et al.,2014). Secara nasional prevalensi bacterial vaginosis belum pernah
dilaporkan di Indonesia. Penelitian tentang infeksi saluran reproduksi yang
dilakukan oleh jazan et al.,2003 dan sedyaningsih et al.,2005 prevalensi bacterial
vaginosis berkisar antara 2%-72%.
Infeksi traktus genitalia wanita dapat juga terjadi setelah melahirkan, hal
ini memungkinkan terjadi karena selama proses melahirkan sering terjadi
perlukaan pada perineum baik karena robekan spontan maupun episiotomi.
Laserasi perineum di Indonesia dialami oleh 75% ibu yang melahirkan
pervaginam. Depkes RI, (2013) menyatakan bahwa dari total 1951 kelahiran

4
spontan pervaginam, 57% ibu mendapat jahitan perinieum (29% karena robekan
spontan dan 28% karena episiotomy).
Bahiyatun,( 2009) menyatakan bahwa luka pada perinieum tidak mudah
untuk dijaga agar tetap bersih dan kering. Jika proses penyembuhan luka tidak
tertangani dengan baik akan menyebabkan tidak sempurnanya penyembuhan
luka rupture tersebut. Hal ini menyebabkan perdarahan tidak berhenti dengan
baik dan menyebabkan terjadinya infeksi yang akhirnya dapat menyebabkan
kematian pada ibu.
Prevalensi infeksi traktus genetalia wanita yang masih cukup tinggi di
Indonesia merupakan salah satu masalah kesehatan yang perlu ditangani secara
serius agar tercapai peningkatan pada kesehatan wanita.

B. TUJUAN
1. Tujuan umum
Tujuan umum dari penyusunan makalah ini selain memenuhi tugas mata
kuliah keperawatan perempuan adalah mendeskripsikan tentang infeksi
traktus genitalis.
2. Tujuan khusus
Tujuan khusus dari penyusunan makalah ini yaitu :
a. Mendeskripsikan konsep dasar vaginosis bakterial
b. Mendeskripsikan konsep dasar infeksi pada daerah perineum pasca
persalinan
c. Mendeskripsikan konsep asuhan keperawatan terhadap pasien dengan
infeksi traktus genitalis.

5
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. DEFINISI
Infeksi saluran genital atau infeksi puerperal merupakan infeksi saluran
genital yang terjadi pada paska partum yang dikaitkan dengan kelahiran anak,
biasanya terjadi akibat masuknya bakteri yang naik dari saluran kemih. Bakteri
tersebut mungkin umum ditemukan di dalam saluran genital atau berasal dari luar
(Reeder, 2011).
Infeksi puerperium (infeksi masa nifas) adalah infeksi saluran genitalia
oleh bakteri setelah melahirkan (Gant, 2010).

B. FAKTOR RISIKO
Kurang menjaga kebersihan organ reproduksi. Apabila kebersihan organ
reproduksi dijaga, akan dapat terjangkit oleh penyakit yang disebabkan oleh
jamur, bakteri ataupun parasite (Rohan dr.,et al.,2017).

C. PENYEBAB
Infeksi ini disebabkan oleh bakteri yang umum banyak terdapat pada
vagina dan oleh pathogen yang masuk ke dalam dari luar, seperti streptokokus,
stafilokakus, Escerchia coli, dan berbagai penyakit hubungan kelamin.
(Hamilton, 1995).

D. KLASIFIKASI
1. Infeksi episiotomy
Infeksi luka episiotomy merupakan infeksi puerpurium tersering digenetalia
eksterna. Tepi-tepi luka yang bertemu berubah menjadi merah, mengeras, dan
membengkak.(Gant, 2010)
2. Infeksi vagina
Tiga infeksi vagina yang paling sering ialah bacterial vaginosis, candidiasis
dan trikomoniasis. Infeksi vagina bisa menular melalui hubungan seksual.
(Bobak,2004).

