You are on page 1of 6

138

SEMBADHA 2018
Seminar Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat

KEKUATAN VISI MISI Abstrak

DALAM MEMANDU Visi dan misi merupakan komponen stratejik dalam mendukung formulasi
strategi perusahaan. Ketiadaan visi dan misi membuat perusahaan tidak
ARAH STRATEGIS mampu untuk melihat potensi masa depan dan cenderung mendorong
pemikiran jangka pendek. Bagi UMKM, pemikiran stratejik belum menjadi
UMKM LEBON kebutuhan utama. Ketiadaan visi dan misi dianggap hal biasa sebelum
munculnya masalah-masalah yang mengancam keberlanjutan usaha. UMKM
Lebon yang terletak di Kecamatan Cisauk menghadapi hal serupa. Eksistensi
melalui pengolahan ikan lele dan kemudian melakukan diversifikasi produk
M. Setiawan Kusmulyono, MM1,
yang beragam ternyata bukan merupakan strategi jitu bertahan di pasar.
Teguh Endaryono, MM2 Berkat dukungan Program Hibah Kemitraan Masyarakat Kementerian Riset
dan Pendidikan Tinggi, UMKM Lebon sedang berupaya menentukan ulang
arah strategis melalui perumusan visi dan misi usaha secara terstruktur untuk
1)Universitas Prasetiya Mulya bertahan dan bertumbuh di masa depan.
2)Universitas Prasetiya Mulya
Kata Kunci: visi, misi, stratejik, UMKM, keberlanjutan

*Corresponding author Abstract


Pilih penulis yang akan menjadi
Vision and mission are strategic elements in supporting company’s strategy
korespondensi author
formulation. Absence of vision and mission unable company to foresee future
Email : setiawan@pmbs.ac.id potential and tends to encourage short-term thinking. Unfortunately, strategic
thinking is not primary necessity of small medium enterprise recently. SME
considered the absence of vision and mission as normal circumstances before
the emergence of problems threaten business sustainability. Lebon, SME that
established in Cisauk, deals with similar problems. Initial existence into the
market through catfish processing and product diversification was not a good
strategy to survive in market. Through supporting of Grant from Ministry of
Research and Higher Education, Lebon is trying to redefine strategic direction
through structured business vision and mission formulation to survive and grow
in the market.

Keywords: vision, mission, strategic, SME, sustainability

© 2018 Penerbit PKN STAN Press. All rights reserved

© 2018 Segala bentuk plagiarisme dan penyalahgunaan hak kekayaan intelektual akibat diterbitkannya paper pengabdian
masyarakat ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis.
139

