You are on page 1of 16

ANTIBIOTIK YANG MENGHAMBAT SINTESIS ASAM

NUKLEAT( DNA DAN RNA )


Dosen Pengampu : Ibu apt. Rena Meutia, S. Farm., M. Si.

OLEH
KELOMPOK 7

1. Bella Anselia (213307030036)


2. Destiana Tata Surbekti (213307030057)
3. Fani Lolyta Br Sihotang (213307030087)
4. Fitriah Parmadami Hasibuan
(213307030006)
5. Hikmad Elsi Enoni Harefa
(213307030050)
6. Najwa Nurmahabbah
(213307030048)
7. Nazla Khairunnisa Lubis
(213307030029)
8. Puput Virgia Ningrum
9. Sri Dvi Alfitriani
(213307030035)

10. Tisa Khairatunawa (213307030055)

PROGRAM STUDI FARMASI KLINIS


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PRIMA INDONESIA
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang hingga saat ini masih memberikan
kita nikmat iman dan kesehatan, sehingga saya diberi kesempatan yang luar biasa
ini yaitu kesempatan untuk menyelesaikan tugas penulisan makalah tentang
“ANTIBIOTIK YANG MENGHAMBAT SINTESIS ASAM NUKLEAT
(DNA DAN RNA)”.

Sekaligus pula saya menyampaikan rasa terimakasih yang sebanyak-


banyaknya untuk Bapak Apt. M. Yunus, S.Farm, M.Si. selaku dosen mata kuliah
Farmasi Fisik yang telah menyerahkan kepercayaannya kepada kami guna
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.

Kami juga berharap dengan sungguh-sungguh supaya makalah ini mampu


berguna serta bermanfaat dalam meningkatkan pengetahuan sekaligus wawasan.
Selain itu kami juga sadar bahwa pada makalah kami ini dapat ditemukan banyak
sekali kekurangan serta jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, kami benar-benar
menanti kritik dan saran untuk kemudian dapat kami revisi dan kami tulis di masa
yang selanjutnya, sebab sekali lagi kami menyadari bahwa tidak ada sesuatu yang
sempurna tanpa disertai saran yang konstruktif.

Di akhir saya berharap makalah sederhana kami ini dapat dimengerti oleh
setiap pihak yang membaca. Kami pun memohon maaf yang sebesar-besarnya
apabila dalam makalah kami terdapat perkataan yang tidak berkenan di hati.

Medan, 22 Maret 2022

Penulis

i
ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada tahun 1888, ilmuan jerman E. de Freudenreich mengisolasi produk


dari bakteri yang memiliki kemampuan antibiotik. Freudenreich menemukan
bahwa pigmen biru yang dikeluarkan kultur bakteri Bacillus pyocyaneus dapat
menghambat pertumbuhan bakteri lain pada kultur sel. Percobaan yang dilakukan
menunjukkan bahwa pyocyanase, yang merupakan produk yang diisolasi dari B.
pyocyaneus, dapat membunuh berbagai macam bakteri pathogen. Selanjutnya
secara klinis pyocyanase terbukti toksik dan tidak stabil sehingga antibiotik alami
ini tidak dapat dikembangkan sebagai obat yang efektif.

ilmuan inggris Alexander fleming menemukan enzim lisozim pada air mata
manusia. Enzim tersebut dapat melisis sel bakteri. Enzim pada air mata manusia
ini merupakan contoh agen antimikroba yang pertama kali ditemukan pada
manusia. Seperti pyocyanase, lisozim juga terbukti dapat membunuh sel bakteri.
Penemuan fleming yang kedua terjadi secara tidak sengaja pada tahun 1928, saat
ia menemukan bahwa koloni Staphylococcus yang ia tumbuhkan dengan metode
streak (gores silang) pada mei agar dicawan petri mengalami lisis di sekitar
pertumbuhan koloni kapang kontaminan. Ia menemukan bahwa koloni kapang
tersebut merupakan Penicillum sp.

1
1.2 Rumusan Masalah

1. Definisi antibiotik ?
2. Apa saja penggolongan antibiotik ?
3. Bagaimana mekanisme antibiotik ?
4. Apa saja penggolongan dari antibiotik yang menghambat sintesis asam nukleat?

