You are on page 1of 42

BAB 1

LANDASAN PENDAHULUAN

1. TINJAUAN TEORI
1.1 ANTENATAL CARE
1.1.1 Pengertian
Antenatal care adalah pengawasan kehamilan untuk mengetahui kesehatan
umum ibu, menegakan secara dini penyakit yang menyertai kehamilan,
menegakan secara dini komplikasi kehamilan, dan menetapkan resiko
kehamilan (Manuaba, 2009).

Menurut Depkes RI (2010) pelayanan antenatal merupakan pelayanan


kesehatan oleh tenaga kesehatan terlatih untuk ibu selama masa kehamilannya,
dilaksanakan sesuai dengan standart pelayanan yang ditetapkan dalam Standart
Pelayanan Kebidanan.

Sedang menurut Prawiroharjo (2011) asuhan antenatal adalah upaya preventif


program pelayanan kesehatan obstetri untuk mengoptimalkan maternal dan
neonatal melalui rangkaian kegiatan pemantauan rutin selama kehamilan.

1.1.2 Tujuan
Menurut Sondakh (2009) ada beberapa tujuan pemeriksaan ibu hamil secara
keseluruhan yaitu:
1. Memantau kemajuan kehamilan untuk mamastikan kehamilan ibu dan
tumbuh kembang janin.
2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, social ibu.
3. Mengenali dan mengurangi secara didni adanya penyulit atau komplikasi
yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara
umum,dan pembedahan.
4. Mempersiapkan persalinan cukup bulan dan persalinan yang aman dengan
trauma seminimal mungkin.
5. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan mempersiapkan ibu
agar dapat memberikan air susu ibu (ASI) secara ekslusif.
6. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran janin
agar dapat tumbuh kembang secara normal.
7. Mengurangi bayi lahir prematur, kelahiran mati dan kematian neonatal
8. Mempersiapkan kesehatan yang optimal bagi janin.

1
Tujuan utama ANC (Antenatal Care) menurut Yeyen dkk (2009) adalah :

1. Menurunkan kesehatan dan kematian maternal dan perinatal dengan upaya


bidan, memonitor kamjuan kehamilan dalam upaya memastikan kesehatan ibu
dan bayi normal dengan pelayanan asuhan 7T yang terdiri dari:
- Timbang berat badan, mengukur tinggi badan dan lingkar lengan atas jika
beratnya tidak bertambah menunjukan kurang gizi. Jika berat badan bertambah
dari setengah kg perminggu segera dirujuk.
- Mengukur tekanan darah dengan posisi ibu hamil duduk atau berbaring. -
Tekanan darah 140/90 mmHg, atau peningkatan diastol 15 mmHg lebih ibu
dirujuk.
- Mengukur tinggi fundus uteri dengan menggunakan pita meter
- Memberikan imunisasi TT sesuai ketentuan TT1 diberikan pada kunjungan
antenatal pertama, TT2 diberikan 4 minggu setalah TT1.
- Membrikan tablet Fe minimal 90 tablet selama kehamilan
- Tes penyakit menular seksual

2. Mempromosikan dan menjaga kesehatan fisik dan mental ibu dan bayi
dengan pendidikan, nutrisi, kebersihan diri dan proses kelahiran bayi
(Kusmiyati, 2009)
3. Mendeteksi dan menatalaksanakan komplikasi medis, bedah atau obstetri
selama kehamilan (Kusmiyati, 2009)
4. Mangembangkan persiapan persalinan serta kesiapan manghadapi
komplikasi (Kusmiyati, 2009).
5. Mambantu menyiapkan ibu untuk menyusui dengan sukses manjalankan
nifas normal dan merawat anak secara fisik, psikologi dan sosial (Kusmiyati,
2009).
6. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan
tumbuh kembnag bayi (Asrinah, 2010).
7. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental serta sosial dan
bayi
8. Menemukan sejak dini bila ditemukan masalah atau gangguan dan
komplikasi yang mungkin terjadi selama kehamilan.
9. Mempersiapkan kehamilan cukup bulan, melahirkan dengan selamat serta
pada bayinya menghindari trauma seminimal mungkin
10. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI
eksklusif.

2
11. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dapat berperan dengan baik dalam
memelihara bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal (Asrinah, 2010).

1.1.3 Patofisiologi

Pada trimester III terdapat perubahan fisiologis dan psikologis. Perubahan


fisiologis yang dapat muncul yaitu pembesaran uterus dan adanya perubahan
pada sistem endokrin. Pembesaran uterus menyebabkan perubahan skelet dan
juga persendian, berat uterus yang semakin meningkat dapat menyebabkan
perubahan pusat gravitasi tubuh lalu menekan saraf sekitar, apabila terjadi
tekanan pada saraf sekitar akan menyebabkan pelepasan mediator nyeri yang
menyebabkan ibu merasakan nyeri. Dan dari pembesaran uterus dapat pula
menekan paru ibu yang dapat menyebabkan ekspansi paru ibu menurun lalu ibu
mengalami gangguan pola nafas. Selanjutnya terjadi perubahan fisiologis yang
dapat terjadi adalah perubahan pada sistem endokrin, terjadinya retensi H2O
dan Na+ menyebabkan output urine menurun, volume plasma meningkat,
tekanan hidrostatik menurun hal ini menyebabkan terjadinya edema ekstermitas
pada ibu usia kehamilan trimester III sehingga dapat menyebabkan kelebihan
volume cairan. Dari terjadinya retensi H2O dan Na+ ini dapat pula
menyebabkan vasokontriksi pembuluh darah yang dapat mengakibatkan
tekanan darah ibu meningkat dan akan dapat menakibatkan terjadinya
hipertrofi ventrikel dan menyebabkan penurunan curah jantung sehingga
menyebabkan resiko cidera janin dan maternal.

Perubahan psikologis yang terjadi yaitu persiapan ibu dalam menghadapi


proses melahirkan, jika ibu kurang pengetahuan mengenai persalinan akan
mungkin terjadi ansietas pada ibu.

3
Pathway :
Perubahan pada ibu

Perubahan fisiologis Perubahan psikologis

Persiapan melahirkan
Pembesaran Sistem
uterus endokrin
Premi; kurang
pengetahuan
Retensi H2O
Perubahan Menekan dan Na+
skelet dan paru Ansietas
persendian
Ekspansi Urine Vasokontri
Berat uterus paru output ksi
meningkat menurun menurun, pembuluh
volume darah
Gangguan plasma
Perubahan
pola nafas meningkat, TD
pusat
tekanan meningkat
gravitasi
hidrostatik
tubuh
menurun
Hipertrofi
Menekan ventrikel
saraf sekitar Edema
ekstermitas
Penurunan
Pelepasan
cardiac
mediator Kelebihan output
nyeri volume
cairan
Resiko
Nyeri
cidera janin
dan
maternal

1.1.4 Bukti Kehamilan


1.1.4.1 Presumtif (Bukti Subjektif)
1) Amenorea (berhentinya menstruasi)
2) Nausea&vomiting (morning sickness)
3) Perubahan payudara
4) Frekuensi berkemih meningkat
5) Leukorea
6) Fatique (letih)

1.1.4.2 Probabilitas (Bukti Objektif)


1) Terdapat pigmentasi di bagian muka yaitu : chloasma gravidarum

4
2) Pertumbuhan & perubahan uterus
Uterus akan mengalami perubahan pada ukuran, bentuk, dan konsistensi.
Uterus berubah menjadi lunak, bentuknya globular.
a) Tanda Hegar’s
Tanda Hegar diketahui melalui pemeriksaan bimanual pada usia kehamilan 6-8
minggu. Pada pemeriksaan ini akan didapatkan konsistensi rahim, terutama
pada bagian isthmus uteri teraba lunak.
b)Ballotement
Ukuran janin yang lebih kecil dibandingkan banyaknya air ketuban pada bulan
keempat dan kelima, maka jika rahim didorong dengan sekonyong-konyong
atau digoyangkan, janin akan melenting di dalam rahim.
c) Braxton hick’s
Adanya kontraksi selama kehamilan
d)Piscaseck
Terjadinya pertumbuhan yang asimetris pada bagian uterus yang dekat dengan
implantasi plasenta.
e) Goodell’s
Tanda Goodell’s diketahui melalui pemeriksaan bimanual. Pada pemeriksaan
ini serviks akan terasa lebih lunak. Penggunaan kontrasepsi oral juga dapat
memberikan dampak ini.
f) Chadwick
Pada pemeriksaan ini didapatkan warna selaput lendir vulva dan vagina terlihat
menjadi ungu karena hipervaskularisasi.
3) Perubahan Abdomen
a) Pembesaran abdomen
b) Striae Gravidarum
c) Terdapat pigmentasi pada abdomen seperti:
Linea Nigra : garis yang berwarna hitam kecklatan
Linea Alba : garis yang berwarna putih
4) Pemeriksaan tes biologis kehamilan
Meskipun dalam pemeriksaan tes biologis ini hasilnya positif, tetapi untuk
kemungkinan positif palsu masih tetap ada dan sering kali terjadi.

1.1.4.3 Absolut (Bukti Positif)


Indikator pasti kehamilan adalah penemuan-penemuan keberadaan janin
secara jelas dan hal-hal ini tidak dapat dijelaskan dengan kondisi kesehatan yang lain.

