You are on page 1of 16

ANALISIS PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP

KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP


MATEMATIS SISWA

Esther Megawati G
Fakultas Matematika Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan

Abstrack
Penelitian studilitelatur ini bertujuan yaitu untuk mengetahui hasil analisis pengaruh model
problem based learning terhadap kemampuan pemahaman konsep matematis siswa Sekolah
Menengah Pertama (SMP). Data enelitian ini diperoleh menggunakan lima jurnal yang
berjudul “pengaruh model problem based learning terhadap kemampuan pemahman konsep
matematis siswa” dengan tingkatan sekolah menengah pertama. Prosedur penelitian
studilitelatur ini ialah membaca atau memahami jurnal yang sudah ditentukan setelah itu
peneliti akan menganalisis kelima jurnal tersebut sehingga dapat menghasil sebuah hasil
analisis mengenai pengaruh model problem based learning terhadap kemampuan pemahaman
konsep matematis tingkat sekolah menengah pertama. Temuan penelitian mengungkapkan
bahwa secara keseluruhan penelitian-penelitian yang dilakukan perlakuan model problem
based learning terhadap kemampuan pemahaman konsep matematis siswa berpengaruh dan
bisa meningkatkan kemampuan pemahaman konsep matematis murid. Terbukti dari
berdasarkan output review penelitian.

