You are on page 1of 17

KURIKULUM 1947

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kajian Kurikulum Matematika

Oleh:
Kelompok 1
1. Meilani Sidabutar 1901010231
2. Stanly S.G. Nainggolan 1901010237
3. Linda Agustina Siregar 1901010242
4. Okta Meliana Tarigan 1901010243
5. Dea Purba 1901010277

Dosen Pengampu : D. Yuliana Sinaga, M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN PEMATANGSIANTAR

2022

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapakan kepada Tuhan yang Maha Esa karena atas
karunianya kami dapat menyelesaikan tugas makalah dengan judul “Kurikulum 1947” tepat
pada waktunya. Kami juga mengucapkan terimakasih kepada Ibu D. Yuliana Sinaga, M.Pd
selaku dosen pengampu mata kuliah Kajian Kurikulum Matematika yang telah memberikan
tugas ini, sehingga kami dapat menambah pengetahuan dan wawasan yang lebih luas
mengenai kurikulum 1947.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa didalam makalah ini terdapat kekurangan dan
jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu kami berharap kritik, saran, dan usulan demi
perbaikan makalah yang telah kami buat, yang bersifat membangun. Semoga makalah kami
dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.

Pematangsiantar, 08 April 2022

Tim Penulis

DAFTAR ISI

2
KATA PENGANTAR..................................................................................................................2
DAFTAR ISI.................................................................................................................................3
BAB I............................................................................................................................................4
PENDAHULUAN........................................................................................................................4
1.1 Latar Belakan...............................................................................................................
4
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................
6
1.3 Tujuan..........................................................................................................................
6
1.4 Manfaat........................................................................................................................
6
BAB II...........................................................................................................................................7
PEMBAHASAN...........................................................................................................................7
2.1 Sejarah Kurikulum 1947..............................................................................................
7
2.2 Landasan Yuridis Kurikulum 1947..............................................................................
7
2.3 Hakikat Kurikulum 1947.............................................................................................
8
2.4 Isi Kurikulum 1947......................................................................................................
8
2.5 Ciri-ciri Kurikulum 1947.............................................................................................
9
2.6 Kelebihan dan Kekurangan Kurikulum 1947..............................................................
9
2.7 Definisi Kurikulum Matematika..................................................................................
9
2.8    Perkembangan Kurikulum Matematika.........................................................................
............................................................................................................................................11
BAB III.........................................................................................................................................14
PENUTUP.....................................................................................................................................14

3
3.1 KESIMPULAN............................................................................................................
14
3.2 SARAN........................................................................................................................
15
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................16

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pendidikan adalah kebutuhan dasar setiap manusia untuk keberlangsungan hidupnya
agar lebih bermartabat dan melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi.
Untuk membentuk keberhasilan suatu pendidikan maka perlu melakukan perencanaan
yang sistematis untuk mencapai tujuan pendidikan yang disebut sebagai kurikulum.
Kurikulum mempunyai peranan yang sangat besar sebagai salah satu alat untuk
mencapai tujuan pendidikan. Mengingat peranan tersebut maka kurikulum selalu
mengalami perkembangan dari masa ke masa. Sistem Kurikulum pertama kali
digunakan di Indonesia pada tahun 1947 yang disebut dengan kurikulum Rentdjana
pelajaran 1907. Rentjana Pelajaran 1947 boleh dikatakan sebagai pengganti sistem
pendidikan kolonial Belanda. Karena suasana kehidupan berbangsa saat itu masih dalam
semangat juang merebut kemerdekaan maka pendidikan sebagai development
conformism lebih menekankan pada pembentukan karakter manusia Indonesia yang
merdeka dan berdaulat dan sejajar dengan bangsa lain di muka bumi ini. Orientasi
Rencana Pelajaran 1947 tidak menekankan pada pendidikan pikiran. Yang diutamakan
adalah: pendidikan watak, kesadaran bernegara dan bermasyarakat. Materi pelajaran
dihubungkan dengan kejadian sehari-hari, perhatian terhadap kesenian dan pendidikan
jasmani. Berdasarkan informasi diatas maka kelompok kami akan mengkaji lebih dalam
tentang kurikulum 1947 di Indonesia dengan judul makalah kurikulum 1947. Makalah

