Professional Documents
Culture Documents
Laporan Praktikum Sistem Terner - AA Istri Brahmani Prita Dewi - 1913031022
Laporan Praktikum Sistem Terner - AA Istri Brahmani Prita Dewi - 1913031022
KIMIA FISIKA
Oleh:
Kelompok 3
Kelas : V A
JURUSAN KIMIA
SINGARAJA
2021
I. JUDUL PERCOBAAN
Sistem Terner Air-Kloroform-Asam Asetat
Kloroform yang kelarutannya sangat kecil dalam air, apabila ditambahkan asam
asetat maka kelarutannya akan bertambah besar. Hal ini disebabkan karena asam asetat
mudah larut dalam air dan asam asetat dapat larut dalam kloroform dalam berbagai
perbandingan. Sistem tiga komponen mempunyai derajat kebebasan F = 3-P, karena
tidak mungkin membuat diagram dengan 4 variabel, maka sistem tersebut dibuat pada
tekanan dan suhu tetap, sehingga diagram hanya merupakan fungsi komposisi. Harga
derajat kebebasan maksimal adalah 2, karena harga P hanya mempunyai 2 pilihan 1
fasa yaitu ketiga komponen bercampur homogen atau 2 fasa yang meliputi 2 pasang
misibel (Endang Widjajanti, 2008). Umumnya sistem 3 komponen merupakan sistem
cair-cair-cair. Jumlah fraksi mol ketiga komponen berharga 1. Dengan adanya berbagai
bentuk kesetimbangan antara komponen-komponen yang ada, digunakan diagram fasa
segitiga (Sari, 2001).
Diagram fasa merupakan cara mudah untuk menampilkan wujud zat sebagai fungsi
suhu dan tekanan. Sebagai contoh khas, diagram fasa air diberikan di gambar 2. Dalam
diagram fasa, diasumsikan bahwa zat tersebut diisolasi dengan baik dan tidak ada zat
lain yang masuk atau keluar sistem. Pemahaman tentang diagram fasa akan terbantu
dengan pemahaman hukum fasa Gibbs, hubungan yang diturunkan oleh fisikawan-
matematik Amerika Josiah Willard Gibbs (1839-1903) di tahun 1876. Aturan ini
menyatakan bahwa untuk kesetimbangan apapun dalam sistem tertutup, jumlah variabel
bebas disebut derajat kebebasan F yang sama dengan jumlah komponen C ditambah 2
dikurangi jumlah fasa P, yakni,
F=C+2-P …....................................(1)
Jadi, dalam titik tertentu di diagram fasa, jumlah derajat kebebasan adalah 2 yakni
suhu dan tekanan; bila dua fasa dalam kesetimbangan sebagaimana ditunjukkan dengan
garis yang membatasi daerah dua fasa hanya ada satu derajat kebebasan yaitu suhu atau
tekanan. Pada titik tripel ketika terdapat tiga fasa tidak ada derajat kebebasan lagi. Dari
diagram fasa, dapat dikonfirmasikan apa yang telah diketahui dan lebih lanjut dapat
mempelajari apa yang belum diketahui. Misalnya, kemiringan yang negatif pada
perbatasan padatan-cairan memiliki implikasi penting sebagaimana dinyatakan di
bagian kanan diagram, yakni bila tekanan diberikan pada es, es akan meleleh dan
membentuk air. Berdasarkan prinsip Le Chatelier, bila sistem pada kesetimbangan
diberi tekanan, kesetimbangan akan bergeser ke arah yang akan mengurangi perubahan
ini. Hal ini berarti air memiliki volume yang lebih kecil, kerapatan lebih besar daripada
es.Sebaliknya, air pada tekanan 0,0060 atm berada sebagai cairan pada suhu rendah,
sementara pada suhu 0,0098°C, tiga wujud air akan ada bersama. Titik ini disebut titik
tripel air. Tidak ada titik lain di mana tiga wujud air ada bersama.Selain itu, titik kritis
(untuk air, 218 atm, 374°C), juga ditunjukkan dalam diagram fasa. Bila cairan berubah
menjadi fasa gas pada titik kritis, muncul keadaan antara (intermediate state), yakni
keadaan antara cair dan gas. Dalam diagram fasa keadaan di atas titik kritis tidak
didefinisikan.
