You are on page 1of 24

LAPORAN PENDAMPINGAN BUKU KIA

PADA KELUARGA BADUTA


DI DESA JAWA LAUT KABUPATEN BANJAR

Guna Memenuhi Salah Satu Tugas


MK Pemberdayaan Keluarga dalam Praktik Kebidanan Komunitas

Oleh :
NAMA: Vira Yana
NIM : P07124119097

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANJARMASIN
PROGRAM STUDI KEBIDANAN
PROGRAM DIPLOMA TIGA
2021

i
LEMBAR PERSETUJUAN

PEMBERDAYAAN KELUARGA DALAM PRAKTIK KEBIDANAN KOMUNITAS

LAPORAN PENDAMPINGAN BUKU KIA PADA KELUARGA BADUTA DI DESA


JAWA LAUT KABUPATEN BANJAR

Di susun oleh:

Vira Yana

P07124119097

Banjarbaru, Maret 2021

Menyetujui,

Pembimbing Mentoring Pembimbing


Pendidikan

ii
LEMBAR PENGESAHAN

PEMBERDAYAAN KELUARGA DALAM PRAKTIK KEBIDANAN KOMUNITAS

LAPORAN PENDAMPINGAN BUKU KIA PADA KELUARGA BADUTA DI DESA


JAWA LAUT KABUPATEN BANJAR

Di susun oleh :

Vira Yana

P07124119097

Telah dipresentasikan di depan pembimbing

Pada tanggal

Mengetahui,

Pembimbing mentoring
Pembimbing

iii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan
rahmat dan karuniaNya saya masih diberi kesempatan untuk bekerja bersama untuk
menyelesaikan Laporan ini. Dimana Laporan ini merupakan salah satu dari tugas
mata kuliah, yaitu “Pemberdayaan Keluarga dalam Praktik Kebidanan
Komunitas”. Tidak lupa saya ucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing yang
telah memberikan dukungan dan menyelesaikan Laporan ini.
Saya menyadari bahawa dalam penulisan laporan ini masih banyak kekurangan, oleh
sebab itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Dan semoga
dengan selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan teman-teman.
Amin

iv
RINGKASAN

Pendampingan kepada keluarga Baduta merupakan salah satu pemberdayaan keluarga dalam
praktik kebidanan komunitas. Asuhan kebidanan keluarga adalah serangkaian kegiatan yang
merupakan impelentasi dari ilmu kebidanan yang di berikan melalui praktik kebidanan
dengan sasaran keluarga permasalahan yang diangkat sebagai program adalah permasalahan
kurangnya pengetahuan pengetahuan tentang pentingnya gizi seimbang pada balita,
pentingnya ASI Eksklusif pada bayi, tanda bahaya kehamilan pada ibu hamil, Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat (PHBS), pentingnya ASI bagi bayi, pertumbuhan dan perkembangan pada
anak. Solusi yang ditawarkan adalah asuhan kebidanan keluarga dengan memberikan
penyuluhan menggunakan metode pendampingan, wawancara, demosntrasi, dan diskusi.
Adapun penyuluhan yang menjadikan program prioritas yaitu penyuluhan pentingnya gizi
seimbang pada balita, penyuluhan ASI Eksklusif pada bayi, KIE tanda bahaya kehamilan
pada ibu hamil, penyuluhan tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), penyuluhan,
pentingnya ASI bagi bayi, penyuluhan pertumbuhan dan perkembangan pada anak. Program
ini dilakukan dengan memberdayakan keluarga. Pemberdayaan tersebut berdampak pada
peningkatan pengetahuan, sikap dan perilaku keluarga dalam mengatasi permasalahan
kesehatan di keluarga sehingga harapannya dapat menngkatkan status kesehatan keluarga di
Dusun Dukuh Pajangan Bantul.

v
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL..............................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN..............................................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN..............................................................................iii
KATA PENGANTAR..........................................................................................iv
RINGKASAN........................................................................................................v
DAFTAR ISI........................................................................................................vi
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Tujuan....................................................................................................1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Dasar Keluarga
1. Pengertian Keluarga.......................................................................2
2. Tipe Keluarga.................................................................................3
3. Tahap Perkembangan Keluarga.....................................................4
B. Konsep Pemberdayaan
1. Pengertian Pemberdayaan..............................................................6
2. Pemberdayaan Keluarga.................................................................6
3. Sumber Daya Keluarga..................................................................6
4. Pendampingan Keluarga................................................................7
5. Pemanfaatan Buku KIA.................................................................7
BAB III PENDAMPINGAN KELUARGA
A. Pengkajian Data Keluarga Baduta.........................................................8
B. Pemberdayaan Keluarga Baduta.........................................................11
C. Pendampingan Keluarga Baduta.........................................................11
D. Evaluasi Pendampingan Baduta.........................................................13
BAB IV PEMBAHASAN
A. Keluarga..............................................................................................14
B. Pemberdayaan Keluarga......................................................................14
C. Pendampingan Keluarga Baduta.........................................................14
D. Evaluasi Pendampingan Keluarga.......................................................14
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan..........................................................................................15
B. Saran....................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................16
LAMPIRAN.........................................................................................................17

