You are on page 1of 19

Makalah

“ DEFINISI DAN KARAKERISTIK PERKEMBANGAN


ANAK USIA DINI ”
.
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur saya panjatkan kepada tuhan yang maha esa, karena atas berkat
dan limpahan rahmatNyalah maka saya dapat menyelesaikan sebuah makalah dengan
tepat waktu.

Berikut ini penulis mempersembahkan sebuah makalah dengan judul " Definisi dan
Karakeristik Perkembangan Anak Usia Dini ", yang menurut saya dapat memberikan
manfaat yang besar bagi kita untuk mempelajari PENDIDIKAN ANAK USIA DINI.

Melalui kata pengantar ini penulis lebih dahulu meminta maaf dan memohon maklum
bila isi makalah ini ada kekurangan dan ada tulisan yang saya buat kurang tepat atau
menyinggu perasaan pembaca.

Dengan ini saya mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa terima kasih dan
semoga Allah SWT memberkahi makalah ini sehingga dapat memberikan manfaat.
Sengkang, 4 April 2022

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berbicara tentang anak sebenarnya bukanlah hal yang aneh, anak-anak adalah individu
yang biasa (sering) ditemui dalam kehidupan kita sehari-hari. Apabila kita dihadapkan
kepada pertanyaan tentang “Siapakah anak?”, tentu pertanyaan ini akan mengundang
sejumlah jawaban dari yang sederhana sampai jawaban yang menuntut renungan yang
lebih mendalam. Berbagai jawaban tersebut dapat diajukan misalnya, anak adalah
mahlukkecil, anak adalah mahluk yang lahir dari sepasang orang tua, anak adalah
manusia yang belum dewasa, anak adalah titipan Allah SWT, anak sebagai amanah, anak
merupakanmasa depan bangsa dan sebagainya.

