You are on page 1of 12

MAKALAH

Menilai kebutuhan untuk mengidentifikasi tujuan pembelajaran akidah akhlaq

Mata kuliah : Analisis dan desain pembelajaran akidah akhlaq

Dosen pembimbing : Dr.H.Mas’ud S,Ag M,Pd.I

Disusun oleh :

Aluk maknunah

213206030050

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PASCA SARJANA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI KH.ACHMAD SIDDIQ JEMBER

APRIL 2022
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah upaya yang dapat mempercepat pengembangan potensi manusia untuk
mampu mengemban tugas yang dibebankan padanya, karena hanya manusia yang dapat didik
dan mendidik.1Pendidikan sebagai upaya memanusiakan manusia pada dasarnya adalah upaya
mengembangkan kemampuan/potensi individu sehingga bisa hidup optimal baik sebagai pribadi
maupun sebagai anggota masyarakat serta memiliki nilai-nilai moral dan sosial sebagai pedoman
hidupnya. Pendidikan juga dipandang sebagai usaha sadar yang bertujuan, dan usaha
mendewasakan anak, kedewasaan sebagai asumsi dasar pendidikan mencakup kedewasaan
intelektual, sosial, dan moral, tidak sematamata kedewasaan dalam arti fisik. Pendidikan adalah
proses sosialisasi untuk mencapai kompetensi pribadi, dan sosial sebagai dasar untuk
mengembangkan potensi dirinya sesuai dengan kapasitas yang dimilikinya.2

Dalam suatu pendidikan, belajar merupakan suatu komponan yang penting. Menurut
pengertian secara spikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan di dalam tingkah laku
sebagai hasil interaksi dalam lingkunganya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Secara lebih
gampangnya, pengertian belajar dapat didefinisikan sebagai berikut: ”belajar adalah suatu proses
usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan sebagai hasil perkenalan individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungan”.
3
Mengajar adalah aktivitas mengorganisasi atau mengatur lingkungan sebaikbaiknya sehingga
menciptakan kesempatan bagi anak untuk melakukan proses belajar secara efektif.4

Sedangkan sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang secara sistematis


melaksanakan program bimbingan, pengajaran, dan latihan dalam rangka membantu peserta
didik untuk mengembangkan potensinya, baik yang menyangkut aspek moral spiritual,
intelektual, emosional, maupun sosial.5 Maka sekolah harus melakukan pengelolaan pendidikan
1
Udin Syaefudin Sa‟ud & Abi Syamsuddin maknum, Perencanaan Pendidikan, Bandung, PT Remaja Rosdakarya,
2011, hlm. 6
2
Sudjana, Pembinaan dan pengembangan Kurikulum di sekolah, Bandung, Sinar Baru Algensindo, 2005, hlm. 2
3
Drs. H. Abu Ahmadi, Drs. Widodo supriyono, Prikologi Belajar, Jakarta, PT. Rinake Cipta 2004, hlm. 128
4
Oemar Hamalik, Psikologi Belajar Mengajar, Bandung, Sinar Baru Algesindo, 2009, hlm. 58 5
5
Syamsu Yusuf, Psikologi perkembangan Anak & Remaja, Bandung, PT Remaja Rosdakarya, 2000, hlm. 54
yang optimal untuk perkembangan pendidikan di sekolah. Guru adalah pendidik profesional
dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, dan
mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usai dini jalur pendidikan formal, pendidikan
dasar, dan pendidikan menengah.6 Guru memiliki banyak kombinasi sifat atau kualitas pribadi.
Guru yang efektif pada suatu tingkatan tertentu mungkin tidak efektif pada tingkatan yang lain.
Hal ini disebabkan oleh adanya perbedaan-perbedaan dalam tingkat perkembangan mental dan
emosional para siswa.7

Untuk mencapai tujuan pendidikan tersebut, diperlukan banyak pihak yang berperan, tidak
hanya siswa yang perlu dibina, tetapi guru sebagai subyek yang membina pun juga memerlukan
pembinaan atau bimbingan untuk dapat melaksanakan tugas mendidik dengan optimal dan
memperoleh hasil yang optimal pula. Agar kegiatan belajar mengajar berjalan secara optimal,
maka diperlukannya strategi digunakan untuk memperoleh kesuksesan atau keberhasilan dalam
mencapai tujuan.

