You are on page 1of 13

MAKALAH

PROBLEMATIKA DAKWAH ISLAM INTERNASIONAL DAN


PEMECAHAN MASALAHNYA

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Scientific Problem Solving

DOSEN PENGAMPU:
Dr. Efi Brata Madya, M. Si

DISUSUN OLEH:
Dicky Tarigan (0104192168)
Elda Pitaloka (0104193176)
Muhammad Aldyra (0104193164)
Muhammad Nur Shiddiq (0104193163)
Randi Tuah Prayuda (0104191031)
Kelas / Semester : D / VI (Enam)

PRODI MANAJEMEN DAKWAH


FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
MEDAN
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT Yang Mahakuasa karena telah


memberikan kesempatan pada kami untuk menyelesaikan makalah ini. Atas
rahmat dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
PROBLEMATIKA DAKWAH ISLAM INTERNASIONAL DAN
PEMECAHAN MASALAHNYA tepat pada waktunya. Makalah ini disusun
untuk memenuhi tugas mata kuliah Scientific Problem Solving . Selain itu, kami
sebagai penulis juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi
pembaca tentang Penyelesaian masalah.

Kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak Dr. Efi


Brata Madya, M. Si selaku dosen pengampu mata kuliah Scientifi problem
solving. Semoga tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan
wawasan terkait bidang yang ditekuni oleh kami. Kami juga mengucapkan terima
kasih pada semua pihak yang telah membantu proses penyusunan makalah ini.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan kami terima demi kesempurnaan makalah
ini.

Medan, 21 Maret 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................. I


KATA PENGANTAR ........................................................................... Ii
DAFTAR ISI ......................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................ 1
B. Tujuan Pembelajaran .................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi Problematika Dakwah.................................................... 2
B. Problematika Dakwah Internasional ........................................... 3
C. Definisi dan Urgensi Pemecahan Masalah Dakwah ................... 7
D. Teknik Pemecahan Masalah Dakwah ......................................... 8
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................. 9
B. Saran ........................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ iv

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dakwah dipahami sebagai bentuk ajakan kepada Islam1 merupakan salah satu
pondasi dan pilar pokok eksistensi Islam di muka bumi. Ajaranajaran Islam, baik
yang bersifat prinsip autentik dalam kapasitas individu, keluarga, maupun sosial,
semuanya menjadi landasan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, Tuhan
yang Maha Kuasa.1 Al-Qur’an bahkan menganjurkan adanya komunitas sosial
dalam berdakwah, karena peran dan fungsi dakwah yang demikian krusial.
Dakwah pada era kontemporer ini menghadapi tantangan baru searah dengan
kecenderungan arus zaman. Berbagai pendekatan yang sudah mapan atau
dianggap mapan pada dekade sebelumnya pada masa ini memerlukan koreksi dan
introspeksi. Era kontemporer yang diwarnai oleh kemajuan pesat khususnya
dibidang teknologi informasi turut memacu akselerasi transformasi budaya,
ideologi, dan perkembangan ilmu pengetahuan.2

B. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Untuk mengetahi definisi dari problematika dakwah tersebut
2. Untuk mengetahui bagaimana sebenarnya problematika dakwah yang
terjadi didunia Internasional.
3. Untuk mengetahui bagaimana definisi dan urgensi pemecahan masalah
yang terjadi didunia dakwah tersebut.
4. Untuk mengetahui bagaimana teknik pemecahan masalah dakwah tersebut.

1
Murtadha Husaini, Kode Etik Mubalig Tuntunan Dakwah Secara Islam, (Jakarta: Citra,
2011), Hlm. vi.
2
Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah (Jakarta: Kencana, Edisi Revisi Ke-3, 2012), Hlm. 345-
349.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. DEFINISI PROBLEMATIKA DAKWAH


1. Definisi Problematika

Arti kata problematika menurut beberapa tokoh antara lain:

 Problematika berasal dari kata problem yang artinya masalah atau


persoalan. Jadi problematika adalah hal yang menimbulkan masalah atau
hal yang belum dapat dipecahkan.3
 Problematika menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan dengan
hal yang menimbulkan masalah, hal yang belum dipecahkan,
permasalahan.4
 Prof. Dr. Soerjono Soekamto SH, MA. mengatakan bahwa problematika
adalah suatu halangan yang terjadi pada kelangsungan suatu proses atau
masalah.
2. Definisi Dakwah

