Professional Documents
Culture Documents
Puji dan syukur senantiasa kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, Karena atas karunia
dan rahmat-Nya serta dengan diiringi dengan usaha yang kami lakukan, kami dapat
menyelesaikan makalah kami yang berjudul “ ANALISA BATUBARA“.
Makalah ini kami susun sesuai dengan materi yang dipelajari pada mata kuliah
Pemanfaatan Batubara. Pada makalah ini kami akan membahas pokok pembahasan analisa
batubara.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami untuk
menyelesaikan makalah ini dengan tepat pada waktunya. Semoga apa yang telah kami tulis
mengenai “analisa batubara” dapat bermanfaat bagi kita semua kedepannya. Sebelumnya, kami
mengucapkan mohon maaf apabila tulisan pada makalah kami ini terdapat kesalahan, karena
manusia tidak akan luput dari kesalahan walaupun manusia itu selalu berusaha dan mencoba
untuk menjadi seseorang yang sempurna karena kesempurnaan itu hanyalah milik Allah SWT.
Tim Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.1. Kesimpulan……………………………………………………………………..16
3.2. Saran…………………………………………………………………………….16
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Indonesia merupakan negara dengan potensi sumber daya alam yang melimpah, salah
satu potensi sumber daya alam yang cukup melimpah di Indonesia adalah batubara. Batubara
merupakan sumber daya alam yang cukup banyak tersebar di berbagai wilayah di Indonesia.
Batubara merupakan sumber daya alam yang tak terbaharukan oleh karena itu
pemanfaatannya harus dilakukan secara arif dan berkelanjutan. Batubara merupakan salah
satu sumber energi yang cukup berperan dalam pembangunan nasional, seiring dengan
berkembangnya pembangunan dan bertambahnya jumlah penduduk, peningkatan konsumsi
batubara merupakan suatu hal yang tidak dapat dihindari. Oleh karena itu perkembangan
pembangunan nasional akan sangat tergantung pada ketersediaan dan efisiensi penggunaan
batubara.
Sumberdaya batubara merupakan bagian dari kekayaan alam yang dimiliki oleh
bangsa Indonesia harus dikuasai oleh negara dan dimanfaatkan sebesarbesarnya untuk
kemakmuran rakyat sesuai dengan konstitusi pasal 33 UUD 1945 mengamanatkan bahwa
“ Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh negara dan
dipergunakan untuk sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat”. Dalam konteks ini
batubara sebagai salah satu sumberdaya alam yang dimiliki Indonesia harus dikelola secara
optimal sehingga memberikan manfaat yang besar bagi rakyat Indonesia serta keberadaan
batubara ini diharapkan mampu mendukung pembangunan nasional
Undang-Undang No. 4 Tahun 2009 Tentang Pertambangan Mineral dan Batubara
merupakan dasar hukum dalam pengelolaan dan pemanfaatan batubara di Indonesia.
Sumberdaya batubara akan menjadi sebuah anugerah jika dikelola dengan baik, tetapi bisa
menjelma menjadi kutukan dan bencana apabila tidak dikelola dengan baik. Oleh karena
itu peran pemerintah sangatlah dibutuhkan untuk merumuskan tata kelola pengelolaan
pertambangan batubara yang lebih baik. Pengelolaan batubara di Indonesia dilakukan oleh
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral sebagai pihak yang berwenang dalam
pengelolaan energi yang ada di Indonesia khususnya dalam hal pengelolaan batubara
adalah pada Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara. Dalam pengelolaan energi
(batubara), terdapat beberapa aktor dalam pelaksanaannya yaitu pemerintah pusat dalam
hal ini adalah Ditjen Minerba, Pemerintah Daerah, dan Badan usaha pertambangan
1
batubara yang meliputi PKP2B, IUP, dan IUPK yang merupakan badan yang berperan
dalam operasi produksi batubara.
Kita ketahui bahwa batubara merupakan salah satu sumber bahan bakar yang sangat
dibutuhkan dari dulu hingga sekarang. Batubara banyak sekali manfaat dalam kehidupan
sehari-hari. Pada dasarnya batubara dapat tersusun atas bahan-bahan organik, yang bahan
utamanya yaitu tumbuhan yang dapat berupa jejak kulit pohon, daun, akar, struktur kayu,
spora,damar dan lain-lain. yang selanjutnya akan mengalami berbagai tingkat pembusukan
( dekomposisi) sehingga menyebabkan perubahan sifat-sifat fisik maupun kimia baik
sebelum ataupun sesudah tertutup oleh endapan lainnya.Kandungan bahan organik
mencapai kurang lebih 75%.
