You are on page 1of 2

Ringkasan Buku

BAB 7 AKSIOLOGI ILMU


Secara etimologi Istilah Aksiologi berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari 2 kata yaitu
axios yang artinya layak dan logos yang artinya ilmu. Berdasarkan arti kata dasar tersebut
pengertian aksiologi berkembang menjadi beberapa pengertian, antara lain adalah; pertama
aksiologi merupakan analisis nilai-nilai. Maksud kata analisis disini adalah membatasi arti,
ciri-ciri, asal, tipe, kriteria dan status epistemologi dari suatu nilai-nilai. Kedua, aksiologi
merupakan studi yang menyangkut teori umum tentang nilai atau suatu studi yang
menyangkut segala yang bernilai. Ketiga, aksiologi adalah studi filosofis tentang hakikat
nilai-nilai.
Sebagaimana kattsoff percaya bahwa aksiologi mengkaji hakikat nilai, maka pertanyaan
tentang hakikat nilai itu dapat dijawab dengan 5 cara. Pertama, nilai sepenuhnya bersifat
subjektif. Ditinjau dari sudut pandang ini, nilai-nilai merupakan reaksi yang diberikan oleh
manusia sebagai pelaku kepada sesuatu benda atau hal. Manusia berperan dalam mengukur
atau menilai segala hal dengan kesadarannya. Manusia menjadi tolak ukur segalanya. Dalam
menilai manusia melibatkan fakultasnya seperti perasaan dan akal budi.
Kedua, nilai-nilai merupakan kenyataan, namun tidak terdapat dalam ruang dan waktu. Nilai-
nilai merupakan esensi logis dan dapat diketahui melalui akal. Misalnya nilai kebaikan atau
nilai keindahan. Di alam empiris tidak ditemukan secara konkrit nilai kebaikan atau nilai
keindahan. Yang ada kita meletakkan nilai kebaikan dan nilai keindahan itu kepada suatu
benda atau perbuatan.
Ketiga, nilai-nilai merupakan unsur objektif yang menyusun kenyataan. Ia tidak tergantung
kepada subjek atau kesadaran yang menilai nya. Misalnya keindahan suatu lukisan tidak
bergantung pada orang yang menilainya, melainkan objektif ada pada lukisan itu. Contoh
lainnya, kebenaran tidak bergantung kepada pendapat individu melainkan pada objektivitas
suatu fakta. Kebenaran tidak pernah diperkuat atau diperlemah oleh prosedur-prosedur yang
nilainya. Ia bersifat objektif.
Keempat, perlu ditambahkan bahwa menganalisis hakikat nilai juga harus memperhatikan
bagaimana nilai-nilai itu diklasifikasikan. Kalimat, selain mempertimbangkan tentang
relativitas suatu nilai atau objektivitas suatu nilai, juga perlu memperhatikan relasi antara
nilai dengan benda yang mau dinilai dan antara nilai dengan eksistensi manusia dan
kenyataan. Dengan demikian diperoleh gambaran yang utuh tentang nilai.
Nilai secara umum dan nilai secara khusus yang berkaitan dengan ilmu melibatkan banyak
unsur yang kompleks dalam pembahasannya. Oleh sebab itu, pertanyaan pada awal
pembahasan ini yaitu apakah ilmu itu bersifat bebas nilai atau tidak mendapatkannya
merupakan pertanyaan yang tidak dapat dijawab hanya sekedar mencatat beberapa unsur saja
yang melibatkan banyak yang menyukai kita di Tantan ilmu pada dasarnya tidak sepenuhnya
bebas nilai namun tidak pula sepenuhnya terikat nilai.

BAB 8 PENUTUP
Filsafat ilmu merupakan alat yang dapat dijadikan cara dalam menganalisis ilmu
pengetahuan, baik itu dari sisi substansi ilmu atau dari sisi sejarah ilmu itu sendiri. Mengingat
perkembangan ilmu yang semakin berkembang pesat maka layak untuk membahasnya dari
sisi filsafat. Dengan demikian persoalan-persoalan ilmu pengetahuan dapat diperbincangkan
secara mendalam dan lebih substantif adalah.
Dengan mendalami dan mempelajari filsafat ilmu akan dapat membantu menganalisis seluk-
beluk ilmu pengetahuan dan merekayasa arah perkembangannya, memprediksi dan
mengarahkan tujuan ilmu pengetahuan di masa mendatang. Tentu orientasi ilmu di masa
mendatang yang diharapkan adalah dapat mengatasi berbagai problema kehidupan manusia.
Selain itu yang lebih penting adalah ilmu pengetahuan untuk kesejahteraan manusia.
Ilmu merupakan alat bagi manusia dalam menjelaskan dan memahami arti dari semua yang
ada. Oleh karena itu ia tidak boleh menjadi beban tanggungan dalam arti ilmu dikembangkan
bukan semata-mata untuk kemajuan ilmu itu sendiri melainkan ia harus bisa menjadi alat
untuk kemaslahatan manusia. Jika ini yang terjadi maka bisa sedikit berharap kehidupan
manusia yang berkeadaban dan berkeadilan bisa terjadi.
Ilmu pengetahuan tidak selamanya membawa dampak yang positif dalam kehidupan
manusia. Khususnya ilmu pengetahuan dalam pengertiannya sebagai teknologi. Ilmu
Memiliki keterbatasan yang sendiri, sekalipun demikian bukan berarti tidak dapat
dimanfaatkan untuk kesejahteraan manusia. Manusia dapat menjadi komando memberikan
arah bagi ilmu pengetahuan untuk tujuan kesejahteraan manusia.

You might also like