Dakwah dari segi bahasa merupakan bentuk masdar dari kata yad’u (fiil
mudhari’) dan da’a (fiil madli) yang artinya adalah memanggil, mengundang,
mengajak, menyeru, mendorong, dan memohon. Muhammad Natsir dalam
tulisannya yang berjudul Fungsi Dakwah Islam dalam Rangka Perjuangan,
mendefinisikan dakwah sebagai usaha-usaha menyerukan dan menyampaikan
kepada perorangan manusia dan seluruh umat konsepsi Islam tentang pandangan
dan tujuan hidup manusia di dunia ini, yang meliputi amar ma‟ruf nahi mungkar,
dengan berbagai macam media dan cara yang diperbolehkan akhlak dan

3
Depdiknas, Pembinaan Profesionalisme Tenaga Pengajar (Pengembangan
Profesionalisme Guru), (Jakarta; Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat
Pendidikan LanjutanPertama Depdiknas, 2005), Hlm. 896.
4
Depdikbud, Kamus Bahasa Indonesia, (Jakarta; Balai Pustaka, 1990), Hlm. 701.

2
membimbing pengalamannya dalam perikehidupan perseorangan, perikehidupan
berumah tangga, perikehidupan bermasyarakat dan perikehidupan bernegara.
Berdasarkan definisi-definisi di atas problematika dan dakwah maka penulis
simpulkan bahwa suatu hal permasalahan atau yang menimbulkan masalah dalam
dakwah baik seruan, ajakan, panggilan yang belum bisa dipecahkan.

B. PROBLEMATIKA DAKWAH INTERNASIONAL

Seiring dengan perkembangan dakwah yang semakin meluas serta gerakan


organisasi dakwah yang semakin berkembang pesat, baik di masyarakat maupun
diberbagai perguruan tinggi Islam, tidak lantas membuat problematika dakwah
hilang dari bayang-bayang majunya pergerakan dakwah. Problematika kerapkali
muncul mengiringi pergerakan dakwah tersebut. Problematika dakwah yang
mengemuka pada umumnya dapat dibedakan menjadi dua macam, yakni
problematika internal dan problematika eksternal.5

Problematika internal diklasifikasikan dalam dua kelompok. Pertama,


kelemahan para da’i terhadap pemahaman konsep-konsep agama sebagai
substansi dakwah, metode yang dipakai serta kualitas da’i itu sendiri. Kedua,
kelembagaan dakwah yang kurang profesional dalam aspek manajemen.

Adapun problematika eksternal adalah suatu keadaan yang merintangi


gerakan dakwah yang datang dari faktor luar, baik struktur politik nasional
maupun internasional yang mengalami interdepedensi sistem, maraknya ghazw al-
fikr, imperialisme Barat, gerakan pemurtadan yang dilakukan para misionaris,
maupun melajunya sains dan teknologi. Faktor-faktor inilah yang telah menggusur

5
Samsul Munir Amin, Rekontruksi Pemikiran Dakwah Islam, (Jakarta; Bumi Aksara,
2010), Hlm. 159.

3
hampir seluruh potensi rohaniah manusia, menyisihkan dan merusak etika, moral,
serta akhlak, dan seharusnya menjadi fokus dalam dakwah Islam.6

Negara-negara yang berpenduduk mayoritas muslim tersebar di berbagai


Benua di Dunia, diantaranya: Di Benua Afrika: Aljazair, Chad, Djibouti, Guinea,
Guinea Bissau, Komoro, Libya, Mali, Mauritania, Maroko, Mesir, Nigeria,
Sahara, Somalia, Senegal, Sudan, Tunisia. Di Benua Asia: Afganistan, Arab
Saudi, Azerbaijan, Bahrain, Bangladesh, Brunei, Indonesia, Irak, Iran, Kazakstan,
Kirgizstan, Kuwait, Malaysia, Maladewa, Libanon, Oman, Pakistan, Qatar,
Yaman, Palestina, Suriah, Tajikistan, Turki, Turkmenistan, Uzbekistan, Uni
Emirat Arab. Di Benua Eropa: Albania, Azerbaijan, Bosnia-Herzegovina, Kosovo,
Republik Turki Siprus Utara, Makedonia, Turki. Dalam tulisan ini akan
dipaparkan problematika masyarakat muslim dunia yang secara equivalent juga
merupakan masalah dalam dakwah, ialah:

1. Perpecahan dikalangan Umat Islam

Dijadikannya negara Muslim menjadi banyak dan kecil-kecil menjadikan


umat Islam selalu dalam keadaan berpecah belah. Sehingga negara Muslim lebih
banyak disibukkan dengan perebutan batas negara dan munculnya paham
sukuisme sekterian dan nasionalisme sempit. Diungkapkan Fathi Yakan: Sampai
saat ini semua peranan bangsa Arab dan Islam hanya berada di pinggiran. Hampir
tidak diperhitungkan dalam menghadapi percaturan tatanan Dunia Baru.
Perpecahan bangsa Arab dan Islam, tidak adanya proyek Arab atau islam yang
berskala internasional, menjadikan semua proyek Arab dan Islam hanya bersifat
lokal dan sektarian.

2. Pluralisme Gerakan Dakwah dan Fanatisme Mazhab

6
Kartika Sari, Problematika Dakwah di Indonesia dan Upaya Menjawab
Tantangan,”dalam Imam Malik, dkk., Antologi Pemikiran Dakwah Kontemporer, (Yogyakarta:
Idea Press, 2011), Hlm. 87.

4
Sebenarnya banyaknya gerakan Islam di dunia yang bisa menjadi suatu sinergi
dakwah jika saja semua elemen itu memiki visi bersama dan melakukan gerakan
dengan landasan kebersamaan, profesionalisme dan spesifikasi gerakan. Namun
karena tidak ada misi bersama, yang terjadi saat ini adalah masing-masing
gerakan bekerja nafsi-nafsi yang kadang-kadang overleap sehingga tidak optimal.
Bahkan banyak yang bertentangan secara diametral sehingga justru malah
menghasilkan resultan yang lebih kecil karena saling melemahkan.7

3. Tingkat Pendidikan yang Rendah

Keterpurukan ekonomi biasanya memang diiringi dengan kurangnya


intelektual di sana. Karangan ilmiah dari negara-negara Muslim tidak ada yang
mencapai 0.3% dari seluruh karya ilmiah dunia. Bahkan jika digabungkan pun
jumlahnya juga tidak mencapai 0.5%. dari seluruh dunia yagn menghasilkan
352.000 karya ilmiah, negara-negara Muslim hanya 3.300, sedangkan Israel 6.100
buah.

4. Invansi Pemikiran

Invasi pemikiran (Ghazwul Fikri) adalah usaha suatu bangsa untuk menguasai
pemikiran bangsa lain (kaum yang diinvasi), lalu menjadikan mereka (kaum yang
diinvasai) sebagai pengikut setia terhadap setiap pemikiran, idealisme, way of life,
metode pendidikan, kebudayaan, bahasa, etika, serta norma-norma kehidupan
yang ditawarkan kaum penginvasi.Invasi pemikiran jelas-jelas bermaksud
merusak tatanan masyarakat Islam, mengganti norma dan budaya Islam dengan
Barat dan menjauhkan umat Islam dengan diennya sendiri. Garis besar langkah
kerja meraka adalah; (1) Merusak Islam dari segi aqidah, ibadah, norma dan
akhlak; (2) Memecah dan memilah kaum Muslimin di muka bumi dengan
sukuisme dan nasionalisme sempit; (3) Menjelek-jelekkan gambaran Islam; (4)
Memperdayakan bangsa Muslim dengan menggambarkan bahwa segala kemajuan

7
Fathi Yakan, Globalisasi Telaah dan Peran Islam Terhadap Tatanan Dunia Baru,
(Surabaya: Pustaka Progresif, 1993), Hlm. 34.