6
Vaginitis bacterial dikaitkan dengan infeksi genitilia bagian atas secara
perkontinuitatum, melalui kanalis servikalis dengan endoservisitis secara
dominan oleh Gardnerella vaginalis (Gardner) yang komensal menempati s\
ekitar 40-50% tanpa gejala klinis (Manuaba, 2003).

E. TANDA DAN GEJALA


1. Infeksi episiotomy
a. Demam yang disertai rasa mengigil mengisyaratkan bakteriemia.
b. Nyeri perineum, nyeri tekan pada satu atau kedua sisi abdomen, dan nyeri
tekan parametrium saat pemeriksaan bimanual.
c. Timbulnya tanda-tanda cardinal infeksi pada episiotomy: sakit, panas,
bengkak, dan keluaran yang mengandung nanah terutama sepanjang garis
insisi.
d. Lokia berwarna hijau atau kuning dan mengeluarkan bau yang tidak
umum.
e. Pada vaginitis timbulnya rasa gatal, terbakar, dan nyeri di vagina serta
sekitar introitus
f. Keletihan dan letargi, kurang nafsu makan dan mengigil.
2. Infeksi vagina
Menurut Manuaba, 2003 vaginitis bacterial ditegakkan dengan kriteria:
a. Cairan vagina homogeny
b. pH vagina diatas 4,5
c. cairan vagina berbau ikan (Wiff test)
d. Pemeriksaan preparat menunjukkan “clue cell”

7
F. PATOFISIOLOGI

G. PENATALAKSANAAN
1. Infeksi episiotomy
a. Drainase. Bersihkan luka hingga bebas infeksi
b. Antimikroba spectrum luas
c. Jahitan dibuka setelah tanda-tanda infeksi mereda
d. Penjahitan dini terhadap episiotomy yang terlepas
2. Infeksi vaginosis bacterial
a. Metronidazole oral (Flagyl) yang paling efektif
b. Gel metronidazole
c. Krim klindamisin

8
H. PENCEGAHAN
1. Beberapa upaya yang dilakukan untuk mencegah terjangkitnya penyakit yang
disebabkan oleh infeksi bakteri :
a. Menggunakan celana dalam yang berbahan katun dan bertekstur lembut.
Hindari bahan yang bersifat panas, kurang menyerap keringat dan
berbahan ketat (misalnya jeans).
b. Biasakan membilas dengan air bersih organ reproduksi setiap selesai
buang air kecil maupun buang air besar. Selanjutnya, keringkan sisa air
yang masih menempel dikulit dengan menggunakan tisu atau handuk
hingga bener-bener kering (menyebabkan jamur pada bagian organ
reproduksi).
c. Mengganti celana dalam minimal 2-3 kali sehari.
d. Memotong rambut yang ada didaerah organ reproduksi apabila sudah
panjang, karena apabila terlalu panjang akan menjadi sarang kuman.
2. Untuk perempuan,
Apabila sedang mengalami menstruasi, gantilah pembalut sesering mungkin.
Pada saat aliran darah banyak, kamu dapat menggantinya minimal 5-6 jam
sekali. Darah yang tertampung pada pembalut bisa menjadi media tumbuhnya
kuman penyebab infeksi.
3. Hindari menggunakan sabun pembersih daerah kewanitaan dan patyliner
secara terus menerus. Penjggunaan sabun pemebersih daerah kewanitaan
dapat mengubah Ph vagina.
4. Rajin berolah raga dan banyak mengkonsumsi buah dan sayur. Selain
bermanfaat bagi kesehatan juga dapat mencegah infeksi organ oleh jamur.
5. Jangan melakukan seks bebas dan penggunaan narkoba. Walaupun ada juga
yang disebabkan oleh transfusi darah yang sudah terinfeksi penyakit atau
melalui proses kehamilan dan kelahiran.
6. Menjaga pergaulan dan memilih gaya hidup yang sehat agar tidak terjebak
pada seks bebas.
7. Menjauhkan diri dari pergaulan dengan narkoba. (Rohan dr.,et al.,2017)

