You are on page 1of 5

TUGAS RINNGKASAN

JURNAL TERKAIT DENGAN TRIASE

MK. KEPERAWATAN GAWAT DARURAT

DOSEN MATA KULIAH : Ns VANNY LEUTUALY. M. Kep

NAMA : SISKA V MALEWAN

NPM : 12114201190248

KLS : KEP C

FAKULTAS KESEHATAN

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA MALUKU

AMBON

2021
Riviewu Jurnal

Judul ANALISIS PENERAPAN MODEL TRIASE EMERGENCY SEVERITY INDEX


(ESI) DI RUANGAN INSTALASI GAWAT DARURAT

Jurnal Keperawatan
Volume 13 Nomor 1, Maret 2021

Penulis Muhammad Zukri Malik*, I Kade Wijaya, Yani

Riview Siska v Malewan

Tanggal 28 September 2021

RIVIEW JURNAL

Instalasi Gawat Darurat (IGD) merupakan titik awal masuknya pasien yang
membutuhkan penanganan segera baik itu secara gawat serta darurat (Rahmadan, M
Fikri & Oscar Ari Wiryansyah, 2020).
Keadaan gawat darurat ialah keadaan yang memerlukan penanganan atau
tindakan segera untuk mencegah ancaman nyawa korban (Istizahada, Aulia Elma
Nafia, 2019).

 Penerapan ESI (Emegency Severity Index) terhadap Respon Time.


Hasil penelitian (Bahari, Zaenab Kartika,2019) terdapat pengaruh ketepatan penerapan triase
ESI (Emegency Severity Index) terhadap respon timep IGD karena jumlah pasien yang
datang didominasi pada kategori triase ESI level 3 dengan respon time rata -rata 4,7
menit. Penelitian (Villa, et.al, 2018), pengurangan lama triase dapat dilakukan dengan
menerapan triase ESI di ED. Sejalan dengan (Sari, Dani Masita, 2020; Sanjaya, Rahmat,
2019), ada perbedaan respon time pada triage konvensional dan triage ESI (Emegency
Severity Index).

