Professional Documents
Culture Documents
Makalah 2 Konsep Dasar AUD
Makalah 2 Konsep Dasar AUD
Segala puji dan syukur saya panjatkan kepada tuhan yang maha esa, karena atas berkat
dan limpahan rahmatNyalah maka saya dapat menyelesaikan sebuah makalah dengan
tepat waktu.
Berikut ini penulis mempersembahkan sebuah makalah dengan judul " Definisi dan
Karakeristik Perkembangan Anak Usia Dini ", yang menurut saya dapat memberikan
manfaat yang besar bagi kita untuk mempelajari PENDIDIKAN ANAK USIA DINI.
Melalui kata pengantar ini penulis lebih dahulu meminta maaf dan memohon maklum
bila isi makalah ini ada kekurangan dan ada tulisan yang saya buat kurang tepat atau
menyinggu perasaan pembaca.
Dengan ini saya mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa terima kasih dan
semoga Allah SWT memberkahi makalah ini sehingga dapat memberikan manfaat.
Sengkang, 4 April 2022
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berbicara tentang anak sebenarnya bukanlah hal yang aneh, anak-anak adalah individu
yang biasa (sering) ditemui dalam kehidupan kita sehari-hari. Apabila kita dihadapkan
kepada pertanyaan tentang “Siapakah anak?”, tentu pertanyaan ini akan mengundang
sejumlah jawaban dari yang sederhana sampai jawaban yang menuntut renungan yang
lebih mendalam. Berbagai jawaban tersebut dapat diajukan misalnya, anak adalah
mahlukkecil, anak adalah mahluk yang lahir dari sepasang orang tua, anak adalah
manusia yang belum dewasa, anak adalah titipan Allah SWT, anak sebagai amanah, anak
merupakanmasa depan bangsa dan sebagainya.
Dilihat dari usia (kronologis), pendapat tentang batasan usia cenderung berkisar antara 0
sampai 6 tahun, seperti yang dijadikan dasar oleh program PADU (PAUD). Pandangan
ini memberikan arah terhadap pentingnya program pendidikan anak usia dini yang harus
menjadi perhatian keluarga dan lembaga terkait lainnya. Dari sudut perkembangan, sejak
anak dilahirkan sampai tahun-tahun pertama anak mengalami pertumbuhan dan
perkembangan yang sangat pesat. Para ahli berpendapat bahwa perkembangan pada
tahun-tahun awal lebih kritis dibandingkan dengan perkembangan selanjutnya, sehingga
dikatakan bahwa “masa kanak-kanak merupakan gambaran awal manusia sebagai
seorang manusia”. Para ahli neuroscience mengemukakan bahwa, anak sejak dilahirkan
telah memiliki milayaran sel neuron yang siap dikembnagkan. Pada saat ini pertumbuhan
sel jaringan otak terjadi sangat pesat, dan sampai pada usia 4 tahun (golden age) 80%
jaringan otaknya telah tersusun. Jaringan tersebut akan berkembang dengan optimal jika
ada rangsangan dari luar berupa pengalaman-pengalaman yang dipelajari oleh anak.
Sebaliknya jaringan sel akan mati jika kurang menerima rangsangan atau rangsangannya
tidak tepat. Oleh karena itu, orang tua dan pendidik perlu memahami tentang karakteristik
perkembangan anak, agar dapat memberikan pengalaman yang sesuai dan dibutuhkan
dalam perkembangan anak.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi PAUD
Pendidikan anak usia dini (PAUD) merupakan jenjang pendidikan yang
ditempuh anak sebelum ia masuk ke sekolah dasar (SD). Pendidikan anak usia
dini adalah suatu pembinaan yang diperuntukkan bagi anak 0-6 tahun, di mana
usia ini menjadi usia emas pembentukan kepribadian dan karakter anak.
Sayangnya, banyak orang tua yang salah memahami tujuan pendidikan
anak usia dini sebagai lembaga pendidikan. Berikut penjelasan lengkapnya.
