You are on page 1of 20

TUGAS KEPERAWATAN DASAR

“KONSEP PEMENUHAN KEBUTUHAN KESEIMBANGAN SUHU


TUBUH DAN TINDAKAN KEPERAWATAN”

Disusun oleh:

Chykita Putri Amanda

203110126

1A

DosenPembimbing :

Ns.Idrawati Bahar,S.Kep.M.Kep

D-III KEPERAWATAN PADANG

POLTEKKES KEMENKES RI PADANG

TAHUN AJARAN 2021/2022


KATA PENGANTAR

Puji syukur atas rahmat dan hidayah yang Allah SWT anugerahkan kepada kita
sehingga penulis dapat menyusun tugas dengan judul “Konsep Pemenuhan Kebutuhan
Keseimbangan Suhu Tubuh Dan Tindakan Keperawatan”. Tugas ini disusun dengan tujuan
untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Keperawatan Dasar.

Penulis menyampaikan terima kasih kepada pihak yang sudah mendukung


penyusunan makalah ini sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Selanjutnya penulis
berharap supaya tugas ini dapat bermanfaat, baik bagi penulis maupun pembaca. Penulis
sangat menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna. Untuk itu, kami sangat terbuka
atas kritik dan saran positif dari pembaca.

Padang, 21 Januari 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................2

DAFTAR ISI...................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang…………………………………………………………………...4
B. Rumusan Masalah………………………………………………………………..5
C. Tujuan ……….…………………………………………………………...……...5

BAB II PEMBAHASAN

A. SOP Mengukur Suhu Tubuh…………………………………………..………..6


B. SOP Memberikan Kompres Hangat Dan Dingin………………………………10
C. SOP Memberikan Minum Peroral………………………………………………14
D. SOP Mengukur BB, LLA LP DAN IMT………………………………………16

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan………………………………………………………………….….19
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................20
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pengukuran suhu merupakan tatacara pemeriksaan suhu tubuh. Suhu tubuh merupakan
indikator untuk menilai keseimbangan antara pembentukan dan pengeluaran panas. Rentang
suhu tubuh dapat diukur dengan menggunakan termometer air raksa melalui oral, rektal,
maupun axila dan menggunakan termometer digital.

Kompres hangat adalah memberikan rasa hangat pada daerah tertentu dengan
menggunakan cairan atau alat yang menimbulkan hangat pada bagian tubuh yang
memerlukan. Tindakan ini selain untuk melancarkan sirkulasi darah juga untuk
menghilangkan rasa sakit, merangsang peristaltic usus, pengeluaran getah radang menjadi
lancer, serta memberikan ketenangan dan kesenangan pada klien. Pemberian kompres
dilakukan pada radang persendian, kekejangan otot, perut kembung, dan kedinginan.

Berat badan merupakan ukuran antropometri yang terpenting dan paling sering
digunakan.Berat badan menggambarkan jumlah protein, lemak, air, dan mineral pada tulang.
Berat badan seseorang sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain : umur, jenis
kelamin, aktifitas fisik, dan keturunan (Supariasa, 2001). Berat badan merupakan salah satu
ukuran antropometri yang memberikan gambaran masa tubuh (otot dan lemak). Karena tubuh
sangat sensitif terhadap perubahan keadaan yang mendadak, misalnya karena terserang
penyakit infeksi, menurunnya nafsu makan dan menurunnya jumlah makanan yang
dikonsumsi. Maka BB merupakan ukuran antropometri yang sangat labil (Reksodikusumo,
dkk, 1989).

Tinggi badan merupakan parameter yang penting bagi keadaan gizi yang telah lalu dan
keadaan sekarang jika umur tidak diketahui dengan tepat. Disamping itu tinggi badan
merupakan ukuran kedua yang penting,karena menghubungkan berat badan terhadap tinggi
badan, faktor umur bisa dikesampingkan. Tinggi badan merupakan antropometri yang
menggambarkan keadaan pertumbuhan skeletal.
B. Rumusan Masalah
1. Mengukur suhu tubuh: oral, aksilla dan rektal?
2. Memberikan kompres hangat dan dingin?
3. Memberi minum peroral?
4. Mengukur BB, LLA LP dan IMT?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Mengukur suhu tubuh: oral, aksilla dan rektal
2. Untuk mengetahui Memberikan kompres hangat dan dingin
3. Untuk mengetahui Memberi minum peroral
4. Untuk mengetahui Mengukur BB, LLA LP dan IMT
BAB II

PEMBAHASAN

A. SOP Mengukur Suhu Tubuh

1. Prinsip Dasar Mengukur Suhu Tubuh

Suhu tubuh adalah derajat panas yang dihasilkan oleh tubuh manusia sebagai
keseimbangan pembakaran dalam tubuh dengan pengeluaran panas melalui keringat,
pernapasan, sisa pembuangan (ekskresi).

