You are on page 1of 8

MAKALAH REKAYASA LALU LINTAS

TEKNIK LALULINTAS

TERHADAP PENGELOLAAN LINGKUNGAN

Disusun oleh :

1. M.Ainun Qolbi (191230000370)


2. M. Nifal Risqi (

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


SEMESTER 3
UNIVERSITAS ISLAM NAHDLATUL ULAMA
JEPARA
TEKNIK LALULINTAS

Pengertian Teknik Lalulintas


Adalah cabang ilmu teknik sipil yang memanfaatkan ilmu teknik untuk keamanan
dan efisiensi pergerakan dan transportasi barang dan benda di jalan raya. Fokus utama
adalah keamanan dan fisiensi debit lalu lintas, geometri jalan, trotoar, penyebrangan, jalur
sepeda, lampu lalu lintas, dan sebagainya. Teknik lalu lintas berhubungan dengan bagian
fungsional dari sistem transportasi.

Tipikal proyek teknik lalu lintas terkait dengan desain alat kendali lalu lintas dan
modifikasinya sesuai dengan kebutuhan lalu lintas terkini. Teknik lalu lintas juga terkait
dengan investigasi jalan yang menjadi lokasi kecelakaan lalu lintas berkali-kali.
Pengaturan debit lalu lintas, seperti pengubahan jalur, sementara maupun permanen, juga
dilakukan di dalam teknik lalu lintas dengan berbagai pertimbangan seperti adanya
konstruksi atau terkait dengan rencana pengembangan daerah pemukiman atau komersial
baru. Pengaturan lalu lintas secara otomatis banyak membutuhkan ilmu dari bidang
keteknikan lain seperti teknik komputer dan teknik listrik.

Di dalam memecahkan permasalahan lalu lintas, para pakar teknik lalu lintas perlu
mengenali permasalahan yang terjadi dengan mengumpulkan informasi geometrik jalan,
besarnya arus lalu lintas, kecepatan lalu lintas, hambatan/tundaan lalu lintas,
data kecelakaan lalu lintas. Seluruh data yang dikumpulkan selanjutnya dianalisis untuk
kemudian direncanakan usulan perbaikan geometrik, pembangunan fasilitas pengaman
jalan, pemasangan rambu lalu lintas, marka jalan atau melakukan pembatasan gerakan lalu
lintas tertentu.

Perbaikan geometrik dapat berupa pelebaran jalan, perubahan radius tikung,


pembangunan pulau-pulau lalu lintas, mengurangi tanjakan, membangun jalur rangkak
pada tanjakan yang tinggi, memberikan prioritas bagi angkutan umum seperti Busway dan
berbagai langkah lainnya.

Perbaikan fasilitas transportasi secara periodik pernah menjadi perhatian utama


dari teknik sipil dalam menjaga lalu lintas, namun kini dengan
penggunaan sensor dan program komputer yang mengukur debit lalu lintas (jumlah
maupun massa kendaraan), usia pakai fasilitas transportasi bisa ditentukan sehingga
perawatan bisa dilakukan tepat waktu.

Fungsi dan Peranan Teknik Lalu Lintas


Suatu kenyataan yang sangat jelas, bahwa perhatian yang nyata sarjana teknik lalu
lintas adalah gerakan orang dan barang, dan gerakan kendaraan hanyalah cara untuk
mengerjakannya.
Ini berguna dalam menilai bagaimana orang melakukan gerakan dengan bermacam
kendaraan dan perbedaan tipe fasilitas. Fasilitas transportasi meliputi berikut ini :
1. Jalan freeway perkotaan,
2. Jalan arteri utama,
3. Lajur bis,
4. A light rail-transit sistem,
5. A heavy rail-transit sistem.
Perbedaan fasilitas tersebut akan menentukan tipe kendaraan yang dilayaninya. Jumlah
kendaraan yang ada di jalan perlu diketahui, agar dapat dievaluasi pengaruhnya terhadap
fasilitas jalan. Hal ini berkaitan dengan fungsi dan peranan teknik lalu lintas.