vi
DAFTAR LAMPIRAN

1. Tabel struktur Keluarga Baduta


2. Gambar buku KIA hal.34-37
3. Gambar buku KIA hal.38-42
4. Gambar buku KIA hal. 43-47
5. Gambar buku KIA hal.48-53

vii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pemberdayaan masyarakat adalah segala upaya fasilitasi yang bersifat persuasif dan
tidak memerintah yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, perilaku,
dan kemampuan masyarakat dalam menemukan, merencanakan dan memecahkan
masalah menggunakan sumber daya/potensi yang mereka miliki, termasuk partisipasi
dan dukungan tokoh-tokoh masyarakat serta LSM yang ada dan hidup di masyarakat.
Pemberdayaan keluarga di bidang kesehatan akan menghasilkan kemandirian
keluarga dalam menemukan masalah kesehatan yang ada dalam keluarganya,
kemudian mampu merencanakan dan mengambil keputusan untuk memecahkan
masalah kesehatannya sendiri tanpa bantuan pihak lain
Kebidanan komunitas sebagai bentuk pelayanan kebidanan profesional yang ditujukan
kepada masyarakat dengan penekanan pada kelompok resiko tinggi, dengan upaya
mencapai derajat kesehatan yang optimal melalui pencegahan penyakit, peningkatan
kesehatan, menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan
melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi
pelayanan kebidanan. Pelaksanaan pelayanan kebidanan komunitas didasarkan pada
empat konsep utama dalam pelayanan kebidanan yaitu : manusia, masyarakat atau
lingkungan, kesehatan, dan pelayanan kebidanan yang mengacu pada konsep
paradigma kebidanan dan paradigma sehat sehingga diharapkan tercapainya tarap
kesejahteraan hidup masyarakat [3]. Kebidanan komunitas adalah pelayanan
kebidanan yang menekankan pada aspek-aspek psikososial budaya yang ada di
komunitas (masyarakat sekitar). Maka seorang bidan dituntut mampu memberikan
pelayanan yang bersifat individual maupun kelompok [4]. Pelaksanaan pelayanan
kebidanan komunitas didasarkan pada empat konsep utama dalam pelayanan
kebidanan yaitu: manusia, masyarakat atau lingkungan, kesehatan, dan pelayanan
kebidanan yang mengacu pada konsep paradigma kebidanan dan paradigma sehat
sehingga diharapkan tercapainya tarap kesejahteraan hidup masyarakat. Asuhan
kebidanan keluarga adalah serangkaian kegiatan yang merupakan implementasi dari
ilmu kebidanan yang diberikan melalui praktik kebidanan dengan sasaran keluarga
dan ditujukan untuk mengatasi masalah kesehatan yang dialami keluarga dengan
pendekatan asuhan kebidanan.
B. Tujuan
6. Mahasiswa mampu melakukan pendampingan pada keluarga baduta
7. Mahasiswa mampu memberikan pendampingan pada keluarga baduta
melibatkan pihak keluarga dalam pelayanan kesehatan ibu dan anak
8. Membuat strategi pelayanan yang berkaitan dengan pemberdayaan keluarga
dalam praktik kebidanan komunitas
9. Mengidentifikasikan keluarga agar dapat melakukan mendampingan keluarga
10. Melaksanakan kunjungan dan melaporkan hasil kunjungan setiap kali
kunjungan
11. Melaksakan evaluasi pelayanan terhadap keluarga baduta yang dilakukan
pendampingan keluarga dalam praktik kebidanan komunitas

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep dasar keluarga
Orang yang mempunyai hubungan resmi, seperti ikatan darah, adopsi, perkawinan
atau perwalian, hubungan sosial (hidup bersama) dan adanya hubungan psikologi
(ikatan emosional),Sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran, dan
adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya, dan
meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, serta sosial dari tiap anggota
keluarga.Unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa
orang yang berkumpul serta tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dan saling
ketergantungan.
1. Pengertian Keluarga
Keluarga merupakan sekumpulan orang yang di hubungkan oleh
perkawinan, adopsi dan kelahiran yang bertujuan menciptakan dan
mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan perkembangan fisik,
mental, emosional dan social dari individu-individu yang ada di dalamnya
terlihat dari pola interaksi yang saling ketergantungan untuk mencapai tujuan
bersama (friedman, 1998).

keluarga sebagai perkumpulan dua atau lebih dari dua individu yang
tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan
dan mereka hidup dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan
di dalam peranannya masing- masing dan menciptakan serta mempertahankan
suatu kebudayaan.

(Effendy, 1998) “Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup
dalam satu rumah tangga karena adanya hubungan darah, perkawinan atau
adopsi. Mereka saling berinteraksi satu dengan lainnya, mempunyai peran
masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu budaya (Bailon
dan Maglaya, 1978) ,

dikutip dari Setyowati, 2008) Dari pengertian keluarga diatas penulis


dapat menyimpulkan bahwa keluarga adalah seperangkat bagian yang saling
tergantung satu sama lain serta memiliki perasaan beridentitas dan berbeda
dari anggota dan tugas utama keluarga 8 adalah memelihara kebutuhan
psikososial anggota-anggotanya dan kesejahteraan hidupnya secara umum.

