You are on page 1of 3

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED

LEARNING (PBL) TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS


SISWA KELAS X SMAN 3 TAMBUSAI
Zelmi Asnila1), Nurrahmawati2), Hera Deswita3)
12&3)
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Pasir Pengaraian
Zelmi.asnila@gmail.com
Nurrahmawati1307@ymail.com
heradeswita@ymail.com

Abstrak
The aim of this research was to know if there was any influence of Problem based learning methode toward the ability
of matematic concept understanding at ten grade students of SMAN 3 Tambusai. This is Quasi experiment type with
design Two-Group Posttest Only. The population of this research is students class X SMAN 3 Tambusai. Sample of
the class consist of experiment class where Problem Based Learning Methode applied, and control class where
convensional methode applied. The result get tcount = 2,196 and ttable = 2.016, it means tcount > ttable at level real 5%
and hipothesis accepted. In conclution Problem Based Learning Methode influences toward the ability of mathematic
concept understanding at students class X SMAN 3 Tambusai.

Key word : Influence, Problem Based learning (PBL), Ability concept understanding

1. PENDAHULUAN
Matematika merupakan salah satu bidang studi yang Hal ini membuktikan bahwa pemahaman konsep
menduduki peranan yang sangat penting dalam matematika siswa masih rendah. Berdasarkan
pendidikan. Pelajaran matematika dalam pelaksanaan wawancara yang dilakukan dengan guru bidang studi
pendidikan diberikan kepada semua jenjang pendidikan matematika diperoleh informasi bahwa masih banyak
mulai dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi. siswa yang lupa dengan konsep pembelajaran
Sementara itu, mata pelajaran matematika sering matematika yang telah dipelajari sebelumnya.
dipandang sebagai mata pelajaran yang sulit dan Menyikapi permasalahan yang timbul dalam
menakutkan bagi siswa sehingga menyebabkan tujuan pembelajaran matematika pada sekolah tersebut, perlu
pembelajaran belum tercapai. Matematika memerlukan dicari model pembelajaran yang mampu meningkatkan
pemahaman yang rutut dan berkesinambungan, ini kemampuan pemahaman konsep matematis. Peneliti
berarti bahwa penyelesaian matematika mengharuskan menerapkan model Problem Based Learning (PBL)
siswa untuk memahami konsep-konsep yang sebagai salah satu cara yang dapat digunakan dalam
sebelumnya yang sudah dipelajari. kegiatan pembelajaran matematika. Pemilihan model
Pemahaman konsep matematika sangat penting Problem Based Learning (PBL) dikarenakan pada
untuk siswa, karena konsep matematika yang satu model PBL ini menekankan pada keterlibatan siswa
dengan yang lain berkaitan sehingga untuk secara langsung sehingga memungkinkan pembelajaran
mempelajarinya harus runtut dan berkesinambungan. menjadi lebih bermakna.
Jika siswa telah memahami konsep-konsep matematika Model Problem Based Learning (PBL) atau
maka akan memudahkan siswa dalam mempelajari pembelajaran berbasis masalah adalah suatu model
konsep-konsep matematika berikutnya yang lebih pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata
kompleks. Pentingnya pemahaman konsep dalam sebagai suatu konteks bagi peserta didik untuk belajar
proses belajar mengajar sangat mempengaruhi sikap, tentang cara berpikir kritis dan kemampuan pemecahan
keputusan, dan cara-cara memecahkan masalah masalah (Sudarman;69).
(Trianto, 2014:7). Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan,
Berdasarkan hasil observasi yang telah peneliti peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan
lakukan di SMAN 3 Tambusai, pembelajaran judul: Pengaruh Model Pembelajaran Problem based
matematika yang dilakukan guru di kelas masih Learning (PBL) terhadap Kemampuan Pemahaman
menggunakan model pembelajaran langsung dengan Konsep Matematis Siswa Kelas X SMAN 3 Tambusai.
metode ceramah, tanya jawab, dan penugasan. Menurut Ward (dalam Evita, 2015:12) Problem
Sehingga dalam proses pembelajaran matematika siswa Based Learning (PBL) merupakan suatu model
menjadi pasif, karena pembelajaran berpusat pada guru. pembelajaran yang melibatkan siswa untuk

