Professional Documents
Culture Documents
3.1.1.3 Manual Mutu 2019
3.1.1.3 Manual Mutu 2019
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota yang bertanggungjawab terhadap pembangunan
kesehatan di wilayah kerjanya. Puskesmas berperan menyelenggarakan
upaya kesehatan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar memperoleh derajat
kesehatan yang optimal. Dengan demikian Puskesmas berfungsi sebagai
pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan, pusat
pemberdayaan keluarga dan masyarakat serta pusat pelayanan
kesehatan strata pertama.
Dalam melaksanakan tugasnya menyelenggarakan upaya
kesehatan wajib dan upaya kesehatan pengembangan, puskesmas harus
menerapkan azas penyelenggaraan puskesmas secara terpadu yaitu azas
pertanggungjawaban wilayah, pemberdayaan masyarakat, keterpaduan
dan rujukan.
Agar upaya kesehatan terselenggara secara optimal dan Puskesmas
dapat menghasilkan luaran yang efektif dan efisien puskesmas harus
melaksanakan manajemen dengan baik. Manajemen puskesmas yang
baik terdiri dari perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian serta
pengawasan dan pertanggungjawaban seluruh kegiatan secara
keterkaitan dan berkesinambungan.
Menghadapi tantangan era globalisasi dalam persaingan bebas dan
ketat, maka perlu peningkatan mutu pelayanan kesehatan di Puskesmas
agar bisa memenuhi tuntutan sesuai standar Akreditasi. Pedoman mutu
ini akan menjadi pedoman Puskesmas dalam menyelenggarakan kegiatan
pelayanan secara berdaya guna dan berhasil guna, serta menjelaskan
secara garis besar sistem manajemen mutu Puskesmas Lubuk Sikaping.
Pedoman mutu Puskesmas Lubuk Sikaping ini dibuat dengan tujuan
menjelaskan secara garis besar sistem manajemen mutu Puskesmas
Lubuk Sikaping.
Tabel 1.1
Distribusi Jorong di Wilayah Kerja Puskesmas Lubuk Sikaping
Tahun 2019
No Nagari Jorong
1. Tanjung Beringin Induk Jorong III, Jorong IV, Jorong V
2. Tanjung Beringin Utara Jorong I, Jorong II,
3. Tanjung Beringin Selatan Jorong VI, Jorong VII, Jorong VIII
1
4. Durian Tinggi Jorong Tampang, Jorong Kapalo
Koto, Jorong Kamp. Lintang, Jorong
Kamp. Taji,
5. Jambak Jorong Caniago, Jorong Kampuang
Alai,
6. Pauh Jorong Tanjung Alai, Jorong Teluk
Embun, Jorong Pauh
Gambar 1.1
Wilayah Kerja Puskesmas Lubuk Sikaping
b. Demografi
Jumlah Penduduk yang ada di wilayah kerja Puskesmas lubuk
sikaping tahun 2019 adalah sebanyak 28.055 jiwa dengan rincian per
sasaran dapat dilihat pada table berikut :
2
Tabel 1.2
Data Sasaran Pelayanan Kesehatan di Puskesmas Lubuk Sikaping
Tahun 2019
No Sasaran Jumlah
1 Jlh Penduduk 28055
2 Jml Bayi 612
3 Bayi (0-6) Bln 241
4 Bayi (7-12) Bln 361
5 Jml Balita 3210
6 Jml Apras 1013
7 Jml Anak SD 3780
8 Jml Remaja 2664
9 Jml Wus 6505
10 Jml Pus 4358
11 Jml Bumil 673
12 Jml Bulin 643
13 Jml Bufas 643
14 Jml Busui 612
15 Jml Lansia 2740
c. Fasilitas Kesehatan
Untuk melayani masyarakat di Wilayah Kerja Puskesmas Lubuk
Sikaping terdapat sarana dan prasarana kesehatan sebagai berikut :
Tabel 1.3
Data sarana Kesehatan Yang ada di Puskesmas Lubuk Sikaping
Tahun 2019
3
2. Misi Puskesmas Lubuk Sikaping, yaitu:
a) Meningkatkan profesionalisme SDM Puskesmas
b) Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bermutu
dan terjangkau untuk semua lapisan masyarakat’
c) Menggalang komitmen dengan seluruh potensi masyarakat
dalam rangka mewujudkan Indonesia Sehat
d) Menggerakkan masyarakat untuk ikut dalam
pembangunan kesehatan
e) Memberdayakan potensi keluarga dan masyarakat dalam
mewujudkan keluarga sehat dan mandiri.
