Professional Documents
Culture Documents
Problem Solving MD-D
Problem Solving MD-D
DOSEN PENGAMPU:
Dr. Efi Brata Madya, M. Si
DISUSUN OLEH:
Dicky Tarigan (0104192168)
Elda Pitaloka (0104193176)
Muhammad Aldyra (0104193164)
Muhammad Nur Shiddiq (0104193163)
Randi Tuah Prayuda (0104191031)
Kelas / Semester : D / VI (Enam)
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dakwah dipahami sebagai bentuk ajakan kepada Islam1 merupakan salah satu
pondasi dan pilar pokok eksistensi Islam di muka bumi. Ajaranajaran Islam, baik
yang bersifat prinsip autentik dalam kapasitas individu, keluarga, maupun sosial,
semuanya menjadi landasan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, Tuhan
yang Maha Kuasa.1 Al-Qur’an bahkan menganjurkan adanya komunitas sosial
dalam berdakwah, karena peran dan fungsi dakwah yang demikian krusial.
Dakwah pada era kontemporer ini menghadapi tantangan baru searah dengan
kecenderungan arus zaman. Berbagai pendekatan yang sudah mapan atau
dianggap mapan pada dekade sebelumnya pada masa ini memerlukan koreksi dan
introspeksi. Era kontemporer yang diwarnai oleh kemajuan pesat khususnya
dibidang teknologi informasi turut memacu akselerasi transformasi budaya,
ideologi, dan perkembangan ilmu pengetahuan.2
B. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Untuk mengetahi definisi dari problematika dakwah tersebut
2. Untuk mengetahui bagaimana sebenarnya problematika dakwah yang
terjadi didunia Internasional.
3. Untuk mengetahui bagaimana definisi dan urgensi pemecahan masalah
yang terjadi didunia dakwah tersebut.
4. Untuk mengetahui bagaimana teknik pemecahan masalah dakwah tersebut.
1
Murtadha Husaini, Kode Etik Mubalig Tuntunan Dakwah Secara Islam, (Jakarta: Citra,
2011), Hlm. vi.
2
Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah (Jakarta: Kencana, Edisi Revisi Ke-3, 2012), Hlm. 345-
349.
1
BAB II
PEMBAHASAN
Dakwah dari segi bahasa merupakan bentuk masdar dari kata yad’u (fiil
mudhari’) dan da’a (fiil madli) yang artinya adalah memanggil, mengundang,
mengajak, menyeru, mendorong, dan memohon. Muhammad Natsir dalam
tulisannya yang berjudul Fungsi Dakwah Islam dalam Rangka Perjuangan,
mendefinisikan dakwah sebagai usaha-usaha menyerukan dan menyampaikan
kepada perorangan manusia dan seluruh umat konsepsi Islam tentang pandangan
dan tujuan hidup manusia di dunia ini, yang meliputi amar ma‟ruf nahi mungkar,
dengan berbagai macam media dan cara yang diperbolehkan akhlak dan
3
Depdiknas, Pembinaan Profesionalisme Tenaga Pengajar (Pengembangan
Profesionalisme Guru), (Jakarta; Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat
Pendidikan LanjutanPertama Depdiknas, 2005), Hlm. 896.
4
Depdikbud, Kamus Bahasa Indonesia, (Jakarta; Balai Pustaka, 1990), Hlm. 701.
2
membimbing pengalamannya dalam perikehidupan perseorangan, perikehidupan
berumah tangga, perikehidupan bermasyarakat dan perikehidupan bernegara.
Berdasarkan definisi-definisi di atas problematika dan dakwah maka penulis
simpulkan bahwa suatu hal permasalahan atau yang menimbulkan masalah dalam
dakwah baik seruan, ajakan, panggilan yang belum bisa dipecahkan.
5
Samsul Munir Amin, Rekontruksi Pemikiran Dakwah Islam, (Jakarta; Bumi Aksara,
2010), Hlm. 159.
3
hampir seluruh potensi rohaniah manusia, menyisihkan dan merusak etika, moral,
serta akhlak, dan seharusnya menjadi fokus dalam dakwah Islam.6
6
Kartika Sari, Problematika Dakwah di Indonesia dan Upaya Menjawab
Tantangan,”dalam Imam Malik, dkk., Antologi Pemikiran Dakwah Kontemporer, (Yogyakarta:
Idea Press, 2011), Hlm. 87.
4
Sebenarnya banyaknya gerakan Islam di dunia yang bisa menjadi suatu sinergi
dakwah jika saja semua elemen itu memiki visi bersama dan melakukan gerakan
dengan landasan kebersamaan, profesionalisme dan spesifikasi gerakan. Namun
karena tidak ada misi bersama, yang terjadi saat ini adalah masing-masing
gerakan bekerja nafsi-nafsi yang kadang-kadang overleap sehingga tidak optimal.
