You are on page 1of 3

1.

TEORI SELF TRANSCENDENCE (PAMELA G REED)


Menurut Pamela G Reed, Self Transcendence didefinisikan sebagai
pengembangan konsep diri dibatasi secara multidimensi yaitu :
a.Inwardly (batiniah) : Melakukan refleksi introspeksi diri terhadap pengalaman-
pengalaman yang telah dialami.
b.Outwardly (lahiriah) : Diartikan pentingnya berinteraksi dengan lingkungannya.
c.Temporally (duniawi) : Menggunakan pengalaman masa lalu sebagai pelajaran untuk
mencapai tujuan masa depan.
Self-trancendence pada awalnya didefinisikan oleh Reed (1991) sebagai
pengembangan batasan konsep diri multidimensi: inward/kedalam (terhadap wawasan
yang lebih luas ke dalam kepercayaan, nilai dan mimpi seseorang) contoh melalui
pengalaman introspeksi, outward/keluar (terhadap kesadaran akan hal lain dan
lingkungan),dan temporal (masa lampau dan masa datang yang terintegrasi saat ini).
Reed mendefinisikan secara menyeluruh, sebagai berikut : Self-transcendence mengarah
pada fluktuasi batasan-batasan keluar dari seseorang (atau diri sendiri) dengan segera
dan pandangan-pandangan sempit dari diri sendiri dan dunia. Fluktuasi ini adalah
pandimensional, inward (terhadap kesadaran yang lebih besar dari
kepercayaan/keyakinan seseorang, nilai, dan cita-cita), outward (terhadap orang lain dan
lingkungan), dan temporal (terhadap pengintegrasian masa lampau dan masa depan
dengan cara meningkatkan masa kini yang relatif).
Tahun 2003, pola lain dari perluasan batas disatukan sehingga self-transcendence adalah
kapasitas itu memperluas batasan-batasan" transpersonally (untuk berhubungan dengan
dimensi di luar dirinya)"diri sendiri. Karena self-transcendence adalah pandimensional,
ini memungkinkan dimensi-dimensi lain bisa ditambahkan untuk menguraikan kapasitas
perluasan batas.
Hubungan antara konsep-konsep mayor pada self transcendence theory

Model teori self


transcendence
mengusulkan tiga macam
hubungan :
1.Peningkatan vulnerability dihubungkan dengan peningkatan self transcendence.
2.Self transcendence berhubungan secara positif dengan kesejahteraan (well-being).
3.Faktor-faktor personal dan eksternal bisa mempengaruhi hubungan antara vulnerability
dan self transcendence dan antara self transcendence dan well-being.

 Penerapan Teori Self Transcendence :


1. Dalam bidang pelayanan kesehatan
Teori self-trancendence Pamela dapat digunakan dalam praktik keperawatan, terutama
dalam proses pengkajian pada pasien. Teori ini sangat tepat digunakan dalam proses
pengkajian karena variabel yang digunakan sudah mencakup tentang fenomena yang
terjadi dimasyarakat. Perawat dapat melakukan pengkajian tentang; refleksi diri,
harapan, dan pembimbing rohani pasien.
2. Dalam Bidang Pendidikan
Edukasi yang dimaksud adalah edukasi untuk perawat dan edukasi yang dapat
digunakan dalam dunia pendidikan keperawatan. Self-trancendence banyak
menggunkan teori-yeori yang sudah digunakan oleh para pakar sebelumnya. Pamela
mengatakan kapasitas dan permasalahn pasien dapat diselesaikan bersama dengan
perawat melalui pendidikan kesehatan.
3. Dalam Bidang Penelitian
Penelitian yang digunakan para peneliti tidak lepas dari variabel yang dikembangkan
Pamela dalam teori self-trancendence. Variabel ini dapat digunakan dalam berbagai
tempat peneltian seperti; komunitas, keluarga, jiwa, dan lain sebagainya. Penelitian
yang pernah menggunakan self-trancendence membuktikan bahwa pasien memiliki
hubungan yang kuat dalam menghadapi penyakitnya.

 Kelemahan Teori Self Transcendence dalam dunia Penelitian


- Beberapa bagan yang ditampilkan tidak menguraikan secara jelas yang
menghubungkan variabel-variabel dalam bagan tersebut.
- Banyak variabel dalam teori, seperti vulnerability dan transendensi diri serta
kondisi sejahtera yang masih abstrak, sehingga masih dapat kesulitan diterapkan
dalam praktik

 Kelemahan Teori Self Transcende dalam dunia pelayanan Kesehatan


- Pembahasan teori tidak mudah untuk dipahami sehingga sulit dicerna oleh para
perawat yang akan mengaplikasikannya ke dalam praktik.
- Terbatas digunakan hanya pada kasus-kasus yang berhubungan dengan adanya
masalah psikologis dengan kurang mempertimbangkan penanganan fisiknya.

You might also like