Bentuk diagram fasa 3 komponen tersebut dilukiskan dalam segitiga sama sisi,
yang terjadi pada suhu dan tekanan yang tetap. Aturan Gibbs yang digunakan untuk
menentukan keadaan sistem adalah sebagai berikut.
V = C – P..............................................(2)
Dengan V adalah derajat kebebasan, C adalah jumlah komponen, dan P adalah jumlah
fasa dalam sistem. Untuk sistem terner ini, C bernilai 3 sehingga persamaan Gibbs
menjadi
V = 3 – P...............................................(3)
Dengan menggunakan persamaan tersebut, derajat kebebasan yang diperlukan untuk
menentukan kedudukan sistem dalam daerah satu fasa adalah sebanyak 2. Diagram fasa
segitiga dapat digambarkan sebagai berikut.
A B
Gambar 1. Penentuan Komposisi
Perhatikan gambar 1 untuk sistem tiga komponen air-kloroform-asam asetat.
Kedudukan sistem ditentukan sebagai berikut.
A adalah tempat kedudukan sistem 100% A ; 0% B ; 0% C
B adalah tempat kedudukan sistem 100% B ; 0% A ; 0% C
C adalah tempat kedudukan sistem 100% C ; 0% A ; 0% B
Garis miring AC dan sejajar dengannya secara berturut-turut dari kiri ke kanan
merupakan tempat kedudukan sistem 0% B ; 10% B ; 20% B ; dan seterusnya sampai
100% B pada titik B. Garis miring BC dan yang sejajar dengannya secara berturut-turut
dari kiri ke kanan merupakan tempat kedudukan sistem 0% A ; 10% A ; 20% A ; dan
seterusnya sampai 100% A pada titik A. Sementara itu, garis AB yang sejajar
dengannya secara berturut-turut dari kiri ke kanan merupakan tempat kedudukan sistem
0% C ; 10% C ; 20% C ; dan seterusnya sampai 100% C pada titik C. Titik D adalah
kedudukan sistem komposisi 20% B ; 30% C ; dan 50% A. Bentuk diagram sistem
kloroform-air-asam asetat pada suhu dan tekanan tertentu adalah sebagai berikut:
CH3COOH
1 fase
CHCl3 2 fase
H2O
Gambar 2. Diagram fasa air- kloroform- asam asetat
Kurva yang terdapat dalam segitiga merupakan kelarutan antara ketiga zat. Di
dalam kurva terdiri atas campuran sistem yang memiliki 2 fasa cair-cair, yaitu asam
asetat dengan kloroform yang larut dalam air dan asam asetat dengan air yang larut
dalam kloroform. Garis PQ merupakan garis penentu komposisi sistem yang letaknya
tidak sejajar dengan H2O-CHCl3 disebut garis dasi (tie line). Misalnya suatu sistem
dimulai dari komposisi K, berdasarkan aturan Lever sistem ini memiliki jumlah air yang
lebih banyak daripada kloroform. Sistem ini merupakan sistem 2 fasa C jika dikocok
akan terlihat keruh. Dengan menitrasi campuran oleh asam asetat, maka komposisi akan
berjalan sepanjang garis KK’ menuju titik 100% asam asetat. Dengan pengocokan
secara berhati-hati selama titrasi akan diperoleh tetesan terakhir ketika kekeruhan tepat
hilang, yaitu titik K’.
2. Hitung fraksi mol air, kloroform, dan asam asetat dalam keempat campuran
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 =
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠
Tabel volume air dan kloroform pada masing-masing tabung.