Dalam konteks Madrasah, agar lulusan memiliki keunggulan kompetitif dan komparatif,
maka kurikulum Madrasah perlu dikembangkan dengan pendekatan berbasis kompetensi. Hal ini
dilakukan agar Madrasah secara kelembagaan dapat merespon secara proaktif berbagai
perkembangan informasi, ilmu pengetahuan, teknologi dan seni, serta tuntutan desentralisasi.
Dengan cara seperti itu, Madrasah tidak akan kehilangan relevansi program pembelajaran.
Selanjutnya, basis kompetensi yang dikembangkan di Madrasah harus menjamin
pertumbuhan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT, penguasaan keterampilan hidup,
penguasaan kemampuan akademik, seni dan pengembangan kepribadian yang paripurna. Dengan
pertimbangan ini, maka disusun kurikulum nasional Pembelajaran Agama di Madrasah yang
berbasis kompetensi yang mencerminkan kebutuhan keberagamaan peserta didik di Madrasah
secara nasional. Standar ini diharapkan dapat dipergunakan sebagai acuan dalam
mengembangkan kurikulum Aqidah Akhlaq di Madrasah sesuai dengan kebutuhan
daerah/Madrasah.
Oleh karena itu, peranan dan efektivitas pembelajaran agama di Madrasah sebagai
landasan bagi pengembangan spiritual terhadap kesejahteraan masyarakat mutlak harus

6
Uu Guru dan Dosen, Citra Umbara, 2012, Pasal 1, hlm.3
7
Oemar Hamalik, op.cit, hlm. 8
ditingkatkan. Yang dijadikan landasan pengembangan nilai spiritual yang dilakukan dengan baik,
maka kehidupan masyarakat akan lebih baik.
Pembelajaran Aqidah Akhlaq di Madrasah Tsanawiyah sebagai bagian integral dari
pembelajaran Agama, memang bukan satu-satunya faktor yang menentukan dalam pembentukan
watak dan kepribadian peserta didik. Tetapi secara substansial mata pelajaran Aqidah dan
Akhlaq memiliki kontribusi dalam memberikan motivasi kepada peserta didik untuk
mempraktikkan nilai-nilai keyakinan keagamaan (tauhid) dan Akhlakqul Karimah dalam
kehidupan sehari-hari.

B.     Rumusan Masalah
Adapun Rumusan masalah dalam makalah ini adalah :
1.      Apakah pengertian Akidah Akhlaq ?
2.      Apakah pengertian pembelajaran Akidah Akhlaq ?
3.      Bagaimanakah tujuan dari pembelajaran Akidah Akhlaq ?
4.      Bagaimanakah metode pembelajaran Akidah Akhlaq ?

C.    Tujuan
Adapun Tujuan dalam  makalah ini adalah :
1.      Untuk mengetahui apa pengertian dari Akidah Akhlaq
2.      Untuk mengetahui pengertian dari pembelajaran Akidah Akhlaq
3.      Untuk mengetahui apa tujuan pembelajaran Akidah Akhlaq
4.      Untuk mengetahui bagaimana metode pembelajaran Akidah Akhlaq

BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Aqidah Akhlaq
1.      Pengertian Aqidah Akhlaq
Menurut bahasa, kata aqidah berasal dari bahasa Arab yaitu [ ‫ َع ْق ًد‬-‫يَ ْع ِق ُد‬-‫ ] َع َق َد‬artinya adalah
mengikat atau mengadakan perjanjian. Sedangkan Aqidah menurut istilah adalah urusan-urusan
yang harus dibenarkan oleh hati dan diterima dengan rasa puas serta terhujam kuat dalam lubuk
jiwa yang tidak dapat digoncangkan oleh badai subhat (keragu-raguan). Dalam definisi yang lain
disebutkan bahwa aqidah adalah sesuatu yang mengharapkan hati membenarkannya, yang
membuat jiwa tenang tentram kepadanya dan yang menjadi kepercayaan yang bersih dari
kebimbangan dan keraguan.8
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa aqidah adalah ilmu yang mengajarkan
manusia mengenai kepercayaan yang pasti wajib dimiliki oleh setiap orang di dunia. Alquran
mengajarkan aqidah tauhid kepada kita yaitu menanamkan keyakinan terhadap Allah SWT yang
satu yang tidak pernah tidur dan tidak beranak-pinak. Percaya kepada Allah SWT adalah salah
satu butir rukun iman yang pertama. Orang yang tidak percaya terhadap rukun iman disebut
sebagai orang-orang kafir.
Sementara kata “akhlak” juga berasal dari bahasa Arab, yaitu [‫ ]خلق‬jamaknya  [‫ ]أخالق‬yang
artinya tingkah laku, perangai tabi’at, watak, moral atau budi pekerti. Dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia, akhlak dapat diartikan budi pekerti, kelakuan. Jadi, akhlak merupakan sikap
yang telah melekat pada diri seseorang dan secara spontan diwujudkan dalam tingkah laku atau
perbuatan. Jika tindakan spontan itu baik menurut pandangan akal dan agama, maka disebut
akhlak yang baik atau akhlaqul karimah, atau akhlak mahmudah. Akan tetapi apabila tindakan
spontan itu berupa perbuatan-perbuatan yang jelek, maka disebut akhlak tercela atau akhlakul
madzmumah.