5
kebudayaan dan peradaban dicapai dengan memisahkan bahkan menghancurkan
Islam dari masyarakat.8

5. Sekularisme

Pemisahan dengan sangat dikotomis antara ilmu-ilmu agama dan ilmu-ilmu


nonagama memang merupakan bagian dari upaya untuk menghilangkan peran
agama dalam masyarakat dan memunculkan keraguan akan kebenaran agama.
Sekulerisme menjadi sesuatu yang dianggap baik oleh Barat karena secara historis
ia terlahir dari perlawanan atas kejumudan pemikiran gereja diabad pertengahan.
Pemahaman seperti ini masih banyak berada dalam kepala umat Islam. Muh.
Natsir mengungkapkan penentangannya kepada orang yang pro sekuler yang
menganggap bahwa Kemajuan Turki karena mereka memisahkan agama dari
kehidupan.

Sekulerisme berdampak cukup serius kepada umat Islam, selain hilangnya


kepahaman akan syumuliataul Islam juga menjadikan agama hanya sebatas ritual-
ritual semata. Agama yang merupakan sumber terbesar dari energi serta aspirasi
dan merupakan pemandu menuju kehidupan yang bermakna diatas bumi ini
menjadi begitu berubah. Agama hanyalah urusan akhirat. Dan yang menyebar
justru kemudian hal-hal yang menyangkut dengan mistik, takhayul, dll. Demikian
Ali Syariati mengungkap dampak negatif dari sekulerisasi ini.9

Mereka menganggap bahwa agama memainkan peranan negatif dalam


masyarakat karena mendorong rakyat untuk mengabaikan kehidupan aktual dan
material Problematika Dakwah di Dunia Islam mereka. Unsur-unsur tersembunyi
dan reaksioner sejalan dengan tangan-tangan asing yang tak terlihat
memanfaatkan kesimpulan yang keliru ini dan menggunakan kekerasan untuk
melawan rakyat dan orangorang yang tercerahkan.

8
Prof. Abdul Rahman H Habanakah, Metode Merusak Akhlak dari Barat, (Jakarta: GIP,
1995), Hlm. 121.
9
Ali Syari’ati, Membangun Masa Depan Islam, (Bandung: Mizan, 1989), Hlm. 83.

6
C. DEFINISI DAN URGENSI PEMECAHAN MASALAH DAKWAH
1. Definisi Pemecahan Masalah Dakwah

Pemecahan adalah jalan keluar atau lepas, penanggulangan,


penyelesaian,resolusi, solusi. Masalah adalah kasus, kejadian, pasal perkara, soal,
urusan. Jadi pemecahan masalah adalah mencari perkara, soal atau urusan untuk
dicari jalan keluarnya atau menanggulangi suatu perkara. Hendaklah dalam
berdakwah memperhatikan waktu kosong maupun waktu sibuk dan mengetahui
tingkat kebutuhan masyarakat, sehingga diharapkan mereka tidak merasa bosan
untuk mendengarkan dakwah, disamping mereka akan merasa bahwa nasehat dan
apa yang diajarkan itu bermanfaat dan amat berharga bagi mereka.

2. Urgensi Pemecahan Masalah Dakwah


 Dakwah adalah ucapan dan perbuatan yang terbaik. Firman-Nya
dalam surah Fushilat: 33, “Siapakah yang lebih baik perkataannya
daripada orang yang menyeru keada Allah, mengerjakan amal yang saleh
dan berkata, Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah
diri”. (QS. Fushilat: 33).
 Dakwah adalah tugas mulia yang dilakukan para Rasul dan Nabi
Allah. Firman-Nya dalam surah An-Nahl: 36, “Dan sesungguhnya Kami
telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan), sembahlah
Allah (saja), dan jauhilah taghut itu‟, maka di antara umat itu ada orang-
orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula di antaranya orang-
orang yang telah pasti kesesatan baginya. Maka berjalanlah kamu di
muka bumi dan perhatikanlah bagaimana kemudian orang-orang yang
mendustakan (rasul-rasul).” (QS. An-Nahl: 36).
 Dakwah yang dilakukan dengan baik dan berjamaah, akan mengundang
rahmat dan pertolongan Allah SWT.
 Dakwah yang dilakukan terus-menerus akan melahirkan kebahagiaan dan
akan menumbuhkan kemuliaan bagi umat Islam.

7
 Jika umat Islam enggan berdakwah, maka kepemimpinan akan dikuasasi
oleh orang-orang yang buruk, dan do’a umat Islam yang baik akan tetapi
pasif akan ditolak oleh Allah SWT.