4
ini bertujuan supaya pembaca dan pemakalah bisa memahami lebih dalam kurikulum
1947 yang dilaksanakan di Indonesia
Menatap masa depan, matematika harus dipelajari siswa-siswa karena kegunaannya
penting dalam kehidupan sehari-hari. Kline (dalam Karso, 1994: 3) mengungkapkan
“Matematika itu bukan pengetahuan yang menyendiri yang dapat sempurna karena
dirinya sendiri, tetapi keberadaannya itu untuk membantu manusia dalam memahami
dan menguasai permasalahan sosial, ekonomi dan alam”. Seiring perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, penerapan serta pembelajaran matematika harus disesuaikan
dengan perkembangan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa kurikulum mata pelajaran
matematika pun hendaknya dirancang dan dipersiapkan dengan matang sesuai dengan
kebutuhan.
Sudjana menyatakan ”Kurikulum memiliki 5 komponen yakni: tujuan kurikulum, isi
dan struktur kurikulum, strategi kurikulum, sarana kurikulum, sistem evaluasi
kurikulum”. Komponen kurikulum yang paling sering diperbincangkan yakni perubahan
isi dan struktur. Terlihat dari banyaknya materi matematika yang dapat dipelajari anak-
anak, namun waktu yang tersedia di sekolah sangat terbatas Hudojo (2005: 15).
Fauzis menyatakan dalam perjalanan sejarah sejak tahun 1945, kurikulum pendidikan
nasional telah mengalami perubahan, yaitu pada tahun 1947, 1952, 1964, 1968, 1975,
1984, 1994, dan direncanakan pada tahun 2004. Semua kurikulum nasional dirancang
berdasarkan landasan yang sama, yaitu Pancasila dan UUD 1945, perbedaanya pada
penekanan pokok dari tujuan pendidikan serta pendekatan dalam merealisasikannya.
Perubahan-perubahan yang terjadi dalam proses pembelajaran di kelas, dan perubahan
pandangan tentang hakekat matematika dapat mengakibatkan terjadinya perubahan
substansi kurikulum.
Negara-negara maju secara kontinu mengembangkan kurikulum matematikanya yang
disesuaikan dengan kebutuhannya. Walaupun matematika bersifat universal, isi silabus
matematika seyogiyanya tidak menjiplak silabus negara lain. Hudojo (2005: 25)
menyatakan “Beberapa negara yang menjiplak dengan sedikit adaptasi teryata
mengalami kegagalan. Misalnya silabus matematika Papua New Guinea yang
mengambil alih silabus Australia, hasilnya mengecewakan bahkan gagal”

5
Hal ini dikarenakan pemilihan model pengembangan kurikulum matematika yang
tidak sesuai kebutuhan (Hudojo, 2005: 7). Dengan demikian perlu kiranya dipikirkan
bagaimana model pengembangan kurikulum matematika yang cocok dan sesuai di
Indonesia.
Dari uraian diatas, maka dalam kesempatan ini penulis tertarik untuk membahas
tentang “Perkembangan Kurikulum Matematika”.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana sejarah kurikulum 1947
2. Bagaimana Landasan Yuridis kurikulum 1947
3. Bagaimana hakikat kurikulum 1947
4. Bagaimana isi kurikulum 1947
5. Bagaimana ciri-ciri kurikulum 1947
6. Apakah kelebihan dan kekurangan kurikulum 1947
7. Bagaimana perkembangan kurikulum matematika di Indonesia ?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui sejarah kurikulum 1947
2. Mengetahui landasan Yuridis kurikulum 1947
3. Mengetahui hakikat kurikulum1947
4. Mengetahui isi kurikulum 1947
5. Mengetahui ciri-ciri kurikulum1947
6. Mengetahui kelebihan dan kekurangan kurikulum 1947
7. Untuk mengetahui bagaimana perkembangan kurikulum matematika di Indonesia.