Kata kunci: Pemahaman konsep, pengaruh, problem based learning


PENDAHULUAN matematika telah memberikan kontribusi
Matematika mempunyai peranan dalam kehidupan sehari-hari mulai dari
yang cukup besar dalam memberikan hal yang sederhana seperti perhitungan
berbagai kemampuan kepada siswa guna dasar (basic calculation) sampai hal yang
penataan kemampuan berpikir dan kompleks dan abstrak seperti penerapan
kemampuan dalam memecahkan masalah analisis numerik dalam bidang teknik dan
terutama dalam kehidupan sehari-hari, sebagainya. Kebanyakan siswa sering
lebih khususnya kehidupan lokal dimana mengingat materi daripada memahami
peserta didik bersentuhan secara langsung materi. Padahal jika kita mengingat materi
dengan lingkungannya. Matematika dapat belum tentu kita akan mampu mengingat
mengembangkan pemikiran kritis, kreatif, materi tersebut kembali pada waktu yang
sistematis, dan logis. Disamping itu akan datang. Namun, jika kita mampu
memahami materi maka otomatis kita tersebut mampu menjelaskan kembali
akan mampu mengingat materi tersebut materi tersebut dengan menggunakan
kembali jika diuji coba kembali kepada kalimatnya atau bahasanya sendiri.
kita. Selanjutnya, siswa tersebut mampu
mengklasifikasi segitiga berdasarkan
Untuk mempelajari suatu materi,
jenisnya sehingga siswa mampu memberi
dibutuhkan pemahaman mengenai materi
contoh-contoh benda yang berbentuk
sebelumnya atau materi prasyarat
segitiga serta menentukan jenisnya.
(Novitasari 2016: 9). Pemahaman konsep
Setelah itu, siswa mampu menyelesaikan
merupakan kemampuan siswa sebagai
soal rutin dengan konsep segitiga sehingga
hasil belajar yang menunjukkan siswa
konsep tersebut dapat dipahami dan
mampu untuk menjelaskan materi yang
dikembangkan dengan penyelesaian
dipelajari baik sebagian materi maupun
masalah yang dihadapi dalam keseharian
materi secara keseluruhan dengan
mereka.
menggunakan bahasanya sendiri.
Kemampuan pemahaman konsep Adapun beberapa hasil penelitian
matematis merupakan salah satu yang menyatakan kemampuan pemahaman
kemampuan yang harus dimiliki oleh konsep matematis siswa yang masih
siswa dalam pembelajaran matematika, rendah sebagai berikut:
Menurut Hilbert dan Carpenter ( dalam Dari hasil pengamatan langsung
Junitasari, Fanny, 2019: 15) Jika siswa kelapangan menurut penelitian jurnal yang
memiliki kemampuan untuk menjelaskan dilakukan oleh Ruminda hutagalung
materi dengan bahasanya sendiri tanpa mengatakan “Kenyataan di lapangan tidak
terpaku pada buku, maka dapat dikatakan sesuai dengan yang di harapkan, ketika
bahwa siswa tersebut telah memahami diberikan tes pemahaman konsep,
konsep suatu materi pelajaran yang kebanyakan siswa kurang mampu
diberikan oleh gurunya. menyelesaikannya. Hal ini dilihat dari
banyaknya siswa yang bertanya pada guru
Siswa dikatakan memiliki
rumus mana yang sesuai. Selain itu, dilihat
kemampuan pemahaman konsep dalam
dari proses penyelesaian jawaban siswa,
pembelajaran matematika jika indikator
hanya sebagian yang menjawab dengan
pada pemahaman konsep terpenuhi.
langkah dan jawaban yang benar. Adapun
Sebagai contoh pembelajaran materi
siswa yang jawabannya kurang ditemukan
bangun datar segitiga, jika siswa telah
beberapa kesalahan dalam menjawab soal,
mengusai konsep segitiga maka siswa
diantaranya kesalahan konsep, fakta, kemampuan pemahman matematis siswa
prosedur dan kesalahan prinsip” akan pelajaran sangat sulit bahkan tidak
(Rutmaida, 2017: 72). banyak siswa yang tidak paham tentang
pelajaran yang diberikan dan dijelaskan
Menurut Yulia dari hasil
oleh guru (Usman, 2017:2).
penelitiannya bahwa hasil rata-rata
ulangan tengah semester (UTS) Memaknai betapa pentingnya
Matematika siswa SMP Negeri 28 pemahaman konsep, tentu tidaklah hadir
Semarang tahun pelajaran 2018/2019 dengan sendirinya tanpa dibantu oleh suatu
masih dibawah Kriteria Ketuntasan cara mengajar yaitu model pembelajaran
Minimal (KKM). Belum tercapainnya yang dijadikan sebagai jalan untuk
KKM pada rata-rata kelas tersebut dapat mencapainya. Karena model pembelajaran
disebabkan oleh beberapa faktor yaitu banyak dan beragam maka salah satu
siswa tidak tertarik dalam mata pelajaran model pembelajaran tersebut adalah
matematika, rendah dalam memahami pembelajaran berbasis masalah (problem
konsep matematis, hanya menghafalkan based learning), karena dengan model
rumus, kurang percaya diri pada tersebut dianggap mampu mengarahkan
kemampuan diri, kurang melatih penalaran siswa untuk menumbuh kembangkan
