You are on page 1of 10

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA UMUM

Disusun oleh :

Nama : Teni Nuryani


NPM : E1B021024
Prodi : Kehutanan
Hari/Jam : Rabu/14:00 – 16:00 WIB
Tanggal : 6 Oktober 2021
ko-Ass : Shandy Mutiara Utami
Dosen : 1. Devi Silsia, Dra., M.si
2. Syafnil
Objek Praktikum : pH ASAM, BASA, DAN GARAM

LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTANIAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2021
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Larutan dibedakan menjadi tiga golongan, yaitu bersifat asam,basa, dan
netral (garam). Asam adalah senyawa kimia yang bila dilarutkan dalam air
akan menghasilkan larutan dengan pH lebih kecil dari 7 atau suatu zat yang
dapat memberi proton (ion H+) kepada zat lain, atau dapat menerima pasangan
elektron bebas dari suatu basa. Basa adalah senyawa kimia yang menyerap ion
H+ ketika dilarutkan dalam air. Basa memiliki pH lebih dari 7 atau basa adalah
senyawa ionik yang terdiri dari ion positif (kation) dan ion negatif (anion),
sehingga membentuk senyawa netral.
Ada terdapat dua jenis garam yaitu yang mampu terhirolisis dan ada yang
tidak. Nilai pH dalam garam yang terhidrolisis merupakan nilai yang harus
diketahui karena terkait mengenai kemampuan ionisasi.
1.2 Tujuan Percobaan
1. Menentukan pH larutan dengan menggunakan pH indikator universal.
2. Menghitung konsentrasi larutan dengan nilai pH tertentu.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Arhenius mengatakan bahwa asam adalah zat yang melarut dalam air
menghasilkan ion Hidrogen (H+). Basa adalah zat yang melarut dalam air
menghasilkan ion hidroksi (OH-).
Dalam teori Bronsted – Lowry, asam adalah zat yang memberi proton
(donor proton). Basa adalah zat yang menerima proton (akseptor proton).
Pada teori Lewis, asam adalah zat yang dapat membentuk ikaan kovalen
dengan jalan menerima pasangan elektron dari suatu basa. Basa adalah zat yang
dapat membentuk ikatan kovalen dengan jalan memberi pasangan elektron dari
suatu asam.
Berkaitan dengan sifat asam dan basa, larutan dikelompokkan kedalam
tiga golongan yaitu bersifat asam, basa, dan netral. Meskipun asam dan basa
mempunyai rasa yang berbeda tidaklah bijaksana untuk menunjukkan keasaman
atau kebasaan dengan cara mencicipinya, karena banyak diantaranya yang dapat
merusak kulit atau bersifat racun (Petrucci, H.Ralph, 1987).
Senyawa asam dan senyawa basa dapat digolongkan menjadi asam kuat,
asam lemah, basa kuat, dan basa lemah. Kekuatan asam ditentukan oleh
kemampuan mengahasilkan ion H+, sedangkan kekuatan basa ditentukan oleh
kemampuan menghasilkan OH-. Banyaknya ion H+ atu ion OH- yang dihasilkan,
ditentukan oleh derajat ionisasi (Petrucci, H.Ralph, 1987).
Keasaman suatu larutan disebabkan adanya ion H+. Konsentrasi ion
hydronium [H+] dalam larutan encer umumnya sangat rendah, tetapi sangat
menentukan sifat-sifat larutan, terutama larutan dalam air
(Sastrojamidjojo,Harjono, 2005).
BAB III
METODOLOGI

3.1 Alat dan Bahan


- pH indikator universal - NaCl
- HCL - Tabung reaksi
- H2SO4 - Erlenmeyer volume 50/100
- HCH3COO mL
- NaOH - Pipet ukur 10 ml
- NH4OH - Pipet ukur 5 ml
- NaCH3COO - Kaca arloji
- Asam borak - Corong kaca
- NH4CL - Rak tabung reaksi
- Na2SO3 - Pipet biasa

