You are on page 1of 12

KUALITAS PELAYANAN PASIEN B.P.J.S.

DI RUMAH SAKIT

Raina Dwi Miswara


Ikatan Sarjana Wanita Indonesia (ISWI) DIY; rainadwi65@gmail.com
Samodra Wibawa
Jurusan Adm. Negara, Fisipol UNTIDAR; samodra03@yahoo.com

Abstract: Public services have become an important issue in Indonesia for more than a
decade. One of them is health services, which is one of the basic needs whose provision must be
held by the government as mandated in Article 28 H of the Constitution. For this reason, the
Social Insurance Administration Organization (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial, BPJS)
was established on 1 January 2014. Are services to patients covered by BPJS satisfiying
enough? This paper answers this question through literature studies and observations,
comparing four hospitals in Java and two outside Java. It was found that there were still many
problems in this service, and the most prominent was the queuing system that was
unsatisfactory and too few staff and medical personnel and rooms compared to the increasing
number of BPJS patients. In order to maintain public trust, the government needs to resolve
this problem immediately.
Key words: BPJS, health service quality, hospitals, queues system, treatment room

Abstrak: Pelayanan publik di Indonesia sejak lebih dari satu dasawarsa terakhir telah
menjadi isu penting di tengah masyarakat. Salah satunya adalah pelayanan kesehatan, yang
merupakan salah satu kebutuhan dasar masyarakat yang penyediaannya wajib
diselenggarakan oleh pemerintah sebagaimana telah diamanatkan dalam Undang-undang
Dasar 1945 pasal 28 H. Untuk itu telah dibentuk Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
(BPJS) Kesehatan pada 1 Januari 2014. Apakah pelayanan terhadap pasien yang ditanggung
oleh BPJS sudah memuaskan?Makalah ini menjawab pertanyaan tersebut melalui studi
literatur dan observasi dengan membandingkan empat rumah sakit di Jawa dan dua di luar
Jawa.Ditemukan masih ada banyak masalah dalam pelayanan ini, dan yang paling menonjol
adalah sitem antrian yang tidak memuaskan dan terlalu sedikitnya jumlah pegawai dan
tenaga medis serta ruang rawat inap dibandingkan jumlah pasien BPJS yang terus
meningkat.Pemerintah perlu segera menyelesaikan masalah ini, jika tidak ingin kehilangan
kepercayaan masyarakat terhadapnya.
Kata kunci: BPJS, kualitas pelayanan kesehatan, rumah sakit, antrian, rawat inap

Pendahuluan jaminan sosial yang memungkinkannya


Salah satu tujuan negara yang untuk hidup secara layak sebagai manusia
tertulis dalam Pembukaan UUD adalah (pasal 28H dan 34). Ini mempertegas Tap
meningkatkan kesejahteraan rakyat. MPR No. X/MPR/2001 yang menugasi
Untuk itu dalam perubahan ke-empat presiden untuk membentuk sistem
UUD (2002) dikatakan, bahwa setiap jaminan sosial nasional yang memberikan
warga negara berhak memperoleh perlindungan sosial bagi masyarakat