matematika yang berhubungan dengan minat terhadap konsep yang ada dalam
kehidupan sehari-hari (Yulia, 2019: 2). matematika. Model pembelajaran berbasis
masalah akan mengarahkan siswa dalam
Dari hasil pengamatan yang
memainkan perannya sebagai siswa untuk
dilakukan oleh Usman disekolah
menggali konsep yang dimiliki dan
menengah pertama (SMP) kelas VII bahwa
diterima melalui pembelajaran
kondisi pembelajaran matematika kurang
matematika.
melibatkan siswa, siswa sangat jarang
Salah satu alternatif model
mengajukan pertanyaan sehingga guru
pembelajaran yang mampu melibat-kan
asyik sendiri menjelaskan apa yang telah
siswa untuk lebih berperan aktif dalam
disampaikannya. Peneliti juga
kegiatan pembelajaran yaitu model
menengaskan akan apa yang dilihat dalam
Problem Based Learning (PBL). Model
pengamatannya bahwa guru matematika
PBL merupakan mo-del pembelajaran
masih seperti guru pada umumnya
inovatif yang me-ngorientasikan siswa
mengajar dengan metode ceramah
untuk mengem-bangkan pengalaman
ekspositori. Hal ini menunjukkan bahwa
individu ma-upun kelompok sehingga
siswa kurang aktif dalam belajar sehingga
mampu menentukan, mengembangkan didapat pada kehidupan nyata tidak hanya
dan menyajikan sebuah konsep dari be- saat pembelajaran itu berakhir; dan dengan
berapa informasi sebagai pemecahan dari PBL siswa menjadi tertarik untuk belajar
suatu masalah. Hal ini sejalan dengan secara terus menerus (Wina, 2016 : 220-
pendapat Shoimin (Astraman, 2014: 3), 221).
PBL merupa-kan model pembelajaran Sementara itu kelemahan dari
yang me-ngembangkan secara simultan penerapan problem based learning (PBL)
stra-tegi pemecahan masalah. Model antara lain: tidak banyak guru yang
pembelajaran ini mengorientasikan siswa mampu mengantarkan siswa kepada
untuk belajar menumbuhkan. pemecahan masalah; seringkali
memerlukan biaya mahal dan waktu yang
Model ini juga merupakan suatu
panjang; dan aktivitas siswa yang
pembelajaran yang menantang pelajar
dilaksanakan di luar sekolah sulit dipantau
untuk “learn to learn”, bekerjasama
guru (Warsono, Hariyanto : 51).
dalam sebuah grup untuk mencari solusi
dari masalah-masalah yang nyata didunia Berdasarkan uraian diatas, peneliti
ini. Masalah-masalah ini digunakan untuk tertarik melakukan studilitelatur yang
menarik rasa keingin tahuan pelajar dan menganalisis pengaruh model problem
menginisiasikan pokok-pokok perkara. based learning terhadap kemampuan
Pengetahuan peserta didik yang dibangun pemahman konsep matematis siswa.
melalui proses pengalaman akan sangat
METODE PENELITIAN
berbeda dengan hanya sekedar
mendengrkan. Belajar dengan pengalaman Penelitian dilaksanakan Digital
akan melibatkan proses pengembangan Library Universitas Negeri Medan.
mental secara lebih utuh, mulai dari Penelitian akan dilakukakan lebih kurang
kognitif, efektif, dan psikomotorik. selama dua bulan, pada tahun ajaran
2021/2022. Jenis penelitian yang akan
Berikut merupakan kelebihan PBL,
digunakan dalam penelitian ini adalah
yaitu: memotivasi siswa untuk menemukan
penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif
pengetahuan baru; meningkatkan keaktifan
merupakan prosedur penelitian yang
siswa dalam pembelajaran transfer ilmu
menghasilkan data deskriptif berupa kata-
pengetahuan dilakukan dengan mengaitkan
kata tertulis atau lisan dari orang-orang
permasalahan dalam kehidupan nyata;
atau perilaku yang diamati (Moleong,
dapat mengembangkan kemampuan siswa
2017).
untuk mengaplikasikan pengetahuan yang
Peneliti menggunakan penelitian masalah berupa aspek metodologi
kualitatif karena data yang yang dianalisis penelitian serta mengkategorikan
bukan bertentuk angka-angka melainkan masing-masing penelitian
berupa uraian deskriptif yang diperoleh 4. Menganalisis laporan penelitian
dari studi kepustakaan berupa jurnal-jurnal yang telah dipublikasikan
penelitian, buku, dan sumber lainnya yang berdasarkan kajian metode dan
relevan terhadap penelitian yang analisis data yang digunakan
dilakukan. Sumber data penelitian ini 5. Menyimpulkan hasil analisis
menggunakan lima jurnal yang berjudl pengaruh model pembelajaran
sama mengenai pengaruh model problem model pembelajaran problem based
based learning terhadap kemampuan learning terhadap kemampuan
pemahaman konsep matematis siswa pemahaman
dengan tingkatan sekolah menengah konsep(Sugiyono.2017:144)
pertama.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Prosedur penelitian yang akan dilakukkan
Tabel 4.1 Hasil Data Pretest Dan Postest
pada penelitian ini, yaitu: Pemahaman Konsep Matematis Siswa

