Professional Documents
Culture Documents
02 Silviani 167
02 Silviani 167
02 Silviani 167
NIM : 02
No Absen : 1907521167
Tanda Tangan :
5. Hubungan teori motivasi dengan perilaku konsumen dalam konteks manajemen pemasaran.
Motivasi adalah apa yang merangsang semua perilaku manusia. Kebutuhan atau motif
yang berada di akar proses motivasi dari berbagai jenis. kebutuhan fisiologis atau kebutuhan
primer meliputi kebutuhan udara, air, makanan, pakaian, tempat tinggal dan jenis kelamin,
sementara kebutuhan psikologisatau sekunder meliputi kebutuhan kasih sayang, status
keamanan, dll. Kebutuhan bisa positif, negatif, utilitarian atau hedonis, sadar atau tidak
sadar, sehingga tujuan yang dirumuskan. Seseorang memiliki banyak tujuan dan tujuan-
tujuan ini tidak pernah berakhir dan kegagalanuntuk memuaskan mereka kadang-kadang
menyebabkan frustrasi. Seseorang dapat menangani hal ini dengan menargetkan pengganti
atau tujuan-tujuan yang terkait atau dengan membangunmekanisme pertahanan seperti
agresi, regresi rasionalisasi, dan penarikan. Hal ini sangat penting bagi pemasar untuk
mengetahui motif yang mempengaruhi konsumen ketika mereka memulai dan mengarahkan
semua perilaku manusia.
Teori motivasi juga membantu pemasar dalam memahami bagaimana konsumsi
konsumendipengaruhi oleh kebutuhan mereka. Dengan motivasi yang seperti pengaruh
besar pada pola konsumsi pelanggan, ada kebutuhan yang kuat untuk mempelajarinya
sebagai bagian dari riset pemasaran. Pemasar yang mengerti berbagai kebutuhan yang
memotivasi konsumen dalam membeli sebuah produk atau layanan danmampu untuk
produk desain dan menampilkan nya sesuai akan berhasil.
9. Apa itu consumer persive? Mengapa marketer perlu mengetahui consumer persive.?
Consumer perceive adalah proses konsumen yang secara keseluruhan memilih,
mengorganisasi, dan menilai manfaat produk yang didasarkan dari apa yang mereka terima
dan apa yang mereka berikan. Bagaimana konsumen mempersepsikan harga tinggi, rendah,
atau adil sangat mempengaruhi niat pembelian dan kepuasan pasca-pembelian. Para
marketer perlu mengetahui consumer perceive supaya mereka mampu melakukan
pemasaran produk secara lebih tepat sasaran, dengan meninjau tingkat kebutuhan serta
persepsi konsumen terhadap produk-produk yang dibutuhkan. Selain itu dengan mengetahui
consumer perceive, marketer mampu melakukan perencanaan pemasaran untuk mengurangi
risiko adanya gagal pasar produk.