Professional Documents
Culture Documents
Fiqih Munakahah
Fiqih Munakahah
FIQIH MUNAKAHAT
Disusun Oleh :
TASIKMLAYAA
2022
DAFTAR ISI
Table of Contents
BAB I............................................................................................................................................................3
PENDAHULUAN...........................................................................................................................................3
BAB II...........................................................................................................................................................3
PEMBAHASAN.............................................................................................................................................3
A. PENGERTIAN DAN HUKUM PERNIKAHAN......................................................................................3
1. PENGERTIAN PERNIKAHAN.........................................................................................................3
2. HUKUM PERNIKAHAN.................................................................................................................4
TUJUAN PERNIKAHAN.............................................................................................................................4
1. UNTUK MEMBENTUK KELUARGA SAKINAH, MAWADAH, WAROHMAH...................................4
2. UNTUK MENDAPAT KETURUNAN YANG SAH.............................................................................5
3. UNTUK MENGHINDARI PERZINAHAN.........................................................................................5
B. PERSIAPAN SEBELUM MENIKAH.....................................................................................................5
C. RUKUN DAN SYARAT PERNIKAHAN................................................................................................7
D. SUNNAH DALAM AKAD.................................................................................................................10
BAB III........................................................................................................................................................11
PENUTUP...................................................................................................................................................11
A. KESIMPULAN.................................................................................................................................11
2
BAB I
PENDAHULUAN
Allah SWT telah menciptakan segala sesuatu dengan berpasang-pasangan, ada lelaki ada
perempuan, salah satu ciri makhluk hidup adalah berkembang biak yang bertujuan untuk
meneruskan generasi atau melanjutkan keturunan. Oleh sebab itu Allah SWT memberikan
manusia karunia berupa pernikahan untuk memasuki jenjang hidup baru yang bertujuan untuk
melanjutkan dan melestarikan generasinya.
Untuk merealisasikan terjadinya kesatuan dari dua sifat tersebut menjadi sebuah
hubungan yang benar-benar manusiawi, maka Islam telah datang dengan membawa ajaran
pernikahan yang sesuai dengan syariat-Nya. Islam menjadikan lembaga pernikahan,agar lahir
keturunan secara terhormat, maka pernikahan adalah satu hal yang wajar jika dikatakan
sebagai suatu peristiwa dan sangat diharapkan oleh mereka yang ingin menjaga kesucian fitrah.
BAB II
PEMBAHASAN
3
membangun rumah tangga dan dengan pernikahan dapat menghalalkan hubungan
kelamin antara keduanya dengan dasar suka rela demi terwujudnya keluarga bahagia
yang diridhoi oleh Allah SWT. Menurut Undang-Undang Perkawinan Nomor 1 Tahun
1974, pengertian pernikahan adalah ikatan lahir bathin antara seorang pria dan wanita
sebagai suami-istri untuk membentuk keluarga yang sakinah, mawadah dan rahmah.
2. HUKUM PERNIKAHAN
Hukum menikah itu sesuai dengan keadaannya yaitu:
1. Wajib yaitu bagi orang yang sudah mampu nikah, dan khawatir akan terjerumus
dalam perzinahan. Maka orang tersebut diwajibkan untuk menikah.
2. Sunnah yaitu bagi orang yang telah mampu untuk menikah (baik fisik, mental,
maupun biaya) , tetapi tidak khawatir akan terjerumus kedalam kemaksiatan karena
mampu menjaga dirinya.
3. Mubah artinya diperbolehkan. Mubah ini merupakan asal hukum pernikahan.
4. Makruh yaitu orang yang akan melakukan pernikahan telah mempunyai keinginan
atau hasrat yang kuat, tetapi ia belum mempunyai bekal untuk memberi nafkah
kemudharatan.
5. Haram bagi orang yang menikah atas dorongan nafsu belaka, orang yang ingin
merenguk keuntungan materidan orang yang mempunyai niat untuk menyakiti
TUJUAN PERNIKAHAN
1. UNTUK MEMBENTUK KELUARGA SAKINAH, MAWADAH, WAROHMAH
Salah satu tujuan pernikahan ialah membentuk keluarga sakinah, mawadah dan
rahmah yang artinya membentuk keluarga yang penuh ketentraman, kebahagiaan
dan penuh kasih sayang. Firman Allah SWT.
ق لَ ُك ْم ِّم ْن اَ ْنفُ ِس ُك ْم اَ ْز َواجًا لِّتَ ْس ُكنُ ْوا اِلّ ْيهَ ا َو َج َع َل َ ََو ِم ْن ٰا ٰيتِ ٖه اَ ْن َخل
َ ِ اِ َّن فِ ْي ٰذل,ًبَ ْينَ ُك ْم َّم َو َّدةً َّو َرحْ َمة.