M. Setiawan Kusmulyono, MM, Teguh Endaryono, MM


Sembadha 2018, Volume 01, Edisi 01

PENDAHULUAN produk yang berbeda-beda dan tanpa ada


Data Bank Indonesia (2015) menunjukkan hubungan benang merah yang jelas antar
bahwa sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah keseluruhan produknya.
memiliki peranan penting terhadap perekonomian di
Berdasarkan hasil diskusi dengan Bapak Riyan,
Indonesia. Selain jumlah unit usaha yang mencapai
pengalaman peneliti, dan tinjauan literatur untuk
proporsi lebih dari 99% dari piramida usaha nasional,
mendukung identifikasi masalah dalam usaha Lebon
sektor UMKM juga relatif tahan krisis ekonomi karena
ini, peneliti berkesimpulan awal bahwa Lebon tidak
mayoritas usaha tidak bergantung terhadap
memiliki panduan arah usaha yang jelas. Pada awal
pinjaman asing dan tidak terdampak fluktuasi nilai
pendiriannya, Lebon sebenarnya sudah memiliki
tukar rupiah. Dampak pergerakan nilai tukar rupiah
mimpi besar yaitu meningkatkan nilai tawar lele di
pada pertengahan tahun 2018 hingga mencapai
masyarakat dengan pengolahan yang lebih
titik 15.000 rupiah per dollar pun tidak menjadi
menarik. Namun, tuntutan minimnya permintaan,
masalah serius bagi UMKM, bahkan beberapa UMKM
membuat Lebon juga menerima berbagai
yang memiliki pasar ekspor memperoleh keuntungan
kesempatan pembuatan produk lainnya. Istilah
atas selisih nilai kurs yang terjadi.
sederhananya adalah “Palugada – apa lu mau gua
Namun, diluar keunggulan tersebut, sektor ada”.
UMKM juga mengalami banyak tantangan. Menurut
Oleh karena itu, tujuan dari pelaksanaan Hibah
Gunawan dan Kusmulyono (2016), tidak seluruh
PPM-PKM Dikti pada usaha Lebon ini salah satunya
UMKM dapat memberikan kontribusi signifikan,
adalah untuk menetapkan panduan arah usaha
terutama bagi UMKM yang berada di wilayah
yang jelas. Dalam konteks manajemen usaha, maka
pedesaan. Hal ini dapat terjadi karena faktor yang
tujuan awal yang perlu dicapai adalah agar Lebon
mempengaruhi pertumbuhan kegiatan bisnis di
memiliki visi, misi, dan strategi usaha. Visi dan misi ini
pedesaan sangat beragam, mulai dari kondisi
dapat menjadi pegangan kokoh bagi Bapak Riyan
lingkungan usaha, kesempatan untuk memperoleh
dalam memilih bisnis apa yang akan dijalankan
penghasilan tambahan, kekuatan modal sosial
tanpa kehilangan identitas, sedangkan strategi akan
dalam komunitas, kecepatan dalam mengikuti tren,
membantu Bapak Riyan untuk melihat lebih jelas
orientasi atas personal, hingga rasa tanggung jawab
potensi usaha di masa depan dan bagaimana cara
terhadap keluarga. Penelitian tersebut menunjukkan
untuk meraihnya.
bahwa faktor yang mempengaruhi kinerja UMKM,
terutama dalam wilayah pedesaan menjadi cukup
