Professional Documents
Culture Documents
Abdullah Bin Abbas
Abdullah Bin Abbas
Kelahirannya.
Ia dilahirkan ketika Bani Hasyim berada di Syi'b, tiga atau lima tahun sebelum hijrah. Namun yang
pendapat yang lebih kuat adalah tiga tahun sebelum hijrah. Al Waqidi menerangkan, tidak perselisihan
pendapat diantara para Imam bahwa Ibnu Abbas z dilahirkan di Syi'b ketika kaum Quraisy memboikot
Abni Hasyim, dan ketika Nabi wafat ia baru berusia tiga belas tahun.
Bentuk Fisiknya.
Beliau orang yang elok rupa, berkulit putih, ganteng, tinggi badannya, gagah, cerah roman mukanya,
bagaikan rembulan. Ibnu Abbas adalah sahabat Nabi yang kaya raya tetapi ia bersikap dermawan.
Al Almasy berkata :"Ibnu Abbasz, jika kamu melihatnya maka akan berkata:" bahwa dia adalah manusia
yang paling tampan, bila dia berkata maka kamu akan mengatakan:" bahwa dia adalah manusia yang
paling fasih, jika dia berbicara maka kamu akan mengatakan:" bahwa dia manusia yang paling pandai."
Perjalanan Hidupnya.
Ibnu Abbasz bersama kedua orang tua pindah ke Negri hijrah, yaitu pada tahun fathul Makkah.
Sebelumnya beliau telah masuk islam. Ini bisa diketahui dari ungkapan beliau:"Aku dan ibuku termasuk
orang-orang yang lemah, aku termasuk bagain dari anak-anak, dan ibuku bagian dari para wanita.
Ketika Rasulullah wafat, umur beliau adalah 15 tahun. Namun ada yang berpendapat 13 tahun.
Abdullah bin Abbas menunaikan ibadah haji pada tahun Utsman bin Affan terbunuh, atas perintah
Utsman bin Affanz. Ketika terjadi perang Siffin, beliau berada di Maisarah, kemudian diangkat gubernur
Bashrah dan selanjutnya menetap disana hingga Aliz terbunuh. Kemudian ia mengangkat Abdullah bin
Harits sebagai penggantinya, menjadi gubernur Bashrah, sedang dia sendiri pulang ke Hijaz.
Keistimewaannya
Ibnu Abbas z pernah melihat Malaikat Jibril dalam dua kesempatan, Ibnu Abbas z berkata : "Aku bersama
bapakku di sisi Rasulullah n, dan disamping Rasulullah n ada seorang laki-laki yang membisikinya. Maka
beliau seakan-akan berpaling dari bapakku. Kemudian kami beranjak dari sisi Rasulullah n seraya
bapakku berkata : 'Wahai anakku, tahukah engkau kenapa anak laki-laki pamanmu (Rasulullah) seperti
berpaling (menghindar) dariku? Maka aku menjawab, 'Wahai bapakku sesungguhnya disisi Rasulullah n
ada seorang laki-laki yang membisikinya. Ibnu Abbas z berkata, 'Kemudian kami kembali menghadap
Rosullah lantas bapakku berkata, 'Yang Rasulullah n, aku berkata kepada Abdullah begini dan begitu,
kemudian Abdullah menceritakan kepadaku ada seorang laki-laki di sampingmu yang berbisik-bisik
kepadamu. Apakah benar memang ada seseorang di sisimu?. ' Rasulullah n balik bertanya, 'apakah engkau
melihatnya Ya Abdullah?' Kami menjawab, 'Ya'. Rasulullah n bersabda, 'Sesungguhnya ia adalah Jibril
alaihissalam. Dialah yang menyibukkanku dari kamu sekalian'."
(HR. Ahmad)
Abbas z mengutus Abdullah zkepada Rasulullah n dalam suatu hajat (keperluan), dan Abdullah z
menjumpai seorang laki-laki bersama Rasulullah n. Maka tatkala ia kembali dan tidak berbicara kepada
Rasulullah n, maka Rasulullah n bersabda, "Engkau melihatnya?" Abdullah menjawab, "Ya," Nabi
bersabda, "Ia adalah Jibril. Ingatlah sesungguhnya ia tidak akan mati sehingga hilang pandangannya
(buta) dan diberi (didatangkan) ilmu" HR. At-Thabrani)
Sebagian mereka menjawab:"Kita diperintahkan memuji Allah dan memohon ampunan kepada-Nya
ketika Allah memberikan pertolongan dan kemenangan kepada kita. Sedang yang lain diam tidak berkata
apa-apa. Lalu ia bertanya kepadaku:"Begitukah pendapatnu, wahai Ibnu Abbas?" Tidak jawabku. Lalu
bagaimana menurutmu ? Tanyanya lebih lanjut. "Ayat itu" jawabku, adalah pertanda ajal Rasulullah n
yang diberitahukan Allah kepadanya. Allah berfirman:"Apabila telah datang pertolongan Allah dan
kemenangan" dan itu adalah pertanda ajalmu (Muhammad), maka bertasbihlah dengan emuji Rabb-mu
dan mohon ampunlah kepada-Nya, sesungguhnya Dia Maha Penerima taubat." Umar berkata:"Aku tidak
mengetahuimaksud ayat itu kecuali apa yang kamu katakan."
