You are on page 1of 4

VALIDITAS TES HASIL BELAJAR

A. Pengertian Validitas

Validitas adalah kesesuaian antara hasil tes dengan kriterium. Didalam buku encyclopedia of
educational evaluation yang Ditulis oleh scarvia B. Anderson dan kawan-kawan disebutkan:
Artinya,sebuah test dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur apa yang hendak
diukur.Validitas adalah suatu ketelitian dan ketepatan suatu alat Pengukur yang bila alat
pengukur tersebut dipergunakan utnuk Mengukur akan memberikan hasil sesuai dengan besar
Kecilnya gejala yang diukur. Dengan demikian, yang penting dalam validitas adalah adanya
ketepatan dan ketelitian dari suatu alat pengukur Jika dikaitkan dengan evaluasi pembelajaran,
maka alat Pengukur tersebut tentu saja adalah instrumen yang digunakan dalam melakukan
evaluasi. Instrumen dikatakan Mengandung validitas yang baik jika mampu secara tepat
Mengukur apa yang hendak diukur, menilai apa yang hendak Dinilai, mengevaluasi apa yang
hendak dievaluasi. Dengan Instrumen yang valid akan menghasilkan data yang valid juga. Ada
dua unsur penting dalam validitas ini, yaitu: pertama, Validitas menunjukkan suatu derajat, ada
yang sempurna, ada Yang sedang, dan ada pula yang rendah. Kedua, validitas selalu
Dihubungkan dengan suatu putusan atau tujuan yang spesifik. Validitas sebuah tes dapat
diketahui dari hasil pemikiran dan Dari hasil pengalaman. Hal yang pertama akan diperoleh
adalah validitas logis (logical validity) dan hal yang kedua akan Diperoleh validitas empiris
(empirical validity). Dua hal inilah Yang dijadikan dasar bagi pengelompokan validitas tes.
B. Jenis-Jenis Validitas
Secara garis besar ada dua macam validitas, yaitu validitas logis dan validitas empiris.
1. Validitas Logis
Validitas logis disebut dengan validitas rasional yang Sifatnya internal, karena diperoleh
dari hasil pemikiran. Karena Itu, validitas logis atau rasional adalah validitas yang Berhubungan
antara bahan dengan isi tes. Bila ingin Mengevaluasi mengenai suatu pelajaran tertentu, maka
untuk Mengetahui validitas logis atau rasionalnya pertanyaan-Pertanyaan itu dianalisis dan
dicocokkan dengan bahan Pelajaran yang telah diberikan, apakah jawaban-jawaban dari
Pertanyaan-pertanyaan itu mengenai bahan pelajaran itu atau tidak. Sedangkan validitas empiris
adalah validitas yang Menghubungkan antara isi tes yang disusun dengan (1) tes lain yang
sejenis yang telah distandardisasikan dan (2) dengan ukuran lain seperti nilai ujian atau nilai-
nilai kenaikan kelas, Atau dapat juga dengan penilaian guru yang selalu Berhubungan dengan
anak didik.Karena itulah, validitas Empiris ini bisa disebut juga dengan validitas
eksternal.Menurut Suharsimi, validitas logis atau rasional memiliki Dua bentuk, yaitu validitas
isi (content validity) dan validitas Konstruksi (construct validity). Dalam pengertian lain,
validitas Isi merupakan derajat di mana sebuah tes evaluasi mengukur Cakupan substansi yang
ingin diukur. Agar bisa mendapatkan Validitas isi, ada dua aspek penting yang harus terpenuhi,
yaitu: 1.Valid dalam hal isinya dan (2) valid dalam hal teknik
samplingnya. Valid dalam hal isi mencakup khususnya hal-hal Yang berkaitan dengan apakah
item-item evaluasi itu Menggambarkan pengukuran dalam cakupan yang ingin Diukur.
Sedangkan valid dalam hal teknik sampling pada umumnya berkaitan dengan bagaimanakah
baiknya suatu Sampel item tes merepresentasikan total cakupan isi
1. Validitas Empiris