2.      Dasar Aqidah Akhlaq

8
Departemen Agama RI. 2004. Pola Pembinaan Pendidikan Agama Islam Terpadu. Jakarta, Dirjen Kelembagaan
Agama Islam
Dasar aqidah akhlak adalah ajaran Islam itu sendiri yang merupakan sumber-sumber hukum
dalam Islam yaitu Al Qur’an dan Al Hadits. Al Qur’an dan Al Hadits adalah pedoman hidup
dalam Islam yang menjelaskan kriteria atau ukuran baik buruknya suatu perbuatan manusia.
Dasar aqidah akhlak yang pertama dan utama adalah Al Qur’an dan. Ketika ditanya tentang
aqidah akhlak Nabi Muhammad SAW, Siti Aisyah berkata.” Dasar aqidah akhlak Nabi
Muhammad SAW adalah Al Qur’an.”
Islam mengajarkan agar umatnya melakukan perbuatan baik dan menjauhi perbuatan buruk.
Ukuran baik dan buruk tersebut dikatakan dalam Al Qur’an. Karena Al Qur’an merupakan
firman Allah, maka kebenarannya harus diyakini oleh setiap muslim.
Dalam Surat Al-Maidah ayat 15-16 disebutkan yang artinya “Sesungguhnya telah datang
kepadamu rasul kami, menjelaskan kepadamu banyak dari isi Al-Kitab yang kamu sembunyikan
dan banyak pula yang dibiarkannya. Sesungguhnya telah datang kepadamu cahayadari Allah dan
kitab yang menerangkan. Dengan kitab itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti
keridhaan-Nya ke jalan keselamatan, dan (dengan kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang-
orang itu dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan izinNya, dan menunjuki
meraka ke jalan yang lurus.”
Dasar aqidah akhlak yang kedua bagi seorang muslim adalah AlHadits atau Sunnah Rasul.
Untuk memahami Al Qur’an lebih terinci, umat Islam diperintahkan untuk mengikuti ajaran
Rasulullah SAW, karena perilaku Rasulullah adalah contoh nyata yang dapat dilihat dan
dimengerti oleh setiap umat Islam (orang muslim).9

B.     Pengertian Pembelajaran Akidah Akhlak


Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada
suatu  lingkungan belajar yang meliputi guru dan siswa yang saling bertukar informasi.
Pembelajaran pada dasarnya merupakan kegiatan terencana yang mengondisikan atau
merangsang seseorang agar dapat belajar dengan baik sesuai dengan tujuan pembelajaran. Dari
pengertian di atas bahwa pembelajaran adalah proses yang kompleks di dalamnya mencakup
kegiatan belajar mengajar.
 Sedangkan  pembelajaran Aqidah Akhlaq adalah upaya sadar dan terencana dalam
menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati dan mengimani Allah SWT,

9
Khalimi, Pembelajaran Akdah dan Akhlak (Jakarta: Dirjen Pendidikan Islam Kementerian Agama RI, 2009), Hal. 51
dan merealisasikannya dalam perilaku akhlak mulia dalam kehidupan sehari-hari melalui
kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, penggunaan pengalaman, keteladanan dan pembiasaan.
Dalam kehidupan masyarakat yang majemuk dalam bidang keagamaan, pembelajaran itu juga
diarahkan pada peneguhan aqidah di satu sisi dan peningkatan toleransi serta saling menghormati
dengan penganut agama lain dalam rangka mewujudkan kesatuan dan persatuan bangsa10.