2. Tipe Keluarga
Keluarga yang memerlukan pelayanan kesehatan berasal dari berbagai macam
pola kehidupan. Agar dapat mengupayakan peran serta keluarga dalam
meningkatkan derajat kesehatan maka perawat perlu mengetahui berbagai tipe
keluarga. Menurut Friedman (1998) Tipe keluarga ada 2 yaitu :
a. Tipe keluarga tradisional
1) Keluarga inti, yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari suami,
istri, dan anak (kandung atau angkat)

2
2) Keluarga besar, yaitu keluarga inti ditambah dengan keluarga
lain yang mempunyai hubungan darah, misalnya : kakek, nenek,
keponakan, paman, bibi.
3) Keluarga “Dyad”, yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari
suami dan istri tanpa anak.
4) “Single Parent”, yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari satu
orang tua (ayah/ibu) dengan anak (kandung/angkat). Kondisi ini
dapat disebabkan oleh perceraian atau kematian.
5) “Single Adult”, yaitu suatu rumah tangga yang hanya terdiri
seorang dewasa (misalnya seorang yang telah dewasa kemudian
tinggal kost untuk bekerja atau kuliah).
b. Tipe keluarga non tradisional
1) The unmarriedteenege mather
Keluarga yang terdiri dari orang tua (terutama ibu) dengan anak
dari hubungan tanpa nikah.
2) The stepparent family Keluarga dengan orang tua tiri
3) Commune family
Beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang tidak ada
hubungan saudara hidup bersama dalam satu rumah, sumber dan
fasilitas yang sama, pengalaman yang sama : sosialisasi anak
dengan melalui aktivitas kelompok atau membesarkan anaak
bersama.
4) The non marital heterosexual cohibitang family
Keluarga yang hidup bersama dan berganti-ganti pasangan tanpa
melalui pernikahan.
5) Gay and lesbian family
Seseorang yang mempunyai persamaan sex hidup bersama
sebagaimana suami-istri (marital partners).
6) Cohibitng couple
Orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan perkawinan
karena beberapa alasan tertentu.
7) Group-marrige family
Beberapa orang dewasa menggunakan alat-alat rumah tangga
bersama yang saling merasa sudah menikah, berbagi sesuatu
termasuk sexual dan membesarkan anaknya.
8) Group network family
Keluarga inti yang dibatasi set aturan atau nilai-nilai, hidup
bersama atau berdekatan satu sama lainnya dan saling
menggunakan barang-barang rumah tangga bersama, pelayanan,
dan tanggung jawab membesarkan anaknya.
9) Foster family
Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan keluarga
atau saudara didalam waktu sementara, pada saat orang tua anak
tersebut perlu mendapatkan bantuan untuk menyatukan kembali
keluarga yang aslinya.
10) Homeless family
Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai perlindungan
yang permanen karena krisis personal yang dihubungkan dengan
keadaan ekonomi dan atau problem kesehatan mental.
11) Gang

3
Sebuah bentuk keluarga yang destruktif dari orang-orang muda
yang mencari ikatan emosional dan keluarga yang mempunyai
perhatian tetapi berkembang dalam kekerasan dan kriminal
dalam kehidupannya.

3. Tahap Perkembangan Keluarga


Tahap perkembangan keluarga menurut Friedman (2010) adalah :
a. Tahap 1 : Keluarga pemula
Perkawinan dari sepasang insan menandai bermulanya sebuah keluarga
baru, keluarga yang menikah atau prokreasi dan perpindahan dari keluarga
asal atau status lajang ke hubungan baru yang intim. Adapun tugas
perkembangan keluarga yaitu :
1) Membangun perkawinan yang saling memuaskan.
2) Menghubungkan jaringan persaudaraan secara harmonis.
3) Keluarga berencana (keputusan tentang kedudukan sebagai orangtua).
b. Tahap II : Keluarga yang sedang mengasuh anak
Tahap kedua dimulai dengan kelahiran anak pertama hingga bayi berumur
30 bulan. Biasanya orang tua bergetar hatinya dengan kelahiran anak
pertama mereka, tapi agak takut juga. Kekhawatiran terhadap bayi
biasanya berkurang setelah beberapa hari, karena ibu dan bayi tersebut
mulai mengenal. Ibu dan ayah tiba-tiba berselisih dengan semua peran-
peran mengasyikkan yang telah dipercaya kepada mereka. Peran tersebut
pada mulanya sulit karena perasaan ketidakadekuatan menjadi orang tua
baru. Adapun tugas perkembangan keluarga yaitu :
1) Membentuk keluarga muda sebagai sebuah unit
yang mantap (mengintegrasikan bayi baru kedalam keluarga).
2) Rekonsilisiasi tugas-tugas perkembangan yang bertentangan dan
kebutuhan anggota keluarga.
3) Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan.
4) Memperluas persahabatan dengan keluarga besar dengan menambahkan
peran-peran orangtua dan kakek-nenek
c. Tahap III : Keluarga yang anak usia prasekolah
Tahap ketiga siklus kehidupan keluarga dimulai ketika anak pertama
berusia 2,5 tahun dan berakhir ketika anak berusia 5 tahun. Sekarang,
keluarga mungkin terdiri tiga hingga lima orang, dengan posisi suami -
ayah, istri – ibu, anak laki-laki – saudara, anak perempuan – saudari.
Keluarga menjadi lebih majemuk dan berbeda. Adapun tugas
perkembangan keluarga yaitu :
1) Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti rumah, ruang bermain,
privasi, keamanan.
2) Mensosialisasikan anak.
3) Mengintegrasikan anak yang baru sementara tetap memenuhi
kebutuhan anak-anak yang lain.
4) Mempertahankan hubungan yang sehat dalam keluarga (hubungan
perkawinan dan hubungan orangtua dan anak) dan diluar keluarga
(keluarga besar dan komunitas).
d. Tahap IV : Keluarga dengan anak usia sekolah
Tahap ini dimulai ketika anak pertama telah berusia 6 tahun dan mulai
masuk sekolah dasar dan berakhir pada usia 13 tahun, awal dari masa
remaja. Keluarga biasanya mencapai jumlah anggota maksimum, dan