9
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
1. Identitas Klien 
Nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, agama, status merital,
tanggal masuk RS, tanggal pengkajian, diagnosa medis, No. RM dan alamat.
2. Riwayat kesehatan
a. Keluhan Utama
Keluhan utama yang dirasakan antara lain nyeri, demam, gatal, panas,
keletihan
b. Riwayat kesehatan dahulu
Kemungkinan klien pernah menderita infeksi pada saluran kemih atau
pencernaan.
c. Riwayat kesehatan sekarang
Biasanya klien mengeluh badan lemah, demam, nadi cepat, nafas sesak,
badan menggigil, gelisah, nyeri pada daerah luka operasi.
d. Riwayat Kesehatan Keluarga
Kemungkinan salah satu anggota keluarga ada yang menderita infeksi
serupa.
3. Pemeriksaan Fisik
a. Tanda-tanda Vital
Peningkatan suhu tubuh, suhu 38 C – 38,9 C, menggigil berulang.
Pernafasan cepat/dangkal (berat/proses sistemik), takikardi dengan berat
bervariasi
b. Aktivitas/istirahat
Malaise, letargi
Kelelahan dan/atau keletihan yang terus menerus
c. Eliminasi
Diare mungkin ada atau konstipasi, urine keruh.
d. Integritas ego

10
Ansietas
e. Makanan/cairan
Anorexia, mual/muntah, haus, membran mukosa kering, distensi
abdomen, kekakuan, nyeri lepas.
f. Keamanan
Adakah pemeriksaan vagina intrapartum yang sering, tehnik aseptic,
infeksi sebelumnya, termasuk HIV
g. Seksualitas
Ada tidaknya perubahan pola seksualitas
h. Pengkajian psikososial
 Hubungan dengan bayi baru lahir
 Respon klien dan keluarga terhadap komplikasi
 Hubungan dengan pasangan
 Klien dengan status ekonomi rendah dengan stressos bersamaan
i. Pemeriksaan Organ Genital dan Abdomen
 Kondisi perineum dan uterus
Retensi produk konsepsi, eksplorasi uterus, atau perdarahan
postpartum
Tepi insisi kemerahan, edema, keras, nyeri tekan, drainase purulen,
cairan sanguinosa
Karakteristik lokhia, lokhia mungkin bau busuk, tidak berbau (bila
infeksi oleh streptokokus beta hemolitik).
 Abdomen
Nyeri lokal, disuria, ketidaknyaman abdomen
Afterpain berat/lama, nyeri abdomen bawah atau uterus serta nyeri
tekan
Nyeri/kekauan abdomen unilateral/bilateral (salpingitis/ooferitis,
parametritis)

11
4. Pemeriksaan Diagnostik
a. Jumlah leukosit normal atau tinggi
b. Jumlah LED dan eritrosit meningkat pada adanya infeksi
c. Haemoglobin turun adanya anemia
d. Kultur (aerob/anaerob) dari sediaan intrauterin atau intra servikal atau
drainase luka atau pewarnaan gram lokhia serviks dan juterus
mengidentifikasi organisme penyebab.
e. Urinalisa dan kultur
f. USG
g. Pemeriksaan biomanual menentukan sifat dan lokasi nyeri pelfis, massa
atau pembentukan abses, atau adanya vena-vena dengan trombosis.

