You are on page 1of 2

Nama : Faiqotul Izza Nur Idzdzati

NIM : P1337420921111
Prodi : Profesi Ners

WOC HIPERBILIRUBIN
Adanya perdarahan tertutup PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Pemeriksaan bilirubin serum


Inkompatibilitas antigen darah Hemolisis meningkat ETIOLOGI Infeksi Bayi penderita sepsis dan 2. Pemeriksaan radiology
gastroenteritis 3. Ultrasonografi
Bilirubin Indirek Hepatitis Gang. Konjugasi hepar 4. Biopsy hati
Peningkatan kadar bilirubin dlm darah Polisitemia Hipoksia,Asidosis 5. Peritoneoskopi
(bilirubin sukar larut dlm neonatal/sumbatan (defisuiensi enzim
air ,mudah larut dlm 6. Laparatomi
saluran empedu glukoronil transferase
lemak Gang. Ambilan bilirubin plasma
intra/ekstra hepatik
Hiperbilirubin
Gang. Sel otak
Defisit ETIOLOGI
Hepar tdk dapt melakukan konjugasi PENGERTIAN
Pengetahuan
kernikterus Hiperbilirubin adalah suatu kondisi di mana 1. Polychetemia (Peningkatan
produksi bilirubin yang berlebihan di dalam jumlah sel darah merah)
darah. Hiperbilirubin adalah meningkatnya 2. Pembentukan bilirubin yang
Kondisi pasien menurun Pengeluaran mekonium Tosik bagi jaringan Perubahan suhu
Ikterus dapat dicegah dan kadar bilirubin dalam darah yang kadar berlebihan.
dihentikan terhambat/obstruksi usus lingkungan nilainya lebih dari normal. Nilai 3. Isoimmun Hemolytic Disease
peningkatannya dengan : normal bilirubin indirek 0,3 – 1,1 mg/dl, 4. Kelainan struktur dan enzim sel
Kecemasan Ikterus pd sklera, Resiko Gangguan bilirubin direk 0,1 – 0,4 mg/dl darah merah
1. Pengawasan antenatal Saraf aferen 5. Keracunan obat (hemolisis kimia;
Keluarga leher, dan badan, integritas
yang baik salisilat, kortikosteroid,
kulit/jaringan kloramfenikol)
2. Menghindari obat yang Hepotalamus
Indikasi fisioterapi 6. Gangguan fungsi hati;
MANIFESTASI KLINIS dapat meningkatkan KOMPLIKASI
defisiensi glukoronil transferase,
1. Tampak ikterus pada ikterus pada bayi dan 1. Bilirubin encephahalopathi
Ikterik Neonatus Vasokontriksi obstruksi empedu (atresia biliari),
sklera, kuku atau kulit dan 2. Kernikterus, kerusakan neurologis ,
masa kehamilan dan Sinar dan infeksi, masalah metabolik
membran mukosa. cerebral palis, retardasi mental,
kelahiran, contoh intensitas tinggi galaktosemia,
2. Jaundice yang tampak hyperaktif, bicara lambat, tidak ada
Penguapan hipotiroid jaundiceASI
dalam 24 jam pertama :sulfaforazol, novobiosin, Resiko Cidera koordinat otot dan tangisan yang
7. Adanya komplikasi; asfiksia,
oksitosin Gerakan peristaltik melengking.
3. Jaundice yang tampak hipotermi, hipoglikemi.
3. Pencegahan dan usus meningkat 3. Asfiksia
pada hari ke dua atau hari Menurunnya ikatan albumin;
Hopotermi 4. Hipotermi
ke tiga, dan mencapai mengobati hipoksia lahir prematur, asidosis
5. Hipoglikemi
puncak pada hari ke tiga pada janin dan neonatus Diare
sampai hari ke empat dan
4. Penggunaan
menurun pada hari ke lima
sampai hari ke tujuh yang fenobarbital pada ibu PENATALAKSANAAN :
biasanya merupakan 1-2 hari sebelum partus Kekurangan KLSIFIKSI :
JENIS BILIRUBIN TAK
1. Pemberian makanan dini
jaundice fisiologis. 5. Imunisasi yang baik pada volume cairan TERKONYUGASI: dengan jumlah cairan dan
4. Ikterus adalah akibat bayi baru lahir 1. Ikterus prehepatik: Disebabkan oleh kalori yang sesuai dengan
pengendapan bilirubin produksi bilirubin yang berlebihan kebutuhan bayi baru lahir.
6. Pemberian makanan yang {1}PHYSIOLOGIC JAUNDICE 2. Fototerapi: Dilakukan apabila
indirek pada kulit yang 2. Ikterus hepatic: Disebabkan karena
dini telah ditegakkan hiperbilirubin
cenderung tampak kuning adanya kerusakan sel parenkim hati patologis dan berfungsi untuk
terang atau orange, ikterus 7. Pencegahan infeksi. {2}BREAST-FEEDING-
menurunkan bilirubin dalam
pada tipe obstruksi ASSOCIATED JAUNDICE 3. Ikterus kolestatik: Disebabkan oleh kulit melalui tinja dan urine
(bilirubin direk) kulit bendungan dalam saluran empedu dengan oksidasi foto
{3}BREAST MILK JAUNDICE 3. Menyusui bayi dengan ASI
tampak berwarna kuning 4. Ikterus neonatus fisiologi: Terjadi 4. Memberi substrat
kehijauan atau keruh. pada 2-4 hari setelah bayi baru lahir 5. Terapi sinar matahari
5. Letargik (lemas), kejang, 4}HEMOLYTIC DISEASE
5. Ikterus neonatus patologis: Terjadi
tidak mau menghisap.
karena factor penyakit atau infeksi.
{1}PHYSIOLOGIC JAUNDICE {3}BREAST MILK JAUNDICE {4}HEMOLYTIC DISEASE
{2}BREAST-FEEDING-
E: Fungsi hepar yang masih ASSOCIATED JAUNDICE E: Inkompatibilitas antigen darah
E: Adanya kandungan pada ASI
immatur dan meningkatnya jumlah yang menyebabkan jaundis. O: Hari karena hemolisis sel darah merah
bilirubin akibat hemolisi sel darah E: Menurunnya masukkan cairan dalam jumlah besar.Hepar tidak
ke 5 – 7. P: Hari ke 10 – 15. D:
merah. O: Setelah 24 jam. P: 72 – 90 berhubungan dengan sedikitnya mampu untuk mengkonjugasikan
Mungkin masih ada tanda- tanda
jam. D: Menurun pada hari ke 5 – 7 kalori yang diterima oleh bayi. O: bilirubin. O: Awal 24 jam. P:
jaundis pada minggu ke 3 – 12 atau
Hari ke 2 – 4. P: Hari ke 3 – 5. Bervariasi. D: Tergantung pada
lebih
D:Bervariasi keparahan dan pengobatan

Resiko Gangguan integritas


Resiko Hipertermi Ikterik Neonatus (D.0024) Resiko Ketidakseimbangan
kulit/jaringan (D.0129) (D.0140) cairan (D.0036)

Perawatan integritas Kulit Regulasi Temperatur (I.14578) Fisioterapi Neonatus (I.03091) Menejemen cairan (I.03098)
(I.11353)
1. Monitor ikterik pada sklera dan 1. Timbang berat badan bayi tiap hari.
1. Monitor suhu bayi sampai stabil
kulit bayi 2. Observasi tanda- tanda dehidrasi: fontanel cekung, kulit
1. Observasi keadaan (36,5 – 37.5)
2. Identifikasi kebutuhan cairan kering dengan turgor buruk,mata cekung).
keutuhan kulit dan 2. Monitor warna dan suhu kuli
sesuai dengna usia dan berat badan 3. Monitor hasil laboraturium (mis. Hematokrit, Na, CI, berat
warnanya 3. Monitor TTV
3. Monitor TTV bayi jenis urin)
2. Bersihkan segera bayi bila 4. Perhatikan suhu lingkungan
4. Monitor efek samping fisioterapi 4. Catat intake output urine
BAK / BAB 5. Atur suhu incubator sesuai kebutihan
5. Siapkan lampu fisioterpai 5. Perhatikan warna dan frekuensi defekasi dan urine
3. Gunakan lotion pada 6. Tingkatkan asupan cairan dan nutrisi
6. Lepaskan pakaian bayi kecuali 6. Tingkatkan masukan cairan
daerah bokong yang adekuat
4. Jaga alas dalam keadaan 7. Berikan minum tambahan, asi ibu popok
bersih dan kering dan tambahan susu formula 7. Beriakn penutup mata
5. Lakukan alih baring dan 8. Kompres air hangat atau dingin 8. Biarkan tubuh bayi terpapar sinar
pemijatan fisioterapi secara berkelanjutan

Perawatan bayi (I.10338)

1. Monitor TTv bayi


Daftar Pustaka : terutama suhu
2. Mandikan bayi dalam
waktu 5-10 meit dan 2
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia Definisi dan Indikator Diagnostik. Jakarta: Dewan Pengurus PPNI.
kali sehari,
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia Definisi dan Implementasi Keperawatan. Jakarta: Dewan Pengurus PPNI.
3. Kenakan pakaian bayi
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan. Jakarta: Dewan Pengurus dari bahan katun
PPNI. 4. Ganti popok bayi jika
Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FK UI. 1988. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta: Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK UI basah
Tarigan, M. 2003. Asuhan Keperawatan dan Aplikasi Discharge Planning Pada Klien Dengan Klien Hiperbilirubinemia. 5. Anjurkan ibu
menyusui sesuai
http://library.usu.ac.id/download/fk/keperawatan-mula %20tarigan.pdf (10 Februari 2010)
keutuhan bayi

You might also like