You are on page 1of 30

PROPOSAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPS)

MODEL APLIKASI ALAT PANEN KELAPA SAWIT


MENGGUNAKAN

IoT (Internet of Things)

Dr. Taufiq, S.T., M.T.


Dr. Ismadi, S.P., M.SP
Dr. Muhammad Daud, S.T., M.T.
Nurul Islami, S.T., M.Sc.

Bidang Penelitian: Pasca Panen/Pengolahan

UNIVERSITAS MALIKUSSALEH

Badan Pengelola Dana Perkebunan

Kelapa Sawit Kementerian

Keuangan

Tahun 2021
LEMBAR PENGESAHAN
1. Judul Penelitian : Model Aplikasi Alat Panen Kelapa Sawit
Menggunakan Internet of
Things (IoT)
2. Ketua Peneliti
a. Nama Lengkap : Taufiq, S.T., M.T.
b. Jenis Kelamin : Laki-laki
c. NIP/NIK / KTP : 1111091607740001
d. Jabatan Struktural : -
e. Jabatan Fungsional : Dosen Teknik Elektro
f. Lembaga Periset : Program Sarjana Universitas Malikussaleh
g. Alamat : Gedung Universitas
Malikussaleh Bukit
Indah Lhokseumawe
h. Telpon/Faks : 081360300501
i. Alamat Rumah : Komplek Panggoi Asri No. 1 Dusun B
Arongan, Muara Dua, Lhokseumawe
j. Telpon/Faks/E-mail : Telpon: 081360300501
Email: annase69@gmail.com
3. Lembaga Mitra : -
Alamat : -

4. Anggota Peneliti
No Nama Instansi
1 Dr. Taufiq, S.T., M.T. Universitas Malikussaleh
2 Dr. Ismadi, S.P., M.SP Universitas Malikussaleh
3 Dr. Muhammad Daud, S.T., M.T. Universitas Malikussaleh
4 Nurul Islami, S.T., M.Sc. Universitas Malikussaleh

5. Pembiayaan
Biaya yang dibutuhkan : Rp. 439,506,000,-

Ketua Peneliti Menyetujui,

Taufiq, S.T., M.T.


NIP. 1111091607740001

ii
DAFTAR ISI
Halaman

LEMBAR PENGESAHAN.......................................................................................................................... ii

DAFTAR ISI............................................................................................................................................ iii

DAFTAR TABEL..................................................................................................................................... iv

DAFTAR GAMBAR................................................................................................................................ v

ABSTRAK............................................................................................................................................. vi

BAB 1. PENDAHULUAN........................................................................................................................ 1

BAB 2. STUDI PUSTAKA........................................................................................................................ 9

BAB 3. METODE RISET........................................................................................................................ 13

3.1. Lokasi Penelitian......................................................................................................................... 13

3.2. Metode pengumpulan data....................................................................................................... 13

3.3. Metoda pemilihan responden….................................................................................................15

3.4. Variabel penelitian...................................................................................................................... 16

3.5. Analisis Data................................................................................................................................ 18

BAB 4. LUARAN.................................................................................................................................. 20

BAB 5. BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN............................................................................................21

5.1 Anggaran Biaya............................................................................................................................. 21

5.2 Jadwal Penelitian.......................................................................................................................... 21

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................................... 23

Lampiran 1. Rincian Biaya Penelitian..................................................................................................25

Lampiran 2. Profil Lembaga Penelitian...............................................................................................27

Lampiran 3: Profil Peneliti.................................................................................................................. 32

Lampiran 4. Pakta Integritas............................................................................................................... 43

iii
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Perkembangan Luas Lahan Perkebunan Kelapa Sawit di Aceh


Tabel 2. Ringkasan anggaran penelitian....................................................................21
Tabel 3. Rincian kegiatan penelitian..........................................................................21

iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Perkembangan Luas Lahan dan Produksi Kelapa
Sawit di Sumatera Barat Periode 1984 – 2016..............................1

v
ABSTRAK

Isu global tentang produksi dan konsumsi berkelanjutan yang berkembang


belakangan ini tentang industri kelapa sawit telah mengancam Indonesia
untuk dapat mengakses pasar ekspor. Isu ini sangat penting bagi Indonesia
sebagai produsen terbesar kelapa sawit, eksportir terbesar, dan menyangkut
sekitar 16 juta orang yang menggantungkan hidupnya baik langsung maupun
tidak langsung terhadap sektor ini. Minyak sawit juga telah menjadi sebuah
isu publik di negara konsumen. Banyak pihak yang meningkatkan
perhatiannya terhadap proteksi terhadap lingkungan dan keberlanjutan pola
produksi dan menuntut adanya standar baik secara nasional maupun
internasional.
Sebagai respon terhadap tantangan keberlanjutan tersebut, maka Indonesia
membentuk Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO) pada tahun 2011 yang
merupakan skim sertifikasi untuk perkebunan sawit. ISPO diperkenalkan
pada tahun 2011 sebagai sertifikasi wajib yang mencakup semua produsen
kelapa sawit. Usaha memenuhi demand oriented ini juga telah menjadi
komitmen bagi perusahaan kelapa sawit di Indonesia yang terlihat dari
kemauan mereka untuk memperoleh sertifikasi baik RSPO maupun ISPO.
Dalam menerapkan revolusi industri 4.0 diperlukan adanya tingkat efisiensi
dalam pekerjaan hasil panen sawit yang dimana Internet of Things sangat
berperan penting dalam dunia perkembangan teknologi informasi pada
zaman saat ini, maka dari itu peneliti membuat riset mengenai alat pemotong
hasil panen sawit menggunakan Internet of Things dengan adanya alat
tersebut dikemudian hari maka akan mempermudah para pekerja sait untuk
memotong hasil panen sawit yang luasnya berhektar-hektar. Hal tersebut
akan lebih efisien bagi pekerja sawit dalam menghemat waktu.
Penelitian ini akan melibatkan semua stakeholder kelapa sawit di Sumatera
Barat yaitu petani, pedagang, pabrik pengolahan, perusahaan besar,
pemerintah dan lembaga terkait. Data akan diolah dengan metode kualitatif
dan kuantitatif.

