You are on page 1of 17

Dosen Pengampuh :Cece Indriani, S.Kep., Ns., M..

Kep

MAKALAH
PROSES TERJADINYA GANGGUAN JIWA DALAM PERSPEKTIF
KEPERAWATAN JIWA

Disusun Oleh :
Arniati (P202001104) Juni Arsih (P202001087)
Elvian (P202001104) Rochmat Tanzila (P202001061)
Nala Fauziyah (P202001110) Iin Sulasti Amir (P202001080)
Muh. Afdal Firdaus (P202001063) Wa Iya (P202001095)
Lena Sutarmin (P202001066) Owendri Syahrir (P202001057)
Rispayati (P202001069) Aghisna Anis Rahma.A (P202001093)
Adi Risaldi (P202001088) Nining (P202001083)
Wa Ode Serpi (P202001100) Akzabil Nurrahman (P202001106)
Delviyanti (P202001076) Ni Nyoman Sri Rahayu

FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN


PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MANDALA WALUYA
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat dan karuniaNya
sehingga kami masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan pembuatan makalah Kesehatan
Keperawatan Jiwa I yang berjudul “Proses terjadinya Gangguan Jiwa Dalam Perspektif
Keperawatan Jiwa” ini dengan lancar.
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan. Untuk itu dengan
senang hati kami menerima kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan
makalah ini. Demikianlah makalah ini dibuat, apabila ada kesalahan kami mohon maaf yang
sebesar-besarnya. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.

Kendari, 7 April 2022

Penulis

I
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................... i
DAFTAR ISI........................................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ......................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................................... 1
C. Tujuan Masalah........................................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................... 3
A. Definisi Gangguan Jiwa ........................................................................................... 4
B. Perspektif Kesehatan Jiwa ....................................................................................... 4
C. Faktor Yang Menyebabkan Gangguan Jiwa ............................................................ 5
D. Tanda dan Gejala Gangguan Jiwa............................................................................ 6
E. Klasifikasi gangguan jiwa...................................................................................... 8
F. Macam-Macam Program Pengobatan Untuk Pasien Dengan Gangguan Jiwa......... 9

BAB III PENUTUP............................................................................................................ 13


A. Kesimpulan .............................................................................................................. 13
B. Saran ........................................................................................................................ 13

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................... iii

II
1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Gangguan jiwa adalah suatu penyakit yang bisa terjadi pada semua orang dan tanpa
mengenal ras, budaya, anak-anak, dewasa, miskin, atau kaya, gangguan iiwa merupakan
salah satu gangguan mental yang disebabkan oleh beragam factor yang berasal dari
dalam maupun luar.Gangguan mental ini dapat dikenali dengan perubahan pola pikir,
tingkah laku dan emosi yang berubah secara mendadak tanpa disertai alasan yang jelas.
Stress yang menjadi pemicu awal terjadinya gangguan jiwa akan membuat seseorang tidak
mampu beraktivitas secara normal. Jika stress ini tidak ditangani secara cepat maka akan
berlanjut pada gejala gangguan kejiwaan. Paa umumnya terdapat beberapa factor yang
mempengaruhi kejiwaan seseorang yakni factor keturunan, jika di dalam silsilah keluarga
tersebut mempunyai riwayat gangguan jiwa maka keturunan-keturunan dari keluarga
tersebut bisa dan sangat mungkin juga akan mengalami gangguan medis tersebut
karena ada hubungan darah dari orang tua mereka yang menyebabkan si anak juga bisa
mengalami gangguan jiwa tersebut. Factor lingkungan, di sini juga bisa berpengaruh
terhadap penyakit medis gangguan jiwa tersebut.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam
penyusunan makalah ini adalah:
1. Apa definisi gangguan jiwa ?
2. Bagaimana perspektif gangguan jiwa ?
3. Apa saja factor penyebab gangguan jiwa ?
4. Apa saja tanda dan gejala gangguan jiwa ?
5. Apa saja klasifikasi gangguan jiwa ?
6. Bagaimana macam pengobatan-pengobatan jiwa ?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pengertian gangguan jiwa.
2. Untuk mengetahui perspektif gangguan jiwa.
3. Untuk mengetahui factor penyebab gangguan jiwa.
4. Untuk mengetahui tanda dan gejala gangguan jiwa.
5. Untuk mengetahui klasifikasi gangguan jiwa.
6. Untuk mengetahui macam pengobatan pada gangguan jiwa.