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis (infeksi traktus
genitalia)
2. Hipertermia berhubungan dengan penyakit infeksi
3. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi
4. Ketidakefektifan pola seksual berhubungan dengan kurang pengetahuan yang
berhubungan dengan seksual

12
C. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
No. Diagnosa Keperawatan NOC NIC Rasional
1. Domain 12. Kenyamanan Tingkat nyeri (2102) Manajemen nyeri 1400 1. Pengajaran tentang
Kelas 1. Kenyamanan Indikator Aw Akh 1. Ajarkan prinsip-prinsip prinsip manajemen
fisik al ir manajemen nyeri nyeri kepada pasien
(00132) 210201 2 4 2. Dorong pasien untuk penting untuk
Nyeri akut berhubungan Nyeri memonitor nyeri dan menyamakan
dengan agen cedera yang menangani nyerinya persepsi klien-
biologis (infeksi traktus dilaporkan dengan tepat perawat dan
genitalia) 210204 2 4 3. Ajarkan teknik non ketepatan pemilihan
Panjangny farmakologi tindakan
a episode 4. Ajarkan metode pengurangan nyeri.
nyeri farmakologi untuk 2. Dorongan akan
210217 2 4 menurunkan nyeri meningkatkan
Mengeran 5. Evaluasi keefektifan dari kemampuan klien
g dan tindakan pengontrol nyeri menangani nyerinya
menangis yang dipakai selama sendiri.
210206 2 4 pengkajian nyeri 3. Teknik non
Ekspresi dilakukan farmakologi
nyeri 6. Mulai dan modifikasi mencegah
wajah tindakan pengontrol nyeri ketergantungan
210222 2 4 berdasarkan respon pasien terhadap metode
Agitasi 7. Dukung istirahat/tidur farmakologi.
210223 2 4 yang adekuat untuk 4. Metode
Iritabilitas membantu penurunan farmakologi
210224 2 4 nyeri. digunakan untuk
Mengerin 8. Libatkan keluarga dalam mendukung metode
yit modalitas penurun nyeri, non farmakologi
jika memungkinkan dalam pengurangan

13
210209 2 4 nyeri.
Keteganga 5. Untuk menentukan
n otot tindakan kontrol
nyeri yang tepat
Keterangan: untuk klien.
1: Berat 6. Monitor tindakan
2: Cukup berat kontrol nyeri klien.
3: Sedang 7. Istirahat/tidur
4: Ringan membuat klien
5: Tidak ada rileks dan
memberikan waktu
untuk proses
Kontrol nyeri (1605) penyembuhan.
Indikator Awa Akhi 8. Pengertian keluarga
l r terhadap nyeri yang
160502 2 4 diderita klien
Mengenali diharapkan dapat
kapan terjadi memberikan
160501 2 4 dukungan terhadap
Menggambarka klien.
n faktor
penyebab
160504 2 4
Menggunakan
tindakan
pengurangan
nyeri tanpa
analgesik
160505 2 4

14
Menggunakan
analgesik yang
direkomendasik
an
160511 2 4
Melaporkan
nyeri yang
terkontrol
Keterangan:
1: Tidak pernah
menunjukkan
2: Jarang menunjukkan
3: Kadang-kadang
menunjukkan
4: Sering menunjukkan
5: Secara konsisten
menunjukkan

2. Domain 11. Termoregulasi 0800 Perawatan demam 3740 1. Kenaikan suhu akan
Keamanan/perlindungan Indikator Awa Akhir 1. Pantau suhu dan tanda- diikuti perubahan
Kelas 6. Termoregulasi l tanda vital lainnya tanda vital lainnya.
00007 080013 3 5 2. Monitor warna kulit dan 2. Kenaikan suhu
Hipertermia Tingkat suhu menyebabkan
berhubungan dengan pernafasan 3. Dorong konsumsi cairan dilatasi pembuluh
penyakit infeksi 080015 3 5 4. Fasilitasi istirahat, darah di bawah
Melaporkan terapkan pembatasan kulit sehingga kulit
kenyamanan aktivitas; jika diperlukan akan teraba hangat.
suhu 5. Berikan oksigen yang 3. Intake cairan akan
Keterangan: sesuai membantu

