You are on page 1of 10

FAKTOR-FAKTOR YANG MEPENGARUHI KEPATUHAN DIET

DIABETES PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2


1 2 3
Ario Sugandi , Yesi Hasneli N , Bayhakki
Program Studi Ilmu Keperawatan
Universitas Riau
Email : sugandiario@yahoo.com

Abstract

Diabetes Mellitus (DM) is a chronic disease characterized by high blood glucose levels. Diet obedience is one of the
factors contributing to the success of the treatment of patients with diabetes type 2. This study aims to determine the
factors affecting diabetes diet obedience of diabetes mellitus type 2 patients in Rejosari Community Health Center. This
research uses descriptive correlation research design with cross sectional approach. 47 respondents are taken as the
samples of the research. They are taken based on the inclusion criteria using purposive sampling technique. The
measuring tool used is a set of questionnaires with variables which are knowledge, attitude, motivation, family support
and diabetic diet obedience in which validity and reliability test has been done. The analyses used are univariate
analysis in order to know the frequency distribution and bivariate using chi square test. The results of the study shows
that factors related to diabetic diet obedience of diabetes patients with type 2 are knowledge (p value = 0,009), attitude
(p value = 0,004), motivation (p value = 0,008), family support (p value = 0,031). Therefore, it can be concluded that
knowledge, attitude, motivation and family support are factors that play important roles in improving diet obedience.
Some suggestions for patients with diabetes type 2 are that they should be diligent in controlling blood sugar levels and
obey the dietary patterns recommended by paramedics to prevent and to avoid the occurrence of DM complications.

Keywords:, Diabetes Diet Obedience, Diabetes Mellitus Type 2, Factors.

PENDAHULUAN Data dari International Diabetes


Diabetes Mellitus (DM) adalah keadaan Federation (IDF) menunjukkan bahwa jumlah
hiperglikemia kronik yang di tandai oleh penderita DM di seluruh dunia pada tahun
ketiadaan insulin atau intensitivitas sel 2015 mencapai 415 juta orang. Indonesia
terhadap insulin disertai berbagai kelainan masuk urutan ke 7 pada tahun 2015, urutan
metabolik akibat gangguan hormonal, yang pertama adalah Cina, India, Amerika Serikat,
minimbulkan berbagai komplikasi kronik Brazil, Rusia, Meksiko, dan Indonesia dengan
pada mata, ginjal, saraf, dan pembuluh darah 10 juta penderita. IDF juga memperkirakan
(Riyadi et al, 2012). DM ditandai dengan pada tahun 2040 mendatang, Indonesia akan
peningkatan kadar glukosa darah yang tinggi menempati urutan ke 6 sedunia dengan jumlah
akibat dari ganggunan pankreas yang tidak penderita DM sebanyak 16,2 juta jiwa (IDF,
lagi bekerja secara normal (Kurniadi dan 2015). Hasil Riset Kesehatan Dasar
Nurrahmi, 2015). (Riskesdas) tahun 2013, menyebutkan jumlah
Prevalensi DM di dunia semakin terus absolut penderita DM di Indonesia sekitar 12
meningkat. World Health Organization juta jiwa, sedangkan untuk jumlah penderita
(WHO) memperkirakan di negara DM di Provinsi Riau pada tahun 2013 adalah
berkembang pada tahun 2025 akan muncul sebanyak 41.071 jiwa (Pusdatin Kemenkes RI,
80% kasus baru (WHO, 2016). Berdasarkan 2013).
data dari Global Status Report on Non Penyakit DM merupakan penyakit yang
Communicable Diseases tahun 2014 berhubungan dengan gaya hidup, Kebiasaan
menyatakan bahwa prevalensi DM diseluruh dari pola makan individu yang cenderung
dunia sebesar 9%. Proporsi kematian akibat terus menerus mengkonsumsi karbohidrat dan
penyakit DM dari seluruh kematian akibat makanan sumber glukosa secara berlebihan,
penyakit tidak menular adalah sebesar 4 %. sehingga dapat menaikkan kadar glukosa
Pada tahun 2030 diperkirakan DM menempati darah, maka dari itu perlu adanya pengelolaan
urutan ke 7 penyebab kematian di dunia diet bagi pasien DM dalam menjaga kadar
(Global Status Report on Non Communicable glukosa darahnya agar tetap terkendali
Diseases, 2014). (Indarwati et al, 2012). Penyakit DM tidak
dapat disembuhkan, namun dengan