Harga batubara sangat bergantung pada kualitas batubara, semakin baik kualitas
batubara maka semakin tinggi pula harganya. Kehadiran mineral dalam jumlah tertentu
akan mempengaruhi kualitas batubara terutama parameter kadar abu yang dapat
mempengaruhi kualitas batubara. Kadar abu juga berhubungan dengan nilai kalor batubara
yang dapat menentukan peringkat batubara menurut jenisnya.
Perdagangan produk batubara semakin meningkat baik perdagangan domestik
maupun internasional. Berbagai pihak yang terlibat antara lain produsen, pedagang,
eksportir, importir, pengangkut, serta institusi yang lain membutuhkan dukungan dari
pihak ketiga yang mandiri, yang mampu memberikan kepastian atas kesesuaian
barang. Mereka juga membutuhkan laporan dari lapangan yang cepat tentang barang
yang diperiksa meliputi mutu dan berat serta aspek-aspek lainnya. Maka perlu dilakukan
analisa batu bara.Karena perusahaan mengeksplorasi batubara untuk di perjual belikan
ke ngara-negara asing, maka analisa ini sangat dibutuhkan. Sebab batubara yang dijual
di negara asing biasanya digunakan sebagai bahan bakar. Sehingga mereka tidak ingin pada
hasil pembakaran batubara tersebut menghasilkan sulfur gas tinggi yang dapat
merusak lingkungan.
2
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
3
BAB II
PEMBAHASAN
Batubara adalah suatu batuan sedimen tersusun atas unsur karbon, hidrogen,
oksigen, nitrogen dan sulfur. Dalam proses terbentuknya, batubara diselipi batuan
yang mengandung mineral. Bersama dengan moisture, mineral ini merupakan pengotor
batubara sehingga dalam pemanfaatannya, kandungan kedua materi ini sangat
berpengaruh. Dari ketiga jenis pemanfaatan batubara, yaitu sebagai pembuat kokas,
bahan bakar dan batubara konversi, pengotor ini harus diperhitungkan.
TOTAL MOISTURE
Tinggi Rendahnya Total Moisture akan
tergantung pada :
Peringkat Batubara
Size Distribusi
Peringkat Batubara:
Semakin tinggi peringkat suatu batubarasemakin kecil porositas batubara tersebutatau semakin
padat batubara tersebut.Dengan demikian akan semakin kecil jugamoisture yang dapat diserap
atau ditampungdalam pori batubara tersebut. Hal ini menyebabkan semakin
kecilkandunganmoisturenya khususnya inherentmoisturenya.
Size Distribusi :
5
Semakin besar ukuran size batubara, semakin besar luas permukaanya. Hal ini menyebabkan
akan semakin tinggisurface moisturenya. Pada nilai inherentmoisture tetap, maka T M-nya
akan naik yangdikarenakan naiknya surface moisture.
Kondisi Sampling :
Total Moisture dapat dipengaruhi oleh kondisipada saat batubara tersebut di Sampling.Yang
termasuk dalam kondisi sampling adalah :
Kondisi batubara pada saat disampling
Size distribusi sample batubara yang diambil terlalu besar atau terlalu kecil.
PROXIMATE ANALYSIS:
Air dried moisture
Ash Content
Volatile Matter
Fixed carbon
AIR DRIED MOISTURE:Moisture In the analysis samplesInherent Moisture
Adalah moisture yang terkandung dalam batubara setelah batubara tersebut dikering udarakan
Sifat-Sifat ADM:
Besar kecilnya nilai ADM dipengaruhi oleh peringkat batubara. Semakin tinggi
peringkat batubara, semakin rendah kandungan ADM nya.
Nilainya tergantung juga pada preparasi sample sebelum ADM dianalisa (standar
preparasi)
ASH CONTENT:
Batubara sebenarnya tidak mengandung abu, melainkan mengandung mineral
Moisture Namun sebagian mineral matter dianalisa dan dinyatakan sebagai kadar Abu
atau Ash Content.
Mineral Matter atau ash dalam batubara terdiri dari inherent dan extarneous.