SOP (Standar Operasional Prosedur) Mengukur Suhu Tubuh

2. Pengertian Mengukur Suhu Tubuh


Suatu kegiatan yang dilakukan untuk mengukur suhu tubuh yang dilakukan dengan
meletakkan alat pengukur suhu (thermometer) di bawah ketiak pasien.

3. Indikasi Pemeriksaan Suhu Tubuh

Pasien dengan keadaan demam (suhu tubuh > 37ºc).

4. Tujuan Mengukur Suhu Tubuh

Mengetahui suhu tubuh pasien

5. Persiapan Tempat dan Alat Baki Berisi:

 Termometer badan untuk ketiak.


 Larutan desinfektan dalam botol/gelas.
 Larutan sabun dalam botol/gelas.
 Air bersih dingin dalam botol/gelas.
 Kain kasa kering/tisu dalam tempatnya.
 Lab/handuk kering.
 Bengkok untuk tempat kotoran.
 Buku catatan dan pulpen/pensil .
6. Persiapan Pasien

 Posisi yang nyaman.


 Memberikan penjelasan tentang tujuan dan prosedur tindakan mengukur suhu badan.

7. Persiapan Lingkungan

Tutup pintu dan jendela

8. Pelaksanaan Mengukur Suhu Tubuh

 Mengukur suhu melalui oral


1. Bersihkan termometer.
2. Turunkan batas angka pada termometer hingga menunjukkan angka 35°C.
3. Letakkan termometer di bawah lidah.
4. Minta klien untuk menahan termometer dengan bibir hingga 3-8 menit.
5. Angkat dan baca termometer.
6. Bersihkan termometer.
7. Cuci termometer dengan air antiseptik, air sabun, bilas dengan air DTT
(desinfeksi tingkat tinggi), keringkan, serta letakkan kembali di tempatnya.
8. Cuci tangan.
9. Lakukan dokumentasi.
 Mengukur suhu melalui rektal
1. Mengatur lingkungan.
2. Bersihkan termometer.
3. Turunkan batas angka pada termometer hingga menunjukkan angka 35°C.
4. Beri gel pada ujung termometer.
5. Atur posisi klien dengan posisi Sims. Lihat Gambar 1.1.
6. Masukkan termometer ke dalam anus.
7. Tahan termometer selama 2-4 menit.
8. Angkat termometer.
9. Bersihkan termometer.
10. Baca dengan teliti.
11. Bersihkan anus klien dari pelumas/gel.
12. Bantu klien ke posisi semula.
13. Cuci termometer dan letakkan kembali ke tempatnya.
14. Cuci tangan dengan sabun an keringkan.
15. Lakukan dokumentasi.
 Mengukur suhu melalui aksila/ketiak
1. Mencuci tangan dengan sabun di bawah air mengalir dan dikeringkan dengan
handuk/ lab kering.
2. Membasuh termometer dengan air dingin bila termometer direndam dalam
larutan desinfektan.
3. Mengeringkan termometer dengan tissu/kassa kering dari ujung (berisi air
raksa) ke arah pegangan.
4. Membuang kasa/tissu kotor ke dalam bengkok.
5. Menurunkan air raksa di dalam termometer sampai angka 35 atau di
bawahnya.
6. Memberi tahu klien bahwa tindakan akan segera dilaksanakan.
7. Membawa alat-alat ke dekat pasien
8. Meminta dan membantu pasien membuka pakaian pada daerah ketiak.
9. Mengeringkan salah satu ketiak pasien dengan lab/handuk kering.
10. Memasang termometer pada tengah ketiak.
11. Menutup lengan atas dan menyilangkan lengan bawah di dada.
12. Membiarkan termometer di ketiak selama 6-8 menit.
13. Mengambil termometer dari ketiak pasien.
14. Membersihkan termometer dengan tissu/kassa dari pangkal ke arah ujung.
15. Membuang tissu/kassa kotor ke dalam bengkok.
16. Membaca tinggi air raksa di dalam termometer .
17. Mencatat hasil pengukuran pada buku atau catatan keperawatan.
18. Menurunkan air raksa di dalam termometer
19. Memasukkan termometer ke dalam larutan desinfektan.
20. Merapikan kembali pakaian pasien.
21. Mengembalikan posisi pasien pada posisi yang nyaman.
22. Memberitahu pasien bahwa tindakan telah selesai dilaksanakan.
23. Membilas termometer dengan kassa/tissu yang dibasahi larutan sabun.
24. Membuang tissu/kassa kotor ke dalam bengkok.
25. Mencelupkan termometer ke dalam air bersih.
26. Mengeringkan termometer dengan kassa/tissu kering.
27. Membuang kassa / tissu kotor ke dalam bengkok.
28. Mengembalikan alat-alat ke tempat semula.
29. Mencuci tangan dengan sabun di bawah air mengalir dan dikeringkan dengan
handuk/lap kering/tissu.