bervariasi. Visi dan Misi Usaha
Tantangan pengembangan usaha ini juga Merujuk kepada beberapa literatur manajemen
dialami oleh Bapak Eko Supriyanto atau biasa dikenal dan usaha kecil, kepemilikan visi dan misi bagi
dengan nama Bapak Riyan. Bapak Riyan ini adalah sebuah usaha merupakan hal yang sangat penting.
pemilik usaha Lebon, kependekan dari lezat, bergizi, Fassin, Rossem, dan Buelens (2011) berpendapat
dan original. Usaha Lebon ini terletak di Desa bahwa visi jangka panjang memiliki hubungan yang
Dangdang, Kecamatan Cisauk, Kabupaten sangat erat dengan keberlanjutan suatu bisnis
Tangerang, Banten. Berkat Hibah Pengabdian karena mampu mendorong keterlibatan lebih
Masyarakat dalam skema Program Kemitraan banyak pemangku kepentingan, pengelolan bisnis
Masyarakat tahun 2017, peneliti bekerjasama yang lebih formal dan operasional, serta menjaga
dengan Lebon untuk meningkatkan kinerja bisnis dari orientasi kesukarelawanan.
usahanya. Menurut Ritson (2013) visi adalah arah pandang
Usaha Lebon sudah berdiri sejak tahun 2015 yang luas menuju masa depan. Visi menyampaikan
dengan fokus utama pada pengolahan daging ikan apa yang menjadi keunikan yang ditawarkan oleh
lele. Pemilihan ikan lele sebagai komoditas utama perusahaan serta membatasi jangkauan aktivitas
produksi Lebon dikarenakan pada saat itu perusahaan untuk mencapai tujuan yang
popularitas ikan lele sedang menurun. Ikan lele diharapkan. Sedangkan misi, menurut Ritson (2013)
dianggap sebagai ikan yang tidak bersih dan suka menyampaikan apa alasan utama perusahaan
memakan hal-hal yang kurang baik. Namun, Bapak berdiri dan bagaimana perusahaan akan
Riyan memiliki kepercayaan diri tinggi untuk menuntaskan apa yang sudah direncanakan dalam
mengolah daging ikan lele menjadi variasi produk struktur waktu yang cukup jelas.
makanan dengan gizi tinggi, mulai dari bakso ikan Menurut Wheelen dan Hunger (1989)
lele, fillet lele, lele potong, hingga risoles lele. penetapan visi dan misi merupakan suatu bagian
Namun, tidak lama setelah pendirian usaha, tidak terpisahkan dari suatu proses manajemen
Bapak Riyan melalui Lebon juga mengambil stratejik. Manajemen stratejik sendiri menurut
kesempatan jika ada tawaran untuk memproduksi Wheelen dan Hunger (1989) dapat dikelompokkan
produk-produk makanan diluar berbahan baku lele. ke dalam empat elemen yaitu pemindaian
Hingga akhirnya ketika melakukan survey awal untuk lingkungan, formulasi strategi, implementasi dan
persiapan Hibah PPM-PKM Dikti 2017, peneliti melihat evaluasi, serta pengendalian. Visi dan misi sendiri
bahwa Bapak Riyan memiliki lebih dari 8 variasi termasuk ke dalam bagian formulasi strategi. Oleh
140