Dilihat dari usia (kronologis), pendapat tentang batasan usia cenderung berkisar antara 0
sampai 6 tahun, seperti yang dijadikan dasar oleh program PADU (PAUD). Pandangan
ini memberikan arah terhadap pentingnya program pendidikan anak usia dini yang harus
menjadi perhatian keluarga dan lembaga terkait lainnya. Dari sudut perkembangan, sejak
anak dilahirkan sampai tahun-tahun pertama anak mengalami pertumbuhan dan
perkembangan yang sangat pesat. Para ahli berpendapat bahwa perkembangan pada
tahun-tahun awal lebih kritis dibandingkan dengan perkembangan selanjutnya, sehingga
dikatakan bahwa “masa kanak-kanak merupakan gambaran awal manusia sebagai
seorang manusia”. Para ahli neuroscience mengemukakan bahwa, anak sejak dilahirkan
telah memiliki milayaran sel neuron yang siap dikembnagkan. Pada saat ini pertumbuhan
sel jaringan otak terjadi sangat pesat, dan sampai pada usia 4 tahun (golden age) 80%
jaringan otaknya telah tersusun. Jaringan tersebut akan berkembang dengan optimal jika
ada rangsangan dari luar berupa pengalaman-pengalaman yang dipelajari oleh anak.
Sebaliknya jaringan sel akan mati jika kurang menerima rangsangan atau rangsangannya
tidak tepat. Oleh karena itu, orang tua dan pendidik perlu memahami tentang karakteristik
perkembangan anak, agar dapat memberikan pengalaman yang sesuai dan dibutuhkan
dalam perkembangan anak.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi PAUD
Pendidikan anak usia dini (PAUD) merupakan jenjang pendidikan yang
ditempuh anak sebelum ia masuk ke sekolah dasar (SD). Pendidikan anak usia
dini adalah suatu pembinaan yang diperuntukkan bagi anak 0-6 tahun, di mana
usia ini menjadi usia emas pembentukan kepribadian dan karakter anak.
Sayangnya, banyak orang tua yang salah memahami tujuan pendidikan
anak usia dini sebagai lembaga pendidikan. Berikut penjelasan lengkapnya.
Kesalahan persepsi tentang pendidikan anak usia dini Saat ini, banyak
dari Anda sebagai orang tua yang mungkin masih salah memahami tentang
definisi dan tujuan dari pendidikan anak usia dini. Hal ini memang bisa
dimaklumi mengingat fungsi pendidikan anak usia dini di beberapa kota atau
daerah memang sedikit beralih fungsi.
Pendidikan anak usia dini yang sebenarnya adalah lembaga pendidikan
untuk mengembangkan karakter dan kepribadian anak, lebih sering dipahami
sebagai tempat penitipan anak.
Tidak semua orang tahu cara mendidik anak yang baik. Banyak orang
tua yang berpikir bahwa pendidikan anak usia dini adalah tempat di mana anak
usia dini bisa dititipkan sementara orang tua bekerja.
Oleh sebab itu, melansir dari Detik.com, Mendikbud Nadiem Makarim
menyoroti kesalahan persepsi tentang fungsi dan tujuan pendidikan anak usia dini
di masyarakat. Ia mengatakan bahwa PAUD adalah tempat di mana anak bisa
berekspresi, bermain, belajar, dan eksplorasi kemampuannya. PAUD lebih dari
sekadar tempat bermain atau penitipan anak
i. Tujuan PAUD
Seperti yang sudah disinggung sedikit di atas, bahwa pendidikan anak usia
dini adalah lembaga pendidikan yang bertujuan untuk mengembangkan
kemampuan anak usia dini. Di PAUD, anak-anak bisa belajar dan bermain.
Anak-anak diajarkan untuk mengeksplorasi kemampuannya, belajar
beradaptasi dengan lingkungan, dan berinteraksi dengan teman-teman.
Pendidikan anak usia dini juga dimaksudkan untuk mempersiapkan anak
Anda memasuki jenjang pendidikan yang lebih tinggi, yaitu sekolah dasar.
Jika saja anak Anda tidak siap dengan kondisi lingkungan sekolah melalui
pendidikan anak usia dini, maka bisa saja ia akan mengalami kesulitan
beradaptasi dan berinteraksi dengan teman sebayanya di lingkungan SD.
Oleh sebab itu, PAUD memiliki fungsi sebagai lembaga pendidikan yang
tidak hanya mengajarkan bagaimana cara menghitung dan membaca, tetapi
juga cara bagaimana bisa berinteraksi dengan teman sekolah, beradaptasi
dengan lingkungan baru, dan mengikuti kegiatan belajar mengajar di sekolah.
ii. Satuan PAUD
Upaya pembinaan dan pengajaran yang dilakukan di PAUD tidak lepas dari
tujuan utamanya sebagai lembaga yang mempersiapkan siswa untuk
memasuki jenjang pendidikan sekolah dasar. PAUD merupakan tempat untuk
melatih siswa memasuki lembaga pendidikan formal, non-formal, dan
informal.
Terkadang, pembelajaran di rumah saja tidak akan cukup untuk
mengembangkan kemampuan anak. Anda mungkin bisa mengajari anak
tentang pengetahuan umum dan sosial serta kemampuan membaca dan
berhitung.
Namun Anda akan sedikit kesulitan melatih kemampuan adaptasi dan
interaksi anak dengan lingkungan dan teman sebaya di sekolah. Oleh sebab
itu, pendidikan anak usia dini penting kehadirannya di tengah masyarakat.
Berikut beberapa satuan pendidikan anak usia dini yang ada di Indonesia:
a. Kelompok bermain
Satuan pendidikan anak usia dini yang pertama ada kelompok bermain atau
(KB). Kelompok bermain adalah bentuk pendidikan anak di jalur non-formal.
Lembaga ini menyelenggarakan pendidikan untuk anak usia di bawah enam
tahun dalam bentuk bermain sambil belajar.
Umumnya, rentang usia anak yang bisa bergabung dengan kelompok belajar
adalah dua hingga empat tahun. Lembaga ini fokus utamanya adalah
kesejahteraan sosial anak
b. Taman pendidikan anak
Taman pendidikan anak (TPA) adalah satuan pendidikan anak usia dini yang
kedua. Lembaga ini berfokus pada pengasuhan dan kesejahteraan sosial anak.
TPA merupakan salah satu bentuk pendidikan untuk anak usia nol sampai
enam tahun yang berada di jalur non-formal. Namun, prioritas usia anak yang
bisa bergabung di TPA adalah dua sampai empat tahun.
c. Taman kanak-kanak
Taman kanak-kanak (TK) adalah satuan pendidikan anak usia dini di jalur
formal yang banyak diketahui oleh orang tua di Indonesia. Umumnya, anak
akan bergabung di taman kanak-kanak sebelum ia masuk ke sekolah dasar.
Usia anak yang bisa bergabung di TK adalah empat hingga enam tahun.
Biasanya, anak-anak akan didaftarkan ke TK saat usianya lima tahun atau
enam tahun. Durasi sekolah TK umumnya satu hingga dua tahun saja.
Itulah tadi sedikit penjelasan tentang pendidikan anak usia dini, termasuk
juga fungsi dan tujuannya. Semoga dengan membaca informasi ini Anda
lebih memahami tentang fungsi utama PAUD sebagai lembaga pendidikan
anak sebagai persiapan memasuki jenjang pendidikan yang lebih tinggi. (
https://www.stella-maris.sch.id/blog/paud/ DESEMBER 20, 2019)
B. Karakteristik PAUD
Anda mungkin sering mendengar tentang pentingnya pendidikan anak usia dini