143
pengendalian melalui pengelolaan diet DM dalam menajemen DM memiliki peran
dapat mencegah terjadinya komplikasi penting karena tingkat pengetahuan yang
(Pardede et al, 2017). rendah dapat mempengaruhi perubahan gaya
Kendala utama pada pengelolan diet hidup seseorang dan mempengaruhi tingkat
DM adalah timbulnya ketidakpatuhan yang kesehatannya (Nakamireto, 2015). Hal ini
disebabkan oleh kejenuhan pasien terhadap sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
pola diet yang serba dibatasi. Ketidakpatuhan Raharjo (2015) tentang “Hubungan Tingkat
pasien DM terhadap diet dapat berdampak Pengetahuan dan Sikap dengan Kepatuhan
negatif terhadap kesehatannya jika makanan Diet Diabetes Pada Penderita Diabetes
yang dikonsumsi tidak dikontrol (Fauzia et al, Mellitus di Desa Gonilan” menunjukkan
2013). Berdasarkan hasil penelitian yang bahwa ada hubungan yang signifikan tingkat
dilakukan oleh Herlena dan Widiyaningsih pengetahuan dan sikap dengan kepatuhan diet
(2013), dari 54 responden didapatkan 23 DM.
responden (42,6%) patuh terhadap diet dan 31 Hasil penelitian yang dilakukan oleh
responden (57,4%) tidak patuh terhadap diet. Muflihatin dan Komala (2015) tentang
Hasil penelitian lainnya yang dilakukan oleh “Hubungan Motivasi dengan Kepatuhan Diet
Risnasari (2014), dari 57 responden, Diabetes pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2
didapatkan 25 responden (43,86%) patuh Di Puskesmas Sempaja Samarindah”
terhadap diet dan 32 responden (56,14%) menunjukkan terdapat hubungan antara
tidak patuh terhadap diet. motivasi dengan kepatuhan diet DM. Jadi
Kepatuhan diet pasien merupakan suatu sikap perilaku dalam kesehatan individu juga
perubahan perilaku yang positif dan dipengaruhi oleh motivasi. Motivasi
diharapkan, sehingga proses kesembuhan mempunyai peran yang sangat besar dalam
penyakit lebih cepat dan terkontrol. pembentukan perilaku pasien DM diantaranya
Pengaturan diet yang seumur hidup bagi kepatuhan dalam menjalankan diet. Tanpa
pasien DM menjadi sesuatu yang sangat motivasi dalam pengaturan diet pasien DM
membosankan dan menjemukan, jika dalam akan mengalami ketidakpatuhan dalam
diri pasien tidak timbul pengertian dan mengatur pola makan sehari-hari.
kesadaran yang kuat dalam menjaga Pelaksanaan diet DM juga sangat
kesehatannya. Perubahan perilaku diet bagi dipengaruhi oleh adanya dukungan dari
pasien DM yang diharapkan adalah mau keluarga. Dukungan dapat digambarkan
melakukan perubahan pada pola makannya sebagai perasaan memiliki atau keyakinan
dari yang tidak teratur menjadi diet yang bahwa seseorang merupakan peserta aktif
terencana (Sintowati, 2013). dalam kegiatan sehari-hari. Jika dukungan
Menurut Fauzia et al (2015) adapun keluarga tidak ada maka pasien DM akan
faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan tidak patuh dalam pelaksanaan diet dan
yaitu faktor internal dan faktor ekternal. apabila dukungan keluarga baik maka pasien
Faktor internal meliputi pengetahuan dan DM akan patuh dalam pelaksanaan dietnya
sikap sedangkan pada faktor ekternal meliputi (Susanti dan Sulistyarini, 2013). Hal ini sesuai
dukungan keluarga dan dukungan tenaga penelitian yang dilakukan oleh Ismansyah dan
kesehatan. Hasil penelitian yang dilakukan Ernawati (2014) tentang “Hubungan
oleh Yulia (2015) menunjukkan bahwa faktor Dukungan Keluarga dengan Kepatuhan Diet
yang mempengaruhi kepatuhan diet pada pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2”
penderita DM antara lain pendidikan, menunjukkan bahwa ada hubungan antara
pengetahuan, persepsi, motivasi, dukungan dukungan keluarga dengan kepatuhan diet
keluarga, dukungan tenaga kesehatan dan DM.
lama menderita. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan
Perencanaan diet yang baik di Kota Pekanbaru jumlah penderita DM dari
pengaruhi oleh faktor pengetahuan. tahun ke tahun terus meningkat. Pada tahun
Pengetahuan yang cukup tentang diet DM 2015 jumlah penderita DM sebanyak 12.307
dapat mengendalikan kondisi penyakitnya jiwa dan meningkat pada tahun 2016 menjadi
dengan mengontrol pola makan. Pengetahuan 13.981 jiwa. Dari 22 Puskesmas yang terdapat

