You are on page 1of 5

KERANGKA ACUAN KEGIATAN / TERM OF REFFERENCE

PERTEMUAN PENINGKATAN KEMAMPUAN PENGELOLA PROGRAM


DALAM DETEKSI DINI FAKTOR RESIKO PTM TA. 2022

Dinas : Kesehatan Kabupaten Mesuji

Program : Pencegahan Dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular


Sasaran Program : Menurunnya Penyakit Menular Dan Tidak Menular, Serta
Meningkatnya Kesehatan Jiwa
Indikator Kinerja : 1. Persentase Puskesmas yang melaksanakan pengendalian
Program PTM terpadu
2. Persentase desa / kelurahan yang melaksanakan kegiatan
Posbindu PTM
3. Persentase Puskesmas yang melaksanakan kegiatan deteksi
dini kanker payudara dan kanker leher rahim pada
perempuan usia 30-50 tahun
4. Persentase Kab/Kota yang melaksanakan Kebijakan
Kawasan Tanpa Rokok (KTR), minimal 50% sekolah
5. Persentase Puskesmas yang melaksanakan deteksi dini dan
rujukan kasus katarak
6. Prevalensi tekanan darah tinggi
7. Prevalensi merokok pada penduduk usia ≤ 18 tahun
8. Jumlah kabupaten/kota yang melaksanakan deteksi dini
masalah kesehatan jiwa dan penyalahgunaan napza
sebanyak 514 kabupaten/kota di akhir tahun 2024
9. Persentase ODGJ berat yang mendapatkan layanan
sebesar 100% di akhir tahun 2024
Kegiatan : Pertemuan Peningkatan Kemampuan Pengelola Program Dalam
Deteksi Dini Faktor Resiko PTM
Sasaran Kegiatan : Pengelola Program PTMdan Dokter puskesmas
Dinkes Kabupaten
Keluaran (output) : Peningkatan Capaian SPM PTM Kabupaten Mesuji
Terkendalinya faktor resiko ptm
Volume keluaran : 1
(output)

A. LATAR BELAKANG
1. Dasar Hukum
a) Undang-Undang RI Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
b) Undang-undangNomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional
c) Undang-Undang RI Nomor40 tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial
Nasional
d) Undang-UndangNomor 17 tahun 2007 tentang RPJPN
e) Peraturan PemerintahNomor 20 tahun 2004 tentang Rencana Kerja Pemerintah
f) Peraturan PemerintahNomor 65tahun 2005 tentang pedoman penyusunan
standar pelayanan minimal
g) Peraturan Presiden Nomor 5 tahun 2010 tentang RPJMN
h) Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 71 Tahun 2015 Tentang Penanggulangan
Penyakit Tidak Menular
i) Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 4 tahun 2019 tentang Standar Teknis
Pelayanan Dasar Pada Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan
j) PMK No 21 tahun 2020 tanggal 10 Agustus 2020 tentang Rencana Strategis
kementerian Kesehatan tahun 2020 – 2024
k) KepMenkes Nomor 1479 tahun 2003 tentang Pedoman Penyelenggaraan
SE penyakit Menular dan Tidak Menular
l) Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 741 tahun 2010 tentang Renstra
Kemenkes

