Analisis yuridis serta pertimbangan pada pemberian kredit Bank BCA
kepada usaha kuliner dengan pengajuan kredit 100.000.000 dilakukan sebagai berikut : Pihak yang menentukan disetujui atau tidaknya kredit Anda adalah analisa kredit.banyak faktor yang dipertimbangkan analis kredit sebelum memberikan rekomendasi setuju atau tidak terhadap pengajuan calon debitur. Mereka memiliki format dan metode standar yang harus dipenuhi secara tertulis dengan bentuk, format, dan kedalaman yang ditetapkan bank.Selain itu, analisis tidak hanya didasari pertimbangan subyektif permohonan kredit tersebut.Cara Kerja Analis Kredit Bank Dalam Menilai Permohonan Kredit Analis kredit punya kualifikasi khusus dalam menjalankan tugasnya. Untuk membantu kerja seorang analis dibekali dengan metode analisa kredit dalam bentuk format standar sistem yang harus di lengkapi sehingga cara kerja analis kredit bank menilai permohonan kredit bisa benar-benar terstruktur, jelas, dan obyektif.Walaupun seorang calon debitur tidak mempunyai hutang dan catatan kreditnya bagus, bisa saja permohonan kredit usaha seseorang ditolak. Analisa kredit yang benar-benar terstruktur, jelas, dan obyektif bisa mengurangi potensi masalah kredit macet di Indonesia, selain itu nasabah juga bisa terhindar dari Blacklist Bank Indonesia yang bisa merugikan bank. Direktur kepatuhan dapat mencegah diambilnya kebijaksanaan dan keputusan yang didalamnya mengandung unsur penyimpangan/ pelanggaran terhadap ketentuan kehati-hatian. Kredit Wirausaha memberikan bantuan permodalan skala mikro yang sangat membantu masyarakat yang ingin melakukan kegiatan usaha tetapi tidak mempunyai agunan yang cukup. Kehati-hatian dalam pemberian kredit ini dapat dilaksanakan dengan melalui analisa yang akurat dan mendalam, penyaluran yang tepat, pengawasan dan pemantauan yang baik, perjanjian kredit yang sesuai dengan syarat hukum. ini mengajarkan bahwa pihak kreditur akan bertanggung jawab secara yuridis atas kerugian pihak debitur atau pihak lainnya, seandainya kreditur tersebut mempunyai kekuasaan pengontrolan yang substansial terhadap kegiatan-kegiatan debitur. Sehingga hukum memandang pihak debitur hanya sebagai ”agen” saja dari pihak kredit. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1967 tentang Pokok- Pokok Perbankan Pasal 24 ayat (1) menyebutkan bahwa : “Bank Umum tidak memberi kredit tanpa jaminan kepada siapapun”.Berdasarkan pengertian tersebut, nilai dan legalitas jaminanan yang dikuasai oleh bank atau yang disediakan oleh debitur harus cukup untuk menjamin fasilitas kredit yang diterima nasabah/debitur. Barang-barang yang diterima bank harus dikuasai atau diikat secara yuridis, baik berupa akta dibawah tangan maupun akta otentik.Peraturan kredit permodalan Bagi Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) diatur dalam Undang Undang Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) sebagai landasan hukum. Namun, undang-undang tersebut tidak membahas secara terperinci tentang Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM. Jaminan Pada Kredit Usaha Kecil Mikro Menengah (UMKM). Jaminan adalah aset pihak peminjaman yang dijanjikan kepada pemberi pinjaman jika peminjam tidak dapat mengembalikan pinjaman tersebut. jaminan merupakan salah satu unsur dalam analisis pembiayaan. Oleh karena itu, barang-barang yang diserahkan nasabah harus dinilai pada saat dilaksanakan analisis pembiayaan dan harus berhati-hati dalam menilai barang-barang tersebut karena harga yang dicantumkan oleh nasabah tidak selalu menunjukkan harga yang sesungguhnya (harga pasar pada saat itu).
