You are on page 1of 12

MAKALAH

FIQIH MUNAKAHAT

Disusun Oleh :

Jiddan Zenidan Zamzami Nim : 2002098

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM TASIKMALAYA

PRODI HUKKUM KELUARGA ISLAM

TASIKMLAYAA

2022
DAFTAR ISI

Table of Contents
BAB I............................................................................................................................................................3
PENDAHULUAN...........................................................................................................................................3
BAB II...........................................................................................................................................................3
PEMBAHASAN.............................................................................................................................................3
A. PENGERTIAN DAN HUKUM PERNIKAHAN......................................................................................3
1. PENGERTIAN PERNIKAHAN.........................................................................................................3
2. HUKUM PERNIKAHAN.................................................................................................................4
TUJUAN PERNIKAHAN.............................................................................................................................4
1. UNTUK MEMBENTUK KELUARGA SAKINAH, MAWADAH, WAROHMAH...................................4
2. UNTUK MENDAPAT KETURUNAN YANG SAH.............................................................................5
3. UNTUK MENGHINDARI PERZINAHAN.........................................................................................5
B. PERSIAPAN SEBELUM MENIKAH.....................................................................................................5
C. RUKUN DAN SYARAT PERNIKAHAN................................................................................................7
D. SUNNAH DALAM AKAD.................................................................................................................10
BAB III........................................................................................................................................................11
PENUTUP...................................................................................................................................................11
A. KESIMPULAN.................................................................................................................................11

2
BAB I

PENDAHULUAN

Allah SWT telah menciptakan segala sesuatu dengan berpasang-pasangan, ada lelaki ada
perempuan, salah satu ciri makhluk hidup adalah berkembang biak yang bertujuan untuk
meneruskan generasi atau melanjutkan keturunan. Oleh sebab itu Allah SWT memberikan
manusia karunia berupa pernikahan untuk memasuki jenjang hidup baru yang bertujuan untuk
melanjutkan dan melestarikan generasinya.

Untuk merealisasikan terjadinya kesatuan dari dua sifat tersebut menjadi sebuah
hubungan yang benar-benar manusiawi, maka Islam telah datang dengan membawa ajaran
pernikahan yang sesuai dengan syariat-Nya. Islam menjadikan lembaga pernikahan,agar lahir
keturunan secara terhormat, maka pernikahan adalah satu hal yang wajar jika  dikatakan
sebagai suatu peristiwa dan sangat diharapkan oleh mereka yang ingin menjaga kesucian fitrah.

Adapun makalah ini akan membahas mengenai pengertian dan hukum


pernikahan,tujuan pernikahan,persiapan sebelum pernikahan, rukun dan syarat pernikahan,
sunnah dalam akad nikah, dan hikmah pernikahan,serta pernikahan yang terlarang.

BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN DAN HUKUM PERNIKAHAN


1. PENGERTIAN PERNIKAHAN
Pernikahan berasal dari kata dasar nikah. Kata nikah menurut bahasa Indonesia
berarti berkumpul atau bersatu. Menurut istilah syariat, nikah artinyaPerjanjian (akad)
antara seorang laki-laki dan seorang perempuan yang bukan muhrimnya untuk

3
membangun rumah tangga dan dengan pernikahan dapat menghalalkan hubungan
kelamin antara keduanya dengan dasar suka rela demi terwujudnya keluarga bahagia
yang diridhoi oleh Allah SWT.  Menurut Undang-Undang Perkawinan Nomor 1 Tahun
1974, pengertian pernikahan adalah ikatan lahir bathin antara seorang pria dan wanita
sebagai suami-istri untuk membentuk keluarga yang sakinah, mawadah dan rahmah.
2. HUKUM PERNIKAHAN
Hukum menikah itu sesuai dengan keadaannya yaitu:
1. Wajib yaitu bagi orang yang sudah mampu nikah, dan khawatir akan terjerumus
dalam perzinahan. Maka orang tersebut diwajibkan untuk menikah.
2.   Sunnah yaitu bagi orang yang telah mampu untuk menikah (baik fisik, mental,
maupun biaya) , tetapi tidak khawatir akan terjerumus kedalam kemaksiatan karena
mampu menjaga dirinya.
3.     Mubah artinya diperbolehkan. Mubah ini merupakan asal hukum pernikahan.