5
1) Teraba bagian-bagian janin. Palpasi yang dilakukan sudah dapat
diraba bagian-bagian dari janin.
2) Mengidentifikasi posisi janin, pemeriksa yang berpengalaman juga
bisa membedakan antara pergerakan tangan dan kaki.
3) Terlihat atau teraba gerakan janin
4) DJJ (denyut jantung janin) sudah dapat didengar. DJJ dapat didengar
dengan stetoskop Laenac, kardiotokografi, dan Doppler. Teknik auskultasi yang
dilakukan dengan benar dapat mengidentifikasi bunyi-bunyi seperti bising tali
pusat, bising uterus, dan nadi ibu.
5) Pemeriksaan dengan USG terlihat kerangka janin.

1.1.5 Pemeriksaan Penunjang


1.1.5.1 Laboratorium
1) Darah (Hb, Golongan darah, Glukosa, VDRL)
2) Urine (Tes kehamilan, protein, glukosa, analisis)
3) Pemeriksaan Swab (Lendir vagina dan servik)
1.1.5.2 USG
1) Jenis kelamin
2) Taksiran kelahiran, taksiran berat janin, jumlah cairan amnion

1.1.6 Pemeriksaan Kehamilan


Bila HPHT tidak diketahui, usia kehamilan ditentukan dengan cara :
1) TFU (Cm x 7/8 = Usia dalam minggu)
2) Terabanya ballotement di simpisis à 12 mgg
3) DJJ (+) dg Dopller à 10-12 mgg
4) DJJ (+) dg fetoscop à 20 mgg
5) Quickening à 20 mgg
6) USG
1.1.6.1 Perhitungan Taksiran Partus(Naegle)

1) Hari + 7
2) Bulan (1-3) + 9, B (4-12) – 3
3) Tahun (1-3) + 0, T (4-12) + 1

1.1.6.2 Perhitungan Taksiran Berat Janin

1) TFU – (11 belum masuk PAP) X 155 = ….gr

2) TFU – (13 sudah masuk PAP) X 155 = ….gr

6
1.1.6.3 Frekuensi Kunjungan

1) Kunjungan I (12-24 minggu)


Anamnesis lengkap, pemeriksaan fisik & obstetri, pemeriksaanlaboratorium,
antopometri, penilaian resiko kehamilan, KIE
2) Kunjungan II (28-32 minggu)
Anamnesis, USG, penilaian resiko kehamilan, nasehat perawatan payudara
dan senam hamil), vaksin TT I
3) Kunjungan III (34 minggu)
Anamnesis, pemeriksaan ulang laboratorium, vaksin TT II
4) Kunjungan IV, V, VII & VIII ( 36-42 miggu)
Anamnesis , perawatan payudara dan persiapan persalinan

1.2 ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU HAMIL TRIMESTER III

1.2.1 Pengertian
Kehamilan trimester 3 adalah trimester terakhir kehamilan pada periode ini
pertumbuhan janin dalam rentang waktu 29-40 minggu dan janin berada pada tahap
penyempurnaan (Manuaba, 2009)
Trimester ketiga berlangsung selama 13 minggu, mulai dari minggu ke –28
sampai minggu ke-40. Pada trimester ketiga, organ tubuh janin sudah terbentuk.
Hingga pada minggu ke –40 pertumbuhan dan perkembangan utuh telah dicapai
(Manuaba, 2010)
Kehamilan trimester III merupakan kehamilan dengan usia 28-40 mingu
dimana merupakan waktu mempersiapkan kelahiran dan kedudukan sebagai orang
tua , seperti terpusatnya perhatian pada kehadiran bayi, sehingga disebut juga sebagai
periode penantian (Vivian,2011)
1.2.2 Perubahan fisiologis ibu hamil Trimester III
1. Uterus
Pada akhir kehamilan (40 minggu) berat uterus menjadi 1000 gram (berat
uterus normal 30 gram) dengan panjang 20 cm dan dinding 2,5 cm. Pada bulan-bulan
pertama kehamilan, bentuk uterus seperti buah alpukat agak gepeng. Pada kehamilan
16 minggu, uterus berbentuk bulat. Selanjutnya pada akhir kehamilan kembali seperti
bentuk semula, lonjong seperti telur. Hubungan antara besarnya uterus dengan tuanya
kehamilan sangat penting diketahui antara lain untuk membentuk diagnosis, apakah
wanita tersebut hamil fisiologik, hamil ganda atau menderita penyakit seperti mola
hidatidosa dan sebagainya.

7
Pada kehamilan 28 minggu, fundus uteri terletak kira-kira 3 jari diatas pusat
atau 1/3 jarak antara pusat ke prosssus xipoideus. Pada kehamilan 32 minggu, fundus
uteri terletak antara ½ jarak pusat dan prossesus xipoideus. Pada kehamilan 36
minggu, fundus uteri terletak kira-kira 1 jari dibawah prossesus xipoideus. Bila
pertumbuhanjanin normal, maka tinggi fundus uteri pada kehamilan 28 minggu
adalah 25 cm, pada 32 minggu adalah 27 cm dan pada 36 minggu adalah 30 cm. Pada
kehamilan 40 minggu, fundus uteri turun kembali dan terletak kira-kira 3 jari
dibawah prossesus xipoideus. Hal ini disebabkan oleh kepala janin yang pada
primigravida turun dan masuk kedalam rongga panggul. Pada trimester III , istmus
uteri lebih nyata menjadi corpus uteri dan berkembang menjadi segmen bawah uterus
atau segmen bawah rahim (SBR). Pada kehamilan tua, kontraksi otot-otot bagian atas
uterus menyebabkan SBR menjadi lebih lebar dan tipis (tampak batas yang nyata
antara bagian atas yang lebih tebal dan segmen bawah yang lebih tipis). Batas ini
dikenal sebagai lingkaran retraksi fisiologik. Dinding uterus diatas lingkaran ini jauh
lebih tebal daripada SBR.
2. Serviks Uteri
Serviks uteri pada kehamilan juga mengalami perubahan karena hormon
estrogen. Akibat kadar estrogen yang meningkat dan dengan adanya
hipervaskularisasi, maka konsistensi serviks menjadi lunak. Serviks uteri lebih
banyak mengandung jaringan ikat yang terdiri atas kolagen. Karena servik terdiri atas
jaringan ikat dan hanya sedikit mengandung jaringan otot, maka serviks tidak
mempunyai fungsi sebagai spinkter, sehingga pada saat partus serviks akan membuka
saja mengikuti tarikan-tarikan corpus uteri keatas dan tekanan bagian bawah janin
kebawah.Sesudah partus, serviks akan tampak berlipat-lipat dan tidak menutup
seperti spinkter. Perubahan-perubahan pada serviks perlu diketahui sedini mungkin
pada kehamilan, akan tetapi yang memeriksa hendaknya berhati-hati dan tidak
dibenarkan melakukannya dengan kasar, sehingga dapat mengganggu kehamilan.
Kelenjar-kelenjar di serviks akan berfungsi lebih dan akan mengeluarkan
sekresi lebih banyak. Kadang-kadang wanita yang sedang hamil mengeluh
mengeluarkan cairan pervaginam lebih banyak. Pada keadaan ini sampai batas
tertentu masih merupakan keadaan fisiologik, karena peningakatan hormon
progesteron. Selain itu prostaglandin bekerja pada serabut kolagen, terutama pada
minggu-minggu akhir kehamilan. Serviks menjadi lunak dan lebih mudah berdilatasi
pada waktu persalinan.

3. Vagina Dan Vulva

8
Vagina dan vulva akibat hormon estrogen juga mengalami perubahan.
Adanya hipervaskularisasi mengakibatkan vagina dan vula tampak lebih merah dan
agak kebiru-biruan (livide). Warna porsio tampak livide. Pembuluh-pembuluh darah
alat genetalia interna akan membesar. Hal ini dapat dimengerti karena oksigenasi dan
nutrisi pada alat-alat genetalia tersebut menigkat. Apabila terjadi kecelakaan pada
kehamilan/persalinan maka perdarahan akan banyak sekali, sampai dapat
mengakibatkan kematian. Pada bulan terakhir kehamilan, cairan vagina mulai
meningkat dan lebih kental.
4. Mammae
Pada kehamilan 12 minggu keatas, dari puting susu dapat keluar cairan
berwarna putih agak jernih disebut kolostrum. Kolostrum ini berasal dari kelenjar-
kelenjar asinus yang mulai bersekresi.
5. Sirkulasi Darah
Volume darah akan bertambah banyak ± 25% pada puncak usia kehamilan 32
minggu. Meskipun ada peningkatan dalam volume eritrosit secara keseluruhan, tetapi
penambahan volume plasma jauh lebih besar sehingga konsentrasi hemoglobin dalam
darah menjadi lebih rendah. Walaupun kadar hemoglobin ini menurun menjadi ± 120
g/L. Pada minggu ke-32, wanita hamil mempunyai hemoglobin total lebih besar
daripada wanita tersebut ketika tidak hamil. Bersamaan itu, jumlah sel darah putih
meningkat (± 10.500/ml), demikian juga hitung trombositnya. Untuk mengatasi
pertambahan volume darah, curah jantung akan meningkat ± 30% pada minggu ke-
30. Kebanyakan peningkatan curah jantung tersebut disebabkan oleh meningkatnya
isi sekuncup, akan tetapi frekuensi denyut jantung meningkat ± 15%. Setelah
kehamilan lebih dari 30 minggu, terdapat kecenderungan peningkatan tekanan darah.
6. Sistem Respirasi
Pernafasan masih diafragmatik selama kehamilan, tetapi karena pergerakan
diafragma terbatas setelah minggu ke-30, wanita hamil bernafas lebih dalam, dengan
meningkatkan volume tidal dan kecepatan ventilasi, sehingga memungkinkan
pencampuran gas meningkat dan konsumsi oksigen meningkat 20%. Diperkirakan
efek ini disebabkan oleh meningkatnya sekresi progesteron. Keadaan tersebut dapat
menyebabkan pernafasan berlebih dan PO2 arteri lebih rendah. Pada kehamilan
lanjut, kerangka iga bawah melebar keluar sedikit dan mungkin tidak kembali pada
keadaan sebelum hamil, sehingga menimbulkan kekhawatiran bagi wanita yang
memperhatikan penampilan badannya.