Sikap Selama Pelaksanaan

 Menunjukkan sikap sopan dan ramah.


 Menjamin Privacy pasien.
 Bekerja dengan teliti.
 Memperhatikan body mechanism.

Evaluasi

Observasi suhu tubuh pasien dan tanyakan kenyamanan pasien setelah tindakan.
B. SOP MEMBERIKAN KOMPRES HANGAT DAN DINGIN

1. Pengertian Hangat

Kompres hangat adalah memberikan rasa hangat pada daerah tertentu dengan
menggunakan cairan atau alat yang menimbulkan hangat pada bagian tubuh yang
memerlukan. Tindakan ini selain untuk melancarkan sirkulasi darah juga untuk
menghilangkan rasa sakit, merangsang peristaltic usus, pengeluaran getah radang menjadi
lancer, serta memberikan ketenangan dan kesenangan pada klien. Pemberian kompres
dilakukan pada radang persendian, kekejangan otot, perut kembung, dan kedinginan.

 MANFAAT:

Manfaat Kompres Hangat adalah dapat memberikan rasa nyaman dan menurunkan suhu
tubuh dalam menangani kasus klien yang mengalami pireksia.

 TUJUAN :

1. Memperlancar sirkulasi darah


2. Mengurangi / menghilangi rasa sakit
3. Memperlancar pengeluaran cairan / exudate
4. Merangsang peristaltic
5. Memberi ketenangan dan kesenangan klien
6. Mengurangi nyeri
7. Meningkatkan aliran darah
8. Mengurangi kejang otot
9. Menurunkan kekakuan tulang sendi .
 

 ALAT & BAHAN

 Kain kassa steril


 Larutan kompres berupa air hangat 40 °C dalam wadahnya ( dalam kom )
 Set ganti verban
 Akuades
 inen steril
 Bengkok
 Sarung tangan
 

 PROSEDUR KERJA

1. Periksa dan yakinkan tentang program pengobatan


2. Atur posisi pasien
3. Cuci tangan di air mengalir dengan sabun dan dikeringkan dengan handuk
4. Siapkan peralatan
5. Siapkan lingkungan juga privasi pasien
6. Jelaskan prosedur pada pasien
7. Beri kesempatan pada pasien atau keluarganya untuk bertanya jika ada yang kurang
jelas
8. Siapkan alat dan dekatkan dengan pasien
9. Pasang sarung tangan
10. Siapkan air hangat dalam kom
11. Basahi kain pengompres dengan air, peras kain sehingga tidak terlalu basah.
12. Letakkan kain pada daerah yang akan dikompres (dahi, ketiak, perut, leher belakang).
13. Angkat kain kasa dan buang di bengkok
14. Apabila kain telah kering atau suhu kain relative menjadi dingin, masukkan kembali
kain kompres ke dalam cairan kompres dan letakkan kembali di daerah kompres,
lakukan berulang-ulang hingga efek yang diinginkan dicapai
15. Evaluasi hasil dengan mengukur suhu tubuh klien setelah 20 menit
16. Setelah selesai, keringkan daerah kompres atau bagian tubuh yang basah dan rapikan
alat
17. Lepaskan sarung tangan
18. Cuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir
19. Dokumentasi
 