2
3

BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Gangguan Jiwa


Gangguan jiwa adalah sindrom pola perilaku individu yang berkaitan dengan suatu
gejala penderitaan dan pelemahan didalam satu atau lebih fungsi penting dari manusia,
yaitu fungsi psikologik, perilaku, biologik, gaangguan tersebut mempengaruhi hubungan
antara dirinya sendiri dan juga masyarakat (Maramis, 2010).
Gangguan jiwa atau mental illnes adalah keadaan dimana seseorang mengalami
kesultan mengenai persepsinya tentang kehidupan, hubungan dengan orang lain, dan
sikapnya terhadap dirinya sendiri. Gangguan jiwa merupakan suatu gangguan yang sama
halnya dengan gangguan jasmaniah lainnya, tetapi gangguan jiwa bersifat lebih
kompleks, mulai dari yang ringan seperti rasa cemas, takut hingga tingkat berat berupa
sakit jiwa (Budiono, 2010).
Gangguan jiwa adalah suatu kondisi dimana seseorang mengalami gangguan dalam
pikiran,perilaku, dan perasaan yang termanifestasi dalam bentuk sekumpulan gejala atau
perubahan perilaku yang bermakna, serta dapat menimbulkan penderitaan dan hambatan
dalam menjalankan fungsi orang sebagai manusia ( UU.RI No.18, 2014).
Gangguan jiwa adalah sekumpulan keadaan-keadaan yang tidak normal baik yang
berhubungan dengan keadaan secara fisik maupun secara mental.Namun, ketidaknormalan
tersebut bukan disebabkan oleh sakit atau rusaknya bagian anggota badan tertentu
meskipun terkadanggejalanya dapat terlihat dengan keadaan fisik.
Gangguan jiwa atau penyakit kejiwaan adalah pola psikologis atau perilaku yang
pada umumnya terkait dengan stress atau kelainan jiwa yang tidakdianggap sebagai bagian
dari perkembangan normal manusia. Gangguan tersebut didefinisikan sebagai kombinasi
afektif, perilaku, komponen kognitif atau persepsi yang berhubungan dengan fungsi
tertentu pada daerah otak atau sistem saraf yang menjalankan fungsi sosial
manusia.Penemuan dan pengetahuan tentang kondisi kesehatan jiwa telah berubah
sepanjang perubahan waktu dan perubahan budaya, dan saat ini masih terdapat
perbedaan tentang definisi, penilaan dan klasifikasi, meskipun kriteria pedoman standar
telah digunakan secara luas.Lebih dari sepertiga orang di sebagian besar negaranegara
melaporkan masalah pada satu waktu pada hidup mereka yang memenuhi kriteria salah
satu atau beberapa tipe umum dari kelainan jiwa.Ardani (2007).

B. Perspektif Keperawatan Jiwa


Perspektif keperawatan jiwa adalah pandangan dasar tentang hakikat manusia dan
esensi keperawatan yang menjadi kerangka dasar dalam praktik keperawatan jiwa.Setiap
individu memiliki harkat dan martabat, sehingga masing masing individu perlu dihargai.
Tujuan individu meliputi : tumbuh, sehat, otonomi dan aktualisasi diri. Masing masing
individu berpotensi untuk berubah, karena kita tahu bahwa manusia adalah makhluk
holistik yang kebutuhannya berbeda. Semua prilaku individu itu bermakna meliputi :
pikiran, persepsi, perasaan dan tindakan.
Beberapa keyakinan mendasar yang digunakan dalam keperawatan jiwa antara lain
sebagai berikut (Depkes RI, 1998).
a. Individu memiliki harkat dan martabat, sehingga setiap individu perlu dihargai.
b. Tujuan individu meliputi tumbuh, sehat, otonomi, dan aktualisasi diri.
c. Setiap individu mempunyai potensi untuk berubah.
d. Manusia adalah makhluk holistik yang berinteraksi dan bereaksi dengan lingkungan
sebagai manusia yang utuh.
e. Setiap orang memiliki kebutuhan dasar yang sama.
f. Semua perilaku individu adalah bermakna.
g. Perilaku individu meliputi persepsi, pikiran, perasaan, dan tindakan.
h. Individu memiliki kapasitas koping yang bervariasi, yang dipengaruhi oleh kondisi
genetik, lingkungan, kondisi stres, dan sumber yang tersedia.
i. Sakit dapat menumbuhkan dan mengembangkan psikologis bagi individu.
j. Setiap orang mempunyai hak mendapatkan pelayanan kesehatan yang sama.
k. Kesehatan mental adalah komponen kritis dan penting dari pelayanan kesehatan
yang komprehensif.
l. Individu mempunyai hak untuk berpartisipasi dalam pembuatan keputusan untuk
kesehatan fisik dan mentalnya.
m. Tujuan keperawatan adalah meningkatkan kesejahteraan, memaksimalkan fungsi
(meminimalkan kecacatan/ketidakmampuan), dan meningkatkan aktualisasi diri.