6
Inherent Ash ada dalam batubara sejak pada masa pembentukan batubara dan
keberadaan dalam batubara terikat secara kimia dalam struktur molekul batubara
Sedangkan Extraneous Ash, berasal dari dilusi atau sumber abu lainnya yang
berasal dari luar batubara.
Kadar abu relatif lebih stabil pada batubara yang sama. Oleh karena itu Ash
sering dijadikan parameter penentu dalam beberpa kalibrasi alat preparasi maupun alat
sampling.
Semakin tinggi kadar abu pada jenis batubara yang sama, semakin rendah juga
kalorinya.
VOLATILE MATTER:
Volatile matter/ zat terbang, adalah bagian organik batubara yang menguap
ketika dipanaskan pada temperature tertentu.
Volatile matter biasanya berasal dari gugus hidrokarbon dengan rantai alifatik
dan rantai lurus. Yang mudah putus dengan pemanasan tanpa udara menjadi
hidrokarbon yang lebih sederhana seperti methana atau ethana.
Semakin tinggi peringkat suatu batubara akan semakin rendah kadar volatile
matternya. Volatile matter memiliki korelasi dengan vitrinite reflectance, semakin
rendah volatile matter, semakin tinggi vitrinite reflectancenya
7
Volatile matter dalam batubara dapat dijadikan sebagai indikasi reaktifitas
batubara pada saat dibakar.
Semakin tinggi peringkat suatu batubara akan semakin rendah kadar volatile
matternya.
Sifat-Sifat SULFUR:
Kandungan sulfur dalam batubara sangat bervariasi dan pada umumnya bersifat
heterogen sekalipun dalam satu seam batubara yang sama. Baik heterogen secara
vertikal maupun secara lateral. Namun demikian ditemukan juga beberapa seam yang
sama memiliki kandungan sulfur yang relatif homogen.
Kegunaan SULFUR :
Sulfur dalam batubara thermal maupun metalurgi tidak diinginkan, karena
Sulfur dapat mempengaruhi sifat-sifat pembakaran yang dapat menyebabkan slagging
maupun mempengaruhi kualitas product dari besi baja. Selain itu dapat berpengaruh
terhadap lingkungan karena emisi sulfur dapat menyebabkan hujan asam. Oleh karena
itu dalam komersial, Sulfur dijadikan batasan garansi kualitas, bahkan dijadikan sebagai
rejection limit.
Nilai kalori batubara dapat dinyatakan dalam satuan: MJ/Kg , Kcal/kg, BTU/lb
8
Higher Heating Value (HHV) = Gross CV
Pada batubara yang sama Nilai kalori dapat dipengaruhi oleh moisture dan juga
abu
Semakin tinggi moisture atau abu, semakin kecil nilai kalorinya.
HGI sangat penting bagi pengguna batubara di power plant yang menggunakan
pulverized coal.
HGI tidak dapat dijadikan indikasi atau simulasi performance dari suatu
pulverizer atau milling secara langsung, karena performance milling masih dipengaruhi
oleh kondisi operasional Milling itu sendiri, seperti Mill tention, Temperature primary
air, setting classifier dan lain-lain. Namun demikian, HGI dapat dijadikan pembanding
untuk batubara yang satu dengan lainnya mengenai kemudahannya untuk dimilling.
Sifaat-Sifat HGI:
Nilai HGI dari suatu batubara, ditentukan oleh organik batubara seperti jenis
mineral dan lain-lain.
Secara umum semakin tinggi peringkat batubara, maka semakin rendah HGI
nya. Namun hal ini tidak terjadi pada bituminous yang memiliki sifat cooking. Dimana
untuk jenis batubara ini HGInya tinggi sekali, bahkan bisa mencapai lebih dari 100.
Nilai HGI juga dapat dipengaruhi oleh dilusi abu dari penambangan. Secara
umum penambahan abu dilusi dapat menaikan nilai HGI.
9
Nilai HGI juga dapat dipengaruhi oleh kandungan moisture.
Pengujian HGI:
HGI ditest dengan menggunakan mesin hardgrove. Sample yang sudah digerus
pada ukuran partikel tertentu kemudian dimasukan kedalam mesin hardgrove.
Selanjutnya digerus dengan menggunakan bola baja pada putaran (revolusi) tertentu.
