You are on page 1of 12
dB PENANGANAN DISPROPORSI SEFALOPELVIK No. Dokumen No. Revis Jaman ene 70.08.18 - \dar2 Bietapkan Oieh — Direktur RELA Kartni STANDAR 1501/2019 (bh OPERASIONAL, EROGEDU: De. Prefiaha Amiuddin, Sp OG eadaan yang mengeambarkan Keidaksest fa janin dan pang bu PENGERTIAN | schingoajnin tidak dapat Keluar melalui vagina, Disproporssfalopevikdisebabkan sch panggul sempitjanin yang besarataupun kombinasi keduanya “| TaUAN | Meberan penangnan vag eat ching dapat mengurang rei an Komplitas! yang ditmbulkan sera memberkan rasa nyaman dan aman bagi pasien KKEBIIAKAN | SK Direktur RSTA Karin tentang Protap Medi cephaopelvie disproportion —_ 1. Melakukan anamnese | 2. Memeriksa TTV (Tands-Tanda Vitel) | 3. Melakukan informed consent 4 Melakukan pengukuranpelvice + Distasi spinarum <24.om + Distansia eristarum <28 em 4 Konjugataekstema(boudelque):< 18m 5. Menentukandiagnosa -Membuat rencana asthan 7 Melokukanpelayanan indakan melipt ‘= Melakakan eopold: kepala blur engage (plpasi pelimaan 45 ata lebin) ‘© Melakukan pemeriksaan vaginal : molase hebat ( molase 3 ila PROSEDUR ‘erdapat CPD, biasanya kecepatan dilatai servik kurang dari 1 em per jam, namun dilatasi dapat berlangsung secara normal meskipan kepala ‘masih tinggi. Ini adalah keadaan berbahaya bla tidak segera dikenali ‘© Melakukan pemeriksaan lab © Melakukan Pemeriksaan fetal Dopler ‘© Melakukan Pemasangan infus RL dengan jarum besar no 16,1820 dengan tetesan 20 tetes/menit ‘+ Lakukan persiapkan Sectio Secaria PENANGANAN DISPROPORSI SEFALOPELVIK Lf No. Dokumen | wei Halaman oem ‘rots sehen 2dart 2 l ‘Observasi Kesejahteraan ibu dan jain tap 13 menit PROSEDUR Dekontaminasi sarung tangan dan ala yang di gunakan © Cuci tangan ‘© Catat semua hasil tindakan kedalam rekam medis UNIT TERKAIT Ruang bersalin Ruang nifas Ruang operasi PMI (bila butuh transfusi) - .) [f>~ Sen KARTINI PENANGANAN PLASENTA PREVIA No. Dokumen No. Revisi Halaman 072,04.18 | 0 dari STANDAR OPERASIONAL, PROSEDUR Di ‘Oleh ‘Tanggal Terbit DirekfuPRSIA Kartint 15/01/2019 , x | f Dra. Rina Previang Amiruddin, Sp.OG PENGERTIAN TUJUAN T Plasenta previa adalah perlekatan plasenta*-yadyTBatada di hagian bewah rahim sehingga berpotens! menutupi jalan lair, bak sebagian ataupun kkeseluruhan. Kondisi ini juga berisiko menimbulkan pendarahan berulang svat hamil terutama mendekati waktu persalinan. T, Agar perdarahan dapat teratasi dengan cepat dan tepat 2. Menurunkan AKI dan AKB KEBMAKAN ‘Reputusan Direktur Rumah Sakit Thu dan anak Kartini; tentang Kebijakan Ponek Rumah Sakit Ibu dan Anak Kartini PROSEDUR 1. “Terma pasientempatkan pasion sesuai dengan kasus 2. Berikan penjelasan pada pasien keluarga tentang tinakan yang diberikan 3, Pasien dan suami/Keluerga menandetangani persetujuantindakan 4. Cucitngan 5. Lakukan anamnesa, pemeriksaan isk inspeksi plpas, auskultasi, 6. Pemerksaaan ib (DL dan HbSax) 7, Pemeriksaan fetal Doppler 8, Siapakan darah bila Hb <8 gr % 9. Paka sarung tangan 10, Pasang infuse cairan RL dan plukosa 5% 28 tetes/menit 11, Pasang oksigen 5 litermenit 12, Bersihkan pasion dari darah dan mengganti pakaian kotor 13, Kolaborasi dengan dokter SpOG untuk tindakan selanutnya (sectio saesara) 14. Lakukan persapan section cesarean o& PENANGANAN PLASENTA PREVIA, ‘No, Dokumen 072.04.18 Halaman ‘2Qdari2 15, Obervasi kesejahteraan ibu dan janin tap 15 menit 16, Dokumentasi sarung tangan dan alat yang digunakan. 