7. Traktus Digestivus

9
Di mulut, gusi menjadi lunak, mungkin terjadi karena retensi cairan
intraseluler yang disebabkan oleh progesteron. Spinkter esopagus bawah relaksasi,
sehingga dapat terjadi regorgitasi isi lambung yang menyebabkan rasa terbakar di
dada (heathburn). Sekresi isi lambung berkurang dan makanan lebih lama berada di
lambung. Otot-otot usus relaks dengan disertai penurunan motilitas. Hal ini
memungkinkan absorbsi zat nutrisi lebih banyak, tetapi dapat menyebabkan
konstipasi, merupakan salah satu keluhan utama wanita hamil.
8. Traktus Urinarius
Pada akhir kehamilan, kepala janin mulai turun ke PAP, keluhan sering
kencing dan timbul lagi karena kandung kencing mulai tertekan kembali. Disamping
itu, terdapat pula poliuri. Poliuri disebabkan oleh adanya peningkatan sirkulasi darah
di ginjal pada kehamilan sehingga laju filtrasi glomerulus juga meningkat sampai
69%. Reabsorbsi tubulus tidak berubah, sehingga produk-produk eksresi seperti urea,
uric acid, glukosa, asam amino, asam folik lebih banyak yang dikeluarkan.
9. Metabolisme Dalam Kehamilan
BMR meningkat hingga 15-20% yang umumnya ditemukan pada trimester
III. Kalori yang dibutuhkan untuk itu diperoleh terutama dari pembakaran
karbohidrat, khususnya sesudah kehamilan 20 minggu ke atas. Akan tetapi bila
dibutuhkan, dipakailah lemak ibu untuk mendapatkan tambahan kalori dalam
pekerjaan sehari-hari. Dalam keadaan biasa wanita hamil cukup hemat dalam hal
pemakaian tenaganya.
Janin membutuhkan 30-40 gr kalsium untuk pembentukan tulang-tulangnya
dan hal ini terjadi terutama dalam trimester terakhir. Makanan tiap harinya
diperkirakan telah mengandung 1,5-2,5 gr kalsium. Diperkirakan 0,2-0,7 gr kalsium
tertahan dalam badan untuk keperluan semasa hamil. Ini kiranya telah cukup untuk
pertumbuhan janin tanpa mengganggu kalsium ibu. Kadar kalsium dalam serum
memang lebih rendah, mungkin oleh karena adanya hidremia, akan tetapi kadar
kalsium tersebut masih cukup tinggi hingga dapat menanggulangi kemungkinan
terjadinya kejang tetani.
Segera setelah haid terlambat, kadar enzim diamino-oksidase (histamine)
meningkat dari 3-6 satuan dalam masa tidak hamil ke 200 satuan dalam masa hamil
16 minggu. Kadar ini mencapai puncaknya sampai 400-500 satuan pada kehamilan
16 minggu dan seterusnya sampai akhir kehamilan.Pinosinase adalah enzim yang
dapat membuat oksitosin tidak aktif. Pinosinase ditemukan banyak sekali di dalam
darah ibu pada kehamilan 14-38 minggu.
Perubahan-perubahan yang secara langsung terasa pada ibu hamil antara lain :

10
1. Rasa lelah yang berlebihan pada punggung, bayi yang tumbuh semakin besar
dan beratnya mengarah kedepan membuat punggung berusaha menyeimbangkan
posisi tubuh, hal ini menyebabkan punggung yang cepat lelah oleh sebab itulah orang
yang hamil tua tidak tahan berjalan terlalu jauh. Berdiri dan duduk dengan
menyandar akan terasa lebih enteng. Minta pada pasangan untuk memijat otot yang
kaku.
2. Bengkak pada mata kaki atau betis, dapat mengganggu bagi sebagian wanita,
rahim yang besar akan menekan pembuluh darah utama dari bagian bawah tubuh ke
atas tubuh, menyebabkan darah yang mau mengalir dari bagian bawah menjadi
terhambat. Darah yang terhambat berakibat wajah dan juga kelopak mata
membengkak, akan mudah terlihat didepan cermin pada pagi hari setelah bangun.
3. Napas menjadi lebih pendek, ukuran bayi yang semakin besar didalam rahim
akan menekan daerah diafragma (otot dibawah paru-paru) menyebabkan aliran napas
agak berat, sehingga secara otomatis tubuh akan meresponsnya dengan napas yang
lebih pendek. Duduk dengan posisi yang menyenangkan anda, tidur menyamping dan
juga olahraga aerobik ringan bisa meringankan. Karena kondisi kandungan setiap
wanita berbeda-beda, maka mintalah nasehat dokter untuk kondisi anda sekarang
olahraga ringan jenis seperti apa yang masih boleh dilakukan. Apakah aerobik barbel
ringan atau hanya sekedar yoga dengan posisi tertentu. (yoga untuk kehamilan akan
segera dibahas juga disini).
4. Panas di perut bagian atas, ini terjadi karena asam lambung meningkat,
penyebabnya adalah perubahan hormon dalam tubuh ibu hamil. Minum lebih banyak
air dan makanlah dengan porsi yang lebih sedikit tapi frekuensinya lebih banyak
5. Varises di wajah dan kaki, arti lain varises adalah pelebaran pembuluh darah
yang pada seorang wanita hamil terjadi di daerah wajah, leher, lengan dan kaki
terutama di betis. Apalagi bagi anda yang punya warna kulit yang lebih putih, akan
sangat jelas urat-urat halus berwarna merah kebiru-biruan. Pelebaran pembuluh darah
bisa juga terjadi di daerah anus sehingga menyebabkan wasir. Makanlah makanan
yang banyak mengadung serat seperti sayur-sayuran bayam, sawi, daun pepaya dan
kol. Hindari mengeden (mendorong sekuat tenaga sambil menahan napas) saat
buang air besar karena dengan anda mengeden, volume darah dalam jumlah besar
akan menuju pembuluh darah sekitar anus
6. Stretch mark, yakni garis-garis putih dan parut pada daerah perut, bisa juga
terjadi di dada, bokong, paha dan lengan atas. Walaupun stretch mark tidak dapat
dihindarkan tetapi akan hilang dengan sendirinya setelah melahirkan. Gunakan lotion
anti stretchmark setelah mandi dan perbanyak konsumsi vitamin E.

11
7. Payudara semakin membesar, ini karena kelenjar susu didalamnya mulai penuh
dan sesekali dalam keseharian anda, akan keluar tetesan-tetesan air susu di bra
terutama setelah bulan ke-9. Penambahan berat payudara kira-kira 1/2 - 2kg
8. Sering buang air kecil, merupakan salah satu tanda-tanda kehamilan, keinginan
wanita hamil disebabkan oleh kandung kemih (tempat urin) tertekan rahim. Bagi
beberapa wanita, tertawa yang keras, batuk atau bersin bisa membuat mereka
ngompol.
1.2.3 Kebutuhan ibu hamil pada Trimester III
Kebutuhan ibu hamil trimester II menurut Manuaba, 2010 dan Syaifuddin
Abdul Bari, 2007 yaitu sebagai berikut :
1. Nutrisi
Anjurkan untuk makan makanan yang mengandung unsur-unsur yang diperlukan
untuk pertumbuhan janin. Berat badan yang bertambah terlalu besar atau terlalu
kurang perlu mendapatkan perhatian khusus karena kemungkinan terjadi penyulit
kehamilan. Kenaikan berat badan tidak boleh lebih dari ½ kg tiap minggu.
2. Olahraga ringan
Berguna untuk mempersiapkan tubuh bagi persiapan persalinan yakni meliputi teknik
penapasan dan relaksasi selama proses persalinan berlangsung. Anjurkan untuk jalan-
jalan pada pagi hari untuk ketenangan dan mendapatkan udara segar.
3. Istirahat
Diperlukan untuk menjaga keseimbangan fisik ibu hamil, jangan bekerja terlalu berat
yang menguras tenaga, tidur siang sangat menguntungkan dan baik untuk kesehatan.
4. Kebersihan
Mandi diperlukan untuk kesehatan, terutama perawatan kulit, karena fungsi ekskresi
dan keringat bertambah. Anjurkan untuk selalu menjaga personal hygiene terutama
kebersihan vulva dan tubuh.
5. Hubungan seksual
Hamil bukan merupakan halangan untuk melakukan hubungan seksual. Hubungan
seksual disarankan untuk dihentikan bila:
a. Terdapat tanda infeksi dengan pengeluaran cairan disertai rasa nyeri/panas
b. Terjadi perdarahan saat hubungan seksual
c. Terjadinya pengeluaran air yang mendadak
d. Hentikan hubungan seksual pada mereka yang sering mengalami keguguran,
persalinan sebelum waktunya, mengalami kematian kandungan sekitar 2 minggu
menjelang persalinan.
6. Pakaian hamil