 Penerapan ESI terhadap Kepuasan


Hasil penelitian (Regina, Kurniasari, 2018), menunjukan bahwa tidak ada hubungan
antara penerapan ESI dengan kepuasan pasien. Penyebab yaitu banyak terjadi komplain
atas pelayanan yang diberikan. Kepuasan pasien merupakan respon evaluatif, efektif
atau emosional yang berhubungan dengan kualitas layanan yang diperoleh dari rumah
sakit termasuk didalamnya keinginan yang diharapkan oleh pasien (Mumu
Like,dkk,2015). Penelitian tersebut bertentangan dengan (Sumarno, Meggy Sukma S
dkk, 2017), bahwa ada hubungan antara ketetapan pelaksanaan triase dengan level
kepuasan pasien.
 Penerapan ESI terhadap Akurasi Triase Gawat Darurat, ESI
Penelitian (Hinson, Jeremiah S, 2018), menyatakan triase ESI ini memiliki keterbatasan pada
pasien ESI dianggap tidak mempertimbangkan kondisi usia, perubahan tanda vital, dan
masalah utama sehingga dapat mengakibatkan ketidaktepatan dalam proses penentuan
kategori triase. lanjut usia, kelainan tanda-tanda vital serta keluhan utama sangat terkait
dengan under-triage, menunjukan perjalanan klinik tidak dikenal dengan baik oleh ESI
(Tedyanto, Eric Hartono, 2020). Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Bahari,
Zaenab kartika, 2019), bahwa triase ESI terjadi banyak kesalahan penilaiaan TTV,
sehingga perlu diperhatikan kembali dalam pengkategori triase ESI berdasarkan penilaian
TTV.
 Penerapan ESI Dikombinasikan dengan Pemeriksaan qSOFA, Pemeriksaan
PEF
Triase ESI jika dipadukan dengan pemeriksaan lainnya akan lebih efektif, hal ini
sesuai dengan penelitian (Hyeongku kwak, 2018; Phungeon, Pariwat, et.,al, 2020) ESI
akurat dan memiliki sensitivitas tertinggi untuk memprediksi kematian di rumah sakit
dan masuk ICU pada pasien yang diduga sepsis di UGD.Penambahan PEF ke ESI juga
memberikan metode yang lebih akurat untuk triaging pasien COPD dibandingkan
dengan ESI saja karenat riase ESI adalah metode yang disukai untuk memprioritaskan
pasien dengan PPOK di area triase pengambilan keputusan awalnya didas
arkan pada RR> 20menit dan SpO2 <92%
.
 Perbandingan Dengan Beberapa Triase Yang Lain
Peneliti (Irawan, Deni dkk, 2020), bahwa ada perbedaan hasil length of stay antara triase ESI
dan triase klasik, karena pemakaian triage ESI untuk kategori 4,5 pasien men
dapatkan pelaksanaan pemeriksaan pada jalur cepat, intervensi yang dilakukan tidak
banyak dan tidak ada. LOS merupakan suatu rentang waktu kedatangan pasien yang
diukur mulai dari pasien datang sampai ditransfer atau dipindahkan ke unit lain (Ulama, Sri
Amelia, 2019).
Penelitian ini bertentangan dengan (Marti, Eva. 2016) melaporkan adanya korelasi kuat
antara level triase ESI
dengan LOF pasien lebih dari 240 menit. Penelitian (Elsi, Mariza & Swenti Novera,
2019) menunjukkan bahwa adanya perbedaan antara triase umum dengan triase ESI,
karena triase ESI jauh lebih aplikatif untuk dilaksanakan, paling unggul dari yang
lain, mudah digunakan, mengurangi subjektivitas dalam menentukan keputusan triase, lebih
akurat, dapat memprediksi kebutuhan tenaga yang dibutuhkan pasien dan memiliki
validitas dan reabilitas yang baik (Golzari, el.al, 2014).
Penelitian ini bertentangan dengan (Minggawati, Zustantria Agustin et.al, 2020), bahwa ATS
dengan ESI tidak terdapat perbedaan tingkat akurasi yang signifikan.Penelitian
(Fong,Ru Ying, 2019), bahwa ESI memiliki kemampuan diskriminasi sumber daya yang
lebih baik dari pada PACS dan dapat meningkatkan pengelolaan sumber daya di UGD.
Karena ESI dan PACS serupa dalam reliabilitas antar penilai dan validitas
konstruksinya, tetapi hanya ESI yang memiliki fitur unik untuk membedakan keadaan
darurat kecil menurut intensitas sumber dayanya.

Penelitian ini menggunakan Metode Literature RiIndex (ESI), Instalasi Gawat Darurat. Lalu
jurnal atau artikel yang sesuai kriteria inklusi dan eksklusi diambil untuk selanjutnya
dianalisis.Kriteria inklusi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Model triase
Emergency Severity Indek (ESI), Design cross sectional, quasi eksprimen,studi kohort dan
jurnal yang terpublikasi pada Tahun.2016 sampai 2020.
Hasil pencarian literature yang didapatkan pada tiga database dengan menggunakan
kata kunci yang telah ditentukan. Peneliti mendapatkan 198 artikel yang berasal dari 3
database yaitu: Pubmed, Proquest, dan Google Scholar.

Triase ESI (Emegency Severity Index).


merupakan salah satu sistem triase yang memiliki 5 skala tingkatan dengan
validasi, reabilitas dan sesensifitas yang tinggi dapat meningkatkan keselamatan pasien.
Penerapkan ESI (Emegency Severity Index).
pada instalasi gawat darurat dapat menimalisir terjadinya kehilangan dan kecatatan
pasien karena kecepatan penangangan (respon time) dan pengkategoriannya yang
dilakukan dengan melihat pasien berdasarkan tingkat kegawatan penyakit
dengan memperkirakan kebutuhan tenaga yang dibutuhkan dalam perawatan. Triase
ESI efektif penggunaanya di IGD jika kombinasikan dengan pemeriksaan ESI +PEK maka
lebih akurat untuk triase pasien PPOK dan apabilah ESI dikombinasikan dengan qSOFA
dapat memiliki sensitivitas yang tinggi dalam memprediksi kematian di RS pada pasien yang
diduga sepsis.

You might also like