18, Catat semua hasiltindakan kedalam rekam medis pasien 17. Cuci tangan INI TERKAIT 1 2. 3 4 Ruang Bersalin . Ruang Operasi Ruang Nifas PMI (Bila butuh transfuse) PENANGANAN KETUBAN PECAIH DINI (KPD) FL ae ‘No, Dokumen No. Revisi Halaman 069.04.18 : 1 dari 2 STANDAR OPERASIONAL, PROSEDUR PENGERTIAN TUJUAN / Robeknya atau pecahnya selaput amni T- Untuk mencengah ter Oleh Tanggal Tesbit 1501/2019 Dri ‘mencapai 37 minggu atau sebelum proses persalinan terjadi nya infeksi 2. Untuk mengurangi morbiditas ibu dan janin 3. Untuk membantu petugas dalam pengelolaan ketuban pecah dini Sehingga tindaken yang dilkukan dapat di pertangung jawalbkan. KEBLJAKAN “Mengantisipasi keadaan ibu hamil dengan tujuan supaya tidak terjadi keadaan yang lebih fatal PROSEDUR ‘A, Pemeriksaan Pasien ‘Pada pemeriksaan fisik : sulu normal bila tidak infeksi Pada pemeriksaan obstetrik bunyi jantung janin biasanya normal ‘© Pemeriksaan inspekulo 1) Terlihat cairan keluar dari ostium uteri eksternum, 2) Kertas Nitrazin merah akan berubah wama menjadi biru 3) Pemeriksaan leukosit darah, bila > 15.000/mm, kemungkinan ada infeksi © USG > Membantu menentukan usia kehamilan,letak janin, berat {janin, letak plasenta, gradasi plasenta sertajumlah air ketuban, ‘© Nilai bunyi jantung janin dengan stetoskop Lacnee atau dengan fetal, dopler. Bila ada infeksi intra uteri atau peningkatan sub bunyi jantung janin akan meningkat, B. Rawat di RS rus dirawat di rumah sakit sampai air ketuban berhenti atau setelah pperavatan dari tindakan terminasi kehamtlan selesai 1) Konservatit’ Antibiotikajika ketuban pecah < 6 jam (cefotaxime). Umur kehamilan © 32.34 minggu, dirawat selama air ketuban masih keluar, atau sampai air ketuban tidak keluar lagi. Bila sudah 32-34 minggu masih keluar, PENANGANAN KETUBAN PECAN DINI (KPD) yR Ges eR 69.04.18, « 2 dari 2 Zen ‘maka pada usia Kehamilan 35 minggu pertimbangan untuk terminasi kehamilan sangat tergantung pada kemampuan perawatan. Pada usia ee eee el and ae aa ae I pp mio i a ene A sonia aa at ee a sie Eaters INIT TERKAIT © Ruang Bersalin: — - ‘© Ruang Pelayanan Perinatal Risiko Tinggi © Ruangan nifas + es j LZ ‘ua KARTINI PENANGANAN PRE EKLAMSIA DAN EKLAMSIA No. Dokumen No. Revisi Halaman 71.04.18 5 1 dari 2 STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PENGERTIAN — Ditetipan oa ragga Tab Direktur RSL 15/01/2019 140/90 Malfg-< 170/110 mulls * Proteinuria < $grliter dalam 24 jam (+2) * Edema :lokal atau general 2 Precklampsiaberat ‘Disebutprecklampsia borat jka terdapat satu atau lebih keadaan