1. Menetapkan masalah/ topik yang Kode Rata-Rata


Jurnal Pretest Postest
hendak diteliti yaitu mengenai
PBL K PBL K
meningkatkan pemahaman konsep A1 6,66 5,34 26,38 22,62
matematis siswa dengan A2 3,20 3,34 24,43 19,90
A3 60 5 90 25
menggunakan model problem A5 - - 82,43 68,90
based learning
2. Mencari dan mengumpulkan 90
informasi dari beberapa sumber 80
70
yaitu jurnal yang berkaitan tentang
60
pengaruh model pembelajaran 50 Pretest K
Postest K
problem based learning terhadap 40 Pretest PBL
30 Postest PBL
kemampuan pemahman konsep
20
matematis siswa SMP 10
3. Membaca laporan penelitian untuk 0
A1 A2 A3 A5
melihat kesesuain isi dengan
masalah yang ditentukan,
memfokuskan penelitian pada
Tabel 4.1.3 Hasil Data Efektivitas learning juga model pembelajaran inovatif
Kemampuan Pemahaman Konsep yang mengorientasikan siswa untuk
Matematis Siswa (Kristina, Chiristina)
mengembangkan pengalaman individu
Ko Perla Nam Pos Hasil Kepu maupun kelompok sehingga mampu
de kuan a test Uji-t tusan
Jur Sek menentukan, mengembangkan dan
nal olah menyajikan suatu konsep dari beberapa
SM 71, Efekt
P 58 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔= if informasi sebagai pemecahan dari suatu
NE 2,223> masalah. Hal ini sejalan dengan pendapat
A4 PBL GE 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙=1,
RI 2 705 (Astraman, 2014: 3) , Problem Based
Sew Learning merupakan model pembelajaran
on
SM 71, Efekt yang mengembangkan strategi pemecahan
P 77 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔= if masalah. Model pembelajaran ini
NE 2,2771>
GE 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙=1, mengorientasikan siswa untuk belajar
RI 3 701 menumbuhkan pengalaman individul
Sew
on maupun kelompok dalam dirinya dalam
SM 77, Efekt diskusi kelompok, sehingga mampu
P 49 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔= if
PGR 7,728> mengembangkan dan meyanjikan sebuiah
I 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙=1, konsep dari beberapa informasi sebagai
Kasi 705
han pemecahan masalah.
Hal tersebut ditemukan pada
penelitian yang dilakukan oleh
4.2.1 Pengaruh Model Problem Based
Learning Terhadap Kemampuan Rosalia,dkk (2019) bahwasanya
Pemahaman Konsep Matematis Siswa berdasarkan penelitian yang ditemukan,