13
secara menyeluruh dan terpadu. pada rakyat dan mempermudah dalam
Berdasarkan ini dibuatlah UU No. mendapatkan pelayanan kesehatan.
40/2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Berdasarkan latar belakang di atas,
Nasional. Namun Badan Penyelenggara makalah mengajukan pertanyaan sbb.:
Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan baru a. Bagaimana kualitas pelayanan pasien
terbentuk sepuluh tahun kemudian BPJS di rumah sakit di Jawa dan di
(2014), yang merupakan suatu badan Luar Jawa?
hukum publik yang bekerja berdasarkan b. Masalah apa yang ditemui dan
prinsip gotong-royong, nirlaba, bagaimana solusinya terhadap
keterbukaan, akuntabilitas yang hasilnya pelaksanaan pelayanan tersebut?
dipergunakan seluruhnya untuk
kepentingan peserta. Sebelum tahun ini, Metode
yakni sejak 2005, penjaminan kesehatan Makalah ini ditulis berdasarkan
dilakukan oleh PT Askes, namun khusus studi pustaka dan sedikit observasi. Studi
untuk warga miskin. PT Askes inilah yang pustaka dilakukan terhadap kasus-kasus
kemudian berubah menjadi BPJS. di beberapa rumah sakit yang telah dikaji
Pelayanan kesehatan merupakan oleh penulis lain, baik dalam bentuk tugas
salah satu bentuk pelayanan publik. akhir studi maupun artikel, sedangkan
Untuk itu harus patuh pada UU No. observasi dilakukan di RS Sarjito Jogja.
25/2009 ttg Pelayanan Publik. Rumah sakit yang dikaji di sini berjumlah
Disebutkan dalam UU ini, bahwa suatu enam buah, di mana empat di Jawa dan
pelayanan haruslah sekurang-kurangnya dua di luar Jawa. Pemilihan rumah sakit
memenuhi komponen: dasar hukum, dilakukan tidak secara sistematis,
persyaratan , sistem, mekanisme atau melainkan secara kebetulan berdasarkan
prosedur, biaya, produk pelayanan, ketersediaan/kemudahan diperolehnya
sarana, prasarana, kompetensi pelaksana, literatur.
pengawasan internal, penanganan
pengaduan, masukan dan saran, jumlah Kualitas Pelayanan
pelaksana, jaminan pelayanan yang Bagi perusahaan swasta kualitas
memberikan kepastian pelayanan, dipandang sebagai strategi dasar bisnis
jaminan keamanan dan keselamatan yang menghasilkan barang dan jasa yang
pelayanan, bebas dari bahaya dan resiko memenuhi kebutuhan dan kepuasan
keragu-raguan serta evaluasi kinerja konsumen internal dan eksternal, secara
pelaksana (https//id.m.wikipedia.org). eksplisit dan implisit.Untuk ini
BPJS harus menyusun dan dikerahkan seluruh kemampuan sumber
menetapkan maklumat pelayanan yang daya manajemen, modal, teknologi,
merupakan pernyataan kesanggupan peralatan, material, sistem dan manusia
melaksanakan pelayanan sesuai dengan untuk menghasilkan barang atau jasa
standar dan wajib mempublikasikannya bernilai tambah bagi masyarakat serta
secara jelas dan luas. BPJS harus selalu
meningkatkan kualitas pelayanan. Semua
program yang disusun harus berpihak

14
memberikan keuntungan kepada para kepemilikan apapun, produksi jasa yang
pemegang saham.1 berkaitan dengan produk fisik atau tidak.5
Feigenbaum memandang kualitas Dari pengertian pelayanan dan
sepenuhnya sebagai kepuasan pelanggan jasa tersebut diatas maka pelayanan
(full costumer satisfaction). Suatu diartikan sebagai bagian dari jasa yang
produkberkualitas apabila dapat artinya hampir sama. Kualitas
memberikan kepuasan-penuh kepada jasasifatnya tidak nyatasehingga kualitas
konsumen.2Garvin dan Davis memahami pelayanan adalah bagaimana tanggapan
kualitas sebagai kondisi dinamis dari pelangggan terhadap jasa yang
suatu produk, manusia/tenaga kerja, dikonsumsi atau dirasakannya.6
prosesdan tugas serta lingkungan yang Beberapa pendapat tentang
memenuhi atau melebihi harapan pengertian kualitas pelayanan antara lain
pelangganatau konsumen.3 dikemukakan oleh Zeithamal dan Bitner
Secara umum pengertian (dalam Arif, 2007) adalah kualitas jasa
pelayanan adalah kegiatan atautindakan atau pelayanan merupakan penyampaian
yang berkaitan dengan pemenuhan jasa yang baik atau sangat baik, jika
kebutuhan kepada orang lain atau dibanding dengan ekspektasi
pelanggan. Menurut Gronroos, pelayanan pelanggan. Sementara itu pengertian
7

merupakan bagian dari jasa seseorang kualitas pelayanan yang disampaikan


kepadaorang lain baik yang dapat dilihat oleh Wyckof adalah kualitas pelayanan
(eksplisit service) maupun yang tidak sebagai tingkat kesempurnaan yang
dapatdilihat, yang hanya bisa dirasakan diharapkan dan pengendalian akan
(implisit service) sampai pada fasilitas - kesempurnaan tersebut untuk memenuhi
fasilitas pendukung yang harus tersedia keinginan pelanggan. Sedangkan menurut
dalam penjualan jasa dan benda-benda Parasuraman, kualitas pelayanan
lainnya.4 merupakan perbandingan antara layanan
Sementara itu pengertian jasa yang dirasakan sama atau melebihi
menurut Kotler adalah setiap tindakan kualitas layanan yang diharapkan, maka
atau perbuatan yang dapat ditawarkan layanan dapat dikatakan berkualitas dan
olch suatu pihak kepada pihak lain, yang memuskan.8
pada dasarnya intangible (tidak berwujud Meskipun definisi kualitas
fisik) dan tidak mengakibatkan pelayanan diartikan banyak makna
namun pada prinsipnya pelayanan
berkualitasadalah menjaga kepuasan
pelanggan untuk menggunakan jasa
1 Ibrahim, B., 1997, TQM, Panduan pelayanan secara berkesinambungan
Untuk Menghadapi Pasar Global, Djambatan, dengan cara menepati semua janji kepada
Jakarta, hlm. 54.
2 Nasution, Nur, 2004, Manajemen Jasa

Terpadu (Total Service Management), Ghalia 5Nasution, Nur, Op.Cit., hlm. 6.


