Professional Documents
Culture Documents
Makalah Analdes Akidah Akhlak
Makalah Analdes Akidah Akhlak
Disusun oleh :
Aluk maknunah
213206030050
APRIL 2022
BAB I
PENDAHULUAN
Pendidikan adalah upaya yang dapat mempercepat pengembangan potensi manusia untuk
mampu mengemban tugas yang dibebankan padanya, karena hanya manusia yang dapat didik
dan mendidik.1Pendidikan sebagai upaya memanusiakan manusia pada dasarnya adalah upaya
mengembangkan kemampuan/potensi individu sehingga bisa hidup optimal baik sebagai pribadi
maupun sebagai anggota masyarakat serta memiliki nilai-nilai moral dan sosial sebagai pedoman
hidupnya. Pendidikan juga dipandang sebagai usaha sadar yang bertujuan, dan usaha
mendewasakan anak, kedewasaan sebagai asumsi dasar pendidikan mencakup kedewasaan
intelektual, sosial, dan moral, tidak sematamata kedewasaan dalam arti fisik. Pendidikan adalah
proses sosialisasi untuk mencapai kompetensi pribadi, dan sosial sebagai dasar untuk
mengembangkan potensi dirinya sesuai dengan kapasitas yang dimilikinya.2
Dalam suatu pendidikan, belajar merupakan suatu komponan yang penting. Menurut
pengertian secara spikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan di dalam tingkah laku
sebagai hasil interaksi dalam lingkunganya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Secara lebih
gampangnya, pengertian belajar dapat didefinisikan sebagai berikut: ”belajar adalah suatu proses
usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan sebagai hasil perkenalan individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungan”.
3
Mengajar adalah aktivitas mengorganisasi atau mengatur lingkungan sebaikbaiknya sehingga
menciptakan kesempatan bagi anak untuk melakukan proses belajar secara efektif.4
Untuk mencapai tujuan pendidikan tersebut, diperlukan banyak pihak yang berperan, tidak
hanya siswa yang perlu dibina, tetapi guru sebagai subyek yang membina pun juga memerlukan
pembinaan atau bimbingan untuk dapat melaksanakan tugas mendidik dengan optimal dan
memperoleh hasil yang optimal pula. Agar kegiatan belajar mengajar berjalan secara optimal,
maka diperlukannya strategi digunakan untuk memperoleh kesuksesan atau keberhasilan dalam
mencapai tujuan.
Dalam konteks Madrasah, agar lulusan memiliki keunggulan kompetitif dan komparatif,
maka kurikulum Madrasah perlu dikembangkan dengan pendekatan berbasis kompetensi. Hal ini
dilakukan agar Madrasah secara kelembagaan dapat merespon secara proaktif berbagai
perkembangan informasi, ilmu pengetahuan, teknologi dan seni, serta tuntutan desentralisasi.
Dengan cara seperti itu, Madrasah tidak akan kehilangan relevansi program pembelajaran.
Selanjutnya, basis kompetensi yang dikembangkan di Madrasah harus menjamin
pertumbuhan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT, penguasaan keterampilan hidup,
penguasaan kemampuan akademik, seni dan pengembangan kepribadian yang paripurna. Dengan
pertimbangan ini, maka disusun kurikulum nasional Pembelajaran Agama di Madrasah yang
berbasis kompetensi yang mencerminkan kebutuhan keberagamaan peserta didik di Madrasah
secara nasional. Standar ini diharapkan dapat dipergunakan sebagai acuan dalam
mengembangkan kurikulum Aqidah Akhlaq di Madrasah sesuai dengan kebutuhan
daerah/Madrasah.
