You are on page 1of 48

IKHTIAR

MEWUJUDKAN
KAMPUS BEBAS DARI
KEKERASAN SEKSUAL

Alimatul Qibtiyah
Komisioner Komnas Perempuan
STOP KEKERASAN
Perkenalan
• Prof. Alimatul Qibtiyah, Ph.D. Pengalaman Organisasi
v 081329360436- • Komisioner Komnas Perempuan RI
alimatul.qibtiyah@uin- (20-24)
suka.ac.id • Direktur PSW UIN Yogya 2014-2015
v www.genderprogressive.com
• Koordinator SPAK Yogyakarta
• Kerja: Dosen FDK UIN SUKA • Ketua LPPA PPA (2015-2022)
• Pendidikan • Anggota MTT PPM (2015-2022)
v S1: Dakwah IAIN Sunan
Kalijaga • Founder Akademi Feminis Muslim
v S2: Psikologi UGM
v S2: Women’s Studies IOWA
USA
v S3: Social Science, UWS
Australia
STOP KEKERASAN
Mengenal Komnas Perempuan
• KP hadir sebagai:
• Respon terhadap tuntutan
masyarakat anti kekerasan terhadap
perempuan akan
pertanggungjawaban negara atas
Kekerasan terhadap Perempuan,
khususnya atas kekerasan seksual
yang diderita oleh perempuan etnis
Tionghoa dalam Tragedi Mei 98.
• Lembaga HAM RI dan bersifat
indpendent

STOP KEKERASAN
Mandat dan Tugas Komnas Perempuan
1. Meningkatkan kesadaran publik
¡ Mengembangkan kondisi yang kondusif
2. Melakukan tinjau ulang dan
bagi penghapusan segala bentuk reformasi atas produk hukum
Kekerasan terhadap Perempuan dan dan peraturan
penegakan HAM, khususnya Hak Asasi 3. Melakukan pemantauan dan
Perempuan di Indonesia melaporkan Kekerasan terhadap
Perempuan
¡ Meningkatkan upaya pencegahan dan 4. Menyediakan masukan dan
penanggulangan segala bentuk Kekerasan rekomendasi
terhadap Perempuan dan perlindungan 5. Membangun
Hak Asasi Perempuan kerjasama/kemitraan (lokal-
nasional-regional-internasional)

STOP KEKERASAN
MATERI

Data Pembukan Wawasan tentang Kekerasan Seksual

Penyebab Kekerasan Seksual: Relasi Kuasa, Penafsiaran


Misoginis, Komitmen Pimpinan-Aturan

Ikhtiar Mewujudkan Kampus Bebas dari Kekerasan Seksual

STOP KEKERASAN
STOP KEKERASAN
Data Pembuka

Sexual harassment has never been raised as an important ethical


topic for most male informants; while all female lecturer
informants expressed anxiety that this was important and
needed attention because it had taken many victims from their
female students.
Sumber: Siti Syamsiyatun & Khanis Suvianita: The Tension and Synergy of Ethical Sources inThe Relations
of Lecturers and Studentsin Indonesian
Universities,http://ejournal.iainmadura.ac.id/index.php/karsa/article/view/1474/1722

STOP KEKERASAN
STOP KEKERASAN
STOP KEKERASAN
Kekerasan Seksual di Lembaga Pendidikan
Terlapor di Komnas Perempuan
• Dari 51 kasus yang diadukan sepanjang 2015-2020:
• 27%: universitas menempati urutan pertama yaitu
• 19% pesantren atau pendidikan berbasis Agama Islam
• 15% terjadi ditingkat SMU/SMK,
• 7% terjadi di tingkat SMP
• 3% masing-masing di TK, SD, SLB, dan Pendidikan Berbasis Kristen.
• Bentuk kekerasan yang tertinggi yaitu kekerasan seksual 45 kasus
(88%), yang terdiri dari perkosaan, pencabulan dan pelecehan
seksual, disusul kekerasan psikis dan diskriminasi dalam bentuk
dikeluarkan dari sekolah sebanyak 5 kasus).