bagi masa depan Si Kecil. Apakah Anda juga memahami pengertian anak usia
dini itu sendiri? Bagaimana dengan karakteristik dan perkembangan anak-anak
yang berada dalam rentang usia ini?
Dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 60 Tahun 2013, anak usia dini adalah
bayi yang baru lahir hingga anak-anak yang belum genap berusia 6 tahun. Dalam
pemantauan tumbuh-kembangnya, kelompok usia ini dibagi lagi menjadi janin
dalam kandungan sampai lahir, lahir sampai dengan usia 28 hari, usia 1 sampai
24 bulan, dan usia 2 sampai 6 tahun.
Dari segi pendidikan, usia dini ini merupakan masa keemasan dalam
perkembangan otak anak sehingga Si Kecil harus diberi rangsangan atau stimulus
yang tepat. Oleh karena itu, orangtua wajib memahami karakteristik anak usia
dini demi memastikan anak tumbuh dan berkembang secara optimal.
Karakteristik anak usia dini berdasarkan usia
Setiap anak memiliki karakter masing-masing. Ada anak yang mudah diatur, ada
anak yang butuh waktu lebih lama untuk beradaptasi dengan lingkungan baru,
ada pula yang sering menolak rutinitas dan sering menangis.
Meski karakter anak tidak bisa digeneralisir, terdapat beberapa hal standar yang
menjadi karakteristik anak usia dini. Karakteristik yang dikelompokkan
berdasarkan usia ini melihat perkembangan anak secara keseluruhan, mulai dari
segi fisik hingga kemampuannya berkomunikasi.
1. Usia 0-1 tahun
Pengertian anak usia dini dalam kategori umur ini adalah bayi dengan
pertumbuhan fisik yang pesat, begitu pula kemampuan dan keterampilan dasar
yang dipelajarinya. Karakteristik usia bayi adalah:
Memiliki keterampilan motorik, seperti berguling, merangkak, duduk, berdiri dan
berjalan
Kemampuan panca indera berupa melihat atau mengamati, meraba, mendengar,
mencium, dan mengecap dengan memasukkan setiap benda ke mulut
Bentuk komunikasinya masih sebatas nonverbal maupun verbal terbatas, seperti
babbling atau menggumamkan kata-kata sederhana, misalnya mama, papa, mimi,
dan sebagainya.
2. Usia anak 2-3 tahun
Pengertian anak usia dini di kelompok umur ini adalah batita (bayi di bawah usia
3 tahun) yang dicirikan dengan anak yang mulai mandiri. Beberapa karakteristik
anak usia 2-3 tahun adalah:
Anak sangat aktif dan senang mengeksplorasi benda-benda yang ada di
sekitarnya. Eksplorasi inilah yang menjadi kunci proses belajar yang sangat
efektif
Anak mulai belajar mengembangkan kemampuan berbahasa, yaitu dengan
berceloteh. Anak juga semakin memantapkan kemampuan berkomunikasinya
dengan memahami pembicaraan orang lain hingga mengungkapkan isi hati dan
pikirannya
Anak belajar mengembangkan emosi yang didasarkan pada faktor lingkungan
karena emosi lebih banyak ditemui pada lingkungan.
3. Usia 4-6 tahun
Pengertian anak usia dini di sini adalah para preschooler yang mungkin sudah
mulai masuk lembaga belajar, baik Kelompok Bermain (KB) atau Tamak Kanak-
Kanak. Karakteristik anak usia 4-6 tahun adalah:
Anak sangat aktif bergerak dan senang terlibat dalam berbagai kegiatan sehingga
dapat membantu mengembangkan otot-ototnya
Perkembangan bahasa semakin baik dengan anak mampu memahami
pembicaraan orang lain dan mampu mengungkapkan pikirannya
Perkembangan kognitif (daya pikir) anak sangat pesat. Hal ini ditunjukkan
dengan rasa keingintahuan anak terhadap lingkungan sekitarnya. Anak akan
sering bertanya tentang apa yang dilihatnya
Bentuk permainan anak masih individu, walaupun dilakukan anak secara
bersama-sama.
Memberikan rangsangan yang tepat sesuai usia anak
Setelah mengetahui pengertian anak usia dini dan karakteristiknya masing-
masing, Anda dapat memberi stimulasi yang tepat. Mengajarkan ilmu tertentu
pada anak bukan berarti harus memasukkannya ke lembaga pendidikan, namun
bisa dilakukan di rumah asalkan orangtua mampu meluangkan waktu yang
berkualitas bersama buah hatinya.
Beberapa hal yang dapat Anda lakukan untuk merangsang perkembangan anak
secara optimal adalah:
Ajak anak berbicara dengan bahasa yang baik dan benar, sekalipun ia masih bayi
Jawab pertanyaan anak, sekalipun pertanyaan itu terdengar konyol atau
mengulang-ulang
Bacakan buku dan jadikan hal itu sebagai rutinitas
Ajak anak lebih banyak bernyanyi untuk mengenalkannya pada kosakata baru
maupun menaikkan mood anak
Pada anak yang sudah lebih besar, ajarkan ia untuk melakukan tugas sederhana,
seperti membereskan mainan
Dukung anak untuk bermain dengan teman-temannya untuk mengembangkan
kemampuan sosialnya
Ajarkan anak untuk disiplin dan konsisten dalam mengerjakannya
Jangan lupa juga untuk memuji anak ketika ia melakukan hal-hal baik. Dengan
begitu, anak akan merasa mendapat perhatian dari orangtuanya sehingga ia dapat
berkembang optimal, baik dari segi fisik maupun mental. (
https://www.sehatq.com/artikel/memahami-pengertian-anak-usia-dini-dan-
karakteristiknya , 16 Aug 2020 )
Dari sumber lain mengelompokkan karakteristik berdasarkan dari 6
aspek perkembangan dengan usia 0-8 tahun ,berikut penjelasannya Karakteristik
Perkembangan Anak Usia Dini
1. Perkembangan Moral
 Mampu merasakan kasih sayang, melalui rangkulan dan pelukan
 Meniru sikap, nilai dan perilaku orang tua
 Menghargai memberi dan menerima
 Mencoba memahami arti orang dan lingkungan disekitarnya
2. Perkembangan Fisik
Perkembangan fisik mengikuti hukum perkembangan yang disebut
“cephalocaudal” dan “proximodistal”. Hukum cephalocaudal menyatakan
bahwa perkembangan dimulai dari kepala kemudian menyebar ke seluruh
tubuh sampai ke kaki. Sedangkan hukum proximodistal menyatakan bahwa
perkembangan bergerak dari pusat sumbu ke ujung-ujungnya atau dari bagian
yang dekat sumbu pusat tubuh ke bagian yang lebih jauh. Gerakan anak usia
dini lebih terkendali dan terorganisasi dengan pola-pola seperti menegakkan
tubuh dalam posisi berdiri, tangan dapat terjuntai dengan santai, serta mampu
melangkah dengan meggerakkan tungkai dan kaki.
Biasanya diusai ini anak mengalami:
 Pertumbuhan fisik yang cukup pesat
 Mengalami perkembangan yang sangat pesat dalam prilaku motorik .
 Energik dan aktif
 Membedakan perabaan
 Masih memerlukan waktu tidur yang banyak
 Tertarik pada makanan
3. Perkembangan Bahasa
Melalui bahasa individu belajar untuk bersosialisasi dengan
lingkungannya. Bahasa juga membantu anak untuk mengungkapkan
perasaan,pikiran, dan keinginannya kepada orang lain. Bahasa tidak lain
merupakan sintesis dari kemampuan berfikir yang kompleks dan abstrak
( Woolfolk, 1989 ).

