You are on page 1of 6

Nama : Eva Rolita Harianja

Nim : 4193321020
Kelas : Fisika Dik A 2019
Mata Kuliah : Metodologi Penelitian
Dosen Pengampu : Dr. Yuni Warty, M. Si & Winsyahputra Ritonga, M. Pd

UJIAN TENGAH SEMESTER

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Fisika merupakan salah satu cabang IPA yang mempelajari gejala-gejala dan kejadian
alam melalui serangkaian proses ilmiah yang dibangun atas dasar sikap ilmiah dan hasilnya
berwujud produk ilmiah berupa konsep, hukum, dan teori yang berlaku secara universal
(Trianto, 2011:137). Pembelajaran fisika tidak hanya sekedar hafalan saja melainkan lebih
menuntut kepada pemahaman, aplikasi dan konsepnya. Penggunaan konsep diperlukan untuk
dapat memecahkan setiap permasalahan yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari.

Pembelajaran fisika merupakan proses interaksi antara siswa dengan lingkungannya


dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran fisika. Ketercapaian tujuan pembelajaran fisika
sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor misalnya, strategi belajar mengajar, metode atau
model, serta penggunaan media. Penggunaan media dalam pembelajaran dapat membantu
keterbatasan guru dalam menyampaikan informasi. Dalam pembelajaran fisika memerlukan
suatu pembelajaran yang inovatif, yang mampu meningkatkan minat dan motivasi peserta didik
sehingga tidak cepat merasa bosan dan tercipta suasana belajar yang menyenangkan baik secara
fisik maupun psikologis. Peserta didik diharapkan dapat membangun pengertian dan
pemahaman konsep fisika dengan membentuk sendiri struktur pengetahuan konsep sehingga
dapat memperkaya pengalaman belajar dan mentransfer pengetahuannya.
Pembelajaran fisika bertujuan supaya peserta didik memiliki kemampuan menguasai
konsep dan prinsip fisika serta mempunyai keterampilan mengembangkan pengetahuan dan
sukap percaya diri. Lebih lanjut Triyanto mengatakan tujuan pembelajaran fisika adalah supaya
dapat memberikan bekal pengetahuan tentang fisika, kemampuan dalam keterampilan proses
serta meningkatkan minat belajar peserta didik dalam memahami konsep dan prinsip fisika.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tujuan pembelajaran fisika adalah untuk
mengembangkan pengetahuan dan sikap percaya diri peserta didik sehingga dapat menguasai
konsep, di dalam pembelajaran fisika diperlukan pendidik yang professional.

Pendidik yang profesional merupakan seseorang yang memiliki kemampuan dan


keahlian yang khusus dalam melakukan tugas dan fungsinya sebagai pendidik dalam memilih
model atau metode yang sesuai dengan materi yang diajarkannya. Lebih lanjut Mulyasa
mendefenisikan pendidik professional yang diharapkan dalam pembelajaran fisika adalah
pendidik menguasai materi yang akan diajarkan kepada peserta didik, menguasai berbagai
metode dan model pembelajaran yang ada, mampu mengaitkan konsep pembelajaran dengan
konsep keseharian peserta didik, serta kelengkapan perangkat pembelajaran sehingga dapat
melaksanakan pembelajaran yang baik dan terarah. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa pendidik profesional yang diharapkan adalah pendidik yang memiliki kemampuan
dalam mempersiapkan segala hal yang berkaitan dengan bahan materi ajar yang akan
diajarkannya kepada peserta didik dengan baik, dapat menerapkan metode yang sesuai dengan
materi yang diajarkan.

Pembelajaran fisika dilakukan dengan memberikan metode pembelajaran yang tepat


untuk setiap materi pembelajaran. Hal ini dikarenakan setiap materi pembelajaran memiliki
karakteristik tersendiri. Beberapa kegiatan yang dapat diterapkan dalam mempelajari fisika
disesuaikan dengan sifat-sifat khas dari ilmu fisika seperti, mengaitkan materi fisika dengan
kehidupan sehari-hari, mempelajari materi fisika dengan pemahaman konsep, menggunakan
berbagai teknik menghafal dan penyelesaian masalah di laboratorium. Kegiatan di
laboratorium merupakan suatu proses penemuan yaitu dengan melakukan kegiatan ilmiah dari
teori yang telah dipelajari, permasalahan yang terjadi pada sekolah SMA Bintang Timur
Pematangsiantar peserta didik tidak bisa melakukan kegiatan tersebut salah satunya pada
materi usaha dan energi, dimana di sekolah tersebut laboratorium fisika digabung dengan
laboratorium kimia dan biologi serta minimnya bahan dan peralatan di laboratorium juga
menjadi penyebab kegiatan praktikum tidak berjalan dengan baik.
Berdasarkan pengalaman di SMA Bintang Timur Pematangsiantar terdapat
permasalahan diantaranya proses belajar mengajar siswa banyak mengalami kesulitan untuk
memahami materi pelajaran fisika yang disampaikan oleh guru. Di sekolah, guru belum
sepenuhnya menerapkan paradigma pendidikan saat ini yaitu student center learning. Guru
masih menggunakan pendekatan berfokus pada buku dan proses transfer ilmu pengetahuan
masih didominasi metode ceramah dan pemberian tugas. Hal-hal inilah yang berdampak pada
hasil belajar yang diperoleh guru.

Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti melihat sangat cocok jika digunakan model
Problem Based Learning (PBL) atau pembelajaran berdasarkan masalah, dimana peran
pendidik adalah menyajikan masalah, mengajukan pertanyaan dan memfasilitasi penyelidikan
dan dialog. M. Taufiq juga menyatakan bahwa model pembelajaran Problem Based Learning
terbukti berpengaruh terhadap hasil belajar peserta didik. Dalam pembelajaran ini pendidik
menjelaskan alat dan bahan yang dibutuhkan, memotivasi peserta didik untuk terlibat dalam
pemecahan masalah serta peserta didik dituntut untuk aktif dalam menyelesaikan permasalahan
yang telah diberikan. Menurut Gagne, jika seorang peserta didik dihadapkan pada suatu
masalah, pada akhirnya mereka bukan hanya sekedar memecahkan masalah, tetapi juga belajar
sesuatu yang baru. Pemecahan masalah memegang peranan penting dalam pembelajaran sains,
terutama agar pembelajaran berjalan fleksibel.

Model Problem Based Learning merupakan salah satu model pengajaran yang
melibatkan peserta didik untuk memecahkan suatu masalah melalui metode ilmiah sehingga
siswa memperoleh pengetahuan dan memiliki keterampilan dalam memecahkan masalah
(Jiniarti et al., 2015). Hal ini sesuai dengan model Problem Based Learning yang melibatkan
peserta didik dalam proses pembelajaran yang aktif, kolaboratif, berpusat kepada peserta didik
serta mengajari peserta didik aktif dalam memecahkan masalah dalam suatu eksperimen yang
akan dilakukan.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian sebagai
berikut:

1. Bagaimana pengaruh model Problem Based Learning terhadap hasil belajar peserta
didik kelas X SMA Bintang Timur pada topik bahasan Usaha dan Energi?
2. Apakah penerapan model Problem Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar
peserta didik kelas X SMA Bintang Timur pada topik bahasan Usaha dan Energi?
1.3 Batasan Masalah

Berdasarkan rumusan diatas, agar penelitian tidak terlalu luas maka penelitian ini dibatasi
pada beberapa cakupan masalah yaitu:

1. Model pembelajaran yang digunakan adalah Problem Based Learning atau


Pembelajaran Berbasis Masalah
2. Materi yang dibahas pada penelitian ini difokuskan pada materi pokok Usaha dan
Energi
3. Subjek penelitian dibatasi pada siswa kelas X - MIA 1 SMA Bintang Timur
Pematangsiantar Semester Ganjil 2022/2023

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengkaji pengaruh model Problem Based Learning terhadap hasil belajar peserta
didik kelas X SMA Bintang Timur pada topik bahasan Usaha dan Energi
2. Mengetahui penerapan model Problem Based Learning dapat meningkatkan hasil
belajar peserta didik kelas X SMA Bintang Timur pada topik bahasan Usaha dan
Energi

1.5 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adlaah sebagai berikut:

1. Bagi pendidik bidang studi fisika sebagai bahan dalam membuat membuat
perencanaan pembelajaran dikelas yaitu menerapkan model pembelajaran Problem
Based Learning terhadap hasil belajar peserta didik
2. Bagi peserta didik diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar dan dapat
memberikan pengalaman belajar yang bermakna dengan menggunakan model
model pembelajaran Problem Based Learning terhadap hasil belajar peserta didik
3. Bagi peneliti sebagai sarana untuk menambah wawasan baru dalam penggunaan
model model pembelajaran Problem Based Learning terhadap hasil belajar peserta
didik
4. Bagi sekolah sebagai bahan pedoman bagi pihak sekolah dalam menyusun
perencanaan pembelajaran untuk meningkatkan mutu pendidikan
1.6 Defenisi Operasional

Agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam memahami istilah-istilah yang digunakan


dalam penelitian ini, maka penulis menjelaskan beberapa istilah sebagai berikut:

1. Model Problem Based Learning


Model Problem Based Learning merupakan salah satu model pembelajaran yang
didasarkan pada banyaknya permasalahan yang membutuhkan penyelidikan
otentik yakni penyelidikan yang membutuhkan penyelesaian nyata dari
permasalahan yang nyata.
2. Hasil belajar
Hasil belajar adalah sejumlah pengalaman yang diperoleh peserta didik mencakup
ranah kognitif, afektif dan psikomotorik
3. Materi Usaha Dan Energi
Usaha adalah besarnya energi untuk merubah posisi yang diberikan gaya pada
benda atau objek. Usaha yang dilakukan suatu objek didefinisikan sebagai
perkalian antara jarak yang ditempuh dengan gaya yang searah dengan
perpindahannya. Sedangkan energi (tenaga) adalah kemampuan untuk melakukan
usaha. Dalam penelitian ini akan dibahas materi mengenai usaha dan energi yang
diantaranya yaitu energi kinetik dan energi potensial.
DAFTAR PUSTAKA

Jiniarti, B., Sahidu, H & Verawati, N. 2015. Implementasi Model Problem based
Learning Berbantuan Alat Peraga untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Fisika
Siswa Kelas VIII SMPN 22 Mataram. Jurnal Pengkajian Ilmu dan Pembelajaran Matematika
dan IPA 3(1), 27-33.
Mulyasa. 2007. Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif Dan
Menyenangkan. Bandung: Remaja Rosdakarya, hal 111
M. Taufiq. 2014. Pengaruh Model Pembelajaran PBL Untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Fisika pada materi Elastisitas Di Kelas XI MAS Babun Najah Banda Aceh, (Banda
Aceh: Prodi Pendidikan Fisika UIN Ar-Raniry) hal 100
Trianto. 2011. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara
Triyanto. M. Pd. 1960. Mengembangkan Model Pembelajaran Tematik. Jakarta: Prestasi
Pustakarya, hal 136-139

You might also like