Professional Documents
Culture Documents
Laporan Pendahuluan DHF
Laporan Pendahuluan DHF
(DHF)
Disusun Oleh :
RANI JULIA
1720190029
PRODI D3 KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM AS-SYAFI’IYAH
JAKARTA
2022
A. Konsep Dasar DHF
1. Pengertian DHF
yang disebabkan oleh virus dengue yang tergolong Arthropod-Borne virus, genus
flavivirus, famili flaviviridae. DHF ditularkan melalui gigitan nyamuk aedes spp,
aedes aegypti, dan aedes albopictus merupakan vektor utama penyakit DHF.
Penyakit DHF dapat muncul sepanjang tahun dan dapat menyerang seluruh
kelompok umur. Penyakit ini berkaitan dengan kondisi lingkungan dan perilaku
2. Klasifikasi DHF
a. Derajat 1 (ringan)
Demam disertai gejala tidak khas dan satu-satunya uji perdarahan yaitu uji
tourniquet.
b. Derajat 2 (sedang)
Seperti derajat 1 disertai dengan perdarahan spontan pada kulit dan atau
perdarahan lainnya.
c. Derajat 3
Ditemukannya kegagalan sirkulasi seperti nadi cepat dan lemah, tekanan nadi
menurun.
d. Derajat 4
Terdapat Dengue Shock Sindrome (DSS) dengan nadi tak teraba dan tekanan
dengue dan disebarkan oleh nyamuk terutama spesies nyamuk Aedes aegypti.
kecuali di tempat yang ketinggiannya lebih dari 1000 meter di atas permukaan laut
termasuk genus Flavivirus dan family Flaviviridae. Sampai saat ini dikenal ada 4
Dengue tipe 3 merupakan serotipe virus yang dominan menyebabkan kasus DHF
yang berat (Masriadi, 2017). Infeksi salah satu serotipe akan menimbulkan
terbentuk terhadap serotipe lain sangat kurang, sehingga tidak dapat memberikan
4. Patofisiologi DHF
mengalami viremia. Beberapa tanda dan gejala yang muncul seperti demam,
sakit kepala, mual, nyeri otot, pegal seluruh tubuh, timbulnya ruam dan
kelainan yang mungkin terjadi pada sistem vaskuler. Pada penderita DBD,
menurun hingga 30%. Hal ini lah yang dapat mengakibatkan seseorang
yang pada akhirnya dapat berakibat fatal yaitu kematian. Viremia juga
melena.
5. Gejala/Tanda DHF
Diagnosis penyakit DHF bisa ditegakkan jika ditemukan tanda dan gejala
seperti :
b. Manifestasi perdarahan :
1) Uji tourniket (Rumple leede) positif berarti fragilitas kapiler meningkat.
6. Penatalaksanaan Medik
Demam tinggi, anoreksia dan sering muntah menyebabkan pasien dehidrasi dan
haus. Pada pasien ini perlu diberi banyak minum, yaitu 1,5 sampai 2 liter dalam
24 jam. Dapat diberikan teh manis, sirup, susu, dan bila mau lebih baik oralit.
Cara memberikan minum sedikit demi sedikit dan orang tua yang menunggu
dilibatkan dalam kegiatan ini. Jika anak tidak mau minum sesuai yang dianjurkan
Keadaan hiperpireksia diatasi dengan obat anti piretik dan kompres dingin. Jika
terjadi kejang diberi luminal atau anti konvulsan lainnya. Luminal diberikan
dengan dosis : anak umur kurang 1 tahun 50 mg IM, anak lebih 1 tahun 75 mg.
Jika 15 menit kejang belum berhenti luminal diberikan lagi dengan dosis 3 mg/kg
BB. Anak di atas 1 tahun diberi 50 mg, dan dibawah 1 tahun 30 mg, dengan
memperhatikan adanya depresi fungsi vital. Infus diberikan pada pasien DHF
naiknya hematokrit. Oleh karena itu, pada pasien yang diduga menderita
mulai hari ke-3 sakit sampai demam telah turun 1sampai 2 hari. Nilai
atau tidak.
Pasien yang mengalami renjatan (syok) harus segera dipasang infus sebagai
pengganti cairan yang hilang akibat kebocoran plasma. Cairan yang diberikan
bisanya Ringer Laktat. Jika pemberian cairan tidak ada respon diberikan plasma
renjatan berat diberikan infus harus diguyur dengan cara membuka klem infus.
Apabila renjatan telah teratasi, nadi sudah jelas teraba, amplitudo nadi besar,
dipertahankan sampai 1 sampai 2 hari lagi walaupun tanda-tanda vital telah baik.
Pada pasien renjatan berat atau renjatan berulang perlu dipasang Central Venous
Pressure (CVP) untuk mengukur tekanan vena sentral melalui vena magna atau
vena jugularis, dan biasanya pasien dirawat di ICU. Tranfusi darah diberikan pada
memperhatikan evaluasi klinik yang telah disebut, maka dengan keadaan ini
A. Pengkajian
1. Identitas Pasien
Nama, umur (pada DHF paling sering menyerang anak-anak dengan usia kurang
dari 15 tahun), jenis kelamin, alamat, pendidikan, nama orang tua, pendidikan
2. Keluhan Utama
Alasan/keluhan yang menonjol pada pasien DHF untuk datang ke rumah sakit
Didapatkan adanya keluhan panas mendadak yang disertai menggigil dan saat
demam kesadaran composmentis. Turunnya panas terjadi antara hari ke-3 sampai
ke-7, dan anak semakin lemah. Kadang-kadang disertai dengan keluhan batuk,
pilek, nyeri telan, mual, muntah, anoreksia, diare/konstipasi, sakit kepala, nyeri
otot dan persendian, nyeri ulu hati dan pergerakan bola mata terasa pegal, serta
adanya manifestasi perdarahan pada kulit, gusi (grade III, IV), melena atau
hematesis.