STOP KEKERASAN
STOP KEKERASAN
Catcalling : Keramahan Palsu

• “Mbak mau ke mana? kok jalan


sendirian?”
• “Mbak senyum dong, cemberut aja”
• “Hai
cantik, udah punya pacar belum?”
• “Assalamualaikum”
• “Mau ditemenin ga?”
Sumber: https://medium.com/@fesmirelda/sesat-
pikir-tentang-feminisme-36339d704fa2

STOP KEKERASAN
STOP KEKERASAN
Total Data KBGtP Dari Komnas Perempuan, Lembaga Layanan
dan BADILAG Selama 10 Tahun
N = 2.247.594
400000
338496
302686
300000 280185
230881 226062
204794
200000 180746 185458 163116
135170
100000

0
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021

v Tahun 2021 laporan meningkat 50% dibanding tahun2020, bahkan jumlah lebih tinggi dari
sebelum masa pandemi di tahun 2019.
Hal ini menunjukkan masa pandemi di tahun kedua, perangkat akses laporan sudah mulai dikenal
(dalam bentuk online), dan diikuti karena adanya kesadaran publik untuk mengadu kasusnya.

STOP KEKERASAN
STOP KEKERASAN
KBGtP Berdasarkan Bentuk
Data Berdasarkan Bentuk Kekerasan
Berdasarkan Data Komnas Perempuan &
Data Layanan 2021
N = 16.162
6000

5000

4000

3000
FISIK PSIKIS SEKSUAL
4814 4754 4660
Kekerasan Fisik paling banyak
2000
(30%), walaupun perbedaan
1000 EKONOMI
NA
tidak signifikan dg Kekerasan
1887
47 Psikis (29%) dan Seksual (29%).
0
FISIK PSIKIS EKONOMI SEKSUAL NA

STOP KEKERASAN
STOP KEKERASAN
KBG di Ranah Personal
Pengaduan ke Komnas Perempuan Data dari Lembaga Layanan
N = 2527 Kasus N = 5243

KMP 813 KTI 2633

KTI 771 KDP 1222

KDP 463 KTAP 910

KTAP 212 KDRT - RP LAIN 279

KDRT RP LAIN 171 KMP 112

KMS 92 KMS 75

PRT 5 PRT 12

0 100 200 300 400 500 600 700 800 900 0 500 1000 1500 2000 2500 3000

Kekerasan di Ranah Personal, di Komnas Perempuan yang paling banyak Kekerasan Mantan Pacar,
sedangkan di Lemnbag Layanan adalah Kekerasan terhadap Istri.

STOP KEKERASAN
Hubungan Pelaku dan Korban
di Ranah Personal
Data Pengaduan ke Komnas Perempuan Data dari Lemnbaga Layanan
N =2527
MANTAN 802 PACAR 953
PACAR SUAMI 656
SUAMI 771
483
AYAH 308
PACAR SAUDARA/KERABAT 92
135
AYAH TIRI/ANGKAT 68
AYAH 93 MANTAN PACAR 67
79 PAMAN 66
MANTAN
SUAMI
43 MANTAN SUAMI 16
KAKAK/ADIK 36 KAKEK 12
28 SEPUPU 12
SAUDARA MAJIKAN 8
20
IBU
KAKAK 8
13
KAKAK IPAR 6
12 ADIK 4
PAMAN/BIBI
5 KAKEK TIRI 3
ORANGTUA 5 MERTUA 2
LAINNYA 2 KEPONAKAN 1
SUAMI SIRI 1
0 200 400 600 800 1000 1200

Suami dan Pacar sama-sama banyak menjadi pelaku. Banyak orang yang seharusnya menjadi pelindung justru
menjadi pelaku.

STOP KEKERASAN
Hubungan Pelaku dan Korban di Ranah Publik
Data Pengaduan Komnas Perempuan Tahun 2021 Data Lembaga Layanan Tahun 2021
N= 1273 Kasus N = 1772
OTK
TEMAN SOSIAL MEDIA 410 TEMAN
549
TEMAN 410
TETANGGA 422
MAJIKAN/ATASAN 177
69 OTK 308
TETANGGA
59
LAINNYA 185
46 LAINNYA
NA 36 140
REKAN KERJA 26 NA
122
PERUSAHAAN 19
MAJIKAN/ATASAN
12 27
GURU/DOSEN
4 REKAN KERJA
INSTITUSI/LEMBAGA 18
3
TOKOH AGAMA 2 TEMAN SOSIAL MEDIA 1
PEJABAT PUBLIK
PERUSAHAAN

Pelaku yang paling banyak adalah teman media sosial dan orang tidak dikenal yang masing-
masingnya sejumlah 410 orang, teman 177 orang, dan majikan/atasan 69 orang
Pelaku terbanyak kekerasan di ranah publik berdasarkan data lembaga layanan adalah teman 529
orang (31%), tetangga 422 kasus (23.8%), Orang Tidak Kenal 308 kasus (17.4%),