Kesalahan persepsi tentang pendidikan anak usia dini Saat ini, banyak
dari Anda sebagai orang tua yang mungkin masih salah memahami tentang
definisi dan tujuan dari pendidikan anak usia dini. Hal ini memang bisa
dimaklumi mengingat fungsi pendidikan anak usia dini di beberapa kota atau
daerah memang sedikit beralih fungsi.
Pendidikan anak usia dini yang sebenarnya adalah lembaga pendidikan
untuk mengembangkan karakter dan kepribadian anak, lebih sering dipahami
sebagai tempat penitipan anak.
Tidak semua orang tahu cara mendidik anak yang baik. Banyak orang
tua yang berpikir bahwa pendidikan anak usia dini adalah tempat di mana anak
usia dini bisa dititipkan sementara orang tua bekerja.
Oleh sebab itu, melansir dari Detik.com, Mendikbud Nadiem Makarim
menyoroti kesalahan persepsi tentang fungsi dan tujuan pendidikan anak usia dini
di masyarakat. Ia mengatakan bahwa PAUD adalah tempat di mana anak bisa
berekspresi, bermain, belajar, dan eksplorasi kemampuannya. PAUD lebih dari
sekadar tempat bermain atau penitipan anak
i. Tujuan PAUD
Seperti yang sudah disinggung sedikit di atas, bahwa pendidikan anak usia
dini adalah lembaga pendidikan yang bertujuan untuk mengembangkan
kemampuan anak usia dini. Di PAUD, anak-anak bisa belajar dan bermain.
Anak-anak diajarkan untuk mengeksplorasi kemampuannya, belajar
beradaptasi dengan lingkungan, dan berinteraksi dengan teman-teman.
Pendidikan anak usia dini juga dimaksudkan untuk mempersiapkan anak
Anda memasuki jenjang pendidikan yang lebih tinggi, yaitu sekolah dasar.
Jika saja anak Anda tidak siap dengan kondisi lingkungan sekolah melalui
pendidikan anak usia dini, maka bisa saja ia akan mengalami kesulitan
beradaptasi dan berinteraksi dengan teman sebayanya di lingkungan SD.
Oleh sebab itu, PAUD memiliki fungsi sebagai lembaga pendidikan yang
tidak hanya mengajarkan bagaimana cara menghitung dan membaca, tetapi
juga cara bagaimana bisa berinteraksi dengan teman sekolah, beradaptasi
dengan lingkungan baru, dan mengikuti kegiatan belajar mengajar di sekolah.
ii. Satuan PAUD
Upaya pembinaan dan pengajaran yang dilakukan di PAUD tidak lepas dari
tujuan utamanya sebagai lembaga yang mempersiapkan siswa untuk
memasuki jenjang pendidikan sekolah dasar. PAUD merupakan tempat untuk
melatih siswa memasuki lembaga pendidikan formal, non-formal, dan
informal.
Terkadang, pembelajaran di rumah saja tidak akan cukup untuk
mengembangkan kemampuan anak. Anda mungkin bisa mengajari anak
tentang pengetahuan umum dan sosial serta kemampuan membaca dan
berhitung.
Namun Anda akan sedikit kesulitan melatih kemampuan adaptasi dan
interaksi anak dengan lingkungan dan teman sebaya di sekolah. Oleh sebab
itu, pendidikan anak usia dini penting kehadirannya di tengah masyarakat.
Berikut beberapa satuan pendidikan anak usia dini yang ada di Indonesia:
a. Kelompok bermain
Satuan pendidikan anak usia dini yang pertama ada kelompok bermain atau
(KB). Kelompok bermain adalah bentuk pendidikan anak di jalur non-formal.
Lembaga ini menyelenggarakan pendidikan untuk anak usia di bawah enam
tahun dalam bentuk bermain sambil belajar.