Indnesia, Bogor, hlm. 41. 6Jasfar, Farid, Op.Cit., hlm. 47.
3Ibid. 7Arief, 2007, Pemasaran Jasa Dan Kualitas
4 Jasfar, Farid, 2005, Manajemen Jasa Pelayanan, Bayu Media Publishing, Malang,
Pendekatan Terpadu. Penerbit: Gahlia hlm. 120.
Indonesia. Bogor, hlm. 15. 8Ibid., hlm. 118.

15
pelanggan termasuk diantaranya kegiatan pelayanan yang dilaksanakan
ketepatan waktu, bebas cacat atau cela oleh penyelenggara pelayanan publik
dan kesesuaian dengan persyaratan. sebagai upaya pemenuhan kebutuhan
Pelayanan kesehatan masyarakat dasar sesuai dengan hak-hak sipil setiap
merupakan salah satu bagian dari warga negara dan penduduk atas suatu
pelayanan publik.Untuk mengetahui barang, jasa dan atau pelayanan
pengertian pelayanan kesehatan administrasi yang disediakan oleh
masyarakat maka perlu mengetahui penyelenggara pelayanan publik.
terlebih dahulu tentang definisi publik. Mengingat fungsi utama dari
Inu Kencana (dalam Sinambela, 2006) pemerintah adalah melayani rakyat, maka
mendefinisikan publik adalah sejumlah setiap instansi pemerintahan adalah
manusia yang memiliki kebersamaan memberikan pelayanan atau
berpikir, perasaan, harapan, dan tindakan menyelenggarakan pelayanan publik
yang benar dan baik berdasarkan nilai- (public service) dan kesejahteraan bagi
nilai norma yang mereka memiliki. Oleh rakyatnya (public welfare) berdasarkan
karena itu pelayanan publik diartikan peraturan perundang-undangan.10
sebagai setiap kegiatan yang dilakukan Untuk melaksanakan ketentuan
oleh pemerintah terhadap masyarakat peraturan perundang-undangan tersebut
yang memiliki kegiatan yang di atas, pemerintah baik pusat maupun
menguntungkan dalam suatu kumpulan daerah bertanggung jawab dalam
atau kesatuan, dan menawarkan melaksanakan pelayanan publik dalam
kepuasan meskipun hasilnya tidak terikat segala bentuk barang publik maupun jasa
pada suatu produk secara fisik.9 publik untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat.
Pelayanan Publik dalam Peraturan
Perundang-undangan Pelayanan Kesehatan terhadap Pasien
Pengertian pelayanan publik BPJS di Rumah Sakit
menurut pasal 1 ayat 1 UU No. 25/2009 Bagaimana pelayanan kesehatan
adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan program BPJS yang telah dilaksanakan
dalam rangka pemenuhan kebutuhan oleh Pemerintah, berikut ini disajikan
pelayanan sesuai dengan peraturan kinerja dari empat rumah sakit di Jawa
perundang-undangan bagi setiap warga dan dua di luar Jawa.
negara dan penduduk atas barang, jasa a. RSUD Pandan Arang Kabupaten
dan/atau pelayanan administrasi yang Boyolali11
disediakan oleh penyelenggara pelayanan
publik. 10Busrizalti, M., 2013, Hukum Pemda:
Dalam KEPMENPAN No. Otonomi Daerah dan Implikasinya, Cet. I, Total
63/KEPMEN/PAN/17/2003 dirumuskan Media, Yogyakarta, hlm. 140.
11 Prasetyo, Yudi dan Eny Kusdarini,
bahwa pelayanan publik adalah segala
2016, “Implementasi Program Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan Di