M. Setiawan Kusmulyono, MM, Teguh Endaryono, MM


Sembadha 2018, Volume 01, Edisi 01

karena itu, pernyataan Wheelen dan Hunger ini b) Produk dan layanan (sesuatu bernilai yang
memberi penegasan bahwa visi memiliki peran ditawarkan kepada pasar)
penting dalam penetapan strategi perusahaan dan c) Segmen geografis
merupakan hal yang harus dimiliki oleh setiap d) Teknologi yang dipergunakan
perusahaan, termasuk UMKM. e) Perhatian terhadap keberlanjutan dan
pertumbuhan perusahaan dari kacamata
Menurut Papula dan Papulova (2009) visi, misi,
keuangan
dan strategi memiliki hubungan yang positif. Strategi
f) Filosofi dan nilai dari perusahaan
memiliki tugas untuk membawa perusahaan kepada
g) Citra perusahaan yang ingin dibangun di mata
posisi yang stratejik sesuai dengan tujuan yang telah
pasar
ditetapkan sebelumnya. Visi dan misi memiliki untuk
h) Pentingnya pegawai
menggambarkan apa yang harus dituju di masa
i) Kompetensi yang unik dan lebih baik daripada
depan. Penetapan visi dan misi akan menjadi latar
pesaing.
belakang utama mengapa suatu langkah strategi
dipilih oleh perusahaan. Komponen yang ditegaskan oleh David (2011)
tersebut ditegaskan oleh penelitian Alwi (2006)
Namun, menurut Papulova (2014), sebagian
dimana visi dan misi yang akan diwujudkan dalam
besar visi perusahaan sulit terlukiskan dalam
suatu perusahaan perlu didukung oleh kompetensi
pernyataan visi. Hal ini dikarenakan makna yang
dan komitmen yang tinggi dari seluruh pemangku
cukup mendalam sehingga pernyataan yang hanya
kepentingan. Tanpa adanya kompetensi dan
terdiri atas beberapa kata cukup sulit untuk
komitmen, visi dan misi yang ada hanya akan
menggambarkan makna visi sebenarnya. Oleh
menjadi tulisan manis penghias dinding perusahaan.
karena itu, Henry (2008) dalam artikelnya
merumuskan hal-hal yang secara minimum harus
terdapat dalam sebuah pernyataan visi perusahaan, Metode Penelitian
yaitu antara lain: Pelaksanaan kegiatan Hibah PPM-PKM Dikti
pada usaha Lebon dimulai sejak Bulan Maret 2018.
a) Mudah dipahami
Model pelaksanaan kegiatan yang dilakukan
b) Mudah diingat
adalah dengan melakukan pendampingan usaha,
c) Bermakna positif
baik secara intensif maupun melalui komunikasi
d) Motivasional
dalam jejaring. Pendampingan intensif dapat
e) Menginspirasi
dilakukan karena lokasi mitra hanya berjarak 4
f) Memberikan daya tarik
kilometer dari kampus peneliti.
g) Memberikan tantangan
h) Berorientasi masa depan Pasca pelaksanaan identifikasi masalah, maka
pendekatan kualitatif mulai dilakukan dengan
Perumusan visi sendiri pun memiliki berbagai
wawancara mendalam terhadap Bapak Riyan dan
metode. Menurut Papula dan Papulova (2009)
istrinya sebagai pemilik usaha Lebon. Wawancara
setidaknya terdapat 4 metode yang dapat
mendalam ini dibuat tidak terstruktur dan tidak
dipergunakan untuk merumuskan pernyataan visi:
formal menyesuaikan dengan aktivitas pekerjaan
a) Merumuskan visi berdasarkan pada intuisi visioner yang sedang dilakukan oleh Bapak Riyan dan
pendiri istrinya. Pendekatan kualitatif dipilih karena area
b) Merumuskan visi dengan menggunakan masalah merupakan area yang perlu dieksplorasi
pendekatan kerjasama internal lebih lanjut sehingga membutuhkan analisis yang
c) Merumuskan visi dengan pendekatan rasional cukup mendalam terhadap suatu topik bahasan.
berbasiskan sintesis dan analisis
Di dalam pelaksanaan penelitian dan
d) Merumuskan visi dengan berpijak pada visi yang
pendampingan, peneliti juga melakukan intervensi
dimiliki subyek lain
dengan mengambil peran sebagai fasilitator. Peran
Keseluruhan metode tersebut dapat dijalankan fasilitator ini dipilih untuk tetap menjaga netralitas
secara simultan untuk meraih pernyataan visi yang peneliti terhadap bisnis yang didampingi, namun
paling sesuai dengan visi pendiri perusahaan. Selain bagi pemilik usaha, hal ini dapat membantu dalam
visi yang memiliki persyaratan minimun, misi merumuskan visi dan misi yang sudah ditargetkan
perusahaan pun memiliki syarat yang serupa. sejak awal kesepakatan dengan peneliti. Oleh
Menurut Henry (2008) misi perusahaan setidaknya karena itu, dalam setiap pertemuan, peneliti
harus mampu menyampaikan alasan utama mencoba untuk bertanya dan mengkonfirmasi
mengapa perusahaan tersebut berdiri. David (2011) jawaban-jawaban yang dimunculkan oleh Bapak
dalam penelitiannya menyatakan bahwa Riyan dan istri. Jawaban-jawaban ini pun
setidaknya diperlukan sembilan komponen yang didokumentasikan dan dikonfirmasi kembali ketika
perlu dimasukkan dalam suatu pernyataan misi sudah terangkai menjadi sebuah makna yang lebih
perusahaan. realistis.
a) Pelanggan (target pasar)
141

