You are on page 1of 20

2.2.

1 Fasilitasi Perencanaan Teknis Pemanfaatan dan Pengendalian Dana Desa


2.2.4.1 Pengertian Dana Desa
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa, pengertian Keuangan
Desa adalah semua hak dan kewajiban Desa yang dapat dinilai dengan uang serta segala sesuatu
berupa uang dan barang yang berhubungan dengan pelaksanaan hak dan kewajiban Desa. Hak
dan kewajiban Desa tersebut antara lain adalah pendapatan, belanja, pembiayaan dan pengelolaan
keuangan desa. Salah satu sumber pendapatan desa adalah Alokasi Dana Desa yang bersumber
dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, bagi hasil pajak dan retribusi daerah, dan dana
perimbangan Kabupaten/ Kota yang telah dikurangi Dana Alokasi Khusus. Alokasi dana desa
merupakan bagian dari pendapatan desa yang dimanfaatkan untuk pembiayaan dan belanja Desa
yang diprioritaskan untuk memenuhi kebutuhan kebutuhan pembangunan yang disepakati dalam
Musyawarah Desa dan sesuai dengan prioritas Pemerintah Daerah Kabupaten/ Kota, Pemerintah
Daerah Provinsi, dan Pemerintah Pusat.
Dalam Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi No. 7
Tahun 2021 Tentang Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2022 mendefinisikan dana desa
sebagai dana yang bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja negara yang diperuntukan
bagi Desa yang ditransfer melalui anggaran pendapatan dan belanja daerah Kabupaten/ Kota dan
digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan,
pembinaan kemasyarakatan dan pemberdayaan masyarakat. Pengertian lain dari dana desa adalah
anggaran yang menjadi hak satu Desa dan merupakan kewajiban bagi Pemerintah Pusat untuk
memberikannya kepada pihak Desa dengan cara mentransfernya secara langsung dari APBN
kepada APBD dan selajutnya masuk ke kas Desa.
Kewenangan dana desa diatur dan diurus oleh Pemerintah Desa (Pemdes) yang mampu
dan efektif atau muncul karena perkembangan desa dan perakarsa masyarakat desa. Pemdes
dipimpin oleh kepala desa dan dibantu perangkat desa yang bertanggung jawab langsung kepada
Kepala Desa. Prioritas penggunaan dana desa didasarkan pada:
1. Keadilan dengan mengutamakan hak atau kepentingan seluruh warga desa tanpa
membeda-bedakan;
2. Kebutuhan prioritas, dengan mendahulukan kepentingan desa yang lebih mendesak, lebih
dibutuhkan dan berhubungan langsung dengan kepentingan sebagian besar masyarakat
desa.
LAPORAN PENDAHULUAN
PENYUSUNAN DOKUMEN PERENCANAAN TEKNIS PEMBANGUNAN DESA DAN PERDESAAN

2.2.4.2 Sumber Dana Desa


Desa dalam fungsinya memiliki kewenangan untuk menjalankan pemerintahan secara
mandiri yang bertujuan untuk mempercepat pertumbuhan dan pembangunan. Menurut Undang-
Undang Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa, disebutkan bahwa Desa mempunyai sumber
pendapatan Desa yang terdiri atas pendapatan asli Desa, bagi hasil pajak daerah dan retribusi
daerah Kabupaten/Kota, bagian dari dana perimbangan keuangan pusat dan daerah yang diterima
oleh Kabupaten/Kota, alokasi anggaran dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, bantuan
keuangan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi dan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah Kabupaten/Kota, serta hibah dan sumbangan yang tidak mengikat dari pihak ketiga.
Bantuan keuangan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi dan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten/Kota kepada Desa diberikan sesuai dengan
kemampuan keuangan Pemerintah Daerah yang bersangkutan. Bantuan tersebut diarahkan untuk
percepatan Pembangunan Desa. Sumber pendapatan lain yang dapat diusahakan oleh Desa
berasal dari Badan Usaha Milik Desa, pengelolaan pasar Desa, pengelolaan kawasan wisata skala
Desa, pengelolaan tambang mineral bukan logam dan tambang batuan dengan tidak menggunakan
alat berat, serta sumber lainnya dan tidak untuk dijualbelikan. Untuk sumber dari Pendapatan Asli
Desa (PADes) terdiri dari beberapa sumber, antara lain:
1. Hasil usaha yang berasal dari hasil Bumdes dan pengolahan Tanah Kas Desa;
2. Hasil kepemilikan asset berupa Pasar Desa, Tempat Pemandian Umum, Irigasi, dll;
3. Swadaya masyarakat yang berasal dari peranan masyarakat desa dalam kegiatan gotong
royong berupa sumbangsih tenaga atau barang yang bisa dinilai dengan uang; dan
4. Pendapatan lain-lain asli desa berupa hasil pungutan desa.
Bagian dari dana perimbangan yang diterima Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota paling
sedikit 10% (sepuluh perseratus) setelah dikurangi Dana Alokasi Khusus yang selanjutnya disebut
Alokasi Dana Desa. Alokasi anggaran untuk Desa yang bersumber dari Belanja Pusat dilakukan
dengan mengefektifkan program yang berbasis Desa secara merata dan berkeadilan.

2.2.4.3 Tujuan dan Manfaat Dana Desa


Berdasarkan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, Dana Desa atau Alokasi
Dana Desa yang merupakan salah satu sumber pendapatan Desa secara umum memiliki tujuan
sebagai pemenuhan kebutuhan belanja desa baik kebutuhan primer, pelayanan dasar, lingkungan
dan kegiatan pemberdayaan Desa. Hal ini juga dipertegas melalui Peraturan Menteri Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 7 Tahun 2021 tentang Prioritas
Penggunaan Dana Desa Tahun 2022, dimana tujuan dari Dana Desa yaitu untuk membiyai