2. Ada beberapa langkah penyelesaian kredit bermasalah salah satu nya
adalah penyelamatan kredit bermasalah antara pihak bank dan nasabah Penyelamatan adalah suatu langkah penyelesaian kredit bermasalah melalui perundingan kembali antara kreditur dan debitur dengan memperingan syarat-syarat pengembalian kredit sehigga denganmemperingan syarat-syarat kredit tersebut diharapkan debitur memiliki kemampuan untuk menyelesaikan kredit itu. Jadi, tahap penyelamatan kredit ini belum memanfaatkan lembaga hukum karena debitur masih kooperatif dan dari prospek usaha masih feasible. Penyelesaian kredit ini dinamakan penyelesaian melalui restrukturisasi kredit. Langkah penyelesaian melalui restrukturisasi kredit ini diperlukan syarat paling utama yaitu adanya kemauan dan etikad baik dan kooperatif dari debitur serta bersedia mengikuti syarat- syarat yang ditentukan bank karena dalam penyelesaian kredit melalui restrukturisasi lebih banyak negosiasi dan solusi yang ditawarkan bank untuk menentukan syarat dan ketentuan restrukturisasi. Dalam mengatasi timbulnya kredit bermasalah . Menurut saya tindakan hukum yang dilakukan untuk penyelesaian kredit bermasalah bisa dilakukan dengan cara Melalui rescheduling ( penjadwalan kembali ), yaitu suatu upaya hukum untuk melakukan perubahan terhadap beberapa syarat perjanjian kredit yang berkenaan dengan jadwal pembayaran kembali / jangka waktu kredit termasuk tenggang ( grace period ), termasuk perubahan jumlah angsuran, dan bila perlu dengan penambahan kredit. Kebijakan ini dapat diberikan dengan cara memperpanjang jangka waktu kredit, memperpanjang jangka waktu angsuran, misalnya semula angsuran ditetapkan setiap 3 bulan, kemudian menjadi 6 bulan, penurunan jumlah untuk setiap angsuran yang mengakibatkan perpanjangan jangka waktu kredit.Melalui reconditioning ( persyaratan kembali ), yaitu melakukan perubahan atas sebagian atau seluruh persyaratan perjanjian, yang tidak terbatas hanya kepada perubahan jadwal angsuran, dan atau jangka waktu kredit saja. Tetapi perubahan kredit tersebut tanpa memberikan tambahan kredit atau tanpa melakukan konversi atas seluruh atau sebagian dari kredit menjadi equity perusahaan. Bantuan yang dapat diberikan adalah berupa keringanan atau perubahan persyaratan kredit antara lain : kapiltalisasi bunga yaitu bunga djadikan utang pokok sehingga nasabah untuk waktu tertentu tidak perlu membayar bunga, tetapi nanti untang pokoknya dapat melebhi plafon yang disetujui. Penundaan pembayaran bunga yaitu bunga tetap dihitung, tetapi penagihan atau pembebanannya kepada nasabah tidak dlaksanakan sampai nasabah mempunyai kesanggupan, dan atas bunga yang terutang kredit tersebut tidakdikenakan bunga dan tidak menambah plafon kredit. Penurunan suku bunga, yaitu dalam hal nasabah dinilai masih mampu membayar bungan pada waktunya, tetapi suku bunga yang dikenakan terlalu tinggi untuk tingkat aktivitas dan hasil usaha pada waktu itu. Pembebasan bungan yaitu dalam hal nasabah memang dinilai tidak sanggup membayar bunga karena usaha nasabah hanya mencapai tingkat kembali pokok. Pembebasan bunga ini dapat untuk sementara, selamanya ataupun seluruh utang bunga. Pengkonversian kredit jangka perndek menjadi kredit jangka panjang dengan syarat yang lebih ringan. Restructuring ( penataan kembali ), yaitu upaya berupa perubahan syarat- syarat perjanjian kredit berupa pemberian tambahan kredit atau melakukan konversi atas seluruh atau sebagian kredit menjadi perusahaan, yang dilakukan dengan atau tanpa rescheduling dan atau reconditioning. 3. Perjanjian kredit perbankan yang dibuat secara notariil bermanfaat bagi kreditor, dalam hal menjamin kekuatan pembuktiannya, menjamin kebenaran dari aktanya dan menjamin keamanan investasinya.