Umumnya, rentang usia anak yang bisa bergabung dengan kelompok belajar
adalah dua hingga empat tahun. Lembaga ini fokus utamanya adalah
kesejahteraan sosial anak
b. Taman pendidikan anak
Taman pendidikan anak (TPA) adalah satuan pendidikan anak usia dini yang
kedua. Lembaga ini berfokus pada pengasuhan dan kesejahteraan sosial anak.
TPA merupakan salah satu bentuk pendidikan untuk anak usia nol sampai
enam tahun yang berada di jalur non-formal. Namun, prioritas usia anak yang
bisa bergabung di TPA adalah dua sampai empat tahun.
c. Taman kanak-kanak
Taman kanak-kanak (TK) adalah satuan pendidikan anak usia dini di jalur
formal yang banyak diketahui oleh orang tua di Indonesia. Umumnya, anak
akan bergabung di taman kanak-kanak sebelum ia masuk ke sekolah dasar.
Usia anak yang bisa bergabung di TK adalah empat hingga enam tahun.
Biasanya, anak-anak akan didaftarkan ke TK saat usianya lima tahun atau
enam tahun. Durasi sekolah TK umumnya satu hingga dua tahun saja.
Itulah tadi sedikit penjelasan tentang pendidikan anak usia dini, termasuk
juga fungsi dan tujuannya. Semoga dengan membaca informasi ini Anda
lebih memahami tentang fungsi utama PAUD sebagai lembaga pendidikan
anak sebagai persiapan memasuki jenjang pendidikan yang lebih tinggi. (
https://www.stella-maris.sch.id/blog/paud/ DESEMBER 20, 2019)
B. Karakteristik PAUD
Anda mungkin sering mendengar tentang pentingnya pendidikan anak usia dini
bagi masa depan Si Kecil. Apakah Anda juga memahami pengertian anak usia
dini itu sendiri? Bagaimana dengan karakteristik dan perkembangan anak-anak
yang berada dalam rentang usia ini?
Dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 60 Tahun 2013, anak usia dini adalah
bayi yang baru lahir hingga anak-anak yang belum genap berusia 6 tahun. Dalam
pemantauan tumbuh-kembangnya, kelompok usia ini dibagi lagi menjadi janin
dalam kandungan sampai lahir, lahir sampai dengan usia 28 hari, usia 1 sampai
24 bulan, dan usia 2 sampai 6 tahun.
Dari segi pendidikan, usia dini ini merupakan masa keemasan dalam
perkembangan otak anak sehingga Si Kecil harus diberi rangsangan atau stimulus
yang tepat. Oleh karena itu, orangtua wajib memahami karakteristik anak usia
dini demi memastikan anak tumbuh dan berkembang secara optimal.
Karakteristik anak usia dini berdasarkan usia
Setiap anak memiliki karakter masing-masing. Ada anak yang mudah diatur, ada
anak yang butuh waktu lebih lama untuk beradaptasi dengan lingkungan baru,
ada pula yang sering menolak rutinitas dan sering menangis.
Meski karakter anak tidak bisa digeneralisir, terdapat beberapa hal standar yang
menjadi karakteristik anak usia dini. Karakteristik yang dikelompokkan
berdasarkan usia ini melihat perkembangan anak secara keseluruhan, mulai dari
segi fisik hingga kemampuannya berkomunikasi.
1. Usia 0-1 tahun
Pengertian anak usia dini dalam kategori umur ini adalah bayi dengan
pertumbuhan fisik yang pesat, begitu pula kemampuan dan keterampilan dasar
yang dipelajarinya. Karakteristik usia bayi adalah:
Memiliki keterampilan motorik, seperti berguling, merangkak, duduk, berdiri dan
berjalan
Kemampuan panca indera berupa melihat atau mengamati, meraba, mendengar,
mencium, dan mengecap dengan memasukkan setiap benda ke mulut
Bentuk komunikasinya masih sebatas nonverbal maupun verbal terbatas, seperti
babbling atau menggumamkan kata-kata sederhana, misalnya mama, papa, mimi,
dan sebagainya.