STOP KEKERASAN
STOP KEKERASAN
Kekerasan Siber Berbasis Gender (KSBG)
terhadap Perempuan
Jumlah Kasus KSBG Berdasarkan Lembaga Layanan Kasus Kekerasan Berbasis Gender Siber
Tahun 2021 (N=211) Pengaduan Langsung ke Komnas Perempuan
Tahun 2017-2021
RS 2
2000
PN 13 1721
1500
UPPA 4
1000 940
DP3A & P2TP2A 22
500
97 281
LSM & WCC 170 16
0
0 20 40 60 80 100 120 140 160 180 2017 2018 2019 2020 2021

• Data Komnas Perempuan: Terjadi kenaikan 83% kasus KSBG dari tahun 2020 (940 kasus) menjadi sebanyak 1.721 kasus pada 2021.
• Penerima laporan KSBG terbanyak di lembaga layanan adalah di LSM dan WCC (170 kasus), diikuti DP3A dan P2TP2A (22 kasus) serta
Pengadilan Negeri (13 kasus). Data telah terjadi penurunan pengaduan di tahun 2021, yang berbanding terbalik dengan data pengaduan ke
Komnas Perempuan

STOP KEKERASAN
Kekerasan Siber Berbasis Gender (KSBG)
terhadap Perempuan
Sebaran Kategorisasi KSBG Lembaga Layanan dan Pengaduan Komnas Perempuan Tahun 2021
700

600

500

400
Lembaga Layanan
300 Ranah Komunitas KP
Ranah Personal KP
200

100

0
Cyber Cyber Cyber Cyber Cyber Illegal Malcious Morphing Online Revenge Sexting Sextortion Voyeurism
Grooming Hacking Harrasment Recruitment Survail lance Content Distribution Defamation Porn
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

• Kategorisasi KSBG pada pengaduan Komnas Perempuan dan data lembaga layanan didominasi
kasus cyber harrasment, malicious distribution, dan sextortion.

STOP KEKERASAN
Kekerasan Berbasis Gender terhadap
Perempuan dengan Disabilitas.
Data Lembaga Layanan Tahun 2021 N = 42 • Data tahun 2021 menunjukkan
25 bahwa angka kekerasan tertinggi
22 dialami oleh perempuan dengan
20 disabilitas intelektual sebanyak 22
kasus dan diikuti perempuan
15
dengan disabilitas ganda
13
sebanyak 13 kasus.
10
• Data tersebut tidak berbeda
dengan tahun 2020 yang
mencatat bahwa perempuan
4
disabilitas dengan intelektual
5

1 1 1 merupakan kelompok tertinggi


0

Epilepsi Fisik Intelektual Sensorik Tuli Ganda


yang dilaporkan mengalami
kekerasan.
STOP KEKERASAN
Kekerasan Seksual Di Lingkungan Pendidikan
Pengaduan Ke Komnas Perempuan
Jumlah KBG Terhadap Perempuan di Lembaga Prosentasi KGB terhadap Perempuan
Pendidikan 2015-2021 Berdasarkan Level Pendidikan 2015-2021
18 17 (Data Pengaduan Komnas Perempuan)
16 15
TT 11
14 PT 35
12 Vokasi 3
10 10
10 9 Pendidikan Gereja 3
8
Pesantren 16
SLB 3
6
SMA 15
4 3 3
SMP 6
2 SD 3
0 TK 3
2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 0 5 10 15 20 25 30 35 40

• 2015-2021 Kekerasan di dunia pendidkan fluktuatif. Pada tahun 2021 terjadi penurunan (9 kasus)
dibandingkan dengan tahun 2020 (17 kasus).
• Perguruan Tinggi (PT) menempati urutan pertama yaitu 35% disusul pesantren atau pendidikan berbasis
Agama Islam menempati urutan kedua atau 16%, selanjutnya di level SMA/SMK terdapat 15%.
STOP KEKERASAN
Data Korban dan Pelaku
kekerasan
Pelaku Kekerasan Seksual (Infid)
)