Oleh karena itu, peranan dan efektivitas pembelajaran agama di Madrasah sebagai
landasan bagi pengembangan spiritual terhadap kesejahteraan masyarakat mutlak harus
6
Uu Guru dan Dosen, Citra Umbara, 2012, Pasal 1, hlm.3
7
Oemar Hamalik, op.cit, hlm. 8
ditingkatkan. Yang dijadikan landasan pengembangan nilai spiritual yang dilakukan dengan baik,
maka kehidupan masyarakat akan lebih baik.
Pembelajaran Aqidah Akhlaq di Madrasah Tsanawiyah sebagai bagian integral dari
pembelajaran Agama, memang bukan satu-satunya faktor yang menentukan dalam pembentukan
watak dan kepribadian peserta didik. Tetapi secara substansial mata pelajaran Aqidah dan
Akhlaq memiliki kontribusi dalam memberikan motivasi kepada peserta didik untuk
mempraktikkan nilai-nilai keyakinan keagamaan (tauhid) dan Akhlakqul Karimah dalam
kehidupan sehari-hari.
B. Rumusan Masalah
Adapun Rumusan masalah dalam makalah ini adalah :
1. Apakah pengertian Akidah Akhlaq ?
2. Apakah pengertian pembelajaran Akidah Akhlaq ?
3. Bagaimanakah tujuan dari pembelajaran Akidah Akhlaq ?
4. Bagaimanakah metode pembelajaran Akidah Akhlaq ?
C. Tujuan
Adapun Tujuan dalam makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui apa pengertian dari Akidah Akhlaq
2. Untuk mengetahui pengertian dari pembelajaran Akidah Akhlaq
3. Untuk mengetahui apa tujuan pembelajaran Akidah Akhlaq
4. Untuk mengetahui bagaimana metode pembelajaran Akidah Akhlaq
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Aqidah Akhlaq
1. Pengertian Aqidah Akhlaq
Menurut bahasa, kata aqidah berasal dari bahasa Arab yaitu [ َع ْق ًد-يَ ْع ِق ُد- ] َع َق َدartinya adalah
mengikat atau mengadakan perjanjian. Sedangkan Aqidah menurut istilah adalah urusan-urusan
yang harus dibenarkan oleh hati dan diterima dengan rasa puas serta terhujam kuat dalam lubuk
jiwa yang tidak dapat digoncangkan oleh badai subhat (keragu-raguan). Dalam definisi yang lain
disebutkan bahwa aqidah adalah sesuatu yang mengharapkan hati membenarkannya, yang
membuat jiwa tenang tentram kepadanya dan yang menjadi kepercayaan yang bersih dari
kebimbangan dan keraguan.8
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa aqidah adalah ilmu yang mengajarkan
manusia mengenai kepercayaan yang pasti wajib dimiliki oleh setiap orang di dunia. Alquran
mengajarkan aqidah tauhid kepada kita yaitu menanamkan keyakinan terhadap Allah SWT yang
satu yang tidak pernah tidur dan tidak beranak-pinak. Percaya kepada Allah SWT adalah salah
satu butir rukun iman yang pertama. Orang yang tidak percaya terhadap rukun iman disebut
sebagai orang-orang kafir.
Sementara kata “akhlak” juga berasal dari bahasa Arab, yaitu [ ]خلقjamaknya [ ]أخالقyang
artinya tingkah laku, perangai tabi’at, watak, moral atau budi pekerti. Dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia, akhlak dapat diartikan budi pekerti, kelakuan. Jadi, akhlak merupakan sikap
yang telah melekat pada diri seseorang dan secara spontan diwujudkan dalam tingkah laku atau
perbuatan. Jika tindakan spontan itu baik menurut pandangan akal dan agama, maka disebut
akhlak yang baik atau akhlaqul karimah, atau akhlak mahmudah. Akan tetapi apabila tindakan
spontan itu berupa perbuatan-perbuatan yang jelek, maka disebut akhlak tercela atau akhlakul
madzmumah.