Ditahapan bahasa ini anak sudah dapat :

 Menyatakan maksud dalam kalimat yang terdiri dari 4 sampai 10 kata


 Mengetahui dan meniru suara-suara
 Mengerti terhadap kalimat perintah
 Mengajukan pertanyaan
 Menyebutkan nama-nama benda dan fungsi
 Memecahkan masalah dengan berdialog
4. Perkembangan Kognitif
Perkembangan kognitif adalah kapasitas intelektual yang dimiliki oleh
seorang anak dan bagaimana kapasitas tersebut berkembang sampai mereka
dewasa kelak. Para ahli psikologi sepakat bahwa perkembangan kognitif
seorang anak paling tidak dipengaruhi oleh 3 faktor (Berk, 2005). Faktor
yang pertama adalah faktor hereditas, kemudian faktor kematangan individu
dan faktor terakhir adalah faktor belajar.
Ditahapan ini anak sudah dapat :
 Mengelompokkan benda-benda yang sejenis
 Mengemlompokkan bentuk
 Membedakan rasa
 Membedakan bau
 Membedakan warna
 Menyebutkan dan mengenal bilangan (1 –10)
 Rasa inign tahu yang tinggi
 Imajinatif
5. Perkembangan Emosi
Perkembangan emosi anak behubungan dengan seluruh aspek
perkembangan anak. Pada tahap ini emosi anak usia pra sekolah lebih rinci.
Anak cenderung mengekspresikan emosi dengan bebas dan terbuka.

Beberapa jenis emosi yang berkembang pada anak usia dini:

 Takut, yaitu perasaan terancam oleh suatu objek yang di anggap


membahayakan.
 Cemas, perasaan takut yang bersifat khayalan tanpa ada objek.
 Marah, yaitu perasaan tidak senang baik terhadap orang lain, diri sendiri,
maupun objek tertentu.
 Cemburu, yaitu perasaan tidak senang terhadap orang lain yang
dipandang telah merebut kasih sayang orang yang disayanginya.
 Kegembiraan, kesenangan, kenikmatan, yaitu perasaan yang positif,
nyaman karena terpengaruhi keinginannya.
 Kasih sayang, yaitu perasaan senang memberikan perhatian dan
perlindungan kepada orang lain.
 Phobia, yaitu rasa takut terhadap objek yang tidak perlu ditakutunya.
 Ingin tahu, yaitu perasaan ingin mengenal tentang objek yang ada
disekitarnya.
6. Perkembangan social
Perkembangan sosial adala perkembangan perilaku anak dalam
menyesuaikan diri dengan aturan masyarakat dimana anak itu berada.
Perkembangan sosial anak merupakan hasil belajar, bukan hanya hasil dari
kematangan. Perkembangan sosial anak diperoleh anak melalui kematangan
dan kesempatan belajar dari berbagai respon terhadap dirinya
Anak usia dini (0 – 8 tahun) adalah individu yang sedang mengalami
proses pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat. Bahkan dikatakan
sebagai lompatan perkembangan karena itulah maka usia dini dikatakan
sebagai golden age (usia emas) yaitu usia yang sangat berharga dibanding
usia-usia selanjutnya. Usia tersebut merupakan fase kehidupan yang unik.
Secara lebih rinci akan diuraikan karakteristik anak usia dini berdasarkan
umur sebagai berikut :
a. Usia 0 – 1 tahun
Pada masa bayi perkembangan fisik mengalami kecepatan luar biasa,
paling cepat dibanding usia selanjutnya. Berbagai kemampuan dan
ketrampilan dasar dipelajari anak pada usia ini. Beberapa
karakteristik anak usia bayi dapat dijelaskan antara lain :
 Mempelajari ketrampilan motorik mulai dari berguling,
merangkak, duduk, berdiri dan berjalan.
 Mempelajari ketrampilan menggunakan panca indera, seperti
melihat atau mengamati, meraba, mendengar, mencium dan
mengecap dengan memasukkan setiap benda ke mulutnya.
 Mempelajari komunikasi sosial. Bayi yang baru lahir telah
siap melaksanakan kontrak sosial dengan lingkungannya.
Komunikasi responsif dari orang dewasa akan mendorong
dan memperluas respon verbal dan non verbal bayi.

Berbagai kemampuan dan ketrampilan dasar tersebut merupakan modal


penting bagi anak untuk menjalani proses perkembangan selanjutnya.

b. Usia 2 – 3 tahun
Anak pada usia ini memiliki beberapa kesamaan karakteristik dengan
masa sebelumnya. Secara fisik anak masih mengalami pertumbuhan
yang pesat.
Beberapa karakteristik khusus yang dilalui anak usia 2 – 3 tahun
antara lain :
 Anak sangat aktif mengeksplorasi benda-benda yang ada di
sekitarnya. Ia memiliki kekuatan observasi yang tajam dan
keinginan belajar yang luar biasa. Eksplorasi yang dilakukan
oleh anak terhadap benda-benda apa saja yang ditemui
merupakan proses belajar yang sangat efektif. Motivasi
belajar anak pada usia tersebut menempati grafik tertinggi
dibanding sepanjang usianya bila tidak ada hambatan dari
lingkungan.
 Anak mulai mengembangkan kemampuan berbahasa.
Diawali dengan berceloteh, kemudian satu dua kata dan
kalimat yang belum jelas maknanya. Anak terus belajar dan
berkomunikasi, memahami pembicaraan orang lain dan
belajar mengungkapkan isi hati dan pikiran.
 Anak mulai belajar mengembangkan emosi. Perkembangan
emosi anak didasarkan pada bagaimana lingkungan
memperlakukan dia. Sebab emosi bukan ditemukan oleh
bawaan namun lebih banyak pada lingkungan.
c. Usia 4-6 tahun
Anak usia 4 – 6 tahun memiliki karakteristik antara lain :
 Berkaitan dengan perkembangan fisik, anak sangat aktif
melakukan berbagai kegiatan. Hal ini bermanfaat untuk
mengembangkan otot-otot kecil maupun besar.
 Perkembangan bahasa juga semakin baik. Anak sudah
mampu memahami pembicaraan orang lain dan mampu
mengungkapkan pikirannya dalam batas-batas tertentu.
 Perkembangan kognitif (daya pikir) sangat pesat,
ditunjukkan dengan rasa ingin tahu anak yang luar biasa
terhadap lingkungan sekitar. Hal itu terlihat dari seringnya
anak menanyakan segala sesuatu yang dilihat.
 Bentuk permainan anak masih bersifat individu, bukan
permainan sosial. Walaupun aktifitas bermain dilakukan
anak secara bersama.
d. Usia 7-8 tahun
Karakteristik perkembangan anak usia 7 – 8 tahun antara lain :
 Perkembangan kognitif anak masih berada pada masa yang
cepat. Dari segi kemampuan, secara kognitif anak sudah
mampu berpikir bagian per bagian. Artinya anak sudah
mampu berpikir analisis dan sintesis, deduktif dan induktif.
 Perkembangan sosial anak mulai ingin melepaskan diri dari
otoritas orangtuanya. Hal ini ditunjukkan dengan
kecenderungan anak untuk selalu bermain di luar rumah
bergaul dengan teman sebaya.
 Anak mulai menyukai permainan sosial. Bentuk permainan
yang melibatkan banyak orang dengan saling berinteraksi.
 Perkembangan emosi anak sudah mulai berbentuk dan
tampak sebagai bagian dari kepribadian anak. Walaupun
pada usia ini masih pada taraf pembentukan, namun
pengalaman anak sebenarnya telah menampakkan hasil. (
http://hamdanial.blogspot.com/2014/04/makalah-
karakteristik-pendidikan-anak.html )