berikt ini *Tekanan darah sistolk > 160 mmiig + Tekanan dah diastolik > 110 mafig tau * kenaikan tekanan sisiolik > 60 mH + Kenaikan (ekanan diasolik > 30 mite + Protein uria> 5 gr/24 jam atau + 3 dalam pemeriksaan kualtaif| jigouria < $00 ml/ 24 jam * Nyeri Kepala yang berat, * Bidema yang massif + Edema paru * Gangguan vsus dan cerebral nyer epigastriumy/ myer juadran atas abdomen, ‘muntah-muntah B. Penunjang diagnose 1. Pemeriksaan Lab protein urine ©. Penanganan Pre bklampst ringan 1. Kehamilan kurang dari 37 mingeu * Lakukan penilaian 2 kali seminggu secara rawat jalan, ye g z a z | ml PROSEDUR PENANGANAN PRE EKLAMSIA DAN EKLAMSI pO [Na Doraimes Tamas Sots Noni tees * Pantau tekanan darah, priotein unne, efleks dan Kondisi janin + Konseling pasien dengan tanda-tanda baliaya dan gejala preeklampsi dan klampsi + Lebih banyak istirahat * Diet biasa * Jka tekanan darah naik maka pasien perlu dirawat * Jka terdapat tanda2 pertumbulan janin techambat, pertimbangkan terminasi kehamilan,jika tidak rawat sampai aterm * Jka protein urine meningkat tangani sebagai precklampsi berat | 2. Kehamilan lebih dari 37 minggu | * Jka serviks matang pecahkan ketuban dan induksi persalinan dengan oksitosin atau prostagindi «Jka serviks belum matang, lakukam pematangan dengan prostaglandin atau sectio sesaria. D, Penanganan Pre eklampsia berat dan eklampsia Penanganan pre eklampsia berat dan eklampsia sama, kecuali bahwa persalinan harus berlangsung dalam 12 jam setelah timbulnya kejang pada ‘eklampsia, Sema kasus preeklampsia berat harus ditangani secara aktif, Penanganan konservatif tidak dianjurkan E. Penanganan kejang, 1. Infseairan RL 2. Pemberian obat : MgSO4 3. Cara pemberian MeSO4 1. Dosis awal + MgSOM 4 gr LV sebagai larutan 20% atau 40 % selama 5 menit + Segeradiberikan larutan MgSO4 6 gr di larutkan dalam cairan infus RL, 500 ml diberikan sekama 6 jam (untuk MgSO4 40%, maka 10 ce IV ddan 15 cc drip) + Jka kejang berulang setelah 15 menit berikan Mg SO 2 er IV selam 2 rmenit | b. Dosis pemeltharaan = MuSO4 1-2 er per jam perinfus * Lanjutkan pemberian MgSO sampai 4 jam pasca persalinan a kejang berakhir ¢. Berikan MgSO4 bila + Frekaensi pemapasen >16 X/mnt + Reflek patela (+) * Urin minimal 30 mljjam dalam 4 jam terakhie j& a en PENANGANAN PRE EKLAMSIA DAN EKLAMSIA, No. Dokumen 69.04.18 Lo PROSEDUR F, 4. Berhentikan pemberian MgSO4 ji © RR<16 Ximnt Refleks patela () rin < 30mljam dalam 4 jam terakhir Persalinan Persalinan harus diusahakan segera setelah pasien stabil 1. Periksa serviks, jike matang lakukan pecah ketuban dan induksi dengan oksitosin atau prostaglndin 4ika persalinan tidak bisa diharapkan dalam 12 jam lakukan seksio sesarea ‘ka DJJ < 100 atau > 180 X/ menit akukan sectio sesarea Jka servik belum matang dan janin hidup lakukan secsio sesaria Sika janin mati atau telalu kecil usahakan lahir pervaginam dengan ‘matangkan serviks dengan misoprostol, prostaglandin atau folly kateter. 