4
n. Hubungan interpersonal dapat menghasilkan perubahan dan pertumbuhan pada
individu.

C. Faktor Yang Menyebabkan Gangguan Jiwa


Sumber penyebab gangguan jiwa dipengaruhi oleh faktor-faktor pada ketiga unsur yang
terus-menerus saling mempengaruhi (Yosep,2007) yaitu:
1. Faktor – factor somatic (somatogenik) atau organobiologis
a. Neroanatomi
b. Nerofisiologi
c. Nerokimia
d. Tingkat kematangan dan perkembangan organic
2. Faktor – faktor psikologik (psikogenik) atau psikoedukatif
a. Interaksi ibu-anak: normal(rasa percaya dan rasa aman) atau abnormal
bedasarkan kekurangan, distorsi, dan keadaan yang terputus(perasaan tak
percaya dan kebimbangan)
b. Peranan ayah
c. Persaingan antara saudara kandung
d. Intelegensi
e. Hubungan dalam keluarga, pekerjaan, permainan dan masyarakat
f. Kehilangan yang menngakibatkan kecemasan, depresi, rasa malu atau rasa
salah
g. Konsep diri, pengertian identitas diri sendiri lawan peranan yang tidak
menentu
h. Keterampilan, bakat, dan kreatifitas
i. Pola adaptasi dan pembelaan sebagai reaksi terhadap bahaya
j. Tingkat perkembangan emosi
3. Faktor-faktor sosio-budaya(sosiogenik) atau sosiokultural
a. Kestabilan keluarga
b. Pola mengasuh anak
c. Tingkat ekonomi
d. Perumahan : perkotaan lawan pedesaan

5
Gejala yang paling utama pada gangguan jiwa terdapat pada unsur kejiwaan,
biasanya tidak terdapat penyebab tunggal, akan tetapi terdapat beberapa penyebab
dari beragai unsur yang saling mempengaruhi atau kebetulan terjadi bersamaan, lalu
muncul gangguan kejiwaan. Menurut Maramis 2010 dalam Buku Ajar Keperawatan
Jiwa, sumber penyebab gangguan jiwa dapat dibedakan atas :
1. Faktor Somatik (Somatogenik),yaitu akibat gangguan pada neuroanatomi,
neurofisiologi,dan nerokimia, termasuk tingkat kematangan dan perkembangan
organik, serta faktorpranatal dan perinatal.
2. Faktor Psikologik (Psikogenik), yaitu keterkaitan interaksi ibu dan anak,
peranan ayah,persaingan antara saudara kandung, hubungan dalam
keluarga,pkerjaan, permintaan masyarakat. Selain itu, faktor intelegensi,
tingkat perkembangan emosi, konsep diri, dan pola adaptasi juga akan
mempengaruhi kemampuan untuk menghadapi masalah. Apabila keadaan
tersebut kurang baik, maka dapat menyebabkan kecemasan, depresi, rasa malu,
dan rasa bersalah yang berlebihan.
3. Faktor Sosial Budaya, yang meliputi faktor kestabilan keluarga, pola
mengasuh anak, tingkat ekonomi, perumahan, dan masalah kelompok
minoritas yang meliputi prasangka, fasilitas kesehatan, dan kesejahteraan yang
tidak memadai, serta pengaruh mengenai keagamaan.

D. Tanda dan Gejala Gangguan Jiwa


Tanda dan gejala yang muncul pada pasien dengan gangguan jiwa menurut Maramis
tahun 2010 diantaranya:
a. Normal dan Abnormal
Abnormal berarti menyimpang dari yang normal. Seseuatu dikatakan abnormal
apabila terdapat suat norma, dan seseorang tersebut telah menyimpang dari batas-
batas norma
b. Gangguan Kesadaran
Kesadaran mrupakan kemampuan individu dalam mengadakan pembatasan
terhadap lingkungannya serta dengan dirinya sendiri (melalui panca