 
 PRINSIP PEMBERIAN KOMPRES HANGAT

Pemberian kompres hangat pada daerah tubuh akan memberikan sinyal ke hipothalamus
melalui sumsum tulang belakang. Ketika reseptor yang peka terhadap panas dihipotalamus
dirangsang, sistem effektor mengeluarkan sinyal yang memulai berkeringat dan vasodilatasi
perifer. Perubahan ukuran pembuluh darah diatur oleh pusat vasomotor pada medulla
oblongata dari tangkai otak, dibawah pengaruh hipotalamik bagian anterior sehingga terjadi
vasodilatasi. Terjadinya vasodilatasi ini menyebabkan pembuangan/kehilangan energi/panas
melalui kulit meningkat ( berkeringat ), diharapkan akan terjadi penurunan suhu tubuh
sehingga mencapai keadaan normal kembali.

2. Penegrtian Kompres Dingin

Kompres Dingin adalah suatu metode dalam penggunaan suhu rendah setempat yang
dapat menimbulkan beberapa efek fisiologis. Aplikasi kompres dingin adalah mengurangi
aliran darah ke suatu bagian dan mengurangi perdarahan serta edema.

 MANFAAT:

Kompres Dingin berfungsi sebagai pertolongan pertama pada cedera, juga untuk


perawatan lanjutan setelah pengobatan.

 TUJUAN:

1. menurunkan suhu tubuh


2. mengurangi kongesti
3. mengurangi perdarahan setempat
4. mengurangi rasa sakit pada daerah setempat
5. Untuk keseleo pergelangan kaki, cedera berlebihan pada atlet atau luka memar
6. Membantu mengobati luka bakar dan jerawat
 ALAT & BAHAN:

1. Kirbat es dan sarungnya


2. Perlak kecil dan alasnya
3. Mangkok kecil berisi potongan es
4. Garam satu sendok kecil (agar es tahan lama)

 PROSEDUR KERJA:

1. Periksa dan yakinkan tentang program pengobatan


2. Siapkan peralatan secara orgonomis
3. Jelaskan pada pasien prosedur yang akan di lakukan
4. Atur posisi pasien
5. Cuci tangan di air mengalir dengan sabun dan kerigkan dengan handuk
6. Masukkan potongan es ke dalam air biasa untuk menghilangkan ujung-ujung es yang
runcing
7. Masukkan potongan es dalam kirbat es sampai 2/3 bagian
8. Keluarkan udara
9. Menutup kirbat es
10. Memriksa apakah kirabt es bocor/tidak
11. Pasangakan sarung pada kirbat es
12. Kaji respons pasien
13. Rapikan pasien
14. Bereskan alat dan buang sampah sesuai dengan jenisnya
15. Cuci tangan di air mengalir dengan sabun dan keringkan dengan handuk
16. Dokumentasi
 

 
 PRINSIP PEMBERIAN KOMPRES DINGIN

Gunakan kantong berisi es batu (cold pack) atau air es, bisa juga berupa handuk yang
dicelupkan ke dalam air dingin.Kompres dingin dilakukan didekat lokasi nyeri, disisi tubuh
yang berlawanan tetapi berhubungan dengan lokasi nyeri, atau dilokasi yang terletak antara
otak dan lokasi nyeri. Pemberian kompres dingin dapat dilakukan dalam waktu, <5 menit, 5-
10 menit dan 20-30 menit atau setiap 2 jam sekali tergantung pada tingkat nyeri dan
bengkak .Dampak fisiologisnya adalah vasokonstriksi (pembuluh darah penguncup),
penurunan metabolik, membantu mengontrol perdarahan dan pembengkakan karena trauma,
mengurangi nyeri dan menurunkan aktivitas ujung saraf pada otot.

C. SOP MEMBERIKAN MINUMAN PERORAL

1. Pengertian

Memenuhi kebutuhan nutrisi pasien dengan memberikan bantuan sesuai dengan  kebutuhan
tubuh pasien untuk proses kehidupan .