vi
BAB 1. PENDAHULUAN

Perkembangan ilmu di bidang teknologi informasi dan komunikasi


sangat cepat dan pesat, dimana telah memberikan pengaruh besar pada
berbagai aspek kehidupan manusia yang semakin meningkat. Kemajuan
teknologi menyebabkan manusia menciptakan banyak alat yang dapat
membantu meringankan suatu pekerjaan yang dilakukan. Salah satu teknologi
yang berkembang pesat saat ini adalah teknologi dibidang robot. Robot dapat
digunakan untuk mempermudah pekerjaan manusia atau berlaku seperti
manusia yang bersifat terus-menerus dan cenderung membosankan.

Teknologi robot saat ini terus dikembangkan dalam berbagai bidang


seperti pendidikan, transportasi, olahraga, dan industri-industri berskala
produksi besar untuk menggantikan peran manusia. Kelebihannya adalah hasil
lebih presisi, mampu melakukan pekerjaan tanpa adanya rasa lelah. Beberapa
contoh pengembangan robot diantaranya prototype robot pemadam api, robot
cerdas humanoid, robot climbing, dan masih banyak lagi pengembangan robot
lainnya.

Salah satu pekerjaan manusia yang dapat dilakukan oleh robot adalah
dalam bidang perkebunan. Indonesia termasuk sebagai negara kepulauan
terbesar di dunia yang memiliki banyak perkebunan berdasarkan data
Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian, lahan sawit Indonesia
mencapai 14,23 juta hektare (ha). Angka tersebut terdiri atas 5,8 juta ha
perkebunan rakyat, 635 ribu ha perkebunan besar negara, dan 7,88 juta ha
perkebunan besar swasta. Berdasarkan wilayah, Riau merupakan provinsi
dengan lahan sawit terluas, yakni mencapai 2,74 juta ha atau sekitar 19% dari
total. Seperti terlihat pada peta, Provinsi Riau terlihat paling gelap. Sementara
provinsi dengan lahan sawit terluas kedua adalah Sumatera Utara (1,74 ha)
dan ketiga, Kalimantan Barat (1,53 juta ha).

Produksi kelapa sawit meningkat tajam selama periode 2016 – 2020. Hal
ini tidak hanya disebabkan oleh perluasan lahan tetapi juga dipicu oleh

7
peningkatan produktivitas kelapa sawit. Peningkatan produksi berarti
meningkatnya tingkat pendapatan petani dari kelapa sawit. Semakin
sejahteranya petani kelapa sawit diharapkan dapat berkontribusi terhadap
peningkatan perekonomian wilayah Aceh.

Tabel 1 Perkembangan Luas Lahan Perkebunan Kelapa Sawit di Indonesia


periode 2016 – 2020

Pertumbuhan/
No. Provinsi/Province Growth
2016 2017 2018 2019*) 2020**) 2018 over
2017
(%)

1 Aceh 370.079 534.245 494.229 500.118 508.862 -7,49


2 Sumatera Utara 1.342.523 1.706.135 1.551.603 1.601.901 1.630.744 -9,06
3 Sumatera Barat 378.440 478.317 379.601 384.477 390.554 -20,64
4 Riau 2.012.951 2.703.199 2.706.892 2.808.668 2.850.003 0,14
5 Kepulauan Riau 7.409 23.714 7.875 8.012 8.189 -66,79
6 Jambi 663.500 887.795 1.032.145 1.070.723 1.086.623 16,26
7 Sumatera Selatan 901.682 1.164.667 1.137.642 1.178.104 1.196.915 -2,32
8 Kepulauan Bangka 232.214 263.343 224.514 229.559 234.136 -14,74
Belitung
9 Bengkulu 285.096 360.448 311.807 314.493 319.027 -13,49
10 Lampung 199.470 259.339 201.612 203.674 207.031 -22,26
11 DKI Jakarta - - - - - 0,00
12 Jawa Barat 17.294 17.420 15.676 16.003 16.413 -10,01
13 Banten 19.448 20.258 19.366 19.949 20.339 -4,41
14 Jawa Tengah - - - - - 0,00
15 DI. Yogyakarta - - - - - 0,00
16 Jawa Timur - - - - - 0,00
17 Bali - - - - - 0,00
18 Nusa Tenggara Barat - - - - - 0,00
19 Nusa Tenggara Timur - - - - - 0,00
20 Kalimantan Barat 1.264.435 1.504.787 1.815.133 1.864.635 1.904.015 20,62
21 Kalimantan Tengah 1.288.128 1.480.988 1.640.883 1.675.753 1.714.660 10,80
22 Kalimantan Selatan 553.144 587.799 542.420 552.569 564.632 -7,72
23 Kalimantan Timur 1.021.314 1.059.990 1.434.485 1.461.168 1.492.934 35,33
24 Kalimantan Utara 50.347 249.952 155.154 159.379 162.747 -37,93
25 Sulawesi Utara - - - - - 0,00
26 Gorontalo 5.992 17.280 10.049 10.390 10.566 -41,85
27 Sulawesi Tengah 158.187 188.534 134.856 139.050 141.652 -28,47
28 Sulawesi Selatan 55.707 64.498 48.766 50.565 51.339 -24,39
29 Sulawesi Barat 150.309 188.648 167.518 173.855 176.387 -11,20
30 Sulawesi Tenggara 69.029 71.129 74.872 76.639 78.434 5,26
31 Maluku 10.054 12.531 11.117 11.376 11.645 -11,29