2. Usia anak 2-3 tahun
Pengertian anak usia dini di kelompok umur ini adalah batita (bayi di bawah usia
3 tahun) yang dicirikan dengan anak yang mulai mandiri. Beberapa karakteristik
anak usia 2-3 tahun adalah:
Anak sangat aktif dan senang mengeksplorasi benda-benda yang ada di
sekitarnya. Eksplorasi inilah yang menjadi kunci proses belajar yang sangat
efektif
Anak mulai belajar mengembangkan kemampuan berbahasa, yaitu dengan
berceloteh. Anak juga semakin memantapkan kemampuan berkomunikasinya
dengan memahami pembicaraan orang lain hingga mengungkapkan isi hati dan
pikirannya
Anak belajar mengembangkan emosi yang didasarkan pada faktor lingkungan
karena emosi lebih banyak ditemui pada lingkungan.
3. Usia 4-6 tahun
Pengertian anak usia dini di sini adalah para preschooler yang mungkin sudah
mulai masuk lembaga belajar, baik Kelompok Bermain (KB) atau Tamak Kanak-
Kanak. Karakteristik anak usia 4-6 tahun adalah:
Anak sangat aktif bergerak dan senang terlibat dalam berbagai kegiatan sehingga
dapat membantu mengembangkan otot-ototnya
Perkembangan bahasa semakin baik dengan anak mampu memahami
pembicaraan orang lain dan mampu mengungkapkan pikirannya
Perkembangan kognitif (daya pikir) anak sangat pesat. Hal ini ditunjukkan
dengan rasa keingintahuan anak terhadap lingkungan sekitarnya. Anak akan
sering bertanya tentang apa yang dilihatnya
Bentuk permainan anak masih individu, walaupun dilakukan anak secara
bersama-sama.
Memberikan rangsangan yang tepat sesuai usia anak
Setelah mengetahui pengertian anak usia dini dan karakteristiknya masing-
masing, Anda dapat memberi stimulasi yang tepat. Mengajarkan ilmu tertentu
pada anak bukan berarti harus memasukkannya ke lembaga pendidikan, namun
bisa dilakukan di rumah asalkan orangtua mampu meluangkan waktu yang
berkualitas bersama buah hatinya.
Beberapa hal yang dapat Anda lakukan untuk merangsang perkembangan anak
secara optimal adalah:
Ajak anak berbicara dengan bahasa yang baik dan benar, sekalipun ia masih bayi
Jawab pertanyaan anak, sekalipun pertanyaan itu terdengar konyol atau
mengulang-ulang
Bacakan buku dan jadikan hal itu sebagai rutinitas
Ajak anak lebih banyak bernyanyi untuk mengenalkannya pada kosakata baru
maupun menaikkan mood anak
Pada anak yang sudah lebih besar, ajarkan ia untuk melakukan tugas sederhana,
seperti membereskan mainan
Dukung anak untuk bermain dengan teman-temannya untuk mengembangkan
kemampuan sosialnya
Ajarkan anak untuk disiplin dan konsisten dalam mengerjakannya
Jangan lupa juga untuk memuji anak ketika ia melakukan hal-hal baik. Dengan
begitu, anak akan merasa mendapat perhatian dari orangtuanya sehingga ia dapat
berkembang optimal, baik dari segi fisik maupun mental. (
https://www.sehatq.com/artikel/memahami-pengertian-anak-usia-dini-dan-
karakteristiknya , 16 Aug 2020 )
Dari sumber lain mengelompokkan karakteristik berdasarkan dari 6
aspek perkembangan dengan usia 0-8 tahun ,berikut penjelasannya Karakteristik
Perkembangan Anak Usia Dini
1. Perkembangan Moral
Mampu merasakan kasih sayang, melalui rangkulan dan pelukan
Meniru sikap, nilai dan perilaku orang tua
Menghargai memberi dan menerima
Mencoba memahami arti orang dan lingkungan disekitarnya
2. Perkembangan Fisik
Perkembangan fisik mengikuti hukum perkembangan yang disebut
“cephalocaudal” dan “proximodistal”. Hukum cephalocaudal menyatakan
bahwa perkembangan dimulai dari kepala kemudian menyebar ke seluruh
tubuh sampai ke kaki. Sedangkan hukum proximodistal menyatakan bahwa
perkembangan bergerak dari pusat sumbu ke ujung-ujungnya atau dari bagian
yang dekat sumbu pusat tubuh ke bagian yang lebih jauh. Gerakan anak usia
dini lebih terkendali dan terorganisasi dengan pola-pola seperti menegakkan
tubuh dalam posisi berdiri, tangan dapat terjuntai dengan santai, serta mampu
melangkah dengan meggerakkan tungkai dan kaki.