4.  Makruh yaitu orang yang akan melakukan pernikahan telah mempunyai keinginan
atau hasrat yang kuat, tetapi ia belum mempunyai bekal untuk memberi nafkah

tanggungannya. Pernikahan semacam ini dikhawatirkan mendatangkan

kemudharatan.

5.  Haram bagi orang yang menikah atas dorongan nafsu belaka, orang yang ingin
merenguk keuntungan materidan orang yang mempunyai niat untuk menyakiti

perempuan yang dinikahinya.

TUJUAN PERNIKAHAN
1. UNTUK MEMBENTUK KELUARGA SAKINAH, MAWADAH, WAROHMAH
Salah satu tujuan pernikahan ialah membentuk keluarga sakinah, mawadah dan
rahmah yang artinya membentuk keluarga yang penuh ketentraman, kebahagiaan
dan penuh kasih sayang. Firman Allah SWT.

‫ق لَ ُك ْم ِّم ْن اَ ْنفُ ِس ُك ْم اَ ْز َواجًا لِّتَ ْس ُكنُ ْوا اِلّ ْيهَ ا َو َج َع َل‬ َ َ‫َو ِم ْن ٰا ٰيتِ ٖه اَ ْن َخل‬
َ ِ‫ اِ َّن فِ ْي ٰذل‬,ً‫بَ ْينَ ُك ْم َّم َو َّدةً َّو َرحْ َمة‬.
ٍ ‫ك اَل ٰ ٰي‬
‫ت لِّقَ ْو ٍم يَّتَفَ َّكر ُْو َن‬
Artinya: “Dan diantara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah Dia menciptakan
pasangan-pasangan untukmu dari jenismu sendiri, agar kamu cendrung dan merasa
4
tentram kepadanya, dan Dia menjadikan diantaramu rasa kasih dan sayang.
Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran
Allah) bagi kaum yang berpikir”. (Q.S. Ar-Rūm : 21)

2. UNTUK MENDAPAT KETURUNAN YANG SAH


Selain membangun keluarga sakinah, mawadah dan rahmah, pernikahan
juga bertujuan untuk mendapatkan keturunan. Anak dari perkawinan merupakan
penerus perjuangan ibu dan bapaknya.Nikah merupakan jalan terbaik untuk
mendapatkan keturunan mulia (terhormat) yang halal dan mendapat ridha Allah
SWT melalui pernikahan, keturunan menjadi banyak, kehidupan menjadi lestari, dan
keturunan terpelihara sehingga kelangsungan hidup suatu negara atau bangsa dapat
terwujud.
Keturunan juga merupakan perhiasan didalam rumah tangga sebagaimana Allah
SWT berfirman :

)٤٦ : ‫اَل ْمــــا َ ُل َو ْالبَنُ ْو َن ِز ْينَةُ ْال َح ٰيو ِة ال ُّد ْنيَا(الكهف‬


Artinya: “Harta dan anak-anak adalah merupakan perhiasan kehidupan
dunia....”(Q.S. Al-Kahfi : 46).

3. UNTUK MENGHINDARI PERZINAHAN


Manusia dilahirkan dilengkapi dengan hawa nafsu (biologis), artinya manusia
memiliki keinginan terhadap lawan jenisnya. Keinginan tersebut hendaknya
dikendalikan melalui pernikahan, namun jika belum sanggup maka hendaklah
berpuasa seperti hadis berikut. Rasulullah SAW bersabda :