8
32 Maluku Utara - 5.525 - - - -100,00
33 Papua 85.033 112.638 157.223 160.927 164.709 39,58
34 Papua Barat 59.680 85.543 50.912 52.432 53.454 -40,48

Indonesia 11.201.465 14.048.722 14.326.350 14.724.420 14.996.010 1,98


Sumber : Direktorat Jenderal Perkebunan

Keterangan : *) Angka Sementara

**) Angka Estimasi

-) Data tidak tersedia

Note: *) Preliminary figure

**) Estimation figure

: -) Data not available

Berdasarkan hasil fact finding (Hasnah, Febriamansyah, Syarfi, Noer, and


Evaliza, 2016) digambarkan bahwa walaupun berbagai hasil penelitian menyimpulkan
bahwa usahatani kelapa sawit layak diusahakan secara finansial, namun pendapatan
dari usahatani kelapa sawit belum mampu memenuhi kebutuhan keluarga.

Tabel 2 Perkembangan Luas Lahan dan Produksi Kelapa Sawit di Aceh

Luas Tanam dan Produksi Kelapa Sawit


Kabupaten/
Luas (Ha) Produksi (Ton)
Kota
2014 2015 2016 2014 2015 2016
Simeulue 3 813,00 3 813,00 3 813,00 1 741,00 1 741,00 1 750,00
Aceh Singkil 30 710,00 30 710,00 31 351,00 74 503,00 74 503,00 74 885,00
Aceh Selatan 7 975,00 7 975,00 9 270,00 12 801,00 12 801,00 15 325,00
Aceh
Tenggara 6 739,00 6 739,00 2 406,00 17 186,00 17 186,00 4 490,00
Aceh Timur 25 298,00 25 298,00 25 842,00 28 344,00 28 344,00 28 909,00
Aceh Tengah - - - - - -
Aceh Barat 7 492,00 7 492,00 9 008,00 15 570,00 15 570,00 16 420,00
Aceh Besar 1 607,00 1 607,00 1 664,00 690,00 690,00 680,00
Pidie 84,00 84,00 99,00 31,00 31,00 31,00
Bireuen 3 224,00 3 224,00 3 751,00 1 799,00 1 799,00 2 249,00
Aceh Utara 17 251,00 17 251,00 17 911,00 39 348,00 39 348,00 39 643,00
Aceh Barat
Daya 17 100,00 17 100,00 17 314,00 14 203,00 14 203,00 14 260,00
Gayo Lues - - - - - -
Aceh Tamiang 20 347,00 20 347,00 20 902,00 44 380,00 44 380,00 39 573,00

9
108 
Nagan Raya 40 216,00 40 216,00 49 399,00 74 905,00 74 905,00 929,00
Aceh Jaya 13 544,00 13 544,00 14 458,00 16 548,00 16 548,00 17 188,00
Bener Meriah 1 300,00 1 300,00 1 300,00 100,00 100,00 100,00
Pidie Jaya 736,00 736,00 746,00 719,00 719,00 763,00
Banda Aceh - - - - - -
Sabang - - - - - -
Langsa 410,00 410,00 409,00 865,00 865,00 865,00
Lhokseumawe 208,00 208,00 210,00 243,00 243,00 244,00
Subulussalam 16 796,00 16 796,00 18 377,00 31 850,00 31 850,00 33 314,00
214  214  228  375  375  399 
Jumlah 850,00 850,00 230,00 826,00 826,00 618,00
Sumber : Badan Pusat Stastik Provinsi Aceh

Jika dilihat dari mulai berkembangnya perkebunan kelapa sawit rakyat


yaitu tahun 1984, kita bisa memperkirakan bahwa sebagian besar dari tanaman
kelapa sawit yangdiusahakan petani telah berumur lebih dari 25 tahun, yang
merupakan umur ekonomis tanaman kelapa sawit. Hal ini berari bahwa
tanaman kelapa sawit perlu peremajaan. Diperkirakan 40% dari kebun sawit di
Aceh perlu diremajakan (Swadayaonline, 2016).