1.4 Manfaat
Adapun manfaat yang diharapkan penulis dalam makalah ini yaitu untuk
menambah wawasan bagi penulis mengenai perkembangan kurikulum pada tahun 1947
yang memiliki hubungan dengan matematika di Indonesia.

6
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Kurikulum 1947


Sejarah kurikulum pendidikan di Indonesia sering kali berubah setiap ada
pergantian Menteri Pendidikan, sehingga mutu pendidikan Indonesia hingga kini belum
memenuhi standar mutu yang jelas dan mantap. Dalam perjalanan sejarah sejak tahun
1945, kurikulum pendidikan nasional telah mengalami perubahan, yaitu pada tahun
1947, 1952, 1964, 1968, 1975, 1984, 1994, 2004, dan 2006. Perubahan tersebut
merupakan konsekuensi logis dari terjadinya perubahan sistem politik, sosial budaya,
ekonomi, dan iptek dalam masyarakat berbangsa dan bernegara. Sebab, kurikulum
sebagai seperangkat rencana pendidikan perlu dikembangkan secara dinamis sesuai
dengan tuntutan dan perubahan yang terjadi di masyarakat. Semua kurikulum nasional
dirancang berdasarkan landasan yang sama, yaitu Pancasila dan UUD 1945,
perbedaannya pada penekanan pokok dari tujuan pendidikan serta pendekatan dalam
merealisasikannya.

2.2 Landasan Yuridis Kurikulum 1947


Kurikulum 1947 merupakan kurikulum pertama yang diciptakan oleh bangsa
Indonesia dengan dasar landasan hukum yang berlaku di Indonesia. Dengan menteri
pertama adalah Mr Suwandi yang digantikan oleh Mr Ali Sastro Amidjojo mencoba
meneruskan usaha yang telah dilakukan oleh Mr Suwandi bersama BPKNIP. Tugas
pokok dari badan ini adalah menyususn RUUPP dengan mempergunakan bahan yang
pernah diperbincangkan dalam kongres Pendidikan Nasioanl.Setah itu menteri
pendidikan di ganti oleh Ki Hajar Dewantara. Pada tahun itu pula RUUPP dapat

7
diselesaikan dan diajukan ke Badan Pekerja Komite Nasional Indonesia pusat namun
belum sempat dibahas karena kota yogyakarta saat itu diduduki oleh Belanda.

Pada tahun 1946, Menteri PP dan K menetapkan pedoman bagi guru- guru
tentang sifat- sifat manusia Indonesia yang harus dikembangkan melalui pendidikan dan
pengajaran, yaitu: (a) perasaan bakti kepada Tuhan Yang Maha Esa, cinta kepada Alam,
cinta kepada Negara, cinta dan hormat kepada ibu dan bapak, cinta kepada Bangsa dan
Kebudayaan, perasaan berhak dan wajib ikut memajukan Negaranya menurut
pembawaan dan kekuatannya. (b) keyakinan bahwa orang menjadi bagian yang tak
terpisahkan dari keluarga dan masyarakat; bahwa orang hidup dalam masyarakat harus
tunduk pada tata tertib; bahwa pada dasarnya manusia itu sama harganya, sebab itu
berhubungan sesama anggota masyarakat harus bersifat hormat- menghormati,
berdasarkan atas rasa keadilan, dengan berpegang teguh atas harga diri sendiri; bahwa
Negara memerlukan warga negara yang rajin bekerja, tahu kewajibannya, jujur dalam
pikiran dan tindakannya, ini adalah penjabaran falsafah Pancasila sebagai dasar
pendidikan nasional, yang menekankan profil manusia Indonesia yang dicita- citakan itu
pada segi afektif (perasaaan dan keyakinan). Pedoman ini dipergunakan dalam
menyusun Rencana Pelajaran 1947, dan dikembangkan terutama melalui mata pelajaran
Didikan Budi Pekerti.