Labu Volume air Volume kloroform
I 4 mL 0,671 mL
II 3 mL 1,342 mL
III 2 mL 2,013 mL
IV 1 mL 2,685 mL
Dengan cara yang sama, maka didapatkan hasil fraksi mol aquades, kloroform,
dan asam asetat pada masing-masing labu adalah sebagai berikut.
3. Hitung persen massa air, kloroform, dan asam asetat pada L1 dan L2
Garis dasi adalah garis yang berada dalam kurva penghubung keadaan pasangan
dua fasa. Garis dasi dapat dicari dengan menghitung % asam asetat dalam campuran
aquades, kloroform dan asam asetat. Pada campuran tersebut terbentuk 2 lapisan.
Lapisan atas diberi label L1 dan lapisan bawah L2. L1 yang merupakan campuran
asam asetat dan kloroform memiliki massa seberat 2,3743 gram dan ketika dititrasi
memerlukan NaOH sebanyak 1,8 mL, sedangkan L2 merupakan campuran akuades
dengan asam asetat memiliki massa seberat 4,0646 gram dan ketika dititrasi
memerlukan NaOH sebanyak 17,8 mL. Perhitungan % asam asetat pada kedua
lapisan adalah sebagai berikut.
• Persen asam asetat pada L1
mol NaOH = VNaOH × MNaOH
= 1,8 mL × 0,129 M
= 0,0002322 mol
mol NaOH = mol asam asetat = 0,0002322 mol
massa asam asetat = mol asam asetat × massa molar asam asetat
= 0,0002322 mol × 60 gram/mol
= 0,013932 gram
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑎𝑠𝑎𝑚 𝑎𝑠𝑒𝑡𝑎𝑡 0,013932 gram
% massa asam asetat = 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑐𝑎𝑚𝑝𝑢𝑟𝑎𝑛
𝑥100% = 2,3743 𝑔𝑟𝑎𝑚
𝑥100% =
0,586%
• Persen kloroform pada L1
massa kloroform = 2,3743 gram – 0,013932 gram = 2,36 gram
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑘𝑙𝑜𝑟𝑜𝑓𝑜𝑟𝑚 2,36 gram
% massa kloroform = 𝑥100% = 𝑥100% = 99, 4%
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑐𝑎𝑚𝑝𝑢𝑟𝑎𝑛 2,3743 𝑔𝑟𝑎𝑚
Persen massa
Nama Lapisan
Aquades Asam asetat Kloroform
Lapisan 1 (Lapisan
- 0,586 % 99,4 %
bawah)
Lapisan 2 (Lapisan
96,61% 3,4 % -
atas)
4. Gambarkan diagram segitiga dan tie line untuk sistem tiga komponen air-
kloroform-asam asetat.
VIII. PEMBAHASAN
Berdasarkan data dan analisis data maka dapat digambarkan diagram fasa dari
sistem 3 komponen, aquades-kloroform-asam asetat adalah sebagai berikut: Dari
persentase massa yang diperoleh dari perhitungan, dapat dibuat grafik diagram fasa dan
garis dasi sebagai berikut
IX. KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa garis dasi pada kurva
berdasarkan hasil percobaan merupakan garis yang menghubungkan titik dengan
persentase asam asetat 0,586% dan 0,262%.
X. SARAN
Dalam melakukan percobaan mengenai Sistem Terner Air-Kloroform-Asam
Asetat praktikan harus memperhatikan langkah kerja dengan cermat dan harus
melakukan kalibrasi alat serta memperhatikan kemurnian bahan yang digunakan untuk
mendapatkan hasil percobaan yang maksimal sesuai dengan yang diharapkan. Selain
itu, setelah mendapatkan data-data percobaan, praktikan sebaiknya lebih teliti dalam
menghitung dan mengolah data-data agar tidak terdapat kesalahan dalam
perhitungannya yang kemudian akan menjadi ketidaksesuaian pada hasilnya.