M. Setiawan Kusmulyono, MM, Teguh Endaryono, MM


Sembadha 2018, Volume 01, Edisi 01

PEMBAHASAN perusahaan sebagai bagian dari manajemen


Produk terlalu terdiversifikasi stratejik Lebon. Oleh karena itu, peran peneliti
Tantangan pertama dalam penyelesaian sebagai fasilitator banyak mengambil alih diskusi
masalah ini adalah mencari benang merah atas untuk membantu mengarahkan Bapak Riyan dalam
keputusan diversifikasi yang dilakukan oleh mitra mencari benang merah dari seluruh aktivitas yang
usaha. Alasan awal keputusan diversifikasi usaha ini sudah dilakukannya.
adalah mencari tambahan pendapatan yang lebih Sesuai dengan telaah literatur Papula dan
cepat. Merujuk kepada diskusi yang dilakukan, Papulova (2009), maka peneliti mempergunakan
alasan ini merupakan alasan yang amat wajar, hampir keseluruhan pendekatan untuk membantu
khususnya bagi sektor UMKM yang membutuhkan Bapak Riyan merumuskan visi dan misi
arus kas cepat. Perputaran uang pada bisnis awal perusahaannya. Pendekatan pertama
yang terhambat karena sepinya pesanan, menggunakan intuisi visioner dari Bapak Riyan.
mendorong Bapak Riyan untuk mencari cara Pendekatan pertama ini berhasil meraih poin-poin
menambah pemasukan agar tetap dapat bertahan penting antara lain:
hidup.
- Sejak awal Bapak Riyan ingin menjadi pengusaha
Jika dilihat lebih mendalam, berbagai produk yang memberikan dampak baik kepada
yang dibuat Bapak Riyan menjadi sangat beragam. lingkungannya, khususnya kepada konsumen
Dari awalnya hanya produk berbasiskan daging ikan yang dilayaninya. Konsep inilah yang menjadi
lele, hingga saat sebelum pelaksanaan hibah nilai dan motif utama Bapak Riyan dalam
berbagai jajanan pasar, maupun makanan siap saji memulai usahanya.
lainnya juga turut diproduksi menyesuaikan pesanan - Secara sederhana, Bapak Riyan sebenarnya
yang ada. Peneliti pun memberi masukan bahwa hal sudah merumuskan visi masa depan usahanya
tersebut bukanlah sesuatu yang dilarang, namun jika dalam singkatan nama usahanya, yaitu Lebon,
berdampak panjang, merek Lebon menjadi yang berarti Lezat, Bergizi, dan Original. Namun
kehilangan identitas dan sulit untuk tumbuh sayangnya, karena usaha awalnya adalah
berkelanjutan. Hal ini dapat terjadi karena pasar pengolahan ikan lele, maka makna suku kata Le
akan kebingungan dengan segala macam produk pada kata Lebon mengandung arti Lele dimata
yang tersedia dan semuanya bertuliskan Lebon. para konsumennya.
Alasan kedua mitra usaha melakukan Kesimpulan pada pendekatan pertama ini
diversifikasi produk yang beragam adalah karena memperoleh gambaran bahwa usaha ini awalnya
mitra usaha, yaitu Bapak Riyan dan istrinya memiliki memang untuk membuat makanan yang lezat,
pengetahuan dan keterampilan yang memadai bergizi, dan original. Original ini sendiri setelah
untuk membuat berbagai macam produk makanan ditelusuri melalui pertanyaan mendalam diperoleh
dengan rasa yang dapat diterima. Jika merujuk makna kesegaran dan bebas bahan pengawet.
pada alasan ini, hal ini menjadi sebuah kondisi dua Artinya, seluruh produk yang dibuat oleh Bapak Riyan
sisi mata koin. Sisi pertama merupakan sisi yang positif tidak ada yang mempergunakan bahan pengawet
dimana keterampilan ini memampukan usaha Lebon kimiawi.
untuk memiliki inovasi dan variasi produk. Namun,
pada sisi lainnya, jika kemampuan ini tidak diarahkan Melalui pendekatan kedua, yaitu pendekatan
kepada jalur yang tepat akan membuat ilusi atas kerjasama internal, peneliti mengambil asumsi
identitas merek Lebon yang ingin dibangun dan kerjasama internal adalah kerjasama antara pemilik
pada akhirnya Lebon akan kesulitan untuk naik kelas. usaha, yaitu Bapak Riyan dan istrinya. Wawancara
yang dilakukan terhadap keduanya pun
Pada saat diskusi awal dalam identifikasi memberikan gambaran yang kurang lebih serupa,
masalah, perolehan pendapatan usaha Bapak yaitu keduanya ingin membuat makanan yang
Riyan tidak sampai 10 juta rupiah perbulan. Angka bermanfaat bagi konsumennya. Secara lebih
tersebut pun masih berupa angka kotor dimana eksplisit mereka menyampaikan bahwa makanan
penerimaan bersih yang dapat diperoleh oleh Bapak yang mereka jual harus tidak hanya
Riyan tidak sampai seperempatnya. Oleh karena itu, mengenyangkan, namun sehat dan juga terjangkau.
tantangan awal ini menjadi batu pijakan kokoh yang
harus dituntaskan sebelum menyelesaikan masalah Pada pendekatan ketiga, dengan
strategi bersaing perusahaan. menggunakan pendekatan rasional berbasis sintesis
dan analisis dari rekam jejak usaha Bapak Riyan di
Lebon, ditemukan bahwa memang terdapat
Perumusan Visi dan Misi Usaha benang merah dari berbagai variasi produk yang
Isu diversifikasi produk menjadi salah satu bukti telah dibuat selama ini, yaitu mengenyangkan,
nyata bahwa terjada masalah stratejik di usaha milik sehat, dan terjangkau. Namun, pada beberapa
Bapak Riyan. Berdasarkan konsep yang ditelaah kasus tertentu, ketiga poin ini tidak kesemuanya
melalui penelitian Papula dan Papulova (2009), dapat hadir di satu produk tertentu, misalkan jajanan
maka visi perusahaan dari Lebon perlu dirumuskan pasar. Jajanan pasar yang sempat dibuat masih
untuk menjadi panduan bagi formulasi strategi mempergunakan gula pasir yang tentunya masih
142