2.3 Hakikat Kurikulum 1947


Kurikulum 1947 merupakan kurikulum pertama di Indonesia yang pertama
setelah Indonesia mencapai kemerdekaan

Awal kurikulum terbentuk pada tahun 1947, yang diberi nama Rencana
Pembelajaran 1947. Kurikulum ini pada saat itu meneruskan kurikulum yang sudah
digunakan oleh Belanda karena pada saat itu masih dalam psoses perjuangan merebut
kemerdekaan. Rencana pembelajaran 1947 kurikulumpertama yang lahir pada masa
kemerdekaan memakai istilah leer plan, dalam bahasa Belanda, artinya rencana
pelajaran. Istilah ini lebih popular ketimbang curriculum (bahasa Inggris).

Perubahan kisi-kisi pendidikan lebih bersifat politis, dari orientasi pendidikan


Belanda kekepentingan nasional. Asas pendidikan ditetapkan Pancasila. Awalnya pada
tahun 1947, pengganti kurikulum saat itu diberi nama Rencana Pelajaran 1947.

Pada saat itu, kurikulum pendidikan di Indonesia masih dipengaruhi sistem


pendidikan kolonial Belanda dan Jepang, sehingga hanya meneruskan yang pernah
digunakan sebelumnya. Rentjana Pelajaran 1947 boleh dikatakan sebagai sistem
pendidikan kolonial Belanda. Hal itu karena suasana kehidupan berbangsa saat itu masih
dalam semangat juang merebut kemerdekaan. Maka pendidikan sebagai development
conformism lebih menekankan pada pembentukan karakter manusia Indonesia yang
merdeka dan berdaulat dan sejajar dengan bangsa lain di muka bumi ini.

8
2.4 Isi Kurikulum 1947
Rencana Pelajaran 1947 baru dilaksanakan sekolah-sekolah pada 1950. Sejumlah
kalangan menyebut sejarah perkembangan kurikulum diawali dari Kurikulum 1950. Bentuknya
memuat dua hal pokok:

1 Daftar mata pelajaran dan jam pengajarannya


2 Garis-garis besar pengajaran (GBP)
Rencana Pelajaran 1947 mengurangi pendidikan pikira dalam arti kognitif,
namun yang diutamakan pendidikan watak atau perilaku, meliputi :

 Kesadaran bernegara dan bermasyarakat


 Materi pelajaran dihubungkan dengan kejadian sehari-hari
 Perhatian terhadap kesenian dan pendidikan jasmani.

2.5 Ciri-ciri Kurikulum 1947


Ciri-ciri kurikulum 1947, antara lain:

 Lebih menekankan pada pembentukan karakter manusia yang berdaulat dan


sejajar dengan bangsa lain.
 Bentuknya memuat dua hal pokok: daftar mata pelajaran dan jam pengajarannya,
plus garis-garis besar pengajaran.

2.6 Kelebihan dan Kekurangan Kurikulum 1947


Kelebihan :

 Lebih menekankan pada pembentukan karakter manusia yang berdaulat dan sejajar
dengan bangsa lain.
 Mencerminkan kesadaran sebagai bangsa yang berdaulat, dan mendudukan
pendidikan sebagai factor penting dalam memper kokoh berdirinya negara Indonesia
melalui persatuan dan kesatuan untuk mengusir penjajah.
 Memiliki fungsi strategis dan mempersatukan bangsa Indonesia melalui pendidikan.
 Kuikulum 1947 mengadopsi dari pengalaman pendidikan Indonesia yang telah lalu
dimasa penjajahan, sehingga memudahkan dalam penyusunanya.
Kelemahan :

 Kurikulum pendidikan Indonesia masih dipengaruhi sistem pendidikan kolonial


belanda dan jepang.
 Belum memiliki orientasi ranah kognitif dan psikomotor namun lebih dominan ranah
afektif.

9
 Belum diterapkan disekolah- sekolah sehingga belum memberikan dampak pada
terlaksananya pendidikan dan terbentuknya bangasa Indonesia hingga secara resmi
dilaksanakan pada tahun 1950.

