You are on page 1of 85

MANAJEMEN

BENCANA
Dibawakan pada Pembekalan NSI G6A16
24 September 2021
Yana Irawati
Widyaiswara BBPK Jakarta
mlle_tea@yahoo.com
Peserta mampu memahami
manajemen bencana

Hasil Belajar
INDIKATOR
HASIL BELAJAR
KES MENTAL DAN
PENGERTIAN
PSIKOSOSIAL
BENCANA BENCANA

JENIS PENGURANGAN
BENCANA RISIKO BENCANA

FASE
P3 BENCANA
BENCANA

MANAJEMEN DAMPAK BENCANA


BENCANA PADA PETUGAS KES
Curah Pendapat:
MENGAPA penting belajar
Manajemen Bencana?
Silakan ketikkan menti.com pada browser Anda dan masukkan kode
7033 9809 untuk memberikan tanggapan
Peringkat 40 dari 181 negara rentan
bencana (The World Risk Index, 2020)

Gempa bumi, banjir dan tanah longsor (paling sering


terjadi dan berpotensi menimbulkan kerusakan)

Periode 2000-2016 terdapat beban rata-rata Rp. 22,8 T/th


untuk penanggulangan bencana alam dan non alam
(Kemenkeu, 2020)
19
Provinsi berada pada kelas
risiko bencana tinggi

15
Provinsi berada pada kelas
risiko bencana sedang
2.939 Bencana
Banjir (1.070 kejadian)
2020 Puting beliung (879 kejadian)
Tanah longsor (575 kejadian)
6,4 juta jiwa
mengungsi

42ribu rumah, 2000 fasilitas dasar


370 jiwa rusak
meninggal dunia
IRBI berdasarkan Provinsi, 2020
161,54 166,49

162

dari 514 Kab/kota


memiliki resiko bencana tinggi
(IRBI, 2020)
INDONESIA di PERTEMUAN TIGA LEMPENG DUNIA
INDONESIA DI RING OF FIRE
• Aneka Suku
• Kawasan
industri
dengan bahan
berbahaya
• Topografi yang
kompleks
BAHAYA vs RISIKO?

Sumber:
https://www.youtube.com/watch?v=0b9gNy3whoI
Bahaya/hazard

RISIKO?
Kapasitas Kerentanan
Komponen Pengertian Parameter Contoh
Bahaya Suatu kondisi, secara alamiah/ulah Intensitas, Probabilitas Api, lereng tanah, sungai,
manusia yang berpotensi tanah yang labil
menimbulkan kerusakan atau
kerugian/kehilangan jiwa manusia

Kerentanan keadaan atau sifat/perilaku manusia Sosial budaya, ekonomi, fisik Status kesehatan
atau masyarakat yang menyebabkan dan lingkungan masyarakat, PHBS, kondisi
ketidakmampuan bertahan dari sisi bangunan, status ekonomi,
kesehatan dalam menghadapi kondisi kesehatan
bahaya/ancaman. lingkungan dsb

Kapasitas Kemampuan daerah dan masyarakat kapasitas regulasi, regulasi, kelembagaan,


untuk melakukan pengurangan kelembagaan, sistem sistem peringatan dini,
tingkat ancaman dan tingkat peringatan, pendidikan pendidikan/ pelatihan/
kerugian bidang kesehatan akibat pelatihan keterampilan, ketrampilan, mitigasi dan
bencana. mitigasi dan sistem sistem kesiapsiagaan
kesiapsiagaan
Pengurangan Risiko Bencana
Pengurangan risiko bencana adalah konsep
dan praktik mengurangi risiko bencana melalui
upaya sistematis untuk menganalisis dan
mengurangi faktor-faktor penyebab bencana.
‘‘
Bencana adalah peristiwa atau rangkaian
peristiwa yang mengancam dan
mengganggu kehidupan dan penghidupan
masyarakat yang disebabkan, baik oleh
faktor alam dan/atau faktor non alam
maupun faktor manusia sehingga
mengakibatkan timbulnya korban jiwa
manusia, kerusakan lingkungan, kerugian
harta benda, dan dampak psikologis.
UU No. 24 tahun 2007