Bahkan banyak yang bertentangan secara diametral sehingga justru malah
menghasilkan resultan yang lebih kecil karena saling melemahkan.7
4. Invansi Pemikiran
Invasi pemikiran (Ghazwul Fikri) adalah usaha suatu bangsa untuk menguasai
pemikiran bangsa lain (kaum yang diinvasi), lalu menjadikan mereka (kaum yang
diinvasai) sebagai pengikut setia terhadap setiap pemikiran, idealisme, way of life,
metode pendidikan, kebudayaan, bahasa, etika, serta norma-norma kehidupan
yang ditawarkan kaum penginvasi.Invasi pemikiran jelas-jelas bermaksud
merusak tatanan masyarakat Islam, mengganti norma dan budaya Islam dengan
Barat dan menjauhkan umat Islam dengan diennya sendiri. Garis besar langkah
kerja meraka adalah; (1) Merusak Islam dari segi aqidah, ibadah, norma dan
akhlak; (2) Memecah dan memilah kaum Muslimin di muka bumi dengan
sukuisme dan nasionalisme sempit; (3) Menjelek-jelekkan gambaran Islam; (4)
Memperdayakan bangsa Muslim dengan menggambarkan bahwa segala kemajuan
7
Fathi Yakan, Globalisasi Telaah dan Peran Islam Terhadap Tatanan Dunia Baru,
(Surabaya: Pustaka Progresif, 1993), Hlm. 34.
5
kebudayaan dan peradaban dicapai dengan memisahkan bahkan menghancurkan
Islam dari masyarakat.8
5. Sekularisme
8
Prof. Abdul Rahman H Habanakah, Metode Merusak Akhlak dari Barat, (Jakarta: GIP,
1995), Hlm. 121.
9
Ali Syari’ati, Membangun Masa Depan Islam, (Bandung: Mizan, 1989), Hlm. 83.
6
C. DEFINISI DAN URGENSI PEMECAHAN MASALAH DAKWAH
1. Definisi Pemecahan Masalah Dakwah
7
Jika umat Islam enggan berdakwah, maka kepemimpinan akan dikuasasi
oleh orang-orang yang buruk, dan do’a umat Islam yang baik akan tetapi
pasif akan ditolak oleh Allah SWT.
Karena luasnya ajaran Islam maka setiap da’i harus selalu berusaha dan terus-
menerus mempelajari dan menggali ajaran Islam serta mencermati tentang situasi
dan kondisi sosial mad’unya, sehingga dalam cara mengajarnya dapat diterima
oleh mad’unya dengan baik. Adapun hal-hal yang harus dipegang da’i sebagai
berikut:
8
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari berbagai penjelasan diatas dapat sama-sama kita simpulkan bahwa misi
dan tantangan dakwah tidaklah pernah akan semakin ringan, melainkan akan
semakin berat dan hebat bahkan semakin kompleks dan melelahkan. Inilah
problematika dakwah masa kini. Oleh sebab itu, semuanya harus diatur kembali
dengan manajemen dakwah yang profesional dan dikelola oleh tenaga-tenaga
berdedikasi tinggi, mau berkorban dan ikhlas beramal. Dakwah yang efektif
adalah dakwah yang dapat memberikan tidak hanya sebatas keinginan masyarakat
akan tetapi lebih dari itu adalah menjadi kebutuhan masyarakat. Untuk itu,
khazanah objektivitas terhadap keadaan masyarakat mutlak diperlukan, yang pada
kegiatan berikutnya akan diwujudkan dalam bentuk kepercayaan dakwah dalam
matriks dakwah yang masing-masing mempunyai titik tekan sendiri, sehingga
pada tahap pergerakan dakwah diaktualisasikan program dan rencana yang telah
disusun sebagaimana kondisi objektif yang ditangkap masyarakat.
B. SARAN
Tentunya terhadap apa yang sudah kami tulis, kami sangat menyadari jika
dalam penyusunan makalah di atas masih banyak terdapat kesalahan, serta jauh
dari kata sempurna. Adapun nantinya kami sebagai penulis dan penyusun makalah
tersebut akan segera melakukan perbaikan susunan makalah itu dengan
menggunakan pedoman dari beberapa sumber dan kritik yang bisa membangun
baik dari Para Dosen pengampu dan juga para pembaca sekalian. Terima kasih.
9
DAFTAR PUSTAKA
Amin, Samsul Munir. 2010. Rekontruksi Pemikiran Dakwah Islam. Jakarta: Bumi
Aksara.
H, Abdul Rahman. 1995. Metode Merusak Akhlak Dari Barat. Jakarta: GIP.
Husaini, Murtadha. 2011. Kode Etik Mubalig Tuntunan Dakwah Secara Islam.
Jakarta: Citra.
Yakan, Fathi. 1993. Globalisasi Telaah dan Peran Islam Terhadap Tatanan
Dunia Baru. Surabaya: Pustaka Progreesif.
iv