4
hubungan keluarga di akhir tahap ini. Adapun tugas perkembangan
keluarga yaitu :
1) Membantu sosialisasi anak dengan tetangga, sekolah dan lingkungan
2) Mempertahankan hubungan perkawinan bahagia
3) Memenuhi kebutuhan dan biaya hidup yang semakin meningkat
4) Meningkatkan komunikasi terbuka
e. Tahap V : Keluarga dengan anak remaja
Ketika anak pertama melewati umur 13 tahun, tahap kelima dari siklus
kehidupan keluarga dimulai. Tahap ini berlangsung selama 6 hingga 7
tahun, meskipun tahap ini dapat lebih singkat jika anak meninggalkan
keluarga lebih awal atau lebih lama jika anak masih tinggal dirumah
hingga berumur 19 atau 20 tahun. Adapun tugas perkembangan keluarga
yaitu :
1) Menyeimbangkan kebebasan dengan tanggung jawab ketika remaja
menjadi dewasa dan semakin mandiri
2) Memfokuskan kembali hubungan perkawinan
3) Berkomunikasi secara terbuka antara orangtua dan anak-anak
f. Tahap VI : Keluarga yang melepaskan anak usia dewasa muda Permulaan
dari fase kehidupan keluarga ini ditandai oleh anak
pertama meninggalkan rumah orang tua dan berakhir dengan rumah
kosong, ketika anak terakhir meninggalkan rumah. Tahap ini dapat singkat
atau agak panjang, tergantung pada berapa banyak anak yang ada dalam
rumah atau berapa banyak anak yang belum menikah yang masih tinggal
di rumah. Adapun tugas perkembangan keluarga yaitu :
1) Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar
2) Mempertahankan keintiman pasangan
3) Membantu orang tua suami/isteri yang sedang sakit dan memasuki
masa tua
4) Membantu anak untuk mandiri di masyarakat
5) Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga
g. Tahap VII : Orang tua pertengahan
Tahap ketujuh dari siklus kehidupan keluarga, tahap usia pertengahan dari
bagi orangtua, dimulai ketika anak terakhir meninggalkan rumah dan
berakhir pada saat pensiun atau kematian salah satu pasangan. Tahap ini
biasanya dimulai ketika orangtua memasuki usia 45-55 tahun dan berakhir
pada saat seorang pasangan pensiun, biasanya 16-8 tahun kemudian.
Adapun tugas perkembangan keluarga yaitu :
1) Mempertahankan kesehatan
2) Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan teman sebaya
dan anak-anak
3) Meningkatkan keakraban pasangan
h. Tahap VIII : Keluarga dalam masa pensiun dan lansia
Tahap terakhir siklus kehidupan keluarga dimulai dengan salah satu atau
kedua pasangan memasuki masa pensiun, terus berlangsung hingga salah
satu pasangan meninggal, dan berakhir dengan pasangan lain meninggal.
Adapun tugas perkembangan keluarga yaitu :
1) Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan
2) Adaptasi dengan perubahan, kehilangan pasangan, teman, dll
3) Mempertahankan keakraban suami-isteri dan saling merawat
4) Mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial masyarakat

5
5) Melakukan “ Life Review”
B. Konsep Pemberdayaan
1. Pengertian Pemberdayaan
Segala upaya fasilitasi yang bersifat noninstruktif, guna meningkatkan
pengetahuan dan kemampuan individu, keluarga, dan kelompok/masyarakat
agar dapat mengidentifikasi masalah yang dihadapi dan potensi yang
dimiliki, serta merencanakan dan melakukan pemecahan masalah tersebut
dengan memanfaatkan potensi yang ada.
2. Pemberdayaan Keluarga
Pemberdayaan atau empowerment berawal dari kata daya (power). Daya
dalam arti kekuatan yang berasal dari dalam. Secara konseptual,
pemberdayaan keluarga adalah upaya untuk meningkatkan harkat dan
martabat keluarga, terutama keluarga miskin atau keluarga tidak bisa
mencapai tujuan kehidupan berkeluarga. Dengan kata lain memberdayakan
keluarga adalah memampukan dan memandirikan keluarga. Keberdayaan
keluarga merupakan unsur dasar yang memungkinkan suatu keluarga
bertahan, dinamis mengembangkan diri dan mencapai tujuannya (Sunarti,
2012).
Pemberdayaan keluarga dapat dipandang sebagai suatu proses memandirikan
klien dalam mengontrol status kesehatannya. Pengertian lain tentang
pemberdayaan adalah memampukan orang lain melalui proses transfer
termasuk didalamnya transfer kekuatan/power, otoritas, pilihan dan perijinan
sehingga mampu menentukan pilihan dan membuat keputusan dalam
mengontrol hidupnya. Penjelasan lain tentang pemberdayaan adalah proses
sosial dalam mengenal, mempromosikan dan meningkatkan kemampuan
orang untuk memenuhi kebutuhannya, menyelesaikan masalahnya sendiri
dan memobilisasi sumber-sumber yang diperlukan untuk mengontrol hidup
mereka. Secara keseluruhan pemberdayaan bisa digunakan untuk merubah,
tidak hanya seorang individu tetapi termasuk merubah kondisi dan biasanya
kondisi sosial dan politik yang berada pada status tidak berdaya.
Pemberdayaan keluarga memiliki makna bagaimana keluarga memampukan
dirinya sendiri dengan difasilitasi orang lain untuk meningkatkan atau
mengontrol status kesehatan keluarga (Nurhaeni, 2013).
3. Sumber Daya Keluarga
Sumberdaya adalah alat atau bahan yang tersedia dan di ketahui potensinya
untuk memenuhi keinginan. Sumberdaya bermakna sebagai sumber dari
kekuatan, potensi dan kemampuan untuk mencapai suatu manfaat dan
tujuan. Sumber daya merupakan asset yaitu sesuatu apapun baik yang
dimiliki atau yang dapat diakses, yang dapat memberikan nilai tukar untuk
mencapai tujuan. Asset tersebut bisa berupa sumber daya ekonomi, potensi
manusia, karakter pribadi, kualitas lingkungan, sumber daya alam dan
fasilitas masyarakat. Sumber daya keluarga ditinjau dari sudut pandang
ekonomi merupakan alat atau bahan yang tersedia dan diketahui fungsinya
untuk memenuhi kebutuhan atau tujuan keluarga. Sumber daya dapat
dikelompokkan menjadi dua yaitu yang dapat dapat diukur, nyata secara
fisik dan yang tidak dapat diukur (intangible) seperti intergritas dan
kepercayaan. Sumber daya terbagi tiga kelompok yaitu sumber daya
manusia meliputi aspek kognitif, afektif, psikomotorik serta sumber daya
waktu, sumber daya ekonomi seperti pendapatan, kesehatan, keuntungan
pekerjaan dan kredit dan sumber daya lingkungan meliputi lingkungan fisik,