Dari sumber lain pun mengatakana bahwa ada 15 karakterisktik


anak usia dini secara umum sebagai berikut :

Anak usia dini merupakan anak yang masuk ke dalam kategori


rentang usia 0-8 tahun, meliputi anak-anak yang sedang masuk ke dalam
program pendidikan Taman Penitipan Anak, Tk hingga SD (Sekolah
Dasar). Setiap anak usia dini dalam rentang usia berapa pun memiliki
kepribadian yang unik yang mana dapat menarik perhatian dari orang
dewasa lainnya.

Selain itu, anak-anak pada kategori usia dini tentu saja memiliki
karakter tersendiri yang berbeda dari anak pada usia lainnya. Karakter
merupakan sifat bawaan yang biasanya diturunkan dari kedua orangtua.
Karakter ini terkadang bisa membuat orang-orang di sekitarnya senang,
namun beberapa juga membuat para orang tua kesulitan untuk
mengatasinya. Sayangnya banyak pula orang tua yang belum paham
menangani perilaku anak-anak pada usia dini. Sehingga dibutuhkan
pengertian serta wawasan yang luas bagi orang tua dalam memahami
karakteristik anak. Sehingga nantinya tidak akan memberikan pengaruh
buruk pada perkembangan anak. Berikut ini ada beberapa karakteristik
anak usia dini yang perlu anda ketahui

