You are on page 1of 4

1.

Analisis yuridis serta pertimbangan pada pemberian kredit Bank BCA


kepada usaha kuliner dengan pengajuan kredit 100.000.000 dilakukan
sebagai berikut :
Pihak yang menentukan disetujui atau tidaknya kredit Anda adalah analisa
kredit.banyak faktor yang dipertimbangkan analis kredit sebelum
memberikan rekomendasi setuju atau tidak terhadap pengajuan calon
debitur. Mereka memiliki format dan metode standar yang harus dipenuhi
secara tertulis dengan bentuk, format, dan kedalaman yang ditetapkan
bank.Selain itu, analisis tidak hanya didasari pertimbangan subyektif
permohonan kredit tersebut.Cara Kerja Analis Kredit Bank Dalam Menilai
Permohonan Kredit Analis kredit punya kualifikasi khusus dalam
menjalankan tugasnya. Untuk membantu kerja seorang analis dibekali
dengan metode analisa kredit dalam bentuk format standar sistem yang
harus di lengkapi  sehingga  cara kerja analis kredit bank menilai
permohonan kredit bisa benar-benar terstruktur, jelas, dan
obyektif.Walaupun seorang calon debitur tidak mempunyai hutang dan
catatan kreditnya bagus, bisa saja permohonan kredit usaha seseorang
ditolak. Analisa kredit yang benar-benar terstruktur, jelas, dan obyektif
bisa mengurangi potensi masalah kredit macet di Indonesia, selain itu
nasabah juga bisa terhindar dari Blacklist Bank Indonesia yang bisa
merugikan bank. Direktur kepatuhan dapat mencegah diambilnya
kebijaksanaan dan keputusan yang didalamnya mengandung unsur
penyimpangan/ pelanggaran terhadap ketentuan kehati-hatian. Kredit
Wirausaha memberikan bantuan permodalan skala mikro yang sangat
membantu masyarakat yang ingin melakukan kegiatan usaha tetapi tidak
mempunyai agunan yang cukup. Kehati-hatian dalam pemberian kredit ini
dapat dilaksanakan dengan melalui analisa yang akurat dan mendalam,
penyaluran yang tepat, pengawasan dan pemantauan yang baik, perjanjian
kredit yang sesuai dengan syarat hukum. ini mengajarkan bahwa pihak
kreditur akan bertanggung jawab secara yuridis atas kerugian pihak
debitur atau pihak lainnya, seandainya kreditur tersebut mempunyai
kekuasaan pengontrolan yang substansial terhadap kegiatan-kegiatan
debitur. Sehingga hukum memandang pihak debitur hanya sebagai ”agen”
saja dari
pihak kredit. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1967 tentang Pokok-
Pokok Perbankan Pasal 24 ayat (1) menyebutkan bahwa : “Bank Umum
tidak memberi kredit tanpa jaminan kepada siapapun”.Berdasarkan
pengertian tersebut, nilai dan legalitas jaminanan yang dikuasai oleh bank
atau yang disediakan oleh debitur harus cukup untuk menjamin fasilitas
kredit yang diterima nasabah/debitur. Barang-barang yang diterima bank
harus dikuasai atau diikat secara yuridis, baik berupa akta dibawah tangan
maupun akta otentik.Peraturan kredit permodalan Bagi Usaha Mikro Kecil
Menengah (UMKM) diatur dalam Undang Undang Nomor 20 Tahun 2008
Tentang Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) sebagai landasan
hukum. Namun, undang-undang tersebut tidak membahas secara terperinci
tentang Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM. Jaminan Pada Kredit
Usaha Kecil Mikro Menengah (UMKM). Jaminan adalah aset pihak
peminjaman yang dijanjikan kepada pemberi pinjaman jika peminjam
tidak dapat mengembalikan pinjaman tersebut. jaminan merupakan salah
satu unsur dalam analisis pembiayaan. Oleh karena itu, barang-barang
yang diserahkan nasabah harus dinilai pada saat dilaksanakan analisis
pembiayaan dan harus berhati-hati dalam menilai barang-barang tersebut
karena harga yang dicantumkan oleh nasabah tidak selalu menunjukkan
harga yang sesungguhnya (harga pasar pada saat itu).

