You are on page 1of 1

A.

Pendahuluan

Manusia merupakan makhluk yang diciptakan untuk bisa memberi manfaat bagi manusia
yang lain, sebab secara humanis manusia adalah makhluk sosial. Sejak manusia
dilahirkan dan menatap dunia.Pada dasarnya dalam proses pembelajaran manusia
tertakluk pada anggapan bahwa sifat dasar manusia sebagai makhluk sosial, sebagaimana
namanya yang yang menitikberatkan pada tingkah laku sosial yang menciptakan interaksi
yang dapat mengunggulkan hasil perangkuhan kegiatan pembelajaran akademik.

Pendidikan dapat dirumuskan dari sudut normatif, artinya bahwa di dalam peristiwa
pendidikan, pendidik dan peserta didik berpegang pada suatu ukuran, norma atau nilai
yang diyakini sebagai sesuatu yang baik (Winarno, 1982). Selain itu, rumusan pendidikan
sebagai proses teknis berlaku jika diprioritaskan untuk melihat peristiwa itu sebagai
peristiwa kejadian. Sebagai kegiatan praktis yang berlangsung dalam satu periode, dan
terikat dalam satu situasi dan diarahkan pada suatu tujuan, pendidikan adalah peristiwa
yang kompleks. Dalam pembahasan disini, rumusan pendidikan yang akan diterangkan
adalah sebagai suatu proses teknik. Dengan sendirinya segi normatif sudah ditetapkan
lebih dahulu oleh setiap pendidik sebagai pedoman dasar. Proses pendidikan adalah
proses perubahan dari fase perkembangan ke fase perkembangan yang lain.

Perjalanan yang ditempuh anak didik dalam rangka memiliki kompetens adalah
perjalanan yang panjang dan kompleks. Biasanya harus memiliki serangkaian
kompetensi, dari satu kompetensi dengan kompetensi lainPrestasi kompetensi pertama
membuka peluang untuk kompetensi berikutnya. Ini hanya dapat diwujudkan jika
interaksi edukatif terjadi dalam proses pembelajaran. Dalam setiap proses pembelajaran
di sekolah, setidaknya empat komponen utama, yaituSiswa, Guru, Ruang, dan Kelompok
siswa. Keempat komponen tersebut tentu memiliki karakteristik unik mereka sendiri dan
mempengaruhi proses pembelajaran. Melalui interaksi antara guru dan siswa serta
interaksi antara sesama siswa (Komunikasi dua arah dan multi-arah) dalam proses
pembelajaran akan menyebabkan perubahan perilaku siswa, baik yang merupakan
dimensi dari ranah hak cipta, ranah rasa dan ranah Karsa. Oleh karena itu dalam
komunikasi, proses pembelajaran harus dibuat pola interaksi yang tepat, sesuai dengan
kebutuhan, karena jika pola interaksi yang terjadi dalam proses pembelajaran benar-benar
tepat dan sesuai dengan kebutuhan siswa, peluang untuk memperoleh kompetensi
pembelajaran siswa yang sesuai dengan harapan menjadi lebih besar

You might also like