6
sumber daya sosial serta lembaga politik. Berdasarkan pengertian sumber
daya tersebut, maka sumber daya keluarga dapat diartikan sebagai apa yang
dimiliki dan dikuasai individu dalam keluarga baik bersifat fisik material dan
maupun non fisik, dapat diukur maupun tidak dapat diukur, sumber daya
ekonomi, manusia maupun lingkungan disekitar keluarga untuk mencapai
tujuan keluarga itu sendiri. Sumber daya keluarga dimaksudkan agar
keluarga tersebut dapat memenuhi kebutuhan anggota, baik kebutuhan fisik
maupun kebutuhan non fisik keluarga. Kebutuhan fisik sering diasosiasikan
dengan kebutuhan dasar manusia meliputi kebutuhan sandang, pangan dan
papan.
4. Pendampingan Keluarga
Pendampingan keluarga adalah suatu proses untuk mendorong, membimbing
dan memberikan kemudahan kepada keluarga untuk mengetuhui masalah
gizi di tingan keluarga /RT
5. Pemanfaatan Buku KIA
Buku KIA sangat bermanfaat untuk meningkatkan kesehatan ibu dan anak
karena berisi tentang iinformasi kesehatan pemantauan pertumbuhan dan
perkembangan meliputi imunisasi, gizi seimbang dan vitamin A Kebijakan
dan berbagai upaya pemerintah untuk menurunkan angka kematian ibu dan
bayi, antara lain dengan Gerakan Sayang Ibu (GSI), strategi making
pregnancy safer dan pengadaan buku KIA. buku KIA telah diperkenalkan
sejak 1994 dengan bantuan Badan Kerjasama Internasional Jepang (JICA).
Buku KIA diarahkan untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman
masyarakat tentang kesehatan ibu dan anak. Buku KIA selain sebagai catatan
kesehatan ibu dan anak, alat monitor kesehatan dan alat komunikasi antara
tenaga kesehatan dengan pasien (Hasanbasri, 2006) Buku KIA dapat
diperoleh secara gratis melalui puskesmas, rumah sakit umum, puskesmas
pembantu, polindes, dokter dan bidan praktek swasta. Buku KIA berisi
informasi dan materi penyuluhan tantang gizi dan kesehatan ibu dan anak,
kartu ibu hamil, KMS bayi dan balita dan catatan pelayanan kesehatan ibu
dan anak. Buku KIA disimpan dirumah dan dibawa selama pemeriksaan
antenatal di pelayanan kesehatan. Petugas kesehatan akan mencatatkan hasil
pemeriksaan ibu dengan lengkap di buku KIA, agar ibu dan keluarga lainnya
mengetahui dengan pasti kesehatan ibu dan anak (Hasanbasri, 2006) Buku
KIA sebagai sarana informasi pelayanan KIA. Bagi kader sebagai alat
penyuluhan kesehatan serta untuk menggerakkan masyarakat agar datang
dan mengguankan fasilitas kesehatan. Bagi petugas kesehatan, buku KIA
dapat dipakai sebagai standar pelayanan, penyuluhan dan konseling
kesehatan, sehingga pelayanan kepada ibu dan anak dapat diberikan secara
menyeluruh dan berkesinambungan. Pemanfaatan buku KIA oleh petugas
dalam melaksanakan pemeriksaan ibu dan anak dapat mencegah ibu hamil
anemia, BBLR, angka kematian ibu dan bayi serta mencegah terjadinya
balita kurang gizi (Hasanbasri, 2006).