D. TEKNIK PEMECAHAN MASALAH DAKWAH

Karena luasnya ajaran Islam maka setiap da’i harus selalu berusaha dan terus-
menerus mempelajari dan menggali ajaran Islam serta mencermati tentang situasi
dan kondisi sosial mad’unya, sehingga dalam cara mengajarnya dapat diterima
oleh mad’unya dengan baik. Adapun hal-hal yang harus dipegang da’i sebagai
berikut:

 Lakukanlah dakwah dengan hikmah, cara yang baik, nasihat yang


menyentuh hati dan argumentasi dari dalil-dalil yang sharih atau jelas.
 Lakukanlah dakwah dengan materi yang sesuai dengan kemampuan
masyarakat sasaran dakwah, sebagaimana sabda Rasulullah SAW yaitu,
“Aku diperintahkan (Rasulullah) untuk berdakwah kepada manusia, sesuai
dengan akal kemampuan mereka”.
 Lakukanlah dakwah secara bertahap dan berkesinambungan, sampai
terjadi perubahan perilaku dari sasaran dakwah.
 Dakwah hendaknya tidak sekedar dengan lisan, tetapi juga dengan tulisan,
bahkan dengan perbuatan yang merupakan contoh dan suri teladan.

8
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari berbagai penjelasan diatas dapat sama-sama kita simpulkan bahwa misi
dan tantangan dakwah tidaklah pernah akan semakin ringan, melainkan akan
semakin berat dan hebat bahkan semakin kompleks dan melelahkan. Inilah
problematika dakwah masa kini. Oleh sebab itu, semuanya harus diatur kembali
dengan manajemen dakwah yang profesional dan dikelola oleh tenaga-tenaga
berdedikasi tinggi, mau berkorban dan ikhlas beramal. Dakwah yang efektif
adalah dakwah yang dapat memberikan tidak hanya sebatas keinginan masyarakat
akan tetapi lebih dari itu adalah menjadi kebutuhan masyarakat. Untuk itu,
khazanah objektivitas terhadap keadaan masyarakat mutlak diperlukan, yang pada
kegiatan berikutnya akan diwujudkan dalam bentuk kepercayaan dakwah dalam
matriks dakwah yang masing-masing mempunyai titik tekan sendiri, sehingga
pada tahap pergerakan dakwah diaktualisasikan program dan rencana yang telah
disusun sebagaimana kondisi objektif yang ditangkap masyarakat.

B. SARAN

Tentunya terhadap apa yang sudah kami tulis, kami sangat menyadari jika
dalam penyusunan makalah di atas masih banyak terdapat kesalahan, serta jauh
dari kata sempurna. Adapun nantinya kami sebagai penulis dan penyusun makalah
tersebut akan segera melakukan perbaikan susunan makalah itu dengan
menggunakan pedoman dari beberapa sumber dan kritik yang bisa membangun
baik dari Para Dosen pengampu dan juga para pembaca sekalian. Terima kasih.

9
DAFTAR PUSTAKA

Amin, Samsul Munir. 2010. Rekontruksi Pemikiran Dakwah Islam. Jakarta: Bumi
Aksara.

Ali, Aziz Muhammad. 2012. Ilmu Dakwah. Jakarta: Kencana.

Depdiknas. 2005. Pembinaan Profesionalisme Tenaga Pengajar (Pengembangan


Profesionalisme Guru). Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan
Menengah.

Depdikbud. 1990. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

H, Abdul Rahman. 1995. Metode Merusak Akhlak Dari Barat. Jakarta: GIP.

Husaini, Murtadha. 2011. Kode Etik Mubalig Tuntunan Dakwah Secara Islam.
Jakarta: Citra.

Syari’ati, Ali. 1989. Membangun Masa Depan Islam. Bandung: Mizan.

Yakan, Fathi. 1993. Globalisasi Telaah dan Peran Islam Terhadap Tatanan
Dunia Baru. Surabaya: Pustaka Progreesif.

Sari, Kartika. 2011. Problematika Dakwah di Indonesia dan Upaya Menjawab


Tantangan,”dalam Imam Malik, dkk., Antologi Pemikiran Dakwah Kontemporer.
Yogyakarta: Idea Press.

iv

You might also like