Belum banyak studi yang mengungkap fenomena ini, sehingga perlu dilakukan
penelitian untuk menjawab pertanyaan ini.

Berbagai penelitian telah dilakukan tentang pengusahaan kelapa sawit di


Sumatera Barat, namun kebanyakan hanya menyoroti satu aspek dan
dilakukan pada level petani dan kelembagaan saja. Kajian tentang
pengusahaan kelapa sawit secara komprehensif perlu dilakukan, sehingga
dapat diketahui strategi untuk meningkatkan potensi pengusahaan kelapa sawit
agar dapat bentribusi dalam peningkatan ekonomi masyarakat secara
berkelanjutan.

Implementasi pengusahaan kelapa sawit dapat dipengaruhi oleh kondisi dan


situasi sosial daerah yang berbeda maka diasumsikan juga mempunyai
dampak sosial ekonomi yang berbeda-beda di setiap daerah. Identifikasi faktor
pendukung perlu dilakukan sehingga kedepannya dapat dirancang Model Alat

10
Panen Kelapa Sawit menggunakan Internet of Things pengembangan dengan
mengoptimalkan faktor pendukung dan meminimalkan faktor penghambat.
Sehubungan dengan hal di atas maka perlu dilakukan studi tentang Model
Aplikasi Alat Panen Kelapa Sawit Menggunakan Internet of Things di
Provinsi Aceh yang bertujuan untuk:

1. Mempermudah para pekerja sahit dalam mengolah


hasil panen pada pohon kelapa sawit yang sudah
matang.
2. Mengetahui perbedaan produktivitas memanen
kelapa sawit sebelum menggunakan alat dan
sesudah menggunakan alat
3. Mengetahui dampak perubahan revolusi industry 4.0
berkelanjutan industri kelapa sawit bagi kesejahteraan
masyarakat.

11
BAB 2. STUDI PUSTAKA

Perkembangan teknologi informasi dengan pesat saat ini terjadi


otomatisasi yang terjadi diseluruh bidang, teknologi dan pendekatan baru yang
menggabungkan secara nyata, digital dan secara fundamental (Tjandrawinata,
2016). Beberapa tantangan yang dihadapi pada era industry 4.0 yaitu masalah
keamanan teknologi informasi, keandalan stabilitas mesin produksi, kurangnya
keterampilan yang memadai, ketidakmampuan untuk berubah oleh pemangku
kepentingan, dan hilangnya banyak pekerjaan karena berubah menjadi
otomatisasi.
Beberapa prinsip desain industri 4.0 sebagai berikut, pertama,
interkoneksi yaitu kemampuan mesin, perangkat sensor dan orang untuk
terhubunig dan berkomunikasi satu sama lain melalui Internet of Thing (IoT),
prinsip ini membutuhkan kolaborasi keamanan dan standar. Kedua,
transparansi informasi merupakan kemampuan sistem informasi untuk
menciptakan Salinan virtual dunia fisik dengan memperkaya model digital
dengan data sensor termasuk data dan penyediaan informasi. Ketiga, bantuan
teknis yang meliputi kemampuan sistem bantuan untuk mendukung manusia
dengan menggabungkan dan mengevaluasi informasi secara sadar untuk
membuat keputusan yang tepat dan memecahkan masalah mendesak dalam
waktu singkat. Keempat, keputusan terdesentralisasi yang merupakan
kemampuan sistem fisik maya untuk membuat keputusan sendiri dan
menjalankan tugas seefektif mungkin.
Menurut Arafat, M.K. Internet of Things merupakan sebuah konsep yang
bertujuan untuk memperluas manfaat dari konektivitas internet yang
tersambung secara terus-menerus yang memungkinkan kita untuk
menghubungkan mesin, peralatan, dan benda fisik lainnya dengan sensor
jaringan dan akuator untuk memperoleh data dan mengelola kinerjanya sendiri,
sehingga memungkinkan mesin untuk berkolaborasi dan bahkan bertindak
berdasarkan informasi baru yang diperoleh secara independen.
Ide awal Internet of Things pertama kali dimunculkan oleh Kevin Ashton