Dari hasil riview jurnal yang telah adanya pengaruh dari penerapan model

dipaparkan pada table hasil riview analisis, problem based learning terhadap

dapat diketahui bahwa model problem pemahaman konsep matematis siswa kelas

based learning berpengaruh dan mampu PBL dibandingkan dengan kelas

meningkatkan kemampuan pemahaman Konvensional di SMPN 1 Terbanggi Besar

konsep matematis siswa. Model problem Lampung Tengah. Setelah dilakukan uji-

based learning merupakan model test, diketahui bahwa peningkatan

pembelajaran yang mampu melibatkan pemahaman konsep matematis siswa yang

siswa untuk berperan aktif dalam kegiatan mengikuti PBL lebih tinggi dibandingkan

pembelajaran. Model problem based dengan peningkatan pemahaman konsep


matematis siswa yang mengikuti
pembelajaran konvensional. Peningkatan pertama siswa masih dalam penyesuain
pemahaman konsep matematis siswa juga diri terhdap model problem based
ditunjukkan dari pencapaian setiap learning, sehingga banyak aktifitas
indikator pemahman konsep matematis pemeblajaran tidak dilakukan oleh siswa.
siswa yang mengikuti PBL lebih tinggi Namun, pada pertemuan kedua siswa
dibandingkan dengan pemahman konsep sudah mulai aktif dalam proses
matematis siswa yang mengikuti pembelajaran. Hal ini disebabkan karena
pembelajaran konvensional. Maka dari siswa mulai memahami tahapan-tahapan
hasil penelitian menunjukkan bahwasanya model problem based learning dan aktif
penerapan model problem based learning dalam belajar secara kelompok dan hal ini
terhdap kemampuan pemahamn konsep terlihat semakin meningkat pada
matematis siswa berpengaruh dikarenakan pertemuan ketiga dan pertemuan keempat.
tahapan-tahapan model problem based Pendapat ini selaras dengan pendapat
learning berpeluang mengembangkan (Ngalimun 2017:117) yang mengatakan
kemampuan pemahaman konsep model PBL merupakan suatu model
matematis siswa. Hal ini sejalan dengan pembelajaran yang inovatif yang dapat
hasil penelitian terdahulu oleh (Dewi memberikan kondisi belajar aktif pada
2018 ) menujukkan bahwa peningkatan siswa.
pemahaman konsep matematis siswa yang Menurut penelitian yang dilakukan
mengikuti PBL akan lebih tinggi oleh Eka,dkk (2019) model problem based
dibandingkan dengan pembelajaran learning berpengaruh terhadap pemahaman
konvensional. Hal ini disebabkan tahapan- konsep matematis siswa. Hal ini
tahapan model PBL memberikan peluang menjukkan peningkatan pemahaman
kepada siswa untuk meningkatkan konsep matematis siswa kelas VIII SMPN
pemahaman konsep matematis 7 Bandar Lampung dengan model problem
based learning lebih tinggi dibandingkan
Pada penelitian yang dilakukan
pemahaman konsep matematis siswa
oleh Zulfikar,dkk, (2020) pembelajaran
dengan pembelajaran konvensional.
matematika dengan menggunakan model
Dimana pada penelitian yang menerapkan
problem based learning mempunyai
model problem based learning pada
pengaruh yang signifikan terhadap
pembelajaran, guru membentuk siswa
kemampuan pemahaman konsep
menjadi beberapa kelompok diskusi yang
matematis siswa kelas VII SMPN 4
bertujuan untuk memberikan ruang untuk
Tomia. Dapat dilihat dari pertemuan
siswa saling bertukar pikiran. Pada proses
ini, siswa dilatih untuk memelih, menemukan konsep secara mandiri tetapi
memanfaatkan, dan menggunakan langkah hanya dapat diperoleh melalui penjelasan
tertentu untuk menyelesaikan suatu guru. Menurut peneliti model
permasalahan. Selanjutnya, guru pembelajaran yang cocok untuk siswa
mengarahkan masing-masing kelompok yang dihadapkan pada suatu masalah nyata
untuk menuliskan kesimpulan,. Pada ialah model problem based learning.
tahapan ini, siswa diberi kesempatan untuk Setelah melakukan penerapan pada proses
menyampaikan pendapat secara individu. pembelajaran dengan menggunakan model
Hal ini menarik perhatian siswa untuk problem based learning pada pertemuan
berlomba-lomba menyampaikan dan pertemuan kedua mengalami
pendapatnya sendiri. Tahapan ini melatih peningkatan penahaman konsep matematis
siswa dalam menyatakan ulang sebuah dan model problem based learning efektif
konsep. Hal ini sejalan dengan pendapat digunakan dalam pemahaman konsep
(Arends 2012: 397) bahwa model PBL matematika siswa kelas VII Sekolah
merupakan suatu model pembelajaran Menengah Pertama.
dimana siswa dihadapkan pada masalah
Hasil serupa pada penelitian yang
autentik (nyata) yang memerlukan
dilakukan oleh Siti,dkk(2019) mengatakan
pemecahan masalah. Adapun masalah
bahwanya model pembelajaran sangat
yang diberikan disesuaikan dengan
berpengaruh diterapkan pada proses
jangkauan pemikiran dan kebutuhan siswa
pembelajaran terkhususnya pada
yakni masalah yang berkaitan dengan
pemahman konsep matematis. Pada model
kehidupan sehari-hari. Pada kegiatan
problem based learning, guru memberikan
diskusi, siswa akan saling bertukar pikiran.
berbagai masalah dan memberikan
Hal ini menjadi salah satu sarana siswa
pertanyaan kepada siswa untuk mendorong
dalam mengembangkan pemahaman
penggunaan berbagai macam kecerdasan
konsep matematis yaitu dalam mengaitkan
menuju pemahaman dalam mengaitkan
pengetahuan yang dimiliki dengan konsep
konsep dan aplikasi dalam dunia nyata.
materi yang dipelajari untuk memecahkan
Peneliti menyimpulkan bahwa kemampuan
permasalahan yang diberikan.
pemahman konsep siswa yang mendapat
Menurut penelitain yang dilakukan perlakuan model problem based learning
oleh Kristina,dkk(2018) Pembelajaran lebih baik dibandingkan dengan
yang masih berpusat pada guru membuat kemampuan pemahman konsep sisawa
siswa tidak punya kesempatan untuk yang mendapatkan perlakukan model
konvensional. Pendapat tersebut selaras melaksanakan penerapan model problem
dengan (Rusman 2017:229) yang based learning terhadap kemampuan
mengatakan dalam buku yang berjudul pemahaman konsep matematis mengalami
model-model pembelajaran perubahan yang dialami siswa seperti
mengembangkan profesionalisme guru, diantaranya siswa menjadi lebih aktif dari
guru dituntut agar memilih model segi membaca, menulis, dan berdiskusi
pembelajaran yang mampu memacu dengan teman sekelompok, kemudian
semangat siswa untuk lebih aktif terlibat siswa melakukan tukar pemikiran ilmiah
dalam pengalaman belajarnya. Salah satu antar kelompok dan rekannya, aktivitas
alternatif yang disampaikan oleh guru dan siswa meningkat, dan siswa
Handayani (2017) yaitu Salah satu model mampu menyelesaikan permasalahan-
yang memberikan kesempatan siswa dalam permasalahan yang berbeda dan berkaitan
meningkatkan pemahaman konsep dengan kehidupan sehari-hari.