ُّ‫ب َم ِن ا ْستَطَا َع ِم ْن ُك ُم ْالبَ ا َءةَ فَ ْليَتَ َز َّوجْ فَِإنَّهُ َأ َغض‬ ِ ‫يَا َم ْع َش َر ال َّشبَا‬
ُ‫الص ْو ِم فَِإنَّهُ لَ ه‬
َّ ‫ج َو َم ْن لَ ْم يَ ْس تَ ِط ْع فَ َعلَ ْي ِه ِب‬ ِ ْ‫ص ُن لِ ْلفَر‬
َ ْ‫ص ِر َوَأح‬ َ َ‫ِل ْلب‬
‫(و َجا ٌء (رواه البخارى و مسلم‬ ِ
Artinya: ”Hai para pemuda, barang siapa diantara kamu telah sanggup menikah,
maka nikahlah. Karena nikah itu dapat menundukkan mata dan memelihara faraj
(kelamin) dan barang siapa tidak sanggup maka hendaklah berpuasa karena puasa
itu dapat melemahkan syahwat”. (HR. Bukhori-Muslim).

5
B. PERSIAPAN SEBELUM MENIKAH
Sebelum menikah sebaiknya memperhatikan beberapa hal agar pernikahan
berlangsung dengan sebaik-baiknya dan dapat membawa manusia ke arah
kesejahteraan yang didambakan.
1. USIA NIKAH
Setiap dua insan yang ingin menikah hendaklah memiliki usia yang telah
mencapai usia nikah. Usia nikah ini meli[puti fisik dan jiwa yang dianggap sebagai
orang yang sudah matang untuk berumah tangga, karena calon pengantin akan
memikul tanggung jawab yang berat dalam membina keluarga.
Menurut UU Perkawinan RI No.1 Tahun 1974 seseorang diperbolehkan menikah bagi
laki-laki apabila telah berusia minimal 19 tahun, dan untuk perempuan minimal usia
16 tahun.
2. BIAYA KEHIDUPAN
Bagi seorang laki-laki yang akan melaksanakan pernikahan hendaklah
mempersiapkan terlebih dahulu biaya pernikahan dan bekal hidup untuk
mengarungi kehidupan di dalam berumah tangga. Hal ini dimaksudkan agar
terhindar dari kehancuran, karena biasanya rumaah tangga tanpa didukung oleh
biaya hidup pasti akan mengalami kekacauan dan kehancuran.
3. PEKERJAAN
Bagi seorang laki-laki yang akan melaksanakan pernikahan hendaklah Ia
terlebih dahulu memiliki pekerjaan yang dapat membiayai keperluan rumah
tangganya. Pekerjaan yang harus dimiliki oleh seorang laki-laki ini dapat berupa apa
saja, asal pekerjaan tersebut masih mengikuti norma-norma di agama Islam.
4. PENDIDIKAN/PENGETAHUAN
Laki-laki atau perempuan yang ingin menikah hendaklah keduanya telah
memiliki pengetahuan atau pendidikan yang cukup. Yang berperan ampuh
meningkatkan martabat kemanusiaannya. Dan dengan pendidikan akan dapat
memecahkan permasalahan didalam rumah tangga.
5. MAHAR
Mahar atau maskawin ialah pemberian dari seorang laki-laki kepada seorang
perempuan baik berupa uang atau benda-benda yang berharga yang disebabkan
karena pernikahan diantara keduanya. Memberi mahar hukumnya wajib bagi
mempelai laki-laki. Allah SWT berirman:

6
.....‫ْض ۗةً َواَل ُجنَ ا َح‬
َ ‫فَ َماا ْستَ ْمتَ ْعتُ ْم بِ ٖه ِم ْنه َُّن فَ ٰاتَ ْوهُ َّن اُ ُج ْو َرهُ َّن فَ ِري‬
:‫(النس اء‬......‫ْضـــــــــ ِۗة‬ ِ ‫ْض ْالفَ ِري‬
ِ ‫ض ْيتُ ْمبِ ِه ِم ْن بَع‬ َ ‫َعلَ ْي ُك ْم فِ ْي َما تَ َرا‬
)۲٤
Artinya: “Maka istri-istri yang telah kamu nikmati (campuri) diantara mereka,
berikanlah kepada mereka maharnya (dengan sempurna) sebagai suatu kewajiban;
dan tiadalah mengapa bagi kamu terhadap sesuatu yang telah kamu saling
merelakannya, sesudah menentukan mahar itu. Sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui lagi Maha Bijaksana.....”.(Q.S. An-Nisa’:24).