2.7 Definisi Kurikulum Matematika


Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan
bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Didalam proses pengendalian
mutu, kurikulum merupakan perangkat yang sangat penting karena menjadi dasar untuk
menjamin kompetensi keluaran dari proses pendidikan. Kurikulum harus selalu diubah
secara periodik untuk menyesuaikandengan dinamika kebutuhan pengguna dari waktu
ke waktu.
Dalam perjalanan sejarah sejak tahun 1945, kurikulum pendidikan nasional telah
mengalami perubahan, yaitu pada tahun 1947, 1952, 1964, 1968, 1975, 1984,1994,
2004 dan 2006. Perubahan tersebut merupakan konsekuensi logis dariterjadinya
perubahan sistem politik, sosial budaya, ekonomi, dan iptek dalammasyarakat
berbangsa dan bernegara. Sebab, kurikulum sebagai seperangkat rencanapendidikan
perlu dikembangkan secara dinamis sesuai dengan tuntutan dan perubahan yang terjadi
di masyarakat. Semua kurikulum naional dirancang berdasarkan landasan yang sama,
yaitu Pancasila dan UUD 1945, perbedaanya pada penekanan pokok dari tujuan
pendidikan serta pendekatan dalam merealisasikannya.
Hudojo (2005: 3) “Program yang disusun terinci sehingga menggambarkan
kegiatan siswa di sekolah dengan bimbingan guru disebut kurikulum”. Selanjutnya
menurut Hamalik (2010: 65) ”Kurikulum sebagai pengalaman belajar yang
mengandung makna bahwa kurikulum adalah seluruh kegiatan yang dilakukan siswa
baik di luar maupun di dalam sekolah asal kegiatan tersebut di bawah tanggung jawab
guru (sekolah)”.
Kemudian menurut UU No. 20 Tahun 2003 Sisdiknas “Kurikulum adalah seperangkat
rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang
digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai
tujuan pendidikan tertentu”.

10
Dari beberapa definisi kurikulum tersebut dapat disimpulkan bahwa kurikulum adalah
program perencanaan yang disusun berdasarkan tujuan, isi dan bahan pelajaran yang
mengacu pada pengalaman-pengalaman belajar untuk mencapai tujuan pendidikan yang
diharapkan.
Hudojo (2005: 3) menyatakan “Kurikulum matematika adalah suatu kurikulum yang
berhubungan dengan matematika dan cara mengorganisasikan materi matematika
menggunakan jawab pertanyaan: mengapa, apa, bagaimana, dan kepada siapa
matematika diajarkan disekolah”.

2.8    Perkembangan Kurikulum Matematika


a.     Pembelajaran Matematika Tradisional
Pembelajaran matematika tradisional dimulai dari awal munculnya Kurikulum 1947
(Rentjana Pelajaran 1947) hingga tahun 1974 sebelum diterapkannya kurikulum 1975.
Kekhasan lain dari pembelajaran matematika tradisional adalah bahwa pembelajaran
lebih menekankan hafalan dari pada pengertian, menekankan bagaimana sesuatu itu
dihitung bukan mengapa sesuatu itu dihitungnya demikian, lebih mengutamakan kepada
melatih otak bukan kegunaan, bahasa/istilah dan simbol yang digunakan tidak jelas,
urutan operasi harus diterima tanpa alasan, dan seterusnya.
Urutan operasi hitung pada era pembelajaran matematika tradisional adalah kali, bagi,
tambah dan kurang.
Ciri-ciri dari matematika tradisional adalah:
(1) Mengutamakan pada hafalan dan keterampilan berhitung
(2) Tahu dan mampu menggunakan cara atau langkah-langkah dalam menyelesaikan
soal tetapi tidak tahu alasan setiap langkah yang dilakukan
(3) Mengutamakan kepada melatih otak dan mental daripada kegunaannya
(4) Penggunaan bahasa, simbol, dan istilah tidak begitu diperhatikan dan bersifat ambigu
(5) Urutan operasi harus diterima tanpa alasan
(6) Soal-soal yang diberikan menjelimet (rumit).

11
Ruseffendi (1990) menambahkan beberapa karakteristik matematika tradisional yang
diajarkan di Indonesia, yaitu:
(1) Mengutamakan pada melatih otak
(2) Kurang aplikatif
(3) Tidak berkaitan dengan cabang-cabang matematika lainnya
(4) Materi terlalu usang, tidak up to date dan tidak sesuai kebutuhan jamannya.