4
E : Empati
Artinya memberikan pelayanan secara holistik dengan
memperhatikan biopsikososial.
G : Giat
Artinya memberikan pelayanan dengan cepat, tepat dan
tanggap.
E : Efisien
Artinya memberikan pelayanan optimal sesuai dengan SOP.
H : Harmonis
Artinya kerjasama yang baik antara semua petugas untuk
pelayanan yang paripurna.
c. Kebijakan mutu dan tata nilai puskesmas dalam memberikan
pelayanan disusun secara bersama dan dituangkan dalam
pedoman manual mutu.
d. Perencanaan mutu disusun oleh seluruh jajaran Puskesmas
dengan pendekatan multidisiplin dan dikoordinasikan oleh
Penanggung jawab Manajemen Mutu.
e. Perencanaan mutu dan kinerja meliputi perencanaan
mutu/kinerja manajemen, UKM dan UKP.
f. Perencanaan mutu meliputi :
1) Lokmin Bulanan
2) Lokmin Triwulan (Linsek)
3) Menyusun Pedoman Manual Mutu
4) Rapat Tinjauan Manajemen
5) Audit Internal
6) Kaji Banding
7) Penilaian Kinerja
8) Penilaian Indikator Mutu Klinis
9) Penilaian Indikator Perilaku
10) Penilaian Indikator Keselamatan Pasien
11) Identifikasi resiko
12) Monitoring Penilaian Indikator Mutu Klinis
13) Monitoring Penilaian Indikator Perilaku
14) Monitoring Penilaian Indikator Keselamatan Pasien
15) Monitoring Identifikasi resiko
16) Pelatihan internal dalam bidang teknis tertentu
g. Dalam upaya perbaikan mutu dan kinerja puskesmas
melibatkan/memberdayakan lintas sektor, lintas program,
dan masyarakat sebagai pengguna pelayanan.
h. Seluruh kegiatan mutu dan kinerja Puskesmas harus
didokumentasikan.
i. Penanggungjawab Manajemen Mutu (WMM) melaporkan
kegiatan peningkatan mutu kepada Kepala Puskesmas.
5
Bertujuan untuk mendukung proses penyelenggaraan
pelayanan upaya kesehatan di Puskesmas Lubuk Sikaping
yang meliputi manajemen, Sistem Informasi Puskesmas,
Sumber Daya Manusia (kepegawaian), Sarana Prasarana Alat
Kesehatan, Sarana Prasarana Penunjang (Urusan Rumah
Tangga), dan Sumber Daya Keuangan.
6
5) Pelayanan Gizi
6) Pelayanan Kefarmasian
7) Pelayanan Laboratorium
8) Pelayanan Rekam Medis.
9) Pelayanan TB
B. Ruang Lingkup
Ruang lingkup pedoman mutu ini adalah standar akreditasi
puskesmas, yang meliputi:
1. Persyaratan umum sistem manajemen mutu
2. Tanggung jawab manajemen
3. Manajemen sumber daya
4. Proses pelayanan UKM dan UKP
C. Tujuan
Pedoman mutu ini disusun sebagai acuan bagi Puskesmas Lubuk
Sikaping dan jejaringnya dalam membangun sistem manajemen mutu
dan Akreditasi baik untuk penyelenggaraan upaya kesehatan masyarakat
maupun Upaya Kesehatan Perorangan.