1.3 Tujuan Penulisan

Jadi, berdasarkan rumusan masalah diatas tujuan penulisan makalah adalah:


1. Untuk mengetahui definisi antibiotik.
2. Untuk mengetahui apa saja penggolongan antibiotik.
3. Untuk mengetahui bagaimana mekanisme antibiotik.
4. Untuk mengetahui apa saja penggolongan dari antibiotik yang menghambat
sintesis asam nukleat.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Antibiotik

Antibiotik adalah zat – zat kimia yang dihasilkan oleh fungsi dan bakteri,
yang memiliki khasiat mematikan atau menghambat pertumbuhan kuman,
sedangkan toksisitasnya bagi manusia ralatif kecil .

2.2 Penggolongan antibiotik

Berdasarkan spektrum atau kisaran kerjanya antibiotik dapat dibedakan


menjadi 2 kelompok yaitu:

1) Antibiotik berspektrum sempit (narrow spektrum), yaitu antibiotik yang hanya


mampu menghambat segolongan jenis bakteri saja, contohnya hanya mampu
menghambat atau membunuh bakteri gram negatif saja atau gram positif saja.
Yang termasuk dalamgolongan ini adalah penisilin, streptomisin, neomisin,
basitrasin.

2) Antibiotik berspektrum luas (broad spektrum), yaitu antibiotik yang dapat


menghambat atau membunuh bakteri dari golongan gram positif maupun gram
negatif. Yang termasuk golongan ini yaitu tetrasiklin dan derivatnya,
kloramfenikol, ampisilin, sefalosporin, carbapenem dan lain-lain.

2.3 Mekanisme Kerja Antibiotik Antibiotik

Dapat diklasifikasikan berdasarkan spectrum atau mekanisme aksi, cara


biosintesis maupun berdasarkan struktur biokimianya. Berdasarkan spektrum
antibiotik dapat dibedakan menjadi antibiotik berspektrum sempit (narrow

3
spectrum) dan antibiotik berspektrum luas (broad spectrum). Antibiotik
berspektrum sempit hanya mampu menghambat segolongan jenis bakteri saja,
contohnya hanya mampu menghambat atau membunuh bakteri gram negative saja
atau gram positif saja. Sedangkan antibiotik berspektrum luas dapat menghambat
atau membunuh bakteri dari golongan gram positif maupun gram negatif.
Berdasarkan mekanisme aksinya, antibiotik dibedakan menjadi lima, yaitu
antibiotik dengan mekanisme penghambatan sintesis dinding sel, perusakan
membran plasma, penghambatan sintesis protein, penghambatan sintesis asam
nukleat, dan penghambatan sintesis metabolit esensial.

Antibiotika digunakan untuk mengobati berbagai jenis infeksi akibat kuman


atau juga untuk prevensi infeksi, misalnya pada pembedahan besar. Diperkirakan
bahwa antibiotik bekerja setempat didalam usus dengan menstabilisir floranya
hewan tersebut. Kuman-kuman buruk yang merugikan dikurangi jumlah dan
aktivitasnya, sehingga zat-zat gizi dapat dipergunakan lebih baik. Pertumbuhan
dapat distimulasi dengan rata-rata 10 %.

Penghambat pada sintesis asam nukleat berupa penghambat terhadap


transkripsi dan translasi mikroorganisme. Yang termasuk dalam penghambat
terhadap transkripsi mikroorganisme, diantaranya yaitu rifampin yang merupakan
turunan rifampisin. Antibiotik ini menghambat sintesis mRNA dengan cara
mengikat subunit -RNA polimerase bakteri sehingga menghambat transkripsi
mRNA. Antibiotik ini digunakan untuk melawan Mybacteria pada TBC dan lepra.
Contoh lain adalah aktinomisin D. Dalam kosentrasi yang tinggi, antibiotik ini
menghambat proses replikasi DNA dan transkripsi mRNA. Sedangkan sebagai
penghambat translasi mRNA menjadi protein, beberapa contoh antibiotik yang vii
kita sudah kenal, yaitu neomisin, gentamisin, streptomisin, tetrasiklin, kanamisin,
eritromisin dan puromisin.

4
2.4 Penggolongan antibiotik yang menghambat sintesis asam nukleat.

