Professional Documents
Culture Documents
Prop Sawit 1
Prop Sawit 1
UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
Keuangan
Tahun 2021
LEMBAR PENGESAHAN
1. Judul Penelitian : Model Aplikasi Alat Panen Kelapa Sawit
Menggunakan Internet of
Things (IoT)
2. Ketua Peneliti
a. Nama Lengkap : Taufiq, S.T., M.T.
b. Jenis Kelamin : Laki-laki
c. NIP/NIK / KTP : 1111091607740001
d. Jabatan Struktural : -
e. Jabatan Fungsional : Dosen Teknik Elektro
f. Lembaga Periset : Program Sarjana Universitas Malikussaleh
g. Alamat : Gedung Universitas
Malikussaleh Bukit
Indah Lhokseumawe
h. Telpon/Faks : 081360300501
i. Alamat Rumah : Komplek Panggoi Asri No. 1 Dusun B
Arongan, Muara Dua, Lhokseumawe
j. Telpon/Faks/E-mail : Telpon: 081360300501
Email: annase69@gmail.com
3. Lembaga Mitra : -
Alamat : -
4. Anggota Peneliti
No Nama Instansi
1 Dr. Taufiq, S.T., M.T. Universitas Malikussaleh
2 Dr. Ismadi, S.P., M.SP Universitas Malikussaleh
3 Dr. Muhammad Daud, S.T., M.T. Universitas Malikussaleh
4 Nurul Islami, S.T., M.Sc. Universitas Malikussaleh
5. Pembiayaan
Biaya yang dibutuhkan : Rp. 439,506,000,-
ii
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN.......................................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL..................................................................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR................................................................................................................................ v
ABSTRAK............................................................................................................................................. vi
BAB 1. PENDAHULUAN........................................................................................................................ 1
BAB 4. LUARAN.................................................................................................................................. 20
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................................... 23
iii
DAFTAR TABEL
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Perkembangan Luas Lahan dan Produksi Kelapa
Sawit di Sumatera Barat Periode 1984 – 2016..............................1
v
ABSTRAK
vi
BAB 1. PENDAHULUAN
Salah satu pekerjaan manusia yang dapat dilakukan oleh robot adalah
dalam bidang perkebunan. Indonesia termasuk sebagai negara kepulauan
terbesar di dunia yang memiliki banyak perkebunan berdasarkan data
Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian, lahan sawit Indonesia
mencapai 14,23 juta hektare (ha). Angka tersebut terdiri atas 5,8 juta ha
perkebunan rakyat, 635 ribu ha perkebunan besar negara, dan 7,88 juta ha
perkebunan besar swasta. Berdasarkan wilayah, Riau merupakan provinsi
dengan lahan sawit terluas, yakni mencapai 2,74 juta ha atau sekitar 19% dari
total. Seperti terlihat pada peta, Provinsi Riau terlihat paling gelap. Sementara
provinsi dengan lahan sawit terluas kedua adalah Sumatera Utara (1,74 ha)
dan ketiga, Kalimantan Barat (1,53 juta ha).
Produksi kelapa sawit meningkat tajam selama periode 2016 – 2020. Hal
ini tidak hanya disebabkan oleh perluasan lahan tetapi juga dipicu oleh
7
peningkatan produktivitas kelapa sawit. Peningkatan produksi berarti
meningkatnya tingkat pendapatan petani dari kelapa sawit. Semakin
sejahteranya petani kelapa sawit diharapkan dapat berkontribusi terhadap
peningkatan perekonomian wilayah Aceh.
Pertumbuhan/
No. Provinsi/Province Growth
2016 2017 2018 2019*) 2020**) 2018 over
2017
(%)
8
32 Maluku Utara - 5.525 - - - -100,00
33 Papua 85.033 112.638 157.223 160.927 164.709 39,58
34 Papua Barat 59.680 85.543 50.912 52.432 53.454 -40,48
9
108
Nagan Raya 40 216,00 40 216,00 49 399,00 74 905,00 74 905,00 929,00
Aceh Jaya 13 544,00 13 544,00 14 458,00 16 548,00 16 548,00 17 188,00
Bener Meriah 1 300,00 1 300,00 1 300,00 100,00 100,00 100,00
Pidie Jaya 736,00 736,00 746,00 719,00 719,00 763,00
Banda Aceh - - - - - -
Sabang - - - - - -
Langsa 410,00 410,00 409,00 865,00 865,00 865,00
Lhokseumawe 208,00 208,00 210,00 243,00 243,00 244,00
Subulussalam 16 796,00 16 796,00 18 377,00 31 850,00 31 850,00 33 314,00
214 214 228 375 375 399
Jumlah 850,00 850,00 230,00 826,00 826,00 618,00
Sumber : Badan Pusat Stastik Provinsi Aceh
Belum banyak studi yang mengungkap fenomena ini, sehingga perlu dilakukan
penelitian untuk menjawab pertanyaan ini.