Biasanya diusai ini anak mengalami:
Pertumbuhan fisik yang cukup pesat
Mengalami perkembangan yang sangat pesat dalam prilaku motorik .
Energik dan aktif
Membedakan perabaan
Masih memerlukan waktu tidur yang banyak
Tertarik pada makanan
3. Perkembangan Bahasa
Melalui bahasa individu belajar untuk bersosialisasi dengan
lingkungannya. Bahasa juga membantu anak untuk mengungkapkan
perasaan,pikiran, dan keinginannya kepada orang lain. Bahasa tidak lain
merupakan sintesis dari kemampuan berfikir yang kompleks dan abstrak
( Woolfolk, 1989 ).
b. Usia 2 – 3 tahun
Anak pada usia ini memiliki beberapa kesamaan karakteristik dengan
masa sebelumnya. Secara fisik anak masih mengalami pertumbuhan
yang pesat.
Beberapa karakteristik khusus yang dilalui anak usia 2 – 3 tahun
antara lain :
Anak sangat aktif mengeksplorasi benda-benda yang ada di
sekitarnya. Ia memiliki kekuatan observasi yang tajam dan
keinginan belajar yang luar biasa. Eksplorasi yang dilakukan
oleh anak terhadap benda-benda apa saja yang ditemui
merupakan proses belajar yang sangat efektif. Motivasi
belajar anak pada usia tersebut menempati grafik tertinggi
dibanding sepanjang usianya bila tidak ada hambatan dari
lingkungan.
Anak mulai mengembangkan kemampuan berbahasa.
Diawali dengan berceloteh, kemudian satu dua kata dan
kalimat yang belum jelas maknanya. Anak terus belajar dan
berkomunikasi, memahami pembicaraan orang lain dan
belajar mengungkapkan isi hati dan pikiran.
Anak mulai belajar mengembangkan emosi. Perkembangan
emosi anak didasarkan pada bagaimana lingkungan
memperlakukan dia. Sebab emosi bukan ditemukan oleh
bawaan namun lebih banyak pada lingkungan.
c. Usia 4-6 tahun
Anak usia 4 – 6 tahun memiliki karakteristik antara lain :
Berkaitan dengan perkembangan fisik, anak sangat aktif
melakukan berbagai kegiatan. Hal ini bermanfaat untuk
mengembangkan otot-otot kecil maupun besar.
Perkembangan bahasa juga semakin baik. Anak sudah
mampu memahami pembicaraan orang lain dan mampu
mengungkapkan pikirannya dalam batas-batas tertentu.
Perkembangan kognitif (daya pikir) sangat pesat,
ditunjukkan dengan rasa ingin tahu anak yang luar biasa
terhadap lingkungan sekitar. Hal itu terlihat dari seringnya
anak menanyakan segala sesuatu yang dilihat.
Bentuk permainan anak masih bersifat individu, bukan
permainan sosial. Walaupun aktifitas bermain dilakukan
anak secara bersama.
d. Usia 7-8 tahun
Karakteristik perkembangan anak usia 7 – 8 tahun antara lain :
Perkembangan kognitif anak masih berada pada masa yang
cepat. Dari segi kemampuan, secara kognitif anak sudah
mampu berpikir bagian per bagian. Artinya anak sudah
mampu berpikir analisis dan sintesis, deduktif dan induktif.