2. Tujuan : Kebutuhan nutrisi pasien terpenuhi

A.    Persiapan

1.   Persiapan Pasien
a.    Memperkenalkan diri (kontrak)
b.   Meminta pengunjung atau keluarga meninggalkan ruangan.
c.    Menjelaskan tujuan
d.   Menjelaskan langkah atau prosedur yang akan dilakukan
e.    Pasien disiapkan dipinggir tempat tidur
2.   Persiapan Lingkungan
a.       Menutup pintu atau jendela atau memasang sampiran
3.  Persiapan Alat
a.       Baki alas penyajian
b.      Serbet makan
c.       Piring berisi nasi atau bubur
d.      Mangkok berisi sayur atau kuah
e.       Piring kecil berisi lauk
f.       Sendok makan
g.      Sendok garpu
h.      Gelas berisi air minum
i.        Sedotan atau pipet
j.        Mangkok untuk cuci tangan
k.      Buah-buahan

B.     Tahap Pelaksanaan

1.  Bawa alat-alatnya kedekat pasien


2.  Perawat mencuci tangan
3. Pasangkan atau beri pasien serbet untuk alas
4. Hidangkan makanan dan minuman kedekat pasien dengan hati-hati
5. Bantu pasien untuk memotong lauknya bila diinginkan
6. Persilahkan pasien untuk makan dan minum
7. Bila pasien tidak bisa makan dan minum sendiri , suapi pasien sedikit demi sedikit
sambil berkomunikasi dengan pasien
8. Memberi pasien minum obat (sesuaikan dengan dosis yang diberikan)
9. Berikan pasien buah setelah selesai makan (bantu pasien jika tidak bisa
mengkonsumsi buah sendiri)
10.  Membersihkan mulut dan sekitarnya dengan serbet atau tisu
11.  Kembalikan pasien ke posisi semula yang nyaman
12.  Bereskan alat dan perawat mencuci tangan

C.    Tahap Evaluasi

1.      Evaluasi perasaan pasien (merasa aman dan nyaman)


2.      Kontrak waktu untuk kegiatan selanjutnya
3.      Dokumentasikan prosedur dan hasil observasi

 
D. SOP MENGUKUR BB, LLA LP DAN IMT

1. Berat Badan

Berat badan merupakan ukuran antropometri yang terpenting dan paling sering
digunakan.Berat badan menggambarkan jumlah protein, lemak, air, dan mineral pada
tulang. Berat badanseseorang sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain : umur,
jenis kelamin, aktifitasfisik, dan keturunan (Supariasa, 2001). Berat badan merupakan salah
satu ukuranantropometri yang memberikan gambaran masa tubuh (otot dan lemak). Karena
tubuh sangat sensitif terhadap perubahan keadaan yang mendadak, misalnya karena
terserang penyakit infeksi, menurunnya nafsu makan dan menurunnya jumlah makanan
yang dikonsumsi. Maka BB merupakan ukuran antropometri yang sangat labil
(Reksodikusumo, dkk, 1989). Dalam keadaan normal dimana keadaan kesehatan baik dan
keseimbangan antara intake dan keutuhan gizi terjamin, berat badan mengikuti
perkembangan umur. Sebaiknya dalam keadaan abnormal terdapat dua kemungkinan
perkembangan BB, yaitu dapat berkembang lebih cepat atau lebih lambat dari keadaan
normal.

2. Mengukur Lingkar Lengan Atas (LLA)

Lingkar Lengan Atas (LLA), dilakukan pada pertengahan antara pangkal lengan atas dan
ujung siku dalam ukuran cm (centi meter) (Zeman dan ney,1988)

a. SOP Pengukuran LLA

1) Memberitahukan kepada pasien terhadap apa yang akan dilakukan

2) Mempersihlakan pasien untuk untuk menggulung lengan kiri atau lengan baju kanan
bagi pasien yang kidal

3) Menentukan posisi pangkal bahu dan ujung siku dengan cara siku dilipat dengan
telapak tangan dilipat kearah perut

4) Tentukan titik tengah lengan antara pangkal bahu dan ujung siku
5) Kemudian lingkaran pita LLA antara pangkal bahu dan ujung siku,melingkarkan pita
LLA pada lengan,pitanya jangan terlalu ketat atau terlalu longgar

6) Membaca hasil pengukuran pada skala pita LLA yang ditunjukkan oleh garis merah