Validitas empiris atau validitas berdasarkan pengalaman, Menurut Suharsimi, juga mempunyai
dua bentuk, yaitu Validitas yang ada sekarang (concurrent validity) dan validitas Prediksi
(predictive validity). Validitas concurrent adalah Derajat di mana skor dalam suatu tes
dihubungkan dengan skor Lain yang telah dibuat. Tes dengan validasi ini biasanya diatur Dalam
waktu yang sama atau dengan kriteria valid yang sudah Ada. Sering juga terjadi bahwa tes dibuat
atau dikembangkan Untuk pekerjaan sama sperti beberapa tes lainnya, tetapi Dengan cara yang
lebih mudah dan lebih cepat. Validitas ini Juga ditentukan dengan membangun analisis
hubungan atau Pembedaan.Suatu evaluasi atau tes dikatakan memiliki concurrent Validity jika
hasilnya sesuai dengan kriteria yang sudah ada, Dalam artian memiliki kesimultanan dengan
kriteria yang Sudah ada. Kriteria yang sudah ada dapat berupa instrumen Lain yang mengukur
hal yang sama, tetapi sudah diakui Validitasnya, misalnya dengan tes terstandar, namun kriteria
Dapat juga didapatkan dengan catatan-catatan di lapangan.Validitas prediksi adalah derajat yang
menunjukkan suatu Tes dapat memprediksi tentang bagaimana baik seseorang Akan melakukan
suatu prospek tugas atau pekerjaan yang
Direncanakan. Tes kemampuan matematika contohnya, dapat Dikatakan mempunyai nilai
validasi prediksi ketika hasilnya Dapat menduga pada seseorang yang memiliki kemampuan
Matematika dengan anak yang tidak memiliki kemampuan Sebuah instrumen dikatakan memiliki
validitas prediksi Apabila mempunyai kemampuan untuk meramalkan apa yang Akan terjadi
pada masa yang akan datang mengenal hal yang Sama. Validitas prediktif diperoleh apabila
pengambilan Skor kriteria tidak bersamaan dengan pengambilan skor tes. Setelah subjek dikenai
tes yang akan dicari validitas Prediktifnya, lalu diberikan tenggang waktu tertentu sebelum Skor
kriteria diambil dari subjek yang sama

