You are on page 1of 25

Asuhan Keperawatan Nutri Enteral pada

Bayi Prematur dan BBLR

Titik Ambar Asmarini, S.Kep., Ners


Angka Kejadian BBLR (WHO, 2019)

96% Negara
berkembang

Setiap Tahun Berat lahir > 2500 gram.


20 juta bayi lahir

berada pada peningkatan risiko keterlambatan pertumbuhan dini, penyakit menular,


keterlambatan perkembangan dan kematian selama masa bayi dan kanak-kanak
1. Pengertian

• Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) : Bayi dengan


berat lahir < 2500 gram tanpa memandang usia gestasi

• Prematur : Semua bayi yang lahir dengan usia gestasi


<37 minggu

(WHO, 2014).
Prematur dan BBLR
a. Kategori Prematur
- Extremely Preterm : 28 minggu
- Very Preterm: 29-31 minggu
- Moderately Preterm 32-34 minggu
- Late Preterm: 35-36 minggu

b. Kategori Berat Lahir Rendah


- Berat lahir rendah <2500 g
- Berat lahir sangat rendah <1500 g
- Berat lahir ekstrim rendah <1000 g
(IDAI, 2016)
Slide Title

Nutrisi Bayi Prematur


❖ Praktik nutrisi yang berlaku untuk bayi prematur termasuk makanan enteral minimal
(10 mL/kg/hari)

❖ penggunaan ASI, ASI donor (jika ASI tidak tersedia), atau ASI yang diperkaya;
peningkatan pakan 20 mL/kg/hari

❖ nutrisi parenteral dengan asam amino dan lipid


(Ziegler dan Carlson, 2009)
Tujuan dukungan nutrisi pada bayi prematur
(NHSGGC, 2020)

1 2 3 4
Memenuhi
kebutuhan Mencapai Mengoptimalk
Mencegah
nutrisi yang standar an hasil jangka
morbiditas,
sesuai dengan pertumbuhan
terutama panjang dari
pertumbuhan jangka
janin di dalam necrotising
pendek yang bayi prematur
uterus dengan enterocolitis
dapat (NHSGGC,
usia kehamilan (NEC)
diterima.
yang sama 2020)
Peran Perawat

• Memulai pemberian nutrisi lebih awal terutama dengan ASI dibandingkan susu
formula, sangat penting untuk bayi prematur (AAP, 2012).
• penting bagi neonatus yang kebutuhan nutrisinya diberikan oleh tim kesehatan.

• Perawat bayi baru lahir memiliki tanggung jawab utama dalam pemberian makanan
bayi.

• perawat perlu mengetahui teknik pemberian makanan enteral dan asuhan


keperawatan pada bayi yang diberi makanan enteral (Tengir & Cetinkaya, 2011)
Prioritas Asuhan Keperawatan pada Prematur
dan BBLR (Doenges et al, 2016)

Meningkatkan Mempertahan Mencegah/ Mempertahan


fungsi pernap kan lingkungan mengurangi kan
asan yang opti termal yang risiko homeostasis
mal netral komplikasi,
4
1 2 3

5
mendorong perkembangan
unit keluarga yang sehat
Pemberian Nutrisi Enteral
a. Pemberian makanan enteral adalah metode pemberian nutrisi langsung ke
saluran cerna melalui oral, selang Orogastrik, Nasogastrik dan Gastrostomi
b. Pemberian nutrisi enteral melalui selang diperlukan :
- Tidak dapat mengkonsumsi nutrisi yang cukup
- Gangguan menelan/menghisap
- Kelainan struktural wajah atau esofagus
- Anoreksia berhubungan dengan penyakit kronis chronic
- Gangguan Makan
- Peningkatan kebutuhan nutrisi,
- Anomali kongenital
- manajemen penyakit primer.
Selang makanan enteral
digunakan untuk

Berikan bolus, makanan intermiten, dan makanan terus menerus

Administrasi obat

Memfasilitasi drainase bebas dan aspirasi isi lambung

Memfasilitasi ventilasi/dekompresi perut


Kerugian/Risiko yang timbul: Pemasangan dan perawatan selang dapat
menimbulkan masalah, seperti penempatan selang di saluran udara dan bukan
di perut.