10
Panen Kelapa Sawit menggunakan Internet of Things pengembangan dengan
mengoptimalkan faktor pendukung dan meminimalkan faktor penghambat.
Sehubungan dengan hal di atas maka perlu dilakukan studi tentang Model
Aplikasi Alat Panen Kelapa Sawit Menggunakan Internet of Things di
Provinsi Aceh yang bertujuan untuk:
11
BAB 2. STUDI PUSTAKA
12
pada tahun 1999 di salah satu presentasinya. Kini banyak perusahaan besar
dimulai mendalami Internet of Things sebut saja Intel, Microsoft, Oracle, dan
banyak lainnya.
Banyak yang memprediksi bahwa pengaruh Internet of Things adalah “
the next big thing ” di dunia teknologi informasi, hal ini karena IoT menawarkan
banyak potensi yang bisa digali. Contoh sederhana manfaat dan implementasi
dari Internet of Things misalnya adalah kulkas yang dapat memberitahukan
kepada pemiliknya via SMS atau email tentang makanan dan minuman apa
saja yang sudah habis dan harus distok lagi.
Tantangan utama dalam IoT adalah menjembatani kesenjangan antara
dunia fisik dan dunia informasi. Seperti bagaimana mengolah data yang
diperoleh dari peralatan elektronik melalui sebuah interface anatar pengguna
dan peralatan itu. Sensor mengumpulkan data mentah fisik dari skenario real
time dan mengkonversikan ke dalam mesin format yang dimengerti sehingga
akan mudah dipertukarkan antara berbagai bentuk format data (Thing) (Suresh,
Daniel, & Aswanthy, 2014).
Internet of Things dalam penerapannya juga dapat mengidentifikasi,
menemukan, melacak, memantau objek dan memicu event terkait secara
otomatis dan real time, pengembangan dan penerapan komputer, Internet dan
teknologi informasi dan komunikasi lainnya (TIK) membawa dampak yang
besar pada masyarakat manajemen ekonomi, operasi produksi, sosial
manajemen dan bahkan kehidupan pribadi. (Q. Zhou Zhang, 2011).
Penerapan Internet of Things pada aplikasi mobile juga perlu diterapkan
dalam perkebunan pada umumnya, termasuk perkebunan kelapa sawit pada
khususnya. Seperti telah dikemukakan di pendahuluan, perkebunan kelapa
sawit selama ini telah melibatkan banyak pihak dalam pengusahaannya.
Perusahaan inti perkebunan kelapa sawit milik pemerintah maupun swasta,
petani plasma maupun petani swadaya atau petani rakyat, dan pihak lain yang
terlibat dalam penyediaan sarana produksi, pasar produk, transportasi dan
lainnya.
13
Internet of Thing (IoT) merupakan suatu konsep yang bertujuan untuk
memperluas manfaat dari konektivitas internet yang tersambung secara terus
menerus (Panduardi, 2016). Internet of Things (IoT) bisa dimanfaatkan pada
gedung untuk mengendalikan peralatan elektronik seperti lampu ruangan yang
dapat dioperasikan dari jarak jauh melalui jaringan komputer, tidak dapat
dipungkiri kemajuan teknologi yang sedemikian cepat harus bisa
dimanfaatkan, dipelajari serta diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Perkembangan teknologi yang bisa dimanfaatkan dari adanya koneksi internet
ini bisa mengakses peralatan elektronik seperti drone yang dapat di
operasikan dengan cara online melalui mobile. Sehingga dapat memudahkan
pengguna memantau keadaan sekitar pertanian ataupun perkebunan dengan
menggunakan camera yang terdapat pada drone kapanpun dan dimanapun
dengan catatan di lokasi yang akan diterapkan teknologi kendali jarak jauh
mempunya jaringan internet yang memadai.
Salah satu teknologi dalam bidang perkebunan yang dapat digunakan
adalah Internet of Thing (IoT). Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti
bermaksud untuk melakukan penelitian untuk merancang prototype dan
membuat program aplikasi mobile dan phyton sebagai alat pemotongan hasil
panen sawit dengan jaringan internet yang dapat diterapkan pada peralatan
elektronik seperti drone untuk mengefisiensi tenaga dan waktu jam kerja
petugas pertanian sawit.