2. Acuan
Acuan yang digunakan dalam menyusun pedoman manual
mutu ini adalah buku pedoman penyusunan dokumen akreditasi
puskesmas tahun 2017.
7
1. Pelanggan adalah setiap orang yang menggunakan jasa
layanan puskesmas.
2. Kepuasan pelanggan adalah tingkat perasaan konsumen
setelah membandingkan antara apa yang dia terima dan
harapannya.
3. Pasien adalah orang yang memerlukan pelayanan klinis.
4. Koreksi adalah tindakan perbaikan untuk suatu
ketidaksesuaian terhadap standar yang berlaku.
5. Tindakan korektif/Perbaikan adalah tindakan untuk
menghilangkan penyebab ketidaksesuaian yang ditemukan
atau situasi yang tidak dikehendaki, dan mencegah
terulangnya ketidaksesuaian.
6. Tindakan preventif adalah tindakan yang diambil untuk mencegah
terjadinya ketidaksesuaian berdasarkan hasil identifikasi
potensi ketidaksesuaian.
7. Pedoman mutu adalah dokumen induk organisasi yang
berfungsi untuk pernyataan tujuan yang ingin dicapai oleh
Puskesmas dan berisi tentang kebijakan perusahaan untuk
memuaskan pelanggannya.
8. Dokumen adalah sebuah tulisan yang memuat informasi.
9. Rekaman adalah bukti pelaksanaan kegiatan sesuai dengan
standar.
10. Efisiensi adalah penggunaan sumber daya secara minimum
guna pencapaian hasil yang optimum.
11. Proses adalah urutan pelaksanaan atau kejadian yang terjadi
secara alami atau didesain menggunakan waktu, ruang, dan
sumber daya lainnya yang menghasilkan suatu hasil.
12. Sasaran mutu adalah target dari masing masing bagian yang
ingin dicapai dalam jangka waktu tertentu.
13. Perencanaan mutu adalah aktivitas pengembangan produk dan
proses yang mengarah pada pemenuhan kebutuhan pada
pelanggan.
14. Kebijakan mutu adalah pernyataan resmi yang tertuang dalam
pedoman manual mutu yang dapat digunakan untuk
meningkatkan mutu dan kinerja Puskesmas.
15. Sarana adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat
dalam mencapai maksud atau tujuan.
16. Prasarana adalah segala sesuatu yang merupakan penunjang
utama terselenggaranya suatu proses.
17. Masyarakat adalah sejumlah manusia dalam arti seluas-
luasnya dan terikat oleh suatu kebudayaan yang mereka
anggap sama.
8
BAB II
SISTEM MANAJEMEN MUTU DAN SISTEM PENYELENGGARAAN
PELAYANAN
A. Persyaratan Umum
1. Puskesmas Lubuk Sikaping berkomitmen untuk membangun
sistem manajemen mutu.
2. Puskesmas Lubuk Sikaping menetapkan, mendokumentasikan,
memelihara sistem manajemen mutu sesuai dengan standar
akreditasi Puskesmas.
3. Sistem ini disusun untuk memastikan telah diterapkannya
persyaratan pengendalian terhadap proses-proses
penyelenggaraan pelayanan kepada masyarakat baik
penyelenggaraan UKM maupun UKP, yang meliputi :
a. Kejelasan proses pelayanan dan interaksi proses dalam
penyelenggaraan pelayananan,
b. Kejelasan penanggung jawab,
c. Penyediaan sumber daya,
d. Penyelenggaraan pelayanan itu sendiri mulai dari
perencanaan yang berdasar kebutuhan
masyarakat/pelanggan,
e. Verifikasi terhadap rencana yang disusun,
f. Pelaksanaan pelayanan,
g. Verifikasi terhadap proses pelayanan dan hasil-hasil yang
dicapai,
h. Monitoring dan evaluasi,
i. Upaya penyempurnaan yang berkesinambungan.
B. Pengendalian Dokumen
Pengendalian dokumen di Puskesmas Lubuk Sikaping
dilaksanakan oleh sekrestaris mutu sebagai pengendali dokumen.