144
di Kota Pekanbaru, Puskesmas Rejosari Hasil penelitian ini diharapkan dapat
merupakan Puskesmas dengan jumlah memberikan informasi dalam pengembangan
kunjungan penderita DM tertinggi pada tahun ilmu pengetahuan tentang faktor-faktor yang
2016, dimana jumlah kunjungan penderita mempengaruhi kepatuhan diet diabetes pada
DM di Puskesmas Rejosari sebanyak 3.055 pasien Diabetes Mellitus tipe 2.
kunjungan. Data dari Puskesmas Rejosari
tahun 2017, didapatkan jumlah kunjungan METODOLOGI PENELITIAN
penderita DM dalam tiga bulan terakhir yaitu Penelitian yang dilakukan merupakan
bulan Agustus - Oktober 2017 sebanyak 181 penelitian deskriptif korelasi dengan
kunjungan, dan populasi penderita DM dalam pendekatan cross sectional yang dilakukan di
satu bulan terakhir yaitu bulan Oktober 2017 Puskesmas Rejosari pada tanggal 18
sebanyak 52 penderita. Desember 2017 sampai dengan 6 Januari
Permasalahan diet pada penderita DM 2018. Populasi dalam penelitian ini adalah
di Kota Pekanbaru adalah ketidakpatuhan seluruh penderita DM tipe 2 yang berobat di
pasien pada jenis makanan yang dikonsumsi. Puskesmas Rejosari. Pengambilan sampel
Penderita sering kali melanggar pola diet menggunakan teknik purposive sampling
yang telah dianjurkan oleh dokter/tenaga dengan kriteria inklusi yaitu sebanyak 47
kesehatan. Hasil penelitian Hasneli et al penderita.
(2014) tentang “Identifikasi dan Analisis Alat pengumpulan data pada penelitian
Komplikasi Makrovaskuler dan ini adalah kuesioner. Analisis data yang
Mikrovaskuler pada pasien Diabetes digunakan adalah analisa univariat dan
Mellitus” didapatkan data bahwa sebagian bivariat. Analisa univariat dalam penelitian ini
besar diet responden selama di rumah adalah menampilkan distribusi frekuensi umur, jenis
makanan biasa (MB) yakni sebanyak 37 kelamin, pendidikan, pekerjaan, lama
responden (51,4%). Kepatuhan diet DM harus menderita, gambaran pengetahuan, gambaran
meliputi dari jumlah, jadwal, dan jenis, karena sikap, gambaran motivasi, gambaran
kepatuhan diet sangat penting dalam dukungan keluarga, dan gambaran kepatuhan
menstabilkan kadar glukosa pada penderita diet. Analisa bivariat digunakan untuk
DM dan merupakan kunci keberhasilan dari mengetahui apakah ada hubungan antara dua
terapi DM. variabel yaitu variabel independen
Berdasarkan hasil studi pendahuluan (pengetahuan, sikap, motivasi dan dukungan
yang dilakukan di Puskesmas Rejosari pada keluarga) dan variabel dependen (kepatuhan
tanggal 11 September 2017 dengan diet diabetes) dengan menggunakan uji
melakukan wawancara kepada 10 pasien DM, statistik yaitu Chi-Square.
didapatkan 7 pasien mengetahui tentang diet
DM terkait makanan yang boleh dan tidak HASIL PENELITIAN
boleh dikonsumsi, pasien mengatakan patuh Berdasarkan penelitian didapatkan hasil
terhadap diet tetapi kadangkala mengkonsumsi sebagai berikut:
makanan yang tidak diperbolehkan dengan 1. Analisa Univariat
alasan jenuh. Sedangkan 3 pasien lainnya Tabel 1
mengatakan tahu tentang diet DM akan tetap Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan
mengkonsumsi makan sesuai dengan menu Pengetahuan Tentang Kepatuhan Diet
sehari-hari yang disediakan oleh keluarga. Diabetes (n=47)
Berdasarkan latar belakang permasalahan No Pengetahuan Frekuensi Persentase (%)
tersebut diatas peneliti merasa tertarik untuk 1. Baik 36 76,6
mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi 2. Cukup 9 19,1
kepatuhan diet Diabetes pada pasien Diabetes 3. Kurang 2 4,3
Meliitus tipe 2. Total 47 100
Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi Berdasarkan tabel diatas diperoleh
kepatuhan diet diabetes pada pasien Diabetes distribusi frekuensi responden berdasarkan
Mellitus tipe 2. tingkat pengetahuan, dapat diketahui bahwa
sebagian besar responden mempunyai tingkat
145
pengetahuan baik yaitu sebanyak 36 Tabel 5
responden (76,6%). Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan
Kepatuhan Diet Diabetes (n=47)
Tabel 2 Kepatuhan
No Frekuensi Persentase (%)
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Diet
Sikap Tentang Kepatuhan Diet Diabetes 1. Patuh 30 63,8
2. Tidak Patuh 17 36,2
(n=47) Total 47 100
No Sikap Frekuensi Persentase (%)
1. Positif 28 59,6 Berdasarkan tabel diatas diperoleh
2. Negatif 19 40,4
distribusi frekuensi responden berdasarkan
Total 47 100
kepatuhan diet, dapat diketahui bahwa
Berdasarkan tabel diatas diperoleh sebagian besar responden patuh yaitu
distribusi frekuensi responden berdasarkan sebanyak 30 responden (63,8%).
sikap, dapat diketahui bahwa sebagian besar
2. Analisa Bivariat
responden mempunyai sikap positif yaitu
Tabel 6
sebanyak 28 responden (59,6%).
Hubungan Pengetahuan dengan Kepatuhan
Tabel 3 Diet Diabetes Pada Pasien Diabetes Mellitus
Tipe 2 (n=47)
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan
Kepatuhan Diet
Motivasi Tentang Kepatuhan Diet Diabetes Tidak Jumlah p
(n=47) Pengetahuan Patuh
Patuh value
No Motivasi Frekuensi Persentase (%) F % F % F %
1. Tinggi 32 68,1 Baik 27 75 9 25,0 36 100
2. Rendah 15 31,9 Tidak Baik 3 27,3 8 72,7 11 100 0,009
Total 47 100 Total 30 63,8 17 36,2 47 100

Berdasarkan tabel diatas diperoleh Dari tabel diatas hasil analisa hubungan
distribusi frekuensi responden berdasarkan pengetahuan dengan kepatuhan diet diabetes
motivasi, dapat diketahui bahwa sebagian pada 47 responden yang diteliti, didapatkan 36
besar responden mempunyai motivasi tinggi responden (76,6%) mempunyai pengetahuan
yaitu sebanyak 32 responden (68,1%). baik, dari jumlah tersebut sebagian besar
responden patuh terhadap diet yaitu sebanyak
Tabel 4 27 responden (75%). Berdasarkan hasil
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan analisa data dengan menggunakan metode uji
Dukungan Keluarga Tentang Kepatuhan Diet chi square, didapatkan nilai p value 0,009
Diabetes (n=47) dengan alpha 0,05 (p value < 0,05). Hal ini
Dukungan berarti Ho ditolak sehingga dapat disimpulkan
No Frekuensi Persentase (%)
Keluarga bahwa ada hubungan antara pengetahuan
1. Mendukung 25 53,2 dengan kepatuhan diet diabetes pada pasien
2. Tidak 22
46,8 diabetes mellitus tipe 2 di Puskesmas Rejosari
Mendukung
Total 47 100
tahun 2017. Hasil analisis diperoleh nilai OR
= 8,000, artinya pasien yang memiliki
Berdasarkan tabel diatas diperoleh pengetahuan baik berpeluang 8,000 kali untuk
distribusi frekuensi responden berdasarkan mematuhi diet dibandingkan dengan pasien
dukungan keluarga, dapat diketahui bahwa yang mempunyai pengetahuan tidak baik.
sebagian besar responden anggota
Tabel 7
keluarganya mendukung yaitu sebanyak 25
responden (53,2%). Hubungan Sikap dengan Kepatuhan Diet
Diabetes Pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe
2 (n=47)