6
inderanya).apabila kesadaran tersebut baik maka orientasi (waktu, tempat, dan
orang) dan pengertian yang baik serta pemakaian informasi yang masuk secara
efektfif (melalui ingatan dan pertimbangan).Kesadaran menurun adalah suatu
keadaan dengan kemampuan persepsi, perhatian dan pemikiran yang berkurang
secara keseluruhan (secara kwantitatif).Kesadaran yang berubah atau tidak normal
merupakan kemampuan dalam mengadakan hubungan dengan dunia luar dan
dirinya sendiri sudah terganggu dalam taraf tidak sesuai kenyataan.
c. Gangguan Ingatan
Ingatan berdasarkan tiga proses yaitu, pencatatan atau regristasi (mencatat atau
meregristasi sesuatu pengalaman didalam susunan saraf pusat); penahanan atau
retensi (menyimpan atau menahan catatan tersebut) ; dan pemanggilan kembali atau
“recall” (mengigat atau mengeluarkan kembali catatan itu). Gangguan ingatan
terjadi apabila terdapat gangguan pada salah satu atau lebih dari ketiga usnsur
diatas.
d. Gangguan Orientasi
Gangguan orientasi atau Disorientasi timbul sebagai akibat gangguan kesadarandan
dapat menyangkut waktu, tempat, atau orang.Gangguan Afek dan Emosi.Afek ialah
nada perasaan, menyenangkan atau tidak (seperti kebanggan, kekecewaan, kasih
sayang) yang menyertai suatu pikiran dan biasanya bermanifestasi afek ke luar dan
disertai oleh banyak komponen fisiologik.Emosi adalah manifestasi fek ke luar dan
dsertai oleh banyak komponen fisiologi dan berlansung relatif tidak lama.Seseorang
dikatakan telah mengalami gangguan afek atau emosi yaitu dapat berupa depresi,
kecemasan, eforia, anhedonia, kesepian, kedangkalan, labil, dan ambivalensi.
e. Gangguan Psikomotor
Psikomotor merupakan gerakan badan yang dipengaruhi oleh keadaan jiwa, gangguan
psikomotor dapat berupa:
a) Hipokinesia atau hipoaktivitas : gerakan atau aktivitas berkurang
b) Stupor Katatonic : reaksi terhadap lingkungan sangat berkurang, gerakan dan
aktivitas menjadi sangat lambat.
c) Katalepsi : mempertahankan posisi tubuh secara kaku posisi badan tertentu.

7
d) Fleksibilitas serea : memetahankan posisi badan yang dibuat padanya oleh
orang lain.
e) Hiperkinesia : pergerakan atau aktivitas yang berlebihan
f) Gaduh gelisah katatonik : aktivtas motorik yang kelihatannya tidak bertujuan,
yang berkali-kali dan seakan-akan tidak dipengaruhi oelh rangsangan dari luar
g) Berisikap aneh : dengan sengaja mengambil sikap atau posisi badan yang tidak
wajar
h) Grimas : mimik yang aneh dan berulang-ulang
i) Stereotype : gerakan salah satu anggota badan yang berkali-kali dan tidak
bertujuan.
f. Gangguan proses berfikir
Proses berfikir meliputi proses pertimbangan, pemahaman, ingatan serta penalaran.
g. Gangguan persepsi.
h. Gangguan intelegensi.
i. Gangguan kepribadian.

E. Klasifikasi Gangguan Jiwa


Sistem klasifikasi pada ICD (International Classification of Disease) dan DSM
(Diagnostic and Sttistical Manual of Mental Disorer) menggunakan sistem kategori. ICD
menggunakan sistem aksis tunggal (uniaksis), yang mencoba menstandartkan diagnosis
menggunakan definisi deskriptif dari berbagai sindrom, serta memberikan pertimbangan
untuk diagnosa banding. Kriteria diagnosis pada DSM menggunakan sistem multtiaksis,
yag menggambarkan berbagai gejala yang harus ada agar diagnosis dapat ditegkakan.
Multiaksisi tersebut meliputi sebagai berikut:
a. Aksis 1 : sindroma klinis dan kondisi lain yang mungkin menjadi fokus perhatian
klinis
b. Aksis 2 : gangguan kepribadian dan retardasi mental
c. Aksis 3 : kondisi medis secara umum
d. Aksis 4 ; masalah lingkungan dan psikososisal
e. Aksis 5 : penilaian fungsi secara global

8
Secara umum klasifikasi gangguan jiwa menurut hasil riset kesehatan Dasar tahun
2013 dibagi menjadi 2 bagian yaitu gangguan jiwa berat/kelompok psikosa dan gangguan
jiwa ringan meliputi semua gangguan mental emosional yang berupa kecemasan, panik,
gangguan alam perasaan dan sebagainya. Untuk skizofrenia masuk dalam kelompok
gangguan jiwa berat.