Matematika tradisional, pembelajaran lebih ditekankan pada ilmu hitung dan cara
berhitung. Urutan-urutan materi seolah-olah telah menjadi konsensus masyarakat. Karena
seolah-olah sudah menjadi konsensus maka ketika urutan dirubah sedikit saja protes dan
penentangan dari masyarakat begitu kuat. Untuk pertama kali yang diperkenalkan kepada
siswa adalah bilangan asli dan membilang, kemudian penjumlahan dengan jumlah kurang
dari sepuluh, pengurangan yang selisihnya positif dan lain sebagainya.

Kekhasan lain dari pembelajaran matematika tradisional adalah bahwa pembelajaran


lebih menekankan hafalan dari pada pengertian, menekankan bagaimana sesuatu itu
dihitung bukan mengapa sesuatu itu dihitungnya demikian, lebih mengutamakan kepada
melatih otak bukan kegunaan, bahasa/istilah dan simbol yang digunakan tidak jelas,
urutan operasi harus diterima tanpa alasan, dan lain sebagainya.

Urutan operasi hitung pada era pembelajaran matematika tradisional adalah kali, bagi,
tambah dan kurang, maksudnya bila ada soal dengan menggunakan operasi hitung maka
perkalian harus didahulukan dimanapun letaknya baru kemudian pembagian,
penjumlahan dan pengurangan. Urutan operasi ini mulai tahun 1974 sudah tidak
dipandang kuat lagi banyak kasus yang dapat digunakan untuk menunjukkan kelemahan
urutan tersebut.

Sebagai contoh, 12:3 jawabanya adalah 4,dengan tanpa memberi tanda kurung , soal
di atas ekuivalen dengan 9+3:3, berdasar urutan operasi yaitu bagi dulu baru jumlah dan
hasilnya adalah 10. Perbedaan hasil inilah yang menjadi alasan bahwa urutan tersebut
kurang kuat.

12
Sementara itu cabang matematika yang diberikan di sekolah menengah pertama
adalah aljabar dan geometri bidang. Geometri ini diajarkan secara terpisah dengan
geometri ruang selama tiga tahun. Sedangkan yang diberikan di sekolah menengah atas
adalah aljabar, geometri ruang, goneometri, geometri lukis, dan sedikit geometri analitik
bidang. Geometri ruang tidak diajarkan serempak dengan geometri ruang, geomerti lukis
adalah ilmu yang kurang banyak diperlukan dalam kehidupan sehingga menjadi abstrak
dikalangan siswa.
Kurikulum sebagai seperangkat rencana pendidikan dikembangkan secara dinamis
sesuai dengan tuntunan dan perubahan yang terjadi di masyarakat. Semua kurikulum
nasional dirancang berdasarkan landasan yang sama, yaitu pancasila dan UUD 1945
perbedaannya pada penekanaan pokok dari tujuan pendidikan serta pendekatan dalam
merealisasikannya. Kurikulum apa saja yang pernah dikembangkan dalam program
pendidikan dinegeri kita tercinta merupakan salah satu konsep terpenting untuk meju
dalam melakukan perubahan , tentu yang diharapkan adalah adanya sebuah perubahan
untuk menuju perbaikan yang disertai dengan adanya konsekuensi-konsekuensi yang
memang sudah dipertimbangkan agar dapat tumbuh sebagai kebijakan yang bijaksana.
Konsekuensi yang logis atau masuk akal dari terjadinya sebuah perubahan pada sistem
politik, sosial budaya, ekonomi, dan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dalam
masyarakat yang berbangsa dan bernegara.

b.      Pembelajaran Matematika Modern


Pengajaran matematika modern resminya dimulai setelah adanya kurikulum 1975.
Model pembelajaran matematika modern ini muncul karena adanya kemajuan teknologi.
Di Amerika Serikat perasaan adanya kekurangan orang-orang yang mampu menangani
senjata, rudal dan roket sangat sedikit, mendorong munculnya pembaharuan
pembelajaran matematika.
W. Brownell mengemukakan bahwa belajar matematika harus merupakan belajar
bermakna dan berpengertian. teori Gestalt yang muncul sekitar tahun 1930, dimana
Gestalt menengaskan bahwa latihan hafal adalah sangat penting dalam pengajaran
namun diterapkan setelah tertanam pengertian pada siswa.