Letnan Jenderal TNI Ganip Warsito, S.E., M.M. (Ka. BNPB sejak 25 Mei 2021)
‘‘ Bencana adalah
kejadian yang datang
tiba-tiba dan
mengacaukan fungsi
normal masyarakat
atau komunitas

(The United National Disaster Management Training Program)


SENDAI FRAMEWORK FOR DISASTER RISK REDUCTION 2015 -2030
JENIS-JENIS
BENCANA
1. BENCANA ALAM
Geologi
Gempa bumi, longsor,
gunung Meletus, tsunami

Hidro-
Meteorologi
Banjir, kekeringan, banjir
bandang, topan, angin
putting beliung
Biologi Teknologi

2. BENCANA NON ALAM


Lingkungan
3 BENCANA SOSIAL
Teror, peperangan, konflik
(Undang Undang No. 24 Tahun 2007)

Proses dinamis, berlanjut dan


terpadu untuk meningkatkan kualitas
langkah-langkah yang berhubungan
dengan observasi dan analisis
bencana serta pencegahan, mitigasi,
kesiapsiagaan, peringatan dini,
penanganan darurat, rehabilitasi dan
This Photo by Unknown Author is licensed under CC BY

rekonstruksi bencana
This Photo by Unknown Author is licensed under CC BY
Pencegahan adalah serangkaian kegiatan
yang dilakukan untuk mengurangi atau
menghilangkan risiko bencana, baik melalui
pengurangan ancaman bencana maupun
kerentanan pihak yang terancam bencana.
Pembangunan fisik,
penyadaran dan
peningkatan
kemampuan
menghadapi bencana.
merupakan
serangkaian
kegiatan yang
dilakukan untuk
mengantisipasi
bencana melalui
pengorganisasian
serta melalui
langkah yang tepat
guna dan berdaya
guna.

Sumber: http://poskosiagabencana.blogspot.com/2013/04/kesiapsiagaan-bencana.html
UPAYA TANGGAP DARURAT BENCANA

Status Siaga Darurat Status Tanggap Darurat Status Transisi Darurat

Potensi ancaman bencana Bencana terjadi dan telah Ancaman bencana


sudah semakin kuat mengganggu kehidupan cenderung menurun
berdasarkan informasi dan penghidupan eskalasinya/berakhir namun
sistem peringatan dini sekelompok gangguan kehidupan dan
orang/masyarakat penghidupan masih tetap
berlangsung
Menyelamatkan masyarakat Merespon kondisi Memulihkan & memastikan
untuk mencegah terjadinya kedaruratan secara cepat & program pelayanan
korban bila bencana benar tepat guna menyelamatkan kesehatan sudah dapat
terjadi nyawa dan mencegah berfungsi
kecacatan lebih lanjut
Kegiatan Tanggap Darurat
https://www.era.id/read/3WUWO1-1-200-hunian-sementara-bagi-korban-gempa-sulteng