II-1
LAPORAN PENDAHULUAN
PENYUSUNAN DOKUMEN PERENCANAAN TEKNIS PEMBANGUNAN DESA DAN PERDESAAN

penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan, pembinaan kemasyarakatan, dan


pemberdayaan masyarakat.
Berdasarkan tujuan Dana Desa di atas akan memberikan implikasi baik secara langsung
maupun bertahap terhadap perkembangan Desa yang kemudian dapat disimpulkan sebagai
manfaat dari Dana Desa. Adapun manfaat dari adanya dana desa adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi Desa
Alokasi dana desa diharapkan dapat dikelola dengan sebaik-baiknya sesuai arahan dan
pedoman pengelolaan keuangan desa oleh Pemerintah Desa bersama masyarakat desa,
sehingga mampu menjadi stimulus bagi perkonomian masyarakat desa serta pengentasan
kemiskinan di Desa dengan pengembangan potensi unggulan desa, pengembangan usaha
produktif melalui BUMDesa, penguatan ketahanan pangan, dan melalui program
peningkatan ekonomi lainnya.
2. Meningkatkan pemerataan pembangunan Desa
Sejalan dengan peningkatan pertumbuhan ekonomi desa, manfaat dana desa adalah dalam
pemerataan pembangunan di desa yaitu pembangunan infrastruktur dan keswadyaan
masyarakat. Pembangunan infrastruktur dapat diwujudkan melalui pembangunan
aksesibilitas berupa jalan desa yang bermanfaat sebagai jembatan untuk distribusi hasil
produksi dan potensi unggulan Desa. Sedangkan pembangunan keswadyaan masyarakat
dapat berupa program pelatihan kemandirian ekonomi produktif sehingga masyarakat desa
mampu menjadi kreatif, inovatif, dan berdaya saing.
3. Memajukan Kualitas Sumber Daya Masyarakat Desa
Seiring berjalan dengan pembangunan keswadayaan masyarakat manfaat dana desa yang
lain adalah memajukan kualitas SDM Masyarakat Desa. Kualitas SDM yang dimaksud lebih
mengarah pada kemampuan manajerial masyarakat desa dan termasuk pemerintah desa,
dalam hal pengelolaan, pemanfaatan dan pengawasan keuangan dana desa. Dengan
adanya kewenangan yang dibebankan kepada Pemerintah Desa untuk mengelola dana
desa, maka secara tidak langsung seluruh aspek masyarakat akan ikut berperan serta,
mulai dari perencanaan anggaran, pembangunan padat karya, hingga instrumen
pengawasan melalui Badan Permusyawaratan Desa.

2.2.4.4 Prinsip Penggunaan Dana Desa


Sesuai Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Nomor
7 Tahun 2021 tentang Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2022, menyatakan bahwa dalam
pengunaan dana desa didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut :

II-2
LAPORAN PENDAHULUAN
PENYUSUNAN DOKUMEN PERENCANAAN TEKNIS PEMBANGUNAN DESA DAN PERDESAAN

1. Kemanusiaan adalah pengutamaan hak-hak dasar, harkat dan martabat manusia;


2. Keadilan adalah pengutamaan pemenuhan hak dan kepentingan seluruh warga Desa tanpa
membeda-bedakan;
3. Kebhinekaan adalah pengakuan dan penghormatan terhadap keanekaragaman budaya dan
kearifan lokal sebagai pembentuk kesalehan sosial berdasarkan nilai-nilai kemanusiaan
universal;
4. Keseimbangan alam adalah pengutamaan perawatan bumi yang lestari untuk keberlanjutan
kehidupan manusia; dan
5. Kebijakan strategis nasional berbasis kewenangan Desa sebagaimana tertuang didalam
Rencana Kerja Pemerintah tahun 2022 dengan tetap memperhatikan kewenangan Desa.

2.2.4.5 Pengelolaan Dana Desa


Pengertian keuangan desa menurut UU No. 6 Tahun 2014 tentang Desa adalah semua hak
dan kewajiban desa yang dapat dinilai dengan uang serta segala sesuatu tentang uang dan barang
yang berhubungan pelaksanaan hak dan kewajiban. Hak dan kewajiban tersebut menimbulkan
pendapatan, belanja, pembiayaan yang perlu diatur dalam pengelolaan keuangan desa yang baik.
Siklus pengelolaan keuangan desa meliputi: perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan
dan penanggungjawaban. Dengan periodisasi satu tahun anggaran, terhitung dari 1 Januari sampai
dengan 31 Desember.
Dalam rangka mewujudkan pengelolaan dana desa yang tertib, transparan akuntabel dan
berkualitas, Pemerintah dan Kabupaten/ Kota diberi kewenangan untuk dapat memberikan sanksi
berupa penundaan penyaluran dana desa dalam hal laporan penggunaan dana desa yang
terlambat/tidak disampaikan. Disamping itu, pemerintah dan kabupaten/kota juga dapat memberikan
sanksi berupa pengurangan dana desa, apabila penggunaan dana tersebut tidak sesuai dengan
prioritas penggunaan dana desa, pedoman umum, pedoman teknis kegiatan atau terjadi
penyimpanan uang dalam bentuk deposito lebih dari 2 (dua) bulan.
Ketentuan pengelolaan dana desa berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan No.
222/PMK.07/2020 Tentang Pengelolaan Dana Desa meliputi:
A. Penganggaran
Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan selaku PPA BUN Pengelolaan TKDD
menyusun Indikasi Kebutuhan Dana Desa dengan memperhatikan persentase dana desa yang
ditetapkan dalam ketentuan peraturan perundang-undangan, kinerja pelaksanaan dana desa
serta kemampuan keuangan Negara. Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan
menyampaikan indikasi kebutuhan dana desa kepada Direktorat Jenderal Anggaran paling

II-3
LAPORAN PENDAHULUAN
PENYUSUNAN DOKUMEN PERENCANAAN TEKNIS PEMBANGUNAN DESA DAN PERDESAAN

lambat pada bulan Maret. Penyusunan dan penyampaian indikasi kebutuhan dana desa
berpedoman pada Peraturan Menteri Keuangan mengenai tata cara perencanaan,
penelaahan, dan penetapan alokasi anggaran BA BUN, dan pengesahan DIPA BUN. Indikasi
kebutuhan dana desa nantinya akan digunakan sebagai dasar penganggaran dana desa dan
penyusunan arah kebijakan serta alokasi dana desa dalam nota keuangan dan rancangan
APBN.