2. Gambaran Umum
Penyakit Tidak Menular (PTM) di beberapa negara, terutama negara
berkembang telah mengalami peningkatan kejadian dengan cepat dan berdampak
pula pada peningkatan angka kematian dan kecacatan.Upaya pengendalian PTM
lebih dititik beratkan pada upaya promotif dan preventif untuk mencegah faktor
risiko PTM memiliki faktor risiko bersama, faktor risiko PTM tersebut dapat
berkontribusi baik secara sendiri-sendiri ataupun saling berinteraksi satu dengan
lainnya sehingga dapat menyebabkan seseorang menderita satu atau lebih
penyakit tidak menular. Salah satu upaya pengendalian PTM di puskesmas
dilakukan melalui kegiatan Posbindu PTM. Posbindu PTM merupakan kegiatan
deteksi dini dan pemantauan faktor risiko PTM utama yaitu obesitas,
hiperkolesterol, hipertensi, hiperglikemi, diet tidak sehat, kurang aktifitas fisik
dan merokok serta menindaklanjuti secara dini faktor risiko yang ditemukan
melalui konseling kesehatan dan segera merujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan
dasar.
Melalui kegiatan deteksi dini faktor risiko PTM diharapkan dapat dilakukan
penanganannya sesegera mungkin, sehingga prevalensi faktor risiko, angka
kesakitan, kecacatan dan kematian akibat PTM dapat diturunkan serendah
mungkin. Deteksi dini faktor risiko PTM dapat mencegah miokard infark, stroke,
gagal ginjal, amputasi dan gangguan penglihatan, PPOK derajat berat. Indikator
Penurunan Prevalensi Hipertensi pada tahun 2018 tercapai sebesar 34,1%,
angka ini lebih meningkat dibanding hasil Riset Keseha- tan Dasar
(Riskesdas) tahun 2013 sebesar 25,8%. Hal ini menunjukkan dalam 5 tahun
terakhir perilaku individu masih dipengaruhi oleh kebiasaan merokok, pola
makan tidak sehat, kurang aktivitas fisik, stres dan peningkatan
faktor risiko PTM lainnya. Penyebab peningkatan prevalensi hipertensi selain
faktor risiko yang telah disebutkan diatas juga belum optimalnya peran dan
dukungan lintas sektor dalam pengendalian konsumsi gula, garam dan lemak
berlebihan melalui kepatuhan pencantuman pesan kesehatan pada kemasan
makanan dan makanan siap saji yang diproduksi oleh pihak industri dan
penyedia makanan, agar masyarakat dapat memilih makanan olahan yang sehat
sesuai kebutuhan gizinya. Disamping itu faktor lain yang mempengaruhi
adalah budaya kuliner Indonesia yang kaya dan beragam kandungan gula,
garam dan lemak, terbatasnya ketersediaan pangan sayur dan buah yang
bebas pestisida, murah dan terjangkau oleh masyarakat.
Pada Riskesdas tahun 2013 angka obesitas menunjukkan 14,8%
sedangkan Riskesdas tahun 2018 sebesar 21,8%. Hal ini dipengaruhi oleh
kondisi transisi teknologi yang terjadi dimana segala kemudahan dapat
dijangkau melalui alat komunikasi seperti kemudahan mengakses makanan dan
minuman siap saji dan transportasi yang berdampak pada konsumsi gula,
garam dan lemak berlebihan serta penurunan aktifitas fisik. Selain itu transisi
demografi juga ikut mempengaruhi, usia harapan hidup orang Indonesia
semakin tinggi maka potensi untuk terkena PTM juga bertambah. Penyakit PTM
dapat dikendalikan atau dikontrol sepanjang penderita patuh minum obat
sesuai anjuran dokter. Hal yang sangat mungkin untuk mencegah PTM
adalah dengan melakukan intervensi pada faktor risiko yang meliputi perilaku
merokok, konsumsi gula, garam dan lemak berlebihan, kurangnya aktifitas
fisik serta obesitas. Oleh sebab itu diperlukan nya pertemuan untuk
meningkatkan pemahaman pengelola program akan pentingnya pelaksanaan
deteksi faktor resiko untuk mengendalikan faktor resiko tidak berkembang
menjadi penyakit kronis .

B. PENERIMA MANFAAT
Pengelola Program PTM dan dokter puskesmas dan Dinkes Kabupaten

C. STRATEGI PENCAPAIAN KELUARAN


1. Metode Pelaksanaan
a. Kegiatan
Kegiatan Pertemuan Peningkatan Kemampuan Pengelola Program Dalam
Deteksi Dini Faktor Resiko PTM dilaksanakan melalui tahapan :
a) Persiapan Kegiatan
b) Pemberitahuan ke puskesmas perihal akan diadakannya pertemuan
c) Pelaksanaan Kegiatan Pertemuan
d) Diskusi program dan tanya jawab
e) Pelaporan Hasil Kegiatan
f) Pemantauan Rencana Tindak Lanjut Puskesmas dari hasil pertemuan
g) Evaluasi Hasil dari pertemuan

2. Pelaksana Kegiatan
Pelaksana kegiatan adalah Dinas Kesehatan Kabupaten Mesuji.

3. Penanggung Jawab Kegiatan


Penanggung jawab kegiatan adalah Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten
Mesuji.

4. Waktu Pelaksanaan Kegiatan


Pelaksanaan Kegiatan Pembinaan Dan Evaluasi Program P2PTM Dan Keswa
Ke Puskesmas se Kabupaten Mesuji pada Bulan Januari s.d Desember 2022
a) Matriks Pelaksanaan Kegiatan

Bulan
No Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1
Persiapan Kegiatan

2 Pemberitahuan ke Puskesmas
3 Pelaksanaan Kegiatan
4 Pemantauan RTL Puskesmas
5 Evaluasi RTL

D. Kurun Waktu Pencapaian Keluaran


Pelaksanaan Kegiatan Pertemuan Peningkatan Kemampuan Pengelola Program
Dalam Deteksi Dini Faktor Resiko PTM mulai bulan Januari s.d Desember 2022.

E. BIAYA
Perkiraan total biaya untuk kegiatan Kegiatan Pertemuan Peningkatan Kemampuan
Pengelola Program Dalam Deteksi Dini Faktor Resiko PTM tahun 2022 adalah
sebesar Rp.10.055.000,-. Rincian biaya tersebut diatas disajikan dalam Rencana
Anggaran dan Biaya (RAB).

You might also like