7
BAB III
PENDAMPINGAN KELUARGA BADUTA
A. Pengkajian Data Keluarga Baduta
Dari hasil kunjungan saat mewawancarai keluarga baduta ,tipe keluarga baduta yang
saya kaji Nuchilear Family. Ny.S memiliki anak usia dibawah dua tahun. Ny.S umur 30
tahun, pendidikan tamat smp. Ibu sebagai IRT dan tidak mempunyai penghasilan dan
tidak mempunyai kerja sampingan atau tambahan jumlah anak memilik dua anak .
jaminan kesehatan yaitu BPJS dan di gunakan saat memeriksa kesehatan anak. Ny.S
memiliki suami dan berusia 36 tahun pendidikan terakhir tamat SMP pekerjaan suami
berdagang pentol tiap hari penghasilan tergantung penjualan sekitar Rp.1000.000,00
perbulan dan merokok setiap hari kadang di dalam rumah . jumlah anggota keluarga saat
ini 3 anggota terdiri dari istri dan 2 anak.
Kepemilikan dan sikap tentang buku kia
Ibu memiliki buku kia dan mendapatkan di saat posyandu diperoleh di posyandu di
berikan secara gratis dan ada himbauan dari tenaga kesehatan untuk selalu membawa
buku KIA saat melakukan pemeriksaan pada anak Ny.S . kadang- kadang ibu membawa
buku KIA ke fasilitas kesehatan saat di berikan buku KIA di jelaskan tentang isi buku
KIA. Ny.S hanya membaca sebagian buku KIA dan ibu membaca pada bagian Bayi Baru
Lahir dan KB informasi dalam buku sangat bermanfaat bagi ibu karena dapat menambah
wawasan dan pengetahuan dan ibu menyembutkan salah satu tanda bahaya pada bayi
baru lahir seperti kejang-kejang , demam / panas tinggi dan lain-lain.
Uraikan tentang hasil pengkajian data (sesuai kuesioner) saat kunjungan pertama ke
rumah responden:
1. struktur keluarga (kepala & anggota keluarga);
No. Nama Usia L/P Hub. keluarga Pendidikan Pekerjaan Keterangan
Ada Tdk ada
1. Egi Siswanto 36thn L Bapak Smp Wirasuasta 
2. Siti Maftuhatun 30thn P Ibu Smp IRT 
Nikmah
3. Muhammad Ega 11thn L Anak Sd Pelajar 
Alfurqon
4. Muhammad 1thn L Anak - - 
Azzam Aulian

8
2. Identitas ibu hamil, suami dam anak
Nama Kelapa Keluarga : Tn.B
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur :36 Tahun
Bangsa :Indonesia
Agama :Islam
Pendidikan :SMP
Pekerjaan :swasta
Alamat :Martapura

Nama : Ny.S
Umur :30 Tahun
Bangsa :Indonesia
Agama :Islam
Pekerjaan :IRT
Alamat : Martapura
Riwayat pernikahan
a. Status pernikahan : sah/tidak *lingkari

b. Usia pertama kali menikah


Suami 26 Tahun
Istri 20 Tahun

c. Jumlah pernikahan
Suami 1 kali
Istri 1 kali
Nama anak :An.A
Umur :1 tahun 3 bulan
Bangsa :Indonesia
Agama :Islam
Pekerjaan :-
Alamat : Martapura

9
3. Kepemilikan dan Sikap terhadap buku KIA
Buku Kesehatan Ibu dan Anak (Buku KIA) merupakan buku pegangan ibu yang berisi
catatan kesehatan ibu (hamil, bersalin dan nifas) dan anak (bayi baru lahir, bayi dan anak
balita) serta berbagai informasi seperti memelihara dan merawat kesehatan ibu dan anak.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adakah perbedaan pengetahuan, sikap dan
perilaku pemelihara kesehatan ibu hamil dengan pemanfaatan buku kesehatan ibu dan anak
tentang tanda-tanda bahaya kehamilan di Jakarta Tahun 2018. Penelitian ini menggunakan
metode Cross Sectional. Besar sampel adalah 76 responden. Data penelitian ini diambil
dengan menggunakan kuisioner. Setelah ditabulasi data yang ada di analisa dengan
menggunakan uji Chi Square dengan tingkat kemaknaan 0.1. Ada perbedaan pengetahuan
dengan pemanfaatan buku KIA pada ibu hamil, tidak ada perbedaan sikap dengan
pemanfaatan buku KIA pada ibu hamil dan ada perbedaan perilaku pemelihara kesehatan
dengan pemanfaatan buku KIA pada ibu hamil. Saran bagi puskesmas sebaiknya secara
proaktif lagi menginformasikan pentingnya buku KIA pada ibu hamil dengan menggunakan
bahasa komunikasi yang sopan dan tepat sehingga ada motivasi dari ibu hamil untuk
memanfaatkan buku KIA sebagai sumber informasi yang berharga untuk perawatan
kehamilan. Antara kepemilikan dan pengetahuan di buku kia ini sangat berguna bagi
ibu dan anak karena dapat memberi pengetahuan kepada ibu tentang tanda bahaya
apa yang harus dihindari selama menopouse dan bagaimana cara perawatan bayi baru
lahir , ibu sangat senang dengan ada nya buku kia karena dapat memberi pengetahuan
4. Pengetahuan tentang Buku KIA
Buku kesehatan ibu dan anak (KIA) merupakan alat yang digunakan untuk mencatat
segala pelayanan kesehatan yang diberikan kepada ibu dan anak sejak ibu hamil,
melahirkan, masa nifas sampai anak usia 5 tahun lengkap.
5. Sikap ibu terhadap KIA
kesadaran ibu bahwa Buku KIA sangat bermanfaat untuk menambah pengetahuan
tentang KIA, sehingga ibu akan mempunyai kebiasaan untuk membaca, memahami isi
buku dan memanfaatkannya dengan menerapkan informasi yang terdapat didalam
buku KIA, tidak hanya membawa buku KIA setiap kali berkunjung ke fasilitas
pelayanan kesehatan (Kusumayati & Nakamura, 2007). Perilaku pemanfataan buku
KIA dipengaruhi oleh sikap ibu yang merupakan hasil pertimbangan keuntungan dan
kerugian dari perilaku (outcome of behavior) dan pentingnya konsekuensi-
konsekuensi bagi individu (evaluation regarding the outcome) (14). Sikap positif ibu
terhadap buku KIA merupakan salah satu predisposisi untuk dilakukannya
pengasuhan anak yang baik sesuai dengan informasi yang diperolehnya dari buku