146
Kepatuhan Diet 2017. Hasil analisis diperoleh nilai OR =
Tidak Jumlah 7,143, artinya pasien yang memiliki motivasi
Sikap Patuh p value
Patuh tinggi berpeluang 7,143 kali untuk mematuhi
F % F % F % diet dibandingkan dengan pasien yang
Positif 23 82,1 5 17,5 28 100 mempunyai motivasi rendah.
Negatif 7 36,8 12 63,2 19 100 0,004
Total 30 63,8 17 36,2 47 100
Tabel 9
Dari tabel diatas hasil analisa hubungan Hubungan Dukungan Keluarga dengan
sikap dengan kepatuhan diet diabetes pada 47 Kepatuhan Diet Diabetes Pada Pasien
responden yang diteliti, didapatkan 28 Diabetes Mellitus Tipe 2 (n=47)
Kepatuhan Diet
responden (59,6%) mempunyai sikap positif, p
Dukungan Tidak Jumlah
dari jumlah tersebut sebagian besar responden Patuh value
Keluarga Patuh
patuh terhadap diet yaitu sebanyak 23
F % F % F %
responden (82,1%). Berdasarkan hasil analisa Mendukung 20 80 5 20 25 100
data dengan menggunakan metode uji chi Tidak 10 45,5 12 54,5 22 100 0,031
square, didapatkan nilai p value 0,004 dengan Mendukung
alpha 0,05 (p value < 0,05). Hal ini berarti Ho Total 30 63,8 17 36,2 47 100
ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa
ada hubungan antara sikap dengan kepatuhan Dari tabel diatas hasil analisa hubungan
diet diabetes pada pasien diabetes mellitus motivasi dengan kepatuhan diet diabetes pada
tipe 2 di Puskesmas Rejosari tahun 2017. 47 responden yang diteliti, didapatkan 25
Hasil analisis diperoleh nilai OR = 7,886, responden (53,2%) yang anggota keluarga
artinya pasien yang memiliki sikap positif mendukung, dari jumlah tersebut sebagian
berpeluang 7,886 kali untuk mematuhi diet besar responden patuh terhadap diet yaitu
dibandingkan dengan pasien yang mempunyai sebanyak 20 responden (80%). Berdasarkan
sikap negatif. hasil analisa data dengan menggunakan
metode uji chi square, didapatkan nilai p
Tabel 8 value 0,031 dengan alpha 0,05 (p value <
Hubungan Motivasi dengan Kepatuhan Diet 0,05). Hal ini berarti Ho ditolak sehingga
Diabetes Pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe dapat disimpulkan bahwa ada hubungan
2 (n=47) antara dukungan keluarga dengan kepatuhan
Kepatuhan Diet diet diabetes pada pasien diabetes mellitus
Tidak Jumlah p value tipe 2 di Puskesmas Rejosari tahun 2017.
Motivasi Patuh
Patuh Hasil analisis diperoleh nilai OR = 4,800
F % F % F %
artinya pasien yang mendapatkan dukungan
Tinggi 25 78,1 7 21,9 32 100
Rendah 5 33,3 10 66,7 15 100 0,008
keluarga berpeluang 4,800 kali untuk
Total 30 63,8 17 36,2 47 100 mematuhi diet dibandingkan dengan pasien
yang tidak mendapatkan dukungan keluarga.
Dari tabel diatas hasil analisa hubungan
motivasi dengan kepatuhan diet diabetes pada PEMBAHASAN
47 responden yang diteliti, didapatkan 32 1. Hubungan Pengetahuan Dengan
responden (68,1%) mempunyai motivasi Kepatuhan Diet Diabetes Pada Pasien
tinggi, dari jumlah tersebut sebagian besar Diabetes Mellitus Tipe 2
responden patuh terhadap diet yaitu sebanyak Hasil analisis hubungan antara
25 responden (78,1%). Berdasarkan hasil pengetahuan dengan kepatuhan diet
analisa data dengan menggunakan metode uji diabetes pada pasien diabetes mellitus tipe
chi square, didapatkan nilai p value 0,008 2 dengan menggunakan uji Chi Square
dengan alpha 0,05 (p value < 0,05). Hal ini menunjukkan nilai p value sebesar 0,009
berarti Ho ditolak sehingga dapat disimpulkan dimana p value < α (0,05). Hal ini
bahwa ada hubungan antara motivasi dengan menunjukkan bahwa Ho ditolak, sehingga
kepatuhan diet diabetes pada pasien diabetes dapat disimpulkan bahwa ada hubungan
mellitus tipe 2 di Puskesmas Rejosari tahun antara pengetahuan dengan dengan