B. Pengalokasian
Berdasarkan penganggaran dana desa yang sudah disusun, Direktorat Jenderal
Perimbangan Keuangan melakukan penghitungan rincian dana desa setiap daerah Kabupaten/
Kota. Rincian dana desa setiap daerah Kabupaten/ Kota dialokasikan secara merata dan
berkeadilan berdasarkan:
1. Alokasi Dasar
Pagu Alokasi Dasar dihitung sebesar 65% (enam puluh lima persen) dari anggaran dana
desa dibagi secara merata kepada setiap Desa berdasarkan klaster jumlah penduduk.
2. Alokasi Afirmasi
Pagu Alokasi Afirmasi dihitung sebesar 1% (satu persen) dari anggaran dana desa dibagi
secara proporsional kepada Desa Tertinggal dan Desa Sangat Tertinggal yang memiliki
jumlah penduduk miskin tinggi.
3. Alokasi Kinerja
Pagu Alokasi Kinerja dihitung sebesar 3% (tiga persen) dari anggaran dana desa dibagi
kepada Desa dengan kinerja terbaik. Desa dengan kinerja terbaik merupakan Desa yang
dipilih sebanyak 10% (sepuluh persen) dari jumlah Desa Nasional yang memiliki hasil
penilaian kinerja terbaik. Penilaian kinerja terbaik didasarkan pada indikator penailaian yakni
kriteria umum untuk Desa yang tidak menerima Alokasi Afirmasi dan beberapa variable
sebagai berikut:
a. Pengelolaan keuangan Desa dengan bobot 20% (dua puluh persen);
b. Pengelolaan Dana Desa dengan bobot 20% (dua puluh persen);
c. Capaian keluaran Dana Desa dengan bobot 25% (dua puluh lima persen); dan
d. Capaian hasil pembangunan Desa dengan bobot 35% (tiga puluh lima persen).
4. Alokasi Formula
Pagu Alokasi Formula dihitung sebesar 31% (tiga puluh satu persen) dari anggaran dana
desa dibagi berdasarkan indikator:
a. Jumlah penduduk dengan bobot 10% (sepuluh persen);

II-4
LAPORAN PENDAHULUAN
PENYUSUNAN DOKUMEN PERENCANAAN TEKNIS PEMBANGUNAN DESA DAN PERDESAAN

b. Angka kemiskinan desa dengan bobot 40% (empat puluh persen);


c. Luas wilayah desa dengan bobot 20% (dua puluh persen); dan
d. Tingkat kesulitan geografis dengan bobot 30% (tiga puluh persen).
Capaian keluaran dana desa persentase realisasi penyerapan dana desa dengan bobot
50% (lima puluh persen) dan persentase capaian keluaran dana desa dengan bobot 50% (lima
puluh persen).

C. Penyaluran
Dana Desa disalurkan dari RKUN ke RKD melalui RKUD. Pemotongan dana desa setiap
daerah Kabupaten/ Kota dan penyaluran dana hasil pemotongan dana desa ke RKD
dilaksanakan berdasarkan surat kuasa pemindahbukuan Dana Desa dari Bupati/ Wali Kota.
Penyaluran dana desa dilakukan dalam 3 (tiga) tahap:
Tahap I sebesar 40% (empat puluh persen) dari pagu dana desa setiap Desa, dengan
rincian 40% (empat puluh persen) dari pagu dana desa setiap Desa dikurangi kebutuhan dana
desa untuk BLT Desa bulan kesatu sampai dengan bulan kelima paling cepat bulan Januari
dan kebutuhan dana desa untuk BLT Desa bulan kesatu sampai dengan bulan kelima paling
cepat bulan Januari untuk bulan kesatu dan paling cepat masing-masing bulan berkenaan
untuk bulan kedua sampai dengan bulan kelima.
Tahap II sebesar 40% (empat puluh persen) dari pagu dana desa setiap Desa, dengan
rincian 40% (empat puluh persen) dari pagu Dana Desa setiap Desa dikurangi kebutuhan
Dana Desa untuk BLT Desa bulan keenam sampai dengan bulan kesepuluh paling cepat bulan
Maret dan kebutuhan dana desa untuk BLT Desa bulan keenam sampai dengan bulan
kesepuluh paling cepat bulan Juni untuk bulan keenam dan paling cepat masing-masing bulan
berkenaan untuk bulan ketujuh sampai dengan bulan kesepuluh.
Tahap III sebesar 20% (dua puluh persen) dari pagu dana desa setiap Desa, dengan rincian
20% (dua puluh persen) dari pagu dana desa setiap Desa dikurangi kebutuhan dana desa
untuk BLT Desa bulan kesebelas sampai dengan bulan kedua belas paling cepat bulan Juni.
Kkebutuhan Dana Desa untuk BLT Desa bulan kesebelas sampai dengan bulan kedua belas
paling cepat bulan November untuk bulan kesebelas dan paling cepat akhir bulan November
bulan kedua belas.

D. Penatausahaan, Pertanggungjawaban dan Pelaporan.


Pemerintah Daerah menganggarkan dana desa dalam APBD berdasarkan Peraturan
Presiden mengenai rincian APBN. Dalam rangka penatausahaan, pertanggungjawaban, dan

II-5
LAPORAN PENDAHULUAN
PENYUSUNAN DOKUMEN PERENCANAAN TEKNIS PEMBANGUNAN DESA DAN PERDESAAN

pelaporan dana desa, Pemerintah Daerah melakukan pencatatan pendapatan dan belanja atas
dana desa. Pencatatan pendapatan dana desa didasarkan pada daftar rincian SP2D
penyaluran dana desa dari aplikasi Online Monitoring Sistem Perbendaharaan dan Anggaran
Negara (OM SPAN).
Pencatatan belanja dana desa dengan SP2D pengesahan yang diterbitkah oleh Pemerintah
Daerah berdasarkan daftar rincian SP2D adalah dari hasil pemotongan dana desa
berdasarkan aplikasi Online Monitoring Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara (OM
SPAN).