12
pada tahun 1999 di salah satu presentasinya. Kini banyak perusahaan besar
dimulai mendalami Internet of Things sebut saja Intel, Microsoft, Oracle, dan
banyak lainnya.
Banyak yang memprediksi bahwa pengaruh Internet of Things adalah “
the next big thing ” di dunia teknologi informasi, hal ini karena IoT menawarkan
banyak potensi yang bisa digali. Contoh sederhana manfaat dan implementasi
dari Internet of Things misalnya adalah kulkas yang dapat memberitahukan
kepada pemiliknya via SMS atau email tentang makanan dan minuman apa
saja yang sudah habis dan harus distok lagi.
Tantangan utama dalam IoT adalah menjembatani kesenjangan antara
dunia fisik dan dunia informasi. Seperti bagaimana mengolah data yang
diperoleh dari peralatan elektronik melalui sebuah interface anatar pengguna
dan peralatan itu. Sensor mengumpulkan data mentah fisik dari skenario real
time dan mengkonversikan ke dalam mesin format yang dimengerti sehingga
akan mudah dipertukarkan antara berbagai bentuk format data (Thing) (Suresh,
Daniel, & Aswanthy, 2014).
Internet of Things dalam penerapannya juga dapat mengidentifikasi,
menemukan, melacak, memantau objek dan memicu event terkait secara
otomatis dan real time, pengembangan dan penerapan komputer, Internet dan
teknologi informasi dan komunikasi lainnya (TIK) membawa dampak yang
besar pada masyarakat manajemen ekonomi, operasi produksi, sosial
manajemen dan bahkan kehidupan pribadi. (Q. Zhou Zhang, 2011).
Penerapan Internet of Things pada aplikasi mobile juga perlu diterapkan
dalam perkebunan pada umumnya, termasuk perkebunan kelapa sawit pada
khususnya. Seperti telah dikemukakan di pendahuluan, perkebunan kelapa
sawit selama ini telah melibatkan banyak pihak dalam pengusahaannya.
Perusahaan inti perkebunan kelapa sawit milik pemerintah maupun swasta,
petani plasma maupun petani swadaya atau petani rakyat, dan pihak lain yang
terlibat dalam penyediaan sarana produksi, pasar produk, transportasi dan
lainnya.

13
Internet of Thing (IoT) merupakan suatu konsep yang bertujuan untuk
memperluas manfaat dari konektivitas internet yang tersambung secara terus
menerus (Panduardi, 2016). Internet of Things (IoT) bisa dimanfaatkan pada
gedung untuk mengendalikan peralatan elektronik seperti lampu ruangan yang
dapat dioperasikan dari jarak jauh melalui jaringan komputer, tidak dapat
dipungkiri kemajuan teknologi yang sedemikian cepat harus bisa
dimanfaatkan, dipelajari serta diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Perkembangan teknologi yang bisa dimanfaatkan dari adanya koneksi internet
ini bisa mengakses peralatan elektronik seperti drone yang dapat di
operasikan dengan cara online melalui mobile. Sehingga dapat memudahkan
pengguna memantau keadaan sekitar pertanian ataupun perkebunan dengan
menggunakan camera yang terdapat pada drone kapanpun dan dimanapun
dengan catatan di lokasi yang akan diterapkan teknologi kendali jarak jauh
mempunya jaringan internet yang memadai.
Salah satu teknologi dalam bidang perkebunan yang dapat digunakan
adalah Internet of Thing (IoT). Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti
bermaksud untuk melakukan penelitian untuk merancang prototype dan
membuat program aplikasi mobile dan phyton sebagai alat pemotongan hasil
panen sawit dengan jaringan internet yang dapat diterapkan pada peralatan
elektronik seperti drone untuk mengefisiensi tenaga dan waktu jam kerja
petugas pertanian sawit.
Dalam penelitian ini menerapkan teknologi pada alat panen sawit berupa
drone yang merupakan pesawat tanpa awak yang dikendalikan dari jarak jauh
dengan menggunakan komputer atau remote control, yang bisa digunakan
untuk membawa muatan baik senjata maupun muatan lainnya. (Carafano: 1-4)
Cara kerja pada drone dimana mengontrol menggunakan smartphone
karena drone memiliki chip komputer serupa Arduino namun lebih kompleks.
Chip ini membuat drone dapat mengolah gambar dari kamera yang terpasang
padanya kemudian mengirimkan hasilnya ke smartphone yang digunakan
sebagai kontrol.

14
Jika di smartphone bentuknya mirip aplikasi namun bawaan dari merek
drone itu sendiri. Gambar yang dikirimkan oleh chip drone adalah real time
dan resolusinya bisa diatur sesuai spesifikasi drone. Cara mengendalikannya
menggunakan telunjuk dan mengarahkan ke kiri atau ke kanan pada
smartphone.
Penelitian pada alat panen sawit dengan memanfaatkan drone dalam
penerapan Internet of Things untuk mengawasi area perkebunan kelapa sawit
yang luasnya berhektar-hektar. Sehingga dalam memotong hasil panen kelapa
sawit memiliki waktu yang efisien dan juga mengurangi beban pekerjaan para
pekerja perkebunan kelapa sawit.

15
BAB 3. METODE RISET

3.1. Lokasi Penelitian

Pelaksanaan penelitian ini akan difokuskan pada daerah sentra produksi kelapa
sawit di Sumatera Aceh. Pada penelitian ini akan dipilih 5 daerah pengusahaan
kelapa sawit terluas yaitu Kuala Simpang, Banda Aceh, Aceh Utara, Bireun, dan
Pidie.

Untuk pengumpulan data pada tingkat rumah tangga petani kelapa sawit, maka
pada masing-masing kabupaten akan dipilih lokasi pada beberapa nagari yang
merupakan sentra produksi kelapa sawit.

3.2. Metode pengumpulan data

Pengumpulan data sekunder dilakukan melalui studi pustaka, eksplorasi literatur


dan data yang tersedia, melakukan wawancara mendalam dengan pejabat yang
berwenang, pelaku usaha, tokoh lembaga swadaya masyarakat (LSM), dan para
ahli atau rekan peneliti lain yang mengerti banyak tentang ekonomi kelapa sawit
atau mereka yang bertanggung jawab terhadap perkembagan industri berbasis
kelapa sawit secara keseluruhan di Indonesia.