147
kepatuhan diet diabetes pada pasien Berdasarkan hasil penelitian ini
diabetes mellitus tipe 2 di Puskesmas menunjukkan bahwa pengetahuan
Rejosari. Berdasarkan hasil analisis merupakan salah satu faktor yang
diperoleh nilai OR = 8,000, artinya pasien mempengaruhi kepatuhan diet DM.
yang memiliki pengetahuan baik Pengetahuan responden didapatkan melalui
berpeluang 8,000 kali untuk mematuhi diet berbagai sumber, seperti media cetak,
dibandingkan dengan pasien yang media massa, kader posyandu, prolanis dan
mempunyai pengetahuan tidak baik. pengalaman responden. Semakin baik
Penelitian ini didukung dengan hasil pengetahuan responden tentang diet maka
penelitian Nakamireto (2016) mengenai semakin tinggi pula tingkat kepatuhan
hubungan pengetahuan diet diabetes responden dalam menjalankan diet DM.
mellitus dengan kepatuhan diet pada pasien
diabetes mellitus tipe 2 di wilayah kerja 2. Hubungan Sikap Dengan Kepatuhan
Puskesmas Gamping II, yang menyatakan Diet Diabetes Pada Pasien Diabetes
bahwa ada hubungan yang signifikan Mellitus Tipe 2
antara pengetahuan dengan kepatuhan diet Hasil analisis hubungan antara sikap
dengan nilai p value 0,000 (p value< dengan kepatuhan diet diabetes pada
0,005). pasien diabetes mellitus tipe 2 dengan
Hasil penelitian ini sesuai dengan menggunakan uji Chi Square menunjukkan
teori yang dinyatakan oleh Kozier et al nilai p value sebesar 0,004 dimana p value
(2010) bahwa salah satu faktor yang < α (0,05). Hal ini menunjukkan bahwa Ho
mempengaruhi kepatuhan adalah ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa
pengetahuan. Kepatuhan dapat ada hubungan antara sikap dengan dengan
didefinisikan sebagai tingkat perilaku kepatuhan diet diabetes pada pasien
individu (misal minum obat, mematuhi diabetes mellitus tipe 2 di Puskesmas
diet, atau melakukan perubahan gaya Rejosari. Berdasarkan hasil analisis
hidup) sesuai anjuran terapi kesehatan. diperoleh nilai OR = 7,886, artinya pasien
Tingkat kepatuhan dapat dimulai dari tidak yang memiliki sikap positif berpeluang
mengindahkan setiap aspek anjuran hingga 7,886 kali untuk mematuhi diet
mematuhi semua rencana terapi. dibandingkan dengan pasien yang
Pada pasien DM yang mempunyai mempunyai sikap negatif. Hasil penelitian
pengetahuan yang baik memungkinkan ini didukung dengan hasil penelitian
pasien dapat mengontrol dirinya dalam Raharjo (2015) mengenai hubungan tingkat
mengatasi masalah yang dihadapi dan pengetahuan dan sikap dengan kepatuhan
mematuhi segala apa yang telah dianjurkan diet diabetes mellitus pada pasien diabetes
oleh petugas kesehatan. Hal ini sesuai mellitus di Desa Gonilan dengan p value
dengan yang dinyatakan Notoatmodjo 0,001 (p value < 0,005).
(2007) bahwa pengetahuan merupakan Hasil penelitian ini sesuai dengan
domain yang sangat penting untuk teori yang dinyatakan oleh Notoatmodjo
terbentuknya perilaku seseorang. Perilaku (2012) bahwa salah satu faktor yang
baru dari sesorang dimulai pada domain mempengaruhi kepatuhan adalah sikap.
kognitif dalam arti subjek tahu terlebih Sikap merupakan reaksi atau respons yang
dahulu terhadap stimulus yang berupa masih tertutup dari seseorang terhadap
materi objek yang menimbulkan respon suatu stimulus atau objek. Sikap belum
batin dalam bentuk sikap kemudian objek merupakan suatu tindakan atau aktivitas,
yang telah diketahui dan disadari akan tetapi merupakan predisposisi
sepenuhnya tersebut akan menimbulkan tindakan suatu prilaku.
respon lebih jauh lagi yaitu berupa Menurut Effendi (2010) sikap
tindakan terhadap stimulus atau objek, penderita DM sangat dipengaruhi oleh
sehingga pengetahuan merupakan langkah pengetahuan, dalam hal ini pengetahuan
awal dari sesorang untuk menentukan penderita tentang penyakit DM sangat
sikap dan perilakunya. penting karena pengetahuan ini akan