E. Penggunaan
Dana desa diprioritaskan penggunaannya untuk pemulihan ekonomi dan pengembangan
sektor prioritas di Desa. Pemulihan ekonomi berupa jaring pengaman sosial, padat karya tunai,
pemberdayaan usaha mikro kecil dan menengah, sektor usaha pertanian, dan pengembangan
potensi Desa melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMD). Pengembangan sektor prioritas berupa
pengembangan desa digital, desa wisata, usaha budi daya pertanian, peternakan, perikanan,
ketahanan pangan dan hewani, dan perbaikan fasilitas kesehatan. Jaring pengaman sosial
berupa BLT Desa menjadi prioritas utama dalam penggunaan dana desa. Prioritas
penggunaan dana desa termasuk kegiatan dalam rangka menanggulangi dampak pandemi
Corona Virus Disease 2019 (COVID-19). Penggunaan dana desa berpedoman pada Peraturan
Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi mengenai prioritas
penggunaan Dana Desa.

F. Pemantauan dan Evaluasi


Kementerian Keuangan dan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi melakukan pemantauan atas capaian keluaran dana desa secara sendiri-sendiri
atau bersama-sama. Pemantauan oleh Kementerian Keuangan dilaksanakan oleh Direktorat
Jenderal Perimbangan Keuangan, Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan,
dan/atau KPPN, terhadap penerbitan peraturan bupati/wali kota mengenai tata cara pembagian
dan penetapan rincian dana desa setiap Desa, penyaluran dana desa, laporan realisasi
penyerapan dan capaian keluaran dana desa, penyampaian laporan konvergensi pencegahan
stunting tingkat Desa serta sisa dana desa di RKD.

G. Sanksi

II-6
LAPORAN PENDAHULUAN
PENYUSUNAN DOKUMEN PERENCANAAN TEKNIS PEMBANGUNAN DESA DAN PERDESAAN

Menteri Keuangan c.q. Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan dapat melakukan


penghentian penyaluran dana desa tahun anggaran berjalan dan/atau tahun anggaran
berikutnya, dalam hal terdapat permasalahan Desa, seperti adanya Kepala Desa yang
melakukan penyalahgunaan dana desa dan ditetapkan sebagai tersangka atau Desa
mengalami permasalahan administrasi dan/ atau ketidakjelasan status hukum.
Ketentuan lain pengalokasian dari dana desa diantaranya:
1. Dana desa setiap kabupaten/kota dialokasikan berdasarkan perkalian antara jumlah desa
disetiap Kabupaten/ Kota dan rata-rata dana desa setiap Provinsi;
2. Rata-rata dana desa setiap provinsi dialokasikan berdasarkan jumlah desa dalam Provinsi
yang bersangkutan serta jumlah penduduk kabupaten/kota, luas wilayah, angka
kemiskinan, dan tingkat kesulitan geografis Kabupaten/ Kota;
3. Jumlah penduduk, luas wilayah, dan angka kemiskinan dihitung dengan bobot: 30% untuk
jumlah penduduk, 20% untuk luas wilayah, dan 50% untuk angka kemiskinan.
Tata cara pembagian dan penetapan besaran dana desa setiap Desa ditetapkan dengan
peraturan Bupati/ Walikota yang disampaikan kepada Menteri dengan tembusan Gubernur.
Keuangan desa harus dikelola dengan praktik-praktik pemerintahan yang baik. Asas-asas
pengelolaan keuangan desa sebagaimana tertuang dalam Permendagri No. 20 Tahun 2018
yaitu:
1. Transparan yaitu perinsip keterbukaan yang memungkinkan masyarakat untuk mengetahui
dan mendapat akses informasi seluas-luasnya tentang keuangan desa. Asas yang
membuka diri terhadap hak masyarakat untuk memperoleh informasi yang benar, jujur, dan
tidak diskriminatif tentang penyelenggaraan pemerintah desa dengan tetap memperhatikan
ketentuan peraturan perundang-undangan;
2. Akuntabel yaitu perwujudan kewajiban untuk mempertanggungjawabkan pengelolaan dan
pengedalian sumber daya dan pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan dalam rangka
pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Asas akuntabel yang menentukan bahwa setiap
kegiatan dan hasil akhir kegiatan penyelenggaraan pemerintah desa harus dapat
dipertanggungjawabkan kepada masyarakat desa sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
3. Partisipatif yaitu penyelenggaraan pemerintahan desa yang mengikut sertakan
kelembagaan desa dan unsur masyarakat desa;
4. Tertib dan disiplin anggaran yaitu pengelolaan keuangan desa harus mengacu pada aturan
atau pedoman yang melandasinya.

II-7
LAPORAN PENDAHULUAN
PENYUSUNAN DOKUMEN PERENCANAAN TEKNIS PEMBANGUNAN DESA DAN PERDESAAN

Menurut Permendagri nomor 73 Tahun 2020 Tentang Pengawasan Pengelolahan


Keuangan Desa yang mengatur mengenai pengawasan pengelolahan keuangan desa
dilaksanakan melalui tahapan-tahapan sebagai berikut:
A. Tahap Perencanaan
Perencanaan pengawasan pengelolaan keuangan desa dikoordinasikan oleh Aparat
Pengawas Internal Pemerintah yang selanjutnya disingkat menjadi APIP sesuai dengan fokus,
sasaran dan jadwal pelaksanaannya. APIP melaksanakan Pengawasan Pengelolaan
Keuangan Desa berdasarkan fokus dan sasaran melalui penetapan tim dengan
memperhatikan kompetensi teknis, pengumpulan informasi umum dan pemahaman obyek,
penentuan skala prioritas untuk mengidentifikasi dan memetakan area yang berisiko tinggi
terhadap penyimpangan serta penyusunan program kerja untuk merancang uraian langkah
pengawasan.
B. Tahap Pelaksanaan
Pelaksanaan Pengawasan Pengelolaan Keuangan Desa dilakukan sesuai dengan langkah
kerja yang telah ditentukan sesuai dengan program kerja dan dapat disesuaikan dengan
kebutuhan. Langkah kerja yang dilakukan menggunakan metode seperti telaah dokumen,
wawancara, analisis data, kuesioner, surveu, inspeksi, observasi dan metode lainnya. Hasil
pelaksanaan Pengawasan Pengelolaan Keuangan Desa dituangkan dalam dokumen kertas
kerja pengawasan pengelolaan keuangan desa.
C. Tahap Pelaporan
Laporan hasil pengawasan memuat temuan dalam pengelolaan keuangan desa dan
rekomendasi atas perbaikan untuk dapat ditindaklanjuti oleh Pemerintah Desa dan/atau
Pemerintah Daerah. Laporan hasil pengawasan pengelolaan keuangan desa terkait dengan
sumber pendapatan yang berasal dari anggaran pendapatan belanja negara, laporan
disampaikan kepada Kepala Daerah dan/atau Kepala Desa dengan tembusan kepada
Inspektur Jenderal Kementerian, Kepala Badan Pengawasan Keuangan Pembangunan,
Inspektur Jenderal Kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di Bidang
Keuangan serta Inspektur Jenderal Kementerian yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di Bidang Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, Dan Transmigrasi.
D. Tindak Lanjut Hasil Pengawasan
Hasil Pengawasan Pengelolaan Keuangan Desa wajib ditindaklanjuti oleh Gubernur, Wakil
Gubernur, Bupati, Wakil Bupati, Wali Kota, Wakil Wali Kota, Kepala Perangkat Daerah terkait,
Kepala Desa dan/atau pihak yang disebutkan dalam laporan hasil Pengawasan Pengelolaan
Keuangan Desa paling lama 60 (enam puluh) hari kalender sejak laporan hasil Pengawasan