Untuk mencapai tujuan penelitian maka dilakukan pendekatan yaitu Desk Study,
Survey, Focus Group Discussion, dan in-depth interview. Berikut dijelaskan
masing-masing pendekatan tersebut.

a. Desk Study

Pengumpulan data sekunder dilakukan melalui desk study, eksplorasi literatur


dan data yang tersedia, melakukan wawancara mendalam dengan pejabat yang
berwenang, pelaku usaha, tokoh lembaga swadaya masyarakat (LSM), dan para
ahli atau rekan peneliti lain yang mengerti banyak tentang ekonomi kelapa sawit
atau mereka yang bertanggung jawab terhadap perkembagan industri berbasis
kelapa sawit secara keseluruhan di Indonesia.

16
Desk study juga dilakukan untuk memperoleh data dan informasi serta analisis
menyangkut praktek alat aplikasi pemotongan hasil panen. Pendekatan ini
dilakukan dengan mengumpulkan semua dokumen yang berisi data sekunder
pada instansi terkait dan hasil-hasil penelitian tentang kelapa sawit di Aceh.

b. Survey

Survey dilakukan untuk memperoleh data dan informasi sehubungan dengan


pengukuran model aplikasi alat pemotongan sawit, manfaat kelapa sawit bagi
ekonomi rumah tangga petani dan dampak sertifikasi terhadap kesejahteraan
masyarakat. Metode survey digunakan pada tingkat rumah tangga petani,
pedagang, pabrik pengolahan, dan perusahaan besar.

Data dikumpulkan dengan menggunakan metoda wawancara (wawancara


terstruktur dan tidak terstruktur) dan observasi lapangan. Wawancara akan
dilakukan di lokasi kebun atau di tempat yang disepakati. Instrumen yang akan
digunakan dalam wawancara adalah kuesioner atau daftar pertanyaan serta alat
perekam wawancara. Untuk metoda observasi langsung ke lapangan akan
digunakan alat bantu berupa kamera dan video set. Untuk hal-hal yang
membutuhkan pendalaman informasi akan dilakukan probing melalui wawancara
mendalam (indepth interview) supaya tidak ada informasi yang tertinggal dan
dipahami secara sama oleh peneliti dan subjek penelitian.

c. Focus group discussion (FGD)

Pendekatan ini dilakukan dengan maksud untuk mendapatkan informasi yang


berkaitan dengan kelembagaan yang menaungi petani kelapa sawit. Peserta
FGD ini terdiri atas petani dan pengurus kelembagaan petani kelapa sawit.

Diskusi kelompok terfokus akan dilakukan di daerah penelitian di tempat yang


dapat memuat banyak peserta diskusi. Dalam diskusi, selain daftar pertanyaan
juga akan digunakan instrumen audivisual berupa flipchart, in

17
fokus atau papan tulis tergantung kondisidi lapangan, dengan tujuan
agar semua peserta dapat terlibat dan berpartisipasi secara aktif
dalam diskusi tersebut.

d. In-depth interview

Pendekatan ini dilakukan dengan maksud untuk mendapatkan


informasi yang difokuskan untuk memperoleh gambaran dukungan
kebijakan yang sudah dikembangkan oleh pemerintah daerah dalam
pengusahaan kelapa sawit. In-depth interview melibatkan informan
kunci pada instansi terkait.

Wawancara mendalam juga dilakukan untuk hal-hal yang


membutuhkan pendalaman informasi supaya tidak ada informasi yang
tertinggal dan dipahami secara sama oleh peneliti dan subjek
penelitian.
Pada bab ini, akan dijelaskan mengenai metodologi yang digunakan
dalam penelitian. Selain itu terdapat penjelasan terkait tahapan-tahapan yang
dilakukan dalam penelitian, metode yang akan digunakan terdiri dari
pengumpulan data, olah data atau analisis data.

3.3 Metode Penelitian

Penelitian ini akan menggunakan metode observasi. Tahapan observasi


dilakukan dengan mengamati klasifikasi janjang sawit yang menjadi kategori
siap panen dan belum. Adapun klasifikasi yang ditentukan adalah “matang” dan
“belum maakan”. Hal ini dilakukan dengan mengambil sampel dari beberapa
kawasan di provinsi Aceh. Data dari observasi ini digunakan sebagai basis
pengetahuan yang akan ditanam pada sistem. Penelitian ini akan mengambil
sebanyak 100 sampel yang terdiri atas 50 gambar dengan klasifikasi “matang”
dan 50 sampel dengan klasifikasi “belum matang”. Adapun sampel data yang
dibutuhkan dapat dilihat pada tabel 3.1 sebagai berikut

18
Tabel 3 Desain Penelitian Klasifikasi Kelapa Sawit

No Gambar Klasifikasi Keterangan


1 Buah sudah terlihat
merah
Matang

(sampel gambar)
2 Buah masih terlihat
hijau

Belum Matang

(sampel gambar)