15
1: Sangat terganggu 6. Tingkatkan sirkulasi udara menurunkan
2: Banyak terganggu 7. Beri obat atau cairan iv demam
3: Cukup terganggu 8. Pantau komplikasi- 4. Istirahat
4: Sedikit terganggu komplikasi yang menurunkan
5: Tidak terganggu berhubungan dengan kebutuhan
demam serta tanda dan metabolisme
gejala kondisi penyebab 5. Oksigen membantu
demam proses metabolisme
dan transportasi
oksigen ke jaringan
Indikator Awal Akhir 6. Sirkulasi udara
080001 3 5 yang baik akan
Peningkatan memberikan
suhu kulit kenyamanan pada
080019 3 5 pasien
Hipertemia 7. Obat antipiretik
0800007 3 5 diperlukan untuk
Perubahan mengontrol agar
warna kulit suhu tidak terlalu
Keterangan: tinggi
1: Berat 8. Hiperpireksia tak
2: Cukup berat terkontrol dapat
3: Sedang mengakibatkan
4: Ringan komplikasi yang
5: Tidak ada tidak diinginkan.
3. Domain 5. Pengetahuan: Proses penyakit 1803 Pengajaran: Proses Penyakit 1. Penilaian awal
Persepsi/Kognisi Indikator Awa Akhi 5602 tingkat pengetahuan
Kelas 4. Kognisi l r 1. Kaji tingkat pengetahuan pasien tentang
(00126) 180302 2 4 pasien terkait dengan penyakit sebagai

16
Defisiensi pengetahuan Karakter proses penyakit yang tolok ukur untuk
berhubungan dengan spesifik spesifik capaian target
kurang informasi penyakit 2. Jelaskan patofisiologi edukasi yang akan
180303 2 4 penyakit dan bagaimana diberikan.
Faktor- hubungannya dengan 2. Penjelasan tentang
faktor anatomi dan fisiologi penyakit akan
penyebab sesuai kebutuhan. memberikan
dan faktor 3. Jelaskan tanga dan gejala gambaran pada
yang yang umum dari penyakit pasien tentang
berkontribu sesuai kebutuhan. kondisi yang
si 4. Jelaskan mengenai proses sedang dialaminya.
180304 2 4 penyakit sesuai 3. Penjelasan tanda
Faktor kebutuhan. dan gejala akan
risiko 5. Identifikasi kemungkinan memperjelas
180305 2 4 penyebab sesuai identifikasi tahap
Efek kebutuhan. penyakit yang
fisiologis 6. Jelaskan komplikasi sedang dialami
penyakit kronik yang mungkin ada pasien.
180306 2 4 sesuai kebutuhan 4. Proses penyakit
Tanda dan 7. Edukasi pasien mengenai yang jelas
gejala tindakan utnuk meningkatkan
penyakit mengkontrol/meminimalk penerimaan kondisi
180307 2 4 an gejala sesuai kebutuhan pasien.
Proses 5. Penyebab yang
perjalanan diketahui dapat
penyakit dihindari di
biasanya kemudian hari.
180310 2 4 6. Meningkatkan
Tanda dan kepatuhan

17
gejala pengobatan pasien
komplikasi agar terhindar dari
penyakit komplikasi.
Keterangan: 7. Meningkatkan
1: Tidak ada kemandirian pasien
pengetahuan dalam merawat
2: Pengetahuan terbatas dirinya sendiri.
3: Pengetahuan sedang
4: Pengetahuan banyak
5: Pengetahuan sangat
banyak
4. Domain 8. seksualitas Identitas seksual 1207 Konseling seksual 5248 1. Kepercayaan dan
Kelas 2. Fungsi seksual Indikator Awa Akhir 1. Bangun hubungan rasa hormat akan
00065 l terapeutik, didasarkan mendasari
Ketidakefektifan pola 120701 2 4 pada kepercayaan dan rasa pengungkapan
seksual berhubungan Menegaskan hormat perasaan dan
dengan kurang diri sebagai 2. Berikan privasi dan keterbukaan pasien.
pengetahuan yang makhluk jaminan kerahasiaan 2. Seksualitas
berhubungan dengan seksual 3. Informasikan pada pasien merupakan masalah
seksual 120709 2 4 di awal bahwa seksualitas yang hanya
Melaporkan merupakan bagian yang diketahui pasien
hubungan penting dalam kehidupan dan pasangannya.
intim yang dan bahwa penyakit, 3. Informasi yang
sehat medikasi dan stres sering jelas mencegah
120710 2 4 merubah fungsi seksual. kesalahan persepsi
Melaporkan 4. Mulai dengan topik yang pasien.
fungsi seksual paling tidak sensitif dan 4. Pembicaraan tidak
yang sehat lanjutkan pada yang lebih terkesan vulgar.
120711 2 4 sensitif 5. Penyakit saluran