M. Setiawan Kusmulyono, MM, Teguh Endaryono, MM


Sembadha 2018, Volume 01, Edisi 01

tidak ramah pada penderita diabetes, ataupun No Komponen Pendapat Mitra Usaha
menggunakan tepung terigu yang kurang lebih 4 Teknologi yang Teknologi masih
memiliki gluten yang dapat menstimulasi lemak di dipergunakan sederhana
tubuh. Namun, walaupun kondisi produk lama Lebon mempergunakan
sangat bervariasi, kedua unsur yaitu sehat dan teknologi tepat guna
mengenyangkan selalu dapat terkait, walaupun 5 Keberlanjutan Memiliki arah yang jelas
Bapak Riyan tidak menyadarinya. untuk membangun
suatu industri
Pada pendekatan keempat dalam perumusan
pengolahan. Saat ini
visi yaitu dengan berpijak pada visi perusahaan lain,
sudah mencicil
hal ini tentunya hal yang paling akhir dilakukan.
membangun desain mini
Kegiatan benchmarking ini membantu memberi
pabrik di rumah mitra
gambaran terhadap Bapak Riyan terkait makna
usaha.
sehat seutuhnya. Peneliti memberikan contoh Javara
Indonesia sebagai salah satu produk lokal yang 6 Filosofi nilai Selalu ingin bermanfaat,
mampu secara total menyampaikan makna sehat perusahaan baik bagi konsumen
dan mengangkat warisan alam Indonesia. Melalui maupun lingkungan
panduan ini, Bapak Riyan mulai menyadari arah visi 7 Citra Perusahaan yang baik
dari Lebon ke depan. perusahaan dan inovatif
8 Pentingnya Ingin meningkatkan
Pada saat artikel ini ditulis, belum diperoleh pegawai kesejahteraan
kesepakatan mengenai teknis kalimat dari
pegawai dan mitra
pernyataan visi perusahaan dari Lebon. Namun, hasil
diskusi terakhir mengerucut kepada slogan, yaitu kerja
“ngemil lezat, ngemil sehat”. Munculnya tiga kata ini, 9 Kompetensi unik Produk-produk harus
yaitu ngemil, lezat, dan sehat sebenarnya tidak segar dan bebas
mengejutkan. Namun, peneliti masih berupaya pengawet.
mencerna makna ngemil dan mengambil benang
merah dengan pendekatan-pendekatan Perumusan misi perusahaan Lebon belum tuntas
sebelumnya. Namun, sesuai dengan metodologi dikarenakan masih banyak pertimbangan mitra
penelitian yang dibuat di awal, peran peneliti adalah usaha dan diskusi yang perlu dilaksanakan lebih
fasilitator yang berupaya membantu mitra usaha intensif. Namun, satu hal yang pasti, arahan visi
menyelesaikan tugas-tugasnya tanpa berupaya perusahaan sudah mulai menunjukkan titik terang
mengintervensi keputusan maupun filosofi dasar dari yang dapat menjadi suar awal panduan usaha
usaha yang dijalankan mitra. Lebon di masa mendatang.
Perumusan misi pun dilaksanakan dengan
pendekatan yang kurang lebih sama. Peneliti
KESIMPULAN
berupaya untuk menempatkan sembilan komponen
Dinamika persaingan dan kehidupan UMKM
yang menjadi arahan dari penelitian David (2011)
mendorong UMKM untuk terus berinovasi. Namun,
terhadap materi dari suatu pernyataan misi
tanpa inovasi yang terarah, hasil yang diperoleh
perusahaan. Secara garis besar berikut hasil diskusi
adalah seperti jalan di tempat. Kompetensi unggul
terakhir terkait perumusan misi.
dan pengalaman mumpuni dari Bapak Riyan dalam
menjalankan Lebon membuktikan bahwa usaha
Tabel 1. Aspek Pernyataan Misi yang cukup menjanjikan pun ternyata jalan
ditempat karena tidak memiliki visi dan misi usaha
No Komponen Pendapat Mitra Usaha yang jelas. Situasi ini menunjukkan bahwa visi dan misi
1 Pelanggan Belum terdefinisikan menjadi suatu hal yang tidak dapat dilepaskan dari
secara jelas karena upaya stratejik UMKM untuk bertahan dan tumbuh di
belum pasti akan masuk masa depan.
ke jenis pasar yang
mana dan memiliki Konsep visi dan misi pun sudah cukup jelas
produk dengan tersedia dalam berbagai literatur. Namun,
berbagai macam tantangan yang paling berat adalah
segmentasi menterjemahkan makna visi dan misi tersebut ke
dalam bahasa yang sederhana dan dapat diterima
2 Produk dan Produk-produk olahan
oleh para pengusaha UMKM. Tidak hanya itu, makna
layanan non daging sapi yang
tersebut harus dapat diimplementasikan menjadi
unik dan sehat
suatu visi yang kuat dalam perusahaan. Kata kunci
(mengarah ke cumi-
dalam perbaikan positif usaha Lebon milik Bapak
cumi, ikan, dan udang)
Riyan ini adalah kesediaannya untuk terbuka dan
3 Segmen Wilayah masih sekitar
menerima pendapat dari pihak lain, dalam hal ini
geografis Tangerang
peneliti. Peneliti pun melihat pentingnya mentor dan
143