9 Sinambela, Lijan Poltak, 2006, Rumah Sakit Umum Daerah Pandan Arang
Reformasi Pelayanan Publik, Teori, Kebijakan Kabupaten Boyolali”, Jurnal Pendidikan
dan Implementasi, Bumi Aksara, Bandung, Kewarganegaraan dan Hukum 2016.
hlm 5.
16
Kebijakan BPJS di RSUD Pandan Arang rujukan dari RSUD dari berbagai
Kabupaten Boyolali telah daerah di Jateng dan Jatim.Setiap hari
dilaksanakan dengan relatif baik, lebih dari seratus pasien kanker yang
meskipun terlihat masih banyak harus ditangani di Instalasi Tulip
warga masyarakat yang kurang tersebut. RSUP Sarjito telah
memahami bagaimana tatacara melaksanakan kewajiban sebagai
mendapatkan dan menggunakan mitra BPJS yang dapat dilihat dari cara
fasilitas BPJS. Hal tersebut disebabkan pembayaran pasien peserta BPJS
karena sosialisai program BPJS berdasarkan pada diagnosa-diagnosa
kesehatan kepada masyarakat belum atau kasus-kasus yang relatif sama.
optimal, sumber daya manusia yang Surat Eligibilitas Pasien (SEP) yang
masih kurang terlatih, jumlah tenaga diterima pasien sebagai bukti
pelayanan yang belum mencukupi penjaminan harus disertakan dalam
untuk melayani pasien yang begitu pengambilan obat, cek darah, dll.yang
banyak, rumitnya birokrasi, akan digunakan dasar Rumah Sakit
komunikasi yang kurang lancar, untuk “klaim” ke BPJS. Kalau dilihat
rendahnya kesadaran masyarakat dari besarnya biaya perawatan
dalam keikutsertakan program BPJS kesehatan yang diganti oleh BPJS,
dan perbedaan pemahaman antara maka hampir semua pasien terutama
BPJS dengan RSUD Pandan Arang bagi pasien yang tidak mampu
mengenai besarnya standar tarif merasakan kepuasan dan
pembayaran. kepercayaannya terhadap program
b. Instalasi Tulip RSUP Sarjito Yogyakart BPJS.
Instalasi Tulip RSUP Sarjito adalah Beberapa komponen standar
instalasi khusus untuk menangani pelayanan yang disediakan oleh
semua pasien kanker dan sejenisnya. Instalasi Tulip RSUP Dr. Sardjito telah
Penulis mengamati secara langsung menunjukkan kinerjanya dengan baik
pelaksanaan pelayanan kesehatan di dalam melayani pasien peserta,
Instalasi Tulip tersebut dengan meskipun masih ada beberapa
menitik beratkan pada kepuasan kekurangan. Kecepatan dan kecekatan
pasien dalam menerima pelayanan yang ditunjukkan oleh paramedis
kesehatan. Sebagai RS tipe A sudah perawat, tenaga administrasi, satpam
pasti menjadi rujukan dari semua dan tenaga kebersihan telah
rumah sakit daerah tipe di bawahnya. memberikan pelayanan dengan
Secara umum pelaksanaan BPJS memuaskan. Tepat waktu dengan
kesehatan di Instalasi Tulip RSUP tertib dalam melayani pasien.
Sarjito Yogyakarta dapat dikatakan Ketersedian sarana fotocopy yang
baik, namun belum sepenuhnya kurang memadai dan tempatnya yang
pasien merasakan kepuasaan dalam jauh menjadi kendala terhambatnya
proses pelayanan. proses pelayanan administrasi.
Pasien kanker yang ditangani di Sementara untuk konsultasi dokter
Instalasi Tulip RSUP Dr. Sardjito masih memerlukan waktu tunggu
Yogyakarta merupakan pasien yang cukup lama.Selain itu antrian