II-8
LAPORAN PENDAHULUAN
PENYUSUNAN DOKUMEN PERENCANAAN TEKNIS PEMBANGUNAN DESA DAN PERDESAAN

Pengelolaan Keuangan Desa diterima. Selanjutnya Pimpinan APIP Kementerian dan pimpinan
APIP daerah sesuai kewenangan masing-masing melakukan penelaahan atas tindak lanjut
laporan hasil pengawasan.
Masyarakat desa juga dapat melakukan pengawasan melalui pemantauan terhadap
pengelolaan keuangan desa dan merupakan bentuk patisipasi masyarakat. Dalam
melaksanakan pengawasan, masyarakat Desa berhak meminta dan mendapatkan informasi
dari Pemerintah Desa. Informasi tersebut meliputi informasi APB Desa, pelaksana kegiatan
anggaran dan tim yang melaksanakan kegiatan, realisasi APB Desa, realisasi kegiatan,
kegiatan yang belum selesai dan/atau tidak terlaksana serta sisa anggaran. Pemantauan oleh
masyarakat dilakukan melalui partisipasi dalam musyawarah Desa untuk menanggapi laporan
terkait Pengelolaan Keuangan Desa, penyampaian aspirasi terkait Pengelolaan Keuangan
Desa serta penyampaian pengaduan masyarakat terkait dengan Pengelolaan Keuangan Desa.

2.2.4.6 Prioritas Penggunaan Dana Desa


Undang-Undang Desa memandatkan bahwa tujuan pembangunan desa adalah
meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa dan kualitas hidup manusia serta
penanggulangan kemiskinan melalui pemenuhan kebutuhan dasar, pembangunan sarana dan
prasarana desa, pengembangan potensi ekonomi lokal, serta pemanfaatan sumber daya alam
dan lingkungan secara berkelanjutan. Yang dimaksud dengan berkelanjutan adalah
pembangunan desa untuk pemenuhan kebutuhan saat ini dilakukan tanpa mengorbankan
pemenuhan kebutuhan generasi desa di masa depan.
Untuk mengoperasionalkan tujuan pembangunan desa yang dimandatkan oleh Undang-
Undang Desa, maka penggunaan dana desa diprioritaskan untuk mewujudkan 8 (delapan)
tipologi desa dan 18 (delapan belas) tujuan SDGs desa sebagai berikut :
1. Desa tanpa kemiskinan dan kelaparan
SDGs Desa 1: Desa tanpa kemiskinan; dan
SDGs Desa 2: Desa tanpa kelaparan.
2. Desa ekonomi tumbuh merata
SDGs Desa 8: pertumbuhan ekonomi Desa merata;
SDGs Desa 9: infrastruktur dan inovasi Desa sesuai kebutuhan;
SDGs Desa 10: desa tanpa kesenjangan; dan
SDGs Desa 12: konsumsi dan produksi Desa sadar lingkungan.
3. Desa peduli kesehatan
SDGs Desa 3: Desa sehat dan sejahtera;

II-9
LAPORAN PENDAHULUAN
PENYUSUNAN DOKUMEN PERENCANAAN TEKNIS PEMBANGUNAN DESA DAN PERDESAAN

SDGs Desa 6: Desa layak air bersih dan sanitasi; dan


SDGs Desa 11: kawasan permukiman Desa aman dan nyaman.
4. Desa peduli lingkungan
SDGs Desa 7: Desa berenergi bersih dan terbarukan;
SDGs Desa 13: Desa tanggap perubahan iklim;
SDGs Desa 14: Desa peduli lingkungan laut; dan
SDGs Desa 15: Desa peduli lingkungan darat.
5. Desa peduli pendidikan
SDGs Desa 4: pendidikan Desa berkualitas.
6. Desa ramah perempuan
SDGs Desa 5 : keterlibatan perempuan Desa.
7. Desa berjejaring
SDGs Desa 17: kemitraan untuk pembangunan Desa.
8. Desa tanggap budaya
SDGs Desa 16: Desa damai berkeadilan; dan
SDGs Desa 18: kelembagaan desa dinamis dan budaya desa adaptif.

Upaya pencapaian SDGs Desa dalam situasi dan kondisi Pandemi COVID-19 tidak mudah,
karena itu penggunaan Dana Desa 2022 diprioritaskan untuk membiayai kegiatan yang
mendukung pencapaian SDGs Desa yang berkaitan dengan kegiatan pemulihan ekonomi
nasional, program prioritas nasional, dan mitigasi dan penanganan bencana alam dan non
alam. Berikut ini beberapa prioritas penggunaan dana desa berdasarkan apa yang diatur
dalam Peraturan Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi No. 7 Tahun 2021 Tentang Prioritas
Penggunaan Dana Desa Tahun 2022, antara lain:

A. Pemulihan Ekonomi Nasional sesuai Kewenangan Desa


Prioritas penggunaan dana desa untuk pemulihan ekonomi nasional sesuai kewenangan
desa meliputi:
1) Penanggulangan kemiskinan, untuk mewujudkan Desa tanpa kemiskinan, melalui :
a. penurunan beban pengeluaran antara lain pemberian bantuan sosial berupa Bantuan
Langsung Tunai (BLT), pemberian jaminan sosial masyarakat miskin, usia lanjut,
difabel.