Korban Kekerasan seksual (riset Infid, 2020)


perempuan: 67%, Laki-laki: 33%

STOP KEKERASAN
Setereotype Gender Perempuan
(n=2210), Riset Infid

STOP KEKERASAN
STOP KEKERASAN
Karakteristik Korban dan Pelaku
Aspek Korban Pelaku
Data Lembaga Layanan Data Komnas Data Lembaga Layanan Data Komnas
Perempuan Perempuan
Usia Terbanyak di usia 25-40 terbanyak di usia 18- terbanyak usia 25-40 terbanyak di usia
tahun, disusul usia 14- 24 th, kedua 25-40 th, tahun, disusul 18-24 18-24 th, kedua 25-
17 tahun dan 18-24 ketiga 14-17 th tahun dan 41-60 tahun 40, 41-60 th.
tahun.
Pendidikan SLTA, disusul lulusan SLTA, disusul lulusan SLTA, disusul lulusan SLTA, disusul lulusan
SLTP, lalu SD PT, lalu SMP SLTP lalu PT PT, lalu SMP
Pekerjaan/ Terbanyak Terbanyak Terbanyak Pegawai Terbanyak pegawai
Status pelajar/mahasiswa lalu pelajar/mahasiswa, Swasta dan swasta,
Ibu Rumah Tangga, pegawai swasta, Ibu pelajar/mahasiswa, pelajar/mahasiswa,
karyawas, tidak bekerja Rumah Tangga (IRT), wirasudaha, tidak tidak bekerja
tidak bekerja bekerja
Korban dan Pelaku ada di semua level usia, namun Sebaran Umur korban semakin muda, pelaku banyak dewasa
dan lansia, Korban lebih banyak yang berpendidikan rendah daripada pelaku (Relasi Kuasa)
Tidak Bekerja dan Pelajar/Mhs rentan jadi korbann dan pelaku.
STOP KEKERASAN
KEKERASAN
STOP
Penyalahgunaan wewenang Pelaku,
Eksploitasi Korban (Relasi Kuasa)
• Berdasarkan jenis pekerjaan pelaku/Status, masih ada dari
kalangan orang-orang yang diharapkan menjadi pelindung,
contoh dan pihak yang dihormati seperti pegawai negeri sipil
(PNS), guru, dosen, tokoh agama, TNI, POLRI, tenaga medis,
pejabat publik, aparat penegak hukum (APH).
• Meski jumlah tidak dominan namun jika digabungkan
mencapai sekitar 9% dari total pelaku baik di lembaga
Layanan maupun di Komnas Perempuan.

STOP KEKERASAN
STOP KEKERASAN
Kesulitan Pendampingan Korban KS di Lapangan

BUDAYA PENANGANAN
MISOGINIS, SEKSIS Terjadi karena Belum semua Belum semua kasus kekerasan
dan tidak ramah RELASI KUASA PIMPINAN punya perguruan tinggi seksual masih
terhadap yang menimbulkan perspektif korban mempunyai ATURAN sering
perempuan ketidakberdayaan sehingga terjadi yang jelas, disamakan
menyebabkan implementatif dan dengan
korban, Umumnya pengabaian dan
korban tidak efektif terkait dengan pelanggaran etik
pelaku penyangkalan Pencegahan dan
mendapatkan memanfaatkan terjadinya lainnya, padahal
Penanganan Kekerasan
keadilan dan kerentanan, kekerasan seksual Seksual (PPKS)
kekerasan
pemulihan ketergantungan dan termasuk pemulihan seksual bersifat
Menyalahkan dan kepercayaan mengkhawatirkan korban. khas dan
korban, dg kata- korban kepadanya reputasi nama mengalami
kata yang baik lembaga KERENTANAN
menyudutkan BERLAPIS
STOP KEKERASAN
STOP KEKERASAN
Penyebab Kekerasan Seksual

STOP KEKERASAN
Akar Penyebab Kekerasan Seksual

A Konstruksi
K Sosial Budaya-gender
A (Patriarkhi-Relasi Kuasa)
R

P Bentuk-bentuk
E Diskriminasi:
Paham Agama
N Stereotipi
Bias Gender-Misoginis MENIMBULKAN
Y Subordinasi
E Marginalisasi
B Beban Berlebihan
A Kekerasan
B Kebijakan
Netral/Bias Gender

STOP KEKERASAN
STOP KEKERASAN 26
Mengapa Terjadi Kekerasan Seksual?