I . Golongan kuinolon
Kuinolon, merupakan bakterisida karena menghambat lepasnya untai DNA
yang terbuka pada proses superkoil dengan menghambat DNA girase (enzim yang
menekan DNA bakteri menjadi superkoil). Untuk memasukkan DNA untai ganda
yang panjang kedalam sel bakteri, DNA diatur dalam loop (DNA terrelaksasi)
yang kemudian diperpendek oleh proses superkoil. Sel eukariotik tidak
mengandung DNA girase. Sifat penting dariKuinolon adalah penetrasinya yang
baik ke dalam jaringan dan sel (bandingkan dengan Penisilin), efektivitasnya bila
diberikan secara oral, dan toksisitasnya relatif rendah.

Pada saat perkembang biakkan kuman ada yang namanya replikasi dan
transkripsi dimana terjadi pemisahan double helix dari DNA kuman menjadi 2
utas DNA. Pemisahan ini akan selalu menyebabkan puntiran berlebihan pada
double helix DNA sebelum titik pisah. Hambatan mekanik ini dapat diatasi kuman
dengan bantuan enzim DNA girase. Peranan antibiotika golongan Kuinolon
menghambat kerja enzim DNA girase pada kuman dan bersifat bakterisidal,
sehingga kuman mati.

Efek Samping dan Interaksi Obat


Golongan antibiotika Kuinolon umumnya dapat ditoleransi dengan
baik.Efek sampingnya yang terpenting ialah pada saluran cerna dan susunansaraf
pusat. Manifestasi pada saluran cerna, terutama berupa mual danhilang nafsu
makan, merupakan efek samping yang paling sering dijumpai.Efek samping pada
susunan syaraf pusat umumnya bersifat ringan berupasakit kepala, vertigo, dan
insomnia. Efek samping yang lebih berat dariKuinolon seperti psikotik, halusinasi,
depresi dan kejang jarang terjadi.Penderita berusia lanjut, khususnya dengan
arteriosklerosis atau epilepsi,lebih cenderung mengalami efek samping ini.
Enoksasin menghambatmetabolisme Teofilin dan dapat menyebabkan
peningkatan kadar Teofilin.Siprofloksasin dan beberapa Kuinolon lainnya juga

5
memperlihatkan efek iniwalaupun tidak begitu dramatis.

Penggunaan Klinik
>Infeksi saluran kemih Seperti Prostatitis, Uretritis, Servisitis danPielonfritis.
>Infeksi saluran cerna Seperti demam Tifoid dan Paratifoid
>Infeksi saluran nafas bawah Seperti Bronkitis, Pneumonia,Sinusitis Penyakit
yang ditularkan melalui hubungankelamin GonoreYang termasuk golongan ini
antara lain adalah Spirofloksasin, Ofloksasin,Moksifloksasin, Levofloksasin,
Pefloksasin, Norfloksasin, Sparfloksasin,Lornefloksasin, Flerofloksasin dan
Gatifloksasin.

1) Asam Nalidiksat
Asam Nalidiksat adalah kuinolon pertama yang ditemukan
memilikiaktivitas antibakteri, tapi Asam Nalidiksat tidak mencapai kadar
antibakteri sistemik dan sampai saat ini hanya digunakan pada infeksisaluran
kemih.

2) Norfloksasin
Norfloksasin tidak mempunyai aktivitas sistemik, terkonsentrasi dalamurin
dan merupakan obat lini kedua pada infeksi saluran kemih

3) Siprofloksasin
Siprofloksasin merupakan agen antibakteri spektrum luas. Diabsorbsi baik
secara oral dan dapat secara intravena. Dieliminasi oleh ginjal dan(sebagian besar)
dalam bentuk yang tidak berubah. Siprofloksasin mempunyai substituent 6-fluoro
yang sangatmemperkuat potensi antibakteri melawan bakteri gram positif
danterutama bakteri gram negatif (E. coli, P.aeruginosa,
Salmonella,Campylobacter).

4) Ofloksasin
Ofloksasin merupakan derivat flouroquinolon yang memilikiefektivitas dan

6
spektrum yang luas sebagai antibiotik, namunofloksasin juga dapat berperan
sebagai fotosensitiser sehinggamenyebabkan fotohemolisis.

5) Moksifloksasin
Antibiotika Kuinolon ini tersedia dalam bentuk tablet
denganMoksifloksasin kandungan 400 mg. Juga tersedia dalam bentuk
infusdengan kandungan Moksifloksasin 400 mg/250 ml.

