Professional Documents
Culture Documents
Rivaldo
Rivaldo
NIM: 02011282025151
Kelas: A Indralaya
Putusan Nomor 182/Pdt.G/2021/PN Mlg
A. Penggugat:
1. Anik Sulastri
2. Zuli Rantauwati
B. Tergugat:
1. Bagus Setyo Nugroho
C. Turut Tergugat
1. Atikoh
D. Posisi Kasus
Penggugat dengan surat gugatan pada tanggal 23 Juni 2021 yang diterima dan didaftarkan
di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Malang pada tanggal 30 Juni 2021 dalam Register Nomor
182/Pdt.G/2021/PN Mlg, telah mengajukan gugatan dengan kronologi bahwa dahulu Bagus
Setyo Nugroho (Tergugat) adalah menantu Penggugat I, suami dari anak kandung Penggugat I
yaitu Zuli Rantauwati (Penggugat II) yang menikah pada tanggal 13 April 2013 sebagaimana
kutipan Buku Nikah Nomor 0238/24/IV/2013 dan sebelum melaksanakan pernikahan antara
Penggugat II dengan Tergugat dibuatlah perjanjian pra nikah mengenai pemisahan harta
tertanggal 01 April 2013 dihadapan Notaris Sisca Utami Damayanti, SH.M.Kn. Namun dalam
perjalanan rumah tangga mengalami masalah sehingga kemudian cerai pada bulan 02 April 2019
sebagaimana Akta Cerai Nomor 0222/AC/2019/PA.Kdr.
Pada saat masa dalam perkawinan yaitu sekitar pertengahan tahun 2016 Penggugat dan
Tergugat II menyampaikan kepada Penggugat I ditawari pekerjaan pengurukan proyek Jalan Tol
di Ngawi dari Alumni ITS yang bernama FREDY SEPTIANTO yang beralamat di Jarakan,
Kecamatan/Kabupaten Nganjuk. Menurut analisa, perhitungan, dan bujuk rayu Tergugat bahwa
proyek tersebut akan memberikan keuntungan besar. Pada saat itu tergugat juga sedang tidak ada
pekerjaan, maka atas desakan dari Tergugat dan Penggugat II, Penggugat I mencarikan dana
Pinjaman di Bank di BRI Nganjuk melalui orang tua Penggugat II yaitu Anik Sulastri
(Penggugat I). Tergugat berjanji yang membayar angsuran, bunga dan denda adalah Tergugat.
Selanjutnya dengan jaminan sertifikat milik Penggugat I diperoleh dana segar dari BRI
Nganjuk dengan perjanjian Nomor Rek. 5601502420159 senilai Rp1.500.000.000,- (satu milyar
lima ratus juta rupiah), dari dana tersebut disisakan Rp 100.000.000,00 (seratus juta rupiah)
untuk dana cadangan pembayaran bunga di BRI, Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah)
dibawah Penggugat dimana dalam perjanjian kredit tersebut sebagai debitor adalah Penggugat I
mengingat yang menjadi jaminan adalah Sertifikat Hak Milik Nomor 43 atas tanah milik
Penggugat I yang berada di Jalan Jl. Yos Sudarso No. 78 RT. 002 RW. 002 Desa Ganung Kidul
Kec./Kab. Nganjuk.
Setelah mendapat pinjaman/kredit dari BRI cair maka yang menggunakan uang/dana
tersebut adalah Tergugat, kemudian dimulailah pekerjaan pengurukan tanah proyek Tol tersebut
dengan menggunakan/meminjam Perusahaan temannya dari Malang yang Bernama Asif Hudairi
dengan skema pembayaran bertahap, pembayaran melalui Penggugat II (Sebagai Istri) dan
Tergugat. Bahkan untuk mengerjakan proyek tersebut Penggugat II (Sebagai Istri) mendampingi
Tergugat dengan mengontrak sebuah rumah sebagai Kantor di Ngawi. Tergugat
menggunakan/mengambil uang di BRI dengan cara bertahap sesuai kebutuhan yang diinginkan
oleh Tergugat, sehingga uang yang telah digunakan/dipinjam oleh Tergugat sebesar Rp
1.300.000.000,- (Satu Miliar Tiga Ratus Juta Rupiah). Namun, dari sejumlah uang sebesar Rp
1.300.000.000,- (Satu Miliar Tiga Ratus Juta Rupiah) tersebut Tergugat tidak pernah membayar
hutang pokok, bunga, denda, maupun perpanjangan kredit hampir selama 3 (tiga) tahun lebih
hingga dilunasinya pembayaran ke BRI per tanggal 10 Desember 2019.
Bahwa karena hubungan Penggugat II dengan Tergugat adalah Suami Istri dan anak
kandung dari Penggugat I pada saat itu. Penggugat II tidak pernah minta kwitansi pembayaran,
hanya melalui transfer-transfer dan pembayaran tunai, karena nama Penggugat I dipakai atau
dipinjam untuk pinjaman dana di Bank tersebut. Jika dihitung dengan perincian pembayaran dari
bank BRI cabang Nganjuk, termasuk bunga, denda-denda, admin, dan perpanjangan secara rinci
mencapai Rp 1.700.000.000,-(Satu Miliar Tujuh Ratus Juta Rupiah). Pengerjaan proyek tersebut
berjalan lancar dan mendapat keuntungan, namun Tergugat mulai tidak menepati janjinya yaitu
hanya menyetor angsuran hutang/kredit ke BRI sebesar Rp.25.000.000,00 (dua puluh lima juta
rupiah) sehingga Penggugat I ditagih dan sering mendapat teguran dari BRI, Tergugat mulai
jarang pulang dengan berbagai alasan. Tergugat melalaikan kewajiban yang telah dijanjikannya
yaitu mengangsur kredit, membayar bunga, dan denda di Bank Rakyat Indonesia meskipun
Penggugat sudah sering kali menagih dengan cara menelpon, melalui aplikasi whatsapp, SMS
namun Tergugat hanya janji-janji saja dan cenderung mengabaikan, padahal Tergugat memiliki
kemampuan untuk membayarnya.