12
Pakaian yang dianjurkan adalah pakaian yang longgar dan terbuat dari katun,
sehingga menyerap keringat. Pakaian dalam atas dianjurkan yang longgar dan
mempunyai kemampuan untuk menyangga payudara, pakaian dalam sering diganti
untuk menjaga kebersihan. Menganjurkan ibu untuk tidak menggunakan sandal atau
sepatu yang berhak tinggi karena dapat menyebabkan nyeri pada pinggang.
7. Memberikan zat besi
Dimulai dengan memberikan satu tablet sehari segera mungkin setelah rasa mual
hilang, dan asam folat 500mg minimal masing-masing 90 tablet.
8. Memberikan imunisasi TT

1.2.4 Tanda-tanda kelahiran pada Trimester III


Pada masa rantai konsepsi (fertilisasi), implantasi (nidasi) terjadi perubahan
rohani dan jasmani, karena terdapat pengeluaran hormon spesifik dan menimbulkan
gejala dan tanda hamil sebagai tanda dugaan hamil, tanda kemungkinan hamil, dan
tanda pasti kehamilan (Bandiyah, 2009).
a. Tanda Dugaaan Kehamilan
Tanda ini meliputi tidak datang bulan (amenorea) dengan konsepsi dan nidasi
mulai mengeluarkan hormon, maka pertumbuhan dan perkembangan folikel tidak
terjadi, sehingga terdapat keadaan “tidak datang bulan”. Buah dada sakit, buah dada
dipersiapkan sejak semula, dengan terjadi peredaran darah, menahan air dan garam,
sehingga ujung saraf tertekan yang menimbulkan rasa penuh dan sakit, terutama pada
kehamilan pertama. Perasaan mengidam (ingin makan khusus) yang dapat berupa
mual muntah terutama pagi hari (morning sickness), kurang suka makan, tidak tahan
bau-bauan, terdapat pengeluaran air liur berlebihan (hipersliuvasi), kepala sakit dan
pusing, ingin makanan tertentu. Gangguan pencernaan dan perkemihan sering sulit
buang air besar karena kurang makan serat dan pengaruh hormonal, sering kencing
berlebihan karena kandung kemih terkena rahim. Pigmentasi kulit, karena pengaruh
hormon tertentu terdapat pigmentasi kuli wajah, sekitar buah dada, dan dinding perut
(Bandiyah, 2009).
b. Tanda Kemungkinan (Probability) Kehamilan
Tanda kemungkinan adalah perubahan – perubahn fisiologis yang dapat
diketahui oleh pemeriksa dengan melakukan pemeriksaan fisik kepada wanita hamil.
Tanda kemungkinan hamil menurut (Bandiyah, 2009) terdiri dari:
1) Terjadi pembesaran Perut akibat pembesaran uterus hal ini terjadi pada bulan
ke empat kehamilan.
2) Terdapat Tanda Hegar yaitu pelunakan dan dapat ditekannya isthmus uteri.

13
3) Terdapat tanda Chadwicks yaitu Perubahan warna menjadi keunguan pada
vulva dan mukosa vagina termasuk juga porsio dan serviks.
4) Tanda Piscaseck merupakan pembesaran uterus yang tidak simetris. Terjadi
karena ovum berimplantasi pada daerah dekat dengan kornu sehingga daerah
tersebut berkembang lebih dulu.
5) Kontraksi Braxton Hicks Merupakan peregangan sel-sel otot uterus, akibat
meningkatnya actomysin di dalam otot uterus. Kontraksi ini tidak beritmik, sporadit,
tidak nyeri biasanya timbul pada kehamilam delapan minggu, tetapi baru dapat
diamati dari pemeriksaan abdominal pada trimester ketiga. kontraksi ini akan terus
meningkat frekuensinya, lamanya, dan kekuatanya sampai mendekati persalinan.
6) Teraba Ballotement yaitu Ketukan yang mendadak pada uterus menyebabkan
janin bergerak dalam cairan ketuban yang dapat dirasakan oleh tangan pemeriksa.
7) Pemeriksaan Tes Biologis Kehamilan (planotest) Positif
adalah untuk mendeteksi adanya Human Chorionic Gonadotropin (hCG) yang
diproduksi oleh sinsiotropoblastik sel selama Pemeriksaan kehamilan. Hormon ini
dapat mulai dideteksi pada 26 hari setelah konsepsi dan meningkat dengan cepat
pada hari ke 30-60. Tingkat tertinggi pada hari 60-70 usia gestasi, kemudian
menurun pada hari ke 100-130.
c. Tanda Pasti (Positive) Kehamilan
Tanda pasti adalah tanda yang menunjukkan langsung keberadaan janin, yang dapat
dilihat langsung oleh pemeriksa. Tanda pasti kehamilan menurut (Hani dkk, 2010)
terdiri atas hal-hal berikut ini:
1) Terdapat Gerakan janin dalam rahim pada usia kehamilan sekitar 20 minggu.
2) Denyut Jantung Janin Dapat didengar pada usia 12 minggu dengan menggunakan
alat fetal electrocardiograf (misalnya dopler).
3) Teraba Bagian-bagian Janin yaitu bagian besar janin (kepala dan bokong)serta
bagian kecil janin (lengan dan kaki) dapat diraba dengan jelas pada usia kehamilan
lebih tua (trimester akhir).
4) Kerangka Janin dapat dilihat dengan foto rontgen maupun USG.

1.2.5 Tanda-tanda bahaya kehamilan Trimester III


1. Perdarahan Pervaginam
Perdarahan antepartum/perdarahan pada kehamilan lanjut adalah perdarahan
pada trimester dalam kehamilan sampai bayi dilahirkan(Pantiawati,2010). Pada
Kehamilan usia lanjut,perdarahan yang tidak normal adalah merah,banyak dan
kadang-kadang tapi tidak selalu disertai dengan rasa nyeri (Asrinah,2010).
2. Sakit Kepala yang Berat

14
Sakit kepala bisa terjadi selama kehamilan,dan seringkali merupakan
ketidaknyamanan yang normal dalam kehamilan.Sakit kepala yang serius adalah
sakit kepala yang hebat yang menetap dan tidak hilang setelah beristirahat.Kadang-
kadang dengan sakit kepala yang hebat tersebut ibu mungkin merasa penglihatannya
kabur atau berbayang.Sakit kepala yang hebat dalam kehamilan adalah gejala dari
pre-eklampsi.
3. Penglihatan Kabur
Akibat pengaruh hormonal, ketajaman penglihatan dapat berubah dalam
kehamilan. Perubahan ringan (minor) adalah normal. Masalah visual yang
mengindikasikan keadaan yang mengancam jiwa adalah perubahan visual yang
mendadak, misalnya pandangan kabur dan berbayang. Perubahan ini mungkin
disertai sakit kepala yang hebat dan mungkin menandakan pre-eklampsia
(Pantiawati,2010)
4. Bengkak di Wajah dan Jari-jari Tangan
Pada saat kehamilan,hampir seluruh ibu hamil mengalami bengkak yang
normal pada kaki yang biasanya muncul pada sore hari dan hilang setelah beristirahat
dengan meninggikan kaki.Bengkak bisa menunjukan adanya masalah serius jika
muncul pada muka dan tangan,tidak hilang setelah beristirahat dan disertai dengan
keluhan fisik yang lain .Hal ini dapat pertanda anemia,gagal jantung atau pre-
eklampsia
5. Keluar Cairan per Vagina
Keluarnya cairan berupa air-air dari vagina pada trimester III. Ibu harus dapat
membedakan antara urine dengan air ketuban.Jika keluarnya cairan ibu tidak
terasa,berbau amis dan berwarna putih keruh,berarti yang keluar adalah air
ketuban.Jika kehamilan belum cukup bulan,hati-hati akan adanya persalinan preterm
(< 37 minggu) dan komplikasi infeksi intrapartum .
6. Gerakan Janin Tidak Terasa
Normalnya ibu mulai merasakan gerakan janinnya selama bulan ke-5 atau ke-
6, beberapa ibu dapat merasakan gerakan bayinya lebih awal.Jika bayi tidur gerakan
bayi akan melemah.Gerakan bayi akan lebih mudah terasa jika ibu berbaring untuk
beristirahat dan jika ibu makan dan minum dengan baik.Bayi harus bergerak 3x
dalam 1 jam atau minimal 10x dalam 24 jam.Jika kurang dari itu,maka waspada akan
adanya gangguan janin dalam rahim,misalnya asfiksia janin sampai kematian janin.
7. Nyeri Perut yang Hebat
Sebelumnya harus dibedakan nyeri yang dirasakan adalah bukan his seperti
pada persalian.Pada kehamilan lanjut,jika ibu merasakan nyeri yang hebat,tidak
berhenti setelah beristirahat,disertai tanda-tanda syok yang membuat keadaan umum

15
ibu makin lama makin memburuk dan disertai perdarahan yang tidak sesuai dengan
beratnya syok,maka kita harus waspada akan kemungkinan terjadinya solusio
placenta Nyeri perut yang hebat bisa berarti apendiksitis,kehamilan
etopik,aborsi,penyakit radang pelviks,persalinan preterm,gastritis,penyakit kantong
empedu,iritasi uterus,abrupsi placenta,infeksi saluran kemih atau infeksi lainnya
(Asrinah,2010)