Dokumen Puskesmas tersebut terbagi atas dokumen asli, terkendali,
tidak terkendali dan dokumen kadaluarsa. Dokumen asli dan terkendali
hanya berada di Puskesmas, sedangkan dokumen tidak terkendali boleh
diberikan pada pihak lain yang membutuhkan untuk dicopy.
Tahap-tahap pengendalian dokumen adalah sebagai berikut :
1. Penyusunan dokumen
2. Pengesahan dokumen
3. Penomoran
4. Distribusi
5. Penyimpanan
6. Pencarian kembali
7. Penarikan dokumen yang kadaluwarsa
C. Pengendalian Rekaman
Rekam implementasi disimpan dan dipelihara sesuai dengan
prosedur, sehingga dapat dimanfaatkan sebagai bukti pelaksanaan
9
kegiatan dan dapat dimanfaatkan sebagai bahan analisis data dan
pengukuran kinerja.
BAB III
TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN
A. Komitmen manajemen
Kepala Puskesmas Lubuk Sikaping, Pengelola Administrasi,
Wakil Manajemen Mutu/Penanggung Jawab Mutu, Penanggungjawab
Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM), Penanggungjawab Upaya Kesehatan
Perorangan (UKP),Penanggung Jawab Program / Poli / Klinik / Unit
Penunjang dan seluruh staf Puskesmas Lubuk Sikaping bertanggung
jawab untuk menerapkan seluruh persyaratan yang ada di pedoman ini,
dan masing masing staf selalu mengawasi seluruh kegiatan yang
berkaitan dengan peningkatan mutu pelayanan.
C. Kebijakan mutu
a. Pimpinan Puskesmas, pengelola administrasi, koordinator
pelayanan kesehatan dan koordinator penunjang, penanggung
jawab upaya kesehatan dan program, pelaksana dan seluruh staf
Puskesmas Lubuk Sikaping berpartisipasi dan berkomitmen
untuk:
”Melakukan peningkatan serta perbaikan kualitas SDM, sarana
dan prasarana untuk menghasilkan pelayanan bermutu secara
konsisten sehingga memenuhi kepuasan pelanggan, serta
mentaati Peraturan Perundang - undangan yang berlaku”.
b. Tata nilai dalam menyediakan pelayanan baik UKP maupun UKM
disepakati bersama dan menjadi acuan dalam pemberian
pelayanan kepada masyarakat.
Tata nilai Puskesmas Lubuk Sikaping adalah “SEGEH”
S : Sopan
10
Artinya petugas dalam memberikan pelayanan kesehatan dengan
menerapkan 5S (Senyum, sapa, salam,sopan, santun).
E : Empati
Artinya memberikan pelayanan secara holistik dengan
memperhatikan biopsikososial.
G : Giat
Artinya memberikan pelayanan dengan cepat, tepat dan tanggap.
E : Efisien
Artinya memberikan pelayanan optimal sesuai dengan SOP.
H : Harmonis
Artinya kerjasama yang baik antara semua petugas untuk
pelayanan yang paripurna.
c. Kebijakan mutu dan tata nilai puskesmas dalam memberikan
pelayanan disusun secara bersama dan dituangkan dalam
pedoman manual mutu.
d. Perencanaan mutu disusun oleh seluruh jajaran Puskesmas
dengan pendekatan multidisiplin dan dikoordinasikan oleh
Penanggung jawab Manajemen Mutu.
e. Perencanaan mutu dan kinerja meliputi perencanaan
mutu/kinerja manajemen, UKM dan UKP.
f. Perencanaan mutu meliputi :
1) Lokmin Bulanan
2) Lokmin Triwulan (Linsek)
3) Menyusun Pedoman Manual Mutu
4) Rapat Tinjauan Manajemen
5) Audit Internal
6) Kaji Banding
7) Penilaian Kinerja
8) Penilaian Indikator Mutu Klinis
9) Penilaian Indikator Perilaku
10) Penilaian Indikator Keselamatan Pasien
11) Identifikasi resiko
12) Monitoring Penilaian Indikator Mutu Klinis
13) Monitoring Penilaian Indikator Perilaku
14) Monitoring Penilaian Indikator Keselamatan Pasien
15) Monitoring Identifikasi resiko
16) Pelatihan internal dalam bidang teknis tertentu
g. Dalam upaya perbaikan mutu dan kinerja puskesmas
melibatkan/memberdayakan lintas sektor, lintas program, dan
masyarakat sebagai pengguna pelayanan.
h. Seluruh kegiatan mutu dan kinerja Puskesmas harus
didokumentasikan.
i. Penanggungjawab Manajemen Mutu (WMM) melaporkan kegiatan
peningkatan mutu kepada Kepala Puskesmas.
11
indikator penyelenggaraan upaya puskesmas. Perencanaan disusun
dengan memperhatikan kebutuhan dan harapan pelanggan, hak dan
kewajiban pelanggan, serta upaya untuk mencapai sasaran kinerja
yang ditetapkan.
Perencanaan mutu puskesmas berisi program-program kegiatan
peningkatan mutu yang meliputi:
a. Penilaian dan peningkatan kinerja UKM
b. Penilaian dan peningkatan mutu UKP
c. Penilaian dan peningkatan mutu Admen
d. Upaya pencapaian lima sasaran keselamatan pasien
e. Penerapan manajemen risiko pada area prioritas
f. Pelaporan dan tindak lanjut insiden keselamatan pasien
g. Pendidikan dan pelatihan staf tentang mutu dan keselamatan
pasien.
Kepala Puskesmas menetapkan, melaksanakan dan
memelihara rencana manajemen mutu untuk mencapai tujuan
dan sasaran sesuai dengan kebijakan Puskesmas.
12
G.Komunikasi Internal
Komunikasi internal adalah komunikasi yang dilakukan antara
Kepala Puskesmas, Penanggung Jawab Mutu, Penanggung Jawab
UKM, UKP, Admen dan seluruh staf Puskesmas melalui :
1. Lokakarya mini Puskesmas Lubuk Sikaping yang
dilaksanakan setiap bulan dan diikuti oleh seluruh staf
Puskesmas.
2. Pertemuan rapat tinjauan manajemen (RTM) Puskesmas
Lubuk Sikaping yang dilaksanakan minimal 6 bulan sekali,
dan/atau bila diperlukan.
3. Konsultasi dari petugas ke Kepala Puskesmas dan sesama
petugas Puskesmas.
4. Apel pagi yang dipimpin langsung oleh Kepala Puskesmas
atau petugas lain sesuai jadwal.
5. Melalui media komunikasi seperti wa grup.
13
BAB IV
TINJAUAN MANAJEMEN
A. Umum
Kepala Puskesmas Lubuk Sikaping menetapkan Tinjauan
Manajemen dilaksanakan minimal 6 bulan sekali, dan/atau bila
diperlukan dalam bentuk Rapat Tinjauan Manajemen dengan cara
menetapkan, menerapkan dan memelihara prosedur tinjauan
manajemen untuk memastikan kesesuaian, kecukupan dan efektivitas
penerapan sistim manajemen mutu.
14
6. Pembahasan hasil survei kepuasan pelanggan
7. Pembahasan hasil penilaian kinerja
8. Masalah-masalah operasional yang terkait dengan penerapan
sistem manajemen mutu, penyelenggaraan pelayanan (UKP dan
UKM)
9. Rekomendasi untuk perbaikan
10. Rencana perbaikan/ perubahan yang perlu dilakukan
11. Penutup
15
BAB V
MANAJEMEN SUMBER DAYA
C. Infrastruktur
Kepala Puskesmas menetapkan, menyediakan dan
memelihara infrastruktur yang menunjang pelayanan kesehatan
meliputi :
1. Bangunan, ruang kerja dan utilitas
2. Sarana pendukung yang menjamin kesesuaian pelayanan dan
program
3. Peralatan yang diperlukan untuk proses pelayanan dan
program, dan pengendalian sistem data yang terkait dengan
pelayanan dan program kesehatan di Puskesmas Lubuk
Sikaping.