17
panjang untuk mendapatkan obat juga Kerja Sama (SPK).Pelaksanaan
banyak dikeluhkan oleh pasien BPJS. jaminan sosial terhadap pelayanan
Pendaftaran pasien secara online yang bagi pasien BPJS kesehatan di RS PKU
tujuannya untuk mempercepat proses Muhammadiyah Yogyakarta sudah
pada kenyataannya belum bisa terlihat berjalan dengan baik,
mengatasi masalah administrasi. meskipun masih perlu ditingkatkan
Pasien tetap datang lebih awal untuk pelayanannya. Keikutsertaan PKU
mendapatkan nomer antrian dan Muhammadiyah Yogyakarta dalam
verifikasi dokumen pendaftaran. mengikuti INA-CBGs ( Indonesia Case
Pendaftaran online hanya untuk Base Group ) menunjukkan bahwa
memastikan bahwa pasien akan PKU Muhammadiyah Yogyakarta
ditangani dokter. Itupun kadang- dalam pelayanan kesehatan kepada
kadang beberapa pasien terakhir pada pasien peserta BPJS Kesehatan telah
akhirnya ditunda pelayanannya pada menggunakan sistem pembayaran
esok hari, karena dokter kelelahan paket berdasarkan penyakit yang
memeriksa sekian banyaknya pasien. diderita oleh pasien.
Urutan penanganan dilakukan Sementara itu dalam kecepatan
berdasarkan nomor antrian manual; proses pelayanan kesehatan dan
dan kalau pas dipanggil tidak di proses pelayanan administrasi yang
tempat, maka pasien akan dilompati masih terdapat beberapa kendala.
dan harus mengulang dari awal. Hal Sistem rujukan pasien yang
ini membuat frustrasi pasien tersebut. diterapkan masih dinilai berjalan
Pembatasan waktu rawat inap juga lamban, pembayaran klaim peserta
menjadikan ketidakpuasan tersendiri BPJS juga masih dianggap membebani
pagi pasien BPJS. Namun ini dapat pihak pasien dan rumah sakit karena
dipahami, karena relatif sedikitnya adanya pembatasan waktu rawat
jumlah kamar dibanding jumlah inapnya. Tingkat kepuasan pasien
pasien BPJS yang “membludak”. peserta BPJS dalam menerima
Banyak pasien BPJS yang sebenarnya pelayanan dapat menunjukkan
berhak menempati kamar kelas utama indikator bahwa kualitas pelayanan
terpaksa tidak bisa dipenuhi. PKU Muhammadiyah sudah baik,
walaupun tidak sedikit pasien merasa
c. PKU Muhammadiyah Yogyakarta12 kurang puas dengan pelayanannya.
Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Beberapa ketentuan seperti
Yogyakarta sebagai mitra dari BPJS penggunaan obat-obatan yang harus
Kesehatan telah mematuhi segala disesuaikan dengan INA-CBGs masih
persyaratan yang telah ditentukan dianggap memberatkan. Demikian
didalam MoU atau Surat Perjanjian juga dengan waktu penerbitan SEP
(surat elegalitas pasien) yang lambat
12 Aprianto, Anggit, 2017, Implementasi dan juga keterlambatan pembayaran
Pelayanan Kesehatan Terhadap Peserta Bpjs klaim.
Kesehatan Di RS PKU Muhammadiyah
Yogyakarta, Skripsi, Fakultas Hukum,
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
18
d. RSUD Dr. M. Soewandhie Kota Untuk tindak lanjut penanganan
Surabaya13 keluhan dan masukan dinilai masih
Di RSUD Dr. M. Soewandhie Kota kurang baik, hal ini ditunjukakn pada
Surabaya dapat dilihat, bahwa aspek data IKM (Indeks Kepuasan
fisik berupa fasilitas ruang tunggu Masyarakat) yaitu 35,18 yang artinya
belum mencukupi, terutama di ruang kurang baik.
tunggu poli, pendaftaran dan Sistem pelayanan (prosedur dan
farmasi.Jumlah tempat duduk dan luas persyaratan) masih dirasakan
ruang tunggu masih kurang untuk menyulitkan pasien BPJS, yaitu
menampung banyaknya pasien antrian yang diterapkan belum efektif
peserta BPJS.Selain itu, ketersediaan dalam menangani banyaknya pasien.
bed untuk pasien rawat inap juga Tarif INA CBGs dinilai masih sangat
masih belum mencukupi untuk jumlah rendah dibanding real cost-nya. Obat
pasien yang terus meningkat dari yang diberikanpun terbatas pada obat
waktu ke waktu. generik saja dan jumlahnya terbatas
Secara umum kinerja pelayanannya terutama obat untuk penyakit
belum memuaskan, terutama pada berat.Akibatnya petugas medis
ketepatan waktu yang belum sesuai terpaksa memberikan pelayanan
dengan standar waktu yang telah perawatan yang paling dibutuhkan
ditetapkan yaitu 60 menit dimulai dari saja oleh pasien. Akibat selanjutnya
pendaftaran sampai dengan adalah pasien menumpuk di RS tipe A