Beberapa fungsi dan peranan teknik lalu lintas yang dimaksud adalah :
Melakukan Pengumpulan, Analisis dan Interpretasi Data Lalu Lintas Salah satu
fungsi teknik lalu lintas yang penting adalah mengatur dan melaksanakan survei lalu lintas,
serta studi untuk memperoleh data karakteristik lalu lintas. Kegiatan-kegiatan tersebut
mencakup :
1. Studi survei asal-tujuan (O-D surveys),
2. Hitungan volume lalu lintas (traffic volume counts),
3. Studi yang meliputi kecepatan, waktu perjalanan, dan ukuran ketertundaan (delay
measurements),
4. Studi statistik kecelakaan,
5. Studi karakteristik parkir,
6. Studi perilaku pejalan kaki (pedestrian behaviour), dan pemakaian jalan (use of streets)
7. Studi kapasitas (capacity studies),
8. Studi mengenai kehilangan ekonomi karena kekurangan fasilitas lalu lintas (economic
loss caused by inferior traffic facilities).

Dampak bagi lingkungan

Perencanaan sistem transportasi yang kurang matang, bisa menimbulkan berbagai


permasalahan, diantaranya kemacetan dan tingginya kadar polutan udara akibat
berbagai pencemaran dari asap kendaraan bermotor. Dampak yang dirasakan akibat
menurunnya kualitas udara perkotaan adalah adanya pemanasan kota akibat perubahan
iklim, penipisan lapisan ozon secara regional, dan menurunnya kualitas kesehatan
masyarakat yang ditandai terjadinya infeksi saluran pencernaan, timbulnya penyakit
pernapasan, adanya Pb (timbal) dalam darah, dan menurunnya kualitas air bila terjadi
hujan (hujan asam).

Polutan (bahan pencemar) yang ada di udara–seperti gas buangan CO (karbon


monoksida) lambat laun telah memengaruhi komposisi udara normal di atmosfer. Hal
ini dapat memengaruhi kondisi lingkungan dengan adanya dampak perubahan iklim.
Ketidakpastian masih banyak dijumpai dalam “model prediktif” yang ada sekarang,
antara lain mengenai respons alam terhadap kenaikan temperatur bumi sendiri, serta
disagregasi perubahan iklim global ke tingkat regional, dan sebagainya.

Dalam sebuah bukunya tentang pencemaran udara (2001), Dr, Ir. Moestikahadi
Soedomo, M.Sc, DEA, menyebutkan tentang pengaruh pencemaran udara bagi
lingkungan–khususnya bagi terjadinya pemanasan global dalam setengah abad
mendatang– diperkirakan akan meliputi kenaikan permukaan laut, perubahan pola
angin, penumpukan es dan salju di kutub. Selain itu juga akan terjadi peningkatan badai
atmosferik, bertambahnya populasi dan jenis organisme penyebab penyakit dan
dampaknya terhadap kesehatan masyarakat, perubahan pola curah hujan, dan perubahan
ekosistem hutan, daratan serta ekosistem lainnya.
Adapun dampak negatif bagi kesehatan masyarakat, diketahui kontak antara
manusia dengan CO, misalnya, konsentrasi yang relatif rendah, yakni 100 ppm (mg/lt)
akan berdampak pada gangguan kesehatan. Hal ini perlu diketahui terutama dalam
hubungannya dengan masalah lingkungan karena konsentrasi CO di udara umumnya
memang kurang dari 100 ppm. Senyawa CO dapat menimbulkan reaksi pada
hemoglobin(Hb)dalam darah.

Adapun faktor penting yang menentukan pengaruh COHb terdapat dalam darah,
makin tinggi persentase hemoglobin yang terikat dalam bentuk COHb, semakin fatal
pengaruhnya terhadap kesehatan manusia.

Sistem transportasi
Perencanaan system transportasi harus disertai dengan pengadaan prasarana yang
sesuai dan memenuhi persyaratan dan kriteria transportasi antara lain volume
penampungan, kecepatan rata-rata, aliran puncak, keamanan pengguna jalan. Selain itu
harus juga memenuhi persyaratan lingkungan yang meliputi jenis permukaan,
pengamanan penghuni sepanjang jalan, kebisingan, pencemaran udara, penghijauan,
dan penerangan.

Dalam mencapai sistem transportasi yang ramah lingkungan dan hemat energi,
persyaratan spesifikasi dasar prasarana jalan yang digunakan sangat menentukan.
Permukaan jalan halus, misalnya, akan mengurangi emisi pencemaran debu akibat
gesekan ban dengan jalan. Tabir akustik atau tunggul tanah dan jalur hijau sepanjang
jalan raya akan mereduksi tingkat kebisingan lingkungan pemukiman yang ada di
sekitar dan sepanjang jalan, dan juga akan mengurangi emisi pencemar udara keluar
batas jalan kecepatan tinggi.