3.2 Prosedur Kerja


- Bersihkan 10 buah tabung reaksi dengan deterjen dan keringkan.
- Letakkan di rak tabung reaksi dengan mulut tabung ke atas.
- Pipet lebih kurang 2 mL larutan yang telah disediakan ke dalam masing-
masing tabung reaksi.
- Tentukan pH dengan menggunakan kertas pH indikator universal.
- Hitung konsentrasi masing-masing larutan.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN

Konsentrasi
No Nama larutan pH Golongan
(Molaritas)
1 HCl 1 Asam kuat 1x10-1 M
2 H2SO4 2 Asam kuat 1x10-2 M
3 H3COOH 6 Asam lemah 1x10-6 M
4 NaOH 13 Basa kuat 1x10-1 M
5 NH4OH 11 Basa lemah 1x10-3 M
6 Asam borak 5 Asam lemah 1x10-5 M
Garam dari
7 NaCl 7 basa kuat dan 1x10-7 M
asam kuat
8 NH4Cl 5 Asam lemah 1x10-5 M
Garam dari
9 NaCH3COO 10 basa kuat dan 1x10-4 M
asam lemah
Garam dari
10 Na2SO4 7 basa kuat dan 1x10-7 M
asam kuat
BAB V
PEMBAHASAN

1. Molaritas dari pH HCl = 1


pH = - log (H+)
1 = - log (H+)
H+ = 1x10-1 M
2. Molaritas dari pH H2SO4 = 2
pH = - log (H+)
2 = - log (H+)
H+ = 1x10-2 M
3. Molaritas dari pH CH3COOH = 6
pH = - log (H+)
6 = - log (H+)
H+ = 1x10-6 M
4. Molaritas dari pH NaOH = 13
pH = 14 _ pOH
pOH = 14 _ 13
=1
pOH = -log OH-
OH- = - log 1
= -log 10-1
= 1x10-1 M
5. Molaritas dari pH NH4OH = 11
pH = 14 _ pOH
pOH = 14-11
=3
pH = -log OH-
OH- = - log 3
= -log 10-3
= 1x10-3 M
6. Molaritas dari pH Asam borak (H3BO3) = 5
pH = - log (H+)
5 = - log (H+)
H+ = 1x10-5 M
7. Molaritas dari pH NaCl = 7
pH = - log (H+)
7 = - log (H+)
H+ = 1x10-7 M
8. Molaritas dari pH NH4Cl = 5
pH = - log (H+)
5 = - log (H+)
H+ = 1x10-5 M
9. Molaritas dari pH NaCH3COO = 10
pH = 14 _ pOH
pOH = 14-10
=4
pH = -log OH-
OH- = - log 4
= -log 10-4
= 1x10-4 M
10. Molaritas dari pH Na2SO4 = 7
pH = - log (H+)
7 = - log (H+)
H+ = 1x10-7 M
BAB VI
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Asam menghasilkan ion hidrogen dalam air, sedangkan basa menghasilkan
ion hidroksida dalam air. Menghitung konsentrasi larutan dinyatakan dengan
pH. Bila basa direaksikan dengan asam maka akan terbentuk garam.
4.2 Saran
Praktikan harus memahami cara menghitung pH sesuai dengan golongan.
Dalam menghitung konsentrasi diperlukan ketelitan, sehingga praktikan dapat
menggolongkan yang mana asama, basa, dan garam.
DAFTAR PUSTAKA

Petrucci, H.Ralph.1987.Kimia Dasar jilid 2.Erlangga. Jakarta.


Sastrojamidjojo,Harjono.2008.Kimia Dasar “Titrasi Asam
Basa”.Yudhistira.Jakarta.
https://id.wikibooks.org/wiki/Subjek:Kimia/Materi:Asam,_Basa,_Garam

You might also like