mendapatkan pelayanan di poli.Untuk dan B, terutama rumah sakit milik
pelayanan farmasi dinilai juga pemerintah.
melebihi waktu yang dijanjikan, yakni
untuk obat racikan 60 menit dan obat e. RSUD Kabupaten Siak14
jadi 30 menit.Sedangkan untuk Pelayanan kesehatan bagi pasien BPJS
kecepatan terhadap tanggapan di RSUD Kabupaten Siak pada tahun
keluhan telah dinilai baik, yaitu 2016 dapat dikatakan masih rendah,
tersedia berbagai media untuk yang ditandai adanya berkas-berkas
menyampaikan keluhan atau dokumen tidak tertata dengan rapi,
masukan.Para petugas medis atau bahkan ada berkas yang hilang sehingga
administrasi pada bagian masing- tidak dapat dipertanggungjawabkan
masing selalu siap dalam membantu kepada pasien. Dalam menetapkan
dan memberi informasi yang persyaratan administrasipun masih
dibutuhkan oleh pasien BPJS. ditemukan adanya diskriminasi dalam
pemberian pelayanan.
Namun memang semua urusan
kesehatan pasien diselesaikan sampai
13 Larasati, Nikken, 2016, “Kualitas
Pelayanan Program Jaminan Kesehatan
Nasional Dalam Rangka Menjamin 14 Novrialdi. J,“Pelayanan Kesehatan
Perlindungan Kesehatan Bagi Peserta BPJS Di Bagi Pasien BPJS (Badan Penyelenggara
RSUD Dr. M.Soewandhie Kota Surabaya”, Jaminan Sosial) Di Rumah Sakit Umum
Jurnal Kebijakan dan Manajemen Publik, Daerah Kabupaten Siak Tahun 2016”, Jurnal
Volume 4, Nomor 2, Mei-Agustus 2016. JOM FISIP Vol. 4 No. 2 – Oktober 2017.
19
tuntas.Tingkat pendidikan sumber daya d. Urusan ditangani sampai tuntas,
manusia dan kecepatan dalam meskipun lama.
menangani pasien juga menjadi
pendukung dalam meningkatkan Sementara itu masalah atau hal yang
kualitas pelayanan RS tersebut, masih dikeluhkan oleh pasien dapat
sementara kreatifitas dan inisiatif para dirangkum menjadi Tabel 1. Ternyata masih
sangat banyak masalah dalam pelayanan
pegawai masih kurang.
pasien BPJS di RS.Memang tidak semua
masalah ditemui di setiap RS.Namun masalah
f. RSUD Lapangan Sawang Kabupaten yang tidak muncul di suatu RS dalam tabel di
Sitaro15 atas tidak berarti bahwa masalah tsb tidak
Pelaksanaan Program BPJS Kesehatan ada di RS tersebut, melainkan bisa juga
di RSUD Lapangan Sawang Kabupaten karena luput dari pengamatan
Sitaro belum dapat di katakan baik peneliti.Karena itu, daftar di atas kiranya
karena pelayanannya belum dapat patut menjadi perhatian oleh setiap RS
dirasakan sepenuhnya oleh maupun BPJS sendiri dalam meningkatkan
masyarakat yang kurang kualitas pelayanannya. Masalah yang muncul
mampu.Selain masih kurangnya di dua RS dalam tabel di atas dapat dianggap
sebagai masalah penting/pokok, yang bisa
sosialisasi tentang bagaimana caranya
jadi dijumpai di semua RS, yaitu:
mengurus berkas-berkas administrasi
a. Sebagian warga/pasien belum
peserta BPJS, pelaksanaan pelayanan
memahami tata-cara BPJS dengan baik
program BPJS yang kurang baik
(no. 1)
dikarenakan oleh kurangnya
b. Sistem antrian belum baik (no. 14)
kesadaran dan tanggung jawab para
c. Ruang rawat inap relatif sedikit
pegawai dalam melaksanakan
dibanding banyaknya pasien (no. 15)
tugasnya.
d. Pembatasan waktu rawat inap (no.
16)
Kritik dan Saran
e. Tarif INA CBGs lebihrendah
Dari lima literatur yang direview
dibanding real cost-nya (no. 18).
dan satu pengamatan di atas diperoleh
setidaknya lima hal positif yang dijumpai
Rupanya tetap saja ada anggota
hampir di semua RS, yaitu:
masyarakat yang belum memahami
a. Petugas relatif cekatan
dengan baik prosedur pelayanan oleh RS
b. Sarana relatif memadai
bagi pasien BPJS.Bagi mereka masih
c. Ada tempat keluhan
diperlukan adanya penyuluhan di rumah
mereka sendiri, tapi bisa juga di RS
15 Burung, Faris, Sofia Pangemanan dan disediakan pegawai yang mendampingi
Yurnie Sendow, 2017, “Implementasi pasien yang masih bingung seperti ini.
Pelayanan Kesehatan Masyarakat Melaui Sementara tariff INA-CBGs kiranya
Program Bpjs Kesehatan (Suatu Studi di merupakan persoalan yang harus segera
RSUD Lapangan Sawang Kabupaten Sitaro), diselesaikan oleh pemerintah. Jika tidak,
Jurnal Eksekutif Vol. 1 No. 1 2017, Program
maka penumpukan pasien di RS tipe A
Studi Ilmu Pemerintahan FISIP-Unsrat,
Manado.
dan B seperti yang terjadi di Sarjito akan