F. Macam-Macam Program Pengobatan Untuk Pasien Dengan Gangguan Jiwa


Pada pasien dengan gangguan jiwa dibutuhkan beberapa pengobatan untuk
memulihkan kondisi jiwanya dan mencegah terjadinya kekambuhan, beberapa terapi
pengobatan pada pasien gangguan jiwa, diantaranya :
a. Psikofarmaka
Psikofarmaka adalah berbagai jenis obat yang bekerja pada susunan saraf
pusat.Efek utamanya pada aktivitas mental dan perilaku, yang biasanya digunakan
untuk pengobatan gangguan kejiwaan.Terdapat banyak jenis obat psikofarmaka
dengan farmakokinetik khusus untuk mengontrol dan mengendalikan perilaku
pasien gangguan jiwa.Golongan dan jenis psikofarmaka ini perlu diketahui perawat
agar dapat mengembangkan upaya kolaborasi pemberian psikofarmaka,
mengidentifikasi dan mengantisipasi terjadinya efek samping, serta memadukan
dengan berbagai alternatif terapi lainnya.
b. Kejang Listrik
Terapi kejang listrik adalah suatu prosedur tindakan pengobatan pada pasien
gangguan jiwa, menggunakan aliran listrik untuk menimbulkan bangkitan kejang
umum, berlangsung sekitar 25–150 detik dengan menggunakan alat khusus yang
dirancang aman untuk pasien.Pada prosedur tradisional, aliran listrik diberikan pada
otak melalui dua elektroda dan ditempatkan pada bagian temporal kepala (pelipis
kiri dan kanan) dengan kekuatan aliran terapeutik untuk menimbulkan
kejang.Kejang yang timbul mirip dengan kejang epileptik tonik-klonik umum.
Namun, sebetulnya yang memegang peran penting bukanlah kejang yang ditampilkan
secara motorik, melainkan respons bangkitan listriknya di otak yang menyebabkan
terjadinya perubahan faali dan biokimia otak
c. Terapi Aktivitas Kelompok (TAK)

9
Terapi aktivitas kelompok (TAK) merupakan terapi yang bertujuan mengubah
perilaku pasien dengan memanfaatkan dinamika kelompok. Cara ini cukup efektif
karena di dalam kelompok akan terjadi interaksi satudengan yang lain, saling
memengaruhi, saling bergantung, dan terjalin satu persetujuan norma yang diakui
bersama, sehingga terbentuk suatu sistem sosial yang khas yang di dalamnya
terdapat interaksi, interelasi, dan interdependensi. Terapi aktivitas kelompok.
(TAK) bertujuan memberikan fungsi terapi bagi anggotanya, yang setiap anggota
berkesempatan untuk menerima dan memberikan umpan balik terhadap anggota
yang lain, mencoba cara baru untuk meningkatkan respons sosial, serta harga diri.
Keuntungan lain yang diperoleh anggota kelompok yaitu adanya dukungan
pendidikan, meningkatkan kemampuan pemecahan masalah, dan meningkatkan
hubungan interpersonal.
d. Terapi Kognitif
Terapi kognitif adalah terapi jangka pendek dan dilakukan secara teratur, yang
memberikan dasar berpikir pada pasien untuk mengekspresikan perasaan
negatifnya, memahami masalahnya, mampu mengatasi perasaan negatifnya, serta
mampu memecahkan masalah tersebut.
e. Terapi Keluarga
Terapi keluarga adalah suatu cara untuk menggali masalah emosi yang timbul
kemudian dibahas atau diselesaikan bersama dengan anggota keluarga, dalam hal
ini setiap anggota keluarga diberi kesempatan yang sama untuk berperan serta
dalam menyelesaikan masalah. Keluarga sebagai suatu sistem sosial merupakan
sebuah kelompok kecil yang terdiri atas beberapa individu yang mempunyai
hubungan erat satu sama lain dan saling bergantung, serta diorganisasi dalam satu
unit tunggal dalam rangka mencapai tujuan tertentu.
f. Terapi Lingkungan
Terapi lingkungan adalah lingkungan fisik dan sosial yang ditata agar dapat
membantu penyembuhan dan atau pemulihan pasien.Milleu berasal dari Bahasa
Prancis, yang dalam Bahasa Inggris diartikan surronding atau environment,
sedangkan dalam Bahasa Indonesia berarti suasana. Jadi, terapi lingkungan adalah
sama dengan terapi suasana lingkungan yang dirancang untuk tujuan terapeutik.