18
Melaporkan 5. Diskusikan efek kesehatan genetalia akan
fungsi seksual dan penyakit terhadap mempengaruhi pola
yang sehat seksualitas seksualitas pasien.
Keterangan: 6. Diskusikan modifikasi 6. Aktivitas seksual
1: Tidak pernah yang diperlukan dalam adalah salah satu
menunjukkan aktivitas seksual sesuai kebutuhan dasar
2: Jarang menunjukkan kebutuhan manusia yang harus
3: Kadang-kadang 7. Libatkan pasangan pasien terpenuhi secara
menunjukkan pada saat konseling alamiah.
4: Sering menunjukkan sesering mungkin sesuai 7. Dukungan dan
5: Secara konsisten kebutuhan pengertian dari
menunjukkan pasangan akan
meningkatkan
keefektifan dan
keberhasilan
konseling dalam
pola seksualitas
pasien.

19
20
BAB V
ASKEP KASUS

Ny. P berumur 28 masuk ke RS ditemani suaminya dengan keluhan nyeri pada parenium

pasca bersalin karena adanya laserasi pada jalan lahir.Pasien mengatakan nyeri pada saat

bergerak dan berdenyut-denyut pada luka jahitan bekas melahirkan,skala 4.Pasien

mengatakan kurang tidur,dan pasien juga merasa khawatir dengan kondisinya.Hasil

pemeriksaan fisik TTV = TD : 120/80 , Suhu : 38 0C , Pernapasan : 24x/mnt , Nadi :

80x/mnt .Nampak disekitar kulit area perenium memerah kadang disertai gatal.Diberikan

obat Ampichilin 500mg,antalgin 500mg.

A. PENGKAJIAN

1. Identitas

Nama :Ny. P

Umur :28 Tahun


Jenis kelamin:Perempuan
Alamat :Jl. Dr.

Ratulangi,Palopo,SulawesiSelatan Agama :Islam

Pendidikan :S1

Pekerjaan :IRT

2. Keluhan utama :nyeri pada luka jahitan pasca persalinan

3. Riwayat penyakit

a. Sekarang : keluhan klien menderita infeksi alat kelamin

b. Dahulu :riwayat keluarga tidak mempunyai penyakit

serupa,gangguan reproduksi

c. Riwayat penyakit yang pernah dialami : tidak ada riwayat penyakit

d. Riwayat kesehatan keluarga :tidak ada penyakit turunan dan

penyakit menular dalam keluarga

e. Riwayat reproduksi :

1) Menache : 14 tahun

21
Siklus haid : 28-30 hari

2) Lamanya haid :5-7 hari

3) Keluhan haid :ada nyeri tap tidak mengganggu

f. Riwayat seksual :tidak ada hbungan seksual selama kehamilan

g. Riwayat pemakaian obat : tidak ada riwayat pemakaian obat-obatan.

h. Pola aktivitas sehari-hari :