20
terus bertambah (Larasati 2016), yang Pasien boleh meninggalkan lokasi, jika
pada akhirnya akan menambah antriannya masih panjang. Jika nomor
ketidakpuasan pasien. antriannya dipanggil tapi dia tidak di
tempat, maka dia dilewati, dan kemudian
Persoalan sistem antrian dan
tetap memperoleh urutan pertama
keterbatasan ruang inap kiranya
setelah pasien nomor urut setelahnya
merupakan persoalan besar. Harusnya
ditangani. Kalau harus
kartu antrian benar-benar dipatuhi.

Tabel 1. Masalah-masalah Pelayanan di Enam Rumah Sakit

No. Masalah Rumah Sakit

RS RS PKU RS RS RS
Pandan Sarjito Muha Soewa Siak Sita
Arang Jogja mmad ndhie ro
Boyolali iyah Surab
Jogja aya

1. Warga masyarakat kurang memahami v v


tatacara BPJS

2. Rumitnya birokrasi v

3. Berkas-berkas dokumen tidak tertata v


dengan rapi, bahkan ada berkas yang
hilang sehingga tidak dapat
dipertanggungjawabkan kepada
pasien

4. Masih ada diskriminasi dalam v


pemberian pelayanan

5. Kreatifitas dan inisiatif pegawai masih v


kurang

6. Kurangnya kesadaran dan tanggung v


jawab para pegawai dalam
melaksanakan tugasnya

7. Sumber daya manusia kurang terlatih v

8. Jumlah tenaga pelayanan belum v


mencukupi (atau: pasien
sangat/terlalu banyak)

9. Perbedaan pemahaman antara BPJS v


dengan RSUD tentang standar tarif

10. Komunikasi kurang lancar v

11. Sarana fotocopy belum memadai v

21
12. Waktu tunggu untuk konsultasi v
dokter lama
13. Antrian panjang untuk mengambil v
obat
14. Sistem antrian belum baik v v

15. Ruang rawat inap relatif sedikit v v


dibanding banyaknya pasien

16. Pembatasan waktu rawat inap v v

17. Sistem rujukan pasien yang masih v


lamban
18. Obat-obatan yang harus disesuaikan v v
dengan INA-CBGs masih dianggap
memberatkan
(Tarif INA-CBGs masih sangat rendah
dibanding real cost-nya)
19. Waktu penerbitan SEP (surat v
elegalitas pasien) lambat
20. Ruang tunggu belum mencukupi, v
terutama di ruang tunggu poli,
pendaftaran dan farmasi
21. Waktu pelayanan masih lama, belum v
sesuai standar (60 menit dari
pendaftaran hingga pelayanan di poli;
dan 60 menit pelayanan farmasi
untuk obat racikan dan 30 menit
untuk obat jadi
22. Tindak lanjut penanganan keluhan v
dan masukan kurang baik

mengulang dari awal, ini sama saja tidak pasien lain. (Misalnya bahwa pasien
antri. Hal ini sangat menyengsarakan nomor 10 meninggalkan tempat dan baru
pasien, karena mereka harus menunggu datang lagi setelah pasien nomor 15
berjam-jam.Mereka tidak berani pergi dipanggil. Agar tidak dicurigai bahwa dia
jauh, karena takut kelewatan ketika memperoleh nomor istimewa oleh pasien
sudah saatnya diperiksa; dan jam periksa lain yang baru melihat dia yang datang
ini tidak dapat diprediksikan lamanya. terlambat itu, maka daftar nama antrian
Jadi harusnya: mereka yang kelewatan harus ditempelkan di ruang tunggu.)
(tidak di tempat ketika dipanggil) tetap Selain saran di atas, dari literatur
dipersilakan masuk ruang pemeriksaan yang telah direview dapat dirangkum
pada giliran pertama berikutnya. beberapa saran sebagai berikut
Mekanisme ini harus diumumkan di (sebenarnya daftar masalah di atas sudah
raang tunggu, sehingga semua pasien implisit menunjukkan, apa tindakan yang
faham. Daftar nomor urut pasien harus perlu segera dilakukan):
dicetak dan ditempelkan di ruang tunggu a. Bagian keuangan dan penagihan BPJS
tersebut, sehingga tidak ada kecurigaan di Kesehatan diharapkan rutin
antara para pasien terhadap nomor urut mengingatkan pembayaran iuran