matematis siswa ialah model PBL


4.2.2 Peningkatan Kemampuan
(Problem Based Learning). Pemahaman Konsep Matematis Siswa
Dalam Proses Pembelajaran Dengan
Menurut Tan dalam Rusman Menggunakan Model Problem Based
(2017:229) pembelajaran berbasis masalah Learning.
merupakan inovasi dalam pembelajaran Penelitian yang dilaksanakan oleh
karena dalam pembelajaran berbasis (Rosalia,dkk,2019) melakukan penelitian
masalah kemampuan berpikir siswa benar- pada dua kelas yaitu kelas
benar dioptimalisasikan melalui proses eksperimen(menerapkan model Problem
kerja kelompok atau tim yang sistematis, Based Learning) dan kelas
sehingga siswa mampu memperdayakan, kontrol(Pembelajaran Konvensional).
mengasah, menguji dan mengembangkan Peneliti melakukan penelitian dengan tiga
kemampuan berpikirnya secara tahapan yaitu tahap persiapan, tahap
berkesinambungan. pelaksanaan, dan tahap akhir. Pada setiap
tahapan yang telah dilaksanakan
Keseluruhan hasil review data
mengalami peningkatan kemampuan
penelitian yang sudah dipaparkan diatas
pemahaman konsep matematis siswa dari
menunjukkan bahwasanya model problem
hasil penerapan problem based learning.
based learning sangat berpengaruh
Pada tahapan pertama telah dilakukan pre-
terhadap kemampuan pemahaman konsep
test dan memperoleh data awal
matematis siswa. Pada saat guru
pemahaman konsep matematis siswa pada
kedua kelas. Rata-rata skor awal dua kelas yaitu kelas eksperimen
pemahaman konsep matematis siswa kelas (menerapkan model Problem Based
PBL 6,66 lebih tinggi dari pada kelas Learning) dan kelas kontrol (Pembelajaran
konvensional dengan rata-rata skor 5,34. Konvensional). Peneliti melakukan
Selanjutnya dilakukan posttest dan penelitian dengan tiga tahapan yaitu tahap
diperoleh data akhir pemahaman konsep persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap
matematis siswa pada kedua kelas akhir. Pada setiap tahapan yang telah
mengalami peningkatan dimana kelas PBl dilaksanakan mengalami peningkatan
memperoleh skor 26,38 lebih tinggi kemampuan pemahaman konsep
dibandingkan dengan kelas konvensional matematis siswa dari hasil penerapan
yang memperoleh skor 22,62 lebih rendah. Problem based learning. Pada tahapan
Pada tahapan kedua peneliti memperoleh pertama telah dilakukan pre-test dan
pencapaian awal indikator pemahaman memperoleh data awal pemahaman konsep
konsep matematis siswa dengan rata-rata matematis siswa pada kedua kelas. Rata-
kelas PBL 35,39% lebih tinggi rata skor awal pemahaman konsep
dibandingkan kelas konvensional 30,01% matematis siswa kelas PBL 3,20 lebih
lebih rendah. Pada pencapaian akhir rendah dari pada kelas konvensional
indikator pemahaman konsep matematis dengan rata-rata skor 3,34. Selanjutnya
siswa mengalami peningkatan dimana dilakukan posttest dan diperoleh data akhir
diperoleh rata-rata kelas PBL 81,25% dan pemahaman konsep matematis siswa pada
kelas konvensional 70,24%. Pada tahap kedua kelas mengalami peningkatan
akhir diperoleh data Gain pemahaman dimana kelas PBL memperoleh skor 24,43
konsep matematis siswa, rata-rata gain lebih tinggi dibandingkan dengan kelas
pemahman konsep matematis siswa pada konvensional yang memperoleh skor 19,90
kelas PBL 0,72 lebih tinggi dibandingkan lebih rendah. Selanjutnya pada tahap
dengan siswa pada kelas konvensional kedua dialkukan analisis gain skor
0,60. Setelah dilaksanakan pembelajaran pemahaman konsep matematis siswa
dengan menggunakan model problem dengan menggunakan model PBL 0,64
based learning terjadinya peningkatan lebih tinggi daripada siswa dengan
terhadap kemampuan pemahaman konsep pembelajaran konvensional 0,50 lebih
matematis siswa. rendah. Pada tahapan ketiga dilakukan
analisis pencapaian awal indikator
Penelitian yang dilaksanakan oleh
pemahaman konsep matematis siswa
(Eka,dkk,2019) melakukan penelitian pada
dengan model PBL dan siswa dengan
pembelajaran konvensional tidak lebih dari 92% . Hasil analisis deskriptif pemahaman
30%. Hal ini menunjukkan bahwa konsep matematis siswa, sebelum diajar
pemahaman konsep matematis siswa dengan menggunakan model PBL
dengan model PBL dan pembelajaran diperoleh nilai rata-rata sebesar 33,88;
konvensional masih rendah. Namun, Median sebesar 40; modus sebesar 40;
pencapian tersebut mengalami peningkatan standar deviasi sebesar 15,39; varians
setelah mendapat perlakuan. Dimana
sebesar 236,928; nilai minimum sebesar 5
pencapaian akhir indikator pemahaman
dan nilai maksimumnya sebesar 60.
konsep matematis siswa dengan model
Pemahaman konsep matematis siswa
PBL lebih tinggi dengan memperoleh
sesudah diajar dengan menggunakan
persentase 58% sedangkan persentase
model PBL diperoleh nilai rata-rata sebesar
akhir siswa dengan pembelajaran
57,77; median sebesar 60; modus sebesar
konvensional hanya 41% lebih rendah.
60; standar deviasi sebesar 16,46; varians
Oleh karena itu, model PBL berpengaruh
terhadap kemampuan pemahaman konsep sebesar 271,242; nilai minimum sebesar 25