10
KIA. Sikap ibu tentang buku KIA akan dipengaruhi langsung oleh pengetahuan
tentang pentingnya memanfaatkan buku KIA. Sikap yang terbentuk tersebut bersama-
sama dengan pengetahuan akan memengaruhi perilaku seseorang (15). Namun dalam
penelitian ini peneliti tidak mengukur sikap ibu dalam pemanfaatan buku KIA. Sikap
ibu terhadap buku KIA sangat positif dan mendukung dengan adanya buku KIA .
6. Dokumentasi kegiatan

B. Pemberdayaan Keluarga Baduta


Sumber yang di miliki keluarga baduta miliki yaitu berjualan atau wirausaha keadaan
keluarga baduta ini cukup sederhana dan memiliki rumah yang kecil dan rentan terhadap
banjir , dan penghasilan sebesar Pp.1000.000 per bulannya namun kaluarga baduta ini
sangat sejahtera meskipun memiliki anak kecil yang masih di bawah dua tahun namun
kebutuhan tentang gizi anak masih terpenuhi. Pengambilan keputusan yaitu kepala
keluarga dari suami Ny.S .
C. Pendampingan Keluarga baduta
Uraikan tentang kunjungan rumah yang dilakukan disertakan dengan dokumentasi
kegiatan
1. Pendampingan Keluarga tentang pemanfaatan buku KIA hal 34-37
Saat melakukan pendampingan pertama ibu merespon dengan baik dan memamhami
apa yang telah disampakaikan dapat menambah pengetahuan dan mengetahui apa
saja tentang tanda bahaya pada anak

11
2. Pendampingan Keluarga tentang pemanfaatan buku KIA hal 38 – 43
Melakukan pendampingan kedua ibu sangat paham dan tidak ada pertanyaan apapun
karena ibu sering membaca buku KIA

3. Pendampingan Keluarga tentang pemanfaatan buku KIA hal 43 -47


Saat melakukan pendampingan ketiga ibu sangat merespon dengan baik dan
menerapkan dalam kehidupan sehari-hari dan melakukan imunisasi selalu dan
memperhatikan tumbuh kembang anak ibu.

4. Pendampingan Keluarga tentang pemanfaatan buku KIA hal 48 -53


Pendampingan terakhir yaitu mempelajari pola asuh anak dan seterusnya , ibu
memahami dengan baik dan tidak menanyakan apapun , karena ibu sudah paham
tentang buku KIA
12
D. Evaluasi Pendampingan Keluarga
Untuk menilai pencapaian yaitu si ibu dapat memahami dan menerapkan dalam
kehidupan sehari- hari dan selali memperhatikan tumbuh kembang si anak dan dapat
memahami pola-pola bagaimana perkembangan anak.
Uraikan tentang hasil kunjungan rumah yang dilakukan
1. Pendampingan Keluarga tentang pemanfaatan buku KIA hal 34-37
Saat pendampingan saat pertama kali kunjungan ibu dapat mehami dan ketercapaian
tujuan menjelaskan dari hal. 34 sampai 37
2. Pendampingan Keluarga tentang pemanfaatan buku KIA hal 38- 43
Pendampingan selanjutnya ibu sangat paham dan merespon dengan baik, dan
keluarga paham tentang buku KIA
3. Pendampingan Keluarga tentang pemanfaatan buku KIA hal 44- 47
Pendampingan buku KIA dapat menerapkan dalam kehidupan sehari-hari dan
pearawatan bayi dengan baik
4. Pendampingan Keluarga tentang pemanfaatan buku KIA hal 48-53
Hasilnya dapat menerapkan di dalam kehidupan sehari-hari dan melakukan
perawatan bayi dengan baik dan mengetahui tanda bahaya pertumbuhan bayi

13
BAB IV
PEMBAHASAN

A. Keluarga
Keluarga yang saya kaji adalah keluarga dari Ny. I yang memiliki anak yang berusia 1
tahun 7 bulan yang bernama An. N. Keluarga Ny. I ermasuk tipe keluarga The Nuclear
Family. Dari informasi yang saya dapat fungsi keluarga yang telah Ny. I akukan adalah
fungsi afektif, fungsi sosialisasi dan penempatan sosial, fungsi reprosuksi, fungsi
ekonomi, dan fungsi perawatan kesehatan. Karena ibu mengatakan bahwa keluarganya
sangat senang sekaligus gembira serta sangat terbuka dan memperhatikan apabila ada
anggota keluarga yang sedang sakit dan sangat memperhatikan kesehatan lingkungan
disekitar rumah dikarenakan keluarga takut dengan masa sekarang dengan pandemi
covid-19 ini, dikarenakan ada anak yang masih kecil. Sedangkan untuk tahapan
perkembangan Keluarga Ny. I termasuk keluarga dengan anak bayi dua tahun dengan
anak presekolah
B. Pemberdayaan Keluarga
Menanam nilai nilai penerapan karakter keluarga anak balita, dan mengajarkan hal hal
kecil tentang kebersihan kepada anak-anak Ny.S . menumbuhkan rasa interaksi dan
pendekatan kepada keluarga ibu hamil dengan baik
C. Pendampingan Keluarga Ibu Hamil
Saat kunjungan ibu sangan ramah dan sangat menerima dengan baik dan memperhatikan
apa yang dijelaskan dan serta berperan aktif saat melakukan penjelasan dan
pendampingan buku KIA dan ada juga beranya saat ada yang kurang paham tentang
buku KIA keluarga ibu dapat mehami tentang buku KIA
D. Evaluasi Pendampingan Keluarga
Ibu paham akan pendampingan buku KIA dan mengaplikasikan dalam kehidupan ibu
dan dapat memahami materi yang di smpaikan dan Melakukan imunisasi setiap jadwal
imunisasi yang ada di buku KIA