16
BAB II
TINJAUAN ASUHAN KEPERAWATAN

2.1 Tinjauan Asuhan Keperawatan

2.1.1 Pengkajian fisik

1) Anamnesa
a. Anamnesa identitas istri dan suami
b. Anamnesa umum : keluhan kehamilan (mual,muntah, sakit kepala, nyeri ulu
hati), nafsu makan, tidur, miksi, defekasi, perkawinan
c. Tentang kehamilan, persalinan, keguguran dan kehamilan ektopik atau
kehamilan mola sebelumnya

2) Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum
Dengan inspeksi, dapat diperoleh gambaran mengenai keadaan panggul.
Adanya kesempitan atau kelainan panggul, dapat diduga bila terlihat jalannya
ibu tidak normal, misalnya pincang, ibu sangat pendek, adanya kelainan
panggul (kifosis, skoliosis).
b. Tinggi badan
Tinggi badan kurang dari rata-rata merupakan faktor risiko untuk ibu hamil
atau ibu bersalin. Jika tinggi badan kurang dari 145 cm kemungkinan ibu
memiliki panggul sempit.
c. Berat badan
Pertambahan berat badan selama kehamilan rata-rata 0,3-0,5 kg/minggu. Bila
dikaitkan dengan usia kehamilan, kenaikan berat badan selama hamil muda 5
kg, selanjutnya tiap trimester (II dan III) masing-masing bertambah 5 kg.
Pada akhir kehamilan, pertambahan berat badan total adalah 9-12 kg. Bila
terdapat BB yang berlebihan, perlu dipikirkan adanya risiko bengkak,
kehamilan kembar, hidroamnion, dan anak besar.
d. Lingkar lengan atas (LILA)
LILA kurang dari 23,5 cm merupakan indikator kuat untuk status gizi yang
kurang/buruk. Ibu beresiko untuk melahirkan anak dengan BBLR.
e. Tanda-tanda vital
1. Tekanan darah
TD yang tinggi (lebih dari 140/90 mmHg) merupakan resiko dalam
kehamilan. Penanganan yang kurang tepat, TD sistolik 30 mmHg atau

17
lebih, dan/atau diastolik 15 mmHg atau lebih dapat berlanjut menjadi
preeklamsi dan eklamsi.
2. Denyut nadi
Jumlah denyut nadi normal adalah sekitar 80 kali/menit.
3. Suhu
Suhu tubuh ibu hamil lebih dari 37,5 oC dapat dikatakan demam, hal ini
kemungkinan adanya infeksi dalam kehamilan.
4. Pernapasan
Frekuensi napas normal orang dewasa adalah 16-20 kali/menit. Bila ibu
mengalami peningkatan frekuensi napas, ibu akan mudah lelah atau
kemungkinan dicurigai mempunyai penyakit jantung.
f. Kepala dan Leher
1. Memeriksa apakah terdapat edema pada wajah
2. Memeriksa apakah kelopak mata bagian bawah tampak pucat, berwarna
kuning/jaundice pada sklera
3. Memeriksa apakah rahang pucat dan periksa juga keadaan gigi
4. Memeriksa dan meraba leher untuk mengetahui pembesaran kelenjar
tiroid, pembesaran pembuluh limfe dan pembesaran vena jugularis
g. Payudara
1. Amati bentuk, ukuran dan kesimetrisannya; payudara normal melingkar,
agak simetris, dan dapat dideskripsikan kecil, sedang, dan besar
2. Puting payudara menonjol atau masuk ke dalam
3. Adanya kolostrum atau cairan lain, misalnya ulkus
4. Retraksi akibat adanya lesi
h. Abdomen
1. Memeriksa apakah ada bekas luka operasi
2. Mengukur tinggi fundus uteri menggunakan tangan bila usia kehamilan >
12 minggu, atau pita ukuran bila usia kehamilan> 22 minggu
3. Melakukan palpasi untuk mengetahui letak presentasi, posisi, dan
penurunan kepala janin kalau lebih dari 36 minggu
4. Pemeriksaan Leopold :
a) Leopold I :
1) Pemeriksaan menghadap kemuka ibu hamil
2) Menentukan tinggi fundus uteri dan bagian janin dalam fundus
3) Konsistensi uterus
b) Leopold II :
1) Menentukan batas samping rahim kanan-kiri

18
2) Menentukan letak punggung janin
3) Pada letak lintang, tentukan dimana kepala janin
c) Leopold III :
1) Menentukan bagian terbawah janin
2) Apakah bagian terbawah tersebut sudah masuk/ masih goyang
d) Leopold IV :
1) Pemeriksa menghadap kea rah kaki ibu hamil
2) Bisa juga menentukan bagian terbawah janin apa dan berapa jauh
sudah masuk PAP
i. Tangan dan kaki
1. Memeriksa apakah tangan dan kaki edema atau pucat pada kuku jari
2. Memeriksa dan meraba kaki untuk mengetahui adanya varises
3. Memeriksa refleks patela untuk melihat apakah terjadi gerakan hipo atau
hiper
j. Pemeriksaan panggul
1. Panggul : genital luar
a. Memeriksa labia mayora dan minora, klitoris, lubang uretra, introitus
vagina untuk melihat adanya tukak atau luka, varises, cairan yang ada
(warna, konsistensi, jumlah, bau)
b. Melakukan palpasi pada kelenjar bartolini untuk mengetahui adanya
pembengkakan masa atau cairan kista
2. Panggul : menggunakan spekulum
a. Memeriksa serviks untuk melihat adanya cairan/darah, luka/lesi, apakah
serviks sudah membuka atau belum
b. Memeriksa dinding vagina untuk melihat adanya cairan/darah dan luka
3. Panggul : pemeriksaan bimanual
a. Mencari letak serviks dan merasakan untuk mengetahui pembukaan
(dilatasi) dan rasa nyeri karena gerakan (nyeri tekan atau nyeri goyang)
b. Menggunakan dua tangan, satu tangan di atas abdomen, dua jari di
dalam vagina untuk palpasi uterus. Ukuran, bentuk dan posisi, mobilitas,
rasa nyeri, serta adanya masa.
k. Auskultasi untuk mendengar denyut jantung janin (DJJ) :
a. Dari Janin :
1. Djj pada bulan ke 4-5
2. Bising tali pusat
3. Gerakan dan tendangan janin

19
b. Dari ibu :
1. Bising rahim
2. Bising aorta
3. Peristaltik usus
3) Pemeriksaan Dalam
a. Vaginal Toucher (VT)
b. Rectal Toucher (RT)
Dapat dinilai :
1. Pembukaan serviks : berapa cm/ jari
2. Bagian anak paling bawah : kepala, bokong serta posisinya
3. Turunnya bagian terbawah menurut bidang Hodge

2.1.2 Rencana Asuhan Keperawatan


a. Diagnosa Keperawatan : Risiko Pendarahan
 NANDA
Risiko pendarahan 00206
Definisi : rentan mengalami penurunan volume darah yang dapat mengganggu
kesehatan.
Faktor risiko  Komplikasi paska partum
- Aneurisme (mis.,atoniuterus, retensi plasenta)
- Gangguan fungsi hati (mis.,sirosis,  Kurang pengetahuan tentang
hepatitis) kewaspadaan perdarahan
- Gangguan gastrointestinal (mis.,  Program pengobatan
penyakit ulkus lambung, polip, varises)  Riwayat jatuh sirkumsisi
- Koagulopati inheren (mis.,  Trauma
trombositopenia)
- Koagulopati intravascular diseminata
- Komplikasi kehamilan (mis.,pecah
ketuban dini, plasenta plevia/ abrupsio,
kehamilan kembar)

 NOC

Status Sirkulasi ( 0401)


Definisi :Aliran darah yang searah dan tidak terhambat dengan aliran yang tepat
melalui pembuluh darah besar sistemik dan paru
Skala target Outcome : Dipertahankan pada…… ditingkatkan ke…..

20
Deviasi Deviasi Devias Devias Tidak
berat yang i i ada
dari cukup sedang ringan deviasi
kisaran besar dari dari dari
normal dari kisaran kisaran kisaran
kisaran normal normal normal
normal
SKALA OUTOUTCOME
SKALA COME 1 2 3 4 5 NA
KESELURUHAN
HAN

INDIKATOR
040101 Tekanan 1 2 3 4 5 NA
darah sistol
040102 Tekanan 1 2 3 4 5 NA
darah disastol
040103 Tekanan nadi 1 2 3 4 5 NA
040104 Tekanan 1 2 3 4 5 NA
darah rata-
rata
040105 Tekanan vena 1 2 3 4 5 NA
sentral
040106 Tekanan baji 1 2 3 4 5 NA
paru
040141 Kekuatan 1 2 3 4 5 NA
nadi karotis
kanan
040142 Kekuatan 1 2 3 4 5 NA
nadi karotis
kiri
040143 Kekuatan 1 2 3 4 5 NA
nadi brakialis
kanan
040144 Kekuatan 1 2 3 4 5 NA
nadi brakialis
kiri
040145 Kekuatan 1 2 3 4 5 NA

21
nadi radialis
kanan
040146 Kekuatan 1 2 3 4 5 NA
nadi radialis
kiri
040147 Kekuatan 1 2 3 4 5 NA
nadi
femoralis
kanan
040148 Kekuatan 1 2 3 4 5 NA
nadi
femoralis kiri
040149 Kekuatan nadi 1 2 3 4 5 NA
dorsalis pedis
kanan
040150 Kekuatan 1 2 3 4 5 NA
nadi dorsalis
pedis kiri
040135 PaO2 1 2 3 4 5 NA
(Tekanan
parsial
oksigen
dalam darah
arteri)
040136 PaCO2 1 2 3 4 5 NA
(Tekanan
parsial
karbondioksi
da dalam
darah arteri)
040137 Saturasi 1 2 3 4 5 NA
oksigen
040112 Perbedaan 1 2 3 4 5 NA
oksigen
artieri-vena
040140 Urin output 1 2 3 4 5 NA