STOP KEKERASAN
STOP KEKERASAN
Contoh Kekerasan Seksual di Lembaga Pendidikan
(Iceberg Analysis)
Aaspek Indikator
Pola Trend Prilaku, kebiasaan, • Munculnya Kekerasan Seksual di Lembaga
siakap yang dapat Pendidikan
terlihat • Hanya sekitar 30% laporan KS sampai APH
• Perempuan lebih banyak jadi korban
Struktur Tradisi, budaya, • Kebijakan PPKS belum ada/ ada tetapi
Penyebab kebijakan pemerintah, belum jadi acuan
sistem • Pimpinan belum punya komitmen
Mental Paradigma, perspektif • Perempuan berhak dilecehkan, harus
Model dan Keyakinan melayani laki-laki,
• Perempuan dianggap sebagai sumber
fitnah
STOP KEKERASAN
STOP KEKERASAN
Ikhtiar Mewujudkan Kampus
Bebas dari Kekerasan Seksual

STOP KEKERASAN
Launching Permen PPKS di PT
No. 30/2021

STOP KEKERASAN
SK Dirjen Pendis Kemenag, No. 5494/2019
Permendikbud 30/2021
tentang PPKS
• SK Dirjen Pendis Kemenag, No. 5494/19 dan Peraturan Menteri Pendidikan,
Kebudayaan, Riset dan Teknologi RI No. 30 Tahun 2021 tentang Pencegahan
dan Penanganan Kekerasan Seksual (PPKS) di Lingkungan Perguruan Tinggi.
• Peraturan ini berisi Difinisi KS, Upaya Pencegahan, Upaya Penanganan,
Sanksi dan Pemantauan.
• Peraturan Menteri (Permen PPKS 30/2021) ini bertujuan (Pasal 2):
1. Sebagai pedoman bagi Perguruan Tinggi untuk menyusun kebijakan dan
mengambil tindakan Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual yang
terkait dengan pelaksanaan Tridharma di dalam atau di luar kampus; dan
2. Untuk menumbuhkan kehidupan kampus yang manusiawi, bermartabat, setara,
inklusif, kolaboratif, serta tanpa kekerasan di antara Mahasiswa, Pendidik, Tenaga
Kependidikan, dan Warga Kampus di Perguruan Tinggi.
STOP KEKERASAN
STOP KEKERASAN
Sampai Des 2021, Ada 23 PTKIN yang sudah
ada Kebijakan PPKS Resmi ttd Rektor
1. UIN Yogyakarta 13. IAIN Bengkulu
2. IAIN Batu Sangkar 14.UIN Semarang
3. UIN Lampung 15. UIN Samarinda
4. UIN Mataram 16. UIN Banjarmasin
5. IAIN cirebon 17. IAIN Kediri
6. IAIN Tulungagung 18. IAIN Ponorogo
7. IAIN Jember 19. UIN Banten
8. IAIN Pekalongan 20. UIN Makassar
9. IAIN Purwakerto 21. UIN Surakarta
10. IAIN Metro Lampung 22. UIN Malang
11. IAIN Salatiga 23. IAIN Gorontalo
12. UIN Aceh
STOP KEKERASAN
STOP KEKERASAN
STOP KEKERASAN
STOP KEKERASAN
STOP KEKERASAN
STOP KEKERASAN
IDENTIFIKASI PELAKU DAN KORBAN

37
Kesulitan Pendampingan Korban KS di Lapangan

BUDAYA PENANGANAN
MISOGINIS, SEKSIS Terjadi karena Belum semua Belum semua kasus kekerasan
dan tidak ramah RELASI KUASA PIMPINAN punya perguruan tinggi seksual masih
terhadap yang menimbulkan perspektif korban mempunyai ATURAN sering
perempuan ketidakberdayaan sehingga terjadi yang jelas, disamakan
menyebabkan implementatif dan dengan
korban, Umumnya pengabaian dan
korban tidak efektif terkait dengan pelanggaran etik
pelaku penyangkalan Pencegahan dan
mendapatkan memanfaatkan terjadinya lainnya, padahal
Penanganan Kekerasan
keadilan dan kerentanan, kekerasan seksual Seksual (PPKS)
kekerasan
pemulihan ketergantungan dan termasuk pemulihan seksual bersifat
Menyalahkan dan kepercayaan mengkhawatirkan korban. khas dan
korban, dg kata- korban kepadanya reputasi nama mengalami
kata yang baik lembaga KERENTANAN
menyudutkan BERLAPIS
STOP KEKERASAN
STOP KEKERASAN
Kesulitan Korban KS Mendapatkan Keadilan
• Data hanya sekitar 30%, Kasus KS yang dapat ditangani
oleh APH, Hal ini dikarenakan:
• Jenis dan bentuk KS yang tidak terkenali dalam difinisi
hukum yang ada
• Perpektif APH yang belum berpihak pada korban
• Budaya patriarkhis dan Sexist, termasuk blaming the
victims
• Hampir semua kasus, Korban yang diminta untuk
mencari banrang bukti
STOP KEKERASAN
STOP KEKERASAN
Prinsip Mekanisme Penanganan
Korban KBG Di PT
1. Penanganan sesuai dengan bentuk dan jenis kekerasan
2. Partisipasi korban (menghargai pilihan dan keputusan
korban)
3. Menjaga kerahasiaan korban
4. Tidak menghakimi
5. Berlandaskan teologi pemberdayaan dan perlindungan
6. Non diskriminasi
7. Berkeadilan gender
8. Berkelanjutan
9. Empati