7) Mencatat hasil pengukuran pada rekam medis

3. Mengukur Lingkar Perut (LP)

a.Pengertian

Pengukuran lingkar perut adalah pengukuran yang dilakukan untuk menggambarkan


ketebalan lemak diperut.

b.Tujuan

Tujuan pengukuran lingkaran pinggang adalah untuk mengetahui resiko obesitas


abnormal/sentral yang sangat berpengaruh terhadap kebijakan penyakit tidak menular
seperti kardiovaskuler.

c. SOP Pengukuran Lingkar Perut

1) Petugas menyiapkan alat

2) Petugas mempersilahkan pasien berdiri tegak

3) Pengukuran dilakukan pada saat akhir mengeluarkan napas

4) Petugas menarik alat ukur lingkar perut dan melingkarkan ke perut pasien dimulai
dari bagian kiri sejajar mendatar kekanan melingkar pinggang melewati perut dan
sampai bagian kiri

5) Petugas melihat skala yang ada pada alat ukur


6) Petugas mencatat hasil pengukuran di rekan medis

4. IMT (Indeks Masa Tubuh)

 Menggunakan Berat Badan dan Tinggi badan

 Kategori IMT (kg/m2)

 Kurus Kekurangan berat badan tingkat berat < 17,00

 Kekurangan berat badan tingkat ringan 17,00 – 18,49

 Normal 18,50 – 24,99

 Gemuk Kelebihan berat badan tingkat ringan 25,00 – 26,99

 Kelebihan berat badan tingkat berat > 27,00

 Link video

https://youtu.be/DhxdZbY2U1o

https://youtu.be/s_yLZdfrM5I

https://youtu.be/8w-3_w3oyv0

https://youtu.be/DaUt04QlHB8
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pengukuran suhu merupakan tatacara pemeriksaan suhu tubuh. Suhu tubuh merupakan
indikator untuk menilai keseimbangan antara pembentukan dan pengeluaran panas. Rentang
suhu tubuh dapat diukur dengan menggunakan termometer air raksa melalui oral, rektal,
maupun axila dan menggunakan termometer digital.

Kompres hangat adalah memberikan rasa hangat pada daerah tertentu dengan
menggunakan cairan atau alat yang menimbulkan hangat pada bagian tubuh yang
memerlukan. Tindakan ini selain untuk melancarkan sirkulasi darah juga untuk
menghilangkan rasa sakit, merangsang peristaltic usus, pengeluaran getah radang menjadi
lancer, serta memberikan ketenangan dan kesenangan pada klien. Pemberian kompres
dilakukan pada radang persendian, kekejangan otot, perut kembung, dan kedinginan.

Berat badan merupakan ukuran antropometri yang terpenting dan paling sering
digunakan.Berat badan menggambarkan jumlah protein, lemak, air, dan mineral pada tulang.
Berat badan seseorang sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain : umur, jenis
kelamin, aktifitas fisik, dan keturunan (Supariasa, 2001). Berat badan merupakan salah satu
ukuran antropometri yang memberikan gambaran masa tubuh (otot dan lemak). Karena tubuh
sangat sensitif terhadap perubahan keadaan yang mendadak, misalnya karena terserang
penyakit infeksi, menurunnya nafsu makan dan menurunnya jumlah makanan yang
dikonsumsi. Maka BB merupakan ukuran antropometri yang sangat labil (Reksodikusumo,
dkk, 1989).

Tinggi badan merupakan parameter yang penting bagi keadaan gizi yang telah lalu dan
keadaan sekarang jika umur tidak diketahui dengan tepat. Disamping itu tinggi badan
merupakan ukuran kedua yang penting,karena menghubungkan berat badan terhadap tinggi
badan, faktor umur bisa dikesampingkan. Tinggi badan merupakan antropometri yang
menggambarkan keadaan pertumbuhan skeletal.
DAFTAR PUSTAKA

https://muhammadwahyuputra69.blogspot.com/2017/09/sop-membantu-memberikan-
makanan-dan.html

http://metode-metode-kebidanan.blogspot.com/2015/04/makalah-kompres-
panashangat-pada-tubuh.html

https://www.blogperawat.net/2019/01/sop-mengukur-suhu-tubuh.html

http://anni31.mahasiswa.unimus.ac.id/2015/10/19/kompres-hangat-dan-dingin/

You might also like