1
memecahkan suatu masalah melalui tahap-tahap Berdasarkan uji kesamaan rata-rata yang telah
metode ilmiah sehingga siswa dapat mempelajari dilakukan, menunjukkan semua anggota populasi
pengetahuan yang berhubungan dengan masalah memiliki kemampuan awal yang sama. Teknik
tersebut dan sekaligus memiliki keterampilan untuk pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian
memecahkan masalah. Adapun proses pembelajaran ini adalah Simple Random Sampling.
dengan menerapkan model pembelajaran Problem Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam
Based Learning (PBL) pada penelitian ini dimulai penelitian ini adalah Tes. Tes yang digunakan untuk
dengan peneliti melakukan persiapan. Pelaksanaan pengumpulan data tentang pemahaman konsep
kegiatan ini terdiri dari tiga kegiatan, yaitu kegiatan matematis dalam penelitian ini adalah tes uraian.
awal,kegiatan inti dan kegiatan akhir. Pemahaman Teknik analisis data penelitian melalui beberapa uji,
terhadap konsep merupakan bagian yang sangat penting yaitu uji normalitas, homogenitas dan uji Hipotesis.
dalam proses belajar dan memecahkan masalah, baik di
dalam proses belajar itu sendiri maupun dalam 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
kehidupan nyata. Kemampuan memahami konsep Penelitian ini diawali dengan memberikan tes
menjadi landasan untuk berpikir dalam menyelesaikan kemampuan awal kepada siswa untuk mengukur
persoalan. Konsep-konsep merupakan landasan dalam kemampuan awal pemahaman konsep matematis siswa.
membangun pola berpikir. Konsep-konsep merupakan Deskripsi hasil tes kemampuan awal pemahaman
proses-proses mental yang lebih tinggi untuk konsep matematis siswa kedua kelas disajikan pada
merumuskan prinsip-prinsip dan generalisasi- Tabel 1.
generalisasi dalam (Mukhtar, 2013:3). Tabel 1. Hasil Tes Kemampuan Awal Pemhaman
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Konsep Matematis Siswa
ada atau tidaknya pengaruh model pembelajaran Rata-rata Persentase Skor
Problem Based Learning (PBL) terhadap Kemampuan Jumlah Skor
Kelas
Pemahaman Konsep Matematika Siswa Kelas X Siswa Pemahaman O60 R 60
SMAN 3 Tambusai. Konsep
X.1 23 41,84 69,56 % 26,08 %
2. METODE PENELITIAN X.2 22 40,62 81,81 % 18,18 %
Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen Pada tabel dapat dilihat bahwa rata-rata skor
semu (quasi eksperimen), karena dalam penelitian ini pemahaman konsep matematis siswa kelas X.1 dan X.2
tidak memungkinkan untuk pengontrolan terhadap tidak jauh berbeda. Hal ini menunjukkan bahwa
variabel secara penuh.penelitian ini melibatkan dua pemahaman konsep matematis siswa masih tergolong
kelas, yaitu kelas yang mendapat pelakuan model rendah.
pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dan kelas Model Problem Based Learning (PBL) atau
konvensional dalam penelitian ini adalah kelas yng pembelajaran berbasis masalah diberikan untuk
memperoleh pembelajaran dengan metode ceramah, mengetahui kemampuan pemahaman konsep matematis
tanya jawa serta pemberian tugas. siswa kelas X SMAN 3 Tambusai. Diperoleh hasil
Posstest setelah diberikan perlakuan model
Rancangan penelitian yang digunakan adalah pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada
rancangan two-group post test only. Desain penelitian tabel 14.
ini digambarkan sebagai berikut : Tabel 14. Hasil Analisis Deskriptif Tes

Kelompok Perlakuan Pengukuran (posttest) Kelas N :$ S2 Xmak Xmin


Eksperimen X O Eksperimen 23 69,69 58,76 81 50
Kontrol 22 65,18 44,44 78 56
Kontrol - O
Berdasarkan Tabel 14 terlihat bahwa rata-rata
Keterangan : kemampuan pemahaman konsep matematis siswa pada
X : pembelajaran menggunakan model pembelajaran kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan
PBL rata-rata kemampuan pemahaman konsep matematis
- : pembelajaran konvensional siswa pada kelas kontrol.
O : Posttest Hasil pengujian hipotesis adalah thitung R ttabel yaitu
Populasi ialah keseluruhan data mengenai 2,196 R 2,0167 untuk Ù = 0,05. Karena thitung R ttabel,
sekelompokan objek yang lengkap dan jelas yang maka H0 ditolak. Sehingga hipotesis diterima. Dengan
mempunyai karakteristik tertentu ( Sundayana, 2010 : demikian ada pengaruh model pembelajaran Problem
23). Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X Based Learning (PBL) terhadap kemampuan
SMAN 3 Tambusai yang terdiri dari dua kelas yaitu X 1 pemahaman konsep matematis siswa kelas X SMAN 3
dan X2, dengan jumlah siswa 46 orang. Tambusai tahun pelajaran 2015/2016. Hal ini