13
Dua hal tersebut di atas memperngaruhi perkembangan pembelajaran matematika di
Indonesia. Berbagai kelemahan seolah nampak jelas, pembelajaran kurang menekankan
pada pengertian, kurang adanya kontinuitas, kurang merangsang anak untuk ingin tahu,
dan lain sebagainya. Ditambah lagi masyarakat dihadapkan pada kemajuan teknologi.
Akhirnya Pemerintah merancang program pembelajaran yang dapat menutupi
kelemanahn-kelemahan tersebut.

BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Dari paparan Kurikulum 1947 merupakan kurikulum pertama yang diciptakan oleh
bangsa Indonesia dengan dasar landasan hukum yang berlaku di Indonesia. Awal kurikulum
terbentuk pada tahun 1947, yang diberi nama Rencana Pembelajaran 1947. Kurikulum ini
pada saat itu meneruskan kurikulum yang sudah digunakan oleh Belanda karena pada saat
itu masih dalam psoses perjuangan merebut kemerdekaan. Rencana pembelajaran 1947
kurikulumpertama yang lahir pada masa kemerdekaan memakai istilah leer plan, dalam
bahasa Belanda, artinya rencana pelajaran. Istilah ini lebih popular ketimbang curriculum
(bahasa Inggris). Rencana Pelajaran 1947 baru dilaksanakan sekolah-sekolah pada 1950.
Sejumlah kalangan menyebut sejarah perkembangan kurikulum diawali dari Kurikulum
1950. Bentuknya memuat dua hal pokok:Daftar mata pelajaran dan jam pengajarannya. Ciri-
ciri kurikulum 1947, antara lain: Lebih menekankan pada pembentukan karakter manusia
yang berdaulat dan sejajar dengan bangsa lain,Bentuknya memuat dua hal pokok: daftar
mata pelajaran dan jam pengajarannya, plus garis-garis besar pengajaran. di atas terlihat
bagaimana lika-liku perkembangan matematika mulai dari matematika tradisional yang
begitu sederhana, hanya sekedar melatih hafalan dan melatih kemampuan otak. Kemudian

14
berkembang agak maju lagi dengan munculnya terori pembelajaran dari para ahli psikologi.
Teori ini mempengaruhi pembelajaran matematika dalam negeri yang akhirnya pemerintah
mengeluarkan kurikulum baru, yang disesuaikan dengan penemuan teori pembelajaran yang
muncul.
Tidak hanya sampai disitu perkembangan kurikulum juga dipengaruhi oleh
perkembangan teknologi internasional. Prinsip dasar dari kurikulum tersebut adalah bahwa
setiap siswa mampu mempelajari apa saja hanya waktu yang membedakan mereka dalam
ketuntasan belajar.

3.2 SARAN
Penulis berharap agar penyajian makalah ini dapat diperhatikan dengan seksama
karena makalah yang dipaparkan ini, kami tim penulis menjelaskan beberapa point
penting mengenai Kurikulum 1947. Tim penulis juga menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu diharapkan agar para pembaca kiranya
dapat lebih memahami mengenai kurikulum 1947.

Sebagai calon guru dimasa depan diharapkan kita dapat memberikan motivasi dan
pedoman yang lebih baik lagi kedepannya.

15
DAFTAR PUSTAKA

Setiana, Dafid Slamet & Nuryadi. (2020). Kajian Kurikulum Sekolah Dasar dan Menengah.
Yogyakarta : Gramasurya

https://okemath.wordpress.com/telaah-kurikulum/sejarah-perkembangan/

https://wadahberbagi1.blogspot.com/2016/06/makalah-perkembangan-kurikulum.html

16
17

You might also like