Professional Documents
Culture Documents
Perpres Barang Berbahaya
Perpres Barang Berbahaya
Tgl : 9/12/2006
TENTANG
MEMUTUSKAN :
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Pasal 2
BAB II
PENERAPAN GHS
Pasal 3
Pasal 4
(1) Setiap bahan kimia dan produk konsumen sebagaimana yang dimaksud
dalam Pasal 2 diklasifikasi berdasarkan kriteria bahaya GHS.
(2) Klasifikasi bahaya GHS adalah sebagai berikut
a. bahaya fisik :
1. eksplosif;
2. gas mudah menyala;
3. aerosol mudah menyala;
4. cairan mudah menyala;
5. padatan mudah menyala;
6. bahan dan campuran yang jika kontak dengan air melepaskan gas
mudah menyala;
7. bahan dan campuran swapanas;
8. gas pengoksidasi;
9. cairan pengoksidasi;
10. padatan pengoksidasi;
11. peroksida organik;
12. bahan dan campuran yang swareaktif;
13. cairan piroforik;
14. padatan piroforik;
15. gas bertekanan;
16. korosif pada logam;
Pasal 5
(1) Setiap bahan kimia dan produk konsumen sebagaimana yang dimaksud
dalam Pasal 2 wajib diberi label sesuai GHS.
(2) Pengecualian untuk sektor transportasi Pelaksanaan GHS untuk bidang
transportasi, label pada kemasan terluar dan piktogram/placard pada
kendaraan mengikuti peraturan transportasi sebelumnya yang mengacu
pada ketentuan United Nation – Recommendations on Transportation of
Dangerous Goods (UN-RTDG) untuk transportasi darat atau International
Maritime Dangerous Goods Code (IMDG Code) untuk transportasi laut
atau International Civil Aviation Organization (ICAO) Technical Instructions
for the Safe Transport of Dangerous Goods by Air untuk transportation
udara.
(3) Unsur label GHS yang wajib dicantumkan pada bahan kimia dan produk
konsumen adalah sebagai berikut :
a. Penanda Produk;
b. Piktogram Bahaya;
c. Kata Sinyal;
d. Pernyataan Bahaya;
e. Identifikasi Produsen / Pemasok.
(4) Selain unsur label sebagaimana dimaksud pada ayat (3), dapat
ditambahkan unsur label lain berupa pernyataan kehati-hatian.
(5) Label sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus mudah terbaca, jelas
terlihat serta tidak mudah rusak, lepas dari kemasannya dan luntur
karena pengaruh sinar, udara atau lainya.
Pasal 6
Pasal 7
(1) Piktogram bahaya GHS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (3)
huruf b tercantum dalam Lampiran 2 I.
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai ukuran dan tata letak piktogram
bahaya GHS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dalam
Peraturan Instansi terkait.
Pasal 8
Pasal 9
(1) Setiap bahan kimia sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 2 wajib
memiliki LDK sesuai dengan GHS.
(2) Format LDK sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) di atas
sebagaimana tercantum dalam Lampiran 3 II.
Pasal 10
BAB III
KEWAJIBAN PELAKU USAHA
Pasal 11
(1) Setiap pelaku usaha yang memproduksi bahan kimia dan/atau produk
konsumen wajib :
a. menentukan klasifikasi bahaya bahan kimia dan/atau produk
konsumen yang diproduksinya sebagaimana dimaksud dalam Pasal
4;
b. mencantumkan label sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 pada
kemasan bahan kimia dan/atau produk konsumen;
c. membuat LDK untuk setiap bahan kimia;
d. melakukan kaji ulang label sekurang-kurangnya setiap 2 tahun sekali
sesuai dengan kepentingan / keperluan kebutuhan.
(2) Setiap pelaku usaha yang melakukan pengemasan ulang (repacking)
bahan kimia wajib :
a. mencantumkan label pada kemasan bahan kimia;
b. menyertakan LDK untuk setiap bahan kimia.
(3) Pelaku usaha yang berhak melakukan pengemasan ulang (repacking)
bahan kimia diatur oleh instansi pembina terkait.
BAB IV
LARANGAN
Pasal 12
BAB V
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
Pasal 13
Pasal 14
Pasal 15
BAB VI
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 16
BAB VII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 17
Pasal 18
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal
2. - Zat Pengoksidasi
- Peroksida Organik
3. - Eksplosif
- Swareaktif
- Peroksida Organik
4. Korosif
5. Gas Bertekanan
6. Toksisitas Akut
7. - Iritasi Kulit
- Sensitisasi Kulit
- Toksisitas Akut Kategori 4
- Bahaya terhadap Lingkungan
Akuatik Kategori 2