M. Setiawan Kusmulyono, MM, Teguh Endaryono, MM


Sembadha 2018, Volume 01, Edisi 01

fasilitator bagi para UMKM ini untuk membantu T. L. Wheelen and J. D. Hunger, Strategic
mendampingi mereka menjalankan usahanya. Management and Business Policy, 3rd ed., MA:
UMKM ini diandakan seperti anak kecil yang baru Addison-Wesley Publishing Company, 1989,
belajar untuk berjalan, namun seringkali sudah ch. 1, pp. 10-17.
diminta dan dibebankan target dalam suatu lomba
lari maraton jarak jauh.
Oleh karena itu, peneliti juga menyarankan
bahwa Program Hibah PPM-PKM Dikti ini untuk terus
dapat diperluas manfaatnya. Hal ini sangat positif
mengingat hanya melalui hibah inilah hubungan
antar peneliti, dosen, dan pengusaha UMKM dapat
terjalin baik. Disatu sisi, pengusaha UMKM
memperoleh teman diskusi yang baru dan penuh
kesegaran, disisi lain, dosen dapat menumpahkan
segala keunggulan teoretika akademiknya dalam
dunia lapangan secara langsung. Hasil kerjasama ini
pun memberi manfaat berganda bagi mahasiswa
yang kemudian memperoleh pengalaman dari
kuliah yang dibawakan oleh dosen dengan kasus-
kasus nyata di lapangan.

DAFTAR PUSTAKA
Alwi, Syafaruddin (2006). Penguasaan terhadap Visi,
Misi dan Nilai-nilai Organisasi serta Implikasinya
terhadap Kinerja Individu: Diagnosis Organisasi
Kelompok Restoran Pringsewu. Jurnal Sinergi
Kajian Bisnis dan Manajemen. Vol 8 No 2, Hal
99-112.
David, Fred R. 2011. Strategic Management;
Concept and Cases 13th ed. Prentice Hall.
Fassin, Yves; Rossem, Annick Van, dan Buelens, Marc
(2011). Small-Business Owner-Managers’
Perceptions of Business Ethics and CSR-related
Concepts. Journal of Business Ethics. 98; 425-
453.
Gunawan, Sandy dan Kusmulyono, MS (2016).
Aksesibilitas dan Modal Sosial dalam
Menunjang Kinerja Individual Pengusaha Mikro
Pedesaan. Jurnal Kewirausahaan dan Usaha
Kecil Menengah. Vol 1 No 2, Hal 68 – 77.
Henry, A. Understanding Strategic Management,
Oxford, UK: Oxford University Press, 2008, ch. 1,
pp. 11-12.
Papula, J dan Papulova, Z. StrategickýManažment.
Teoretické Východiská Alebo Jadro
Vedomostí, 1st. ed. Bratislava, SR: Kartprint,
2009, ch. 4, pp. 50-51
Papulova, Z. 2014. The Significance of Vision and
Mission Development for Enterprises in Slovak
Republic. Journal of Economics, Business and
Management. Vol 2 No 1. 12 - 16
Profil Bisnis Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. 2015.
Lembaga Pengembangan Perbankan
Indonesia.
Ritson, Neil. Strategic Management. Bookboon.com.
2013.

You might also like