22
040151 Capillary 1 2 3 4 5 NA
refill
Berat Cukup Sedang Ringan Tidak
berat ada
040107 Hipotensi 1 2 3 4 5 NA
ortostatik
040113 Suara nafas 1 2 3 4 5 NA
tambahan
040118 Bising 1 2 3 4 5 NA
pembuluh
darah besar
040119 Distensi vena 1 2 3 4 5 NA
leher
040120 Edema 1 2 3 4 5 NA
perifer
040121 Asites 1 2 3 4 5 NA

040123 Kelelahan 1 2 3 4 5 NA

040152 Peningkatan 1 2 3 4 5 NA
berat badan
040153 Gangguan 1 2 3 4 5 NA
kognisi
040154 Wajah pucat 1 2 3 4 5 NA

040155 Kemerahan 1 2 3 4 5 NA
pada kaki
akibat posisi
kaki
tergantung/de
pendent
rubor
040156 Kaludikasi 1 2 3 4 5 NA
intermiten
040157 Penurunan 1 2 3 4 5 NA
suhu kulit

23
040158 Paresthesia 1 2 3 4 5 NA

040159 Pingsan 1 2 3 4 5 NA

040160 Pitting edema 1 2 3 4 5 NA

040161 Luka 1 2 3 4 5 NA
ekstremitas
bawah
040162 Mati rasa 1 2 3 4 5 NA

 NOC

Keparahan Kehilangan Darah ( 0413 )


Definisi : Keparahan tanda dan gejala perdarahan internal atau eksternal
Skala target Outcome : Dipertahankan pada…… ditingkatkan ke…..
Berat Cukup Sedang Ringan Tidak
Berat ada
SKALA OUT OUTCOME
SKALA COME 1 2 3 4 5 NA
KESELURUHAN
HAN

INDIKATOR
041301 Kehilangan darah 1 2 3 4 5 NA
yang terlihat
041302 Hematuria 1 2 3 4 5 NA
041303 Darah terlihat 1 2 3 4 5 NA
keluar dari anus
041304 Hemoptysis 1 2 3 4 5 NA
041305 Hematemesis 1 2 3 4 5 NA
041306 Distensi 1 2 3 4 5 NA
abdomen
041307 Perdarahan 1 2 3 4 5 NA
vagina
041308 Perdarahan paska 1 2 3 4 5 NA
pembedahan
041309 Penurunan 1 2 3 4 5 NA
tekanan darah

24
sistol
041310 Penurunan 1 2 3 4 5 NA
tekanan darah
diastolik
041311 Peningkatan 1 2 3 4 5 NA
denyut nadi
apikal
041312 Kehilangan panas 1 2 3 4 5 NA
tubuh
041313 Kulit dan 1 2 3 4 5 NA
membran mukosi
pucat
041314 Cemas 1 2 3 4 5 NA
041315 Penurunan kognisi 1 2 3 4 5 NA

041316 Penurunan 1 2 3 4 5 NA
hemoglobin
(Hgb)
041317 Penurunan 1 2 3 4 5 NA
hematokrit (Hct)

 NIC (4010)

Pencegahan Perdarahan (4010)


Definisi : Pengurangan stimulus yang dapat menyebabkan perdarahan atau
pendarahan pada pasien yang berisiko
Aktivitas-aktivitas
 Monitor dengan ketat resiko terjadinya perdarahan pada pasien
 Catat nilai hemoglobin dan hetokrit sebelum dan setelah pasien kehilangan
darah sesuai indikasi
 Monitor tanda dan gejala pendarahan menetap (contoh; cek semua sekresi
darah yang terlihat jelas maupun yang tersembunyi/for frank or occult
blood)
 Monitor komponen koagulasi darah (termasuk Protrombin time (PT), Partial
Thromboplastin Time (ptt), fibrinogen, degradasi filbrin/split product, dan
trombosit hitung dengan cara yang tepat
 Monitor tanda-tanda vital ortostatik, termasuk tekanan darah

25
 Pertahankan agar pasien tetap tirah baring jika terjadi perdarahan aktif
 Berikan produk-produk penggantian darah (misalnya, trombosit dan Plasma
Beku Segar (FFP) dengan cara yang tepat
 Lindungi pasien dari trauma yang dapat menyebabkan perdarahan
 Lindungi pasien dari trauma yang dapat menyebabkan perdarahan
 Hindarkan pemberian injeksi (IV, IM atau Subkutan) dengan cara yang tepat
 Instruksikan pasien-pasien yang masih bisa berjalan untuk selalu
menggunakan sepatu
 Gunakan sikat gigi yang berbulu lembut untuk perawatan rongga mulut
 Gunakan alat cukur elektrik daripada menggunakan silet
 Beritahu pasien untuk pencegahan tindakan-tindakan invasif, jika tidak
dapat dihindari, monitor dengan ketat tanda-tanda pendarahan
 Lakukan prosedur invasif bersamaan dengan pemberian transfusi trombosit
(TC) atau plasma segar beku (FFP), jika dibutuhkan
 Jangan masukan venda apapun ke dalam sumber perdarahan
 Hindari pengukuran suhu rektal
 Hindari mengangkat benda berat
 Berikan obat-obatan (misalnya, antgasida) jika diperlukan
 Instruksikan pasien untuk menghindari konsumsi aspirin atau obat-obatan
antikoagulan
 Instruksikan pasien untuk meningkatkan makanan yang kaya vitamin K
 Gunakan kasur terapeutik untuk meminimalisir trauma kulit
 Cegah konstipasi (misalnya, memotivasi untuk meningkatkan asupan cairan
dan mengkonsumsi pelunak feses jika diperlukan
 Instruksikan pasien dan keluarga untuk memonitor tanda-tanda perdarahan
dan mengambil tindakan yang tepat jika terjadi perdarahan (misalnya, lapor
kepada perawat)

b. Diagnosa Keperawatan : Nyeri akut


 NANDA
Nyeri akut berhungan dengan agens cedera fisik 00132
Definisi :Pengalaman sensori dan emosional tidak menyenangkan yang
muncul akibat kerusakan jaringan aktual atau pontensial atau yang
digambarkan sebagai kerusakan (international association for the study of
pain); awitan yang tiba-tiba atau lambat dari intensitas ringan hingga berat
dengan akhir yang dapat diantisipasi atau diprediksi.

26
Batasankarakteristik Faktor yang berhubungan
 Bukti nyeri dengan  Agens cedera biologis ( mis.,
menggunakan standar daftar infeksi, iskimia, neoplasma)
periksa nyeri untuk pasien yang  Agens cedera fisik ( mis.,abses,
tidak dapat mengungkapkannya amputasi, luka bakar, terpotong,
(mis., Neonatal Infant Pain mengangkat berat, prosedur
Scale, Pain Assessment bedah, trauma, olaraga
Checklist for Senior with berlebihan)
Limited Ability to communicate)  Agens cedera kimiawi( mis., luka
 Diaforesis bakar, kapsaisin, metilen klorida,
 Dilatasi pupil agens mustard)
 Ekspresi wajah nyeri (mis., mata
kurang bercahaya, tampak kacau,
gerak mata berpencar atau tetap
pada satu fokus, meringis)
 Fokus menyempit (mis., persepsi
waktu, proses berfikir, interaksi
dengan orang dan kingkungan)
 Fokus pada diri sendiri
 Keluhan tentang intensitas
menggunakan standar skala nyeri
(mis., skala Wong –Baker
FACES, skala analog visual,
skala penilaian numerik)
 Keluhan tentang karakteristik
nyeri dengan menggunakan
standar instrumen nyeri (mis.,
McGill Pain Questionnaire, Brief
Pain Inventory)
 Laporan tentang perilaku nyeri/
perubahan aktivitas (mis.,
anggota keluarga, pemberi
asuhan)
 Mengekspresikan perilaku (mis.,
gelisah,merengek, menangis
waspada)

27
 Perilaku distraksi
 Perubahan pada parameter
fisiologis (mis., tekanan darah,
frekuensi jantung, frekuensi
pernapasan,saturasi oksigen, dan
end-tidal karbon dioksida [CO2])
 Perubahan posisi untuk
menghindari nyeri
 Perubahan selera makan
 Putus asa
 Sikap melindungi area nyeri
 Sikap tubuh melindungi

 NOC

Kontrol Nyeri 1605


Definisi :Tindakan pribadi untuk mengontrol nyeri
Skala Outcome Tindakan Jarang Kadang Sering Secara
Keseluruhan pribadi menunj - menunj konsist
untuk ukkan kadang ukkan en
mengont menunj menunj
rol nyeri ukkan ukkan
160502 Menge 1 2 3 4 5 NA
nali
kapan
nyeri
terjadi
160501 Menga 1 2 3 4 5 NA
mbarka
n faktor
penyeb
ab
160510 Mengg 1 2 3 4 5 NA
unakan
jurnal
harian
untuk

28
memon
itori
gejala
dari
waktu –
kewak-
tu
160503 Mengg 1 2 3 4 5 NA
unakan
tinda-
kan
penceg
ahan
160504 Mengg 1 2 3 4 5 NA
unakan
tindaka
n
penguk
uran
[nyeri]
tanpa
analges
ik
160505 Mengg 1 2 3 4 5 NA
unakan
analges
ik yang
direko
mendas
ikan
160513 Melapo 1 2 3 4 5 NA
rkan
perubah
an
terhada
p gejala
nyeri