Sumber: the Himalayan Times


PENILAIAN
KERUSAKAN
dan
KERUGIAN

Sumber:https://sumatra.bisnis.com/read/20190304/533/896047/kerugian-gempa-solok-selatan-ditaksir-rp256-miliar
Ada yang masih ingat siklus
manajemen bencana dan
kegiatannya?
ASPEK KESEHATAN MENTAL
DAN PSIKOSOSIAL PADA
BENCANA
Namun bagaimana
tetap berperan dalam
penanggulangan
bencana di era Covid?
https://www.youtube.com/results?search_query=pertolongan+
pertama+pada+bencana
PERAN NAKES SAAT PRA BENCANA
• Menyiapkan peta desa/kelurahan
• Mengidentifikasi jenis bahaya/hazard yang
dapat terjadi di desa
• Mendata sumber daya yang dimiliki oleh
(RT/RW/desa/kelurahan) yang dapat
dimanfaatkan dalam penanggulangan
bencana (sarana kes puskesmas, pustu,
polindes, poskesdes, praktik kesehatan,
relawan, sarana penyelamatan, misal rakit,
perahu, rompi, pelampung, jerigen)
• Menyiapkan dan memperbanyak Tempat
Evakuasi Sementara dan Tempat Evakuasi
Akhir. TEA dan TES dapat memanfaatkan
sarana sekolah, asrama, kantor dll
PERAN NAKES SAAT PRA BENCANA
• Memastikan tempat evakuasi memiliki sirkulasi udara yang baik, memiliki akses
listrik dan penerangan
• Menetapkan titik kumpul untuk evakuasi, jalur ke lokasi pengungsian dan lokasi
pengungsian, termasuk perencanaan:
• Lokasi pengungsian, dengan menerapkan jaga jarak.
• Pemisahan lokasi untuk kelompok rentan,
• Pemisahan waktu evakuasi dan/atau jalur evakuasi serta lokasi pengungsian
untuk suspek, kontak erat, probable, dan konfirmasi positif COVID-19
• Menyepakati urutan dan jalur untuk warga masyarakat yang akan dievakuasi,
misalnya daerah rawan banjir, saat banjir sudah semata kaki, kelompok rentan
dievakuasi terlebih dahulu. Saat air setengah betis, suspek, probable, kontak
erat dan konfirmasi positif dievakuasi, saat air setinggi lutut, warga lain
dievakuasi
PERAN NAKES SAAT PRA BENCANA

• Siapkan simbol dan tanda-tanda di tempat evakuasi seperti tanda jaga


jarak, lokasi MCK dan fasilitats cuci tangan pakai sabun, lokasi istirahat,
lokasi tempat beraktivitas, lokasi dapur. Buat tanda/simbol yang mudah
dimengerti juga untuk anak, penyandang disabilitas dan lansia. Siapkan
pula tempat evakuasi yang khusus bagi warga dengan status suspek, kontak
erat, probable, konfirmasi positif dan masyarakat umum. Ajak masyarakat
terlibat.
• Seluruh ruangan perlu disesuaikan kebutuhan aksesnya bagi seluruh
penghuni, termasuk disabilitas.
• Menyiapkan lokasi pengungsian dengan memastikan ketersediaan sarana
kebersihan seperti air, bersih, peralatan cuci tangan, sabun, dan/atau
handsanitizier
PERAN NAKES SAAT PRA BENCANA
• Pastikan ketersediaan sampah yang tertutup, kantong sampah dan
terdapat petugas yang membuang sampah secara rutin agar tidak
menumpuk
• Pesan dan protokol kesehatan diletakkan di tempat terbuka, mudah dilihat
dan mudah dimengerti untuk anak dan lansia.
• Menetapkan daftar nama petugas kesiapsiagaan di RT/RW/Desa/Kelurahan
(nama, tugas, no telp, radio)
• Menyepakati dan mensosialiasikan bentuk-bentuk peringatan dini bila
terjadi bencana.
• Mendukung kegiatan peningkatan kapasitas masyarakat seperti pelatihan
P3K dan sosialisasi tas siaga bencana keluarga.
PERAN NAKES SAAT PRA BENCANA

• Mendata kelompok rentan dan orang dengan comorbid.