ٍ ك اَل ٰ ٰي
ت لِّقَ ْو ٍم يَّتَفَ َّكر ُْو َن
Artinya: “Dan diantara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah Dia menciptakan
pasangan-pasangan untukmu dari jenismu sendiri, agar kamu cendrung dan merasa
4
tentram kepadanya, dan Dia menjadikan diantaramu rasa kasih dan sayang.
Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran
Allah) bagi kaum yang berpikir”. (Q.S. Ar-Rūm : 21)
ُّب َم ِن ا ْستَطَا َع ِم ْن ُك ُم ْالبَ ا َءةَ فَ ْليَتَ َز َّوجْ فَِإنَّهُ َأ َغض ِ يَا َم ْع َش َر ال َّشبَا
ُالص ْو ِم فَِإنَّهُ لَ ه
َّ ج َو َم ْن لَ ْم يَ ْس تَ ِط ْع فَ َعلَ ْي ِه ِب ِ ْص ُن لِ ْلفَر
َ ْص ِر َوَأح َ َِل ْلب
(و َجا ٌء (رواه البخارى و مسلم ِ
Artinya: ”Hai para pemuda, barang siapa diantara kamu telah sanggup menikah,
maka nikahlah. Karena nikah itu dapat menundukkan mata dan memelihara faraj
(kelamin) dan barang siapa tidak sanggup maka hendaklah berpuasa karena puasa
itu dapat melemahkan syahwat”. (HR. Bukhori-Muslim).
5
B. PERSIAPAN SEBELUM MENIKAH
Sebelum menikah sebaiknya memperhatikan beberapa hal agar pernikahan
berlangsung dengan sebaik-baiknya dan dapat membawa manusia ke arah
kesejahteraan yang didambakan.
1. USIA NIKAH
Setiap dua insan yang ingin menikah hendaklah memiliki usia yang telah
mencapai usia nikah. Usia nikah ini meli[puti fisik dan jiwa yang dianggap sebagai
orang yang sudah matang untuk berumah tangga, karena calon pengantin akan
memikul tanggung jawab yang berat dalam membina keluarga.
Menurut UU Perkawinan RI No.1 Tahun 1974 seseorang diperbolehkan menikah bagi
laki-laki apabila telah berusia minimal 19 tahun, dan untuk perempuan minimal usia
16 tahun.
2. BIAYA KEHIDUPAN
Bagi seorang laki-laki yang akan melaksanakan pernikahan hendaklah
mempersiapkan terlebih dahulu biaya pernikahan dan bekal hidup untuk
mengarungi kehidupan di dalam berumah tangga. Hal ini dimaksudkan agar
terhindar dari kehancuran, karena biasanya rumaah tangga tanpa didukung oleh
biaya hidup pasti akan mengalami kekacauan dan kehancuran.
3. PEKERJAAN
Bagi seorang laki-laki yang akan melaksanakan pernikahan hendaklah Ia
terlebih dahulu memiliki pekerjaan yang dapat membiayai keperluan rumah
tangganya. Pekerjaan yang harus dimiliki oleh seorang laki-laki ini dapat berupa apa
saja, asal pekerjaan tersebut masih mengikuti norma-norma di agama Islam.
4. PENDIDIKAN/PENGETAHUAN
Laki-laki atau perempuan yang ingin menikah hendaklah keduanya telah
memiliki pengetahuan atau pendidikan yang cukup. Yang berperan ampuh
meningkatkan martabat kemanusiaannya. Dan dengan pendidikan akan dapat
memecahkan permasalahan didalam rumah tangga.
5. MAHAR
Mahar atau maskawin ialah pemberian dari seorang laki-laki kepada seorang
perempuan baik berupa uang atau benda-benda yang berharga yang disebabkan
karena pernikahan diantara keduanya. Memberi mahar hukumnya wajib bagi
mempelai laki-laki. Allah SWT berirman:
6
.....ْض ۗةً َواَل ُجنَ ا َح
َ فَ َماا ْستَ ْمتَ ْعتُ ْم بِ ٖه ِم ْنه َُّن فَ ٰاتَ ْوهُ َّن اُ ُج ْو َرهُ َّن فَ ِري
:(النس اء......ْضـــــــــ ِۗة ِ ْض ْالفَ ِري
ِ ض ْيتُ ْمبِ ِه ِم ْن بَع َ َعلَ ْي ُك ْم فِ ْي َما تَ َرا
)۲٤
Artinya: “Maka istri-istri yang telah kamu nikmati (campuri) diantara mereka,
berikanlah kepada mereka maharnya (dengan sempurna) sebagai suatu kewajiban;
dan tiadalah mengapa bagi kamu terhadap sesuatu yang telah kamu saling
merelakannya, sesudah menentukan mahar itu. Sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui lagi Maha Bijaksana.....”.(Q.S. An-Nisa’:24).