148
membawa penderita DM untuk antara motivasi dengan perilaku diet pada
menentukan sikap, berpikir dan berusaha penderita DM tipe 2 dengan nilai p value
untuk tidak terkena penyakit atau dapat 0,083 (p value< 0,005).
mengurangi kondisi penyakitnya. Apabila Menurut Saam & Wahyuni (2013)
pengetahuan penderita DM baik, maka motivasi adalah sesuatu dorongan, atau
sikap terhadap diet DM semestinya dapat pendorong seseorang bertingkah laku
mendukung terhadap kepatuhan diet DM untuk mencapai tujuan tertentu. Tingkah
itu sendiri. laku termotivasi dilatar belakangi oleh
Hasil penelitian ini menunjukkan adanya kebutuhan. Kebutuhan tersebut
bahwa sikap merupakan salah satu faktor diarahkan pada pencapaian tujuan tertentu,
yang mempengaruhi kepatuhan. artinya dalam konteks perubahan pola
Responden dengan sikap positif cenderung makan bagi pasien DM didasarkan pada
mematuhi program diet yang dianjurkan. keinginan pasien untuk sembuh dan
Mereka yakin dengan patuh terhadap mengurangi kecatatan akibat menderita
program diet dapat mencegah dan DM sehingga mereka termotivasi untuk
menghambat terjadinya komplikasi. mengikuti program diet yang dianjurkan
oleh dokter.
3. Hubungan Motivasi Dengan Kepatuhan Hasil penelitian yang dilakukan
Diet Diabetes Pada Pasien Diabetes peneliti menunjukkan bahwa motivasi
Mellitus Tipe 2 merupakan salah satu faktor yang
Hasil analisis hubungan antara mempengaruhi kepatuhan diet DM.
motivasi dengan kepatuhan diet diabetes Motivasi dilatar belakangi oleh adanya
pada pasien diabetes mellitus tipe 2 dengan kesadaran dari individu tentang pentingnya
menggunakan uji Chi Square menunjukkan menjalankan program diet serta dukungan
nilai p value sebesar 0,008 dimana p value keluarga sebagai orang yang paling dekat
< α (0,05). Hal ini menunjukkan bahwa Ho dengan responden. Semakin tinggi
ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa motivasi yang dimiliki responden maka
ada hubungan antara motivasi dengan semakin tinggi pula kesadaran untuk patuh
dengan kepatuhan diet diabetes pada dalam menjalankan diet DM.
pasien diabetes mellitus tipe 2 di
Puskesmas Rejosari. Berdasarkan hasil 4. Hubungan Dukungan Keluarga Dengan
analisis diperoleh nilai OR = 7,143, artinya Kepatuhan Diet Diabetes Pada Pasien
pasien yang memiliki motivasi tinggi Diabetes Mellitus Tipe 2
berpeluang 7,143 kali untuk mematuhi diet Hasil analisis hubungan antara
dibandingkan dengan pasien yang dukungan keluarga dengan kepatuhan diet
mempunyai motivasi rendah. diabetes pada pasien diabetes mellitus tipe
Penelitian ini didukung dengan hasil 2 dengan menggunakan uji Chi Square
penelitian Idarwati et al (2012) mengenai menunjukkan nilai p value sebesar 0,031
hubungan motivasi dengan kepatuhan diet dimana p value < α (0,05). Hal ini
diabetes mellitus pada pasien diabetes menunjukkan bahwa Ho ditolak, sehingga
mellitus di Puskesmas Kedungwuni II yang dapat disimpulkan bahwa ada hubungan
menyatakan bahwa ada hubungan antara antara dukungan keluarga dengan dengan
motivasi dengan kepatuan diet dengan nilaip kepatuhan diet diabetes pada pasien
value 0,002 (p value< 0,005). Selain itu diabetes mellitus tipe 2 di Puskesmas
didapatkan juga hasil yang berbeda, Rejosari. Berdasarkan hasil analisis
penelitian yang dilakukan oleh Pujiastuti diperoleh nilai OR = 4,800 artinya pasien
(2016) mengenai hubungan pengetahuan dan yang mendapatkan dukungan keluarga
motivasi dengan kepatuhan diet pada pasien berpeluang 4,800 kali untuk mematuhi diet
diabetes mellitus tipe 2 di Poliklinik dibandingkan dengan pasien yang tidak
Penyakit Dalam RSUD dr. Soehadi mendapatkan dukungan keluarga.
Prijonegoro Sragen yang menunjukkan Penelitian ini didukung dengan hasil
bahwa tidak ada hubungan yang signifikan penelitian Ismansyah dan Ernawati (2014)

149
mengenai hubungan dukungan keluarga SARAN
dengan kepatuhan diet diabetes mellitus 1. Bagi Perkembangan Ilmu Keperawatan
pada pasien diabetes mellitus tipe 2 yang Diharapkandapatterus
menyatakan bahwa ada hubungan yang mengembangkan ilmu keperawatan,
signifikan antara motivasi dengan kepatuan khususnya keperawatan keluarga dan
diet dengan nilai p value 0,000 (p value< komunitas dalam memberikan informasi,
0,005). dan edukasi serta untuk meningkatkan
Hasil penelitian ini sesuai dengan promosi kesehatan atau pendidikan
teori yang dinyatakan oleh Niven (2008) kesehatan dalam upaya meningkatkan
yaitu dukungan keluarga merupakan salah kepatuhan diet diabetes pada pasien
satu faktor yang mempengaruhi kepatuhan diabetes mellitus tipe 2.
diet yang tidak dapat diabaikan karena 2. Bagi Institusi Pelayanan
dukungan keluarga merupakan salah satu Diharapkan dapat mempertahankan
faktor penguat yang mempengaruhi serta meningkatkan mutu pelayanan
kepatuhan pasien dalam menjalankan diet. keperawatan dengan cara memberikan
Menurut Friedman (2010) dukungan pendidikan kesehatan, membentuk sikap
keluarga merupakan sikap, tindakan dan pasien DM, memotivasi pasien DM, dan
penerimaan keluarga terhadap penderita mendorong anggota keluarga agar
yang sakit, keluarga juga berfungsi sebagai memberikan dukungan kepada pasien DM
sistem pendukung bagi anggotanya dan untuk meningkatkan kepatuhan terhadap
anggota keluarga memandang bahwa orang program diet yang telah dianjurkan.
yang bersifat mendukung, selalu siap 3. Bagi Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2
memberikan pertolongan dengan bantuan Diharapkan dapat mencari informasi
jika diperlukan. Sedangkan menurut tentang diet DM baik dari media massa,
Hendro (2010) menyatakan bahwa internet, maupun mengikuti penyuluhan
hubungan keluarga secara nyata kesehatan, menyadari bahwa penyakit DM
merupakan bentuk kepedulian keluarga merupakan penyakit yang tidak dapat
untuk memberikan dukungan, disembuhkan namun dapat dikontrol, dan
mengingatkan, dan membantu penderita selalu termotivasi untuk mematuhi
DM dalam mengatur pola makan. program diet yang telah dianjurkan olet
Dari hasil penelitian ini tenaga kesehatan. Bagi pasien dengan
menunjukkan bahwa dukungan dari umur diatas 45 tahun khususnya para
anggota keluarga merupakan salah satu wanita disarankan untuk menjaga pola
faktor yang mempengaruhi kepatuhan diet. makan dan melakukan pengecekkan gula
Dukungan yang diberikan oleh keluarga, darah secara rutin agar resiko diabetes
akan membuat responden merasa dapat dicegah.
diperdulikan dan dicintai, hal ini akan 4. Bagi Peneliti Selanjutnya
membuat responden memiliki keinginan Diharapkan peneliti selanjutnya
yang kuat untuk menjalankan program diet sebaiknya melakukan penelitian tentang
yang sudah dianjurkan. kepatuhan diet DM dengan jumlah sampel
yang lebih besar dan pengambilan data
SIMPULAN yang lebih lengkap melalui observasi
Hasil penelitian menunjukan dari faktor langsung kebiasaan diet pasien.
yang berhubungan dengan kepatuhan diet
diabetes pada penderita DM tipe 2 adalah UCAPAN TERIMA KASIH
pengetahuan (p value=0,009), sikap (p Terima kasih yang tak terhingga atas
value=0,004), motivasi (p value=0,008), bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak
dukungan keluarga (p value=0,031). dalam penyelesaian laporan penelitian ini.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa 1
Ario Sugandi: Mahasiswa Program Studi
pengetahuan, sikap, motivasi dan dukungan Ilmu Keperawatan Universitas Riau,
keluarga merupakan faktor yang sangat Indonesia
berperan dalam menigkatkan kepatuhan diet.