3 … … …

Dari 100 data sampel tersebut sebanyak 80% data akan digunakan
sebagai data training sedangkan 20% akan digunakan sebagai data pengujian.
Dari ini akan didapatkan tingkat akurasi dari pengembangan sistem.
Penambahan sampel akan berlanjut jika akurasi sistem yang dibangun masih
belum sesuai dengan target yang ingin dicapai.
3.4 Populasi Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di beberapa kawasan kebun kelapa sawit


yang ada di provinsi Aceh. Objek penelitian yang disasar adalah janjang/tandan
sawit di masing-masing kawasan tersebut.
3.5 Tahapan Penelitian

Pada bagian ini akan dijelaskan tahapan-tahapan penelitian yang akan


pada penelitian ini. Dimulai dengan perumusan masalah, studi literatur,
identifikasi proses dan pengumpulan data, Analisa data dan penyusunan

19
rekomendasi, serta Laporan analisa, perbaikan, kesimpulan dan saran.
3.5.1 Perumusan Masalah
Tahapan ini dilakukan dengan melakukan studi pustaka, wawancara
serta observasi mengenai latar belakang dari kondisi lapangan yang penulis
temukan. Mendefinisikan masalah dilakukan untuk kemudian dideskripsikan
didalam pertanyaan penelitian, dimana pertanyaan tersebut akan dikaji untuk
menunjang tujuan penelitian yang ingin dicapai di dalam penelitian ini. Agar
penelitian tidak berkembang terlalu luas maka dilakukan pembatasan masalah.
3.5.6 Studi Literatur
Setelah mendefinikan masalah, selajutnya mencari referensi terhadap
kasus atau permasalahan yang ditentukan dengan merujuk pada penelitian-
penelitian terdahulu, buku maupun sumber lain untuk dapat dijadikan rujukan
dalam bentuk kerangka teoritis.
3.5.7 Pengumpulan Data
Setelah memiliki rumusan masalah, konsep dan kerangka teoritis, maka
mulai dilakukan pengumpulan data yang diperlukan yaitu melalui:
1. Melakukan Observasi
Observasi dilakukan dengan mengamati dan mengumpulkan informasi
tentang klasifikasi janjang/tandan kelapa sawit.
2. Studi dokumen
Data juga dapat dilakukan dengan melakukan studi dokumen seperti
dokumen SOP (Standard Operating Procedure) yang ada dalam
menentukan kelapa sawit yang siap panen maupun tidak.
3.5.8 Analisa Data dan Penyusunan Rekomendasi
Setelah mendapatkan hasil uji kemudian dilakukan proses analisis.
Analisis akan dilakukan berdasarkan tatacara yang digunakan untuk melakukan
appraisal terhadap. Dengan melakukan penilaian maka akan didapatkan
bagian mana yang perlu diperbaiki sehingga menghasilkan rekomendasi untuk
perbaikannya.
3.5.9 Laporan Analisa, Perbaikan, Kesimpulan serta Saran
Berdasarkan data yang terkumpul dan dianalisa, diperoleh permasalahan

20
yang terjadi dengan menggunakan Diagram Sebab Akibat. Dengan
memanfaatkan diagram sebab akibat maka disesuaikan dengan penerapan
best practice yang seharusnya dilakukan sehingga dapat diberikan
rekomendasi berdasarkan permasalahan yang ada. Dari seluruh rangkaian
kegiatan yang dilakukan dalam penelitian ini maka ditariklah kesimpulan, saran
serta langkah yang dapat diperbaiki terhadap penelitian yang dilakukan.
Rekomendasi disusun sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya.

21
BAB 4. LUARAN

Luaran dari penelitian pendahuluan ini berupa:


a. Terciptanya Alat Pemotongan Hasil Panen Kelapa Sawit dengan
menggunakan Internet of Things (IoT)
b. Tersusunnya dokumen rancangan strategi dalam pengembangan
Alat Pemotongan kelapa sawit secara berkelanjutan di Aceh
dengan memanfaatkan faktor pendorong dan meminimalisir
faktor penghambat.
c. Hasil penelitian akan di seminarkan pada 2 seminar nasional dan
1 seminar internasional pada akhir tahun 2021.
d. Hasil penelitian ini akan diterbitkan 1 paper pada jurnal
internasional. Ada dua alternative jurnal yang akan dipilih yaitu:

22
BAB 5. BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN

23
Aktivitas Bulan ke
1 2 3 4 5 6 7 8

11 Penulisan Draft
12 Diskusi Dan Revisi
13 Penulisan Laporan Akhir
14 Diseminasi hasil penelitian

24
DAFTAR PUSTAKA

ADB (2002). 'Poor Farmers’ Income Improvement through Innovation


Project'.
ADB.
ADB (2006). Indonesia: Strategic Vision for Agriculture and
Rural Development. ADB, Manila, The Philippines.
Cernea, M. 1988.”Mengutamakan Masyarakat dalam Pembangunan”. UI
Press: Jakarta
Chambers, Robert, 1983. “ Pembangunan Desa: Membangun dari
Belakang”, LP3ES: Jakarta
Coralie Bryan and Louise White, 1982. “Manajemen Pembangunan untuk
Negara Berkembang” LP3ES: Jakarta
Dirjen Perkebunan. (2016). Statistik Perkebunan Indonesia: Kelapa-Sawit
2015-2017. Jakarta: Direktorat Jenderal Perkebunan.
Hasnah, Febriamansyah, R., Syarfi, I. W., Noer, M., and Evaliza, D.
(2016). Fact Finding: Kajian Pendahuluan Dampak Sosial Ekonomi
Pengusahaan Kelapa Sawit Terhadap Kesejahteraan Petani Dan
Kemajuan Wilayah Di Sumatera Barat. . Paper presented at the
Pekan Sawit Indonesia, Bogor.
Hasnah. (2002). Technical Efficiency Analysis of Oil Palm Production in
West Sumatra. (Master), University of New England, Armidale
Australia.
Hazell, P. and L. Haddad (2001). 'Agricultural Research and Poverty
Reduction'. Food, Agriculture, and the Environment Discussion
Paper. International Food Policy Research Institute, Washington
D.C.
Hossain, M. (2001). 'The Role of Agriculture in Poverty Alleviation: Insights
from Village Studies in South Asia and Southeast Asia'. Asia and
Pacific Forum on Poverty. Asian Development Bank, Manila.
Husril, R. (2011). Analisa Usaha Tani Perkebunan Kelapa Sawit Rakyat
Swadaya Di Kenagarian Kinali Kabupaten Pasaman Barat. (S1
Skripsi), Universitas Andalas, Padang.
Husril, R. (2011). Analisa Usaha Tani Perkebunan Kelapa Sawit Rakyat
Swadaya di Kenagarian Kinali Kabupaten Pasaman Barat.
Repository Universitas Andalas.
Kementerian Pertanian (2016) Basis Data Pertanian
Kementerian Pertanian Republik Indonesia. (2016). Basis Data Pertanian.
from Kementerian Pertanian Republik Indonesia

25
Kementerian Pertanian. (2016). Data Ekspor Komoditi Pertanian Propinsi
Suamtera Barat. from Kementerian Pertanian
Korten, D. dan Syahrir, 1988. “Pembangunan Berdimensi Kerakyatan”.
Yayasan Obor: Jakarta

26
Lim, C. I., Biswas, W., and Samyudia, Y. (2015). Review of Existing
Sustainability Assessment Methods for Malaysian Palm Oil Production.
Procedia CIRP, 26, 13-18. doi:10.1016/j.procir.2014.08.020
Manelli, A. (2016). New Paradigms For A Sustainable Well-Being.
Agriculture and Agricultural Science Procedia, 8, 617-627.
Nirtasari, A. (2010). Analisa Perbandingan Keuntungan Antara Petani
Kelapa Sawit Kebun Plasma Dengan Kebun Rakyat Di
Kenagarian Manggopoh Kecamatan Lubuk Basung Kabupaten
Agam. (S1 Skripsi), Universitas Andalas, Padang.
Roger, E. (1976). Communications and Development. London: The
Free Press.
Scott. James C. 1981. ” Moral Ekonomi Petani”. LP3ES: Jakarta
Serageldin, I., & Steer, A. (1994). Making Development Sustainable:
From Concept To Action. Washington D C: The World Bank.
So, Alvin dan Sumaryono. 1994. Perubahan Sosial dan
Pembangunan.
LP3ES: Jakarta
Swadayaonline (14 April 2016) 40% Kebun Sawit Sumbar Perlu
Peremajaan Teoh, C. H. (n.d). Key Sustainability Issues in the
Palm Oil Sector: A
Discussion Paper for Multi-Stakeholders Consultations The
World
Bank.
United Nation. (1987). Our Common Future. New York.
World Commission on Environment and Development. 1987. “Our
Common Future”. Oxford University Press, Oxford.
Yarsi, A. (2006). Analisis Pendapatan Dan Penyerapan Tenaga Kerja
Pada Sistem Kemitraan Usaha Perkebunan Kelapa Sawit.
Program Studi Ekonomi Pertanian Dan Sumberdaya, Fakultas
Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

27
Lampiran 1. Rincian Biaya Penelitian

28
3. Perjalanan
SURVEY (kuesioner + in depth interview)
Sewa mobil: 35 hari x 1 mobil peneliti hari 35 600,000 21,000,000
Sewa motor 5 motor x 35 hr petugas survey hari 175 100,000 17,500,000
Penginapan Peneliti 5 org x 25 hr OH 125 200,000 25,000,000
Penginapan petugas survey: 25 hr x 10 org OH 250 100,000 25,000,000
Lump sum peneliti 5 org x 35 hari OH 175 200,000 35,000,000
Lump sum petugas survey 10 org x 35 hari OH 350 150,000 52,500,000
Konsumsi petani @Rp20.000 Orang 1000 15,000 15,000,000

FGD
Konsumsi Paket 200 40,000 8,000,000
Sewa mobil : 3 hari x 5 lokasi hari 15 600,000 9,000,000
Penginapan peneliti 10 hari x 6 org OH 60 200,000 12,000,000

Seminar nasional orang 3 2,500,000 7,500,000


Seminar internasional orang 2 15,000,000 30,000,000
SUB TOTAL 257,500,000

4. Biaya operasional institusi 21,000,000

TOTAL ANGGARAN YANG DIPERLUKAN 439,506,000

29
30

You might also like