Dalam penelitian ini menerapkan teknologi pada alat panen sawit berupa
drone yang merupakan pesawat tanpa awak yang dikendalikan dari jarak jauh
dengan menggunakan komputer atau remote control, yang bisa digunakan
untuk membawa muatan baik senjata maupun muatan lainnya. (Carafano: 1-4)
Cara kerja pada drone dimana mengontrol menggunakan smartphone
karena drone memiliki chip komputer serupa Arduino namun lebih kompleks.
Chip ini membuat drone dapat mengolah gambar dari kamera yang terpasang
padanya kemudian mengirimkan hasilnya ke smartphone yang digunakan
sebagai kontrol.
14
Jika di smartphone bentuknya mirip aplikasi namun bawaan dari merek
drone itu sendiri. Gambar yang dikirimkan oleh chip drone adalah real time
dan resolusinya bisa diatur sesuai spesifikasi drone. Cara mengendalikannya
menggunakan telunjuk dan mengarahkan ke kiri atau ke kanan pada
smartphone.
Penelitian pada alat panen sawit dengan memanfaatkan drone dalam
penerapan Internet of Things untuk mengawasi area perkebunan kelapa sawit
yang luasnya berhektar-hektar. Sehingga dalam memotong hasil panen kelapa
sawit memiliki waktu yang efisien dan juga mengurangi beban pekerjaan para
pekerja perkebunan kelapa sawit.
15
BAB 3. METODE RISET
Pelaksanaan penelitian ini akan difokuskan pada daerah sentra produksi kelapa
sawit di Sumatera Aceh. Pada penelitian ini akan dipilih 5 daerah pengusahaan
kelapa sawit terluas yaitu Kuala Simpang, Banda Aceh, Aceh Utara, Bireun, dan
Pidie.
Untuk pengumpulan data pada tingkat rumah tangga petani kelapa sawit, maka
pada masing-masing kabupaten akan dipilih lokasi pada beberapa nagari yang
merupakan sentra produksi kelapa sawit.
Untuk mencapai tujuan penelitian maka dilakukan pendekatan yaitu Desk Study,
Survey, Focus Group Discussion, dan in-depth interview. Berikut dijelaskan
masing-masing pendekatan tersebut.
a. Desk Study
16
Desk study juga dilakukan untuk memperoleh data dan informasi serta analisis
menyangkut praktek alat aplikasi pemotongan hasil panen. Pendekatan ini
dilakukan dengan mengumpulkan semua dokumen yang berisi data sekunder
pada instansi terkait dan hasil-hasil penelitian tentang kelapa sawit di Aceh.
b. Survey
17
fokus atau papan tulis tergantung kondisidi lapangan, dengan tujuan
agar semua peserta dapat terlibat dan berpartisipasi secara aktif
dalam diskusi tersebut.
d. In-depth interview
18
Tabel 3 Desain Penelitian Klasifikasi Kelapa Sawit
(sampel gambar)
2 Buah masih terlihat
hijau
Belum Matang
(sampel gambar)
3 … … …
Dari 100 data sampel tersebut sebanyak 80% data akan digunakan
sebagai data training sedangkan 20% akan digunakan sebagai data pengujian.
Dari ini akan didapatkan tingkat akurasi dari pengembangan sistem.
Penambahan sampel akan berlanjut jika akurasi sistem yang dibangun masih
belum sesuai dengan target yang ingin dicapai.
3.4 Populasi Penelitian
19
rekomendasi, serta Laporan analisa, perbaikan, kesimpulan dan saran.
3.5.1 Perumusan Masalah
Tahapan ini dilakukan dengan melakukan studi pustaka, wawancara
serta observasi mengenai latar belakang dari kondisi lapangan yang penulis
temukan. Mendefinisikan masalah dilakukan untuk kemudian dideskripsikan
didalam pertanyaan penelitian, dimana pertanyaan tersebut akan dikaji untuk
menunjang tujuan penelitian yang ingin dicapai di dalam penelitian ini. Agar
penelitian tidak berkembang terlalu luas maka dilakukan pembatasan masalah.
3.5.6 Studi Literatur
Setelah mendefinikan masalah, selajutnya mencari referensi terhadap
kasus atau permasalahan yang ditentukan dengan merujuk pada penelitian-
penelitian terdahulu, buku maupun sumber lain untuk dapat dijadikan rujukan
dalam bentuk kerangka teoritis.
3.5.7 Pengumpulan Data
Setelah memiliki rumusan masalah, konsep dan kerangka teoritis, maka
mulai dilakukan pengumpulan data yang diperlukan yaitu melalui:
1. Melakukan Observasi
Observasi dilakukan dengan mengamati dan mengumpulkan informasi
tentang klasifikasi janjang/tandan kelapa sawit.
2. Studi dokumen
Data juga dapat dilakukan dengan melakukan studi dokumen seperti
dokumen SOP (Standard Operating Procedure) yang ada dalam
menentukan kelapa sawit yang siap panen maupun tidak.