6G, Perawvatan pasea persalinan 1. Anti konvulsi diteruskan sampai 24 jam setelah persalinan atau setelah kejang 2. Teruskan antihipertensi jk tensi > 110 mmtig 3. Pantau urin 4, Pantau Vital sign per jam UNIT TERKAIT Roang Bersalin ‘uang Pelayanan Perinatal Risiko Tinga ‘Ruangannifas + 5 GAWAT JANIN DALAM PERSALINAN nein No Dokumen No. Revisi Halaman 070.04.18 : 1/3 Ditetapkan Oleh, | Direktur a ‘Tanggal Terbit Het: PROSEDUR eae OPERASIONAL | |_Drdr. Rina Previana Amiruddin, Sp.0G_| PENGERTIAN Gawat janin dalam persalinan adalah kedaruratan medik yang terjadi pada | janin saat persalinan fase laten,kala satu aktif atau kala dua yang ditandai dengan DJJ < 120 dpm (teratur atau tidak teratur) atau DJJ > 160 dpm (teratur atau tidak teratur) dengan menggunakan fetal dopler, serta bisa di sebabkan karena air ketuban hijau kental atau air ketuban berbau. TUIUAN Upaya penanganan Kegawatan janin saat persalinan sesuai dengan | kemarapuan Rumah Sakit ou dan Anak Kartini Makassar KEBUAKAN _| tentang Kebijakan Pelayanan Ponek Rumah Sakit Ibu dan Anak Kartini | Makassar | PROSEDUR Persiapan Pasien 1. Persetujuan tindakan medik dan memilih jenis tindakan | 2. Posisi tidur miring ke kiri atau setengah duduk (jangan tidur telentang). | Persiapan Alat | 1. Peralatan resusitasi ibu siap pakai Peralatan resusitasi neonatus siap pakai Peralatan penghangat neonatus siap pakai Peralatan transportasi neonatus siap pakai Oksigen dengan sungkup siap pakai Obat : 6.1, Tokolitik 6.2, Antibiotika 7._Peralatan partus normal siap pakai aubune FR GAWAT JANIN DALAM PERSALINAN (Ze No Dokumen No, Revisi Halaman ee 070.04.18 | : 213 PROSEDUR 8. Peralatan ckstraksi vakum siap pakai 9. Peralatan seksio sesarea siap pakai. Persiapan Penolong 1. Kompeten dan sehat | 2. Memiliki kemampuan resusitasi neonatus 3. Tenaga penolong : SpOG, SpA, Bidan, dan Perawat Prosedur | 1. Seksio sesarea tas indikasi obstetri Persiapan SC cito dilakukan Anestesi Insisi mediana atau Pfannenstiehl Lahirkan janin Resusitasi neonatus Plasenta dilahirkan Penutupan uterus dan dinding perut Cari etiologi gawat janin dan atasi sesuai penyebab 2. Ekstraksi Vakum 3. Resusitasi ibu sambil menanti persalinan : | Oksigenasi : 6 — 10 I/menit memakai sungkup ‘Tidur miring ke kiri atau setengah duduk Tokolitik (bila ada indikasi) Pasang infus : NaCl 0.9%, 500 cc, 30 tetes/menit (drip makro) Atasi anemia (bila ada) | Stop oksitosin (bila induksi persalinan) 4, Penanganan neonatus selanjutnya dilakukan oleh SpA dan dokter spesialis lain yang terkait dalam penangannya. Penanganan kegawatan janin dalam persalinan memerlukan kerjasama tim yang solid, terpadu dan cepat (janin dapat lahir kurang dari 30 menit sejak diagnosis gawat janin ditegakkan) dengan memperhatikan informed consent dan informed of choice. esp me ange meaege [ rh | GAWAT JANIN DALAM PERSALINAN | ¢ fo~ No Dokumen | No. Revisi Halaman | | a SenKARTINI 070.04.18 : 3/3 | UNIT TERKAIT ~ Ruang bersalin |= Ruang Operasi | | |__-_ Perinatologi J

You might also like