2
menunjukkan bahwa model pembelajaran Problem masukan dari siswa yang lain. Guru mengarahkan
Based Learning (PBL) berpengaruh terhadap semua jawaban siswa pada kesimpulan mengenai
kemampuan pemahaman konsep matematis siswa kelas permasalahan tersebut.
X SMAN 3 Tambusai pada pokok ruang dimensi tiga.
Model pembelajaran Problem Based Learning 4. KESIMPULAN
(PBL) memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan Dari penelitian yang telah dilaksanakan, diperoleh
dengan pembelajaran konvensional. Menurut Ward kesimpulan yaitu : Ada pengaruh model pembelajaran
(dalam Evita: 2015) Problem Based Learning (PBL) Problem Based Learning (PBL) terhadap kemampuan
merupakan suatu model pembelajaran yang melibatkan pemahaman konsep matematis siswa kelas X SMAN 3
siswa untuk memecahkan suatu masalah melalui tahap- Tambusai Tahun Ajaran 2015/2016, yaitu kemampuan
tahap metode ilmiah sehingga siswa dapat mempelajari pemahaman konsep matematika kelas eksperimen yang
pengetahuan yang berhubungan dengan masalah menggunakan model pembelajaran Problem Based
tersebut dan sekaligus memiliki keterampilan untuk Learning (PBL) lebih baik dari pada kemampuan
memecahkan masalah. pemahaman konsep matematika kelas kontrol yang
Penerapan model pembelajaran Problem Based menggunakan pembelajaran konvensional.
Learning (PBL) memiliki 5 tahapan pembelajaran.
Tahap pertama mengorientasi peserta didik pada 5. DAFTAR PUSTAKA
masalah. Pada tahap ini, Guru memberikan soal yang Depdiknas. 2006. Peraturan Menteri Pendidikan
berbasis masalah, setelah peserta didik mencermati Nasional No. 22 Tahun 2006 tentang Standar
(mengamati masalah), guru mengajukan pertanyaan Isi untuk Satuan pendidikan Dasar dan
pengarah untuk mendorong peserta didik memprediksi Menengah. Jakarta.
atau menduga jawaban dari masalah tersebut.
Tahap kedua mengorganisasikan peserta didik Erman, dkk. 2003. Strategi Pembelajaran Matematika
untuk belajar, Pada tahap ini, guru mengorganisasikan Kontemporer. Bandung.
siswa dalam kelompok beranggotakan 4-5 orang. Guru
memberikan masalah yang terdapat pada LKS dan Evita, R. 2015. LKS Berbasis Problem Based Learning
langkah-langkah pemecahan serta meminta siswa Berbantuan peta Konsep Untuk Meningkatkan
berkolaborasi untuk menyelesaikan masalah pada Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa.
masing-masing kelompok. UniversitasNegeri Semarang. Skripsi
Tahap ketiga membimbing penyelidikan individual
maupun kelompok, pada tahap ini, guru memberikan Mukhtar. 2013. Pengembangan Bahan Ajar
bimbingan kepada peserta didik yang melakukan Matematika Berbasis Masalah untuk
penyelidikan terhadap soal-soal yang ada di LKS. Memfasilitasi Pemcapaian Kemampuan
Bimbingan tersebut berupa mengumpulkan informasi Penalaran dan Pemahaman Konsep siswa.
yang terkait dengan masalah yang dihadapi. Guru Tidak diterbitkan : FMIPA Universitas negeri
mengamati dan memberikan bantuan pada kelompok Medan.
tanpa mencampuri penyelidikan siswa dengan cara
mengarahkan penyelesaian masalah. Mulyaningsih, E. 2011. Metode penelitian Terapan
Tahap keempat mengembangkan dan menyajikan Bidang Pendidikan. Alfabeta : Bandung.
hasil karya, Pada tahapan ini, guru meminta siswa
menyiapkan laporan hasil diskusi kelompok secara Sundayana. 2010. Statistika Penelitian Pendidikan.
rinci, rapi, dan sistematis. STKIP Garut Presss : Garut.
Tahap kelima menganalisis dan mengevaluasi
proses pemecahan masalah. Pada tahap ini, Guru
memberi kesempatan kepada siswa dari kelompok
penyaji untuk memberikan penjelasan tambahan
dengan baik. Guru melibatkan siswa untuk
mengevaluasi jawaban kelompok penyaji serta

You might also like