You are on page 1of 24

MAKALAH

TEKNOLOGI PEMANFAATAN BATUBARA


ANALISA BATUBARA

Disusun oleh kelompok 3


Nama Anggota : 1. Dewi Putri Wulandari ( 062040410409 )
2. Fajar Pendawa ( 062040412308 )
3. Lusi Widiyanti ( 062040412310 )
4. Okta Sundari ( 062040412313 )
Kelas : 4 EGD

Dosen Pengampu : Dr. Ir. Aida Syarif, M.T.

PROGRAM STUDI DIV TEKNIK ENERGI


JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
TAHUN AJARAN 2021/2022
Kata Pengantar

Puji dan syukur senantiasa kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, Karena atas karunia
dan rahmat-Nya serta dengan diiringi dengan usaha yang kami lakukan, kami dapat
menyelesaikan makalah kami yang berjudul “ ANALISA BATUBARA“.
Makalah ini kami susun sesuai dengan materi yang dipelajari pada mata kuliah
Pemanfaatan Batubara. Pada makalah ini kami akan membahas pokok pembahasan analisa
batubara.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami untuk
menyelesaikan makalah ini dengan tepat pada waktunya. Semoga apa yang telah kami tulis
mengenai “analisa batubara” dapat bermanfaat bagi kita semua kedepannya. Sebelumnya, kami
mengucapkan mohon maaf apabila tulisan pada makalah kami ini terdapat kesalahan, karena
manusia tidak akan luput dari kesalahan walaupun manusia itu selalu berusaha dan mencoba
untuk menjadi seseorang yang sempurna karena kesempurnaan itu hanyalah milik Allah SWT.

Palembang, April 2022

Tim Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................i

DAFTAR ISI.................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang. ..................................................................................................... 1


1.2. Perumusan Masalah .............................................................................................. 2
1.3. Tujuan dan Manfaat Penulisan ........................................................................... 3

BAB II PEMBAHASAN

2.1. Definisi Batubara……………………………………………………………….4


2.2. Kualitas Batubara................................................................................................4
2.3 Parameter Batubara.............................................................................................5
2.4. Basis Pelaporan Analisis Batubara ................................................................. 13
2.5. Contoh Data Analisis Batubara. ....................................................................... 15

BAB III PENUTUP

3.1. Kesimpulan……………………………………………………………………..16
3.2. Saran…………………………………………………………………………….16

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara dengan potensi sumber daya alam yang melimpah, salah
satu potensi sumber daya alam yang cukup melimpah di Indonesia adalah batubara. Batubara
merupakan sumber daya alam yang cukup banyak tersebar di berbagai wilayah di Indonesia.
Batubara merupakan sumber daya alam yang tak terbaharukan oleh karena itu
pemanfaatannya harus dilakukan secara arif dan berkelanjutan. Batubara merupakan salah
satu sumber energi yang cukup berperan dalam pembangunan nasional, seiring dengan
berkembangnya pembangunan dan bertambahnya jumlah penduduk, peningkatan konsumsi
batubara merupakan suatu hal yang tidak dapat dihindari. Oleh karena itu perkembangan
pembangunan nasional akan sangat tergantung pada ketersediaan dan efisiensi penggunaan
batubara.
Sumberdaya batubara merupakan bagian dari kekayaan alam yang dimiliki oleh
bangsa Indonesia harus dikuasai oleh negara dan dimanfaatkan sebesarbesarnya untuk
kemakmuran rakyat sesuai dengan konstitusi pasal 33 UUD 1945 mengamanatkan bahwa
“ Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh negara dan
dipergunakan untuk sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat”. Dalam konteks ini
batubara sebagai salah satu sumberdaya alam yang dimiliki Indonesia harus dikelola secara
optimal sehingga memberikan manfaat yang besar bagi rakyat Indonesia serta keberadaan
batubara ini diharapkan mampu mendukung pembangunan nasional
Undang-Undang No. 4 Tahun 2009 Tentang Pertambangan Mineral dan Batubara
merupakan dasar hukum dalam pengelolaan dan pemanfaatan batubara di Indonesia.
Sumberdaya batubara akan menjadi sebuah anugerah jika dikelola dengan baik, tetapi bisa
menjelma menjadi kutukan dan bencana apabila tidak dikelola dengan baik. Oleh karena
itu peran pemerintah sangatlah dibutuhkan untuk merumuskan tata kelola pengelolaan
pertambangan batubara yang lebih baik. Pengelolaan batubara di Indonesia dilakukan oleh
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral sebagai pihak yang berwenang dalam
pengelolaan energi yang ada di Indonesia khususnya dalam hal pengelolaan batubara
adalah pada Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara. Dalam pengelolaan energi
(batubara), terdapat beberapa aktor dalam pelaksanaannya yaitu pemerintah pusat dalam
hal ini adalah Ditjen Minerba, Pemerintah Daerah, dan Badan usaha pertambangan
1
batubara yang meliputi PKP2B, IUP, dan IUPK yang merupakan badan yang berperan
dalam operasi produksi batubara.
Kita ketahui bahwa batubara merupakan salah satu sumber bahan bakar yang sangat
dibutuhkan dari dulu hingga sekarang. Batubara banyak sekali manfaat dalam kehidupan
sehari-hari. Pada dasarnya batubara dapat tersusun atas bahan-bahan organik, yang bahan
utamanya yaitu tumbuhan yang dapat berupa jejak kulit pohon, daun, akar, struktur kayu,
spora,damar dan lain-lain. yang selanjutnya akan mengalami berbagai tingkat pembusukan
( dekomposisi) sehingga menyebabkan perubahan sifat-sifat fisik maupun kimia baik
sebelum ataupun sesudah tertutup oleh endapan lainnya.Kandungan bahan organik
mencapai kurang lebih 75%.
Harga batubara sangat bergantung pada kualitas batubara, semakin baik kualitas
batubara maka semakin tinggi pula harganya. Kehadiran mineral dalam jumlah tertentu
akan mempengaruhi kualitas batubara terutama parameter kadar abu yang dapat
mempengaruhi kualitas batubara. Kadar abu juga berhubungan dengan nilai kalor batubara
yang dapat menentukan peringkat batubara menurut jenisnya.
Perdagangan produk batubara semakin meningkat baik perdagangan domestik
maupun internasional. Berbagai pihak yang terlibat antara lain produsen, pedagang,
eksportir, importir, pengangkut, serta institusi yang lain membutuhkan dukungan dari
pihak ketiga yang mandiri, yang mampu memberikan kepastian atas kesesuaian
barang. Mereka juga membutuhkan laporan dari lapangan yang cepat tentang barang
yang diperiksa meliputi mutu dan berat serta aspek-aspek lainnya. Maka perlu dilakukan
analisa batu bara.Karena perusahaan mengeksplorasi batubara untuk di perjual belikan
ke ngara-negara asing, maka analisa ini sangat dibutuhkan. Sebab batubara yang dijual
di negara asing biasanya digunakan sebagai bahan bakar. Sehingga mereka tidak ingin pada
hasil pembakaran batubara tersebut menghasilkan sulfur gas tinggi yang dapat
merusak lingkungan.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana kualitas batubara?


2. Bagaimana parameter batubara ?
3. Bagaimana basis pelaporan dari analisis batubara ?
4. Bagaiamana Contoh analisis batubara ?

2
1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui Kualitas Batubara


2. Untuk mengetahui Parameter Batubara
3. Untuk mengetahui basis pelaporan dari analisis batubara
4. Untuk mengetahui contoh data analisis batubara

1.4 Manfaat

1. Dapat memahami Kualitas Batubara


2. Dapat memahami Parameter Batubara
3. Dapat memahami basis pelaporan dari analisis batubara
4. Dapat memahami contoh data analisis batubara

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Batubara

Batubara adalah suatu batuan sedimen tersusun atas unsur karbon, hidrogen,
oksigen, nitrogen dan sulfur. Dalam proses terbentuknya, batubara diselipi batuan
yang mengandung mineral. Bersama dengan moisture, mineral ini merupakan pengotor
batubara sehingga dalam pemanfaatannya, kandungan kedua materi ini sangat
berpengaruh. Dari ketiga jenis pemanfaatan batubara, yaitu sebagai pembuat kokas,
bahan bakar dan batubara konversi, pengotor ini harus diperhitungkan.

2.2 Kualitas Batubara


Kualitas batubara adalah sifat fisika dan kimia dari kegunaannya. potensi
mempengaruhi yang batubara Kualitas batubara ditentukan oleh maseral dan mineral
matter penyusunnya, serta oleh derajat coalification (rank).
Kualitas batubara adalah sifat fisika dan kimia dari batubara yang mempengaruhi
potensi kegunaannya. Kualitas batubara ditentukan oleh maseral dan mineral matter
penyusunnya, serta oleh derajat coalification (rank). Umumnya, untuk menentukan kualitas
batubara dilakukan analisa kimia pada batubara yang diantaranya berupa analisis
proksimat. Analisis proksimat merupakan analisis pengujian kimia terhadap moisture,
kandungan abu, kandungan zat terbang, dan kadar karbon yang ditentukan dari serangkaian
metode pengujian standar (standart test methods). Analisis ini dikembangkan sebagai alat
sederhana untuk menentukan distribusi produk yang diperoleh dari sampel batubara
dipanaskan dibawah kondisi tertentu. Dengan pengertian lain, analisis proksimat
memisahkan produk ke dalam empat kelompok: (1) moisture; (2) kandungan zat terbang,
terdiri dari gas dan uap selama pirolisis; (3) kadar karbon, fraksi non-volatile dari batubara,
(4) kandungan abu, sisa pembakaran anorganik. (Speight, 2005).
Baik buruknya suatu kualitas batubara ditentukan oleh penggunaan batubara itu
sendiri. Batubara yang berkualitas baik untuk penggunaan tertentu, belum tentu baik pula
untuk penggunaan yang lainnya, begitu juga sebaliknya. Kualitas suatu batubara dapat
ditentukan dengan cara analisa parameter tertentu baik secara fisik maupun secara
kimia.Parameter yang ditentukan dari suatu Analisa batubara tergantung tujuan untuk apa
4
batubara tersebut digunakan.
Jenis batubara berdasarkan peringkatnya yaitu :
1. Anthracite : Batubara dengan kualitas yang paling baik karena memiliki persentase
fixed carbon 86 % hingga 98 % serta memiliki kandungan volatile metter sekitar < 2 %
2. Bituminous : Batubara yang memiliki kandungan fixed carbon > 69 % hingga < 86
% serta memiliki kandungan volatile metter sekitar > 32 % hingga < 22 % dalam
keadaan dry
3. Sub Bituminous : Batubara yang memiliki kandungan fixed carbon 53 % hingga 55 %
serta memiliki kandungan volatile metter sekitar 53 % hingga 55 % dalam keadaan dry
4. Lignitic : Batubara yang memiliki kandungan fixed carbon 52 % dan memiliki
kandungan volatile metter sekitar 52 % dalam keadaan dry

2.3 Parameter Kualitas Batubara


Parameter Kualitas Batubara
Total Moisture
Total Sulfur
Calorific Value
HGI
Ultimate Analysis
Ash Fusion Temperature
Ash Analysis
Proximate

TOTAL MOISTURE
Tinggi Rendahnya Total Moisture akan
tergantung pada :
 Peringkat Batubara

 Size Distribusi

 Kondisi Pada saat Sampling

Peringkat Batubara:
Semakin tinggi peringkat suatu batubarasemakin kecil porositas batubara tersebutatau semakin
padat batubara tersebut.Dengan demikian akan semakin kecil jugamoisture yang dapat diserap
atau ditampungdalam pori batubara tersebut. Hal ini menyebabkan semakin
kecilkandunganmoisturenya khususnya inherentmoisturenya.

Size Distribusi :

5
Semakin besar ukuran size batubara, semakin besar luas permukaanya. Hal ini menyebabkan
akan semakin tinggisurface moisturenya. Pada nilai inherentmoisture tetap, maka T M-nya
akan naik yangdikarenakan naiknya surface moisture.
Kondisi Sampling :

Total Moisture dapat dipengaruhi oleh kondisipada saat batubara tersebut di Sampling.Yang
termasuk dalam kondisi sampling adalah :
 Kondisi batubara pada saat disampling

 Size distribusi sample batubara yang diambil terlalu besar atau terlalu kecil.

 Cuaca pada saat pengambilan sample.

PROXIMATE ANALYSIS:
Air dried moisture
Ash Content
Volatile Matter
Fixed carbon
AIR DRIED MOISTURE:Moisture In the analysis samplesInherent Moisture
Adalah moisture yang terkandung dalam batubara setelah batubara tersebut dikering udarakan
Sifat-Sifat ADM:
 Besar kecilnya nilai ADM dipengaruhi oleh peringkat batubara. Semakin tinggi
peringkat batubara, semakin rendah kandungan ADM nya.

 Nilainya tergantung pada humuditas dan temperature ruangan dimana Moisture


tersebut dianalisa.

 Nilainya tergantung juga pada preparasi sample sebelum ADM dianalisa (standar
preparasi)

ASH CONTENT:
 Batubara sebenarnya tidak mengandung abu, melainkan mengandung mineral
Moisture Namun sebagian mineral matter dianalisa dan dinyatakan sebagai kadar Abu
atau Ash Content.

 Mineral Matter atau ash dalam batubara terdiri dari inherent dan extarneous.

6
 Inherent Ash ada dalam batubara sejak pada masa pembentukan batubara dan
keberadaan dalam batubara terikat secara kimia dalam struktur molekul batubara

 Sedangkan Extraneous Ash, berasal dari dilusi atau sumber abu lainnya yang
berasal dari luar batubara.

Sifat – Sifat kadar Abu:


 Kadar abu dalam batubara tergantung pada banyaknya dan jenis mineral matter
yang dikandung oleh batubara baik yang berasal dari inherent atau dari extraneous.

 Kadar abu relatif lebih stabil pada batubara yang sama. Oleh karena itu Ash
sering dijadikan parameter penentu dalam beberpa kalibrasi alat preparasi maupun alat
sampling.

 Semakin tinggi kadar abu pada jenis batubara yang sama, semakin rendah juga
kalorinya.

 Kadar abu juga sering mempengaruhi nilai HGI batubara.

VOLATILE MATTER:
 Volatile matter/ zat terbang, adalah bagian organik batubara yang menguap
ketika dipanaskan pada temperature tertentu.

 Volatile matter biasanya berasal dari gugus hidrokarbon dengan rantai alifatik
dan rantai lurus. Yang mudah putus dengan pemanasan tanpa udara menjadi
hidrokarbon yang lebih sederhana seperti methana atau ethana.

Sifat-Sifat Volatile Matter:


 Kadar Volatile Matter dalam batubara ditentukan oleh peringkat batubara.

 Semakin tinggi peringkat suatu batubara akan semakin rendah kadar volatile
matternya. Volatile matter memiliki korelasi dengan vitrinite reflectance, semakin
rendah volatile matter, semakin tinggi vitrinite reflectancenya

Kegunaan Volatile Matter:


 Volatile Matter digunakan sebagai parameter penentu dalam penentuan
peringkat batubara.

7
 Volatile matter dalam batubara dapat dijadikan sebagai indikasi reaktifitas
batubara pada saat dibakar.

 Semakin tinggi peringkat suatu batubara akan semakin rendah kadar volatile
matternya.

SULFUR:ORGANIC SULFUR,PYRITIC SULFUR,SULFAT SULFUR

Sifat-Sifat SULFUR:
 Kandungan sulfur dalam batubara sangat bervariasi dan pada umumnya bersifat
heterogen sekalipun dalam satu seam batubara yang sama. Baik heterogen secara
vertikal maupun secara lateral. Namun demikian ditemukan juga beberapa seam yang
sama memiliki kandungan sulfur yang relatif homogen.

Kegunaan SULFUR :
 Sulfur dalam batubara thermal maupun metalurgi tidak diinginkan, karena
Sulfur dapat mempengaruhi sifat-sifat pembakaran yang dapat menyebabkan slagging
maupun mempengaruhi kualitas product dari besi baja. Selain itu dapat berpengaruh
terhadap lingkungan karena emisi sulfur dapat menyebabkan hujan asam. Oleh karena
itu dalam komersial, Sulfur dijadikan batasan garansi kualitas, bahkan dijadikan sebagai
rejection limit.

 Namun demikian dalam beberapa utilisasi batubara, Sulfur tidak menyebabkan


masalah bahkan sulfur membantu performance dari utilisasi tersebut. Utilisasi tersebut
misalnya pada proses pengolahan Nikel seperti di PT. INCO. Dan juga pada proses
Coal Liquefaction (Pencairan Batubara).

Calorific Value, Specific Energy, Higher heating Value

 Adalah nilai energi yang dapat dihasilkan dari pembakaran batubara.

 Nilai kalori batubara dapat dinyatakan dalam satuan: MJ/Kg , Kcal/kg, BTU/lb

 Nilai kalori tersebut dapat dinyatakan dalam Gross dan Net.

Nilai Kalori dapat dinyatakan dalam satuan yang berbeda :


 Calorific Value (CV)……(kcal/kg)

 Specific Energy (SE) ….(Mj/kg)

8
 Higher Heating Value (HHV) = Gross CV

 Lower Heating Value (LHV)= Net CV

 British Thermal Unit


Btu/lb

Sifat-Sifat Nilai kalori Batubara:


 Nilai Kalori batubara bergantung pada peringkat batubara. Semakin tinggi
peringkat batubara, semakin tinggi nilai kalorinya.

 Pada batubara yang sama Nilai kalori dapat dipengaruhi oleh moisture dan juga
abu
Semakin tinggi moisture atau abu, semakin kecil nilai kalorinya.

HARDGROVE GRINDABILITY INDEX:


 HGI, adalah salah satu sifat fisik dari batubara yang menyatakan kemudahan
batubara untuk di pulverise sampai ukuran 200 mesh atau 75 micron.

 HGI sangat penting bagi pengguna batubara di power plant yang menggunakan
pulverized coal.

 HGI tidak dapat dijadikan indikasi atau simulasi performance dari suatu
pulverizer atau milling secara langsung, karena performance milling masih dipengaruhi
oleh kondisi operasional Milling itu sendiri, seperti Mill tention, Temperature primary
air, setting classifier dan lain-lain. Namun demikian, HGI dapat dijadikan pembanding
untuk batubara yang satu dengan lainnya mengenai kemudahannya untuk dimilling.

Sifaat-Sifat HGI:
 Nilai HGI dari suatu batubara, ditentukan oleh organik batubara seperti jenis
mineral dan lain-lain.

 Secara umum semakin tinggi peringkat batubara, maka semakin rendah HGI
nya. Namun hal ini tidak terjadi pada bituminous yang memiliki sifat cooking. Dimana
untuk jenis batubara ini HGInya tinggi sekali, bahkan bisa mencapai lebih dari 100.

 Nilai HGI juga dapat dipengaruhi oleh dilusi abu dari penambangan. Secara
umum penambahan abu dilusi dapat menaikan nilai HGI.

9
 Nilai HGI juga dapat dipengaruhi oleh kandungan moisture.

Pengujian HGI:
 HGI ditest dengan menggunakan mesin hardgrove. Sample yang sudah digerus
pada ukuran partikel tertentu kemudian dimasukan kedalam mesin hardgrove.
Selanjutnya digerus dengan menggunakan bola baja pada putaran (revolusi) tertentu.

 Batubara hasil gerusan kemudian discreen pada ukuran 200 mesh. Jumlah yang
lolospada screen ukuran 200 mesh dijadikan data dan dikalkulasi dengan menggunakan
hasil kalibrasi alat tersebut.

ULTIMATE ANALYSIS:
• CARBON
HYDROGEN
OXYGEN
SULFUR
NITROGEN

• Carbon, Hydrogen, dan Oxygen merupakan unsur dasar organik pembentuk batubara.

• Sifat dari unsur-unsur tersebut mengikuti peringkat batubara. Semakin tinggi


peringkatnya, semakin tinggi Carbonnya, semakin rendah hydrogen dan oxygennya.

• Sedangkan Nitrogen merupakan unsur yang bersifat bervariasi tergantung dari material
pembentuk batubara. Sifatnya hampir sama dengan Sulfur.

• Dalam batubara peringkat tinggi, nitrogen terdapat dalam bentuk senyawa pyridine
yang berasosiasi dengan struktur aromatik, sedangkan dalam batubara peringkat
rendah, nitrogen ditemukan dalam bentuk senyawa amina dan terikat padu ikatan
hidrokarbon alifatik.

• Nitrogen dalam batubara berasal dari tumbuhan pembentuk batubara tersebut atau
sebagai hasil dari aktifitas bakteri pada saat pembentukan peat.

Kegunaan :
 Dalam Geology Batubara, Ultimate digunakan sebagai parameter penentu
peringkat dan evaluasi-evaluasi lainnya.

 Sedangkan pada utilisasi batubara, kandungan ultimate digunakan sebagai dasar


perhitungan stoiciometri udara yang diperlukan untuk membakar batubara secara
sempurna. Udara Yang diperlukan dalam Liter(1 atm, 20oC) / kg Batubara adalah: 35.8
10
( 2.67 C+8.00 H+2.29 N+S-O)
ASH FUSION TEMPERATURE :
 Ash Fusion Temperature adalah titik leleh abu batubara yang dinyatakan dalam
temperature dalam berbagai kondisi pelelehan yaitu: Deformasi, Spherical,
hemispherical, dan flow.

 Berdasarkan kondisi atmosphere pada pengujiannya AFT dibagi menjadi dua


atmosphere, yaitu Reduksi dan Oksidasi.

Sifat-Sifat AFT:
 Ash Fusion dalam batubara sangat bervariasi, ada yang homogen dalam satu
seam,ada juga yang sangat heterogen baik secara vertikal seam maupun secara lateral.

 Nilai AFT tergantung pada mineral matter yang dikandung oleh batubara.

 Pada batubara produksi, nilai AFT dapat dipengaruhi oleh dilusi atau material
yang terbawa pada saat penambangan.

 AFT tidak selalu dapat dikorelasikan dengan ash analysis, karena sebenarnya
yang di gunakan pada saat pengujian bentuknya bukan oksida semuanya. Melainkan
masih dalam bentuk mineral.

Kegunaan nilai AFT:


 Ash Fusion Temperature dalam utilisasi dijadikan indikasi karakteristik ash
dalam pembakaran.

 Nilai AFT rendah tidak diinginkan dalam utilisasinya karena dianggap dapat
menyebabkan slagging atau fouling pada pipa-pipa boiler.

 AFT juga digunakan dalam membuat rumus empiris untuk memprediksi


kecenderungan terjadinya slagging dalam boiler.

ASH ANALYSIS:
Sifat –Sifat Ash Analysis
 Ash Analysis didalam batubara bersifat tidak typical dan bervariasi dari satu
seam lainnya atau didalam seam itu sendiri.

 Kandungan komposisi abu tergantung pada unsur pembentuk batubara, dan juga
dipengaruhi oleh abu yang berasal dari luar seperti dilusi atau material yang terbawa
11
selama penambangan.

 Abu batubara dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu : Abu lignitic dan Abu
Bituminous

 Abu Lignitic = Fe2O3 < CaO + MgO

 Abu Bituminous = Fe2O3 > CaO +

MgO
Kegunaan Ash Analysis:
 Sebagai indikator karakteristik abu didalam pembakaran batubara.

 Prediksi sifat-sifat abu berdasarkan ash analysis biasanya dinyatakan dalam


beberapa formula seperti :

 Rasio Basa /Asam:

 Slagging Factor : Basa / Asam X S(d)

 Fouling Factor :

Basa / Asam x Na2O Pengujian Ash Analysis:


 Ash Analysis sesuai dengan nama paramternya ditentukan dari abu batubara.

 Abu batubara setelah dipreparasi dan dilarutkan, kemudian diatomisasi dengan


dibakar pada temperature tinggi, kemudian selama atomisasi disinari dengan radiasi
lampu yang disesuaikan dengan unsur yang ditentukan

 Atom-atom unsur tersebut akan menyerap energi radiasi yang dipancarkan oleh
lampu tersebut. Banyaknya energi yang diserap berbanding lurus dengan banyaknya
atom yang terdapat dalam larutan tersebut.

 Dengan membandingkannya dengan grafik kalibrasi sample standar, maka


kadar unsur dari batubara dapat ditentukan.

12
2.4 Basis Pelaporan Hasil Analisa
Kadar Lengas → Moisture

Kadar Abu → Ash

Kadar Mineral → Volatile

Basis pelaporan yang umum digunakan :

→As Received (ar)

→Air Dried Basis (adb)

→Dry (d)

→Dry ash free (daf)

→Dry mineral matter free (dmmf)

As Received :Lengas total dihitung (sampel basah)

Air Dried Basis(adb): Kadar lengs terkoreksi sesuai kelembaban udara terbuka.Bila kadar
lengas ini ditentukan, maka diperoleh kadar lengas ‘adb’
Dry(d):Keadaan kering sehingga kadar lengas =0 ash dan volatile mudah ditentukan

Tampilan Hasil Analisis

1. Adanya tampilan air dried basis


Menunjukkan bahwa uji dan analisis dilakukan dengan menggunakan sampel uji yang
telah dikeringkan pada udara terbuka, yaitu sampel ditebar tipis pada suhu ruangan
sehingga terjadi kesetimbangan dengan lingkungan ruangan laboratorium

13
,sebelumakhirnya diuji dan dianalisis

2. Tampilan dry basis.


Tampilan dry basis menunjukkan bahwa hasil uji dan analisis dengan menggunakan
sampel uji yang telahdi-keringkan diudara terbuka seperti diatas,lalu dikonversi
perhitungannya untuk memenuhi kondisi kering.

3. Tampilan Pure coal basis.


Tampilan ini berarti batubara tsb diasumsikan dalam keadaan murni dan tidak
mengandung air serta zat mineral lainnya.Kondisi inidisebut pula nama dry & mineral
matter

4. dry & ash free basis.


Tampilan ini merupakan suatu kondisi asumsi dimana batubara sama sekali tidak
mengandung air maupun abu. Adanya tampilan dry & ash free basismenunjukkan
bahwa hasil analisis dan uji terhadap sampel yang telah dikeringkan di udara terbuka
seperti diatas, lalu dikonversi perhitungannya sehingga memenuhi kondisi tanpa abu
dan tanpa air.

14
2.5 Contoh Data Analisis

15
16
17
18
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1. Kualitas suatu batubara dapat ditentukan dengan cara analisa parameter tertentu baik
secara fisik maupun secara kimia.
2. Parameter Batubara terdiri dari:
Total Moisture
Total Sulfur
Calorific Value
HGI
Ultimate Analysis
Ash Fusion Temperature
Ash Analysis
Proximate
3. Basis pelaporan yang umum digunakan :
→As Received (ar)
→Air Dried Basis (adb)
→Dry (d)
→Dry ash free (daf)
→Dry mineral matter free (dmmf)

3.2 Saran

Tentunya terhadap penulis sudah menyadari jika dalam penyusunan makalah di atas
masih banyak ada kesalahan serta jauh dari kata sempurna. Adapun adanya nanti penulis akan
segera melakukan perbaikan susunan makalah itu dengan menggunakan pedoman dari
beberapa sumber dan krtik yang bisa membangun pembaca.

19
DAFTAR PUSTAKA

Ppt_Batubara1_Politeknik negeri sriwijaya_2021/2022.


https://www.scribd.com/presentation/366880422/Analisa-Dan-Sampling-Batubara
https://www.academia.edu/8297813/Parameter_Kualitas_Batubara
https://ukurkadarair.com/tambang-batubara-inilah-parameter-lengkap-untuk-kualitas-
batubara/#:~:text=Secara%20umum%2C%20parameter%20kualitas%20batubara,Fe2O3%2C
%20dll)%2C%20analisis%20komposisi

You might also like