Batubara hasil gerusan kemudian discreen pada ukuran 200 mesh. Jumlah yang
lolospada screen ukuran 200 mesh dijadikan data dan dikalkulasi dengan menggunakan
hasil kalibrasi alat tersebut.
ULTIMATE ANALYSIS:
• CARBON
HYDROGEN
OXYGEN
SULFUR
NITROGEN
• Carbon, Hydrogen, dan Oxygen merupakan unsur dasar organik pembentuk batubara.
• Sedangkan Nitrogen merupakan unsur yang bersifat bervariasi tergantung dari material
pembentuk batubara. Sifatnya hampir sama dengan Sulfur.
• Dalam batubara peringkat tinggi, nitrogen terdapat dalam bentuk senyawa pyridine
yang berasosiasi dengan struktur aromatik, sedangkan dalam batubara peringkat
rendah, nitrogen ditemukan dalam bentuk senyawa amina dan terikat padu ikatan
hidrokarbon alifatik.
• Nitrogen dalam batubara berasal dari tumbuhan pembentuk batubara tersebut atau
sebagai hasil dari aktifitas bakteri pada saat pembentukan peat.
Kegunaan :
Dalam Geology Batubara, Ultimate digunakan sebagai parameter penentu
peringkat dan evaluasi-evaluasi lainnya.
Sifat-Sifat AFT:
Ash Fusion dalam batubara sangat bervariasi, ada yang homogen dalam satu
seam,ada juga yang sangat heterogen baik secara vertikal seam maupun secara lateral.
Nilai AFT tergantung pada mineral matter yang dikandung oleh batubara.
Pada batubara produksi, nilai AFT dapat dipengaruhi oleh dilusi atau material
yang terbawa pada saat penambangan.
AFT tidak selalu dapat dikorelasikan dengan ash analysis, karena sebenarnya
yang di gunakan pada saat pengujian bentuknya bukan oksida semuanya. Melainkan
masih dalam bentuk mineral.
Nilai AFT rendah tidak diinginkan dalam utilisasinya karena dianggap dapat
menyebabkan slagging atau fouling pada pipa-pipa boiler.
ASH ANALYSIS:
Sifat –Sifat Ash Analysis
Ash Analysis didalam batubara bersifat tidak typical dan bervariasi dari satu
seam lainnya atau didalam seam itu sendiri.
Kandungan komposisi abu tergantung pada unsur pembentuk batubara, dan juga
dipengaruhi oleh abu yang berasal dari luar seperti dilusi atau material yang terbawa
11
selama penambangan.
Abu batubara dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu : Abu lignitic dan Abu
Bituminous
MgO
Kegunaan Ash Analysis:
Sebagai indikator karakteristik abu didalam pembakaran batubara.
Fouling Factor :
Atom-atom unsur tersebut akan menyerap energi radiasi yang dipancarkan oleh
lampu tersebut. Banyaknya energi yang diserap berbanding lurus dengan banyaknya
atom yang terdapat dalam larutan tersebut.
12
2.4 Basis Pelaporan Hasil Analisa
Kadar Lengas → Moisture
→Dry (d)
Air Dried Basis(adb): Kadar lengs terkoreksi sesuai kelembaban udara terbuka.Bila kadar
lengas ini ditentukan, maka diperoleh kadar lengas ‘adb’
Dry(d):Keadaan kering sehingga kadar lengas =0 ash dan volatile mudah ditentukan
13
,sebelumakhirnya diuji dan dianalisis
14
2.5 Contoh Data Analisis
15
16
17
18
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Kualitas suatu batubara dapat ditentukan dengan cara analisa parameter tertentu baik
secara fisik maupun secara kimia.
2. Parameter Batubara terdiri dari:
Total Moisture
Total Sulfur
Calorific Value
HGI
Ultimate Analysis
Ash Fusion Temperature
Ash Analysis
Proximate
3. Basis pelaporan yang umum digunakan :
→As Received (ar)
→Air Dried Basis (adb)
→Dry (d)
→Dry ash free (daf)
→Dry mineral matter free (dmmf)
3.2 Saran
Tentunya terhadap penulis sudah menyadari jika dalam penyusunan makalah di atas
masih banyak ada kesalahan serta jauh dari kata sempurna. Adapun adanya nanti penulis akan
segera melakukan perbaikan susunan makalah itu dengan menggunakan pedoman dari
beberapa sumber dan krtik yang bisa membangun pembaca.
19
DAFTAR PUSTAKA