II-10
LAPORAN PENDAHULUAN
PENYUSUNAN DOKUMEN PERENCANAAN TEKNIS PEMBANGUNAN DESA DAN PERDESAAN

b. peningkatan pendapatan antara lain pemberdayaan Usaha Mikro Kecil dan


Menengah (UMKM), pengembangan ekonomi lokal, penyediaan akses
pekerjaan/Padat Karya Tunai Desa.
c. meminimalkan wilayah kantong kemiskinan dengan meningkatkan/mendekatkan
akses layanan dasar yang sesuai kewenangan Desa antara lain membangun/
mengembangkan Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu), Pos Kesehatan Desa
(Poskesdes), Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), meningkatkan konektivitas antar
wilayah Desa antara lain membangun jalan Desa, jalan usaha tani, jembatan sesuai
kewenangan Desa.
2) Pembentukan, pengembangan, dan peningkatan kapasitas pengelolaan badan usaha
milik Desa/ badan usaha milik Desa bersama untuk mewujudkan ekonomi Desa tumbuh
merata, mencakup:
a. pendirian badan usaha milik Desa dan/atau badan usaha milik Desa bersama;
b. penyertaan modal badan usaha milik Desa dan/atau badan usaha milik Desa
bersama;
c. penguatan permodalan badan usaha milik Desa dan/atau badan usaha milik Desa
bersama; dan
d. pengembangan usaha badan usaha milik Desa dan/atau badan usaha milik Desa
bersama yang difokuskan kepada pembentukan dan pengembangan produk
unggulan Desa dan/atau produk unggulan kawasan perdesaan, antara lain:
1. pengelolaan hutan Desa;
2. pengelolaan hutan adat;
3. pengelolaan air minum;
4. pengelolaan pariwisata Desa;
5. pengolahan ikan (pengasapan, penggaraman, dan perebusan);
6. pengelolaan wisata hutan mangrove (tracking, jelajah mangrove
7. dan wisata edukasi);
8. pelatihan sentra pembenihan mangrove dan vegetasi pantai;
9. pelatihan pembenihan ikan;
10. pelatihan usaha pemasaran dan distribusi produk perikanan;
11. dan
12. Pengelolaan sampah.
e. kegiatan lainnya untuk mewujudkan pembentukan, pengembangan, dan peningkatan
kapasitas pengelolaan badan usaha milik Desa dan/atau badan usaha milik Desa

II-11
LAPORAN PENDAHULUAN
PENYUSUNAN DOKUMEN PERENCANAAN TEKNIS PEMBANGUNAN DESA DAN PERDESAAN

bersama yang sesuai dengan kewenangan Desa dan diputuskan dalam Musyawarah
Desa.
3) Pembangunan dan pengembangan usaha ekonomi produktif :
a. bidang pertanian, perkebunan, peternakan dan/atau perikanan yang difokuskan pada
pembentukan dan pengembangan produk unggulan Desa dan/atau perdesaan;
b. bidang jasa serta usaha industri kecil dan/atau industri rumahan yang difokuskan
kepada pembentukan dan pengembangan produk unggulan Desa dan/atau
perdesaan;
c. bidang sarana/prasarana pemasaran produk unggulan Desa dan/atau perdesaan;
d. pemanfaatan potensi wilayah hutan dan optimalisasi perhutanan sosial;
e. pemanfaatan teknologi tepat guna yang ramah lingkungan dan berkelanjutan; dan
f. kegiatan lainnya untuk mewujudkan pengembangan usaha ekonomi produktif ramah
lingkungan yang sesuai dengan kewenangan Desa dan diputuskan dalam
Musyawarah Desa.

B. Program Prioritas Nasional sesuai Kewenangan Desa


Prioritas Penggunaan Dana Desa untuk program prioritas nasional sesuai kewenangan
Desa meliputi:
1) Pendataan Desa;
2) Pemetaan potensi dan sumber daya pembangunan Desa;
3) Pemetaan potensi dan sumber daya pembangunan Desa;
4) Pengembangan Desa wisata;
5) Penguatan ketahanan pangan;
6) Penguatan ketahanan pangan; dan
7) Pengembangan Desa inklusif.

C. Mitigasi dan penanganan bencana alam dan nonalam sesuai dengan kewenangan Desa
Prioritas Penggunaan Dana Desa dapat digunakan untuk mitigasi dan penanganan
bencana alam dan nonalam meliputi:
1) Mitigasi dan penanganan bencana alam
Pengadaan, pembangunan, pengembangan dan pemeliharaan sarana prasarana
sarana prasarana penanggulangan bencana alam dan/atau kejadian luar biasa lainnya
sesuai dengan kewenangan Desa yang antara lain :
a. pembuatan peta potensi rawan bencana di Desa;

II-12
LAPORAN PENDAHULUAN
PENYUSUNAN DOKUMEN PERENCANAAN TEKNIS PEMBANGUNAN DESA DAN PERDESAAN

b. Alat Pemadam Api Ringan (APAR) di Desa


c. P3K untuk bencana;
d. pembangunan jalan evakuasi;
e. penyediaan penunjuk jalur evakuasi;
f. kegiatan tanggap darurat bencana alam;
g. penyediaan tempat pengungsian;
h. pembersihan lingkungan perumahan yang terkena bencana alam;
i. rehabilitasi dan rekonstruksi lingkungan perumahan yang terkena bencana alam;
dan
j. sarana prasarana untuk penanggulangan bencana yang lainnya sesuai dengan
kewenangan Desa dan diputuskan dalam musyawarah Desa
2) Mitigasi dan penanganan bencana non alam
a. Desa Aman COVID
1. Penggunaan Dana Desa untuk mendukung aksi Desa Aman COVID-19 antara
lain :
a) membentuk Pos Jaga Desa atau memberdayakan Pos Jaga Desa yang telah
ada;
b) sosialisasi dan edukasi adaptasi kebiasaan baru dan penerapan secara ketat
protokol kesehatan;
c) pembelian masker, vitamin dan obat sesuai arahan Satgas COVID-19
Kabupaten/ Kota bagi warga kurang mampu, serta kebutuhan lainnya yang
diputuskan dalam musyawarah Desa khusus/ musyawarah Desa insidental;
d) menyiapkan tempat cuci tangan dan/atau cairan pembersih tangan (hand
sanitizer);
e) melakukan penyemprotan cairan disinfektan sesuai keperluan;
f) menyiapkan dan/atau merawat ruang isolasi Desa agar sewaktu-waktu siap
digunakan ketika dibutuhkan;
g) memfasilitasi kebutuhan logistik warga kurang mampu yang sedang
melaksanakan isolasi mandiri di rumah dan/atau ruang isolasi Desa;
h) melakukan monitoring dan evaluasi secara rutin dan melaporkannya kepada
Satuan Tugas Penanganan COVID- 19 Daerah; dan
i) Mendukung operasional tugas Relawan Desa Aman COVID19.
2. Relawan Desa Aman COVID-19
Relawan Desa aman COVID-19 dengan struktur sebagai berikut:

II-13
LAPORAN PENDAHULUAN
PENYUSUNAN DOKUMEN PERENCANAAN TEKNIS PEMBANGUNAN DESA DAN PERDESAAN

a) ketua: kepala Desa


b) wakil: ketua badan permusyawaratan Desa
c) anggota:
• perangkat Desa;
• anggota Badan Permusyawaratan Desa (BPD)
• kepala dusun atau yang setara;
• ketua rukun warga;
• ketua rukun tetangga;
• pendamping lokal Desa;
• pendamping Program Keluarga Harapan (PKH);
• pendamping Desa sehat;
• pendamping lainya yang berdomisili di Desa;
• bidan Desa;
• tokoh agama;
• tokoh adat;
• tokoh masyarakat;
• karang taruna;
• Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK); dan
• Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa (KPMD).
3. Mitra:
a) bhayangkara pembina keamanan dan ketertiban masyarakat
(Babinkamtibmas);
b) bintara pembina Desa (Babinsa); dan
c) pendamping Desa.
4. Tugas relawan Desa aman COVID-19:
a) melakukan edukasi dan sosialisasi tentang adaptasi kebiasaan baru di Desa
untuk berdisiplin menjalankan protokol kesehatan yaitu: memakai masker,
menjaga jarak, mencuci tangan, membatasi mobilitas atau pergerakan
penduduk dan menghindari kerumunan;
b) mendata penduduk rentan sakit, seperti orang tua, balita, serta orang yang
memiliki penyakit menahun, penyakit tetap, dan penyakit kronis lainnya, serta
mendata keluarga yang berhak mendapat manfaat atas berbagai kebijakan
terkait jaring pengamanan sosial dari Pemerintah Pusat maupun daerah, baik
yang telah maupun yang belum menerima; dan

II-14
LAPORAN PENDAHULUAN
PENYUSUNAN DOKUMEN PERENCANAAN TEKNIS PEMBANGUNAN DESA DAN PERDESAAN

c) melakukan penyemprotan disinfektan jika diperlukan, menyediakan tempat


cuci tangan dan/atau cairan pembersih tangan (hand sanitizer) di tempat
umum.
d) menyiapkan dan/atau merawat ruang isolasi Desa agar sewaktu-waktu siap
digunakan ketika dibutuhkan
e) menyediakan alat kesehatan untuk deteksi dini, perlindungan, serta
pencegahanpenyebaran wabah dan penularan Corona Virus Disease
(COVID-19);
f) memfasilitasi kebutuhan logistik bagi warga kurang mampu yang sedang
melaksanakan isolasi mandiri di rumah dan/atau ruang isolasi Desa; dan
g) menyediakan informasi penting terkait dengan penanganan COVID-19
seperti nomor telepon rumah sakit rujukan, nomor telepon ambulan, dan lain-
lain;
3) Bencana non alam lainnya sesuai dengan kewenangan Desa dan diputuskan melalui
musyawarah Desa.

2.2.4.7 Penetapan Prioritas Penggunaan Dana Desa


A. Kewenangan Desa
1. Prioritas Penggunaan Dana Desa dilakukan berdasarkan peraturan Desa mengatur
mengenai Kewenangan Desa Berdasarkan Hak Asal Usul dan Kewenangan Lokal
Berskala Desa;
2. Apabila Desa tidak memiliki peraturan Desa mengatur mengenai Kewenangan Desa
Berdasarkan Hak Asal-Usul dan Kewenangan Lokal Berskala Desa, maka dasar
penentuan Prioritas Penggunaan Dana Desa adalah peraturan bupati/wali kota
tentang daftar Kewenangan Desa Berdasarkan Hak Asal-Usul dan Kewenangan
Lokal Berskala Desa sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
3. Apabila tidak memiliki peraturan bupati/wali kota Kewenangan Desa Berdasarkan Hak
Asal-Usul dan Kewenangan Lokal Berskala Desa, maka Desa tetap dapat
menentukan Prioritas Penggunaan Dana Desa sesuai dengan ketentuan Peraturan
Menteri ini.

B. Swakelola
1. Program dan/atau kegiatan yang dibiayai dengan Dana Desa harus dilaksanakan
secara swakelola oleh Desa sesuai ketentuan Peraturan Menteri Desa Pembangunan

II-15
LAPORAN PENDAHULUAN
PENYUSUNAN DOKUMEN PERENCANAAN TEKNIS PEMBANGUNAN DESA DAN PERDESAAN

Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Nomor 21 Tahun 2020 tentang Pedoman Umum
Pembangunan Desa dan Pemberdayaan Masyarakat Desa.;
2. Desa dalam melaksanakan swakelola penggunaan dana desa dapat melakukan
pengadaan barang dan jasa sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan
tentang pengadaan barang dan jasa di desa;
3. Kegiatan pengembangan kapasitas masyarakat Desa yang didanai Dana Desa
dilaksanakan secara swakelola oleh Desa atau badan kerjasama antar-Desa,
dilaksanakan di Desa dan dilarang dikerjakan oleh penyedia barang/jasa.