Penting untuk mengamati perubahan denyut jantung, laju pernapasan, dan


tekanan darah sebagai respons terhadap stimulus vagal saat memasukkan
selang

(Mc Donald, 2010)


2. Pengkajian Fisik

Evaluasi fisik meliputi penilaian temuan vital,


pengukuran tubuh, dan pemeriksaan fisik dari kepala
sampai kaki untuk menentukan tingkat adaptasi bayi
baru lahir terhadap kehidupan dan faktor risiko yang
dapat mempengaruhi kehidupan
2. Pengkajian Fisik
Tanda Suhu,. Denyut nadi,. Respirasi, tekanan
01 Tanda Vital darah, O2 Saturasi

Nadi apikal cepat, tidak teratur , atau dalam


02 Sirkulasi kisaran normal

BB, PB, kurus, lemas dengan perut agak


Makanan
03 /Cairan
buncit, refleks menghisap/menelan ada/tidak
ada/tidak terkoordinasi

04 Pernapasan dangkal, tidak teratur, diafragma


Respirasi
dengan pernapasan intermiten, mendengus,
pelebaran hidung, retraksi substernal
2. Pengkajian Fisik
Ukuran kepala, ubun ubun, efleks tergantung pada usia
05 Neurosensori kehamilan; rooting, refleks terkoordinasi untuk mengisap,
menelan, dan bernapas, refleks Moro (ekstensi lateral
ekstremitas atas dengan membuka tangan), fleksi anterior
dan tangisan

06 Eliminasi BAK dan BAB, jumlah, warna,

Testis , rugae pada skrotum, labia mayora dan


Seksualitas minora
07
Bayi aktif,/ tidak, kondisi kulit, milia terdapat di seluruh
hidung, mata dan telinga sejajar, lubang hidung sama,
08 Kondisi lain sklera , telinga simetris, tidak ada lesi, klavikula lurus dan
utuh, puting tidak jelas tapi simetris, tali pusat, tidak ada
perdarahan, bokong simetris, telapak dan lipatan bokong
ada
3. Studi Diagnostik

Pilihan tes dan hasil yang diharapkan tergantung pada masalah yang muncul dan
komplikasi sekunder

❖ Elektrolit

❖ Hematologi (Hb, Lekosit, Trombosit, Hematokrit, Ureum, Creatinin, BJ urine)

❖ Golongan Darah

❖ Kultur
4. Manajemen Terapi
Obat disesuaikan oleh dokter sesuai dengan kondisi bayi
5. Diagnosa Keperawatan

1. Risiko Infeksi

2. Risiko gangguan integritas kulit

3. Pola Makan bayi yang tidak Efektif

4. Risiko Tidak Efektifnya Termoregulasi

5. Risiko tidak efektifnya pola napas


Pola Makan bayi yang tidak Efektif
Ketidakmampuan untuk mengkoordinasikan mengisap, menelan, dan bernapas.
Ketidakmampuan untuk memulai atau mempertahankan hisapan yang efektif. Ditandai
adanya tanda/gejala; refleks hisap dan menelan ada/tidak, usaha napas ada/tidak, perut
kembung/tidak dll
a. Kriteria Hasil:
(1) Neonatus tidak kehilangan lebih dari 10% dari berat lahir dalam minggu pertama
kehidupan.Tetap terhidrasi. Nutrisi tambahan cukup sampai mampu menyusu dengan
baik. Refleks hisap dan menelan efektif yang memungkinkan asupan nutrisi yang
memadai.
(2) Orang tua: Dapat mengekspresikan peningkatan kepercayaan pada kemampuan mereka
untuk melakukan teknik pemberian makan yang tepat.
Pola Makan bayi yang tidak Efektif
b. Intervensi:
(1) Timbang neonatus pada waktu yang sama setiap hari pada skala yang sama untuk mendeteksi penurunan
berat badan yang berlebihan secara dini.
(2) Kaji pola mengisap neonatus secara terus menerus untuk memantau pola yang tidak efektif.
(3) Catat pertumbuhan dengan mengukur berat badan harian dan pengukuran mingguan panjang tubuh dan
lingkar kepala.
(4) Kaji pengetahuan orang tua tentang teknik pemberian makan untuk membantu mengidentifikasi dan
menyamakan persepsi
(5) Kaji kebutuhan nutrisi. Neonatus untuk sementara mungkin memerlukan cara alternatif untuk mendapatkan
cairan dan kalori yang cukup.
(6) Ajarkan orang tua untuk menempatkan neonatus dalam posisi tegak selama menyusui untuk mencegah
aspirasi.
• Untuk menyusui, pastikan lidah bayi diposisikan dengan benar di bawah puting susu ibu untuk mendorong
mengisap yang memadai
6. Tujuan Akhir (Discharge Goal)