4. Riwayat penyakit dahulu
Penyakit apa saja yang pernah diderita pada DHF, anak bisa mengalami serangan
6. Riwayat imunisasi
7. Riwayat gizi
Status gizi anak menderita DHF dapat bervariasi.Semua anak dengan status gizi
yang menderita DHF sering mengalami keluhan mual, muntah, dan nafsu makan
menurun. Apabila kondisi ini berlanjut dan tidak disertai dengan pemenuhan
nutrisi yang mencukupi, maka anak akan mengalami penurunan berat badan
8. Kondisi lingkungan
Sering terjadi di daerah yang padat penduduknya dan lingkungan yang kurang
9. Pola kebiasaan
d. Tidur dan istirahat. Anak sering mengalami kurang tidur karena mengalami
sakit/nyeri otot dan persendian sehingga kualitas dan kuantitas tidur maupun
istirahat kurang.
f. Perilaku dan tanggapan bila ada keluarga yang sakit serta upaya untuk menjaga
kesehatan.
Pemeriksaan fisik meliputi inspeksi, palpasi, auskultasi, dan perkusi dari ujung
nadi lemah.
spontan petekia, perdarahan gusi dan telinga, serta nadi lemah, kecil, dan tidak
teratur.
Grade III : Kesadaran apatis, somnolen, keadaan umum lemah, nadi lemah, kecil
Grade IV : Kesadaran koma, tanda-tanda vital nadi tidak teraba, tensi tidak
2) Tanda-tanda vital (TTV) Tekanan nadi lemah dan kecil (gradeIII), nadi tidak
teraba (grade IV), tekanan darah menurun ( sistolik menurun sampai 80mmHg
IV.
6) Telinga tidak ada perdarahan pada telinga, simetris, bersih tidak ada serumen,
7) Mulut
Pada mulut didapatkan bahwa mukosa mulut kering, terjadi perdarahan gusi, dan
8) Leher : Kelenjar getah bening dan kelenjar tiroid tidak mengalami pembesaran
9) Dada / thorak
Per : Bunyi redup karena terdapat adanya cairan yang tertimbun pada paru
A : Adanya bunyi ronchi yang biasanya terdapat pada grade III, dan IV.
10) Abdomen
Adanya petekia pada kulit spontan dan dengan melakukan uji tourniquet. Turgor
kuit menurun, dan muncul keringat dingin,dan lembab. Pemeriksaan uji tourniket
dilakukan dengan terlebih dahulu menetapkan tekanan darah anak. Selanjutnya
diberikan 24 tekanan antara sistolik dan diastolic pada alat ukur yang dipasang
13) Ekstremitas
Akral dingin, serta terjadi nyeri otot, sendi serta tulang. Pada kuku sianosis.
dan hiponatremia.
B. Diagnosa Keperawatan
trombosit)
C. Intervensi Keperawatan
menurun, membrane
urine menurun,
hematokrit meningkat,
output cairan
Terapeutik :
- Hitung kebutuhan
cairan
trendelenburg
oral
Edukasi :
-Anjurkan
memperbanyak asupan
cairan oral
-Anjurkan menghindari
perubahan posisi
mendadak
Kolaborasi :
-Kolaborasi pemberian
-Kolaborasi pemberian
0,4%)
-Kolaborasi pemberian
albumin, plasmanate)
-Kolaborasi pemberian
produk darah
-Identifikasi perlunya
penggunaan selang
nasogastrik
-Monitor asupan
makanan
-Monitor hasil
pemeriksaan
laboratorium
Terapeutik :
-Fasilitasi menentukan
Piramida makanan)
sesuai
konstipasi
-Berikan suplemen
-Hentikan pemberian
Edukasi :
jika mampu
diprogramkan
Kolaborasi :
-Kolaborasi pemberian
nutrient yang
partial thromboplastin
Terapeutik :
selama perdarahan
jika perlu
-Gunakan kasur
pencegah dikubitus
-Hindari pengukuran
suhu rektal
Edukasi :
gejala perdarahan
-Anjurkan mengunakan
-Anjurkan meningkatkan
menghindari konstipasi
-Anjurkan menghindari
-Anjurkan meningkatkan
vitamin K
Kolaborasi :
-Kolaborasi pemberian
-Kolaborasi pemberian
-Kolaborasi pemberian
Terapeutik :
-Sediakan lingkungan
yang dingin
-Longgarkan atau
lepaskan pakaian
-Basahi dan kipasi
permukaan tubuh
mengalami hiperhidrosis
(keringat berlebih)
-Lakukan pendinginan
dada, abdomen,aksila)
-Hindari pemberian
-Batasi oksigen, jika
perlu
Edukasi :
Kolaborasi :
perlu
4. Implementasi Keperawatan
indakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan dan hasil yang diperkirakan dari
asuhan keperawatan yang dilakukan dan diselesaikan (Perry & Potter, 2005).
5. Evaluasi Keperawatan
untuk mengukur respons klien terhadap tindakan keperawatan dan kemajuan klien
Evaluasi merupakan suatu kegiatan yang terjadi pada setiap langkah dari
untuk setiap diagnosa keperawatan meliputi data subyektif (S), data obyektif (O),
analisa permasalahan (A) klien berdasarkan S dan O, serta perencanaan ulang (P)
berdasarkan hasil analisa data diatas. Evaluasi ini juga disebut evaluasi proses.
Sagung Seto
Potter, P.A, Perry, A.G, 2015 Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep