Professional Documents
Culture Documents
Konsep Dasar Imunisasi
Konsep Dasar Imunisasi
TINJAUAN PUSTAKA
Imunisasi berasal dari kata imun, yaitu kebal atau resisten. Bayi di
(Hidayat, 2008).
tertentu.
yang dapat dihindari dengan imunisasi yaitu seperti campak, polio, difteri,
a) Bagi anak
b) Bagi keluarga
Imunisasi terbagi dalam dua bagian yaitu pasif dan aktif. Aktif adalah
pasif adalah bila tubuh anak tidak bekerja membentuk kekebalan, tetapi hanya
1. Imunisasi aktif
penyakit infeksi dihasilkan dengan cara inokulasi antigen bakteri, virus, dan
parasit, baik dalam bentuk kuman hidup yang dilemahkan atau produk dari
organism tersebut.
pemeriksaan darah.
Pemberian vaksin dengan cara menyuntikan kuman atau antigen murni
dalam bentuk vaksin, yaitu kuman yang telah dilemahkan. Pemberian vaksin
a. Antigen merupakan bagian dari vaksin yang berfungsi sebagi zat atau
b. Pelarut dapat berupa air steril atau berupa cairan kultur jaringan.
Ada lima (5) jenis imunisasi pada anak dibawah 5 (lima) tahun yang
(c) Polio
(d) Campak
(e) Hepatitis B
2. Imunisasi Pasif
dihasilkan host lain. Antibody ini dapat timbul secara alami atau sengaja
diberikan. Imunisasi pasif diberikan dalam bentuk Gama globulin intravena
berasal dari ibunya selama dalam kandungan, yaitu berupa zat antibody
yang melalui jalan darah menebus plasenta. Namun, zat anti tersebut
lambat laun akan menghilang/ lenyap dari tubuh bayi. Dengan demikian,
sampai umur 5 bulan bayi dapat terhindar dari beberapa oenyakit infeksi,
didapat dari luar tubuh, misalnya dengan suntik bahan atau serum yang
mengandung zat anti. Zat anti ini didapat oleh anak dari luar dan hanya
berlangsung pendek, yaitu 2-3 minggu karena zat anti seperti ini akan
semua orang, terutama bayi dan anak sejak lahir untuk melindungi tubuhnya
Lima jenis imunisasi dasar yang wajib diperoleh bayi sebelum usia
a. Imunisasi BCG, yang dilakukan sekali pada bayi usia 0-11 bulan.
b. Imunisasi DPT, yang diberikan 3 (tiga) kali pada bayi usia 2-11 bulan
c. Imunisasi polio, yang diberikan 4 (empat) kali pada bayi 0-11 bulan
d. Imunisasi campak, yang diberikan 1 (satu) kali pada usia 9-11 bulan.
e. Imunisasi hepatitis B, yang diberikan 3 (tiga) kali pada bayi usia 1-11
Imunisasi BCG diberikan pada usia kurang dari 2 bulan dengan dosis
0,05 ml, vaksin BCG diberikan secara intrakutan didaerah lengan atas pada
sedangkan bagi orang dewasa manfaatnya masih kurang jelas. Vaksinasi BCG
tidak terlepas dari efek samping, maka perlu diketahui vaksin ini tidak
aktif dalam waktu yang bersamaan terhadap penyakit difteri, pertusis, dan
tetanus. Vaksin Difteri dibuat dari toksin atau racun kuman difteri yang telah
usia 2 bulan, 4 bulan, 6 bulan. Namun biasa ditambahkan 2 kali lagi, yaitu 1
kali di usia 18 bulan dan 1 kali di usia 5 tahun, imunisasi diberikan melalui
ringan seperti sedikit demam dan rewel selama 1-2 hari, kemerahan,
pembengkakan, agak nyeri atau pegal-pegal pada tempat suntikan yang akan
hilang sendiri dalam bebrapa hari, atau bila masih demam dapat diberikan
penyakit atau kelainan saraf baik bersifat keturunan atau bawaan, seperti
epilepsy, menderita kelainan saraf yang betul-betul berat atau habis dirawat
Imunisasi polio diberikan pada bayi umur 0-11 bulan atau saat lahir
(0bulan), dan berikutnya pada usia bayi 2 bulan, 4 bulan, dan 6 bulan. Kecuali
saat lahir, pemberian vaksin polio selalu dibarengi dengan vaksin DPT.
Pemberian imunisasi polio melalui oral/ mulut. Di luar negeri, cara pemberian
Vaccine / IPV) Imunisasi polio hampir tidak ada efek samping, hanya
sebagian kecil saja yang mengalami pusing, diare ringan, dan sakit otot,
Imunisasi polio sebaiknya tidak diberikan pada anak dengan diare berat
atau yang sedang sakit parah, seperti demam tinggi (diatas 38°C). Pada anak
penyakit yang disebabkan virus hepatitis B, yaitu penyakit infeksi yang dapat
yang family hepadnavirus yaitu suatu virus DNA yang berlapis ganda dapat
menyebabkan peradangan hati akut atau kronis yang pada sebagian kecil
kasus dapat berlanjut menjadi sirosis hati (hati mengeras dan mengecil) atau
kondisi bayi dalam keadaan stabil, tidak ada gangguan pada paru-paru dan
jantung. Kemudian dilanjutkan pada saat bayi berusia 1 bulan dan usia 3-6
Imunisasi ini umumnya tidak ada efek samping, jika-pun terjadi namun
sangat jarang berupa keluhan nyeri pada tempat suntikan, yang disusul
demam ringan dan pembengkakan, namun reaksi ini akan menghilang dalam
waktu 2 hari. Imunisasi ini tidak dapat diberikan pada anak yang menderita
Penyakit campak adalah suatu infeksi virus yang sangat menular, yang
merupakan penyebab kematian bayi berumur <12 bulan dan anak usia 1-4
tahun.
Virus campak dapat hidup dan berkembang biak pada selaput lendir
1. Fase pertama
Fase pertama disebut masa inkubasi yang berlangsung sekitar 10-12 hari,
pada tahap ini anak yang sakit belum memperlihatkan tanda dan gejala
sakit.
Pada Fase ini timbul gejala yang mirip penyakit flu sepertti batuk, pilek,
dan demam tinggi dapat mencapai 38°-40°C, mata merah berair, mulut
3. Fase ketiga
demam tinggi yang terjadi. Namun, bercak tak langsung muncul diseluruh
sesuai jadwal. Selain karena antibody dari ibu sudah menurun di usia bayi
ringan/ bercak merah pada pipi bawah telinga pada hari ke 7-8 setelah
hari penyuntikan. Imunisasi campak tidak diberikan pada anak dengan
2010).
pada Bayi.
1. Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang
mengadposi perilaku baru, didalam diri orang tersebut terjadi proses yang
berurutan, yaitu :
bagi dirinya). Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi.
tingkatan, yaitu :
sebelumnya.
real (sebenarnya).
masih di dalam suatu struktur organisasi dan masih ada kaitanya satu
sama lain.
e. Sintesis (synthesis)
yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk
ada.
f. Evaluasi (Evaluation)
2007).
anaknya.
penting, oleh karena itu suatu pemahaman tentang program ini amat
(p<0,05).
2. Paritas
2008).
Klasifikasi paritas, yaitu
1. Primipara, yaitu wanita yang telah melahirkan seorang anak yang cukup
2. Multipara, yaitu wanita yang telah melahirkan seorang ank lebih dari satu
Multipara adalah wanita yang sudah pernah melahirkan bayi viable (hidup)
Multigravida adalah wanita yang sudah hamil, dua kali atau lebih
(Varney, 2006).
3. Grandemultipara
(Manuaba, 2008).
imunisasi dasar pada anaknya. Semakin kecil jumlah anak akan semakin
anak yang ideal, maka ibu akan berperilaku sesuai dengan apa yang ia
ketahui.
3. Pendidikan
datang dari luar. Orang yang mempunyai pendidikan yang lebih tinggi akan
bayinya yaitu 2,215 kali untuk pendidikan tamat SLTA/ke atas dan 0,961 kali
Menurut Lestari (2007), makin tinggi pendidikan ibu maka akan lebih
imunisasi.
hubungan positif antara tingkat pendidikan formal ibu dengan status imunisasi
tabel = 7,815 maka nilai X2 hitung > X² tabel dan nilai p < 0,05.
4. Umur
(p < 0,05).
Dari penelitian Salma Padri,dkk (2000) juga menemukan bahwa faktor
utama yang berhubungan dengan imunisasi campak adalah umur ibu. Apabila
usia ibu >20 tahun dan <35 tahun maka semakin besar peluang ibu untuk
mengimunisasikan anaknya.
erat hubunganya dengan status imunisasi anak adalah umur ibu, yaitu umur
status sosial ekonomi pada umumnya dipengaruhi oleh 2 (dua) hal, yaitu
sebagainya.
dengan cakupan imunisasi dan opini orang tua tentang vaksin berhubungan