1) Nutrisi :pasien makan 3x sehari dan minum air ±7-8 gelas

perhari

2) Eliminasi : pasien BAK 3-4x dalam sehari,berwarna kuning

muda dan bau khas amoniak

3) Istirahat :pasien beristirahat ±7-8 jam

perhari,setelah persalinan beristirahat 5-7 jam

4) Personal higine :pasien mandi 2x sehari

B. PEMERIKSAAN FISIK

a. Keadaan umum :pasien nampak lemah

b. TTV :

Tekanan Darah :120/80mmHg

Suhu tubuh :380C

Nadi :80x/mnt

Pernapasan :24x/mnt

c. Kesadaran :compos mentis

Pemeriksaan head to toe

a. Kepala :

Inspeksi :bentuk Mesochepal,tidak ada luka,warna rambut

hitam,lurus,pendek,bersih

Palpasi :tidak ada nyeri tekan.

22
b. Mata :

Inspeksi :simetris,kunjungtiv tidak anemis,sklera tidak ikterik,refleks


cahaya(isokor)
c. Hidung :

Inspeksi :simestris,fungsi penciuman baik,terdapat sedikit sekret.

d. Telinga :

Inspeksi :simetrsi kanan dan kiri,fungsi pendengaran baik,terdapat sedikit

sekret

e. Mulut :

Inspeksi :mukosa bibir lembab,tidak ada stomatitis

f. Leher :tidak ada pembesaran kelenjar tiroid

g. Paru-paru:

I :dada kanan dan kiri pasien simetris

P : gerakan dada simetris

P :sonor

A :vesikuler normal

h. Jantung :

I :ictus cordis tidak tmpak

P : iktus ordis ICV IV MSL, sinistra, kuat angat (-)

P :pekak

A : bronchovesikuler

i. Abdomen :

I :tidak terdapat kolostomi diperut kiri,sekitar stoma tidak berwarna

kemerahan

A :peristaltik (+) 18x/mnt

P :terdapat nyeri tekan,tidak terdapat gangguan pada hepar

P :timpani

j. mammae :areola berwarna hitam,bentuk simetris,tidak ada benjolan

23
k. Genitalia :bentuk normal,kulit perenium memerah kadang disertai nyeri akibat

luka bekas jahitan.

l. Ekstremitas

Atas :tidak ada oedem

bawah : tidak ada oedem,reflex patella (+) ki/ka

DS DO

Pasien mengeluh nyeri pada parenium Hasil TTV

pasca bersalin karena adanya laterasi TD : 120/80mmHg

pada jalan lahir Suhu : 380C

Pernapasan : 24x/menit

Nadi : 80x/mnt

Obat:

Ampichilin : 500mg

Antalgin : 500mg

Pasien mengatakan pada saat bergerak ia

nyeri dan berdenyut-denyut pada luka

bekas jahitan.

Nyeri skala 4

P : Dirasakan seperti berdenyut-denyut

Q : nyeri pada saat bergerak

R : nyeri pada luka jahitan

S : skala 4 nyeri

T : nyeri sering timbul pada saat bergerak

24
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Dx : hipertermia yang berhubungan dengan penyakit ditandai

oleh kulit kemerahan

Tujuan : Suhu tubuh normal

Kriteria : a. Tidak ada tanda – tanda peningkatan suhu tubuh

b. TTV dalam batas normal

Intervensi :

a. Monitor suhu sesering mungkin

b. Monitor warna dan suhu kulit

c. Monitor TTV

d. Monitor penurunan tingkat kesadaran

e. Monitor intake dan output

f. Kompres hangat

g. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian antipiretik dan antibiotic

h. Tingkatkan sirkulasi udara

i. Anjurkan untuk banyak minum air putih

2. Dx :Nyeri akut berhubungan dengan agens cedera

biologis(mis.,infeksi,iskemia,neoplasma) yang ditandai oleh mengekspresikan

perilaku(mis.,gelisah,merengek,menangis,waspada),keluhan tentang intensitas

menggunakan skala nyeri(mis.,skala Wong-baker FACES,skala analog

visual,skala penilaian numerik)