C.Teknik Pengujian Validitas Butir Soal


Teknik yang digunakan untuk mengetahui validitas adalah Dengan menggunakan Korelasi
Product Moment dan Korelasi Poin Biserial. Teknik korelasi product Moment di kemukakan
Oleh Pearson
Analisis terhadap tes hasil suatu kegiata sebagai suatu totalitas dapat dilakukan dengan dua cara.
Pertama, analisi yang dilakukan dengan jalan berfkir secara rasional atau dengan penganalisisan
dengan menggunakan logika (logical analysis). Kedua, analisis yang dilakukan dengan
mendasarkan diri kepada kenyataan empiris, imana penganlisisan dilaksanakan dngan
menggunakan empirical analysis.
Untuk dapat menentukan apakah tes hasil sudah memiliki validitas rasional ataukah belum, dapat
dilakukan penelusuran dari segi isinya (content), dan dari segi susunan dan konstruksinya
(construct).
Sedangkan untuk mengetahui apakah tes sudah memiliki validitas empiris ataukah belum, dapat
dilakukan penelusura dari dua segi, yaitu dari segi daya ketepatan meramalnya (prediktive
validity) dan daya ketepatan bandingnya (concurrent validity).
Kemudian untuk melakukan pengujian validitas ramalannya dengan krierium yang telah
ditentukan itu, cara yang sreing digunakan adalah dengan menerapkan Teknik Analisis Korelasi
Product Momen dari Kerl Pearson. Selanjutnya untuk melakukan pengujian validitas bandingan
juga dapat menerapkan teknik yang sama dengan validitas ramalan.
Sedangkan untuk menguji validitas butir, bahwa sebutir soal dapat dikatakan telah memiliki
validitas yang tinggi atau dapat dinyatakan valid, jika skor-skor pada butir soal yang
bersangkutan memiliki kesesuaian dan kesejajaran arah dengan skor totalnya; atau dengan
bahasa statistik: Ada korelasi positif yang signifikan antara skor butir dengan skor totalnya. Skor
total disini berkedudukan sebagai variabel terikat (dependent variable), sedangkan skor butir
berkedudukan sebagai variabel bebas (independent variable).
Dengan demikian, maka untuk sampai pada kesimpulan bahwa butir-butir yang ingin diketahui
validitasnya, yaitu valid ataukah tidak, kita dapat menggunakan teknik korelasi sebagai teknik
analisisnya. Sebutir soal dapat dinyatakan valid, apabila skor butir yang bersangkutan terbukti
mempunyai korelasi yang positif, yang signifikan dengan skor totalnya. Seperti diketahui, pada
tes obyektif maka hanya ada dua kemungkinan jawaban, yaitu betul dan salah. Setiap butir soal
yang dijawab dengan betul umumnya diberi skor 1 (satu), sedangkan untuk setiap jawaban yang
salah diberikan skor 0 (nol). Jenis data seperti ini dalam dunia ilmu statistik dikenal dengan nama
data diskret murni atau data dikotomik. Sedangkan skor total yan dimiliki oleh masing-masing
individu testee adalah merupakan hasil penjumlahan dari setiap skor yang dimilki oleh masing-
masing butir soal adalah merupakan data kontinyu.Menurut teori yang ada, apabila variabel I
berupa data kontinyu (skor hasil tes), sedangkan variabel II berupa data diskrit murni (betul atau
salahnya testee dalam menjawab), maka korelasi yang tepat untuk digunakan dalam mencari
korelasi antara variabel I dengan variabel II adalah teknik korelasi point biserial.
D.Teknik Pengujian Validitas Item Hasil Belajar
Dari uraian yang telah dikemukakan di atas, kiranya menjadi cukup jelas bahwa sebutir item
dapat dikatakan telah memiliki validitas yang tinggi atau dapat dinyatakan valid, jika skor-skor
pada butir item yang bersangkutan memiliki kesesuaian atau kesejajaran arah dengan skor
totalnya; atau dengan bahasa statistik: ada korelasi positif yang signifikan antara skor item
dengan skor totalnya. Skor total di sini berkedudukan sebagai variabel terikat (dependent
variable), sedangkan skor item berkedudukan sebagai variabel bebasnya (independent variabel).
Kalau demikian, maka untuk sampai pada kesimpulan bahwa item-item yang ingin diketahui
validitasnya, yaitu valid ataukah tidak, kita dapat menggunakan teknik korelasi sebagai teknik
analisisnya. Sebutir item dapat dinyatakan valid, apabila skor item yang bersangkutan terbukti
mempunyai korelasi positif yang signifikan dengan skor totalnya.
Persoalan berikutnya ialah memilih dan menentukan jenis teknik korelasi yang dipandang tepat
untuk digunakan dalam rangka uji validitas item itu. Seperti diketahui, pada tes objektif hanya
ada dua kemungkinan jawaban, yaitu betul dan salah. Setiap butir soal yang dijawab dengan
betul umumnya diberi skor 1 (satu), sedangkan untuk setiap jawaban salah diberikan skor 0 (nol).
Jenis data seperti ini, yaitu: betul-salah, ya-tidak atau yang sejenis dengan itu, dalam dunia ilmu
statistik dikenal dengan nama data diskret murni atau data dikotomik. Sedangkan skor total yang
dimiliki oleh masing-masing individu testee adalah merupakan hasil penjumlahan dari setiap
skor yang dimiliki oleh masing-masing butir item (misalnya: 0+1+1+0+1+0+1+1+0+0+1=6) itu
merupakan data kontinyu.
Menurut teori yang ada, apabila variabel I berupa data diskret murni atau data dikotomik,
sedangkan variabel II berupa data kontinyu, maka teknik korelasi antara variabel I dengan
variabel II itu adalah teknik korelasi point biserial, di mana angka indeks korelasi yang diberi
lambang 􏰀􏰁􏰂􏰃 dapat diperoleh dengan
Penelitian ini merupakan penelitian evaluatif yang mengevaluasi butir soal dengan menggunakan
pendekatan kuantitatif. Penelitian evaluatif adalah jenis penelitian yang digunakan untuk menilai
keberhasilan, manfaat, kegunaan, sumbangan, dan kelayakan suatu program, produk atau
kegiatan suatu lembaga berdasarkan kriteria tertentu.

You might also like