6) Levofloksasin
Antibiotika Kuinolon ini tersedia dalam bentuk tablet dengankandungan
Levofloksasin 250 mg dan 500 mg. Juga tersedia dalam bentuk infus dengan
kandungan Levofloksasin 500 mg/100 ml.

7) Pefloksasin
Antibiotika Kuinolon ini tersedia dalam bentuk tablet dengankandungan
Pefloksasin 400 mg. Juga tersedia dalam bentuk infusdengan kandungan
Pefloksasin 400 mg/125 ml dan ampul dengankandungan Pefloksasin 400 mg/5
ml.

8) Norfloksasin
Antibiotika Kuinolon ini tersedia dalam bentuk tablet dengankandungan
400 mg.

9) Sparfloksasin
Antibiotika Kuinolon ini tersedia dalam bentuk tablet dengankandungan
200 mg.

10) Lornefloksasin
Antibiotika Kuinolon ini tersedia dalam bentuk tablet dengankandungan
400 mg.

7
11) Flerofloksasin
Antibiotika Kuinolon ini tersedia dalam bentuk tablet dengankandungan 400
mg. Juga tersedia dalam bentuk infus dengankandungan 400 mg/100 ml.

12) Gatifloksasin
Antibiotika Kuinolon ini tersedia dalam bentuk tablet dengan kandungan
400 mg. Juga tersedia dalam bentuk vial untuk injeksidengan kandungan 400
mg/40 ml.

II. Golongan Rifampisin


 
Rifampicin atau rifampin adalah obat antibiotik yang digunakan untuk
mengobati beberapa penyakit akibat infeksi bakteri. Obat ini bekerja dengan cara
membunuh bakteri penyebab infeksi. Rifampicin sering dipakai untuk pengobatan
tuberculosis (TBC).Obat ini juga dapat digunakan untuk mencegah infeksi setelah
berkontak denganseseorang yang sedang menderita infeksi serius. Obat ini hanya
diberikan denganresep dokter.

Infeksi jaringan lunak dan tulang, seperti Osteomielitis. Untuk infeksi pasca
bedah oleh kuman enterokokus Ps. aeroginosa atau stafilokokus yangresisten
terhadap Beta Laktam atau Aminoglikosid. Rifampisin bekerja denganmembunuh
bakteri yang menyebabkan infeksi.

Rifampisin merupakan tulang punggung pengobatan TB dan aktivitas


rifampisin terhadap Mycobacterium tuberculosis (M.tb.) diketahui bergantung
pada konsentrasi rifampisin dalam serum. Penurunan konsentrasi maksimum
rifampisin dalam plasma akan berpengaruh terhadap konsentrasi hambat minimal
(MIC) sehingga berpengaruh terhadap respon rifampisin sebagai bakterisida yang
diindikasikan dengan tidak mengalami konversi dahak.
Konsentrasi maksimum rifampisin dalam plasma antar pasien TB memiliki variasi
yang lebar (Cmaks 8,1±5,0 µg/ml)

8
Cara kerja obat ini yaitu dengan menonaktifkan enzim bakteri yangdisebut
RNA polimerase. Bakteri menggunakan RNA polimerase untuk membuat protein
dan untuk menyalin informasi genetik (DNA) mereka sendiri. Tanpa enzim ini
bakteri tidak dapat berkembang biak dan bakteri akan mati. KerjaObat Bersifat
bakterisid, dapat membunuh kuman semi-dormant yang tidak dapatdibunuh oleh
isoniazid. Mekanisme kerja, Berdasarkan perintangan spesifik darisuatu enzim
bakteri Ribose Nukleotida Acid (RNA)-polimerase sehingga sintesisRNA
terganggu.