matematis siswa. dan nilai maksimumnya sebesar 90. dari


hasil 4 pertemuan menunjukkan
Penelitian yang dilaksanakan oleh
bahwasanya terjadinya peningkatan
(Zulfikar, dkk, 2020) melibatkan satu
kemampuan pemahaman konsep
kelompok sampel (kelas eksperimen) dan
matematis siswa setelah diajarkan
melakukan penelitian dengan 4 pertemuan.
menggunakan model problem based
Dari hasil rekapitulasi aktivitas siswa pada
learning.
model problem based learning setiap hasil
Penelitian yang dilaksanakan oleh
pertemuan mengalami peningkatan. Pada
(Siti, dkk, 2019) melakukan penelitian
pertemuan pertama ketercapaian dari
pada dua kelas yaitu kelas eksperimen dan
seluruh indikator yang diamati adalah 72%
kelas kontrol. Peneliti melakukan
pada pertemuan pertama siswa masih
penelitian dengan 5 kali pertemuan dengan
dalam tahap penyesuaian diri terhadap
setiap pertemuannya 2 x 45 menit.
model PBL. Selanjutnya pertemuan kedua
Selanjutnya setelah diterapkan
ketercapaian dari seluruh indikator
pembelajaran dengan menggunakan model
mencapai 80% pada pertemuan ketiga
PBL memperoleh hasil posttes
persentase mencapai 84% dan pada
kemampuan pemahaman konsep siswa
pertemuan keempat mengalami
pada kelas eksperimen memperoleh nilai
peningkatan kembali dengan persentase
rata-rata 82,43 sedangkan pada kelas
kontrol memperoleh nilai rata-rata 68,90. pada SMP Negeri 3 Sewon pada
Berdasarkan data yang telah dianalisis pertemuan I sebesar 88,89% dan pada
diketahui hasil rata-rata posttest pertemuan II sebesar 94,44%. Untuk Hasil
kemampuan pemahaman konsep yang observasi aktivitas siswa pada pertemuan
proses pembelajarannya menggunakan pertama 88,89% dan pada pertemuan
model problem based learning lebih tinggi kedua sebesar 91,67%. Pada SMP PGRI
13,53 dari kemampuan pemahaman Kasihan, hasil observasiketerlaksanaan
konsep siswa yang proses pembelajaran pada pertemuan I sebesar
pembelajarannya menggunakan 94% dan pada pertemuan II sebesar 100%.
pembelajaran konvensional. Maka dapat Untuk Hasil observasi aktivitas siswa pada
disimpulkan bahwa kemampuan pertemuan pertama 89% dan pada
pemahaman konsep siswa yang mendapat pertemuan kedua sebesar 92%. Hasil rata-
model pembelajaran berbasis masalah rata nilai tes pemahaman konsep (posttest)
lebih baik dibandingkan dengan pada masing-masing sekolah berkategori
kemampuan pemahaman konsep siswa baik. Rata-rata nilai tes pemahaman
yang mendapat model pembelajaran konsep (posttest) pada SMP Negeri 2
konvensional. Sewon sebesar 71.58, SMP Negeri 3
Penelitian yang dilaksanakan oleh Sewon sebesar 71.77, dan SMP PGRI
(Kristina, dkk, 2019) melakukan penelitian Kasihan sebesar 77.49. Maka dapat
pada tiga lokasi yaitu SMP Negeri 2 disimpulkan bahwa penerapan model
Sewon, SMP Negeri 3 dan SMP PGRI Problem Based Learning efektif digunakan
Kasihan dengan mengambil satu kelas dalam pemahaman konsep matematika
sebagai kelas eksperimen pada masing- siswa kelas VII Sekolah Menengah
masing sekolah. Pelaksanaan pembelajaran Pertama.
dengan model PBL dilaksanakan selama 2 4.1.3 Kelebihan dan Kekurangan Model
kali pertemuan ditambah 1 kali pertemuan Problem Based Learning Terhadap
untuk pemberian posttest. Hasil observasi Kemampuan Pemahaman Konsep
keterlaksanaan pembelajaran pada SMP Menurut Temuan Terdahulu
Negeri 2 Sewon pada pertemuan I sebesar Kode Kelebihan Kekurangan
Jurnal
94% dan pada pertemuan II sebesar 100%.
A1, Pada penerapan Dalam
Untuk Hasil observasi aktivitas siswa pada A4,
model PBL melakukan riset
pertemuan pertama 88% dan pada A9
pada berhubungan
pertemuan kedua sebesar 94%. Hasil
pembelajaran dengan
observasi keterlaksanaan pembelajaran
memberikan persiapan n pendapatnya yang diberikan.
efek positif pembelajaran mengenai ide
dimana siswa ialah pada awal
yang mengikuti pertemuan awal penyelesaian
proses menggunkan masalah
pembelajaran model PBL, berdasarkan
menggunakan keadaan kelas pengetahuan
model PBL tersebut kurang yang mereka
mempunyai kondusif. miliki.
pemahaman Dikala guru A3,A Siswa Dalam
7 menyatakan
konsep memasuki kelas melakukan
senang
matematis yang ada siswa yang pembelajaaran
mengikuti
lebih tinggi belum duduk pembelajaran dengan model
daripada dikelompoknya. dengan Problem Based
menggunakan
pembelajaran Siswa masih Learning
model PBL.
konvensional susah untuk Menurut siswa, mengalami
dikarenakan mengumpulkan fase-fase model hambatan
PBL
selama proses informasi data dalam
memfasilitasi
pembelajaran yang cocok mereka untuk komsumsi
dengan model sebab siswa berperan aktif waktu, dimana
PBL, siswa masih dalam pada hari awal
menemukan
dibentuk menyangka penyelesaian pertemuan
menjadi guru mrupakan masalah yang berlangsung
beberapa sumber utama tepat. Mereka tahapan ini
juga
kelompok dalam proses sedikit
menyampaikan
diskusi. Tiap penngumpulan bahwasanya mengalami
kelompok informasi serta mereka hambatan ialah
mendapatkan
sendiri terdiri siswa pula ada siswa yang
sarana
dari 5-6 orang, hadapi mengevaluasi tidak sesuai
dalam kesusahan benar atau dengan teman
tidaknya
kelompok dalam sekelompoknya
konsep materi
tersebut siswa menguasai yang mereka . Dampaknya,
aktif saling kegiatan serta pikirkan. Hal guru
mengemukaka permasalahan tersebut
memudahkan memerlukan menggali informasi, saling bertukar
siswa dalam waktu yang pendapat saat berdiskusi dalam
memahami
lumayan lama menyelesaikan suatu permasalahan,
materi yang
disampaikan dalam rasional, dan minat belajar matematika
oleh guru. membujuk yang tumbuh dari dalam diri siswa.
siswa biar ingin
Penerapan model problem based
berkelompok
learning yang diajarkan kepada siswa pada
dengan
saat pembelajaran matematika dapat
temannya.
meningkatkan kemampuan pemahaman
konsep matematis siswa. Dibuktikan dari
hasil review data penelitian dimana
KESIMPULAN DAN SARAN meningkatnya hasil belajar siswa dan
ketuntasan siswa dalam evaluasi
Secara keseluruhan dari hasil
kemampuan pemahaman konsep
penelitian kelima jurnal yang dianalisis
matematis siswa. Hal tersebut
model problem based learning
menunjukkan bahwa pembelajaran
berpengaruh dan mampu meningkatkan
Problem Based Learning (PBL)
kemampuan pemahaman konsep
memberikan pengaruh yang lebih efektif
matematis siswa. Terbukti berdasarkan
dan model pembelajaran Problem Based
dari hasil review penelitian. Dimana model
Learning (PBL) layak digunakan dalam
problem based learning dapat merubah
pembelajaran matematika pada tingkat
pemikiran siswa sebelumnya yang kurang
Sekolah Menengah Pertama.
aktif menjadi lebih aktif dalam membaca,