a. Mempertahankan homeostasis fisiologis dan perilaku dengan dukungan eksternal


minimal.
b. Berat badan 4 1/2lb atau lebih sesuai dengan usia/kondisi.
c. Komplikasi dicegah/menyelesaikan atau dikelola secara mandiri.
d. Keluarga mengidentifikasi dan menggunakan sumber daya secara tepat.
e. Keluarga menunjukkan kemampuan untuk mengelola perawatan bayi.
f. Rencana di tempat untuk memenuhi kebutuhan setelah keluar
TERIMAKASIH
Daftar Pustaka
• Cetinkaya, S. and Kusdemir, S. (2018) A Premature Baby’s Nursing Care Plan. Open Jou
rnal of Obstetrics and Gynecology, 8, 437-445. doi: 10.4236/ojog.2018.85050.

• Doenges, M.E. and Moorhouse, M.F. (2015) Application of Nursing Process and an Inter
active Text for Diagnosis Reasoning. 5th Edition.

• Doenges, M.E., Moorhouse, M.F. and Murr, A.C. (2016) Nurse’s Pocket Guide: Diagnos
es, Prioritized Interventions and Rationales (Nurse’s Pocket Guide: Diagnoses, Interventi
ons & Rationales). 14th Edition, 1-1184.

• Ehrenkranz RA. Early, aggressive nutritional management for very low birth weight infa
nts: what is the evidence? Semin Perinatol (2007) 31:48–55.10.1053/j.semperi.2007.02.0
01
Daftar Pustaka
• Franz AR, Pohlandt F, Bode H, Mihatsch WA, Sander S, Kron M, et al. Intrauterine, earl
y neonatal, and postdischarge growth and neurodevelopmental outcome at 5.4 years in ex
tremely preterm infants after intensive neonatal nutritional support. Pediatrics (2009) 12
3:e101–9.10.1542/peds.2008-1352

• Kumar, R. K., Singhal, A., Vaidya, U., Banerjee, S., Anwar, F., & Rao, S. (2017). Optimi
zing Nutrition in Preterm Low Birth Weight Infants-Consensus Summary. Frontiers in n
utrition, 4, 20. https://doi.org/10.3389/fnut.2017.00020

• Leppänen M, Lapinleimu H, Lind A, Matomäki J, Lehtonen L, Haataja L, et al. Antenata


l and postnatal growth and 5-year cognitive outcome in very preterm infants. Pediatrics (
2014) 133(1):63–70.10.1542/peds.2013-1187
Daftar Pustaka
• Macdonald MG, Mullett MD, Seshia MMK. (2010). Avery,Neonatologia: fisiopatologia
e tratamento do recém-nascido. 6th ed. Rio de Janeiro (BR): Guanabara Koogan

• Morgan C, McGowan P, Herwitker S, Hart AE, Turner MA. Postnatal head growth in pre
term infants: a randomized controlled parenteral nutrition study. Pediatrics (2014) 133:e
120–8.10.1542/peds.2013-2207

• Nascimento J, Santos IMM, Silva LJ. (2019). Care given to newborns fed by gastric tube
: concepts and practices. Texto Contexto Enferm ;28:e20170242. http://dx.doi.org/10.159
0/1980-265X-TCE-2017-0242
Daftar Pustaka
• Stephens BE, Walden RV, Gargus RA, Tucker R, McKinley L, Mance M, et al. First-week pr
otein and energy intakes are associated with 18-month developmental outcomes in extremely
lowbirth weight infants. Pediatrics (2009) 123:1337–43.10.1542/peds.2008-0211

• Tengir, T. and Cetinkaya, S. (2011) Role of Newborn in Newborn Feeding. The Journal of M
aternal-Fetal and Neonatal Medicine, 24, 158-165.
https://doi.org/10.3109/14767058.2010.482607

• Ziegler EE, Carlson SJ. Early nutrition of very low birth weight infants. J Matern Fetal Neon
atal Med (2009) 22:191–7.10.1080/14767050802630169

• https://www.clinicalguidelines.scot.nhs.uk/nhsggc-paediatric-clinical-guidelines/nhsggc-guid
elines/neonatology/enteral-feeding-of-preterm-infants/

You might also like