2. Ada beberapa langkah penyelesaian kredit bermasalah salah satu nya


adalah penyelamatan kredit bermasalah antara pihak bank dan nasabah
Penyelamatan adalah suatu langkah penyelesaian kredit bermasalah
melalui perundingan kembali antara kreditur dan debitur dengan
memperingan syarat-syarat pengembalian kredit sehigga
denganmemperingan syarat-syarat kredit tersebut diharapkan debitur
memiliki kemampuan untuk menyelesaikan kredit itu. Jadi, tahap
penyelamatan kredit ini belum memanfaatkan lembaga hukum karena
debitur masih kooperatif dan dari prospek usaha masih feasible.
Penyelesaian kredit ini dinamakan penyelesaian melalui restrukturisasi
kredit. Langkah penyelesaian melalui restrukturisasi kredit ini diperlukan
syarat paling utama yaitu adanya kemauan dan etikad baik dan kooperatif
dari debitur serta bersedia mengikuti syarat- syarat yang ditentukan bank
karena dalam penyelesaian kredit melalui restrukturisasi lebih banyak
negosiasi dan solusi yang ditawarkan bank untuk menentukan syarat dan
ketentuan restrukturisasi. Dalam mengatasi timbulnya kredit bermasalah .
Menurut saya tindakan hukum yang dilakukan untuk penyelesaian kredit
bermasalah bisa dilakukan dengan cara Melalui rescheduling
( penjadwalan kembali ), yaitu suatu upaya hukum untuk melakukan
perubahan terhadap beberapa syarat perjanjian kredit yang berkenaan
dengan jadwal pembayaran kembali / jangka waktu kredit termasuk
tenggang ( grace period ), termasuk perubahan jumlah angsuran, dan bila
perlu dengan penambahan kredit. Kebijakan ini dapat diberikan dengan
cara memperpanjang jangka waktu kredit, memperpanjang jangka waktu
angsuran, misalnya semula angsuran ditetapkan setiap 3 bulan, kemudian
menjadi 6 bulan, penurunan jumlah untuk setiap angsuran yang
mengakibatkan perpanjangan jangka waktu kredit.Melalui reconditioning (
persyaratan kembali ), yaitu melakukan perubahan atas sebagian atau
seluruh persyaratan perjanjian, yang tidak terbatas hanya kepada
perubahan jadwal angsuran, dan atau jangka waktu kredit saja. Tetapi
perubahan kredit tersebut tanpa memberikan tambahan kredit atau tanpa
melakukan konversi atas seluruh atau sebagian dari kredit menjadi equity
perusahaan. Bantuan yang dapat diberikan adalah berupa keringanan atau
perubahan persyaratan kredit antara lain : kapiltalisasi bunga yaitu bunga
djadikan utang pokok sehingga nasabah untuk waktu tertentu tidak perlu
membayar bunga, tetapi nanti untang pokoknya dapat melebhi plafon yang
disetujui. Penundaan pembayaran bunga yaitu bunga tetap dihitung, tetapi
penagihan atau pembebanannya kepada nasabah tidak dlaksanakan sampai
nasabah mempunyai kesanggupan, dan atas bunga yang terutang kredit
tersebut tidakdikenakan bunga dan tidak menambah plafon kredit.
Penurunan suku bunga, yaitu dalam hal nasabah dinilai masih mampu
membayar bungan pada waktunya, tetapi suku bunga yang dikenakan
terlalu tinggi untuk tingkat aktivitas dan hasil usaha pada waktu itu.
Pembebasan bungan yaitu dalam hal nasabah memang dinilai tidak
sanggup membayar bunga karena usaha nasabah hanya mencapai tingkat
kembali pokok. Pembebasan bunga ini dapat untuk sementara, selamanya
ataupun seluruh utang bunga. Pengkonversian kredit jangka perndek
menjadi kredit jangka panjang dengan syarat yang lebih ringan.
Restructuring ( penataan kembali ), yaitu upaya berupa perubahan syarat-
syarat perjanjian kredit berupa pemberian tambahan kredit atau melakukan
konversi atas seluruh atau sebagian kredit menjadi perusahaan, yang
dilakukan dengan atau tanpa rescheduling dan atau reconditioning.
3. Perjanjian kredit perbankan yang dibuat secara notariil bermanfaat bagi
kreditor, dalam hal menjamin kekuatan pembuktiannya, menjamin
kebenaran dari aktanya dan menjamin keamanan investasinya.

You might also like