29
pada
profisio
nal
kesehat
an
160507 Melapo 1 2 3 4 5 NA
rkan
gejala
yang
tidak
terkontr
ol pada
profisio
nal
kesehat
an
160508 Mengg 1 2 3 4 5 NA
unakan
sumber
daya
yang
tersedia
160509 Menge 1 2 3 4 5 NA
nali apa
yang
terkait
dengan
gejala
nyeri
160511 Melapo 1 2 3 4 5 NA
rkan
nyeri
yang
terkontr
ol

30
Tingkat Nyeri2102
Definisi :Keperahan dari nyeri yang diamati atau yang dilaporkan
Skala Outcome Berat Cukup Sedang Ringan Tidak
Keseluruhan berat ada
210201 Nyeri 1 2 3 4 5 NA
yang
dilaporkan
210204 Panja- 1 2 3 4 5 NA
ngnya
episode
nyeri
210221 Meng- 1 2 3 4 5 NA
gosok area
yang
terkena
dampak
210217 Menge- 1 2 3 4 5 NA
rang dan
menangis
210206 Ekspresi 1 2 3 4 5 NA
nyeri
wajah
210208 Tidak bisa 1 2 3 4 5 NA
beristi-
rahat
210222 Agitasi 1 2 3 4 5 NA
210224 Menge- 1 2 3 4 5 NA
rinyit
210225 Mengeluar 1 2 3 4 5 NA
kan
keringat
210226 Berke- 1 2 3 4 5 NA
ringat
berlebihan
210218 Mondar 1 2 3 4 5 NA
mandir

31
210219 Fokus 1 2 3 4 5 NA
men-
yempit
210209 Kete- 1 2 3 4 5 NA
gangan
otot
210215 Kehi- 1 2 3 4 5 NA
langan
nafsu
makan
210227 Mual 1 2 3 4 5 NA
210228 Intoleransi 1 2 3 4 5 NA
makanan
210210 Frekuensi 1 2 3 4 5 NA
napas
210211 Denyut 1 2 3 4 5 NA
nadi apikal
210220 Denyut 1 2 3 4 5 NA
nadi
radial
210212 Tekanan 1 2 3 4 5 NA
darah
210214 Berke- 1 2 3 4 5 NA
ringat

 NIC

Manajemen Nyeri 1400


Definisi : pengurangan atau reduksi nyeri sampai pada tingkat kenyamanan
yang dapat diterima oleh pasien

Aktivitas-aktivitas
 Lakukan pengkajian nyeri  Berikan informasi mengenai
komprehensif yang meliputi nyeri, seperti pada penyebab
lokasi, karakteristik, nyeri, berapa lama nyeri akan
onset/durasi, frekuensi, kualitas, dirasakan, dan antisipasi dari
intensitas, atau beratnya nyeri tindaknyamanan akibat prosedur
dan faktor pencetus  Kendalikan faktor lingkungan

32
 Observasi adanya petunjuk yang dapat mempengaruhi respon
nonverbal mengenai pasien terhadap ketidaknyamanan
ketidaknyamana terutama pada ( misalnya., suhu ruangan,
mereka yang tidak dapat pencahayaan, suara bising)
berkomunikasi secara efektif  Kurangi atau eliminasi faktor-
 Pastikan perawat analgesik bagi faktor yang dapat mencetuskan
pasien dilakukan dengan atau meningkatkan nyeri
pemantauan yang ketat ( misalnya., ketakutan,kelelahan,
 Gunakan strategi komunikasi keadaan monoton, dan kurang
terapeutik untuk mengetahui pengetahuan )
pengalaman nyeri dan  Pertimbangkan keinginan pasien
sampaikan penerimaan pasien untuk berpartisipasi, kemampuan
terhadap nyeri berpartisipasi, kecenderungan,
 Gali pengetahuan dan dukungan dari orang terdekat
kepercayaan pasien mengenai terhadap metode dan
nyeri pertimbangkan pengaruh kontraidikasi ketika memilih
budaya terhadap respon nyeri strategi penurunan nyeri
tentukan akibat dari pengalaman  Pilih dan implementasikan
nyeri terhadap kualitas hidup tindakan yang beragam
pasien ( misalnya., tidur, nafsu (misalnya.,
makan, pengertian, perasaan, farmakologi,nonfarmakologi,
hubungan, performa kerja dan interpersonal) untuk
tanggung jawab peran) memfasilitasi penurunan
 Gali bersama pasien faktor- nyeri,sesuai dengan kebutuhan
faktor yang dapat menurunkan  Ajarkan prinsip-prinsip
atau memperberat nyeri manajemen nyeri
 Evaluasi pengalaman nyeri di  Pertimbangkan tipe dan sumber
masa lalu yang meliputi riwayat nyeri ketika memilih strategi
nyeri kronik individu atau penurunan nyeri
keluarga atau nyeri yang  Dorong pasien untuk memonitor
menyebabkan disability/ nyeri dan menangani nyeri
ketidakmampuan/kecatatan, dengan tepat
dengan tepat  Ajarkan penggunaan teknik non
 Evaluasi bersama pasien dan tim farmakologi (seperti,
kesehatan lainnya, mengenai biofeedback, TENS, hypnosis,
efektifitas tindakan mengontrol relaksasi, bimbingan antisipatif,

33
nyeri yang pernah digunakan terapi musik, terapi bermain,
sebelumnya terapi aktivitas, akupressur,
 Bantu keluarga dalam mencari aplikasi panas/dingin dan pijatan,
dan menyediakan dukungan sebelum, sesudah dan jika
 Gunakan metode penilaian yang memungkinkan, ketika
sesuai dengan tahapan melakukan aktivitas yang
perkembangan yang menimbulkan nyeri;sebelum nyeri
memungkinkan untuk terjadi atau meningkat; dan
memonitor perubahan nyeri dan bersamaan dengan tindakan
akan dapat membantu penurunan rasa nyeri lainnya)
mengidentifikasi faktor pencetus  Gali penggunaan metode
aktual dan pontensial farmakologi yang dipakai pasien
( misalnya., catatan saat ini untuk menurunkan nyeri
perkembangan, catatan harian)  Ajarkan metode farmakologi
 Tentukan kebutuhan frekuensi untuk menurunkan nyeri
untuk melakukan pengkajian  Dorong pasien untuk
ketidaknyaman pasien dan menggunakan obat-obatan
menginplementasikan rencana penurun nyeri yang adekuat
monitor  Kolaborasi dengan pasien, orang
 Berikan individu penurun nyeri terdekat dan tim kesehatan
yang optimal dengan peresepan lainnya untuk memilih dan
analgesik mengimplementasikan tindakan
 Implementasikan penggunaan penurun nyeri nonfarmakologi,
pasien terkontrol analgesik sesuai kebutuhan
(PCA), jika sesuai  Pertimbangkan untuk merujuk
 Gunakan tindakan pengontrol pasien, keluarga dan orang
nyeri sebelum nyeri bertambah terdekat pada kelompok
berat pendukung dan sumber-
 Berikan obat sebelum sumbernya, sesuai kebutuhan
melakukan aktivitas untuk  Berikan informasi yang akurat
meningkatkan partisipasi,namun untuk meningkatkan pengetahuan
[lakukan] evaluasi [mengenai] dan respon keluarga terhadap
bahaya dari sedasi pengalaman nyeri
 Pastikan pemberian analgesik  Libatkan keluarga dalam
dan atau strategi modalitas penurun nyeri, jika
nonfarmakologi sebelum memungkinkan

34
dilakukan prosedur yang  Monitor kepuasaan pasien
menimbulkan nyeri terhadap manajemen nyeri dalam
 Periksa tingkat interval yang spesifik
ketidaknyamanan bersama
pasien, catat perubahan dalam
catatan medis pasien,
informasikan petugas kesehatan
lain yang merawat pasien
 Evaluasi keektifan dari tindakan
pengontrol nyeri yang dipakai
selama pengkajian nyeri
dilakukan
 Mulai dan memodifikasi
tindakan pengontrol nyeri
berdasarkan respon pasien
 Dukung istirahat/tidur yang
adekuat untuk membantu
penurunan nyeri
 Dorong pasien untuk
mendiskusikan pengalaman
nyeri sebelumnya
 Beri tahu dokter jika tindakan
berhasil atau jika keluhan pasien
saat ini bersifat signitifikan dari
pengalaman nyeri sebelumnya
 Informasikan tim kesehatan
lain/anggota keluarga mengenai
strategi nonfarmakologi yang
sedang digunakan untuk
mendorong pendekatan
preventif terkait dengan
manajemen nyeri
 Gunakan pendekatan multi
disiplin untuk manajemen nyeri,
jika sesuai

35
 NIC

Manajemen Sedasi 2260


Definisi : pemberian sedatif, pemantuan respon klien dan pemberian
dukungan psikologis selama prosedur terapi dan diagnostik