Interaksi obat ini adalah mempercepat metabolisme metadon,


absorpsidikurangi oleh antasida, mempercepat metabolisme, menurunkan kadar
plasmadari dizopiramid, meksiletin, propanon dan kinidin, mempercepat
metabolismekloramfenikol, nikumalon, warfarin, estrogen, teofilin, tiroksin, anti
depresantrisiklik, antidiabetik
(mengurangi khasiat klorpropamid,tolbutamid,sulfonilurea),fenitoin,dapson,
flokonazol,
itrakonazol, ketokonazol, terbinafin,haloperidol, indinafir, diazepam, atofakuon,
betabloker(propanolol),diltiazem,nifedipin, verapamil, siklosprosin, mengurangi
khasiat glukosida jantung,mengurangi efek kostikosteroid, flufastatin

Rifampisin adalah suatu enzyme inducer yang kuat untuk cytochrome P-


450 isoenzymes, mengakibatkan turunnya konsentrasi serum obat-obatan
yangdimetabolisme oleh isoenzyme tersebut. Obat-obat tersebut mungkin
perluditingkatkan selama pengobatan TB, dan diturunkan kembali 2 minggu
setelahRifampisin dihentikan.

Efek Samping Pada Saluran cerna ; rasa panas pada perut, sakit
epigastrik,mual, muntah, anoreksia, kembung, kejang perut, diare, SSP: letih rasa
kantuk,sakit kepala, ataksia, bingung, pening, tak mampu berfikir, baal umum,
nyeri padaanggota, otot kendor, gangguan penglihatan, ketulian frekuensi
rendahsementara. Hipersensitifitas: demam, pruritis, urtikaria, erupsi kulit,

9
sariawanmulut dan lidah, eosinofilia, hemolisis, hemoglobinuria, hematuria,
insufiensiginjal, gagal ginjal akut( reversibel). Hematologi: trombositopenia,
leukopeniatransien, anemia, termasuk anemia hemolisis. Intoksikasi lain:
Hemoptisis, proteinurea rantai rendah, gangguan menstruasi, sindrom hematoreal.

10
BAB III
PENUTUP

3.1.Kesimpulan

Antibiotik dapat diklasifikasikan berdasarkan spectrum atau mekanismeaksi,


cara biosintesis maupun berdasarkan struktur biokimianya. Berdasarkanspektrum
antibiotik dapat dibedakan menjadi antibiotik berspektrum sempit(narrow
spectrum) dan antibiotik berspektrum luas ( broad spectrum). Antibiotik
berspektrum luas dapat menghambat atau membunuh bakteri dari golongan gram
positif maupun gram negatif. Salah satu mekanisme aksinya adalah
penghambatsintesis asam nukleat.

Peranan antibiotika golongan kuinolon menghambat kerja enzim


DNAgirase pada kuman dan bersifat bakterisidal, sehingga kuman
mati.Rifampisin bekerja dengan membunuh bakteri yang menyebabkan infeksi.
Carakerja obat ini yaitu dengan menonaktifkan enzim bakteri yang disebut RNA
polimerase. Bakteri menggunakan RNA polimerase untuk membuat protein
danuntuk menyalin informasi genetik (DNA) mereka sendiri.

3.2 Saran

Kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca agar kami dapat
menyempurnakan makalah ini.

11
DAFTAR PUSTAKA

Chandra Mohan, Antibiotics – A Brief Overview, EMD Bioscience, San


Diego,2008.
Chandra Mohan, Antibiotics and Antibiotic Resistance, EMD Bioscience,
SanDiego, 2009.
Neal, Michael.J.2006. “At a Glance Farmakologi Medis”.Erlangga: Jakarta
Neal M. J., 2006,At a Glance Farmakologi Medis Edisi Kelima, Jakarta:
Erlangga
Pratiwi, Sylvia T. 2008. “Mikrobiologi Farmasi”.Erlangga : Jakarta
Sylvia T. Pratiwi, Mikrobiologi Farmasi, Erlangga, 2008.
Tjay Tan Hoan. 2007.“Obat -obat Penting ”.PT.Gramedia: Jakarta
http://panmedical.wordpress.com/2010/05/29/obat-anti-bakteri-penghambat-
sintesis-asam-nukleat .html. Diakses pada tanggal 22 Maret 2022
http://rhyafile.blogspot.com/2013/01/antibiotik-yang-menghambat-sintesis.html.
Diakses pada tanggal 22 Maret 2022
http://rhyafile.blogspot.com/2013/01/antibiotik-yang-menghambat-sintesis.html.
Diakses pada tanggal 22 Maret 2022
https://media.neliti.com/media/publications/76097-ID-tinjauan-farmakogenomik-
rifampisin-dalam. Diakses pada tanggal 22 Maret 2022

12

You might also like