Beragama Islam.
Benar-benar pria
Beragama Islam
Benar-benar perempuan
3. WALI
Wali adalah orang yang menikahkan, seperti bapak dari calon istri.
7
أيما امرأة نكحت بغير إذن وليها فنكاحها باطل
Artinya:“Barangsiapa diantara perempuan yang menikah dengan tanpa izin walinya,
maka pernikahannya batal” (Riwayat Empat Ahli Hadis kecuali Nasa’I).
Beragama islam
Tidak dipaksa
Laki-laki
Wali hakim.
8
Wali hakim berlaku apabila wali yang tersebut di atas semuanya tidak ada, sedang
berhalangan, atau menyerahkan kewaliannya kepada hakim.
Laki-laki
Beragama Islam
Saleh
Baligh (dewasa)
5. IJAB QOBUL
Ijab kabul yaitu serah-terima pernikahan. Ijab ialah ucapan seperti kata wali yang
berisi pernyataan menikahkan. Kabul ialah ucapan dari calon suami yang berisi
Ijab : “Saya nikahkan kamu dengan anak saya bernama ............dengan maskawin
Kabul : “Saya terima nikah dengan anak bapak bernama ............dengan maskawin
9
D. SUNNAH DALAM AKAD
1. KHUTBAH NIKAH
Khutbah nikah sangat dianjurkan menurut agama Islam karena di dalam
khutbah ini banyak nasehat-nasehat yang sangat berguna bagi suami-istri dalam
mengarungi kehidupan berumah tangga sesuai dengan tuntunan Islam. Khutbah
nikah ini dimulai dengan bacaan basmalah, tahmid dan shalawat kepada Nabi
Muhammad SAW setelah itu nasehat-nasehat untuk kedua mempelai dan diakhiri
dengan do’a.
Setelah khutbah nikah disunnahkan berdoa untuk kedua mempelai. Adapun doa
yang sering dikemukakan oleh Rasulullah SAW untuk orang yang baru saja
3. WALIMAH
Walimah artinya pesta, dan walimah untuk pernikahan disebut Walimah
ْ ُ ْ ُ َْ َ
Ursو ِليم ة الع ر ِس . Walimah Urs adalah pesta atau perayaan pernikahan, yang bertujuan
untuk menyiarkan pernikahan itu. Agar masyarakat tidak curiga ketika mereka
melakukan hubungun suami istrinantinya. Memeriahkan pernikahan sesuai dengan
sabda Rasulullah SAW sebagai berikut:
يﷺقَ ا َل اَ ْعلِنُ ْوا هَ َذاالنِّ َكا َح َواجْ َعلُ ْوهُ فِى َّ َِع ْن َعاِئ َش ةَ اَ َّن النَّب
)ف (رواه أحمد والترمذى وحسنه َ اج ِد َواضْ ِرب ُْوا َعلَ ْي ِه ال ُّدفُ ْو ِ ْال َم َس
10
Artinya: “Dari Aisyah ra, bahwasanya Nabi SAW bersabda: Syiarkanlah nikah ini, adakanlah di
masjid-masjid dan pukullah rebana-rebana untuk kemeriahan pernikahan ini”.(H.R. Ahmad dan
At Tirmidzi, hadis ini termasuk hadis hasan).
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Nikah artinya Perjanjian (akad) antara seorang laki-laki dan seorang perempuan
yang bukan muhrimnya untuk membangun rumah tangga dan dengan
dasar suka rela demi terwujudnya keluarga bahagia yang diridhoi oleh Allah
SWT.
2. Hukum menikah itu ada lima yaitu Wajib, Sunnah, Mubah, Makruh, dan
Haram.
11
5. Rukun dan Syarat pernikahan yaitu: ada Calon suami, Calon Istri, Wali, Dua
Orang Saksi, dan Ijab-Kabul.
6. Sunnah dalam akad nikah yaitu Khutbah Nikah, Doa untuk kedua mempelai,
dan Walimah.
Memperpanjang Usia.
menjauhkan diri dari depresi, dan menjauhkan seseorang dari tindakan beresiko.
9. Nikah yang terlarang yaitu Nikah Mut’ah, Nikah Syigar, dan Nikah Muhallil.
12