150
2 https://jom.unri.ac.id/index.php/JOMPSI
Yesi Hasneli N, S.Kp., MNS: Dosen
Departemen Keperawatan Medikal Bedah K/article/view/8343.
Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Hendro, M. (2010). Pengaruh psikososial
Riau, Indonesia terhadap pola makan penderita diabetes
3
Ns. Bayhakki, M.Kep., Sp.KMB., PhD: mellitus di rumah sakit umum daerah
Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan kabupaten deli rerdang tahun 2009,
Universitas Riau, Indonesia Tesis, FKM Universitas Sumatera Utara,
Medan. Diperoleh tanggal 13 Januari
DAFTAR PUSTAKA 2018 dari
Bertalina & Purnama. (2016). Hubungan repository.usu.ac.id/bitstream/12345678
lama sakit, pengetahuan, motivasi 9/20165/7/.pdf
pasien dan dukungan keluarga dengan Hidayat, A. A. (2007). Riset keperawatan dan
kepatuhan diet pasien diabetes mellitus. teknik penulisan ilmiah. Jakarta:
Diperoleh tanggal 13 Januari 2018 dari Salemba Medika.
http://poltekkestjk.ac.id/ejurnal/index.ph Indarwati, D., Riskiana., Rusmariana, A.,
p/JK/article/view/211/199 Hartanti, R. D. (2012). Hubungan
Bustam, M, N. (2015). Manajemen motivasi dengan kepatuhan diet diabetes
pengendalian penyakit tidak menular. melitus pada pasien diabetes melitus di
Jakarta: Rineka Cipta. desa tangkil wilayah kerja puskesmas
Effendi. (2010). Dasar-dasar keperawatan kedungwuni II kabupaten pekalongan.
kesehatan masyarakat. Jakarta: Penerbit Diperoleh tanggal 18 Agustus 2017 dari
Buku Kedokteran EGC. http://www.digilib.stikesmuh-pkj.ac.id/e-
Fauzia, Y., Sari, E., & Artini, B. (2013). skripsi/index.php?p=fstream-
Gambaran faktor-faktor yang pdf&fid=252.
mempengaruhi kepatuhan diet penderita International Diabetes Federation. (2015).
diabetes mellitus di wilayah puskesmas Diabetes evidence demands real action
pakis surabaya. Diperoleh tanggal 20 from the un summit on non-
Agustus 2017 dari communicable diseases. Diperoleh
http://download.portalgaruda.org/article. tanggal 18 Agustus 2017 dari
php?article=423463&val http://www.idf.org/diabetes-evidence-
Friedman. (2010). Buku Ajar Keperawatan demands-real-action-un-summit-non
Keluaraga: Riset Teori dan Praktek. communicable-diseases..
Jakarta: EGC.
Global Status Report On Non Communicable Ismanto, M. (2011). Hubungan pengetahuan
Diseases. (2014). Attaining the nine dan sikap denhan kepatuhan dier rendah
global noncomunicable disease target: a garam. Diperoleh tanggal 1
shared responsibility. Diperoleh tanggal Oktober 2017 dari
18 Agustus 2017 dari http:// http://digilib.unimus.ac.id/files/diskjtptu
apps.who.int/iris/bitstream/10665/14811 nimus-gdl-muhammadis-6122-2-
4/1/9789241564854_eng.pdf. babii.pdf.
Gustina., Suratun., & Heryati. (2014). Faktor Kementerian Kesehatan RI. (2016). Angka
faktor yang berhubungan dengan kejadian dabetes mellitus. Direktorat
kepatuhan diet diabetes mellitus pada Bina Gizi: Subdik Bina Gizi.
pasien dm. Diperoleh tanggal 11 Januari Kozier., Erb., Berman., Snyder. (2011). Buku
2018 dari ajar fundamental keperawatan: Konsep,
http://ejurnal.poltekkesjakarta3.ac.id/ind Proses dan Praktik. Jakarta: EGC.
ex.php/JKEP/article/view/41/35 Kurniadi, H & Nurrahmani, U. (2015). Stop!
Hasneli, Y., Yuhelma., & Nauli, F. A. (2014). Gejala penyakit jantung koroner,
Identifikasi dan analisis komplikasi kolesterol tinggi, diabetes melitus,
makrovakuler dan mikrovaskuler pada hipertensi. Yogyakarta: Istana Medis.
pasien diabetes mellitus. Diperoleh Muflihatin, S. K & Komala, I. (2017).
tanggal 1 Oktober 2017 dari Hubungan motivasi dengan kepatuhan
diet diabetes pada pasien diabetes