8
Departemen Agama RI. 2004. Pola Pembinaan Pendidikan Agama Islam Terpadu. Jakarta, Dirjen Kelembagaan
Agama Islam
Dasar aqidah akhlak adalah ajaran Islam itu sendiri yang merupakan sumber-sumber hukum
dalam Islam yaitu Al Qur’an dan Al Hadits. Al Qur’an dan Al Hadits adalah pedoman hidup
dalam Islam yang menjelaskan kriteria atau ukuran baik buruknya suatu perbuatan manusia.
Dasar aqidah akhlak yang pertama dan utama adalah Al Qur’an dan. Ketika ditanya tentang
aqidah akhlak Nabi Muhammad SAW, Siti Aisyah berkata.” Dasar aqidah akhlak Nabi
Muhammad SAW adalah Al Qur’an.”
Islam mengajarkan agar umatnya melakukan perbuatan baik dan menjauhi perbuatan buruk.
Ukuran baik dan buruk tersebut dikatakan dalam Al Qur’an. Karena Al Qur’an merupakan
firman Allah, maka kebenarannya harus diyakini oleh setiap muslim.
Dalam Surat Al-Maidah ayat 15-16 disebutkan yang artinya “Sesungguhnya telah datang
kepadamu rasul kami, menjelaskan kepadamu banyak dari isi Al-Kitab yang kamu sembunyikan
dan banyak pula yang dibiarkannya. Sesungguhnya telah datang kepadamu cahayadari Allah dan
kitab yang menerangkan. Dengan kitab itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti
keridhaan-Nya ke jalan keselamatan, dan (dengan kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang-
orang itu dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan izinNya, dan menunjuki
meraka ke jalan yang lurus.”
Dasar aqidah akhlak yang kedua bagi seorang muslim adalah AlHadits atau Sunnah Rasul.
Untuk memahami Al Qur’an lebih terinci, umat Islam diperintahkan untuk mengikuti ajaran
Rasulullah SAW, karena perilaku Rasulullah adalah contoh nyata yang dapat dilihat dan
dimengerti oleh setiap umat Islam (orang muslim).9
9
Khalimi, Pembelajaran Akdah dan Akhlak (Jakarta: Dirjen Pendidikan Islam Kementerian Agama RI, 2009), Hal. 51
dan merealisasikannya dalam perilaku akhlak mulia dalam kehidupan sehari-hari melalui
kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, penggunaan pengalaman, keteladanan dan pembiasaan.
Dalam kehidupan masyarakat yang majemuk dalam bidang keagamaan, pembelajaran itu juga
diarahkan pada peneguhan aqidah di satu sisi dan peningkatan toleransi serta saling menghormati
dengan penganut agama lain dalam rangka mewujudkan kesatuan dan persatuan bangsa10.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Daftar Pustaka
Zuhri Saifuddin, Syamsuddin Yahya “ Metode Pengajaran Agama”. Semarang : Pustaka
Pelajar. 1999
http://harietzachmad.blogspot.co.id/2013/06/makalah-tentang-pembelajaran-akidah.html?m=1
Udin Syaefudin Sa‟ud & Abi Syamsuddin maknum, Perencanaan Pendidikan, Bandung, PT
Remaja Rosdakarya, 2011, hlm. 6
Sudjana, Pembinaan dan pengembangan Kurikulum di sekolah, Bandung, Sinar Baru
Algensindo, 2005, hlm. 2
Drs. H. Abu Ahmadi, Drs. Widodo supriyono, Prikologi Belajar, Jakarta, PT. Rinake Cipta 2004,
hlm. 128
Oemar Hamalik, Psikologi Belajar Mengajar, Bandung, Sinar Baru Algesindo, 2009, hlm. 58 5
Syamsu Yusuf, Psikologi perkembangan Anak & Remaja, Bandung, PT Remaja Rosdakarya,
2000, hlm. 54
Uu Guru dan Dosen, Citra Umbara, 2012, Pasal 1, hlm.3
Oemar Hamalik, op.cit, hlm. 8