Perkembangan sosial anak mulai ingin melepaskan diri dari
otoritas orangtuanya. Hal ini ditunjukkan dengan
kecenderungan anak untuk selalu bermain di luar rumah
bergaul dengan teman sebaya.
Anak mulai menyukai permainan sosial. Bentuk permainan
yang melibatkan banyak orang dengan saling berinteraksi.
Perkembangan emosi anak sudah mulai berbentuk dan
tampak sebagai bagian dari kepribadian anak. Walaupun
pada usia ini masih pada taraf pembentukan, namun
pengalaman anak sebenarnya telah menampakkan hasil. (
http://hamdanial.blogspot.com/2014/04/makalah-
karakteristik-pendidikan-anak.html )
Selain itu, anak-anak pada kategori usia dini tentu saja memiliki
karakter tersendiri yang berbeda dari anak pada usia lainnya. Karakter
merupakan sifat bawaan yang biasanya diturunkan dari kedua orangtua.
Karakter ini terkadang bisa membuat orang-orang di sekitarnya senang,
namun beberapa juga membuat para orang tua kesulitan untuk
mengatasinya. Sayangnya banyak pula orang tua yang belum paham
menangani perilaku anak-anak pada usia dini. Sehingga dibutuhkan
pengertian serta wawasan yang luas bagi orang tua dalam memahami
karakteristik anak. Sehingga nantinya tidak akan memberikan pengaruh
buruk pada perkembangan anak. Berikut ini ada beberapa karakteristik
anak usia dini yang perlu anda ketahui
BAB II
KESIMPULAN
Ayah, Bunda dan Sobat PAUD mungkin kerap menjumpai anak-anak yang sering
bertanya bahkan dengan pertanyaan membuat kita kewalahan menjawab. Jangan
khawatir, ini merupakan salah satu karakteristik anak usia dini. Pada usia ini anak sedang
mengalami pertumbuhan dan perkembangan dengan pesat Bertanya merupakan salah satu
cara untuk mengembangkan pengetahuannya. Selain itu anak juga akan menunjukkan
karakteristik tertentu yang berbeda dengan usia lainnya sebagaimana yang akan
dijabarkan berikut ini:
Memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, setiap anak memiliki rasa ketertarikan terhadap
sesuatu yang ditangkap oleh panca inderanya. Hal inilah yang menyebabkan ia sering
bertanya dan suka melakukan hal-ha baru dalam kehidupannya. Contoh: membongkar
pasang mainan.
Bersifat unik, setiap anak memiliki kegemaran, minat dan bakat yang berbeda. Oleh
karena itu Sobat PAUD tidak bisa menyama ratakan anak satu sama lainnya. Setiap anak
harus mendapatkan stimulasi sesuai dengan keunikannya masing-masing.
Suka berimajinasi, anak usia dini juga memiliki kecenderungan untuk berimajinasi dan
berfantasi, contoh: menjadikan benda yang ada disekitarnya sebagai alat bermain.
Misalnya sapu dijadikan tongkat, kursi dijadikan panggung, dan lain-lain.
Memiliki sikap egosentris, perlu Sobat PAUD ketahui bahwa anak melihat segala sesuatu
berdasarkan sudut pandangnya sendiri, sehingga biasanya ia terlihat memaksakan
kehendaknya sendiri. Namun seiring bertambahnya usia sikap ini akan berkurang apabila
Sobat PAUD menstimulasinya dengan baik.
Suka meniru, hal ini terlihat ketika anak suka mencontoh apa saja yang ada di lingkungan
sekitarnya, misalnya anak sering mencoba make up karena sering melihat ibunya merias
wajah. Oleh karena itu penting bagi Sobat PAUD untuk memberikan contoh-contoh
positif agar anak juga tumbuh sebagai pribadi yang positif.
(https://paudpedia.kemdikbud.go.id/index.php/Claman/detail?id=20210216050804&ix=3