Tujuan : Rasa nyaman nyeri dapat teratasi

Kriteria : - Mampu mengontrol nyeri

- Mampu menggunakan teknik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri

25
- Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang

Intervensi :

a. Kaji lokasi dan sifat ketidaknyamanan / nyeri

b. Berikan instruksi mengenal nyeri (skala, intensitas, frekuensi)

c. Instruksikan klien dalam melakukan teknik relaksasi,

memberikan aktivitas pengalihan seperti : radio, televisi,

membaca

d. Kurangi faktor presipitasi nyeri

e. Kolaborasi :

1) Berikan analgetik / antipiretik

2) Berikan kompres panas local

3) Jika ada keluhan dan tindakan nyeri tidak berhasil

4) Evaluasi keefektifan kontrol nyeriTingkatkan istirahat

5) Monitor penerimaan pasien tetang manjemen nyeri

3. Dx :gangguan rasa nyaman berhubungan dengan gejala terkait

penyakit yang ditandai oleh gangguan pola tidur,ansietas.

Tujuan :gangguan pola tidur dapat

diatasi Kriteria:

Intervensi

a. Kaji untuk tanda versal dan non verbal kecemasan

b. Guanakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan

c. Jelaskan semua prosedur termsuk sensasi yang akan di rasakan

26
yang mungkin akan di alami klien selama prosedur di lakukan

d. Berikan informasi faktual terkait diagnosis , prawatan dan prognosis

e. Bantu klien mengidentifikasi situasi yang memicu ecemasan

f. Intruksikan klien untuk mengunakan teknik relaksasi

27
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Infeksi traktus genitalius yang disebabkan oleh bakteri (bakteri
vaginalis) pada wanita bisa terjadi dengan prevalensi yang bervariasi pada
kelompok wanita remaja, hamil, pekerja seks komersial dan penderita HIV.
Menurut beberapa penelitian prevalensi infeksi traktus genitalis banyak
ditemukan pada kelompok wanita pekerja seks komersial. Infeksi ini terjadi
sebagai akibat pertukaran lactobacillus Spp penghasil H 2 O 2 (Hidrogen
Peroksida) yang merupakan flora normal vagina dengan bakteri anaerob
dalam konsentrasi tinggi. Faktor –faktor pendukung terjadinya infeksi traktus
genitalius bakteri pada wanita antara lain; asupan gizi yang kurang, kurangnya
menjaga kebersihan genitalia, perilaku seks bebas, dan kurangnya perawatan
luka episiotomy pada ibu post partum.
Masalah keperawatan yang sering ditemukan pada wanita yang
mengalami infeksi traktus genitalis antara lain ; hipertermia, nyeri, kurangnya
pengetahuan, dan ketidakefektifan pola seksual.
B. Saran
Didalam penulisan makalah ini penulis merasa mempunyai
kekurangan dari segi materi ataupun pembahasan tentang infeksi traktus
genitalis oleh bakteri. Untuk itu penulis berharap kritik, dan saran yang
membangun sebagai tambahan untuk kesempurnaan isi dari makalah ini.

28
DAFTAR PUSTAKA

Reeder, Sharon J.2011. Keperawatan Maternitas : Kesehatan Wanita, Bayi dan


keluarga : EGC

Gant, Norman F. 2010. Dasar – dasar Ginekologi & obstetri.jakarta : EGC

NANDA Internasional. 2014. Nursing diagnoses : definition and classification 2015-


2017. (10th ed).UK : Wiley Blackwell

Library of Congress Ctaloging in Publication Data. 2013. Nursing outcome


classificattion (NOC). (5th ed). St.Louis : Elseiver Mosby

Library of Congress Ctaloging in Publication Data. 2013. Nursing Intervention


classificattion (NOC). (5th ed). St.Louis : Elseiver Mosby

29

You might also like