3.5.8 Analisa Data dan Penyusunan Rekomendasi
Setelah mendapatkan hasil uji kemudian dilakukan proses analisis.
Analisis akan dilakukan berdasarkan tatacara yang digunakan untuk melakukan
appraisal terhadap. Dengan melakukan penilaian maka akan didapatkan
bagian mana yang perlu diperbaiki sehingga menghasilkan rekomendasi untuk
perbaikannya.
3.5.9 Laporan Analisa, Perbaikan, Kesimpulan serta Saran
Berdasarkan data yang terkumpul dan dianalisa, diperoleh permasalahan
20
yang terjadi dengan menggunakan Diagram Sebab Akibat. Dengan
memanfaatkan diagram sebab akibat maka disesuaikan dengan penerapan
best practice yang seharusnya dilakukan sehingga dapat diberikan
rekomendasi berdasarkan permasalahan yang ada. Dari seluruh rangkaian
kegiatan yang dilakukan dalam penelitian ini maka ditariklah kesimpulan, saran
serta langkah yang dapat diperbaiki terhadap penelitian yang dilakukan.
Rekomendasi disusun sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya.
21
BAB 4. LUARAN
22
BAB 5. BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN
23
Aktivitas Bulan ke
1 2 3 4 5 6 7 8
11 Penulisan Draft
12 Diskusi Dan Revisi
13 Penulisan Laporan Akhir
14 Diseminasi hasil penelitian
24
DAFTAR PUSTAKA
25
Kementerian Pertanian. (2016). Data Ekspor Komoditi Pertanian Propinsi
Suamtera Barat. from Kementerian Pertanian
Korten, D. dan Syahrir, 1988. “Pembangunan Berdimensi Kerakyatan”.
Yayasan Obor: Jakarta
26
Lim, C. I., Biswas, W., and Samyudia, Y. (2015). Review of Existing
Sustainability Assessment Methods for Malaysian Palm Oil Production.
Procedia CIRP, 26, 13-18. doi:10.1016/j.procir.2014.08.020
Manelli, A. (2016). New Paradigms For A Sustainable Well-Being.
Agriculture and Agricultural Science Procedia, 8, 617-627.
Nirtasari, A. (2010). Analisa Perbandingan Keuntungan Antara Petani
Kelapa Sawit Kebun Plasma Dengan Kebun Rakyat Di
Kenagarian Manggopoh Kecamatan Lubuk Basung Kabupaten
Agam. (S1 Skripsi), Universitas Andalas, Padang.
Roger, E. (1976). Communications and Development. London: The
Free Press.
Scott. James C. 1981. ” Moral Ekonomi Petani”. LP3ES: Jakarta
Serageldin, I., & Steer, A. (1994). Making Development Sustainable:
From Concept To Action. Washington D C: The World Bank.
So, Alvin dan Sumaryono. 1994. Perubahan Sosial dan
Pembangunan.
LP3ES: Jakarta
Swadayaonline (14 April 2016) 40% Kebun Sawit Sumbar Perlu
Peremajaan Teoh, C. H. (n.d). Key Sustainability Issues in the
Palm Oil Sector: A
Discussion Paper for Multi-Stakeholders Consultations The
World
Bank.
United Nation. (1987). Our Common Future. New York.
World Commission on Environment and Development. 1987. “Our
Common Future”. Oxford University Press, Oxford.
Yarsi, A. (2006). Analisis Pendapatan Dan Penyerapan Tenaga Kerja
Pada Sistem Kemitraan Usaha Perkebunan Kelapa Sawit.
Program Studi Ekonomi Pertanian Dan Sumberdaya, Fakultas
Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
27
Lampiran 1. Rincian Biaya Penelitian
28
3. Perjalanan
SURVEY (kuesioner + in depth interview)
Sewa mobil: 35 hari x 1 mobil peneliti hari 35 600,000 21,000,000
Sewa motor 5 motor x 35 hr petugas survey hari 175 100,000 17,500,000
Penginapan Peneliti 5 org x 25 hr OH 125 200,000 25,000,000
Penginapan petugas survey: 25 hr x 10 org OH 250 100,000 25,000,000
Lump sum peneliti 5 org x 35 hari OH 175 200,000 35,000,000
Lump sum petugas survey 10 org x 35 hari OH 350 150,000 52,500,000
Konsumsi petani @Rp20.000 Orang 1000 15,000 15,000,000
FGD
Konsumsi Paket 200 40,000 8,000,000
Sewa mobil : 3 hari x 5 lokasi hari 15 600,000 9,000,000
Penginapan peneliti 10 hari x 6 org OH 60 200,000 12,000,000
29
30