1. Memiliki Rasa Keingin Tahuan Yang Besar


Anak-anak pada kategori usia dini benar-benar memiliki keingin
tahuan yang besar pada dunia yang ada di sekitarnya. Pada masa
bayi, rasa keingin tahuan dari mereka ditunjukkan dengan cara
senang meraih benda-benda yang bisa dijangkaunya dan kemudian
memasukkan ke dalam mulut. Pada usia 3-4 tahun, biasanya anak
akan sering membongkar pasang segala hal yang ada di sekitarnya
untuk bisa memenuhi rasa keingin tahuannya yang besar. Tak hanya
itu saja anak akan gemar bertanya pada orang lain meskipun masih
menggunakan bahasa yang sederhana.
2. Memiliki Pribadi Yang Unik
Meskipun memiliki banyak kesamaan umum pada perkembangan
anak di usia dini, namun tetap saja setiap anak memiliki ciri khas
tersendiri pada minat, bakat, gaya belajar, dan lainnya. Keunikan-
keunikan inilah yang merupakan keturunan genetis hingga faktor
lingkungan. Untuk itu dalam hal mendidik anak, tentu perlu
diterapkan pendekatan secara individual ketika menangani anak usia
dini.
3. Berpikir Konkrit
Yang dimaksud adalah berpikir berdasar pada makna
sebenarnya, tidak seperti remaja dan orang dewasa lainnya yang
terkadang berpikir secara abstrak. Bagi anak-anak di usia dini,
segala hal yang mereka lihat dan ketahui akan terlihat asli.
4. Egosentris
Karakteristik ini tentu dimiliki oleh setiap anak, hal ini bisa
dibuktikan dengan adanya sikap anak yang cenderung
memperhatikan serta memahami segala hal hanya dari sisi sudut
pandangnya sendiri atau kepentingan sendiri nya saja. Hal ini
dapat dilihat dari sikapnya yang seringkali masih berebut
sesuatu, marah atau menangis bila keinginannya tidak dihendaki,
dan memaksakan kehendak
Karakteristik seperti ini biasanya memiliki keterkaitan dengan
perkembangan kognitifnya. Menurut Piaget, anak pada masa usia
dini berada dalam fase transisi dari fase praopersional menuju
fasel operasional konkret. Pada fase operasional, biasanya pola
fikir anak lebih menuju sifat egosentrik serta simbolik.
Sementara di dalam fase operasional konkret, anak-anak sudah
menerapkan logika yang digunakan untuk memahami persepsi-
persepsi yang ada.
Menurut Berg, anak yang ada di dalam masa transisi ini masih
memiliki kedua pola pikir tersebut secara bergantian bahkan
terkadang sec ara simultan. Dalam memahami sebuah fenomena,
biasanya anak seringkali memahami sesuatu hanya dari sudut
pandangnya saja sehingga dirinya akan sering merasa asing
meskipun berada di dalam lingkungannya.
5. Senang Berfantasi dan Berimajinasi
Fantasi merupakan sebuah kemampuan membentuk sebuah
tanggapan baru dengan tanggapa yang sudah ada, sedangkan
imajinasi merupakan kemampuan anak dalam menciptakan objek
ataupun kejadian namun tidak didukung dengan data-data yang
nyata. Anak usia dini senang sekali membayangkan serta
mengembangkan berbagai hal yang jauh dari kondisi nyatanya.
Bahkan terkadang hingga menciptakan teman-teman imajiner.
Teman imajiner tersebut bisa dalam bentuk orang, hewan, hingga
benda.
6. Aktif dan Energik
Ketika anak mulai berkembang, biasanya mereka akan senang
melakukan berbagai aktifitas. Mereka seolah-olah merasa tidak
pernah lelah, bosan , bahkan juga tidak pernah ingin berhenti
untuk melakukan aktifitas terkecuali saat mereka sedang tidur.
7. Berjiwa Petualang
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, anak pada usia dini
memiliki rasa keingin tahuan yang besar dan kuat. Rasa
keinginan ini biasanya akan disertai dengan menjelajahi sesuatu
hal serta memiliki jiwa petualang. Misalnya saja, anak-anak
senang sekali berjalan kesana kemari, membongkar hal-hal di
sekitarnya, mencorat coret dinding, dan lainnya.
8. Belajar Banyak Hal Menggunakan Tubuh
Anak-anak pada usia dini memang menjadi usia dimana dirinya
senang mempelajari hal-hal baru. Mereka akan mulai banyak
belajar dengan menggunakan seluruh anggota tubuh mereka,
mulai dari merasakan, bergerak, menyentuh, membaui,
menjelajah, mengamati, mengira-ngira, dan lainnya.
9. Memiliki Daya Kosentrasi Yang Pendek
Anak-anak pada usia dini memang memiliki rentang fokus dan
perhatian yang sangat pendek dibandingkan pada remaja ataupun
orang dewasa. Perhatian anak-anak usia dini akan mudah sekali
teralihkan pada hal lainnya, khususnya yang dapat menarik
perhatiannya. Sehingga sebagai pendidik, baik guru ataupun
orang tua penting sekali untuk memperhatikan hal ini dalam
menyampaikan sebuah pembelajaran penting. Pembelajaran yang
baik dapat dilakukan melalui pendekatan yang lebih bervariasi
serta menyenangkan sehingga tidak mengharuskan anak terpaku
di tempat yang sama serta dalam waktu yang lama yang malah
akan membuatnya bosan dan pelajaran tidak masuk ke dalam
otak anak.
10. Bagian Dari Makhluk Sosial
Anak akan senang jika bisa diterima serta berada di dalam
lingkungan teman-teman sebayanya. Mereka senang melakukan
kerja sama serta saling memberikan semangat pada teman-teman
lainnya. Anak membangun konsep pada dirinya melalui interaksi
sosial yang terjadi di sekolah. Dirinya akan membangun
kepuasan melalui sebuah penghargaan diri saat diberikan sebuah
kesempatan untuk bisa bekerja sama dengan teman-temannya.
Untuk itu sebuah pembelajaraan dilakukan agar dapat membantu
anak di dalam perkembangan perhargaan diri. Hal ini dilakukan
melalui penyatuan strategi pembelajaran sosial.
11. Spontan
Karakteristik lainnya yang dimiliki anak-anak usia dini adalah
sifat yang spontan. Perilaku serta sikap yang biasanya dilakukan
pada anak-anak umumnya merupakan sikap asli yang dimiliki
mereka tanpa adanya rekayasa. Hal ini dapat terlihat dari anak-
anak yang seringkali berbicara ceplas-ceplos tanpa ada sesuatu
hal yang ditutupi. Selain itu apapun yang diperbuat dan
dikatakan anak merupakan refleksi dari apa yang ada di dalam
hati serta pikirannya.
12. Mempunyai Semangat Belajar Tinggi
Ketika anak-anak memiliki keinginan yang menyenangkan serta
menarik perhatian mereka tentu saja membuat anak akan
berusaha untuk terus mencari cara agar dapat memahami hal-hal
yang mereka sangat inginkan. Misalnya saja, ketika anak tertarik
dalam bidang mewarnai, maka anak akan terus melakukan
kegiatan mewarnai secara berulang-ulang sampai dirinya merasa
bias.
13. Kurangnya Pertimbangan
Anak-anak pada usia dini biasanya kurang dalam
mempertimbangkan hal-hal yang akan mereka lakukan
kedepannya. Mereka belum mengetahui apakah hal yang
dilakukannya tersebut akan berdampak bahaya atau tidak bagi
dirinya. Misalnya saja saat bermain benda-benda tajam, mereka
lebih tertarik memainkannya dibandingkan dengan
mendengarkan nasehat dari orang tua.
14. Masa Belajar Yang Paling Potensial
Masa-masa anak usia dini dapat dikatakan sebagai golden age.
NAEYC menjelaskan jika pada masa awal ekhidupan dikatakan
sebagai masa pembelajaran dengan slogan Early Years Are
Learning Years. Hal ini lah yang kemudian menyebabkan selama
dalam rentang tersebut anak dapat mengalami berbagai
pertumbuhan serta perkembangan yang begitu cepat.
Pada periode ini hampir segala potensi yang dimiliki anak akan
mengalami masa peka untuk segala tumbuh kembang yang cepat
dan hebat. Oleh sebab itu, pada masa-masa ini, anak benar-benar
membutuhkan stimulasi dari lingkungan sekitarnya.
Pembelajaran dalam masa-masa ini memang menjadi wahana
yang memfasilitasi tumbuh dan kembang anak untuk dapat
mencapai tahapan yang memang sesuai tugas perkembangannya.
15. Mudah Sekali Frustasi
Karakterisik anak usia dini lainnya adalah mudah sekali frustasi.
Rasa keingin tahuannya yang besar dan berlebih terkadang
membuat anak mudah sekali frustasi apabila keingintahuannya
tersebut tidak segera dituruti. Sikap yang seringkali ditunjukkan
saat dirinya merasa frustasi biasanya diungkapkan dalam bentuk
marah, menangis, berteriak, dan lainnya.
(https://dosenpsikologi.com/karakteristik-anak-usia-dini )