Aktivitas- aktivitas
 Review riwayat kesehatan klien  Moniter klien mengenai efek
dan hasil pemeriksaan diagnostik lanjut obat termasuk agitasi,
untuk mempertimbangkan apakah depresi pernapasan, hipotensi,
klien memenuhi kri-teria untuk mengantuk berlebihan,
dilakukan pembiusan parsial oleh hipoksemia, aritmia, apnea, atau
perawat yang telah teregistrasi eksaserbasi, dari kondisi
 Tanyakan klien atau keluarga sebelumnya
mengenai pengalaman pembiusan  Pastikan ketersediaan dan
parsial sebelumnya pemberian antagonis sesuia
 Periksa elergi terhadap obat dengan prosedur protokol dan
 Pertimbangkan intake cairan dan diresepkan dokter dengan benar
intake terakhir makan  Pertimbangkan jika pasien
 Review obat-obatan lain yang memenuhi persyaratan untuk
dikomsumsi klien dan verifikasi dipulangkan atau dipindahkan
ada tidaknya kontraidikasi sesuai dengan prosedur protokol
terhadap pembiusan (misalnya., skala Aldrete)
 Instruksikan klien dan/ atau  Dokumentasikan tindakan dan
keluarga mengenai efek respon klien sesuai dengan
pembiusan prosedur
 Dapatkan persetujuan tertulis  Pulangkan atau pindahkan

 Evaluasi tingkat kesadaran klien pasien sesuai dengan prosedur

dan refleks protektif sebelum  Berikan instruksi kepulangan


pembiusan secara tertulis sesuai prosedur

 Dapatkan data tanda-tanda vital,


saturasi oksigen, EKG, tinggi dan
berat badan
 Pastikan peralatan resusitasi gawat
darurat tersedia ditempat,
khususnya sumber pemberian
oksigen 100%, obat-obatan
kegawatdaruratan dan defibrillator

36
 Insiasi pemasangan infus
 Berikan obat-obatan sesuai
protokol yang diresepkan dokter,
titrasi dengan hati sesuai dengan
respon klien
 Monitor tungkat kesadaran dan
tanda-tanda vital klien, saturasi
oksigen dan EKG sesuai dengan
panduan protokol

Pemberian Analgesik 2210


Definisi : Penggunaan agen farmakologi untuk mengurangi atau
menghilangkan nyeri

Aktivitas-aktivitas
 Tentukan Lokasi, Karateristik,  Berikan kebutuhan Kenyamana
Kualitas dan keparahan nyeri dan aktivitasi lain yang dapat
sebelum mengobati pasien. membantu relaksasi untuk
 Cek perintah pengobatan meliputi memfasilitasi penurunan nyeri
obat, dosis, dan frekuensi obat  Berikan analgesic sesuai waktu
analgesic yang diresepkan paruhnya, terutama pada nyeri
 Cek adanya riwayat alergi obat yang berat
 Evaluasi kemampuan pasien untuk  Susun harapan yang positif

37
berperan serta dalam pemulihan mengenal keefektifan analgesic
analgetik, rute dan dosis dan untuk mengoptimalkan repon
keterlibatan pasien, sesuai pasien
kebutuhan.  Berikan analgesic tambahan
 Pilih algetik (narkotik, non narkotik, dan/atau pengobatan jika
atau NSAID), berdasarkan tipe dan diperlukan untuk meningkatkan
keparahan nyeri efek pengurangan nyeri
 Tentukan analgesic sebelumnya, rute  Pertimbangkan penggunaan
pemberian, dan dosis untuk infuse terus menerus, baik
mencapai hasil pengurangannyeri sendiri atau digabungkan
yang optimal dengan opiod bolus, untuk
 Pilih rute intra vena dari pada rute mempertahankan level serum.
intramuscular, untuk injeksi  Jalankan tindakan keselamatan
pengobatan nyeri yang sering, jika pada pasien yang menerima
memungkinkan analgesic narkotika, sesuai
 Tinggalkan narkotik dan obat– kebutuhan.
obatlain yang dibatasi, sesuai dengan  Mintakan pengobatan nyeri
aturan rumah sakit PRN sebelum nyeri parah
 Monitor Tanda vital sebelum dan  Informasikan pasien yang
setelah memberikan analgesic mendapatkan narkotikabahwa
narkotik pada pemberian dosis rasa mengantuk kadang terjadi
pertama kali atau jika ditemukan selama 2-3 hari pertama
tanda–tanda yang tidak biasanya pemberian dan selanjutnya akan
mulut kering dan kostipasi menghilang
 Dokumentasikan respon terhadap  Perbaiki kesalahan
analgesic dan adanya efek samping pengertian /mitos yang dimiliki
 Evaluasi dan dokumentasikan pasien dan anggota keluarga
tingkat sedasi dari pasien yang yang mungkin keliru tentang
menerima opioid Analgesik
 Lakukan tindakan–tindakan untuk  Evaluasi kefektifan analgesic
menurunkan efek samping analgesic dengan interval yang teratur
(Mis. Konstipasi dan iritasi pada setiap setelah pemberian
lambung) khususnya setelah pemberian
 Kolaborasikan dengan dokter apakah pertama kali, juga observasi
obat, dosis, rute pemeberian atau adanya tanda dan gejala efek
perubahan interval dibutuhkan, buat samping ( mis., depresi

38
rekomendasi khusus berdasarkan pernafasan, mual dan muntah)
prinsip analgesic
 Ajarkan tentang penggunaan
analgesic, strategi untuk menurunkan
efek samping, dan harapan terkait
dengan keterlibatan dalam keputusan
pengurangan nyeri

Bantuan pasien untuk mengontrol pemberian analgesik (2400)


Definisi: memfasilitasi proses pemberian dan regulasi dalam hal pemberian
analgesic terkontrol
Aktivitas-aktivitas:
 Berkolaborasi dengan dokter,  Kolaborasi dengan pasien
pasien dan anggota keluarga dalam dan keluarga untuk memilih
memilih jenis narkotik yang akan tipe alat infus PCA yang
digunakan sesuai
 Rekomendasikan pemberian aspirin  Instruksikan pasien dan
dan obat–obat anti-iflamasi non anggota keluarga mengenai
steroid sebagai pengganti narkotik, bagaimana cara
sesuai kebutuhan menggunakan alat PCA
 Rekomendasikan penghentian  Bantu pasien dan keluarga
pemberian opioid melalui jalur lain untuk menghitung
 Hindari penggunaan meperidine konsentrasi yang tepat antara
hydrochloride ( Demerol) obat dan cairan,
 Pastikan bahwa pasien tidak alergi menetapkanjumlahcairan
terhadap analgesik yang akan yang mengalirsetiap jam
diberikan melaluialat PCA
 Instruksikan pasien dan keluarga  Bantu pasien dan keluarga
untuk memonitor intensitas, untuk memberikan dosis
kualitas dan durasi nyeri bolus analgesik yang tepat
 Instruksikan pasien dan keluarga  Instruksikan pasien dan
pasien untuk memonitor laju keluarga untuk mengatur laju
pernapasan dan tekanan darah dasar infus yang tepat pada
 Pasang akses nasogastrik, vena, alat PCA
subkutan atau spinal, sesuai  Bantu pasien dan keluarga
kebutuhan pasien untuk mengatur dosis

39
 Validasi bahwa pasien dapat tepat yang dibutuhkan pada
menggunakan alat PCA (misalnya, alat PCA
mampu berkomunikasi, memahami  Konsultasikan dengan pasien,
penejelasan dan mengikuti arahan) anggota keluarga dan dokter
 Instruksikan pasien bagaimana untuk menyesuaikan interval
meingkatkan atau menurunkan penghentian, laju dasar dan
titrasi dosis, sesuai dengan laju dosis yang dibutuhkan sesuai
pernapasan, intensitas dan kualitas dengan respon pasien
nyeri  Konsultasikan dengan ahli
 Instruksikan pasien dan anggota nyeri diklinik bagi pasien
keluarga terkait reaksi dan efek yang mengalami kesulitan
samping dari agen pengurang rasa dalammencapaipengontrolan
nyeri nyeri.
 Dokumentasikan nyeri pasien,
jumlah frekuensi obat dan respon
terhadap pengobatan nyeri dalam
catatan perkembangannya
 Monitor ketat adatidaknya depresi
pernapasan pada pasien yang
berisiko (misalnya, usia lebih dari
70 tahun; riwayat henti napas saat
tidur; penggunaan bersama PCA
dengan agen penekan fungsi system
saraf pusat, obesitas, pembedahan
abdomen bagian atas atau
pembedahan thoraks dan
pemberian bolus PCA lebih dari 1
mg; riwayat kerusakan ginjal, hati,
paru–paru dan jantung)
 Rekomendasikan rejimen bowel
untuk menghindari konstipasi.

2.2.3 Evaluasi
1) TTV normal
2) Pasien terlihat segar dan tidak lemas
3) Pasien tidak merasakan nyeri
4) Pasien tidak mengalami adanya perdarahan

40
5) Pasien merasa nyaman

Daftar Pustaka

Manuaba, I.C., Manuaba, I.B.F., & Manuaba, I.B.G. (2009). Buku Ajar Patologi
Obstetri, EGC, Jakarta.

Yeyen,dkk. (2009). Asuhan Kebidanan I (Kehamilan). Jakarta: Media Trans Info


Media.

Asrinah, dkk. (2010). Asuhan Kebidanan Masa Kehamilan, Edisi


Pertama.Yogyakarta: Graha Ilmu.

Kusmiyati, Y. (2010). Penuntun Praktikum Asuhan Kehamilan, Cetakan


Pertama.Yogyakarta: Fitramaya.

41
Prawiroharjo, Sarwono. (2007). Ilmu Kebidanan.Edisi 3. Yayasan Bina
PustakaSarwono Prawiroharjo

Halen Varney dkk.(2003). Asuhan Kebidanan, edisi 4. Penerbit Buku


Kedokteran.Jakarta

42

You might also like