14
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
 Keluarga merupakan sekumpulan orang yang di hubungkan oleh perkawinan,
adopsi dan kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan
budaya yang umum, meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional
dan social dari individu-individu yang ada di dalamnya terlihat dari pola
interaksi yang saling ketergantungan untuk mencapai tujuan bersama
(friedman, 1998).
 Keluarga yang memerlukan pelayanan kesehatan berasal dari berbagai macam
pola kehidupan. Agar dapat mengupayakan peran serta keluarga dalam
meningkatkan derajat kesehatan
 Pemberdayaan atau empowerment berawal dari kata daya (power). Daya
dalam arti kekuatan yang berasal dari dalam. Secara konseptual,
pemberdayaan keluarga adalah upaya untuk meningkatkan harkat dan
martabat keluarga, terutama keluarga miskin atau keluarga tidak bisa
mencapai tujuan kehidupan berkeluarga
 Sumberdaya adalah alat atau bahan yang tersedia dan di ketahui potensinya
untuk memenuhi keinginan. Sumberdaya bermakna sebagai sumber dari
kekuatan, potensi dan kemampuan untuk mencapai suatu manfaat dan tujuan.
Sumber daya merupakan asset yaitu sesuatu apapun baik yang dimiliki atau
yang dapat diakses, yang dapat memberikan nilai tukar untuk mencapai
tujuan.
 Dari hasil kunjungan saat wawancara kuisioner disini akan diterapkan hasil
pengkajian dan kunjungan kerumah Keluarga Baduta . dari kuisioner keluarga
baduta termasuk tipe keluarga Nuchilear Family
 Buku Kesehatan Ibu dan Anak (Buku KIA) merupakan buku pegangan ibu yang
berisi catatan kesehatan ibu (hamil, bersalin dan nifas) dan anak (bayi baru lahir,
bayi dan anak balita) serta berbagai informasi seperti memelihara dan merawat
kesehatan ibu dan anak.

15
B. Saran
1. Bagi Puskesmas Hasil penelitian dapat dijadikan acuan bidan di Puskesmas agar selalu
memberitahu dan mengingatkan kepada ibu hamil untuk selalu membaca buku KIA dan
mempelajarinya semaksimal mungkin untuk menambah perubahan prilaku ibu hamil
yang lebih baik lagi serta untuk menurunkan angka kematian ibu.
2. Bagi Institusi Pendidikan Bagi institusi pendidikan diharapkan hasil penelitian ini
dijadikan sebagai sarana pembelajaran tambahan pengetahuan bagi mahasiswa tentang
Kesehatan Ibu dan Anak dan hasil penelitian ini juga menambah bahan bacaan,
referensi, masukan bagi mahasiswa lain untuk melakukan penelitian lebih lanjut.
3. Bagi Ibu hamil Hasil penelitian dapat memberikan infromasi pada ibu hamil untuk lebih
memanfaatkan buku KIA dan diharapkan untuk memanfaatkan buku KIA yang telah
dimiliki serta untuk mengetahui deteksi dini bahaya kehamilannya di pelayanan
kesehatan terdekat secara rutin atau berkala.
4. Bagi Peneliti Selanjutnya Bagi peneliti selanjutnya diharapkan melakukan penelitian
lebih lanjut tentang Efektivitas Pelaksanaan Pendampingan Penggunaan Buku
Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) Terhadap Prilaku Ibu Hamil dalam Pelayanan
Kesehatan Selama Hamil, Bersalin dan Nifas dengan menggunakan metode penelitian,
variabel, jumlah populasi dan sampel yang berbeda sehingga diperoleh hasil yang lebih
baik

16
DAFTAR PUSTAKA

https://ejournal.unjaya.ac.id/index.php/jice/article/download/199/198/

http://dharmabakti.respati.ac.id/index.php/dharmabakti/article/download/66/52

http://poltekkes-aisyiyahbanten.ac.id/download/file/
Panduan_Praktik_Komunitas_2019_Desa_Kepuh.pdf

http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/135/jtptunimus-gdl-handayanin-6725-2-babii.pdf

http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/67914/Chapter%20II.pdf?
sequence=4&isAllowed=y

https://sahabatkeluarga.kemdikbud.go.id/laman/uploads/Dokumen/4427_2017-02-
01/16.12.28%20SPOT_Mengelola%20Sumber%20daya%20keluarga_CETAK.pdf

https://www.academia.edu/35561847/SUMBER_DAYA_KELUARGA

https://sinta.unud.ac.id/uploads/wisuda/1320015011-3-Bab%20II.pdf

https://www.academia.edu/38622975/
PERBEDAAN_PEMANFAATAN_BUKU_KIA_DALAM

http://digilib.unisayogya.ac.id/2394/1/NASKAH%20PUBLIKASI%20ELLYDA
%20RIZKI_201420102009.pdf

17

You might also like