C. Padat Karya Tunai Desa


1. Penggunaan dana desa diutamakan untuk dilaksanakan dengan pola Padat Karya
Tunai Desa (PKTD);
2. Pekerja diprioritaskan bagi penganggur, setengah penganggur, Perempuan Kepala
keluarga (PEKKA), anggota keluarga miskin, serta anggota masyarakat marginal
lainnya;
3. Besaran anggaran upah kerja paling sedikit 50% (lima puluh persen) dari total biaya
per kegiatan yang dilakukan menggunakan pola PKTD;
4. Pembayaran upah kerja diberikan setiap hari;
5. Pelaksanaan kegiatan Padat Karya Tunai Desa (PKTD) dikelola dengan menerapkan
protokol kesehatan untuk menjaga para pekerja dari COVID-19, meliputi:
menggunakan masker, menerapkan jarak aman antara satu pekerja dengan pekerja
lainnya minimum 2 (dua) meter, dan warga Desa yang sakit dilarang ikut bekerja di
PKTD; dan
6. Jenis kegiatan Padat Karya Tunai Desa (PKTD) meliputi antara lain:
a. Pertanian dan Perkebunan untuk Ketahanan Pangan;
b. Wisata Desa;
c. Perdagangan Logistik Pangan;
d. Perikanan;
e. Peternakan;
f. Industri Pengolahan dan Pergudangan untuk Pangan.

D. Penentuan Prioritas Penggunaan Dana Desa


Penentuan Prioritas Penggunaan Dana Desa dilakukan melalui penilaian terhadap daftar
program/kegiatan pembangunan Desa untuk difokuskan pada upaya pemulihan ekonomi

II-16
LAPORAN PENDAHULUAN
PENYUSUNAN DOKUMEN PERENCANAAN TEKNIS PEMBANGUNAN DESA DAN PERDESAAN

nasional, program prioritas nasional, dan adaptasi kebiasaan baru Desa yang
mendukung SDGs Desa. Hal-hal yang diperhatikan dalam penentuan Prioritas
Penggunaan Dana Desa adalah sebagai berikut:
1. Berdasarkan permasalahan dan potensi penyelesaian masalah yang ada di Desa
dipilih program/kegiatan yang paling dibutuhkan masyarakat Desa dan yang paling
besar kemanfaatannya untuk masyarakat Desa, sehingga Dana Desa dilarang untuk
dibagi rata;
2. Program dan/atau kegiatan yang direncanakan harus lebih banyak melibatkan
masyarakat Desa khususnya Padat Karya Tunai Desa (PKTD);
3. Program dan/atau kegiatan yang direncanakan harus dilaksanakan secara swakelola
dengan menggunakan sumberdaya yang ada di Desa;
4. Program dan/atau kegiatan yang direncanakan harus dipastikan adanya
keberlanjutan manfaat bagi generasi mendatang; dan
5. Program dan/atau kegiatan yang direncanakan harus dikelola secara partisipatif,
transparan dan akuntabel.
Penetapan Prioritas Penggunaan Dana Desa harus merujuk kepada data masalah dan
potensi Desa sebagaimana hasil pemutakhiran data berbasis SDGs Desa yang sudah
dimasukkan ke dalam Sistem Informasi Desa (SID). Dalam hal SID belum bisa
dimanfaatkan secara optimal karena dalam proses transisi, maka dapat menggunakan
data IDM yang dimiliki oleh Desa.

E. Pengembangan Kegiatan di Luar Prioritas Penggunaan Dana Desa


Penggunaan Dana Desa Tahun 2022 diprioritaskan untuk menjalankan ketentuan
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2020 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah
Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2020 tentang Kebijakan Keuangan Negara
dan Stabilitasi Sistem Keuangan untuk Penanganan Pandemi Corona Virus Disease
2019 (COVID-19) dan/ atau dalam rangka menghadapi ancaman yang membahayakan
Perekonomian Nasional dan/ atau Stabilitas Sistem Keuangan menjadi Undang-Undang,
maka pembangunan kantor kepala Desa, balai Desa dan/ atau tempat ibadah tidak
diperbolehkan.

F. Tahapan Perencanaan Penggunaan Dana Desa


1. Keterbukaan informasi pembangunan Desa

II-17
LAPORAN PENDAHULUAN
PENYUSUNAN DOKUMEN PERENCANAAN TEKNIS PEMBANGUNAN DESA DAN PERDESAAN

Desa menginformasikan secara terbuka kepada masyarakat Desa hal-hal sebagai


berikut:
a. Data Desa serta peta potensi dan sumber daya pembangunan desa;
b. Dokumen RPJM Desa;
c. Program/proyek masuk desa;
d. Besaran anggaran desa dan sumber pembiayaan pembangunan desa; dan
e. Kebijakan Prioritas Penggunaan Dana Desa untuk pemulihan ekonomi nasional,
program prioritas nasional, dan mitigasi dan penanganan bencana alam dan
nonalam yang mendukung SDGs Desa.
2. Musyawarah dusun/ kelompok
a. Warga desa mendiskusikan rencana prioritas penggunaan dana desa berdasarkan
data dan informasi yang diberikan oleh desa melalui berbagai forum diskusi;
b. Tim penyusunan RPJM Desa atau tim penyusunan RKP Desa menyelenggarakan
musyawarah dusun/kelompok untuk mendiskusikan rencana prioritas penggunaan
dana;
c. Masyarakat desa merumuskan usulan program dan kegiatan yang diprioritaskan
untuk didanai dengan dana desa; dan
d. Hasil musyawarah dusun/kelompok menjadi usulan warga dalam musyawarah
desa.
3. Musyawarah Desa
Penetapan Prioritas Penggunaan Dana Desa dibahas dan disepakati dalam
Musyawarah Desa. Masyarakat Desa wajib mengawal usulan Prioritas Penggunaan
Dana Desa agar dibahas dan disepakati dalam Musyawarah Desa. Berita acara
Musyawarah Desa menjadi pedoman dalam penyusunan dokumen RPJMDesa, RKP
Desa, dan APB Desa.

II-18
LAPORAN PENDAHULUAN
PENYUSUNAN DOKUMEN PERENCANAAN TEKNIS PEMBANGUNAN DESA DAN PERDESAAN

Gambar 2. 1 Skema Tinjauan Kebijakan terkait Teknis Pemanfaatan dan Pengendalian Dana Desa

II-19

You might also like