16
D. Lingkungan Kerja
1. Menetapkan dan mengelola lingkungan kerja seperti
penerangan dan temperatur yang mendukung pelayanan
yang dibutuhkan untuk mencapai kesesuaian dengan
persyaratan pelayanan.
2. Melaksanakan kegiatan pendukung guna menciptakan
lingkungan kerja yang sehat dan rapi seperti gerakan
pemberantasan sarang nyamuk dan olah raga.
3. Menciptakan lingkungan puskesmas hijau, bersih dan
nyaman
4. Menciptakan lingkungan Puskesmas Lubuk Sikaping sebagai
kawasan tanpa rokok (KTR)
5. Dalam rangka efisiensi diharapkan kepada semua staf
mematikan lampu ruangan kerja, komputer dan peralatan
elektronik jika meninggalkan ruangan.
17
BAB VI
PENYELENGGARAAN PELAYANAN
18
Dalam pelaksanaannya, Upaya Kesehatan Masyarakat
sebagaimana direncanakan di atas dapat diakses sesuai dengan
jadwal yang telah ditetapkan oleh Puskesmas melalui Upaya
Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM) seperti posyandu dan
posbindu.
Dalam menjalankan fungsi pelayanannya, maka Puskesmas
memonitor, mengukur dan memvalidasi hasil pelaksanaan
pelayanan kesehatan masyarakat apakah sesuai dengan
persyaratan sistem manajemen mutu yang telah ditetapkan yakni
dengan melakukan audit yang terencana. Jika ditemukan adanya
ketidaksesuaian maka bagian terkait harus melakukan tindakan
perbaikan atas ketidaksesuaian yang terjadi. Target kinerja
pelayanan kesehatan masyarakat berpedoman pada Standar
Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan dan indikator kinerja
program UKM.
3. Penyelenggaraan UKM
a. Pengendalian proses penyelenggaraan upaya
Puskesmas menentukan pengendalian pelayanan dan
proses pelayanan ruang lingkup puskesmas melalui:
1) Pengendalian proses pelaksanaan UKM dilakukan
dengan menetapkan pedoman/panduan program,
kerangka acuan program/kegiatan dan SOP pelaksanaan
kegiatan.
2) Penanggung Jawab dan pelaksana UKM melaksanakan
kegiatan sesuai dengan pedoman/panduan/kerangka
19
acuan / SOP / rencana kegiatan yang telah disusun, dan
berdasarkan kebutuhan dan harapan masyarakat/
sasaran.
3) Penanggung Jawab UKM memastikan jadwal kegiatan,
tempat kegiatan dan petugas pelaksana yang kompeten.
4) Menetapkan pengukuran dan pemantauan kegiatan.
20
1. Identifikasi kemungkinan terjadinya resiko terhadap
lingkungan dan masyarakat dalam pelaksanaan
kegiatan.
2. Melakukan analisa resiko.
3. Merencanakan upaya pencegahan dan meminimalisasi
resiko.
4. Melakukan upaya pencegahan dan meminimalisasi
resiko.
5. Evaluasi upaya pencegahan dan meminimalisasi resiko.
2) Audit internal
Tujuan audit adalah untuk memastikan sistem
manajemen mutu diimplementasikan secara efektif dan
hasilnya sesuai dengan yang telah direncanakan.
Tim audit dibentuk oleh Penaggungjawab Mutu yang
dibekali pelatihan yang cukup sebelum melaksanakan
audit yang disahkan oleh Kepala Puskesmas
Program audit direncanakan oleh ketua tim audit
dengan mempertimbangkan tingkat kepentingan dan
kekritisan unit yang akan diaudit
Audit harus dilakukan secara sistematis, objektif,
terencana dan terdokumentasi serta mengedepankan
integritas dan independensi.