DAFTAR PUSTAKA

Astraman, Agus Kadek, I Ketut Dibia, Luh terhadap kemampuan pemahaman


Pt Putrini Mahadewi. 2017. konsep matematis siswa.
Pengaruh Model Problem Based Fibonacci. 2(2). 10
Learning (PBL) Bermediakan
Moleong, L.J. (2009). Metode Penelitian
Gambar Terhadap Hasil Belajar
Kualitatif. Bandung: PT Remaja
IPA Siswa Kelas V. Jurnal PGSD.
Rosdakarya.
(Online), Volume 5, Nomor 2
Dian Novitasari. (2016). Pengaruh
pengguaan multimedia interatif
Moleong, L.J. (2017). Metode Penelitian Terbimbing Siswa Kelas VIII C
Kualitatif. Bandung: PT Remaja SMP Negeri 11 Yogyakarta.
Rosdakarya Yogyakarta. Jurnal Derivat. 2(2).
NCTM. 2000. Principles and Standars for 56-57
School Mathematics.USA: NCTM
Sriyanto, H. J. (2017). Mengobarkan api
Paul Eggen dan Don Kauchak,
matematika: Membelajarkan
Strategi dan Model Pembelajaran
matematika yang kreatif dan
Mengajarkan Konten dan
mencerdaskan. Sukabumi: Jejak
Keterampilan Berpikir,(Jakarta
Publisher
Barat: PT Indeks, 2012), h.310-
311. Trianto, Model Pembelajaran Terpadu
Ngalimun. 2017. Strategi pembelajaran : (Konsep, Strategi, dan
dilengkapi dengan 65 model Implementasinya dalam
pembelajaran. Yogyakarta : Dua Kurikulum Tingkat Satuan
Satria Ovet. Pendidikan KTSP (Jakarta: Bumi
Setyosari, P. 2010. Metode Penelitian Aksara, 2014), h. 51
Pendidikan dan Trianto. 2018. Mendesain Model
Pengembangan.Jakarta: Kencana Pembelajaran Inovatif –
Sugiyono. (2019). Metode Penelitian Progresif. Jakarta: Kharisma
Pendidikan. Bandung : CV Putra Grafika
Alfabeta Usman, Ekasatya. 2017. Kemampuan
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Pemahman Matematis siswa
Kualitatif . Bandung : CV melalui pembelajaran Auditory
Alfabeta Intellectualy Repetition dan
Problem based learning. Jurnal
Sholihah, D.A., dan Shanti, W.N. (2017).
pendidikan Matematika. (11) 1.h.
Disposisi Berpikir Kritis Matematis
68-69
dalam Pembelajaran Menggunakan
Uus Toharudin, Sri Hendrawati dan
Metode Socretes. Jurnal Kajian
Adrian Rustaman, Membangun
Pendidikan Matematika, 4(2): 1-9.
Literasi Sains Peserta Didik,
Sri Agata, Dwi. (2015). Upaya
(Bandung: Humaniora, 2011),
Meningkatkan Pemahaman
h.107
Konsep Matematika Dengan
Model Pembelajaran Inkuisi
Warsono dan Hariyanto, Pembelajaran
Aktif Teori dan Asesmen,
(Bandung: PT.Remaja
Rosdakarya, 2016), cet. 4, h. 147.
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran
Berorientasi Standar Proses
Pendidikan,(Jakarta: Kencana,
2016), h. 220-221
Yulia, Sudargo dan Dina. 2019. Efektivitas
Model contextual Teaching and
learning dan model problem
based learning untuk
meningkatkan kemampuan
pemahamn konsep matematis
siswa SMP. Imajiner:Jurnal
matematika dan pendidikan
matematika. (1)5.h.190
Zed Mestika. 2014. Metode Penlitian
Kepustakaan. Jakarta : Yayasan
Obor Idonesia
Zulfikar, Dkk. 2020. Pengaruh Model
Problem based learning terhdap
kemampuan pemahman konsep
matematis siswa SMP negeri 4
Tomia. Tomia : Jurnal penelitian
pendidikan matematika. (8) 1.
H.93

You might also like