C. RUKUN DAN SYARAT PERNIKAHAN


Pernikahan agar berlangsung sah berikut rukun dan syaratnya yaitu :
1. CALON SUAMI SYARATNYA YAITU

 Beragama Islam.

 Benar-benar pria

 Tidak karena terpaksa

 Bukan muhrim (dari perempuan calon istri)

 Tidak sedang ihram haji atau umrah

2. CALON ISTRI SYARATNYA YAITU

 Beragama Islam

 Benar-benar perempuan

 Tidak karena terpaksa

 Bukan muhrim (dari laki-laki calon suami)

 Halal bagi calon suami

 Tidak bersuami dan tidak dalam iddah

 Tidak sedang ihram haji atau umrah

3. WALI
Wali adalah orang yang menikahkan, seperti bapak dari calon istri.
7
‫أيما امرأة نكحت بغير إذن وليها فنكاحها باطل‬
Artinya:“Barangsiapa diantara perempuan yang menikah dengan tanpa izin walinya,
maka pernikahannya batal” (Riwayat Empat Ahli Hadis kecuali Nasa’I).

ADAPUN SYARAT WALI YAITU:

 Beragama islam

 Dewasa atau balig

 Saleh (tidak fasik)

 Berakal dan adil

 Tidak dipaksa

 Laki-laki

 Mempunyai hak untuk menjadi wali


Mengenai susunan dan urutan yang menjadi wali adalah sebagai
berikut:
 Bapak kandung.

 Kakek, yaitu bapak dari bapak mempelai perempuan.

 Saudara laki-laki seibu sebapak.

 Saudara laki-laki sebapak.

 Anak laki-laki dari saudara laki-laki seibu sebapak.

 Anak laki-laki dari saudara laki-laki sebapak.

 Paman (saudara laki-laki bapak).

 Anak laki-laki paman.

 Anak laki-laki dari saudara bapak yang sebapak.

 Wali hakim.

8
Wali hakim berlaku apabila wali yang tersebut di atas semuanya tidak ada, sedang
berhalangan, atau menyerahkan kewaliannya kepada hakim.

4. DUA ORANG SAKSI


Adalah yang menyaksikan akad nikah karena pernikahan yang dilakukan tanpa saksi
tidak sah.

‫ال نكاح إال بولي وشاهد عدل (رواه أحمد‬


Artinya: “Tidak sah nikah kecuali dengan wali dengan 2 saksi yang adil” (HR. Ahmad)

ADAPUN SYARAT SAKSI YAITU:

 Laki-laki

 Beragama Islam

 Saleh

 Baligh (dewasa)

 Berakal sehat dan adil

 Merdeka (tidak sedang ditahan)

 Kedua saksi bisa mendenagar

 Memahami bahasa yang digunakan ijab qabul

5. IJAB QOBUL

Ijab kabul yaitu serah-terima pernikahan. Ijab ialah ucapan seperti kata wali yang

berisi pernyataan menikahkan. Kabul ialah ucapan dari calon suami yang berisi

pengakuan dan penerimaan nikah. Contoh:

Ijab : “Saya nikahkan kamu dengan anak saya bernama ............dengan maskawin

(mahar) sekian rupiah tunai”

Kabul : “Saya terima nikah dengan anak bapak bernama ............dengan maskawin

(mahar) sekian rupiah tunai”.

9
D. SUNNAH DALAM AKAD
1. KHUTBAH NIKAH
Khutbah nikah sangat dianjurkan menurut agama Islam karena di dalam
khutbah ini banyak nasehat-nasehat yang sangat berguna bagi suami-istri dalam
mengarungi kehidupan berumah tangga sesuai dengan tuntunan Islam. Khutbah
nikah ini dimulai dengan bacaan basmalah, tahmid dan shalawat kepada Nabi
Muhammad SAW setelah itu nasehat-nasehat untuk kedua mempelai dan diakhiri
dengan do’a.