Kedermawanannya.
Diriwayatkan bahwa Abu Ayyub Al-Anshori datang kepada Mu'awiyyah, ia melaporkan apa yang
menjadi beban hutangnya namun ia tidak mendapatkan seperti apa yang ia inginkan. Kemudian ia pergi
ke Bashrah, menuju rumah Ibnu Abbasz. Sesampainya disana ia curahkan isi hatinya, "Sungguh saya
perlu denganmu sebagaimana engkau perlu kepada Rasulullah n, kemudian Ibnu Abbasz berkata, 'Berapa
tanggungan hutangmu?' Abu Ayyub Al-Anshariz menjawab, dua puluh ribu ." Kemudian Ibnu Abbasz
memberinya empat puluh ribu, dua puluh budak dan lainnya yang ada di rumahnya.
Tafsirnya.
Riwayat dari Ibnu Abbas z mengenai tafsir tidak terhitung banyaknya. Dan apa yang dinukil darinya itu
telah dihimpun dalam sebuah kitab tafsir ringkas yang diberi nama tafsir Ibnu Abbas. Didalamnya
terdapat macam-macam riwayat dan sanad dan berbeda-beda, tapi sanad yang paling baik adalah yang
melalui Ali bin Abi Thalhah Al Hasyimi, dari Ibnu Abbas z. Sanad ini didominasi oleh Al Bukhari dalam
kitab shahihnya. Sedang sand yang cukup baik, jayyid, yang melalui Qais bin Muslim Al Kufi, dari Atha'
bin As Sa'ib.
Didalam kitab –kitab tafsir besar yang mereka sandarkan kepada Ibnu Abbaszterdapat kerancuan sanad.
Sanad yang paling rancu dan lemah adalah sanad melalui melalui Al Kalbi dari Abu Shalih. Al Kalbi
adalah Abu Nashr Muhammad bin As Sa'ib (wafat 146 H). dan jika sanad ini digabungkan riwayat
Muhammad bin Marwan As Sadi Ash Shaghir, maka ini merupakan silsilah Al Kadzb, mata rantai
perawi dusta. Dengan demikian juga sanad Muqatil bin Sulaiman bin Bisyr Al Azdi. Hanya saja Al Kalbi
lebih baik dari pada Muqatil, karena pada diri Muqatil terdapat berbagai madzhab atau paham yang
rendah.
Sementara itu sanad Adh Dhahak bin Muzahim Al Kufi Al Kufi, dari Ibnu Abbas z adalah munqathi',
(terputus). Karena Adh Dhahak tidak bertemu langsung dengan Ibnu Abbas. Bila sanadnya digabungkan
dengan riwayat Bisyr bin 'Imarah maka riwayat ini tetap lemah karena Bisyr adalah lemah. Dan jika sanad
itu melalui riwayat Juwaibir, dari Adh Dhahak, maka riwayat tersebut sangat lemah karena Juawaibir
sangat lemah dan ditinggalkan riwayatnya.
Sanad melalui Al 'Aufi, dan seterusnya dari Ibnu Abbasz, banyak digunakan oleh Ibnu Jarir dan Ibnu Abi
Hatim, padahal Al 'Aufi itu seoorang yang lemah. Meskipun lemahnya tidak keterlaluan dan ahkan
terkadang dinilai hasan oleh Tirmidzi.
Dengan penjelasan ini dapatlah kiranya kita menyelidiki jalan periwayatan tafsir Ibnu Abbas dan
mengetahui mana jalur yang cukup baik dan diterima. Sreta mana pula jalur yang lemah atau
ditinggalkan, sebab tidak semua yang diriwayatkan dari Ibnu Abbasz itu shahih dan pasti.
Dan masih banyak lagi, murid-murid beliau. Yang tidak kurang dari 200 ulama'.
Wafatnya.
Ia wafat di Thaif pada tahun 65 H. Pendapat lain mengatakan, 67 atau 68 H. dan pendapat yang benar
menurut Jumhur adalah 68 H. Dari Sa'id (bin jubair), "Bahwa Ibnu Abbas z wafat di Thaif. Kami
menyaksikan jenazahnya, maka saat itu tiba-tiba kami melihat burung putih datang yang tidak diketahui
bentuk wujudnya. Kemudian masuk ke dalam keranda mayat Ibnu Abbas z. Kami memandang (keranda
itu) dan berfikir apakah burung tersebut akan keluar.
Ternyata burung
tersebut tidak
diketahui keluarnya
dari keranda mayat itu.
Dan ketika mayat
telah
dimakamkan tiba-tiba di tepi kuburan Ibnu Abbas z
terdengar suara bacaan ayat Alqur'an: "Hai jiwa yang
tenang, kembalilah kepada Rabbmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya. Masuklah kedalam jama'ah
hamba-hamba-Ku, dan masuklah kedalam surga-Ku." (QS Al-Fajr : 27-30).