Audit harus dilakukan sesuai dengan prosedur audit
yang telah ditetapkan.
Dalam setiap pelaksanaan audit , auditor harus
memperhatikan hasil audit yang terdahulu untuk
mengevaluasi efektivitasnya.
21
Kriteria audit, lingkup, frekuensi dan metode-metode
yang akan digunakan dipastikan ditentukan dalam
prosedur audit internal.
Pelaksanaan audit dilakukan secara objektif dan
mengikuti ketentuan persyaratan audit.
Program yang diperiksa bertanggung jawab untuk
menindak-lanjuti temuan audit pada programnya.
Tindakan koreksi diambil segera mungkin untuk
mengeliminasi ketidak-sesuaian yang telah
ditemukan.
Tindak lanjut audit harus mencakup verifikasi
terhadap tindakan tindakan yang telah diambil.
Ketua tim audit bertanggung jawab dan melapor
kepada Penanggung Jawab Mutu.
22
dengan kebijakan, pedoman/panduan, kerangka acuan dan SOP
upaya yang telah ditetapkan.
d. Analisis Data
Hasil yang tidak sesuai atau tidak tercapai dilakukan
analisis penyebab masalah dengan tahapan identifikasi masalah,
tetapkan masalah prioritas, tentukan penyebab masalah,
tentukan alternatif pemecahan masalah, buat keputusan
pemecahan masalah yang akan direncanakan untuk tahun
depan, melalui mekanisme penyusunan perencanaan tingkat
puskesmas.
e. Peningkatan Berkelanjutan
Mekanisme yang harus dilakukan untuk mengendalikan
peningkatan berkelanjutan dengan manajemen mutu dengan
tahapan / siklus: perencanaan, pelaksanaan, analisis, dan tindak
lanjut untuk semua penyelenggaraan secara terus menerus.
f. Tindakan Korektif
Hasil audit internal, hasil monitoring indikator kinerja, dan
indikator mutu dapat dilakukan tindakan korektif untuk
perbaikan pelaksanaan kegiatan selanjutnya.
g. Tindakan Preventif
Hasil audit internal, hasil monitoring indikator kinerja, dan
indikator mutu dapat dilakukan tindakan preventif untuk
perbaikan pelaksanaan kegiatan selanjutnya.
23
tersebut, dokter/ petugas medis dapat menentukan
apakah pelayanan kesehatan dapat diberikan atau tidak.
24
setiap bulannya, kemudian dilakukan analisa
terhadap hasil penilaian tersebut .
4) Penanggung jawab mutu layana klinis menilai
indikator prilaku yang telah ditetapkan setiap
bulannya , dan di lakukan analisis terhadap hasil
penilaian tersebut.
25
l) Mengajukan usul, saran, perbaikan, atas perlakuan
Puskesmas terhadap dirinya.
m) Menolak pelayanan bimbingan rohani yang tidak
sesuai dengan agama dan kepercayaan yang dianut.
n) Mendapatkan perlindungan atas rahasia kedokteran
termasuk kerahasiaan rekam medik.
o) Mendapatkan akses terhadap isi rekam medi.
p) Memberikan persetujuan atau menolak untuk
menjadi bagian dalam suatu penelitian kesehatan.
q) Menyampaikan keluhan atau pengaduan atas
pelayanan yang diterima.
r) Mengeluhkan pelayanan Puskesmas yang tidak
sesuai standar pelayanan melalui media cetak dan
elektronik sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang – undangan.
s) Menggugat dan/atau menuntut Puskesmas apabila
Puskesmas diduga memberikan pelayanan tidak
sesuai dengan standar baik secara perdana ataupun
pidana.