BAB II
KESIMPULAN

Ayah, Bunda dan Sobat PAUD mungkin kerap menjumpai anak-anak yang sering
bertanya bahkan dengan pertanyaan membuat kita kewalahan menjawab. Jangan
khawatir, ini merupakan salah satu karakteristik anak usia dini. Pada usia ini anak sedang
mengalami pertumbuhan dan perkembangan dengan pesat Bertanya merupakan salah satu
cara untuk mengembangkan pengetahuannya. Selain itu anak juga akan menunjukkan
karakteristik tertentu yang berbeda dengan usia lainnya sebagaimana yang akan
dijabarkan berikut ini:

Memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, setiap anak memiliki rasa ketertarikan terhadap
sesuatu yang ditangkap oleh panca inderanya. Hal inilah yang menyebabkan ia sering
bertanya dan suka melakukan hal-ha baru dalam kehidupannya. Contoh: membongkar
pasang mainan.

Bersifat unik, setiap anak memiliki kegemaran, minat dan bakat yang berbeda. Oleh
karena itu Sobat PAUD tidak bisa menyama ratakan anak satu sama lainnya. Setiap anak
harus mendapatkan stimulasi sesuai dengan keunikannya masing-masing.

Suka berimajinasi, anak usia dini juga memiliki kecenderungan untuk berimajinasi dan
berfantasi, contoh: menjadikan benda yang ada disekitarnya sebagai alat bermain.
Misalnya sapu dijadikan tongkat, kursi dijadikan panggung, dan lain-lain.

Memiliki sikap egosentris, perlu Sobat PAUD ketahui bahwa anak melihat segala sesuatu
berdasarkan sudut pandangnya sendiri, sehingga biasanya ia terlihat memaksakan
kehendaknya sendiri. Namun seiring bertambahnya usia sikap ini akan berkurang apabila
Sobat PAUD menstimulasinya dengan baik.

Suka meniru, hal ini terlihat ketika anak suka mencontoh apa saja yang ada di lingkungan
sekitarnya, misalnya anak sering mencoba make up karena sering melihat ibunya merias
wajah. Oleh karena itu penting bagi Sobat PAUD untuk memberikan contoh-contoh
positif agar anak juga tumbuh sebagai pribadi yang positif.
(https://paudpedia.kemdikbud.go.id/index.php/Claman/detail?id=20210216050804&ix=3

You might also like