• Mengidentifikasi penduduk dengan status suspek, kontak erat,
probable dan konfirmasi positif
• Mendata setiap orang yang masuk dan keluar untuk memudahkan
pelacakan bila terdapat individu yang positif COVID-19. Data ini
minimal terdiri dari nama, alamat, no telepon, kondisi dan riwayat
kes dan nomor telepon yang dapat dikontak saat darurat
• Menghimbau dan mendorong masyarakat untuk membudayakan
GERMAS dan menerapkan protokol COVID-19
• Membentuk forum warga untuk berbagi peran guna penanggulangan
bencana pada masa COVID-19
PERAN NAKES SAAT BENCANA
PENTING: mengutamakan keamanan dan keselamatan
diri dengan menggunakan APD yang sesuai jika ingin
membantu menolong korban bencana saat COVID-19
• Menghubungi dan melaporkan kejadian ke puskesmas
dan poskes
• Menjadi penggerak untuk membantu upaya
masyarakat untuk menyelamatkan diri
• Menjadi penghubung antara warga dengan
puskesmas dan posko bencana
• Menyampaikan info terkini tentang kondisi warga,
khususnya kel rentan
• Berkoordinasi dengan aparat setempat untuk
melakukan kegiatan kedaruratan dengan tetap
menerapkan protokol COVID-19 (skrining di
pengungsian, pemberian tanda khusus bagi pasien
terdampak COVID-19 yang dievakuasi ke TES dan
TEA), melakukan pemantauan kondisi kesehatan
terhadap semua orang yang ada di pengungsian.
PERAN NAKES SAAT
PASCA BENCANA
• Mengajak warga kembali ke rumah setelah ada
arahan dari petugas yang berwenang degan tetap
menjaga protokol kesehatan COVID-19
• Menggerakkan warga untuk membersihkan rumah
dan lingkungan dengan bergotong royong untuk
menghindari penularan penyakit
• Mengajak warga untuk tetap melaksanakan Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat dan menerapkan protokol
pencegahan penyeberangan COVID-19.
• Memantau dan mengakses air bersih dan sanitasi
dasar (pengolahan sampah, jamban keluarga dan
pengendalian vektor)
• Memantau kondisis korban luka yang masih dirawat
dengan tetap menerapkan protokol COVID-19
PERAN NAKES SAAT PASCA BENCANA

• Mendampingi petugas yang mengunjungi warga yang


mengalami gangguan kejiwaan dengan tetap memakai
masker dan menjaga jarak
• Mengevakuasi pelaksanaan rencana kesiapsiagaan
• Memperbaiki rencana penanggulangan krisis
kesehatan sesuai pembelajaran yang dipetik dengan
prinsip membangun kembali lebih baik dan aman.
Siapkan
Tas Darurat!
Siapkan
Tas Darurat!
Siapkan
Tas Darurat!
Siapkan
Tas Darurat!
Bagaimana
melawan Covid-19?
Kenali musuhmu

Kenali senjatanya

Pilihlah medan perangnya


Virus Baru

Banyak kasus Sudah ada


probable/ vaksinnya tp
konfirmasi belum semua
asymptomatik mau divaksin

Covid-19

Menganggu
Menyerang
pelayanan
semua usia
rutin
Kenali Menjadi
beban ganda,
terutama
Covid-19 saat bencana
Peta Zonasi Risiko
Sumber: https://covid19.go.id/peta-risiko
https://deadline.com/video/ready-for-war-trailer-showtime-deported-united-states-military-
veterans-immigration/

Pilih medan perangnya


Tugas Kelompok
Menyusun Program Penanggulangan Bencana di lokus
kerja di Era Covid-19
1. Peserta dibagi ke dalam 3 kelompok @10 orang
Kelompok I (Pra Bencana),
Kelompok II (Saat Bencana) dan
Kelompok III (Pasca Bencana)
2. Tugas masing-masing kelompok:
Tiga kelompok menyepakati 1 jenis bencana yang terjadi dalam kurun waktu 10 tahun
terakhir di wilayah lokus penempatan, kemudian diskusikan apa yang akan dilakukan di
masing-masing kelompok (sesuai pembagian tahapan bencana di no. 1)
3. Ilustrasi wilayah Anda: masyarakat tidak paham risiko bencana, kurang peduli dengan
kebersihan lingkungan, air terbatas, dokter hanya 1, tidak ada petugas kesling, perawat
2 orang, tenaga promkes 1 orang, masyarakat masih engan divaksin.
Waktu diskusi 30 menit dan waktu paparan @ 5 menit.
Ingat semua diasumsikan terjadi dalam situasi Pandemi Covid-19, sehingga seluruh perencanaan Anda
harus mengacu protokol pemerintah terkait Pandemi.

You might also like