2) Kewajiban Pasien
a) Mematuhi peraturan yang berlaku di Puskesmas.
b) Menggunakan fasilitas puskesmas secara
bertanggungjawab.
c) Menghormati hak-hak pasien lain, pengunjung dan
hak tenaga kesehatan serta pertugas lainnya yang
bekerja di Puskesmas.
d) Memberikan informasi yang jujur, lengkap dan
akurat sesuai kemampuan dan pengetahuannya
tentang masalah kesehatannya.
e) Memberikan informasi mengenai kemampuan
finansial dan jaminan kesehatan yang dimilikinya.
f) Mematuhi rencana terapi yang direkomendasikan
oleh tenaga kesehatan di Puskesmas dan disetujui
oleh ppasien yang bersangkutan setelah
mendapatkan penjelasan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang – undangan.
g) Menerima segala konsekuensi atas keputasan
pribadinya untuk menoak rencana terapi yang
direkomendasikan oleh tenaga kesehatan dan atau
tidak mematuhi petunjuk yang diberikan oleh
tenaga kesehatan dalam rangka penyembuahan
penyakit atau masalah kesehatannya.
h) Memberikan imbalan jasa atas pelayamnan yang
diterima.
26
1) Spesimen labor
Setiap specimen labor diberikan label yang memuat
identitas pasien untuk mencegah terjadinya
kesalahan.
2) Rekam Medis
Rekam medis disusun dalam bentuk family folder,
disimpan dalam ruang rekam medis dan untuk
mengakses rekam medis diatur dalam kebijakan
kepala Puskesmas.
27
insiden yang terjadi di tindak lanjuti sesuai dengan
prosedur yang telah ditetapkan untuk semua tingkatan
insiden dan di lakukan secara tim oleh tim medis dan tim
keselamatan pasien
28
berkelanjutan (Continual Improvement) adalah dengan
melakukan pengukuran, analisis data dan perbaikan.
2) Audit internal
Untuk mengevaluasi penerapan dan efektivitas
sistem manajemen mutu di Puskesmas Lubuk
Sikaping maka dilakukan Audit Internal secara
berkala, 2 kali dalam setahun.
Dalam melaksanakan audit internal ini Puskesmas
Lubuk Sikaping , mempertimbangkan:
Kriteria, lingkup, dan metode audit
Auditor yang independen (tidak mengaudit unit
kerja yang menjadi tanggung jawabnya).
29
kotak kepuasan pelanggan. Dilakukan oleh tim
survei kepuasan pelanggan.
d. Analisis data
Berdasarkan data yang didapat dari hasil
pemantauan dan pengukuran, maka Puskesmas Lubuk
Sikaping melakukan analisis terhadap:
1. Pencapaian sasaran mutu
2. Tingkat kepuasan pelanggan
3. Tingkat kesesuaian mutu pelayanan
e. Peningkatan berkelanjutan
Dalam menjalankan fungsi pelayanannya, maka
Puskesmas memonitor, mengukur dan memverifikasi hasil
pelaksanaan jasa pelayanan kesehatan apakah sesuai
dengan persyaratan sistem manajemen mutu yang telah
ditetapkan yakni dengan melakukan audit yang
terencana.
f. Tindakan korektif
Dalam hal terjadi ketidaksesuaian yang berkaitan
dengan sistem manajemen mutu Puskesmas Lubuk
Sikaping , maka dilakukan tindakan perbaikan yang
sesuai untuk menghilangkan penyebab ketidaksesuaian
dan mencegah terulangnya hal tersebut.
Tindakan Perbaikan mencakup:
Peninjauan ketidaksesuaian.
Identifikasi penyebab ketidaksesuaian.
Menetapkan dan menerapkan tindakan yang sesuai.
Peninjauan tindakan koreksi.
g. Tindakan preventif
Untuk setiap penyebab ketidaksesuaian potensial
yang dapat terjadi dan belum terjadi yang berkaitan
dengan sistem manajemen mutu di Puskesmas Lubuk
Sikaping , maka ditetapkan tindakan pencegahan agar
tidak terjadinya ketidaksesuaian.
Tindakan pencegahan mencakup:
Penetapan ketidaksesuaian dan penyebabnya.
Penetapan dan penerapan tindakan yang sesuai.
Peninjauan tindakan pencegahan.
30
BAB VII
PENUTUP
31