151
mellitus tipe II di puskesmas sempaja kepatuhan diet diabetes mellitus pada
samarindah. Diperoleh tanggal 18 penderita diabetes mellitus di desa
Agustus 2017 dari gonolan. Diperoleh tanggal 19 Agustus
http://ojs.stikesmuda.ac.id/index.php/ilm 2017 dari http://
u kesehatan/article/download/35/17. eprints.ums.ac.id/35829/1/12.%20.pdf.
Nakamireto. (2015). Hubungan pengetahuan Riyadi., Sujono., & Sukarmin. (2012). Asuhan
diet diabetes mellitus dengan kepatuhan keperawatan pada pasien dengan
diet pada pasien diabetes mellitus tipe 2 gangguan eksokrin dan endokrin pada
di wilayah kerja puskesmas gamping II pankreas. Yogyakarta : Graha Ilmu.
sleman. Diperoleh tanggal 20 Agustus Riyanto, A., Budiman. (2013). Pengetahuan
2017 dari dan sikap dalam penelitian kesehatan.
http://repository.stikesayaniyk.ac.id/596 Jakarta; Salemba Medika
/1/Ghannissa%20Putri%20Nakamireto_ Saam, Z & Wahyuni, S. (2013). Psikologi
2_nonfull%20resize.pdf. keperawatan. Jakarta: Rajawali Pers.
Niven. (2008). Psikologi kesehatan: Setiadi. (2013). Konsep dan praktik penulisan
pengantar untuk perawat dan riset keperawatan. Yogyakarta: Graha
profesional. Jakarta: EGC. Ilmu.
Notoatmodjo, S. (2007). Promosi kesehatan Silva, J. (2013). Motivation for selfcare in
dan ilmu perilaku. Jakarta: Rineka older women with heart disease and
Cipta. diabetes : A balancing act. Diperoleh
Notoatmodjo, S. (2010). Ilmu prilaku tanggal 12 Januari 2018 dari
kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. http://proquest.umi.com/pqdweb
Notoatmodjo, S. (2012). Promosi kesehatan Suryo, J. (2009). Rahasia herbal penyembuh
dan prilaku kesehatan. Jakarta: diabetes. Yogyakarta: B First.
Rineka Cipta. Tombokan, V., Rattu, A.J., & Tilaar, Ch. R.
Nursalam. (2008). Konsep dan penerapan (2015) Faktor faktor yang berhubungan
metodologi penelitian ilmu dengan kepatuhan berobat pasien
keperawatan: pedoman skripsi, tesis, diabetes mellitus pada praktek dokter
dan instrumen penelitian. (edisi 2). keluarga di kota Tomohon. Diperoleh
Jakarta: Salemba Medika. tanggal 12 Januari 2018 dari
PERKENI. (2015). Konsensus: Pengelolaan https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/ji
dan pencegahan diabetes melitus tipe 2 kmu/article/view/7442
di Indonesia. Diperoleh tanggal 1 Umar, R., Rottie, J.V., & Lolong, J. (2017).
Oktober 2017 dari Hubungan stres dengan citra tubuh
http://pbperkeni.or.id/newperkeni/wp- pada penderita diabetes mellitus tipe II
content/plugins/download attachments/ di rumah sakit pancaran kasih gmim
includes/ download.php?id=109. manado 2016. Diperoleh tanggal 20
Pujiastuti, A. (2016). Hubungan pengetahuan Agustus 2017 dari
dan motivasi dengan kepatuhan diet https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jk
pada pasien diabetes mellitus tipe II. p/article/view/14884/14448.
Diperoleh tanggal 1 Oktober 2017 dari World Health Organization. (2016). Global
https://es.scribd.com/document/3547845 report on diabetes. Diperoleh tanggal 1
28/01-gdl-enipujiast-1410-1-skripsi-1- September 2017 dari
pdf. http://www.who.int/diabetes/global-
Pusat Data dan Informasi Kementerian RI. report/en.
(2013). Waspada diabetes eat well live Yulia, S. (2015). Faktor-faktor yang
well. Di peroleh tanggal 20 Agustus mempengaruhi kepatuhan dalam
2017 dari menjalankan diet pada penderita
http://download/pusdatin/infodatin/infod diabetes mellitus tipe II. Diperoleh
atin-diabetes.pdf. tanggal 1 Oktober 2017 dari http://
Raharjo, A. S. (2015) Hubungan tingkat lib.unnes.ac.id/25751/1/6411411032.pdf
pengetahuan dan sikap dengan .

152

You might also like