STOP KEKERASAN
STOP KEKERASAN
Mengubah cara Pandang
Fitnah, Pakaian dan Kekerasan Seksual
• Sumber Fitnah, Harta, Tahta dan Asmara yang bukan pada tempatnya (bisa
pria ataupun wanita). Mungkin ditambah Quota (HT AQ-Harta, Tahta,
Asmara, Quota)
• Yang paling menyedihkan ketika ada yang mengomentari korban kekerasan
seksual: “Pantesan gak nutup aurat wajar aja dong digangguin, bajunya
ketat sih, hijabnya gak kaffah (sempurna).”
• Faktanya, pelaku kekerasan seksual tidak mengenal model pakaian yang
dikenakan korban. Di antara korbas KS adalah mereka yang mengenakan
niqab tertutup rapat
• Pandangan Pertama Nikmat, Pandangan kedua laknat, Tundukan
Pandangan (termasuk tidak berfikir akan melecehkan)
STOP KEKERASAN
STOP KEKERASAN
7 Kalimat yang Tidak Boleh Dikatakan Pada
Korban Kekerasan Seksual
"Kejadian itu
"Kamu pakai baju
"Apakah itu benar "Apakah kamu sudah lama,
apa pas
terjadi?" menikmatinya?" mengapa masih
kejadian?"
dipikirkan?"

"Ini semua takdir


"Kenapa kamu "Itu cuma seks
Tuhan. Jadi kamu
nggak melawan?" saja."
harus maklum."

Sumber: Fair Haven Rape Crisis Center,


STOP KEKERASAN
STOP KEKERASAN
Video Blaming the Victims
https://www.youtube.com/watch?v=YPGomPg2qAA

STOP KEKERASAN
STOP KEKERASAN
Video Menguatkan Korban
https://www.youtube.com/watch?v=2GVk9PLiz-8

STOP KEKERASAN
STOP KEKERASAN
Pemulihan Berbasis Korban

PEMULIHAN SESUAI KEBUTUHAN PENINDAKAN PELAKU Orientasi


KORBAN: psikologis, hukum, MENJERAKAN bukan
medis, agama memenjarakan-rehabilitasi
pelaku
MEMAHAMI TRAUMATIK
KORBAN BEKERJASAMA
Jangan menyalahkan dengan Lembaga
korban layanan yang ada

MEMBERDAYAKAN KORBAN PEMANTAUAN DAN


Keputusan Korban yang EVALUASI PPKS
berdaya bukan pasrah

STOP KEKERASAN
ISU KRITIS PENANGANAN PELAKU
• Ada kejelasan bentuk Sanksi ringan, sedang dan berat,
namun jenis Kekerasan tertentu masuk katagori
pelanggaran ringan, sedang, dan Berat membutuhkan
kejernihan dan kejelian
• Salah satu cara mengidentifikasi dilihat dari dampak
personal, Lembaga dan Negara
• Kampus hanya sampai pada sanksi administrasi

STOP KEKERASAN
STOP KEKERASAN
KAMPUS HEBAT
• Adalah kampus yang dapat menyelesaikan kasus
kekerasan seksual dengan baik, bukan kampus yang
melakukan penyangkalan dan membiarkannya

• Masyarakat akan lebih percaya untuk mengirim anaknya


kuliah di perguruan tinggi yang serius menangani
masalah KS, karena dengan adanya kampus aman akan
memaksimalkan pengembangan potensi civitas
akademikanya

STOP KEKERASAN
STOP KEKERASAN
Thank You
Have a Fruitful Discussion
Alimatul Qibtiyah
alimatulqibtiyah@komnasperempuan.go.id
Komnas Perempuan
Jl. Latuharhari 4B, Menteng, Jakarta Pusat 10310
Phone: 021-3903963
Fax: 021-3903922
Email : mail@komnasperempuan.go.id
Website : www.komnasperempuan.go.id
Facebook : www.facebook.com/stopktpsekarang
Twitter : @KomnasPerempuan

STOP KEKERASAN

You might also like