10
Konsep lingkungan yang terapeutik berkembang karena adanya efek negatif
perawatan di rumah sakit berupa penurunankemampuan berpikir, adopsi nilai-nilai
dan kondisi rumah sakit yang tidak baik atau kurang sesuai, serta pasien akan
kehilangan kontak dengan dunia luar.
g. Terapi Perilaku
Perilaku akan dianggap sebagai hal yang maladaptif saat perilaku tersebut dirasa
kurang tepat, mengganggu fungsi adaptif, atau suatu perilaku tidak dapat diterima
oleh budaya setempat karena bertentangan dengan norma yang berlaku. Terapi
dengan pendekatan perilaku adalah suatu terapi yang dapat membuat seseorang
berperilaku sesuai dengan proses belajar yang telah dilaluinya saat dia berinteraksi
dengan lingkungan yang mendukung.

Dalam menunjang tercapainya kesembuhan tidak hanya terapi yang dibutuhkan,


tetapi juga program pengobatan pada pasien gangguan jiwa, macam-macam pengobatan
pada pasien gangguan jiwa diantaranya:
a. Pengobatan rawat inap dirumah sakit
Perawatan psikiatri rawat inap disebuah rumah sakit merupakan cara utama untuk
orang dengan penyakit mental. Unit psikiatri menekankan terapi bicara atau
interaksi antara pasien dengan staf dan lingkungan yang ada.Terapi lingkungan juga
mrupakan salah satu aspek dalam pengobatan rawat inap dirumah sakit untuk
membantu pasien dalam menstabilkan pasien dengan gangguan jiwa yang lebih
akut.Dalam init rawat inap ditujukan untuk mengidentifikasi gejala dan ketrampilan
dalam menangani gejala yang muncul, serta mengidentifikasi masalah jangka panjang
untuk menjalani terapi rawat jalan.

b. Pengobatan Rawat Jalan


Rawat jalam adalah salah satu unit kerja dirumah sakit atau suatu pelayanan kesehatan
yang melayani pasien berobat jalan dan tidak lebih dari 24 jam pelayanan,
termasuk seluruh prosedur diagnostik dan terapeutik. Pelayanan rawat jalan
merupakan pelyanan kepada pasien untuk observasi, diagnosa pengobatan,
rehabilitasi medik dan peayanan kesehatan lainnya yang bersifat umum,

11
spesialistik, sub spesialistik yang dilaksanakan di suatu rumah sakit atau layanan
kesehatan tanpa tinggal rawat inap (Agustiawan & Andri). Salah satu program
dalam rawat jalan adalah rehabilitasi kejiwaan yang mengacu pada layanan yang
dirancang untuk mempromosikan proses pemulihan untuk orang dengan penyait
mental. Program rawat jalan bertujuan untuk mengontrol gejala dan memanajemen
pengobatan untuk pemberdayaan dan pningkatan kualitas hidup.Pelayanan rawat
jalan lebih mengedepankan komunitas yang berbasis masyarakat.

12
13

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Gangguan jiwa atau penyakit kejiwaan adalah pola psikologis atauperilaku
yang pada umumnya terkait dengan stress atau kelainan jiwa yangtidak dianggap
sebagai bagian dari perkembangan normal manusia.Gangguan tersebut didefinisikan
sebagai kombinasi afektif, perilaku, komponen kognitif atau persepsi yang
berhubungan dengan fungsi tertentu pada daerah otak atau sistem saraf yang
menjalankan fungsi sosial manusia.

B. Saran
Calon perawat harus mengetahui cara berkomunikasi dengan baik padapasien
terutama pada pasien yang mengalami gangguan kejiwaan.
DAFTAR PUSTAKA

Wahyuni, Sri. (2011). “Hubungan Lama Hari Rawat Dalam Kemampuan


PasienMengontrol Halusinasi” Jurnal Ners Indonesia. Vol. 1.No.2.
Budi Anna Keliat & Mustikasari.(2013) Gambaran Klien Perilaku Kekerasan di
RumahSakit Jiwa Pusat Jakarta. Jurnal Fakultas Ilmu Kesehatan. Keperawatan
Jiwa.
Dwi Isyani. (2012) Gambaran Karakteristik Klien Yang Dirawat di Rumah
Sakit Khusus Dadi Makassar. Jurnal Fakultas Ilmu Kesehatan.

III

You might also like