22
dengan mengirimkan SMS Gateway Arief, 2007, Pemasaran Jasa Dan Kualitas
dan mengirimkan surat tagihan, serta Pelayanan, Bayu Media Publishing,
seluruh Duta BPJS Kesehatan rajin Malang
Burung, Faris, Sofia Pangemanan dan
memotivasi peserta perorangan untuk
Yurnie Sendow, 2017,
melakukan pembayaran iuran di bank “Implementasi Pelayanan Kesehatan
secara teratur. Masyarakat Melaui Program Bpjs
b. RS harus cepat melakukan tanggapan Kesehatan (Suatu Studi di RSUD
terhadap masalah pelayanan yang Lapangan Sawang Kabupaten
dikeluhkan. Sitaro), Jurnal Eksekutif Vol. 1 No. 1
c. Terkait dengan melonjaknya jumlah 2017, Program Studi Ilmu
Pemerintahan FISIP-Unsrat, Manado
pasien sejak diterapkannya BPJS, RS
Busrizalti, M., 2013, Hukum Pemda:
perlu menambah jumlah ruang Otonomi Daerah dan Implikasinya,
pelayanan dan dokter serta perawat Cet. I, Total Media, Yogyakarta
maupun karyawan lain. Bukan hanya Ibrahim, B., 1997, TQM, Panduan Untuk
jumlah tapi juga kualitas sarpras dan Menghadapi Pasar Global,
profesionalitas pegawai harus Djambatan, Jakarta
ditingkatkan. Jasfar, Farid, 2005, Manajemen Jasa
Pendekatan Terpadu. Penerbit:
Gahlia Indonesia, Bogor
PENUTUP Larasati, Nikken, 2016, “Kualitas
Kualitas pelayanan pasien BPJS di Pelayanan Program Jaminan
rumah sakit di pulau Jawa dan luar pula Kesehatan Nasional Dalam Rangka
Jawa pada umumnya sudah cukup baik. Menjamin Perlindungan Kesehatan
Para pasien merasa sangat terbantu Bagi Peserta BPJS Di RSUD Dr.
M.Soewandhie Kota Surabaya”,
secara finansial oleh sistem ini. Tapi
Jurnal Kebijakan dan Manajemen
beberapa kekurangan masih dirasakan Publik, Volume 4, Nomor 2, Mei-
oleh masyarakat, dan beberapa dapat Agustus 2016.
dipahami. Yang paling mencolok adalah, Nasution, Nur, 2004, Manajemen Jasa
karena menjadi begitu banyaknya pasien Terpadu (Total Service
yang memenuhi RS, sistem antrian yang Management), Ghalia Indnesia,
tidak baik dan relatif sedikitnya jumlah Bogor
Novrialdi. J,“Pelayanan Kesehatan Bagi
pegawai dan ruang rawat inap. Ini harus
Pasien BPJS (Badan Penyelenggara
segera ditangani, jika pemerintah ingin Jaminan Sosial) Di Rumah Sakit
memperoleh kepercayaan yang tinggi Umum Daerah Kabupaten Siak
dari masyarakat. Tahun 2016”, Jurnal JOM FISIP Vol. 4
No. 2 – Oktober 2017
Prasetyo, Yudi dan Eny Kusdarini, 2016,
DAFTAR PUSTAKA “Implementasi Program Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial
Aprianto, Anggit, 2017, Implementasi
Kesehatan Di Rumah Sakit Umum
Pelayanan Kesehatan Terhadap
Daerah Pandan Arang Kabupaten
Peserta Bpjs Kesehatan Di RS PKU
Boyolali”, Jurnal Pendidikan
Muhammadiyah Yogyakarta, Skripsi,
Kewarganegaraan dan Hukum 2016,
Fakultas Hukum, Universitas
Univ. Negeri Yogyakarta
Muhammadiyah Yogyakarta

23
Sinambela, Lijan Poltak, 2006, Reformasi
Pelayanan Publik, Teori, Kebijakan
dan Implementasi, Bumi Aksara,
Bandung

24

You might also like