C.    Tujuan Pembelajaran Akidah Akhlaq


Aqidah akhlak harus menjadi pedoman bagi setiap muslim. Artinya setiap umat islam harus
meyakini pokok-pokok kandungan aqidah akhlak tersebut. adapun tujuan aqidah akhlak ialah :
         Agar peserta didik memiliki pengetahuan dan keyakinan yang benar terhadap hal-hal
yang harus diimani, sehingga dalam bersikap dan bertingkah laku sehari-hari
berdasarkan Al-Qur’an dan Hadist.
         Agar siswa memiliki pengetahuan , penghayatan, dan keinginan yang kuat untuk
mengamalkan akhlak yang baik dan berusaha sekuat tenaga untuk meninggalkan akhlak
yang buruk.
         Aqidah akhlak bertujuan pula membentuk pribadi muslim yang luhur dan mulia.
Sesorang muslim yang berakhlak mulia senantiasa bertingkah laku terpuji, baik ketika
berhubungan dengan Allah SWT, sesame manusia, makhluk lainnya, serta dengan alam
lingkungannya. Oleh Karena itu, perwujudan dari pribadi muslim yang luhur berupa
tindakan nyata menjadi tujuan dalam aqidah akhlak.
         Manghindari diri dari pengaruh akal pikiran yang menyesatkan . Manusia diberi
kelebihan oleh Allah SWT dari makhluk lainnya berupa pikiran. Pendapat-pendapat
atau pikiran-pikiran yang semata-mata didasarkan atas akal manusia.11

D.    Metode Pembelajaran Aqidah Akhlaq


Adapun metode pembelajaran Aqidah AKhlaq menurut Prof. DR. Hamka , metode pembelajaran
Aqidah Akhlaq ialah :
10
Khalimi, Pembelajaran Akdah dan Akhlak (Jakarta: Dirjen Pendidikan Islam Kementerian Agama RI, 2009), Hal. 60
11
Djasuri, Pengajaran Akhlak, Dalam Chabib Thoha. Saifuddin Zuhri, Dan Syamsudinyahya, Metodologi
Pengajaran.., Hal. 136
1)      Metode Alami
Metode Alami ialah suatu metode dimana akhlaq yang baik diperoleh bukan
melalui didikan , pengalaman, dan latihan, melainkan diperoleh melalui instink atau naluri
yang dimilikinya secara alami. Meskipun demikian metode ini tidak dapat diharapkan
secari pasti tanpa adanya metode atau faktor lain yang mendukung seperti pendidikan,
pengalaman, latihan dan lain sebagainya. Metode ini cukup efektif untuk menanamkan
kebaikan kepada anak, karena pada dasarnya manusia mempunyai potensi untuk berbuat
kebaikan.
2)      Metode mujahadah dan riadhoh
Orang yang ingin dirinya menjadi penyantun maka jalannya dengan membiasakan
bersedekah sehingga menjadi tabiat yang mudah mengerjakan dan tidak merasa berat lagi.
Mujahadah atau perjuangan yang dilakukan guru menghasilkan kebiasaan-kebiasaan baik
memang pada awalnya cukup berat, namun apabila manusia berniat dengan sungguh-
sungguh pasti menjadi suatu kebiasaan. Metode ini sangat tepat untuk mengajarkan tingkah
lakudan berbuat lainnya, agar anak didik mempunyai kebiasaan berbuat baik sehingga
menjadi akhlak baginya, walaupun dengan usaha yang keras dan melalui perjuangan dan
usaha yang sungguh-sungguh. Oleh karena itu, guru harus memberikan bimbingan yang
continu kepada anak didiknya, agar tujuan pembelajaran akhlak ini dapat tercapai secara
optimal dengan melaksanakan program-program pengajaran yang telah ditetapkan.
3)      Metode Teladan
Metode teladan yaitu mengambil contoh atau meniru orang yang dekat dengannya.
Oleh karena itu, dianjurkan untuk bergaul dengan orang-orang yang berbudi baik.
Pergaulan sebagai slah satu bentuk komunikasi manusia, memang sangat berpengaruh dan
akan memberikan pengalaman-pengalamn yang bermacam-macam. Metode teladan ini
memberikan kesan atau pengaruh atas tingkah laku dan perbuatan manusia. Sebagaimana
dikatakan Hamka (1984) bahwa : “ alat dakwah yang paling utama adalah akhlaki”. 
Budi yang nyata dapat dilihat pada tingkah laku sehari-hari, maka meneladani Nabi adalah cita-
cita tertinggi dalam kehidupan muslim.12
Metode ini sangat efektif  untuk mengajarkan akhlak, maka seyogyanya guru menjadi panutan
utama bagi murid-muridnya dalam segala hal. Misalnya kelembutan dan kasih sayang, lemah
12
Syamsudin Yahya, “Pengajaran Aqidah Islamiyah”, dalam Chabib Thoha, Saifuddin Zuhri, dan Syamsudin Yahya,
Metidologi Pengajaran.., Hal. 93-94
lembut dalam bertutur kata, disiplin ibadah dan menghias diri dengan tingkah laku sesuai misi
yang diembannya. Jadi, metode ini harus diterapkan seorang guru jika tujuan pengajaran hendak
dicapai . Tanpa guru yang memberi contoh, tujuan pengajaran sangat sulit dicapai.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa :


1.      Aqidah adalah ilmu yang mengajarkan manusia mengenai kepercayaan yang pasti wajib
dimiliki oleh setiap orang di dunia. Alquran mengajarkan aqidah tauhid kepada kita yaitu
menanamkan keyakinan terhadap Allah SWT yang satu yang tidak pernah tidur dan tidak
beranak-pinak. Percaya kepada Allah SWT adalah salah satu butir rukun iman yang pertama.
2.      Akhlak merupakan sikap yang telah melekat pada diri seseorang dan secara spontan
diwujudkan dalam tingkah laku atau perbuatan.
3.       Pembelajaran Aqidah Akhlaq adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta
didik untuk mengenal, memahami, menghayati dan mengimani Allah SWT, dan
merealisasikannya dalam perilaku akhlak mulia dalam kehidupan sehari-hari melalui
kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, penggunaan pengalaman, keteladanan dan
pembiasaan.
4.      Tujuan pembelajaran Akidah Akhlak adalah Agar siswa memiliki pengetahuan,
penghayatan, dan keinginan yang kuat untuk mengamalkan ahlak yang baik dan berusaha
sekuat tenaga untuk meninggalkan akhlak yang buruk, baik dalam hubungannya dengan
Allali SWT, diri sendiri, antar manusia maupun hubungannya dengan alam lingkungan.
5.      Adapun metode pembelajaran Aqidah AKhlaq menurut Prof. DR. Hamka , metode
pembelajaran Aqidah Akhlaq ialah :
         Metode Alami
         Metode mujahadah dan riadhoh
         Metode Teladan

B.     Kritik dan Saran


Dalam makalah ini pastinya terdapat kekurangan yang menyertai kelebihan, maka dari itu
bila dalam kepenulisan, terdapat banyak kekurangan mohon untuk memberi masukan ataupun
saran yang membangun sehingga dapat menjadi periksa. Selain itu juga dapat bermanfaat
umumnya kepada pembaca sebagaimana sebagai ilmu pengetahuan dalam bidang ilmu
pengembangan kurikulum.

Daftar Pustaka
Zuhri Saifuddin, Syamsuddin Yahya “ Metode Pengajaran Agama”. Semarang : Pustaka
Pelajar. 1999
http://harietzachmad.blogspot.co.id/2013/06/makalah-tentang-pembelajaran-akidah.html?m=1
Udin Syaefudin Sa‟ud & Abi Syamsuddin maknum, Perencanaan Pendidikan, Bandung, PT
Remaja Rosdakarya, 2011, hlm. 6
Sudjana, Pembinaan dan pengembangan Kurikulum di sekolah, Bandung, Sinar Baru
Algensindo, 2005, hlm. 2
Drs. H. Abu Ahmadi, Drs. Widodo supriyono, Prikologi Belajar, Jakarta, PT. Rinake Cipta 2004,
hlm. 128
Oemar Hamalik, Psikologi Belajar Mengajar, Bandung, Sinar Baru Algesindo, 2009, hlm. 58 5
Syamsu Yusuf, Psikologi perkembangan Anak & Remaja, Bandung, PT Remaja Rosdakarya,
2000, hlm. 54
Uu Guru dan Dosen, Citra Umbara, 2012, Pasal 1, hlm.3
Oemar Hamalik, op.cit, hlm. 8

You might also like