Professional Documents
Culture Documents
F1 - Penyuluhan Tentang Penggunaan Masker Untuk Mencegah Penularan Covid - 19
F1 - Penyuluhan Tentang Penggunaan Masker Untuk Mencegah Penularan Covid - 19
Latar Belakang
Informasi yang ada saat ini mengindikasikan bahwa dua cara utama transmisi virus Covid – 19 adalah
percikan saluran pernafasan (droplet) dan kontak. Percikan saluran pernafasan dihasilkan saat seseorang
batuk atau bersin. Setiap orang yang berada dalam kontak erat ( dalam radius 1 m) dengan orang yang
menunjukkan gejala – gejala gangguan pernafasan (batuk, bersin) berisiko terpapar percikan saluran
pernafasan yang kemungkinan dapat menyebabkan infeksi ( infeksius ). Percikan juga dapat jatuh ke
permukaan benda dimana virus tetap aktif, oleh karena itu, lingkungan sekitar terdekat dari orang yang
terinfeksi dapat menjadi sumber penularan.
Penggunaan masker medis adalah salah satu Langkah pencegahan yang dapat membatasi penyebaran
penyakit saluran pernafasan terutama yang disebabkan oleh virus, termasuk Covid – 19. Namun,
penggunaan masker saja tidak cukup memberikan tingkat perlindungan yang memadai, dan harus
dilakukan juga Langkah – Langkah lain. Terlepas dari apakah masker digunakan atau tidak, kepatuhan
maksimal dalam menjaga kebersihan tangan dan Langkah – Langkah PPI lainnya sangat penting untuk
mencegah penularan Covid – 19 dari orang ke orang.
Permasalahan
Why : berdasarkan pengamatan yang kami lakukan masih banyak masyarakat yang menggunakan
masker dengan cara yang salah ataupun tidak menggunakan masker sama sekali, hal ini menyebabkan
risiko penyebaran virus Covid – 19 antar masyarakat makin meningkat
a. Melakukan ceramah dengan menggunakan leaflet atau flip chart kepada masyarakat yang
datang ke posyandu
b. Memberikan contoh cara penggunaan masker yang baik dan benar
c. Mengajari cara etika batuk ketika berada di kerumunan
d. Melakukan pembagian masker kepada masyarakat yang datang ke posyandu tidak
menggunakan masker
Pelaksanaan
Hasil :
Acara penyuluhan diikuti oleh 68 peserta yang terdiri dari ibu dan ayah ataupun lansia yang datang
membawa anaknya atau cucunya untuk melaksanakan imunisasi ataupun penimbangan berat badan
ataupun pemeriksaan kehamilan. Semua peserta mengerti dan aktif memberikan pertanyaan mengenai
materi penyuluhan yang diberikan.
Latar Belakang
Scabies akhir – akhir ini merupakan penyakit yang paling banyak ditemukan dari pasien yang datang ke
puskesmas baik di poli anak maupun poli umum. Scabies atu dikenal sebagai kudis, merupakan penyakit
kulit yang sangat gatal, disebabkan oleh infestasi dan sensitisasi terhadap parasite Sarcoptes scabiei var
hominis dan produknya seperti telur, feses, saliva, atau produk sekretorik lainnya. Penyakit ini bersifat
menular dan umumnya menyerang sekelompok orang misalnya pada perkampungan padat penduduk
atau penghuni asrama.
Perdapat 4 gejala klinis utama scabies yang dikenal sebagai tanda cardinal, yaitu :
1. Pruritus nokturna, munculnya rasa gatal pada malam hari akibat aktivitas tungau yang lebih tinggi
pada suhu lembab dan panas
2. Penyakit ini menyerang manusia secara berkelompok, misalnya dalam sebuah keluarga,
perkampungan padat penduduk, maupun orang yang tinggal dalam satu asrama
3. Adanya terowongan (kunikulus) pada daerah predileksi yang berwarna putih atau keabu-abuan.
Daerah predileksi yang dimaksud yaitu sela – sela jari tangan, pergelangan tangan bagian volar, siku
bagian luar, lipat ketiak bagian depan, aerola mammae (pada Wanita), umbilicus, bokong, genitalia
eksterna dan perut bagian bawah pada pria.
4. Ditemukannya tungau hidup minimal 1
Diagnosis scabies ditegakkan bila ditemukan 2 dari 4 tanda cardinal tersebut.
Permasalahan
Why : berdasarkan rata – rata pasien yang datang ke puskesmas megang pada bulan januari yang datang
dengan diagnosis scabies berjumlah sekitar kurang lebih 5 orang perminggunya dalam kurun waktu
tersebut, beberapa pasien mengeluhkan juga tentang adanya anggota keluarga yang memiliki keluhan
yang sama tetapi enggan untuk datang berobat.
Pelaksanaan
Hasil :
Target yang diberikan edukasi singkat bukan hanya pasien dengan scabies tetapi pasien dengan
diagnosis penyakit lain ataupun orang tua yang mengantar pasien yang berdasarkan hasil anamnesis dari
segi sosial dan ekonomi berpotensi untuk tertular scabies. Dari edukasi tersebut target edukasi mengerti
dan ada beberapa yang memberikan pertanyaan, lalu ada juga beberapa yang melaporkan bahwa
kemungkinan ada diantara lingkungan atau keluarga mereka yang memiliki gejala yang sama seperti
scabies.
Latar Belakang
Penyebaran COVID 19 di Indonesia saat ini sudah semakin meluas, dengan jumlah kasus terpapar COVID
– 19 semakin bertambah dari hari ke hari. Kita harus berhati – hati dalam menghadapi menyebaran virus
ini, karena setiap hari Indonesia belum mampu menghentikan penyebarannya karena belum ditemukan
obat atau vaksinnya. Hal ini membuat masyarakat dianjurkan untuk tidak keluar rumah dan menjaga
jarak yang menyebabkan kondisi ekonomi masyarakat menjadi terganggu karena dibatasinya aktivitas
diluar rumah untuk mencegah penyebaran virus ini.
Untuk itu, saat ini pemerintah memberlakukan peraturan baru, yaitu new normal. New normal adalah
perubahan perilaku untuk tetap melakukan aktivitas normal dengan ditambah menerapkan protokol
kesehatan guna mencegah terjadinya penularan virus COVID – 19 saat diberlakukannya karantina
wilayah atau Pembatasan Sosial Berskala Besar ( PSBB ). Dengan diberlakukannya new normal
masyarakat mulai melakukan aktivitas di luar rumah tetapi tetap mematuhi protokol kesehatan yang
telah diatur oleh pemerintah, yaitu memakai masker bila keluar rumah, sering mencuci tangan dengan
sabun, dan tetap menjaga jarak serta menghindari kerumunan orang untuk mencegah penularan virus
corona.
Tetapi masih banyak masyarakat yang lalai dan tidak tahu akan protokol ini, sehingga perlunya diberikan
edukasi sehingga masyarakat mengerti dan pencegahan COVID – 19 dapat berjalan dengan baik.
Permasalahan
Why : masyarakat masih belum mengerti dengan kata – kata new normal sehingga masyarakat sudah
banyak membuka masker dan tidak menjaga jarak satu sama lain.
Hasil :
Acara penyuluhan diikuti oleh 43 peserta yang terdiri dari ibu dan ayah ataupun lansia yang datang
membawa anaknya atau cucunya untuk melaksanakan imunisasi ataupun penimbangan berat badan
ataupun pemeriksaan kehamilan. Semua peserta mengerti dan aktif memberikan pertanyaan mengenai
materi penyuluhan yang diberikan.