Dalam konteks ini, untuk mencapai sistem transportasi darat tersebut, ada beberapa
hal yang perlu dijalankan, di antaranya;
1. Rekayasa lalu lintas.
Rekayasa lalu lintas khususnya menentukan jalannya sistem transportasi yang
direncanakan. Penghematan energi dan reduksi emisi pencemar dapat dioptimalkan
secara terpadu dalam perencanaan jalur, kecepatan rata-rata, jarak tempuh per
kendaraan per tujuan (vehicle mile trip dan passenger mile trip), dan seterusnya. pola
berkendara (driving pattern/cycle) pada dasarnya dapat direncanakan melalui rekayasa
lalu lintas.
Data mengenai pola dan siklus berkendaraan yang tepat di Indonesia belum
tersedia hingga saat ini. Dalam perencanaan, pertimbangan utama diterapkan adalah
bahwa aliran lalu lintas berjalan dengan selancar mungkin, dan dengan waktu tempuh
yang sekecil mungkin, seperti yang dapat di uji dengan model asal-tujuan (origin-
destination). Dengan meminimumkan waktu tempuh dari setiap titik asal ke titik
tujuannya masing-masing akan dapat dicapai efisiensi bahan bakar yang maksimum,
dan reduksi pencemar udara yang lebih besar.

2. Pengendalian pada sumber (mesin kendaraan).


Jenis kendaraan yang digunakan sebagai alat transportasi merupakan bagian di
dalam sistem transportasi yang akan memberikan dampak bagi lingkungan fisik dan
biologi akibat emisi pencemaran udara dan kebisingan. Kedua jenis pencemaran ini
sangat ditentukan oleh jenis dan kinerja mesin penggerak yang digunakan. Persyaratan
pengendalian pencemaran seperti yang diterapkan Amerika Serikat (AS) telah terbukti
membawa perubahan-perubahan besar dalam perencanaan mesin kendaraan bermotor
yang beredar di dunia sekarang ini.
Sejak tahun 1970, bersamaan dengan krisis energi dan fenomena pencemaran udara
di Los Angeles Smog, dikeluarkan persyaratan-persyaratan yang ketat oleh pemerintah
Federal untuk mengendalikan emisi kendaraan bermotor dan efisiensi bahan bakar.
Perubahan-perubahan yang dilakukan dalam rencana mesin, meliputi pemasangan
(katup) PCV palse sistem karburasi, sistem pemantikan yang memungkinkan
pembakaran lebih sempurna, sirkulasi uap bahan bakar minyak (BBM) untuk
mengurangi emisi tangki BBM, dan after burner untuk menurunkan emisi. Sedangkan
teknologi retrofit disyaratkan dengan pemasangan alat Retrofit Catalitic Converter
untuk mereduksi emisi HC dan NOX dan debu (TSP). Teknologi ini membawa
implikasi yang besar terhadap sistem BBM, karena TEL tidak dapat lagi ditambahkan
dalam BBM.
Energi transportasi. Besarnya intensitas emisi yang dikeluarkan kendaraan
bermotor selain ditentukan oleh jenis dan karakteristik mesin, juga sangat ditentukan
oleh jenis BBM yang digunakan. Seperti halnya penggunaan LPG, akan memungkinkan
pembakaran sempurna dan efisiensi energi yang tinggi. Selain itu dalam rangka upaya
pengendalian emisi gas buang, bila peralatan retrofit digunakan, diperlukan syarat
bahan bakar, khusus yaitu bebas timbal.
Dengan memperhatikan hal-hal tersebut, diharapkan sistem transportasi perkotaan,
akan sesuai dengan yang diharapkan, khususnya dalam upaya mengurangi tingkat
kemacetan dan mencegah semakin meningkatnya kadar polutan udara oleh asap
kendaraan bermotor. Mudah-mudahan berbagai kota yang ada di indonesiaakan
nyaman, indah, dan bersih akan tetap terpelihara eksistensinya.
DAFTAR PUSTAKA

https://walhijabar.wordpress.com/2007/12/31/sistem-transportasi-dan-
dampak-bagi-lingkungan/

https://id.wikipedia.org/wiki/Teknik_lalu_lintas

http://dishub.kamparkab.go.id/2019/02/28/dukungan-teknologi-diperlukan-
dalam-pengaturan-lalu-lintas/

You might also like