2. DO’A UNTUK KEDUA MEMPELAI

Setelah khutbah nikah disunnahkan berdoa untuk kedua mempelai. Adapun doa

yang sering dikemukakan oleh Rasulullah SAW untuk orang yang baru saja

melangsungkan pernikahan adalah:

‫ك َو َج َم َع بَ ْينَ ُك َم ا فِى َخ ْي ٍر(رواه أحم د‬


َ ‫ك َعلَ ْي‬ َ َ‫بَا َر َكاهلل ل‬
َ ‫ك َوبَ ا َر‬
)‫والترمذى‬
Artinya: “Mudah-mudahan Allah memberikan berkah kepadamu dan mengumpulkan
kamu berdua dalam kebaikan”(H.R. Ahmad dan At Tirmidzi)

3. WALIMAH
Walimah artinya pesta, dan walimah untuk pernikahan disebut Walimah
ْ ُ ْ ُ َْ َ
Urs‫و ِليم ة الع ر ِس‬ . Walimah Urs adalah pesta atau perayaan pernikahan, yang bertujuan
untuk menyiarkan pernikahan itu. Agar masyarakat tidak curiga ketika mereka
melakukan hubungun suami istrinantinya. Memeriahkan pernikahan sesuai dengan
sabda Rasulullah SAW sebagai berikut:

‫يﷺقَ ا َل اَ ْعلِنُ ْوا هَ َذاالنِّ َكا َح َواجْ َعلُ ْوهُ فِى‬ َّ ِ‫َع ْن َعاِئ َش ةَ اَ َّن النَّب‬
)‫ف (رواه أحمد والترمذى وحسنه‬ َ ‫اج ِد َواضْ ِرب ُْوا َعلَ ْي ِه ال ُّدفُ ْو‬ ِ ‫ْال َم َس‬

10
Artinya: “Dari Aisyah ra, bahwasanya Nabi SAW bersabda: Syiarkanlah nikah ini, adakanlah di
masjid-masjid dan pukullah rebana-rebana untuk kemeriahan pernikahan ini”.(H.R. Ahmad dan
At Tirmidzi, hadis ini termasuk hadis hasan).

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
1. Nikah artinya Perjanjian (akad) antara seorang laki-laki dan seorang perempuan
yang bukan muhrimnya untuk membangun rumah tangga dan dengan

pernikahan dapat menghalalkan hubungan kelamin antara keduanya dengan

dasar suka rela demi terwujudnya keluarga bahagia yang diridhoi oleh Allah

SWT.

2.  Hukum menikah itu ada lima yaitu Wajib, Sunnah, Mubah, Makruh, dan

Haram.

3.     Tujuan pernikahan antara lain: Membentuk Keluarga Sakinah, Mawadah dan


Rahmah, Mendapat Keturunan, Menghindari Perzinahan, Terbentuknya tali

kekeluargaan dan silaturahmi antar keluarga.

4.      Persiapan sbelum pernikahan yaitu umur menikah, biaya kehidupan,

pendidikan, pekerjaan dan mahar.

11
5.      Rukun dan Syarat pernikahan yaitu: ada Calon suami, Calon Istri, Wali, Dua
Orang Saksi, dan Ijab-Kabul.

6.       Sunnah dalam akad nikah yaitu Khutbah Nikah, Doa untuk kedua mempelai,
dan Walimah.

7.       Hikmah pernikahan yaitu : Memenuhi Kebutuhan Biologis, Mendapat

Keturunan, Mendapat Ketentraman Hati, Menambah Hubungan Silaturahmi,

Menyalurkan Naluri Keibu-Bapakan, Memupuk Rasa Tanggung Jawab, dan

Memperpanjang Usia.

8.     Lima manfaat kesehatan dalam pernikahan seperti mengurangi setres,

mengurangi kemungkinan terkena stroke,  menurunkan tekanan darah,

menjauhkan diri dari depresi, dan menjauhkan seseorang dari tindakan beresiko.

9.    Nikah yang terlarang yaitu Nikah Mut’ah, Nikah Syigar, dan Nikah Muhallil.

12

You might also like